Anda di halaman 1dari 49

PERSPEKTIF El

Politik & Kebijatan

MENUJU NEGARA MARITIM

S
EJAK zaman kerajaan-kerajaan jauh sebelum Indonesia
merdeka, semangat maritim sudah menggelora di bumi
pertiwi tercinta ini, bahkan beberapa kerajaan zaman itu
mampu menguasai lautan dengan armada perang dan dagang yang
besar. Narnun, semangat maritim tersebut menjadi luntur tatkala
Indonesia mengalami penjajahan oleh pemerintah kolonial Belanda.
Pola hidup dan orientasi bangsa "dibelokkan" dari orientasi mari•
time ke orientasi agraris (darat).

Memasuki zaman kemerdekaan, berbagai upayapun telah


dilakukan oleh para pendahulu bangsa ini untuk kembali
menggelorakan semangat maritim bangsa Indonesia. Sebagai negara
merdeka, Indonesia mulai berupaya mendapatkan pengakuan dunia
sebagai Negara Kepulauan. N amun, upaya ini tidaklah mudah
karena dibu• tuhkan kemampuan diplomasi serta pemahaman
tentang hukum laut clan hukum internasional yang baik.
Akhirnya pada tanggal
13 Desember 1957 terbitlah Pengumuman Pemerintah tentang Per•
airan Indonesia yang dikenal dengan "Deklarasi Djuanda" yang
mendeklarasikan Wawasan Nusantara yang bertujuan untuk me•
nyatukan nusantara dalam suatu kekuatan hukum untuk meng•
hindari disitegrasi bangsa Indonesia. Meski secara de yure sejak
Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, sudah ditetapkan

9Perspehtif Menuju Masa Depan Maritim Indonesia []9


M EN U JU N EG A R A M A R
ITI M

bahwa Indonesia yang diproklamasikan adalah Ex Nederlands


Indie (Hindia Belanda), sebuah negara yang terdiri dari gugusan
pulau yang kini dikenal dengan Negara Kepulauan. Pelurusan
sejarah dan persamaan persepsi hams dibangun bahwa "Deklarasi
Djuanda" 1957 bukan awal dari deklarasi Indonesia sebagai Negara
Kepulauan namun merupakan penyesuaian terhadap Proklamasi
17 Agustus 1945.

Pengakuan Intemasional bahwa Indonesia merupakan Negara


Kepulauan akhirnya tercapai dalam Konvensi Hukum Laut PBB
(UNCLOS) 1982. PBB memberikan kewenangan dan memperluas
wilayah laut Indonesia dengan segala ketatapan yang mengikutinya.
Perluasan wilayah Indonesia dalam UNCLOS 1982 tidak hanya
wilayah laut teteapi juga wilayah udara. Selain itu juga terjadi
perluasan hak-hak berdaulat atas kekayaan alam di ZEE serta landas
kontinen serta Indonesia juga masih memiliki hak atas pengelolaan
natural reseources di laut bebas dan di dasar samudera. Kesemuanya
ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang sangat kaya.

Dekalarasi DJuanda 1957 yang menegaskan konsepsi Wawasan


Nusantara memberikan kita anugerah yang luar biasa baik itu laut,
darat maupun udara. Sementara UNCLOS 1982 menempatkan
Indonesia sebagai Negara Kepulauan dengan potensi ekonomi
maritim sangat besar. Sebagai Negara Kepulauan terbesar di dunia,
Indonesia memiliki wilayah laut seluas 5,8 juta km2 yang
terdiri dari wilayah teritorial sebesar 3,2 juta km persegi dan
wilayah Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEE) 2,7 juta km2.
Selain itu, terdapat
17.504 pulau di Indonesia dengan garis pantai sepanjang 81.000 km.
Dengan cakupan yang demikian besar dan luas, tentu saja maritim
Indonesia mengandung keanekaragaman suberdaya alam laut yang
potensial, baik hayati dan non-hayati yang tentunya memberikan nilai
yang luar biasa pada sumber daya alam seperti ikan, terumbu karang
dengan kekayaan biologi yang bernilai ekonomi tinggi, wilayah
22O]9perspe ttif Menuju Masa Depan Maritim
Indonesia
M EN UJU NEG A RA M A RITIM

wisata bahari, sumber energi terbarukan maupun minyak dan gas


burni, mineral langka dan juga media transportasi antar pulau yang
sangat ekonornis. Letak geografis kita strategis, di antara dua benua
dan dua sarnudra dirnana paling tidak 70 persen angkutan barang
melalui laut dari Eropa, Timur Tengah dan Asia Selatan ke wilayah
Pasifik, dan sebaliknya, hams melalui perairan kita.

Permasalahan yang muncul kemudian adalah sejauh mana bangsa


ini memanfaatkan peluang yang begitu fantastis itu. Pada zaman
pemerintahan Ir. Soekamo sebagai presiden selalu terkumandang
semangat maritim, namun dalarn implementasi kebijakan pemba•
ngunan khusus dibidang laut sepertinya tidak serius, namun
paling tidak sudah ada upaya menggelorakan semangat maritim.
Salah satu pemyataan Soekarno pada National Maritime Convention
(NMC) 1963 adalah "Untuk membangun Indonesia menjadi negara
besar, negara kuat, negara makmur, negara damai yang merupakan
national building bagi negara Indonesia. Maka negara dapat
menjadi kuat jika dapat menguasai lautan. Untuk menguasai lautan
kita harus menguasai armada yang seirnbang.

Kondisi hilangnya orientasi pembangunan maritim bangsa Indonesia


semakin jauh tatkala memasuki era Orde Baru, kebijakan pem•
bangunan nasional
f
lebih diarahkan ke pembangunan berbasis daratan
(land based oriented development) yang dikenal dengan agraris,
bahkan dengan bangga Indonesia dideklarasikan sebagai negara
agraris penghasil produk rempah-rempah dan produksi pertanian
yang spektakuler. Kebijakan Orde Baru ini sejalan dengan perlakuan

..
pemerintah kolonial Belanda saat menjajah bangsa Indonesia.
Orientasi dan semangat maritim bangsa Indonesia dibelokkan
dari orientasi maritime ke orientasi daratan untuk mengahasilkan
komoditas perdagangan rempah-rempah yang saat itu merupakan
primadona dunia yang sangat menguntungkan pihak penjajah.
Menjadi pertanyaan mendasar, mengapa era Orde Baru
melakukan

9PerspettifMenuju Masa Depan Maritim Indonesai [l


M EN U JU N EG A R A M A R
ITIM

kesalahan fatal dalarn rnenentukan arah kebijakan pernbangunan


nasional. Jawaban dari pertanyaan tersebut sangat sulit terjawab
hingga kini. Kekonyolan tersebut terns berlanjut tatkala rnernasuki
era Reforrnasi, dimana orientasi kebijakan pernbangunan nasional
semakin tidak jelas.

Beberapa elemen bangsa yang rnernaharni betul potensi terbesar


Indonesia sebagai Negara Kepulauan terns betjuang untuk
rnenggelorakan sernangat untuk rnenjadikan Indonesia sebagai
Negara Maritirn. Sebagai catatan, bahwa pengertian Negara Ke•
pulauan dan Negara Maritim sangatlah jauh berbeda. Negara Ke•
pulauan adalan ciri sebuah negara yang secara geografis terdiri atas
banyak pulau yang terikat dalam suatu kesatuan negara. Sedangkan
Negara Maritirn adalah sebuah negara yang rnenguasai sernua
kekuatan strategis di lautan yang didukung oleh kekuatan rnaritirn
baik itu aramada perdagangan, armada perang, Industri rnaritirn
serta kebijakan pernbangunan negara yang berbasis rnaritirn.

Jika rnencerrnati istilah tentang NegaraMaritirn, rnaka saatini


Indonesia belurn bisa dikatagorikan sebagai Negara Maritirn tapi
rnasih sebatas Negara Kepulauan. Narnun jika ada kesepaharnan dan
ada komitmen para pemimpin bangsa ini untuk menjadikan Indonesia
sebagai Negara Maritirn yang besar dan kuat serta disegani dunia
Intemasional, peluangnya sangatlah besar. Modal dasar sebagai
Negara Kepulauan dengan posisi strategis serta kekayaan
surnberdaya alarn yang begitu melimpah memberikan peluang
yang sangat besar bagi Indonesia untuk merealisasikan "Kodrat
Tuhan" untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang besar dan
paling strategis di dunia. Selain itu juga bisa lebih dimaksimalkan
pencapaian cita-cita bangsa Indonesia rnenuju rnasyarakat yang adil
dan rnakrnur.

Perjuangan menuju Negara Maritirn rnernang tidak rnudah, narnun


jika seluruh bangsa ini rnemiliki kesarnaan visi dan kebulatan tekad
2]9perspettif Menuju Masa Depan Maritim
Indonesia
MARITIME POLICY: LANGKAH MENUJU NEGARA MARITI M

maka hal tersebut bukanlah hal yang mustahil. Deklarasi


Djuanda
1957 dan UNCLOS 1982 memberikan peluang yang besar bagi
bangsa Indonesia untuk diimplementasikan secara serius melalui
kebijakan• kebijakan pembangunan nasional yang memprioritaskan
orientasi yang berbasis maritim. Melahirkan kebijakan
pembangunan melaui perundang-undangan, pembangunan
kekuatan armada pertahanan, armada perdagangan, industri dan
jasa maritim yang ditunjang dengan penguasaan IPTEK
merupakan upaya serius yang harus segera dilakukan menuju
Indonesia sebagai NEGARA MARITIM ... "Jaya di laut, Sejahtera di
darat dan perkasa di udara".

MARITIME
POLICY: LANGKAH MENUJU NEGARA
MARITIM

Indonesia berada di peringkat 18 perekonomian dunia. Namun,


sejak merdeka 65 tahun silam, Indonesia hingga kini masih menjadi
negara berkembang dengan tingkat pengangguran dan kemiskinan
yang tinggi, GNP per kapita kecil (2.300 dolar AS), serta daya saing
ekonomi rendah. Bahkan, The United Nations Development
Programme (UNDP) menempatkan Indonesia pada peringkat 108
untuk indeks pembangunan manusia (1PM).

Faktor terpuruknya perekonomian Indonesia adalah paradigma


pembangunanyangberorientasikedaratan(land-based development).
Sementara laut hanya diperlakukan sebagai tempat eksploitasi
sumber daya alam (SDA), pembuangan limbah, dan kegiatan ilegal.
Untuk itu, diperlukan Maritime Policy untuk mengembalikan per•
ekonornian Indonesia ke titahnya sebagai negara kepulauan.

Saat ini kebijakan pembangunan kelautan Indonesia belum dilak•


sanakan secara parsial. Masing-masing kementerian berjalan
9 Perspehtif Menuju Masa Depan Maritim
Indonesia]d
MARITIME POLICY: LANG KAH MENUJU NEGARA MARITIM

sendiri-sendiri. Sebagai contoh Undang-undang (UU) No


17/2008
,tentang Pelayaran, motornya adalah Kementerian Perhubungan;
UU No 27/2007, tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau•
Pulau Kecil dan Undang-Undang No 31/2004, tentang Perikanan, di
. bawah komando Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Dalam membangun Indonesia sebagai negara maritim dibutuhkan


satu wadah kementerian koordinator yang ditunjang undang•
undang kelautan. Sebut saja kementerian koordinator kelautan atau
maritim. Melalui upaya ini diharapkan pembangunan kelautan
Indonesia bisa dilaksanakan secara terintegrasi sehingga roda per•
ekonomian negara meningkat. Karena itu, pemerintah harus segera
mengubah paradigma pembangunan, sebab ekonomi maritim me-

2l] 9perspettif Menuju Masa Depan Maritim


Indonesia
MARITIME POLICY: LANG KAH MENUJU NEGARA MARITIM

nyimpan potensi menggerakkan perekonomian nasional. Mulai dari


sektor perikanan, pertambangan dan energi, pariwisata bahari, per•
hubungan laut, sumber daya pulau-pulau kecil, SDA non-konven•
sional, industri sampai dengan jasa maritim .
.
Total potensi ekonomi maritim Indonesia sangat besar. Diperkirakan
mencapai Rp7.200 triliun per tahun atau enam kali lipat dari APBN
2011 (Rpl.299 triliun) dan satu setengah kali PDB saat ini (RpS.000
triliun). Ditaksir lapangan kerja yang tersedia sekitar 30 juta orang.

Ke depan ekonomi maritim akan semakin strategis seiring dengan


pergeseran pusat ekonomi dunia dari bagian Atlantik ke Asia-Pasifik.
Hal ini sudah terlihat 70 persen perdagangan dunia berlangsung di
kawasan Asia-Pasifik. Secara detail 75 persen produk dan komoditas
yang diperdagangkan dikirim melalui laut Indonesia dengan nilai
sekitar 1.300 triliun dolar AS per tahun.

Potensi ini dimanfaatkan Singapura, dengan membangun pelabuhan


pusat pemindahan (transhipment) kapal-kapal perdagangan dunia.
Negara yang luasnya hanya 692.7 km2, dengan penduduk 4,16 juta
jiwa itu kini telah menjadi pusat jasa transportasi laut terbesar di
dunia. Bahkan ekspor barang dan komoditas Indonesia 70 persen
melalui Singapura. Saat ini Malaysia mencoba menyamai Singapura
dengan membangun pelabuhan Kelang dan Tanjung Pelepas.
Ironisnya, sebagai negara yang memiliki wilayah laut dan pesisir
terluas, Indonesia hanya bisa menjadi penonton.

Mengenai sumber pertambangan dan energi, 70 persen minyak dan


gas bumi diproduksi di kawasan pesisir dan laut. Dari 60 cekungan
yang potensial mengandung migas, 40 cekungan terdapat di lepas
pantai, 14 di pesisir, dan hanya enam di daratan. Potensi cekungan•
cekungan tersebut diperkirakan sebesar 11,3 miliar barel minyak bumi.
Sementara gas bumi tercadang sekitar 101,7 triliun kaki kubik.

9Perspettif Menuju Masa Depan Maritim Indonesia [


ZZ
MARITIME POLICY: LANGKAH MENUJU NEGARA MARITIM

Di lepas pantai Barat Sumatera, Jawa Barat bagian selatan dan


bagian utara Selat Makassar telah ditemukan pula jenis energi baru
pengganti BBM, berupa gas hidrat dan gas biogenik dengan potensi
melebihi seluruh potensi migas.

Tidak hanya itu, Indonesia memiliki potensi budidaya rumput laut


yang besar. Walau hanya mengusahakan 32.000 ha (kurang lebih 30
persen total potensi), ditaksir dapat mernproduksi sekitar 160 juta
kg rumput laut kering per tahun, dengan nilai sebesar Rp 1,1 triliun
per tahun (harga Rp 7.000/kg). Jika dikelola intensif produksinya
bisa mencapai 2-3 kali lipat.

Seandainya diproses menjadi beragam semi-refined products


(karaginan, alginat, agar, makanan, minuman) atau refined products
(bahan pencampur shampo, coklat, es krim, milk shake, permen,
pasta gigi, salep, pelembab, lotion, industri cat, tekstil), nilainya
akan berlipat ganda sehingga mencapai multiplier effects bagi
pendapatan masyarakat dan penyerapan tenaga kerja. Hal tersebut
belum termasuk komoditas lain yang mempunyai harga tinggi dan
dibutuhkan pasar domestik, seperti udang, tuna, kerapu, ikan hias,
kerang mutiara, teripang, abalone.

Untuk itu, strategi dan kebijakan di bidang maritim (Maritime


Policy) harus segera dibenahi guna mengoptimalkan potensi yang
dimiliki, baik menyangkut sumber daya laut, industri maupun
bisnis transportasi. Sektor maritim juga butuh pemihakan lewat
kebijakan fiskal dan moneter.

Kebijakan pemerintah di bidang maritim, baik industri perikanan


maupun industri pelayaran harus dilaksanakan secara konsisten
sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku. Selama ini
pengembangan potensi maritim terbentur masalah struktural. Belum
ada kesadaran po• litis secara nasional tentang b~tapa besarnya
potensi ekonomi perikan-

lb ] 9Perspettif Menuju Masa Depan Maritim


Indonesia
M A R ITIM E PO LI C Y: LA N G KA H M EN U JU N EG A RA M A R
ITI M

an dan maritim. Sehingga, dibutuhkan pemihakan kebijakan sektor


maritim, baik melalui kebijakan makro, fiskal, maupun moneter.

Saat ini sektor maritim masih ditempatkan di halaman belakang


sebagai sektor yang termarjinalkan. Agar laut bisa menjadi halaman
depan, perlu kesadaran politik yang kuat. Sebenarnya langkah ini
sudah dirintis saat pemerintahan Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
dengan mendirikan Departemen Eksplorasi Laut yang kini menjadi
Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Adapunmasalah krusial sektor maritim adalah rendahnya komi


tmen pemerintah membangun sektor ini. Semua aktivitas maritim
belum terpusat dalam satu departemen atau kementerian, sehingga
fokus pengembangan sektor ini belum optimal karena hanya
sebagai sub-sub sektor saja. Harusnya dibentuk satu
departemen yang lebih fokus dan menjadikan maritim menjadi
satu sektor tersendiri dengan sistem panganggaran dan kebijakan
yang lebh terfokus dengan sebuah payung Maritime Policy.

Luas laut Indonesia yang mencapai 5,8 juta km2, terdiri 0,3 juta
km2 perairan teritorial, 2,8 juta km2 perairan pedalaman dan
kepulauan, 2,7 juta km2 Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE), dikelilingi
lebih dari 17.504 pulau, dengan panjang pantai 81.000 kilometer, ini
adalah potensi kekayaan yang luar biasa. Potensi ekonomi maritim
Indonesia diperkirakan lebih dari 100 miliar dolar AS per tahun.
Namun, yang dikembangkan kurang dari 10 persen.

Dari industri pengolahan ikan, kurangnya bahan baku menjadi


penyebab tidak berkembangnya industri ini. Utilitas pabrik yang
rata-rata hanya 45 persen menjadi masalah karena banyak hasil
tangkapan ikan yang langsung diekspor ke luar negeri, terutama
ke Thailand dan Jepang. Pemerintah sebenarnya telah menerbitkan
Peraturan Menteri (Permen) Kelautan dan Perikanan No 5 /2008
yang
9Perspetuif Menuju Masa Depan Maritim Indonesia
[]
MARITIME POLICY: LANG KAH MENUJU NEGARA MARITIM

melarang ekspor langsung hasil tangkapan perikanan. Peraturan


ini, secara otomatis mewajibkan perusahaan asing untuk bermitra
dengan perusahaan lokal dalam membangun industri pengolahan
di Indonesia. Namun yang menjadi persoalan implementasi Permen
tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Sumber permasalahan lainnya adalah penangkapan ikan secara


ilegal (illegal fishing), oleh asing yang nilainya ditaksir mencapai
Rp 30 triliun per tahun. Hal ini bisa diatasi bila Indonesia memiliki
kapal-kapal tangkapan ikan dengan skala menengah ke atas. Saat ini
jumlah kapal ukuran tersebut hanya tiga persen dari kebutuhan.

Pemerintah harus segera membangun clan memperbaiki infrastruktur


perikanan clan maritim yang masih lemah ini. Tanpa upaya itu, sektor
perikanan Indonesia akan tertinggal dibanding negara lain. Sebagai
contoh, pembangunan infrastruktur di Lampung yang merupakan
lumbung udang terbesar harus menjadi perhatian serius pemerintah.

Sementara untuk sektor transportasi laut kendalanya adalah per•


modalan. Sektor tersebut dinilai masih berisiko tinggi untuk dibiayai,
sehingga perbankan enggan mengucurkan kredit pembelian kapal
kepada pelaku usaha di bidang pelayaran.

Sebagai tulang punggung sektor transportasi laut nasional, industri


pelayaran membutuhkan dana yang tidak sedikit dalam mening•
katkan jumlah armada. Hanya dengan jumlah armada yang mema•
dai, sektor transportasi laut bisa berkembang.

Sayang, perbankan enggan mengucurkan dana ke perusahaan


pelayaran. Padahal sejumlah perusahaan pelayaran sudah berusaha
mengajukan kredit pembelian kapal, namun hasilnya nihil.
Kesulitan permodalan sebenarnya sudah terakomodasi dalam UU
No 17/2008, tentang Pelayaran. Pasal 56 dari UU ini menyatakan,

28]9perspehtif Menuju Masa Depan Maritim


Indonesia
M A R IT IM E P O LIC Y : LA N G KA H M E N U JU N E G A R A M A R
ITIM

pemerintah wajib menciptakan inovasi pendanaan bagi perusahaan


pelayaran nasional.

Namun, pada kenyataannya, usaha ini masih high risk. Kementerian


Keuangan selaku pemegang kebijakan seharusnya bisa melihat
masalah itu. Pemerintah harus bisa meyakinkan pihak bank bahwa
perusahaan pelayaran nasional mampu mengembalikan kredit.

Pengembangan laut nasional juga membutuhkan dukungan


pelabuhan. Sejauh ini, kebanyakan kondisi pelabuhan di Tanah Air
sangat kurang kondusif. Selain biaya yang tinggi, pungli marak,
juga fasilitas sandar yang sangat minim.

Hal ini karena pelabuhan masih dimonopoli PT Pelabuhan Indonesia


(Pelindo). Monopoli seharusnya dihilangkan, sehingga pelabuhan•
pelabuhan bisa berbenah diri. Saat ini, pelabuhan masih menjadi
profit center, tanpa dibarengi peningkatan layanan.

Pembangunan ekonomi maritim juga nyaris tanpa keberpihakan


terhadap rakyat. Penguasaan sumber-sumber ekonomi dan praktik
ekonomi yang didominasi asing, investasi tanpa seleksi, dan akses
yang tidak setara telah mengakibatkan bangsa ini mengalami
kemunduran dan tertinggal dari negara lain. Monopoli transportasi
laut oleh armada asing saat ini mencapai 90 persen.

Tanpa Maritime Policy Indonesia Jadi Sapi Perah

Konsep Negara Kepulauan (Nusantara) memberikan anugerah


yang luar biasa. Letak geografis yang strategis, sedikitnya 70 persen
angkutan barang dari Eropa, Timur Tengah dan Asia Selatan ke
wilayah Pasifik, dan sebaliknya, melawati perairan Indonesia.
Wilayah laut yang demikian luas memberikan akses pada sumber

9Perspehtif Menuju Masa Depan Maritim Indonesia [Z


MARITIME POLICY: LANG KAH MENUJU NEGARA MARITIM

daya alam, seperti ikan, terumbu karang, kekayaan biologi yang


bernilai ekonomi tinggi, wisata bahari, sumber energi terbarukan,
minyak, gas bumi, dan mineral langka.

Tak heran, jika Indonesia menjadi grand strategy bagi negara-


negara besar di dunia. Ditopang potensi kekayaan alam yang
melimpah dan posisinya yang sangat strategis, membuat mereka
sangat memiliki kepentingan terhadap bumi khatulistiwa ini.

Bangkitnya kekuatan baru di bidang kelautan, seperti India, China,


Australia dan Amerika Serikat (yang telah maju) menjadi tantangan
bagi Indonesia. Selain berusaha menancapkan pengaruhnya di
kawasan Asia, negara-negara tersebut berlomba mencari cadangan
energi untuk kepentingan mereka.

Di sisi lain, Indonesia telah melupakan visi kelautan dalarn Dekla•


rasi Djuanda yang melahirkan konsep Wawasan Nusantara, yaitu
cara pandang Bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa dan wi•
layah Negara Kesatuan Republik Indonesia, meliputi darat, laut
dan udara di atasnya sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial,
budaya dan pertahanan keamanan.

Di era kolonial, budaya bangsa bahari dikikis secara perlahan dan


sistematik. Selain itu, belum dimiliki Maritime Policy oleh para
pemangku kebijakan yang secara deskriptif bertujuan membangun
negara maritim yang besar dan kuat.

Kini di abad 21, negara-negara di dunia berlomba meningkatkan


kekuatan maritimnya. Amerika Serikat membangun kekuatan ma•
ritime dengan slogan "kekuatan maritim melindungi cara hidup
Amerika". Lahirlah "A Cooperative Strategy for 21st Century Sea
Power", yang dipublikasi Oktober 2007 oleh United States
Marine Corps, United States Coast Guard dan Department of
Navy. Aliansi

20] 9Perspettif Menuju Masa Depan Maritim


Indonesia
M A RITI M E PO LIC Y: LA N G KA H M EN U JU N EG A RA M A
RITI M

dengan NATO membentuk Global Maritime Partnership Initiative


yang bertujuan menjaga ketertiban dan perdamain dunia, di
bawah pengaruh mereka. China membangun Maritime Policy
dengan strategi "Chain of Pearl" yang bertujuan membangun
dan menyelamatkan urat nadi perdagangannya lewat laut.

India membangun Maritime Policy dengan mengeluarkan


"Freedom to Use the Seas: Maritime Military Strategy" yang bertujuan
meningkatkan pembangunan kekuatan angkatan laut India. lnggris
pun tidak kalah dengan mengeluarkan semboyan "Britain
Rules the Waves" yang bertujuan membangun kekuatan maritim
Inggris dalam menghadapi era globalisasi.

Kini Indonesia berada dalam lingkaran negara-negara besar


tersebut. Bahkan, Malaysia clan Singapura yang merupakan negera
kecil berkembang seperti Inggris dengan visi kemaritimannya.
Apakah mereka negara kepulauan? Bukan, tetapi kedua negara itu
memiliki visi clan Maritime Policy.

Ironisnya, Indonesia sebagai negara kepulauan hanya menjadi


penonton. Sudah kah negara ini mernilki Maritime Policy sebagai
jati diri bangsa kepulauan terbesar di dunia?

Dalam upaya Character of Government menuju Maritime Policy


diperlukan enam elemen penting, yaitu Geographical Position,
Phisical Confirmation, Extent of Territory, Number of Population,
Character of the People and Character of Government. Dari
instrumen tersebut dua di antaranya belum dimiliki bangsa
Indonesia, yakni karakter pemimpin clan warga negaranya.

Tidak seriusnya pemerintah terhadap Maritime Policy, berimbas


pada semakin banyaknya penata kelola maritim, mulai dari Ke•
menterian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, Kementerian

9Perspehif Menuju Masa Depan Maritim Indonesia


[l
MARITIME POLICY: LANGKAH MENUJU NEGARA MARITIM

Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perhubungan, Direktorat


Jenderal Bea dan Cukai, TNI Angkatan Laut, Direktorat Jendera
Imigrasi, Kementrian BUMN, Bakorkamla, Polairud, sampai
dengan Coast Guard. Tanpa Maritme Policy terjadi tumpang tindih di
lapangan seperti sekarang.

Sayang, kekayaan alam yang luar biasa sebagai konsekuensi jati diri
bangsa tidak disertai dengan kesadaran dan kapasitas pengelolaan
yang sepadan. Bangsa Indonesia masih mengidap kerancuan identitas.
Di satu sisi masyarakat mempunyai persepsi kewilayahan tanah air,
tetapi secara kultural memposisikan diri sebagai bangsa agraris
dengan puluhan juta petani miskin yang tidak sanggup disejahterakan.
Sementara kegiatan industri modem sulit berkompetisi dengan
bangsa lain, karena budaya kerja yang berkultur agrarian konservatif,
diperparah inefisiensi birokrasi dan korupsi.

Visi dan program maritim hanya bisa sukses secara berkelanjutan jika
terdapat basis kultur yang terbuka, egaliter, haus pengetahuan dan
menyukai perubahan. Pada jangka pendek, program maritim bisa
berjalan dengan merekrut kalangan pengambil keputusan dan para
pelaku utama dari kalangan yang mempunyai kultur tersebut. Bisa
juga dengan mengundang investasi asing dari pihak yang lebih maju.

Tetapi pada jangka panjang, diperlukan perubahan orientasi pendidi•


kan, ke arah rasionalitas ilmu pengetahuan dan teknologi, kesadaran
akan sumber-sumber keunggulan kompetitif, kepekaan budaya,
kedalaman budi pekerti serta menyikapi tantangan perubahan secara
positif. Sebagai gambaran, betapa Indonesia tidak siap menanggapi
perubahan terhadap kemungkinan rencana Thailand membuat
kanal di semenanjung Kra, (selesai kurang dari 10 tahun). Sekarang
Thailand tengah berpikir keras apakah mereka akan melanjutkan
rencana tersebut. Jika mereka jadi membuat kanal, maka volume
transportasi laut melalui perairan nusantara akan berkurang.

2] 9Perspehuif Menuju Masa De pan M aritim


Indonesia
M A R ITI M E P O LI C Y : LA N G K A H M E N U JU N E G A R A M A R
ITI M

Sepintas Singapura akan ikut terpukul. Tetapi jangan lupa bahwa


Singapura selalu rnerencanakan berada di depan peristiwa.
Mereka tidak perlu mempertahankan keunggulannya sebagai pu•
sat pelayanan perhubungan laut. Mereka berencana menjadikan
Singapura sebagai pusat budaya dan pusat jasa bernilai tinggi
sehingga corak ekonominya lebih canggih, menarik, bukan seperti
Singapura sekarang yang tertib, efisien dan membosankan.
Menteri Luar Negeri Singapura (di masa lalu), Rajaratnam bahkan
pernah m.engatakan mereka hams selalu maju setengah langkah
melebihi negara-negara tetangga. Para ahli geografi ekonomi
mereka dapat memperkirakan ke arah mana pusat pertumbuhan
ekonomi regional Pasifik bergerak.

Maritime Policy Mendesak

Ironisnya, sebagai tuan rumah Indonesia tidak bisa memanfaatkan


kekayaan laut untuk kesejahteraan rakyat. Tidak hanya itu,
Indonesia juga tidak bisa menjaga wilayahnya, sehingga mudah
disusupi negara lain. Untuk mengatasi ha! tersebut diperlukan
strategi Maritime Policy, kebijakan yang mengatur ekonomi berbasis
kelautan, pelayaran dan pertahanan. Namun, pemimpin bangsa ini
seakan tidak peduli dengan kebijakan tersebut. Tak heran, jika di
kancah pembangunan laut, Indonesia tertinggal dari negara luar.

Kondisi ini membuat Sri Sultan Hamangkubuwono X prihatin.


Sultan menjelaskan betapa pentingnya Maritime Policy bagi
pembangunan negara, khususnya di sektor kelautan. Tokoh nasional
ini mencontohkan keberhasilan Singapura dalam menerapkan
Maritme Policy. Meskipun luas negaranya hanva 16 mil, mereka bisa
menguasai pelayaran Indonesia bahkan dunia. Sebaliknya, sebagai
negara kepulauan terbesar, Indonesia justru tergantung terhadap
negara tetangga kecil itu.

9Perspe huf Menuju Masa Depan Maritim Indones ia [


MARITIME POLICY: LANGKAH MENUJU NEGARA MARITIM

"Selama ini kita banyak menggunakan kapal-kapal Singapura untuk


transportasi dan mendistribusikan barang ke provinsi-provinsi
yang ada di Indonesia. Kondisi ini dimanfaatkan Singapura dengan
memperkuat kapal-kapal niaganya. Tidak hanya itu, mereka juga
membangun hub port terbesar dan tercanggih di dunia," kata Sultan.

Karena itu, Gubemur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini meng•


harapkan pemerintah mengubah kebijakan-
kebijakannya."Malaysia sebagai negara kontinental strategi yang
digunakannya maritim. Tak heran jika Indonesia selalu dibohongi
Malaysia. Pulau-pulau kita dicaplok terns. Ini terjadi karena
orientasi kita kontinental. Bukan laut yang mempersatukan pulau-
pulau," tegas pemilik nama lengkap Bendara Raden Mas Herjuno
Darpito ini.

Kapan Indonesia bisa dibilang sebagai negara bervisi maritim?


Tidak perlu mendeklarasikan, yang paling penting bagaimana
langkah-langkah kebijakan Maritime Policy diselesaikan. Kalau
belum bisa menyelesaikan, presiden hams memutuskan coast
guard. Siapa yang menjadi ujung tombak untuk keamanan negara.
Menurut Sultan, sampai sekarang terlihat Kementerian Kelautan
dan Perikanan mengejar kapal. Pengawas kementerian kan tidak
boleh memakai senjata. Yang boleh adalah AL (angkatan laut).
Aturannya begitu.

Sementara itu, Connie Rahakundini Bakrie, analis bidang


pertahanan mengatakan, bicara mengenai Maritime Policy tidak
lepas dari konsistensi keamanan nasional. Ada tiga unsur
penting di sektor ini, yaitu political freedom, stabilitas politik, dan
kapastian hukum atau kebijakan.

"Political freedom sudah ada, stabilitas politik juga ada, tapi yang
tidak ada adalah kapastian hukum atau kebijakan. Hari ini kebijakan
presiden yang satu A, besok presiden yang barn bilang B, kondisi

24 ] 9Pers peh tif Men uju Masa De pa n Maritim Indo


nesia
M A RITI M E PO LI C Y: LA N G KA H M EN U JU N EG A RA M A R
ITIM

tersebut tidak boleh terjadi. Karena yang diperlukan negara dalam


membangun keamanan laut adalah kebijakan jangka panjang. Karena
itu, dalam menjalankan Maritime Policy diperlukan kepastian
hukum dan kebijakan yang didukung DPR sebagai landasan," ujar
Connie.

Wakil Direktur Indonesia Maritime Institute (IMI), Zulficar


Mochtar mengungkapkan, sudah seharusnya kementerian terkait
bidang kelautan membenahi dan berkoordinasi lebih aktif dalam
memformulasikan kebijakannya, sehingga lebih bermanfaat bagi
masyarakat. Termasuk dalam upaya memperkuat konsolidasi
pengawasan laut dalam kerangka Coast Guard.

Menurut Zulficar, Dewan Kelautan Indonesia harus dibangunkan


dari tidur panjangnya agar serius mendorong Kebijakan Kelautan
(Maritime Policy). Fondasi kebijakan sangatlah penting bagi
pembangunan nasional. Mereka harus mendorong dan
memfasilitasi terbentuknya strategi pembangunan yang strategis
agar Indonesia dapat menjadi negara maritim yang mandiri dan
berdaulat.

Dari sisi ekonomi, Juan Permata Adoe, Wakil Ketua Divisi Maritim
dari Kamar Dagang Indonesia dan Industri (Kadin), di berbagai
kesempatan mengemukakan, dalam menerapkan Maritime Policy
pemerintah tidak hanya harus fokus pada kebijakan laut, mereka juga
harus mendorong investor asing terlibat dalam usaha maritim di
dalam negeri.

"Investor juga harus didorong terlibat di sektor lain, seperti industri


perkapalan dan lainnya. Saat ini sudah terlalu banyak lembaga
pemerintah yang bertugas melindungi domain maritim. Hal ini yang
mengakibatkan tumpang tindih kewenangan," kata Juan.

Pengamat Kelautan Indonesia, Profesor Sahala Hutabarat


mengatakan, sebagai negara kepulauan, Maritime Policy sangat
penting bagi Indonesia. Tetapi pangkal sebenarnya adalah Undang•
9Perspehtif Menuju Masa Depan Maritim Indonesia
[25
MARITIME POLICY: LANG KAH MENUJU NEGARA MARITIM

Undang Kelautan. "Amandemen UUD 1945, Pasal 25 A, kalau tidak


salah di situ dikatakan negara Indonesia adalah negara kepulauan.
Jadi, Maritime Policy sudah sesuai dengan amanat UUD. Pada pasal
33 ayat 1,2,3 juga sudah disinggung-singgung terus, tetapi tidak
dijalankan sebagaimana mestinya," ungkap Sahala.

Menurut Sahala, konsep Indonesia sebagai negara kepulauan sudah


diakui dengan adanya UNCl OS. Jika sudahmenjadinegara
kepulauan, mau tidak mau Indonesia harus berani bicara maritim.
Yang kita tunggu adalah UU Kelautan yang hingga kini masih
menjadi draft. UU tersebut sudah lima tahun kita tunggu. Karena itu,
pembahasan UU Kelautan harus dipacu agar segera disahkan DPR.
Dengan UU ini kita akan menuju Maritime Policy. Selanjutnya, akan
ada perpres, kepres, dan permen. Jadi UU itu harus segera
direalisasika:n.

Sahala menjelaskan, bicara Ocean dan Maritime Policy ada yang


membedakan. Menurutnya, Ocean Policy secara otomatis bicara
laut. Sementara Maritim Policy cakupannya jauh lebih luas. Soal
keseriusan pemerintah sendiri, Sahala mengakui pemerintah belum
serius. Action-nya belum kelihatan. Misal, bicara soal batas laut
dengan negara tetangga, belum selesai semua, dengan Singapura
masih belum jelas, pun dengan 12 negara tetangga lain.

Ia khawatirkan kejadian Sipadan dan Ligitan kembali terjadi. Di


ambalat contohnya, ada sekitar 12 pulau terluar yang berbatasan
langsung dengan Malaysia. Pemerintah hams serius menjaga
pulau-pulau tersebut sebagai security belt, sabuk pengaman daerah
terluar. Penjagaan bisa dilakukan baik dari dalam maupun dari
luar, melalui Maritime Policy.

Menanggapi Maritime Policy, meskipun bukan kementerian yang


secara langsung menangani kebijakan sektor kelautan nasional,
langkah nyata dilakukan Kementerian Luar Negeri dengan

236] 9perspetif Menuju Masa Depan Maritim


Indonesia
MARITIME POLICY: LANGKAH MENUJU NEGARA MARITIM

memprakarsai kerjasama kelautan di wilayah ASEAN. Direktur


Jenderal Kerjasama ASEAN, Kementerian Luar Negeri RI, Djauhari
Oratmangun mengatakan, dalam gagasan kerjasama ASEAN,
pihaknya selalu berkoordinasi dengan kementerian lain. Salah
satunya adalah dalam membentuk ASEAN Maritim Forum.

Dalam konteks ini, kita harus jadi leader. Untuk menjadi leader
kita harus punya backup nasional yang kuat, serta punya kebijakan
nasional yang memadai. ltulah yang ingin kita jual. Karena konsep
berpikir maritim dalam konteks ini sudah diterima.

Apalagi, kata Djauhari, ASEAN terdiri dari negara-negara yang


memiliki pantai (Kecuali Laos), sehingga memiliki potensi sengketa
laut yang cukup besar. Maka itu yang kita ke depankan adalah
kerjasama. Bagaimana membangun wilayah ASEAN yang tenteram,
damai dan maju. Jika ada gesekan jangan sampai terjadi konflik
terbuka. Kita sebagai negara kepulauan semestinya bisa leading
dan kita mulai dengan membentuk ASEAN Maritime Forum.

9Perspehtif Menuju Masa Depan Maritim Indonesia


[]
INDONESIA BEL UM MERDEKA DI LA
UT

INDONESIA BELUM MERDEKA DI LAUT


Setelah 67 tahun merdeka Indonesia belum sepenuhnya terbebas
dari "penjajahan". Kemerdekaan masih tergadaikan. Pengelolaan
ekonomi masih dikuasai negara asing, kelompok dan ideologi yang
berkepentingan. Tak terkecuali potensi laut Indonesia yang begitu
besar. Pemerintah tak berdaya mengaturnya.

Melihat luas laut Indonesia yang mencapai 5,8 juta km2, terdiri
dari
0,3 juta km2 perairan teritorial, 2,8 juta km2 perairan pedalaman dan
kepulauan, 2,7 juta km2 Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE), dikelilingi
lebih 17.504 pulau, dengan panjang pantai 81.000 kilometer, ini
semua adalah sumber kekayaan yang luar biasa. Namun, di
usianya yang lebih dari setengah abad, Indonesia masih negara
berkembang dengan tingkat pengangguran dan kemiskinan tinggi,
GNP per kapita kecil (2.300 dolar AS), serta daya saing ekonomi
rendah. Bahkan, The United Nations Development Programme
(UNDP) menempatkan Indonesia di peringkat 108 untuk indeks
pembangunan manusia (IPM).

Padahal, potensi ekonomi kelautan Indonesia diperkirakan men•


capai Rp7.200 triliun per tahun atau enam kali lipat dari APBN
2011 (Rp1.299 triliun) dan satu setengah kali PDB saat ini (RpS.000
triliun). Lapangan kerja yang akan tercipta lebih dari 30 juta orang.

Jika semua potensi tersebut dimanfaatkan dengan benar tanpa


dirongrong pihak-pihak tertentu, rakyat Indonesia akan merdeka
dalam arti sebenarnya. Indonesia tidak lagi menjadi bangsa budak,
yang menjadi pembantu di negeri orang dan kuli di negeri sendiri.

Untuk itu, pemerintah harus segera mengubah paradigma


pembangunan agar lebih berpihak pada rakyat dan bangsa. Apalagi
potensi laut Indonesia bisa menggerakkan roda perekonomian
28] 9perspehtif Menuju Masa Depan Maritim
Indonesia
INDONESIA BELUM MERDEKA DI LAUT

nasional. Mulai dari sektor perikanan, pertambangan dan energi,


pariwisata bahari, perhubungan laut, sumber daya pulau-pulau
kecil, industri sampai dengan jasa maritim.

Ke depan ekonomi kelautan akan semakin strategis seiring dengan


pergeseran pusat ekonomi dunia dari Atlantik ke Asia-Pasifik. Hal
ini terlihat 70 persen perdagangan dunia berlangsung di kawasan
Asia-Pasifik. Di mana 75 persen produk dan komoditas yang
diperdagangkan dikirim melalui laut Indonesia dengan nilai sekitar
1.300 triliun dolar AS per tahun.

Mengenai surnber pertambangan dan energi, 70 persen rninyak


dan gas bumi diproduksi di kawasan pesisir dan laut. Dari 60
cekungan yang potensial mengandung migas, 40 cekungan
terdapat di lepas pantai, 14 di pesisir, dan hanya 6 di daratan.
Potensi cekungan-cekungan tersebut diperkirakan sebesar
11,3 miliar barel minyak bumi. Sementara gas bumi
tercadang sekitar 101,7 triliun kaki kubik. Namun, sangat
disayangkan yang menguasai kekayaan tambang dan energi bangsa
ini lagi-lagi jawabannya adalah perusahaan asing yang merupakan
kepanjangan tangan dari negara-negara yang berkepentingan.
Indonesia rnenjadi grand strategy bagi negara yang lebih maju.

Negara Indonesia kehilangan jati diri sebagai negara maritim akibat


penjajahan panjang Belanda selama 350 tahun. Sebagai negara
kepulauan terbesar, Indonesia kehilangan infrastruktur, budaya,
politik dan visi ekonomi. Bangsa Indonesia kembali lahir dari titik
nol. Padahal, Indonesia pernah berjaya di era kebesaran Kerajaan
Sriwijaya dan Majapahit.

Momen Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, telah menyatukan


kembali generasi mud a Indonesia dalam satu wad ah wilayah
nusantara. Indonesia pun memproklamasikan kemerdekaaan
pada

9Perspetif Menuju Masa Depan Maritim Indonesi a [9


INDONESIA BELUM MERDEKA DI LAUT

17 Agustus 1945, dan mendapat pengakuan kedaulatan dari badan


Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada 1949.

Sejak itu babak baru kehidupan bangsa dimulai dengan terbentuk


Negara Kesatuan Republik Indonesia. Fondasi dan prasarana
· kehidupan mulai diletakkan. Ibarat jabang bayi yang baru lahir,
belajar tengkurap, merangkak, clan berjalan tertatih-tatih, kemudian
tumbuh menjadi bocah, remaja dan dewasa.

Perkembangan ekonomi Indonesia sendiri terbagi dalam tiga fase.


Fase pertama (1945-1949), adalah era perang kemerdekaan. Praktis
tak ada agenda pembangunan yang dilaksanakan. Di samping
belum ada sumber-sumber pembiayaan domestik, belum bisa
mengharapkan negara sahabat karena Indonesia baru menjadi
anggota PBB pada 1949. Lagi pula bantuan negara maju terhadap
negara berkembang baru menonjol di era 1960-an.

Fase kedua (1949-1959), sistem demokrasi parlementer. Selama itu


terjadi delapan kali pergantian kabinet sehingga agenda pemba•
ngunan tidak berkesinambungan. Ekonomi hanya mampu tumbuh
sekitar dua persen per tahun.

Fase ketiga (1959-1969), disebut era demokrasi terpimpin. Di mana


peran Bung Karno sangat dominan dan kemudian disebut sebagai
Orde Lama. Pada masa itu terjadi krisis ekonomi clan politik. Terjadi
peristiwa berdarah dengan terbunuhnya sejumlah jenderal.
Kondisi ini mendorong Soekarno lengser dari jabatannya.

Fase keempat (1969-1994), era orde baru. Di bawahkendali Soeharto


Indonesia mulai membangun. Namun orientasi pembangunannya
agraris. Dalam PJP (Pembangunan Jangka Panjang), pembangunan
direncanakan selama 25 tahun, clan dibagi dalam lima repelita (5
tahun). Pada Repelita I, Indonesia mendapat dua sumber pem•

24O] 9Perspehtif Menuju Masa Depan Maritim


Indonesia
INOONESIA BELUM MERDEKA DI LAUT

biayaan yang melimpah, yakni pinjaman luar negeri dan "durian


runtuh" harga minyak mentah yang naik sepanjang 1970-an.

Ekonomi yang tumbuh rata-rata di atas tujuh persen membuat


Indonesia pernah tercatat sebagai salah satu keajaiban ekonomi
dunia. Prestasi ekonomi monumental antara lain pembangunan
infrastruktur, jumlah penduduk miskin berkurang dari 50 menjadi
17 persen, dan pendapatan per kapita naik dari 100 menjadi
1.400
dolar AS.

Di seluruh pelosok daerah terdapat pendidikan dasar dan pusat


pelayanan kesehatan. Produksi pangan, sandang dan papan
berhasil swasembada. Bahkan, Indonesia menjadi salah satu
negara eksportir garmen yang terkenal. Puncak keberhasilan
memasuki era tinggal landas ditandai dengan terbang perdana
pesawat CN-250 pada 10 Agustus 1995. Pesawat bermesin dua
dengan kapasitas 50 orang itu merupakan basil karya insinyur
Indonesia. Saat menyaksikan secara langsung bangsa Indonesia
bangga dan bernapas lega roda pesawat meninggalkan landasan
dengan selamat.

Pada tahun 1994-1995, Indonesia mulai memasuki PJP Kedua


dengan Repelita VI. Sayang di tahun ketiga terjadi krisis moneter
1997. Krisis tersebut dimanfaatkan kaum akademisi dan penggiat
demokrasi sebagai momentum menurunkan Soeharto. Sadar atas
keinginan itu Soeharto pun lengser dan menyerahkan mandat
kepada wakilnya BJ Habibie.

Aspirasi penggiat demokrasi dengan melaksanakan pemilu dini


(1999), membuka kebebasan berpendapat. Tokoh-tokoh reformis,
Amien Rais, Gus Dur, Megawati pun muncul. Sejumlah figur Orba
seperti Akbar Tanjung masih ikut mewarnai era reformasi. Begitu
juga Ginandjar yang masih ikut mengubah UUD 1945.

9Perspehtif Menuju Masa Depan Maritim Indonesia


[4]
INDONESIA BELUM MERDEKA DI LAUT

Kerinduan pada dernokrasi rnernbuat reforrnasi bangsa Indonesia


rnenuju kutub ekstrem, demokrasi yang kebablasan. Jauh lebih
luas dan rnendalarn diband ing dernokrasi barat. Mulai dari tingkat
kepala desa hingga presiden dilakukan pemilihan langsung oleh
rakyat. Konsekuensinya jelas, ongkos dernokrasi sangat besar, rnulai
dari ancarnan pergesekan horizontal hingga disintegrasi bangsa.

Dalarn dernokrasi suara orang pintar dan orang idiot sarna. Karena
sebagian besar bangsa Indonesia masih baru melek huruf, maka
kebanyakan wakil dan pemimpin hasil pilihan rakyat tak rnarnpu
berbuat lebih baik dari orde baru. Presiden, Menteri, Gubernur,
Bupati/Walikota dan sampai Kepala Desa hampir setiap hari
rnenyerukan agar rakyat mernbuat dan rnenjaga keadaan supaya
tetap kondusif. Makna kestabilan dan kearnanan terasa makin
sangat berharga, tetapi kian sulit diciptakan.

Pembangunan infrastruktur terhenti, bahkan sernakin tak terawat.


Sekolah-sekolah Inpres yang dibangun peninggalan masa lalu
rusak berat. Jurnlah pengangguran terns bertambah dan penduduk
rniskin tidak bisa dientaskan. Demokrasi ternyata bukan jarninan
kernerdekaan ekonorni. Karena itu orang merindukan keberhasilan
nation building Soekarno dan pernbangunan ekonorni Soeharto.
Rakyat kian tak sabar melihat kemajuan yang melambat sementara
bangsa lain makin maju.

Kondisi ini tidak boleh dibiarkan berlarna-larna. Indonesia hams


kernbali ketitahnya sebagai negara kepulauan. Mernbangun
persepsi dan visi masa depan cemerlang sebagai negara maritim.
Dernokrasi hams dijadikan modal rnelepaskan diri dari belenggu
rnasa lalu dan euforia realita rnasa kini.

Sebuah teori rnengatakan bahwa sistern dernokrasi di negara


dengan penghasilan per kapita rendah di bawah 6.600 purchasing

4 ]9perspetuif Menuju Masa Depan Maritim


Indonesia
INDONESIA BELU M MERDEKA DI LAUT

power parity (PPP) dolar AS rawan terhadap kegagalan. Negara•


negara dengan pendapatan perkapita 1.500 dolar AS, mempunyai
harapan hidup hanya 8 tahun. Negara dengan tingkat penghasilan
per kapita 1.500-3.000 dolar AS, demokrasi negara tersebut hanya
dapat bertahan 18 tahun. Pada penghasilan per kapita di atas 6.000
dolar AS, daya hidup demokrasi 1/500.

Maka itu Indonesia harus segera meninggalkan daerah penuh resiko


tersebut. Pada saat ini Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Produk
Domestik Bruto (PDB) per kapita Indonesia pada 2010 mencapai
3.004,9 dolar AS atau Rp27 juta, yang berarti meningkat sebesar 13
persen dibandingkan dengan PDB per kapita 2009 sebesar Rp23,9
juta atau 2.349,6 AS.

Masterplan Percepatan Perluasan Ekonomi Indonesia (MP3EI)


merupakan upaya untuk mempercepat pembangunan ekonomi
Indonesia. Melalui langkah MP3EI, percepatan dan perluasan
pembangunan akan menempatkan Indonesia sebagai negara maju
pada 2025 dengan pendapatan per kapita berkisar antara 14.250•
15.500 dolar AS dengan nilai total perekonomian (PDB) antara 4,0-4,5
triliun dolar AS. Untuk mewujudkannya diperlukan pertumbuhan
ekonomi riil sebesar 6,4-7,5 persen pada periode 2011-2014, dan
sekitar 8,0-9,0 persen pada periode 2015-2025.

Pertumbuhan ekonomi tersebut harus dibarengi penurunan inflasi


sebesar 6,5 persen pada periode 2011-2014 menjadi tiga persen pada
2025. Model kombinasi pertumbuhan dan inflasi ini mencerminkan
karakteristik menuju negara maju.

Jika itu berjalan pertumbuhan PDB akan mengalami perbaikan,


yaitu dari 4,5 persen pada 2009 menjadi 6,1 persen pada 2010, dan
pada
2011 diharapkan mencapai 6,4 persen. Untuk menjadikan
Indonesia
sebagai high income country dengan pendapatan per kapita
mencapai
9Perspehif Menuju Masa Depan Maritim Indonesia
]24d
INDONESIA BELUM MERDEKA DI LAUT

14. 900 dolar AS pada 2025 diperlukan pertumbuhan ekonomi


tinggi, inklusif, berkualitas, dan berkelanjutan. Pertumbuhan
ekonomi Indonesia hams berada antara 7,5-9 persen per tahun.

, MP3Elmenjadi pijakan awal menuangkan komitmen bersama


antara pemerintah dan dunia usaha dalam mewujudkan
transformasi ekonomi nasional. Upaya ini diharapkan bisa
mempercepat kebang• kitan ekonomi serta meningkatkan daya
saing perekonomian nasional di tingkat regional dan global yang
semakin kompetitif.

Kemerdekaan yang diproklamirkan Soekarno-Hatta, pada 17


Agustus 1945, menjadi momentum penting bangkitnya bangsa
Indonesia dari tangan penjajahan. Sebagai negara kepulauan ter•
besar di dunia, kekuatan Indonesia telah dikebiri kaum kolonial
lebih dari 3,5 abad. Kini saatnya Indonesia bangkit menyongsong
kejayaan negara maritim yang besar. Di usianya yang ke-67 tahun
Indonesia hams sudah terbebas dari segala bentuk penjajahan.
Wilayah nusantara harus kembali pada jati dirinya sebagai
negara kepulauan yang memiliki integritas tinggi. Jangan ada lagi
kesenjangan kesejahateraan antara penduduk di Pulau Jawa dengan
masyarakat terluar yang ada di perbatasan.

Namun melihat realita, Pengamat Politik Nasional, Fadjroel


Rachman menilai, Indonesia belum sepenuhnya merdeka, terutama
di sektor laut. Prinsip negara maritim hams segera dikembalikan,
baik dalam bentuk regulasi, kebijakan maupun peraturan. Ini
berlaku mulai dari tingkat nasional sampai dengan daerah yang
ada di perbatasan. Bagi saya jika kita tidak bisa mengembalikan
posisi bangsa sebagai negara maritim, artinya Indonesia melupakan
kekuatannya. Karena memang kekuatan Indonesia ada di laut.

Maraknya pencurian kekayaan laut, bagi Fadjroel, belum menun•


jukkan Indonesia digdaya sebagai negara laut. Sudah saatnya

ll ] 9Perspetif Menuju Masa Depan Maritim


Indonesia
INDONESIA BELUM MERDEKA DI LAUT

Indonesia kembali menjadi negara maritim. Jika itu terwujud, kata


Fadjroel maka pencurian-pencurian ikan bisa teratasi. Karena dalam
konsep negara maritim, pertahanan laut yang diutamakan.

Tapi saat ini pertahanan laut kita keteteran, menjadi negara


maritim bagi saya bisa mengembalikan kejayaan Indonesia. Banyak
industri-industri maritim yang bisa digarap, dan itu sangat luar
biasa. Saat ini kan yang diambil hanya sekadar ikan, dan belum
menjadi industrialisasi.

Di era Presiden Gus Dur (Abdurrahman Wahid), semangat negara


maritim pernah dibangun. Tetapi, kata Fadjroel, pertarungan
politiknya sangat kuat. Ini terjadi karena upaya mengembalikan
negara maritim adalah persoalan politik.

Jika presidennya menyatakan Indonesia sebagai negara maritim,


dengan semua kegiatan sosial, politik, ekonomi, budaya dan
pertahanan yang berbasis kelautan, negeri ini bisa bergerak cepat.
Yang ditakuti negara luar secara geopolitik kan laut kita. Tapi itu
juga bisa menjadi kelemahan kita. Saat ini kenyataannya laut adalah
kelemahan kita.

Fadjroel yang kerap mengkritik pemerintah mengemukakan,


maindset salah yang dijalankan pemerintahan orde baru menjadi
faktor utama. Ini bisa dilihat dari cara memusatkan pertahanan dan
keamanan negara di darat. Padahal, setelah demokrasi berjalan,
tidak ada lagi musuh internal. Sekarang saatnya pertahanan negara
dipusatkan di laut.

Ditilik dari sejarah, tidak terbantahkan Indonesia adalah negara


maritim. Hal ini bisa dilihat di kerajaan Sriwijaya yang begitu kuat
dan disegani bangsa lain. Kesalahan ini bukan lagi berurusan pada
pejabat kecil. Karena pejabat di daerah sebetulnya akan mengikuti

9Perspetif Menuju Masa Depan Maritim Indonesia


]4'
INDONESIA BELUM MERDEKA DI LAUT

apa yang disampaikan pemerintah pusat. Jika presidennya


mengatakan, Indonesia adalah negara maritim, maka semua alokasi
APBN kita arahkan untuk membangun kelautan.

Menurut Fadjroel, presiden itu tugasnya hanya dua, memilih dan


' bertindak. Memilih negara maritim dan bertindak bahwa Indonesia
adalah negara maritim • Ke bawahnya, semua UU, perda dan
lainnya pasti akan ikut.

Hal senada dikatakan pakar kelautan Institut Pertanian Bogor


(IPB), Dietriech G Bengen. Menurutnya, Indonesia harus kembali
ke sejarah. Belum jayanya Indonesia terutama di laut, karena telah
mengingkari sejarah bangsa. Padahal, secara jelas bangsa ini besar
sebagai negara kepulauan yang diwujudkan dalam bentuk negara
maritim. Suka tidak suka, itu adalah realitas yang hams diterima.
"Sebagai negara kepulauan tentu saja bagian terbesar adalah laut.
Maka, harus kita bangkitkan bangsa yang mempunyai kapasitas
kemaritiman," tegas Dietriech.

Sejarah telah menunjukkan bahwa Indonesia punya kapasitas


kejayaan seperti era Sriwijaya. Dietriech menyayangkan setelah
sekian lama bangsa ini dijajah, tidak kembali pada jati dirinya.
Sehingga, bisa dikatakan laut terlupakan. Orientasi kita
membangun daratan. Padahal darat ini bagian dari kepulauan.
Hubungan antara satu pulau dengan pulau lain tidak bisa lepas
dari laut. Untuk masa depan, wajib segera membangun laut, dan
kita tidak bisa mengingkari itu.

Padahal, menurut Dietriech, ada momentum bagi Indonesia untuk


kembali menjadi bangsa maritim. Bisa diingat krisis Indonesia
pada 1998, hampir semua sektor ambruk. Hanya sektor perikanan
dan kelautan yang tumbuh secara positif. Era reformasi, adalah
momentum yang paling tepat kembali pada sejarah bangsa ini. Mari

46] 9Perspehif Menuju Masa Depan Maritim


Indonesia
INDONESIA BELUM MERDEKA DI LAUT

membangun laut untuk membangkitkankejayaan bangsa Indonesia.


Sayang, momentum yang baik tidak dibarengi keseriusan. Terlihat
pemahaman kita terhadap sektor kelautan sangat kecil. Padahal
orang lain memahami kita mempunyai potensi yang luar biasa, kok
tidak bisa memanfaatkannya.

Indonesia memang sudah merdeka baik secara de facto maupun


de jure. Tetapi, apakah bangsa ini sudah mengisi kemerdekaan?
Itulah yang belum terlihat. Belum dimanfaatkannya kekayaan
laut menjadi bukti. Apakah ini kesalahan dari pemimpin bangsa?
Dietriech melihat di zaman Soekamo pemah dilanda krisis. Pada
waktu itu, Soekamo mengatakan, apa yang bisa menyelamatkan
bangsa ini. Jawabannya singkat, lautlah yang bisa menyelamatkan
bangsa. Laut inilah yang sebenamya kekuatan kita.

Pemimpin pasca Gus Dur, kata Dietriech, kurang memahami laut


dengan baik. Buktinya bisa dilihat apakah ada pemimpin yang betul•
betul mempunyai pemahaman dan semangat untuk membangun
kekuatan laut, Dietriech tidak melihatnya. Perlu ada revitalisasi,
bukan revolusi.

Revitalisasi untuk membangun kembali bahwa bangsa ini adalah


bangsa maritim, sehingga semangat jiwa, etos maritim betul-betul
tergambar dalam setiap langkah. Semangat untuk membangkitkan
itu, lanjut Dietriech, sudah diterapkan di perguruan tinggi
terutama kampus yang berbasis kelautan. Mereka sudah terlihat
untuk mengangkat itu. Tapi, masih ada kesenjangan dalam hal
mengaplikasikan tataran teori. Padahal, para akademisi sebetulnya
bisa mendorong. Contohnya, apakah mahasiswa kelautan sudah
melakukan praktik di pulau-pulau terluar agar menjiwai semangat
maritime? Saya katakan belum juga. Harus ada dukungan yang baik
dari kementerian maupun lembaga lain yang membuat mahasiswa
bisa kerja lapangan di wilayah terluar.

9Perspettif Menuju Masa Depan Maritim Indonesia


]A]
UNDANG UN DANG KELAUTAN: PERLUKAH?

UNDANG UN DANG KELAUTAN: PERLUKAH?


Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki
wilayah laut seluas 5,8 juta km2, terdiri dari wilayah teritorial
sebesar 3,2 juta km2 dan wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) 2,7
juta km2. Namun pada kenyataannya, Rancangan Undang-undang
(RUU) Kelautan yang akan memayungi wilayah maritim Indonesia
belum juga selesai.

Melihat cakupan wilayah nusantara yang begitu luas, Indonesia


memiliki keanekaragaman sumber daya alam laut yang potensial.
Di dalamnya terhampar 17.504 pulau dengan garis pantai
sepanjang
81.000 km. Sebagai negara maritim dengan luas lautan dua pertiga
dari daratan, Indonesia sudah semestinya memiliki payung hukum
untuk kesejahteraan rakyat dan melindungi wilayahnya dari
ancaman luar.

Namun, RUU Kelautan hingga kini belum tuntas. Padahal Undang•


undang (UU) Kelautan atau lebih tepat disebut UU Maritim
memiliki fungsi sangat strategis. Jika UU ini rampung, pemerintah
dan stakeholders bisa menjalankan pembangunan di wilayah
laut Indonesia secara terkoordinasi. Lembaga kementerian dalam
menjalankan tugasnya tidak akan tumpang tindih karena sudah
diatur dalam UU tersebut.

Karena itu, Indonesia Maritime Institute (IMI) mendesak Dewan


Perwakilan Rakyat (DPR) RI segera mengesahkan RUU Kelautan
dan seharusnya namanya UU Maritim. Hal tersebut didasari karena
Indonesia sejak merdeka, lahir sebagai negara kepulauan dalam
satu wadah NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Bahkan
wilayah Indonesia telah mendapat pengakuan dunia melalui
Deklrasi Djuanda 1957 dan UNCLOS 1982.

lg] 9perspettif Menuju Masa Depan Maritir


Indonesia
UNDANG UNDANG KELAUTAN: PERLUKAH?

Perubahan pimpinan nasional dari orde lama ke orde baru telah


mengubah arah kebijakan pembangunan dari Marine Based
Oriented Ice Land Based Oriented. Pemerintah orde baru mengubah
Indonesia menjadi negara kepulauan yang berorientasi daratan.

Tidak hanya itu, sejak era orde baru, kebijakan pembangunan negara
kepulauan diubah menjadi negara agraris yang bervisi kontinental
(inward looking). Ini sudah salah arah. Negara kepulauan sejatinya
menganut visi maritim (outward looking).

Undang-undang Kelautan yang akan disahkan itu harus me•


ngembalikan arah kebijakan pembangunan nasional ke orientasi
pembangunan menuju Indonesia sebagai negara maritim. Bukan
lagi negara agraris. Anggota DPR RI khususnya Komisi IV yang
rnembidangi kelautan agar benar-benar memahami kondisi real
Indonesia sebagai negara kepulauan. Kita (Indonesia) harus menjadi
"negara maritime" yang kuat sehingga martabat kita sebagai bangsa
yang besar tidak diinjak-injak negara tetangga. Bahkan, kita harus
memaksa dunia menghormati dan menghargai Indonesia sebagai
negara paling strategis di dunia.

RUU Kelautan merupakan program legislasi DPR yang seharusnya


selesai pada 2010, sesuai dengan Prolegnas 2010-2014. Namun,
hingga kini belum ada pembahasan komprehensif yang dilakukan
anggota legislatif.

Letak geografis Indonesia yang sangat strategis sebagai jalur lalu


lintas perdagangan dunia, memerlukan kebijakan pengelolaan
dan pemanfaatan wilayah laut secara maksimal. Ditambah sumber
daya alam hayati dan non hayati yang melimpah, seharusnya bisa
dimanfaatkan dengan baik. Bahkan, Deklarasi Djuanda 1957 dan
UNCLOS 1982 menempatkan Indonesia sebagai negara kepulauan
dengan potensi ekonomi maritim sangat besar.

9Perspettif Menuju Masa Depan Maritim Indonesia


[4
UNDANG UN DANG KELAUTAN:
PERLUKAH?

Konsep Negara Kepulauan (Nusantara) memberikan Indonesia


anugerah yang luar biasa. Letak geografis yang strategis, di
antara dua benua dan dua samudera, sekitar 70 persen angkutan
barang dari Eropa, Timur Tengah dan Asia Selatan ke wilayah
Pasifik, dan sebaliknya, harus melalui perairan nusantara. Selain
itu, wilayah laut yang demikian luas memiliki sumber daya
alam yang luar biasa, seperti ikan, terurnbu karang, wisata bahari,
minyak, mineral langka dan gas bumi.

Sudah semestinya dalam penyusunan RUU Kelautan tidak ada


aturan_ yang tumpang tindih dengan perundang-undangan yang
telah ada. RUU Kelautan secara kompleks mengatur pengelolaan
laut, di antaranya terkait perikanan, pertambangan, pelayaran,
industri kelautan, pariwisata, penegakan kedaulatan, dan perlin•
dungan laut.

Ketua Komite II Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Bambang Susilo


mengatakan, pihaknya telah menyelesaikan draf RUU Kelautan
yang selanjutnya dapat menjadi pertimbangan dan pembahasan
DPR bersama pemerintah. Menurut Bambang, jika sudah di•
undangkan, RUU Kelautan akan menjadi pedoman bersama da•
lam menyelesaikan beberapa persoalan di bidang kelautan. Se•
hingga, pembangunan kelautan dapat dilaksanakan secara optimal
dan berkelanjutan, dengan memberikan nilai ekonomi bagi pem•
bangunan nasional.

Diakui Bambang, selama ini pembangunan di bidang kelautan ba•


nyak yang tumpang tindih sehingga sering menimbulkan konflik
kewenangan antar sektor. Meski demikian, pengelolaan bidang
kelautan tetap harus ditangani lebih dari satu kementerian.
Sayangnya, saat ini pembangunan nasional di bidang kelautan
masih memperoleh porsi yang relatif kecil dibandingkan sektor•
sektor lain.

250] 9perspettif Menuju Masa Depan Maritim


Indonesia
UNDANG UNDANG KELAUTAN: PERLUKAH?

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan


Perikanan (Kiara) Riza Damanik mengemukakan, RUU kelautan
diharapkan meneguhkan kebijakan kelautan. Namun, substansi
RUU tersebut masih berpotensi tumpang tindih dengan undang•
undang yang sudah ada.

Aturan mengenai konservasi misalnya, sudah diatur dalam UU


No 45/2009, tentang Perikanan. Ketentuan tentang kedaulatan laut
sudah diatur dalam UU No 6/1996, tentang Perairan Indonesia
dan UU No 17/1985, tentang Ratifikasi Konvensi Hukum Laut
Intemasional.

UU Kelautan Payungi Masyarakat Maritim

Anggota Komite II Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Bahar Buasan


mengatakan, RUU Kelautan secara khusus menjadi payung hukum
bagi nelayan di daerah, seperti di Provinsi Bangka Belitung (Babel).
Nelayan di sana sering dirugikan akibat penambangan timah di laut.

RUU Kelautan ini bisa menjadi payung hukum bagi nelayan.


Mereka akan terlindungi atas aktivitas penambangan timah di
laut yang menyebabkan kerusakan terumbu karang. Hal ini
berpengaruh atas minimnya hasil tangkapan ikan nelayan.

Bahar mengatakan, dengan RUU ini perusahaan atau penarnbang


yang melakukan pencemaran lingkungan dapat dikenakan
sanksi. Selarna ini sanksi yang diberikan terhadap kerusakan dan
pencernaran laut, baru diatur dalarn Peraturan Presiden (Perpres).
Karena itu, RUU Kelautan sangat penting, karena negara Indonesia
rnerupakan wilayah kepulauan yang rnerniliki potensi laut
sangat besar, yang dapat dirnanfaatkan secara rnaksirnal untuk
kesejahteraan masyarakat terutama nelayan.

9 Perspe htif Menuju Masa Depan Maritim Indon esi a [?'l


UNDANG UNDANG KELAUTAN: PERLUKAH?

RUU Kelautan adalah peraturan yang sangat vital. Mengingat


Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Selain itu,
letak geografis Indonesia sangat strategis, karena merupakan jalur
lalu lintas perdagangan dunia.

Sangat diperlukan peraturan pengelolaan dan pemanfaatan wilayah


laut Indonesia secara maksimal yang ditujukan untuk kepentingan dan
kesejahteraan rakyat. Jika RUU Kelautan ini sudah disahkan menjadi
UU, para nelayan bisa mendapatkan perlindungan hukum yang jelas.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Babel, Yulistio mengatakan,


nelayan harus dilindungi dengan payung hukum yang sah,
sehingga kesejahteraannya lebih terjamin. Selain adanya
kepastian tentang sanksi bagi para penambang yang merusak
habitat laut, RUU Kelautan juga mengatur kepentingan
distribusi hasil perikanan. Pemerintah wajib mengaturnya,
sehingga tidak merugikan nelayan dan budidaya laut lainnya.

DPR Sibuk Manuver Politik Lupakan RUU Kelautan

Terbengkalainya, Rancangan Undang-undang (RUU) Kelautan


ka• rena ketidakseriusan dan ketidakmengertian Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) RI terhadap kondisi real wilayah
Indonesia. Mereka lebih mengutamakan pembangunan di sektor
daratan. Sementara pandangan Indonesia sebagai negara maritim
dianggap para wakil rakyat sebelah mata.

Anggota Korri.isi IV DPR RI Fraksi Hanura, Muradi Darmansyah


beralasan, pihaknya belum membahas mengenai RUU kelautan,
karena Komisi IV masih membahas UU Pangan dan Pembalakan Liar.
Bicara mengenai adanya usulan menjadikan UU Maritim baginya
sah• sah saja. Sekadar wacana, karena kita akan memilih yang
terbaik.

252]9perspettif Menuju Masa Depan Maritim


Indonesia
UNDANG UNDANG KELAUTAN: PERLUKAH?

Menurut Muradi, mernbahas RUU Kelautan secara otomatis


membahas mengenai maritim dan dunia internasional. Hal tersebut
sudah tertuang dalam Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) yang sudah
diratifikasi Komisi IV.

Muradi mengatakan, yang diatur dalam UU Kelautan, yaitu,


bagaimana memberdayakan lautuntukkesejahteraan bangsa.
Seperti masalah pencurian ikan. Jadi, yang dimaksud UU Kelautan
adalah UU yang mengatur untuk kemakmuran. Semua menjadi
prioritas. Kita urus di darat, di laut juga perlu. Kalau untuk hutan,
jika tidak cepat dibuat UU akan menjadi masalah serius dalam
pembalakan. Itulah yang menjadi fokus UU yang sedang
diselesaikan oleh Komisi IV, sehingga UU Kelau tan itu masih belum
pasti kapan selesainya.

Menanggapi terbengkalainya penyelesaian RUU Kelautan, Profesor


Kelautan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Indra Jaya
mengatakan, sudah tidak aneh lagi jika ada kelambatan pemerintah
dan DPR dalam pembahasan laut. Saya kira DPR memandang
masalah kelautan terlalu kompleks, karena lintas sektoral. Di
kalangan DPR sendiri tidak ada kesamaan vis1 bahwa laut sebagai
salah satu sektor yang harus diprioritaskan. Belum terlihat DPR
sampai ke situ dan masih sangat lemah.

Indra menilai, sangat sulit orang-orang yang ingin memajukan


kelautan menjadikan UU Kelautan menjadi UU Maritim. Ini karena
tidak ada kemauan serius dari DPR untuk membahas RUU Kelautan.
DPR sendiri terlihat masih sangat tergantung terhadap lembaga
eksekutif. Selama pemerintah tidak serius dalam pembangunan
laut. Sangat sulit mewujudkan UU Maritim.

9Perspettif Menuju Masa Depan Maritim Indonesia


[2'd
BERA PA JUMLAH PU LAU INDONESIA SESUNGGUHNYA?

BERAPA JUMLAH PULAU INDONESIA


SESUNGGUHNYA?

Berapajumlah pulau di Indonesia? Menjadi pertanyaan yang


sangat sulit dijawab. Sebab, pemerintah belum sepakat berapa
jumlah pulau yang tersebar di negeri ini. Data yang dimiliki
Kementerian Pertahanan, tercatat ada 17.504 pulau. Di
kementerian lain jumlah ini berbeda.

Pulau-pulau di Indonesia terbentuk pada zaman Miocene (12


juta tahun sebelum masehi); Palaeocene ( 70 juta tahun sebelum
masehi); Eocene (30 juta tahun sebelum masehi); Oligacene (25
juta tahun sebelum masehi). Seiring dengan datangnya orang-
orang dari tanah daratan Asia, maka Indonesia dipercaya sudah
ada pada zaman Pleistocene (4 juta tahun sebelum masehi).

Pulau-pulau terbentuk sepanjang garis yang berpengaruh kuat


antara perubahan lempengan tektonik Australia dan Pasifik.
Lempengan Australia berubah lambat naik ke dalam jalan kecil
lempeng Pasifik, yang bergerak ke selatan, dan antara garis•
garis ini terbentanglah pulau-pulau Indonesia. lni membuat
Indonesia sebagai salah satu negara yang paling banyak berubah
wilayah geologinya di dunia. Pegunungan-pegunungan yang
berada di pulau-pulau Indonesia terdiri lebih dari 400 gunung
berapi, di mana 100 diantaranya masih aktif. Indonesia menga•
lami tiga kali getaran dalam sehari, gem pa bumi sedikitnya satu
kali dalam sehari, serta sedikitnya satu kali letusan gunung
berapi dalam setahun.

Ribuan pulau di Indonesia terbentuk dan tersebar luas. Mulai


dari pulau kecil, pulau besar sampai dengan pulau pasang•
surut mewarnai indahnya alam Nusantara. Kondisi geografis ini
menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.

5l ] 9Perspettif Menuju Masa Depan Maritim


Indonesia
BERAPA JUMLAH PU LAU INDONESIA SESUNGGUHNYA?

Narnun, buruknya penataan data mengenai jumlah pulau rnernbuat


sirnpang siur. Data jumlah pulau yang diyakini selama ini adalah
17.504 pulau dan 17.480 pulau. Namun, tidak sedikit yang ragu
dengan rnemilih rnenyebutkan jumlah pulau di Indonesia dengan
kalimat "lebih dari 17.000 pulau".

Polernik rnencuat karena jurnlah pulau di Indonesia dari tahun ke


tahun sering rnengalarni perubahan. Sebagai bukti, pada 1968-1987,
pemerintah rnengklairn Indonesia terdiri atas 13.667 pulau. Pada

9Perspettif Menuju Masa Depan Maritim Indonesia [ 2'5


BERAPA JUMLAH PU LAU INDONESIA SESUNGGUHNYA?

1972, Lembagallrnu Pengetahuan Indonesia (LIPI)


mempublikasikan bahwa hanya 6.127 pulau yang telah mempunyai
nama. Publikasi ini tanpa menyebutkan jumlah pulau secara
keseluruhan. Selanjutnya, pada 1987, Pusat Survei dan Pemetaan
ABRI (Passurta) menyatakan, jumlah pulau di Indonesia adalah
17.504. Dari jumlah itu hanya
5.707 pulau yang telah memiliki nama.

Pada 1992, giliran Badan Kordinasi Survei dan Pemetaan Nasional


(Bakosurtanal) menerbitkan 'Gazetteer Nama-nama Pulau dan
Kepulauan Indonesia'. Mereka mencatat hanya 6.489 pulau yang
telah memiliki nama. Kemudian pada 2002, Lembaga Penerbangan
danAntariksa Nasional (Lapan), berdasarkan citra satelitmengklaim
jumlah pulau di Indonesia adalah 18.306 buah. Disusul Kementerian
Riset dan Teknologi, pada 2003. Berdasarkan citra satelit mereka
menyebutkan Indonesia memiliki 18.110 pulau.

Pada 2004, Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia, merilis


bahwa jumlah pulau di Indonesia adalah 17.504 buah, dan 7.870 di
antaranya telah memiliki nama, sisanya 9 .634 pulau belum
dinamai. Pada Agustus 2009, jumlah pulau kembali dikoreksi
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Menteri KKP saat
itu, Freddy Numberi menyatakan, pulau di Indonesia berjumlah
17.480 buah. Dari jumlah tersebut baru 4.891 pulau yang telah
diberi nama dan didaftarkan ke Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Ironisnya, pada Agustus 2010, Kementerian Kelautan dan Per•


ikanan, merevisi jumlah pulau di negeri ini, dari 17.480 menjadi
hanya 13.000. Lalu, berapa sebenarnya jumlah pulau yang dimi•
liki Indonesia: Kenapa datanya berubah-rubah? Kondisi ini tidak
hanya membingungkan masyarakat umum, tapi juga berimbas
terhadap sistem pendidikan di sekolah. Karena setiap pertanyaan
jumlah pulau diajukan, tidak ada jawaban yang pasti. Mereka
dibuat bingung.

56] 9perspehtif Menuju Masa DepanMaritim


Indonesia
BERAPA JUMLAH PULAU INDONESIA SESUNGGUHNYA?

Polemik jumlah pulau di Indonesia disebabkan perbedaan penger•


tian tentang pulau yang dijadikan acuan dan metode survei. Selain
itu, banyak nama-nama pulau yang sama atau bahkan satu pulau
disebutkan dalam dua a tau lebih nama yang berbeda.

Sejak 2006, berdasarkan Keputusan Presiden No 112/2006 telah di•


bentuk Tim Nasional Pembakuan Nama Rupabumi. Tim yang terdiri
atas Menteri Dalam Negeri, Menteri Pertahanan, Menteri Luar Negeri,
Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Pendidikan Nasional dan
Bakosurtanal (sebagai Sekretaris) tersebut menjadi lembaga yang
memiliki otoritas dalam penetapan nama-nama geografis (National
Authority On Geographical Names) di Indonesia.

Hasil kerja Tim Nasional Pembakuan Nama Rupabumi yang


masih dikebut hingga kini adalah penyusunan toponimi
geografis Indonesia yang akan dituangkan dalam sebuah Pera•
turan Pemerintah tentang Toponimi. Dalam Perpres ini akan me•
nerangkan penambahan rupa bumi, termasuk mencantumkan
jumlah dan nama-nama pulau yang dimiliki Indonesia. Selain
itu tim ini juga bertugas mendaftarkan jumlah dan nama-nama
pulau Indonesia ke PBB.

Hasil survei dan verifikasi terakhir Kementerian Kelautan clan


Perikanan (KKP) diketahui bahwa Indonesia hanya memiliki
sekitar 13.000 pulau yang menyebar dari Sabang hingga Merauke.
Penurunan jumlah pulau ini tidak berkaitan dengan hilangnya
pulau akibat kenaikan muka air laut, atau karena penggalian pasir
laut. Sebelumnya, data yang sering dijadikan rujukan menyebutkan
sebagai negara kepulauan terbesar di dunia Indonesia memiliki
17.504 pulau.

Jumlah pulau dan nama-nama pulau yang ada di Indonesia masih


jadi tanda tanya besar. Data yang dimiliki pemerintah pun belum

9Perspettif Menuju Masa Depan Maritim indonesis


[']
BERAPA JUMLAH PULAU INDONESIA SESUNGGUHNYA?

sinkron. Sangat disayangkan masih ada pulau yang belum bernama


di sebuah negeri yang 70 persennya diisi lautan. Jangan sampai
kasus Sipadan dan Ligitan terulang kembali.

Tercatat, sekitar tahun 2006-2007 mulai dibentuk tim Toponimi lintas


institusi yang tugasnya mengidentifikasi pulau-pulau RI sesuai
dengan kaidah penamaan dan identifikasi pulau yang diakui oleh
PBB. Akhir tahun 2010, jumlah yang diverifikasi oleh tim Toponimi
tersebut adalah 13.487 buah pulau. Ternyata banyak pulau yang
selama ini ada salah identifikasi, nama ganda, termasuk gunakan
bahasa daerah. Jumlah inilah yang kemudian dikirimkan ke PBB
untuk mendapatkan pengakuan formal.

Pendataan pulau masih sangat simpang siur. Interpretasi citra


satelit juga punya bias, khususnya ketika awan atau karang yang
ada di permukaan laut, kadang diinterpretasikan sebagai pulau
juga. Semenjak hilangnya Sipadan Ligitan dan beberapa pulau yang
tenggelam, data jumlah pulau sekitar 17.504, dengan menggunakan
argumen data dari Kementerian Dalam Negeri.

Bakosurtanal dan Lapan juga mulai aktif melakukan pemetaan,


khususnyarnenggunakan teknologi interpretasi citra satelit. Mereka
mengklaim ada 18.200 buah pulau. Namun diralat, dan akhirnya
diserahkan kepada Presiden Megawati Soekamoputri (saat itu)
dengan jumlah pulau 18.100 buah. Namun, Megawati tidak jadi
mengumumkannya.

Pemerintah kala itu mempertimbangkan, PBB tidak begitu saja


mengakui klaim sebuah negara. Ada kaidahmengidentifikasi
sebuah pulau, misalnya nama, koordinat, dan berbagai aturan
lainnya. Penamaan pulau hams mengikuti Resolusi PBB yang jadi
prosedur tetap, baik proses, pengumpulan info, dan strategi
verifikasinya. Misalnya, pulau harus dikunjungi dan dianggap sah
jika diucapkan

258 ] 9perspettif Menuju Masa Depan Maritim


Indonesia
BERAPA JUMLAH PULAU INDONESIA
SESUNGGUHNYA?

minimal dua orang penduduk lokal dengan penggunaan


dialek yang persis. Sementera defenisi tentang pulau yang
dimaksud mengacu UNCLOS, yaitu dikelilingi air laut,
alamiah, dan tetap muncul di atas pasang surut tertinggi.

II
I-

l f

Il
f
l

1
9PerspetifMenuj Mas DepanMaritimn Indonesia [Q

Anda mungkin juga menyukai