Anda di halaman 1dari 17

KEBIJAKAN FISKAL MENDORONG INVESTASI

Oleh :
KELOMPOK II
MARLINA (NIM: G2E119005)
RENY (NIM : G2E120009)

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2020
BAB I
A. Latar Belakang Masalah
Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah
dalam bidang anggaran dan belanja negara yang
bertujuan untuk mempengaruhi jalannya
perekonomian. Kebijakan fiskal bukan semata-mata
kebijakan dalam bidang perpajakan, akan tetapi
menyangkut bagaimana mengelola pemasukan dan
pengeluaran negara untuk mempengaruhi
perekonomian.
Kebijakan ekonomi suatu negara tidak bisa lepas
dari campur tangan pemerintah, karena
pemerintah memegang kendali atas segala sesuatu
yang menyangkut semua kebijakan yang bermuara
kepada keberlangsungan negara itu sendiri.
Investasi mempunyai peranan sangat penting
dalam pembangunan ekonomi nasional, termasuk
sektor pertanian. Dalam perspektif jangka panjang
ekonomi makro, investasi akan meningkatkan stok
kapital, dimana penambahan stok kapital akan
meningkatkan kapasitas produksi masyarakat yang
kemudian mempercepat laju pertumbuhan
ekonomi nasional.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang  telah
dipaparkan diatas maka dapat
dinyatakan rumusan masalah
sebagaiberikut:
1.  Bagaimanakah keadaaan investasi di
Indonesia?
2.  Bagaimana pengaruh kebijakan fiskal
mendorong investasi di Indonesia?

B. Tujuan dan Manfaat Penulisan


Adapun tujuan yang menjadi dasar
penulisan paper ini adalah sebagai
berikut:
1.  Untuk mengetahui dan menganalisis
keadaaan investasi di Indonesia.
2.  Untuk mengetahui pengaruh
kebijakan fiskal mendorong investasi
di Indonesia
KAJIAN TEORI

• Kebijakan Fiskal Kebijakan fiskal diartikan tindakan kebijaksanaan


yang dilakukan oleh pemerintah, yang berkaitan dengan
pendapatan dan pengeluaran uang (Syamsi, 1983). Kebijakan
fiskal Negara Indonesia tercermin dalam Anggaran Pendapat
Belanja Negara (APBN). Dalam APBN tersebut, terdapat
penetapan pemerintah mengenai alokasi dan distribusi keuangan
negara. Mengingat urgennya bidang ini dalam pembangunan
perekonomian negara. Kebijakan fiskal juga berpengaruh
terhadap inflasi. Berdasarkan hasil penelitian (Surjaningsih, N.,
Utari, G. A. D., & Trisnanto, B., 2012) bahwa dampak kebijakan
fiskal terhadap output dan inflasi adalah suatu kondisi kenaikan
pengeluaran pemerintah berdampak positif terhadap PDB
sementara kondisi kenaikan pajak berdampak menurunkan PDB.
KEBIJAKAN FISKAL DAN INVESTASI
• Instrumen Kebijakan Fiskal serta Investasi Swasta memiliki
hubungan korelasi positif yang sangat kuat terhadap
Pertumbuhan Ekonomi. Pengujian hipotesis juga
menunjukkan bahwa hubungan Instrumen Kebijakan Fiskal
dan Investasi Swasta baik secara parsial maupun secara
bersama-sama menunjukkan hubungan pengaruh signifikan
terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Instrumen Kebijakan Fiskal
dan Investasi Swasta memiliki hubungan korelasi positif yang
sangat kuat terhadap Belanja Pemerintah. Pertumbuhan
Ekonomi memiliki hubungan positif yang kuat terhadap
Belanja Pemerintah (Jones,2018)
PEMBAHASAN
• Investasi
Investasi mempunyai peranan
sangat penting dalam
pembangunan ekonomi nasional.
Dalam perspektif jangka panjang
ekonomi makro, investasi akan
meningkatkan stok kapital,
dimana penambahan stok kapital
akan meningkatkan kapasitas
produksi masyarakat yang
kemudian mempercepat laju
pertumbuhan ekonomi nasional.
Melihat prospek investasi
pertanian, dan merumuskan
kebijakan untuk mendorong
investasi di bidang pertanian di
Indonesia
Beberapa saran kebijakan untuk mendorong
pertumbuhan investasi adalah:
• Menciptakan stabilitas kondisi politik, sosial dan
ekonomi;
• Membangun pemerintahan yang bebas dari
korupsi, adanya konsistensi, kejelasan dan
kepastian kebijakan pemerintah jangka panjang,
serta birokrasi yang efisien;
• Menciptakan fungsi sektor pembiayaan yang
efektif dan sistem ketenagakerjaan yang kondusif;
• Menciptakan sistem perpajakan dan prosedur
perdagangan ekspor-impor dan domestik yang
mudah dan sederhana;
• Mempermudah kepemilikan atau kontrak tanah
perusahaan swasta tetapi mayoritas lahan
pertanian jangan sampai dikuasai perusahaan
asing;
• Membatalkan semua Peratuan Daerah (Perda)
yang menghambat kegiatan investasi dan bisnis;
• Dan meningkatkan investasi pemerintah yang
sangat diperlukan sebagai komplemen bagi
investasi swasta dan rakyat di bidang pertanian.
Di Indonesia, investasi di bidang infrastruktur biasanya
dilakukan oleh pemerintah, sedangkan di bidang produksi riil
dilakukan oleh pelaku usaha, baik perusahaan (BUMN, swasta
domestik dan swasta asing), maupun rumah tangga pertanian.
World Bank (2009) memperlakukan pengeluaran untuk
insfrastruktur (pengairan dan jalan pertanian), subsidi input,
litbang dan penyuluhan pertanian sebagai pengeluaran
pemerintah (public spending) untuk pembangunan pertanian.
Investasi oleh perusahaan asing dilakukan sendiri atau
patungan (joint venture) dengan perusahaan domestik yang
membentuk MNC (Multi National Corporation). Perusahaan
peternakan ayam ras (pedaging dan petelur) dan perbenihan
banyak dilakukan oleh perusahaan MNC. Rumah tangga petani
melakukan investasi dalam bentuk pembelian indukan ternak
sapi untuk pembibitan, susu dan hewan tarik, perbaikan
saluran irigasi kuarter, dan alsintan (traktor, sprayer, alat
perontok gabah, pemipil jagung, pengepres bahan olahan
karet, alat pengering tembakau, dan lain-lain). Biaya
pembukaan lahan usaha pertanian dan tanaman yang
diusahakan hingga menjelang panen pertama dapat juga
dikategorikan sebagai kegiatan investasi, baik oleh perusahaan
(BUMN dan swasta) maupun rumah tangga petani.
• Keadaan Investasi di indonesia saat ini
Wabah COVID-19 telah memberikan dampak serius pada
hampir seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia.
Pengaruh yang ditimbulkan tidak hanya pada satu bidang,
namun hampir di seluruh aktivitas yang ada. Salah satu
aspek yang menjadi perhatian di tengah merebaknya virus
Corona adalah investasi. Adanya berbagai pembatasan di
suatu negara sudah tentu berimbas pada aktivitas ekonomi.
Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM sendiri
telah mengakui, virus Corona atau COVID-19 adalah
ancaman serius yang cepat atau lambat akan
mempengaruhi stabilitas suatu negara, termasuk Indonesia.
Menurut Rizal Calvary Marimbo, anggota Komite Investasi
Bidang Komunikasi dan Informasi BKPM, penurunan nilai
investasi akan sangat kentara jika dilihat dari hubungan
perdagangan yang melibatkan negara-negara episentrum
COVID-19, salah satunya adalah RRT.Adanya pembatasan
atau lockdown membuat aktivitas perdagangan terdampak
dengan nilai kerugian yang tidak sedikit.Kegiatan ini
mencakup semua aktivitas bisnis yang berkaitan dengan
pasokan bahan material yang berhubungan langsung
dengan RRT, baik ekspor maupun impor.
Kebijakan Fiskal untuk Mendorong Investasi di
Indonesia
Adanya kebijakan yang diambil pemerintah mengenai social
distancing maupun Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
sangat mempengaruhi perputaran perekonomian, di
antaranya aktivitas pada sektor Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM), sektor pariwisata, dan sektor manufaktur yang
menyebabkan pertumbuhan ekonomi menjadi
melambat.Kebijakan PSBB membuat masyarakt tidak dapat
keluar rumah secara bebas, masyarakat mau tidak mau harus
bekerja di rumah atau dikenal dengan Work From Home
(WFH). Sektor pariwisata tentu saja sangat terancam karena
hal ini.

Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat


pemerintah untuk mengarahkan ekonomi suatu negara
melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak)
pemerintah. Kebijakan fiskal berbeda dengan kebijakan
moneter, yang bertujuan menstabilkan perekonomian dengan
cara mengontrol tingkat bunga dan jumlah uang beredar.
Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan
pajak.
Dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini,
pemerintah menerapkan kebijakan fiskal
terhadap penerimaan dan pengeluaran
negara untuk menjaga pertumbuhan
ekonomi maupun kestabilan
perekonomian.Dari sisi penerimaan,
pemerintah harus memperhatikan
pemberian kontribusi penerimaan dari PPN
dan PPh Badan yang selama ini menjadi
andalan pemerintah.Dari sisi pengeluaran,
pemerintah harus mampu memperhatikan
realisasi penggunaan dana tersebut agar
tepat sasaran dan mengutamakan kegiatan
prioritas pencegahan pandemi Covid-19.
Untuk menekan defisit anggaran terhadap
pembiayan-pembiayan pemerintah dapat
melakukan refocusing/revisi terhadap
anggaran yang ada di APBN untuk
dioptimalkan penggunaannya selama masa
pandemik Covid-19.
•Wujud Optimisme Investasi di Tahun 2021
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas optimistis
investasi di Indonesia akan pulih pada 2021. Tak tanggung-tanggung,
Bappenas memperkirakan investasi akan melonjak 6,4%, setelah cukup
terdampak sejak wabah Covid-19 bermula pada tahun lalu. "Investasi
terhadap perekonomian Indonesia akan memberikan kontribusi 31,5%,"
ungkap Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia A
Widyasanti dalam acara “Outlook Pembangunan 2021” yang digelar
virtual pada pertengahan Desember lalu. Berdasarkan data Bappenas,
realisasi investasi pada 2021 ditargetkan mencapai Rp858,5 triliun, lebih
tinggi dibandingkan target realisasi 2020 yang mencapai Rp817,2 triliun.
Winny juga berharap, arus masuk investasi ke dalam negeri, baik
investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN) dari sektor industri pengolahan akan mencapai sekitar
Rp270 triliun.
Perbaikan iklim usaha untuk investasi yang mendukung sektor prioritas
nasional menjadi faktor yang utama dalam pemulihan ekonomi pada
2021. Kepastian hukum berusaha dan investasi diharapkan tercipta
seiring implementasi UU Cipta Kerja. Begitu juga, adanya iklim
ketenagakerjaan yang mendukung iklim investasi. Kemudahan usaha dan
investasi juga diwujudkan melalui, antara lain, pelayanan perizinan
investasi dengan online single submission (OSS), insentif fiskal dan
nonfiskal untuk investasi teknologi menengah dan tinggi, dan
memfasilitasi permasalahan rencana tata ruang wilayah (RTRW).

Anda mungkin juga menyukai