Nim : 2020010032 Kelas : VI B Prody : Ekonomi Pembangunan Dosen : Ni Made Taman Ayuk, SE.,M.Si
UJIAN AKHIR SEMESTER
EKONOMI MONETER II
1. Dampak Positif Investasi Asing di Indonesia:
- Transfer Ilmu Pengetahuan Salah satu harapan pemerintah dengan adanya investasi asing adalah investor asing dapat menyumbangkan ilmu pengetahuan dan contoh etos kerja yang mereka miliki sehingga kualitas sumber daya manusia Indonesia meningkat. - Lapangan Kerja Yang lebih Luas negara dan masyarakat perlu menampung jumlah penduduk usia kerja ini dengan membuka lapangan pekerjaan. Salah satu hal yang bisa dilakukan oleh pemerintah untuk hal ini adalah dengan membuka keran investasi asing. - Peningkatan Pendapatan Negara dan Daerah Investasi asing juga dapat berpengaruh secara tidak langsung terhadap pendapatan pajak melalui berbagai pajak yang dibayarkan oleh tenaga kerja yang direkrut oleh perusahaan tersebut. - Sumber Pembiayaan Alternatif di Luar APBN dan APBD Terlepas dari pandemi, investasi asing selalu menjadi salah satu alternatif pendanaan proyek pemerintah di luar APBN. - Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator kemajuan dan kemakmuran sebuah negara. Dampak Negatif Investasi Asing Di Indonesia: - Ketergantungan Ekonomi Dengan Negara Lain besar kecilnya investasi asing sangat bergantung dengan kondisi ekonomi negara asal dan hubungan negara asal tersebut dengan Indonesia. - Melemahkan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Meskipun investasi asing dapat meningkatkan devisa, investasi asing juga dapat melemahkan nilai tukar rupiah terhadap dollar. - Eksploitasi Sumber Daya Alam dan Perusakan Lingkungan Sebenarnya setiap perusahaan asing yang berdiri di Indonesia harus tunduk terhadap peraturan-peraturan di negeri ini, pemerintah negara berkembang cenderung lemah dalam menerapkan hukum-hukum seperti ini. Menurut saya kebijakan moneter yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengurangi dampak negative investasi asing adalah Meningkatkan intensitas triple intervention agar nilai tukar Rupiah bergerak sesuai dengan fundamentalnya dan mengikuti mekanisme pasar, Memperluas jenis underlying transaksi bagi investor asing sehingga dapat memberikan alternatif dalam rangka lindung nilai atas kepemilikan Rupiah. 2. Dengan kata lain, seorang pemodal hanya akan bersedia menanggung resiko yang lebih besar jika ia mengharapkan untuk memperoleh imbal hasil yang lebih besar pula. Dengan demikian, berlaku sebaliknya, pemodal yang mengharapkan imbal hasil lebih tinggi, harus bersedia menanggung resiko lebih besar. Tukar menukar ( trade-off ) ini tidak akan sama persis untuk setiap pemodal. Masing-masing pemodal akan mengukur trade-off berdasarkan karakteristik risk-aversion individualnya. Berbeda dengan Teori Pasar Efisien ( Efficient Market Teori ) yang memicu banyak kontroversi dalam dunia keuangan, Teori Portofolio Modern umumnya diterima tanpa banyak perdebatan 3. Perbedaan kebijakan sisi penawaran dengan kebijakan sisi permintaan dilihat dari kebijakan Fiskal dan kebijakan moneter: Kebijakan sisi permintaan terbagi ke dalam dua kategori: kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Sedangkan, kebijakan sisi penawaran dapat mengambil beragam bentuk Pertama, kebijakan fiskal: Pemerintah dapat mempengaruhi perekonomian melalui anggaran pendapatan, yakni pajak, dan anggaran belanja. Jika ingin merangsang pertumbuhan ekonomi, pemerintah dapat melaksanakan kebijakan fiskal ekspansioner. Caranya adalah dengan menurunkan tarif pajak atau meningkatkan anggaran belanja. Kedua, kebijakan moneter: Kebijakan ini berupaya mempengaruhi perekonomian melalui perubahan jumlah uang beredar. Dalam hal ini, bank sentral atau otoritas moneter bertindak sebagai pengambil kebijakan. Tiga instrumen utama kebijakan moneter adalah suku bunga kebijakan (policy rate), cadagangan wajib (reserved requirement) dan operasi pasar terbuka. Untuk yang terakhir, itu melibatkan penjualan atau pembelian surat berharga oleh bank sentral. Contohnya: - ketika inflasi tinggi, bank sentral menempuh kebijakan moneter kontraksioner. Untuk melakukannya, bank sentral dapat menaikkan suku bunga kebijakan, menaikkan rasio cadangan wajib atau penjualan surat berharga pemerintah. - dalam kebijakan fiskal kontraksioner, pemerintah dapat menaikkan pajak atau mengurangi belanjanya. Dengan menaikkan pajak penghasilan misalnya, rumah tangga harus menyisihkan uang yang lebih tinggi untuk membayar pajak. Itu mengurangi bagian yang dapat mereka belanjakan. 4. Menurut saya contohnya yaitu dalam menghadapi Covid-19, Pemerintah Indonesia melakukan pendekatan yang cepat dan prudent untuk mengurangi dampaknya pada perekonomian. Beberapa ahli mengkhawatirkan, dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh Covid-19 bisa lebih besar dari dampak kesehatan, dan pertumbuhan ekonomi akan melambat. Jika terjadi perlambatan ekonomi, maka daya serap tenaga kerja akan berkurang, meningkatnya pengangguran dan kemiskinan.Di bidang fiscal Pemerintah mengambil kebijakan yaitu Penguatan penanganan Covid-19, dilakukan dengan menyediakan fasilitas dan alat kesehatan, obat-obatan, insentif tim medis yang menangani pasien Covid-19 dan kebutuhan lainnya. Social safety net diberikan untuk meningkatkan daya beli masyarakat melalui program keluarga harapan (PKH), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Sembako dan beras sejahtera. Kementerian/Lembaga/Pemda diharapkan memperbanyak program padat karya termasuk Dana Desa. Sedangkan insentif dunia usaha dilakukan untuk membantu pelaku usaha khususnya UMKM dan sektor informal. Kemenkeu juga menerbitkan PMK 23/2020 yang memberikan stimulus pajak untuk karyawan dan dunia usaha yaitu pajak penghasilan karyawan ditangung Pemerintah, pembebasan pajak penghasilan impor, pengurangan angsuran PPh Pasal 25 Disamping itu, pemberian insentif/fasilitas Pajak Pertambahan Nilai yang terdampak Covid-19. Di bidang moneter, kebijakan moneter yang diambil harus selaras dengan kebijakan fiskal dalam meminimalisir dampak Covid-19 terhadap perekonomian nasional. Oleh sebab itu otoritas moneter harus dapat menjaga nilai tukar rupiah, mengendalikan inflasi dan memberikan stimulus moneter untuk dunia usaha. Diharapkan ada relaksasi pemberian kredit perbankan dan mengintensifkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro