Anda di halaman 1dari 2

IDEOLOGI POLITIK DAN INVESTASI LANGSUNG LUAR NEGERI

1. Pandangan Radikal, merupakan pandangan yang bersumber dari teori ekonomi dan
politik narsisme. Penganut radikal berpendapat bahwa perusahaan multinasional (MNE)
adalah alat para imperalis untuk menguasai ekonomi. Mereka berpendapat bahwa MNE
mengambil keuntungan dari negara tujuan dan membawanya ke negara asal, tanpa
memberikan apa pun ke negara tujuan. Berdasarkan pandangan ini, seharusnya tidak ada
negara yang mengizinkan perusahaan asing melaksanakan FDI karena hal itu tidak akan
bisa memajukan ekonomi, kecuali mendominasi perekonomian.
2. Pandangan Pasar Bebas, berakar dari teori ekonomi klasik dan perdagangan bebas.
Pandangan ini berpendapat bahwa produksi internasional harusnya didistribusikan ke
negara lain sesuai dengan teori keunggulan komparatif. MNE sebagai alat untuk
menyebarluaskan produksi barang dan jasa pada lokasi terefisien. Dari sudut pandang
pasar bebas, FDI dapat meningkatkan efisiensi ekonomi dunia secara keseluruhan.
3. Nasionalisme Pragmatis, merupakan sudut pandang yang menganggap FDI memiliki
kelebihan dan kekurangan. FDI memberikan manfaat kepada negara penerima berupa
modal, kemampuan, teknologi, dan pekerjaan, dalam bentuk biaya. Di sisi lain, dengan
banyaknya kegiatan manufakturing memungkinkan banyaknya impor komponen dari
negara asal, hal ini berpengaruh negatif pada posisi neraca pembayaran negara tujuan.
Pergeseran Ideologi
Banyak negara penganut paham radikal yang telah beralih dan menganut paham nasionalisme
pragmatis. Fenomena ini meliputi negara-negara yang 2 dekade lalu menganut radikalisme
(seperti bekas negara-negara komunis Eropa Timur dan negara-negara sosialis Amerika) dan
negara penganut nasionalis pragmatis terbaik terkait FDI seperti Jepang, Korea Selatan, Italia,
Spanyol dan hampir semua negara-negara Amerika Latin. Pergeseran ini menghasilkan
lonjakan volume pertumbuhan dua kali lebih cepat dibandingkan perdagangan dunia.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN DARI FDI
Keuntungan dari Negara Tujuan/Penerima :
1. Pengaruh terhadap Pemindahan Sumber Daya
FDI dapat memberikan manfaat positif bagi negara penerima seperti memberikan modal,
teknologi, ataupun sumber daya manajemen yang tidak tersedia begitu saja dan dapat
menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi negara.
2. Pengaruh pada Persaingan dan Pertumbuhan Ekonomi
Dengan FDI berinvestasi pada pasar dalam negeri, mengakibatkan meningkatnya tingkat
persaingan nasional sehingga harga akan turun dan kesejahteraan konsumen semakin
meningkat. Meningkatnya persaingan juga mendorong peningkatan produktivitas,
inovasi produk, dan proses serta pertumbuhan ekonomi yang lebih besar.
Kerugian yang Didapat Negara Tujuan Investasi :
1. Dampak Merugikan dalam Persaingan Bisnis
Pemerintah negara tujuan kadang khawatir jika cabang perusahaan asing lebih memiliki
kekuasaan daripada perusahaan lokal. Hal ini karena, jika perusahaan asing dapat
menguasai dan memonopoli pasar domestik, maka MNE asing dapat menaikkan harga
yang memengaruhi pasar dan berdampak buruk pada kesejahteraan ekonomi nasional.
2. Dampak Merugikan pada Neraca Pembayaran
Masuknya modal dari FDI menentang aliran dana keluar terhadap laba dari anak
perusahaan asing ke perusahaan induknya. Pemerintah meresponnya dengan membatasi
jumlah laba yang dapat dipulangkan ke negara asal. Kekhawatiran lain adalah saat
peerusahaan mengimpor sejumlah input dari luar negeri, yang menghasilkan debit pada
transaksi neraca berjalan negara tujuan investasi pembayaran.
3. Kedaulatan dan Otonomi Nasional
Kekhawatiran lain yaitu bahwa keputusan penting yang dapat mempengaruhi
perekonomian negara tujuan investasi dapat dilakukan oleh pihak asing yang tidak
memiliki komitmen nyata untuk negara tujuan investasi.
Membatasi Keluarnya FDI
Hampir semua negara investor melakukan kontrol atas FDI. Negara membatasi aliran modal
keluar dengan menerapkan beberapa kebijakan. Misalnya memanipulasi peraturan pajak agar
mendorong perusahaan berinvestasi di dalam negeri. Negara kadang juga melarang
perusahaan nasional untuk berinvestasi di negara-negara tertentu untuk alasan politik
KEBIJAKAN NEGARA TUJUAN INVESTASI
Negara tujuan investasi mengadopsi kebijakan yang dirancang,baik untuk mendorong
maupun membatasi FDI masuk ke negaranya. Kebijakan mendorong masuknya FDI adalah
dengan menawarkan insentif agar perusahaan asing berinvestasi yang dapat berupa, konsesi
pajak, pinjaman berbunga rendah, dan hibah atau subsidi. Namun, pemerintah juga tetap
mengontrol dan membatasi FDI. Dua cara yang paling umum adalah dengan pembatasan
kepemilikan dan persyaratan kinerja.
KEBIJAKAN PEMERINTAH
Sikap pemerintah negara tujuan investasi terhadap FDI menjadi variabel penting untuk
menentukan keputusan dimana melaksanakan investasi. Berinvestasi di negara dengan
kebijakan yang permisif terhadap FDI cenderung lebih baik daripada di negara yang
membatasi FDI. Pertimbangan dalam melakukan FDI harus dinegosiasikan terlebih dahulu
dengan pemerintah negara tujuan. Negosiasi ini bergantung pada kekuatan tawar-menawar
kedua belah pihak, yang bergantung pada tiga faktor, yaitu : nilai dari masing-masing tempat,
jumlah alternatif tersedia dan bisa dibandingkan dari masing-masing sisi, dan pertimbangan
perbedaan horizon waktu masing-masing pihak.

Anda mungkin juga menyukai