Anda di halaman 1dari 15

A.

Latar Belakang Masalah

Investasi atau penanaman modal di Indonesia bukanlah merupakan suatu hal yang

baru. Investasi telah tumbuh dan berkembang sejak ratusan tahun yang lalu dan

menjadi bagian penting dari pembangunan nasional di suatu negara. Kehadiran

investasi atau penanaman modal di Indonesia telahmembawa berbagai dampak dalam

pertumbuhan perekonomian Indonesia. Keberadaan investasi dalam suatu negara

merupakan keharusan atau keniscayaan, karena investasi merupakan roda penggerak

perekonomian untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai sector dalam

rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Investasi merupakan bagian

terpenting yang berkontribusi dalam mendongkrak pembangunan ekonomi, selain itu

investasi juga berperan bessar dalam memberikan dampak pertumbuhan ekonomi

makro dan berelasi positif dengan PDP nasional.1

Tahun 2020 merupakan tahun yang berat bagi dunia ketika tiba-tiba muncul

wabah Covid-19, yang awalnya munculsecara lokal di Wuhan –China, lalu merebak

dan memporak-porandakan sendi-sendi perekonomian dunia.2Pandemi COVID-19 yang

muncul di tengah-tengah masyarakat pada tahun 2020 memicu pula krisis

multidimensi global, khususnya di bidang perekonomian. Adanya kebijakan-

kebijakan terkait dengan pencegahan COVID-19 dengan restriksi yang sangat

ketat menyebabkan terhambatnya aktivitas ekonomi masyarakat di berbagai negara,

seperti China, Korea Selatan, Jepang serta Negara Asia Tenggara lainnya.

Indonesia juga tidak luput akan adanya kemungkinan terjebak pada bahaya defisit

anggaran yang tidak berkelanjutan. Ketika Covid-19 mulai merebak di Indonesia,

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menerbitkan Peraturan Pemerintah

1
Sa'adah, N. (2017). Kebijakan Pengampunan Pajak (tax amnesty) Berdasarkan Keadilan Yang Mendukung
Iklim Investasi Indonesia.Masalah-Masalah Hukum. h.182-189.
Pengganti Undang-undang (Perpu) Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan

Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Virus

Corona. Pada Pasal 2 Perpu tersebut, pemerintah dimungkinkan untuk merelaksasi

pembatasan defisit anggaran lebih dari 3 persen. Disebutkan di pasal tersebut

bahwa batasan defisit anggaran boleh melampaui 3 persen dari Produk Domestik Bruto

(PDB) selama masa penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau

untuk menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional

dan/atau stabilitas sistem keuangan paling lama sampai dengan berakhirnya Tahun

Anggaran 2022.

Pengembangan dan pemulihan iklim investasi di Indonesia khususnya

di Era Pandemi COVID-19 ini dapat dilakukan dengan melakukan kebijakan

reformasi regulasi di bidang investasi untuk mengembalikan minat dan antusiame

investor menanamkan modalnya di Indonesia. Saat ini pemerintah terus berusaha

mendorong masuknya penanam modal asing ke dalam negeri, hal ini dapat terlihat dari

peraturan dan kebijakan Omnibus Law. Omnibus Law dikenal di Indonesia setelah

Presiden RI menyampaikannya dalam pidato kenegaraan pada pelantikannya

sebagai Presiden di hadapan sidang MPR pada 20 Oktober 2019.2

Kondisi pandemi COVID-19 seperti hari -hari ini yang sampai saat ini belum ada

kepastian kapan berakhirnya bahkan ternyata menimbulkan dampak pencapaian level

ekonomi yang masih jauh dibawah yang telah ditetapkan. Investasi dapat digunakan

sebagai sarana dan motivasi dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi khususnya dalam

upaya memperluas penggunaan tenaga kerja dalam meningkatkan produksi dan

pemulihan ekonomi nasional. Akumulasi kapital sebagai suatu syarat mutlak bagi

2
Ras, Hdan Suroso. J.T.(2020).“Kepastian Hukum dalam Hukum Investasi di Indonesia melalui Omnibus
Law”.Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi dan Akuntasi)Volume 4 Nomor 1 Tahun 2020.P-ISSN;
2541-5255 E-ISSN: 2621-5306.h. 395.
pembangunan ekonomi yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan. Jadi secara

tidak langsung dapat dikatakan bahwa dengan melakukan penananaman modal maka

dapat meningkatkan pendapatan. Sebagian ahli ekonomi memandang pembentukan

investasi merupakan salah satu faktor penting yang memainkan peran vital terhadap

pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu negara. Ketika pengusaha atau individu

atau pemerintah melakukan investasi, maka akan ada sejumlah modal yang ditanam, ada

sejumlah pembelian barang modal (yang tidak dikonsumsi), tetapi digunakan untuk

produksi, sehingga dapat memacu produktivitas untuk menghasilkan barang dan jasa. Di

sisi lain. perekonomian negara yang lesu sangat dihindari bagi para perencana negara.

Untuk itulah formulasi kebijakan ekonomi yang pro investasi didorong untuk terus

meningkat guna mengatasi masalah stagnasi atau kelesuan ekonomi agar pertumbuhan

ekonomi terus membaik. Meningkatnya investasi akan menjamin kontinuitas

pembangunan ekonomi, menyerap tenaga kerja dan menekan kemiskinan, sehingga

terdapat perbaikan tingkat kesejahteraan rakyat secara keseluruhan dan merata.

B. Rumusan Masalah

1. Apa dasar hukum investasi dan pasar modal dalam negeri?

2. Bagaimana investasi di Indonesia pasca pandemic?

C. Pembahasan

1. Pasar Modal

Pasar modal merupakan sarana yang memungkinkan bagi investor untuk

melakukan pilihan investasi pada berbagai alternatif aset, sedangkan bagi perusahaan,

pasar modal digunakan untuk mendapatkan tambahan dana jangka panjang guna

membiayai kegiatan usahanya. Pasar modal sebagai salah satu alternatif investasi
berfungsi sebagai penyalur dana dari lender (pihak yang kelebihan dana) kepada

borrower (pihak yang membutuhkan dana) dalam waktu jangka panjang. Pasar modal

adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek

atau perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya atau lembaga

profesi yang berkaitan dengan efek untuk melakukan transaksi jual beli. Oleh karena

itu, pasar modal merupakan tempat bertemu antara penjual dan pembeli modal/dana.

Tujuan pasar modal adalah mempercepat proses ikut sertanya masyarakat dalam

pemilikan saham menuju pemerataan pendapatan masyarakat serta meningkatkan

partisipasi masyarakat dalam pengerahan dana dan penggunaannya secara produktif

untuk pembiayaan pembangunan nasional.

Barang yang diperdagangkan di dalam pasar modal adalah berupa surat-surat

berharga. Surat-surat berharga yang diperjual-belikan di pasar modal disebut

instrumen pasar modal yang dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu saham,

obligasi, dan derivatif. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu

negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi

pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari

masyarakat pemodal (investor).

Dasar Hukum Pasar Modal :

a. Undang-Udang Nomor 8 Tahun 1995, tentang Pasar Modal.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995, tentang Penyelenggaraan Kegiatan di

Bidang Pasar Modal.

c. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995, tentang Tata Cara Pemeriksaan di

Bidang Pasar Modal.


d. Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 645/KMK.010/ 1995, tentang

Pencabutan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1548 Tahun 1990 tentang Pasar

Modal.

e. Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 646/KMK.010/ 1995, tentang

Pemilikan Saham atau Unit Penyertaan Reksadana oleh Pemodal Asing.

f. Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 647/KM K.010/ 1995, tentang

Pembatasan Pemilikan Saham Perusahaan Efek oleh Pemodal Asing.

g. Keputusan Presiden Nomor 117/1999 tentang Perubahan atas Keppres Nomor 97/

1993 tentang Tata cara Penanaman Modal sebagaimana telah diubah dengan

Keputusan Presiden Nomor 115/1998.

h. Keputusan Presiden Nomor 120/1999 tentang Perubahan atas Keppres Nomor

33/1981 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal sebagaimana terakhir

dengan Keputusan Presiden Nomor 113/1998.

i. Keputusan Presiden Nomor 121/1999 tentang perubahan atas Keputusan Presiden

Nomor 183/1998 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal, yang telah diubah

dengan Keputusan Presiden Nomor 37 / 1999.

j. Keputusan Menteri Negara Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal

Nomor 38/S1K/1999 tentang Pedoman dan Tata¬cara Permohonan Penanaman

Modal yang didirikan dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri dan

Penanaman Modal Asing.

Dalam menjalankan fungsinya, pasar modal dibagi menjadi tiga macam, yaitu

pasar perdana, pasar sekunder, dan pasar pararel.


a. Pasar Perdana

Adalah pasar saham dalam masa penawaran efek dan perusahaan penjual

efek (emiten) kepada masyarakat untuk pertama kalinya. Dengan demikian, berarti

kegiatan pasar modal yang berkaitan dengan penawaran umum berlangsung di

pasar perdana adalah penjualan perdana efek oleh perusahaan yang menerbitkan

efek sebelum efek tersebut dijual dengan harga emisi sehingga perusahaan yang

menerbitkan dana dari penjualan tersebut. Pemasaran efek dalam pasar perdana

dilakukan oleh penjamin emisi (underwriter), broker, atau perusahaan efek

sehingga harga perdana atau harga yang pertama ditawarkan merupakan keputusan

bersama antara perusahaan go public dengan underwriter.

b. Pasar Sekunder

Adalah titik sentral kegiatan pasar modal karena pasar sekunder terjadi

aktivitas perdagangan yang mempertemukan penjual dengan pemilik efek. Di pasar

sekunder ini menerbitkan efek disebut invetor jual sedangkan pembeli efek disebut

pembeli. Pasar sekunder adalah penjualan pasar perdana berakhir. Pada pasar

sekunder ini harga efek di tentukan berdasarkan kurs efek tersebut. Jadi pasar

sekunder adalah penjualan efek/sertifikat setelah pasar perdana berakhir. Pada

pasar ini efek yang diperdagangkan dengan harga kurs.

c. Bursa Paralel

Adalah merupakan bursa efek yang ada. Bagi perusahaan yang menerbitkan

efek yang akan menjual efek melalui bursa dapat dilakukan melalui bursa pararel.

Bursa pararel merupakan alternative bagi perusahaan yang go

public memperjualbelikan efeknya jika dapat memenuhi syarat yang ditentukan


pada bursa efek. Jadi, bursa pararel merupakan suatu system perdagangan efek

yang terorganisir diluar Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan bentuk pasar

sekunder, diatur dan diselenggarakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan

Efek-efek (PPUE), diawasi dan dibina oleh Badan Pengawas Pasar Modal

(Bapepam).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa peranan pasar modal dalam perekonomian

nasional adalah :

a. Berperan sebagai intermediasi (lembaga perantara) keuangan selain bank

b. Memungkinkan para pemodal berpartisipasi pada kegiatan bisnis yang

menguntungkan (investasi)

c. Memungkinkan kegiatan bisnis mendapatkan dana dari pihak lain dalam rangka

perluasan usaha (ekspansi)

d. Memungkinkan kegiatan bisnis untuk memisahkan operasi bisnis dan ekonomi dari

kegiatan keuangan.

e. Memungkinkan para pemegang surat berharga memperoleh likuiditas dengan

menjual surat berharga yang dimiliki kepada pihak lain.3

Bidang Pengawasan Sektor Pasar Modal mempunyai tugas penyelenggaraan

sistem pengaturan dan pengawasan sektor pasar modal yang terintegrasi terhadap

keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan.

Dalam melaksanakan fungsi bidang Pengawasan Sektor Pasar Modal mempunya

tugas pokok:

3
Pasar Modal: Dasar Hukum dan Perannya Dalam Perekonomian Nasional, diakses dari https://www.rs-
lawyer.id/pasar-modal-dasar-hukum-dan-perannya-dalam-perekonomian-nasional/, pada 08 Desember 2022.
a. Menyusun peraturan pelaksanaan di bidang Pasar Modal;

b. Melaksanakan Protokol Manajemen Krisis Pasar Modal;

c. Menetapkan ketentuan akuntasi di bidang Pasar Modal;

d. Merumuskan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang Pasar

Modal;

e. Melaksanakan analisis, pengembangan dan pengawasan Pasar Modal termasuk

Pasar Modal Syariah;

f. Melaksanakan penegakan hukum di bidang Pasar Modal;

g. Menyelesaikan keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh

OJK, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga Penyimpanan

dan Penyelesaian;

h. Merumuskan prinsip-prinsip Pengelolaan Investasi, Transaksi dan Lembaga Efek,

dan tata kelola Emiten dan Perusahaan Publik;

i. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperolah izin

usaha, persetujuan, pendaftaran dari OJK dan pihak lain yang bergerak di bidang

Pasar Modal;

j. Memberikan perintah tertulis, menunjuk dan/atau menetapkan penggunaan

pengelola statuter terhadap pihak/lembaga jasa keuangan yang melakukan

kegiatan di bidang Pasar Modal dalam rangka mencegah dan mengurangi

kerugian konsumen, masyarakat dan sektor jasa keuangan; dan

k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisioner. 4


4
Fungsi dan tugas pokok, dikutip dari https://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/tentang-pasar-modal/Pages/
Tugas.aspx, pada 08 Desember 2022.
2. Investasi di Indonesia pasca pandemic

Bukan hal yang mudah bagi pemerintah saat ini, dalam situasi masih pandemic

COVID-19 berlangsungnya ini pemerintah harus melakukan pilihanpilihan yang sulit

(Tuwu, 2020). Antara kesehatan masyarakatnya yang saat ini berimplikasi pada

semakin terpuruknya ekonomi nasional atau mengeluarkan kebijakan baru berupa

kehidupan dengan pola yang baru dan membuka kran stimulus ekonomi dalam segala

bidang, termasuk dengan memulihkan dan melakukan pengembangan dalam bidang

hukum untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang masih wajar.

Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal merupakan

ketentuan perundang-undangan yang mendukung munculnya iklim investasi di

Indonesia. Di samping memberikan peluang untuk berdirinya perusahaan

multinasional yang seluruh modalnya adalah modal asing, Undang- undang tersebut

dalam rangka menarik investor asing juga membuka peluang bagi pemerintah untuk

memberikan peluang perpajakan dan pungutan-pungutan lain.

Undang-Undang Tentang Penanaman Modal yang diundangkan mencakupi

semua kegiatan penanaman modal langsung di semua sektor. Undang-Undang ini juga

memberikan jaminan perlakuan yang sama dalam rangka penanaman modal. Selain

itu, Undang-Undang ini memerintahkan agar Pemerintah meningkatkan koordinasi

antar instansi Pemerintah, antar instansi Pemerintah dengan Bank Indonesia, dan antar

instansi Pemerintah dengan pemerintah daerah. Koordinasi dengan pemerintah daerah

harus sejalan dengan semangat otonomi daerah. Pemerintah daerah bersama-sama

dengan instansi atau lembaga, baik swasta maupun Pemerintah, harus lebih

diberdayakan lagi, baik dalam pengembangan peluang potensi daerah maupun dalam

koordinasi promosi dan pelayanan penanaman modal. Pemerintah daerah menjalankan


otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

penyelenggaraan penanaman modal berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas

pembantuan atau dekonsentrasi.

Fasilitas penanaman modal diberikan dengan mempertimbangkan tingkat daya

saing perekonomian dan kondisi keuangan negara dan harus promotif dibandingkan

dengan fasilitas yang diberikan negara lain. Pentingnya kepastian fasilitas penanaman

modal ini mendorong pengaturan secara lebih detail terhadap bentuk fasilitas fiskal,

fasilitas hak atas tanah, imigrasi, dan fasilitas perizinan impor. Meskipun demikian,

pemberian fasilitas penanaman modal tersebut juga diberikan sebagai upaya

mendorong penyerapan tenaga kerja, keterkaitan pembangunan ekonomi dengan

pelaku ekonomi kerakyatan, orientasi ekspor dan insentif yang lebih menguntungkan

kepada penanam modal yang menggunakan barang modal atau mesin atau peralatan

produksi dalam negeri, serta fasilitas terkait dengan lokasi penanaman modal di

daerah tertinggal dan di daerah dengan infrastruktur terbatas yang akan diatur lebih

terperinci dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.5

Memasuki era kebiasaan normal baru atau New Normal saat ini selama

pandemic COVID-19 ini berlangsung, pemerintah telah melakukan pendataan dan

upaya strategis untuk dapat mengembalikan kepercayaan investor berinvestasi di

Indonesia. Upaya demikian tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya

dukungandari berbagai pemangku kepentingan agar segala terobosan dan inovasi yang

dibuat oleh Pemerintah baik Pusat dan Daerah dapat berjalan dengan lancer,

khususnya pada situasi pandemic COVID-19 ini. Selain itu dengan telah

dikeluarkannya pula Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2019 tentang Pemberian

5
Syaifudin & Ernawati, “Indonesia Investment Rules: Kajian Hukum Pemulihan Dan Pengembangan Ekonomi
Nasional Dimasa COVID-19”, JJR 22(2) December 2020, hlm. 198-199.
Insentif dan Kemudahan Investasi di Daerah semakin dapat dijadikan upaya

untuk menstimulus kegiatan investasi di daerah sehingga pertumbuhan ekonomi

dapat dirasakan secara signifikan. Dukungan investor dalam menunjang

pembangunan perekonomian di Indonesia juga sangat diharapkan di tengah

keterbatasan modal dan anggaran yang dimiliki oleh Pemerintah Indonesia saat

ini. Optimalisasi dukungan ini sangat berpengaruh dalam membalikkan keadaan

ekonomi saat ini sehingga dapat mempercepat program pembangunan ekonomi

produktif sehingga meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mengantarkan Indonesia

menjadi Negara Maju.6

Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja atau Omnibus Law

Undang-Undang Cipta Kerja diharapkan dapat mendongkrak investasi di tahun 2021.

Adapun alasannya karena undang-undang sapu jagat ini bisa menyelesaikan masalah

perizinan yang selama ini menghambat investasi. Investasi akan mempermudah

investor asing masuk ke Indonesia. Omnibus law dapat menjembatani kemudahan

investasi di Indonesia.

Optimisme iklim dunia usaha juga terjadi, terutama untuk menghadapi masa

kenormalan baru pada 2021. Minimal untuk pemulihan ekonomi itu terdapat tiga hal

yang harus diperkuat yaitu, belanja pemerintah, belanja masyarakat dan investasi,

khususnya menyangkut kemudahan perizinan usaha. UndangUndang Cipta Kerja

dapat membantu membangkitkan dan membuka kesempatan yang bagus untuk

munculnya usaha-usaha baru, terutama bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM). Membangkitkan UMKM yang sempat terpuruk, Industri Kreatif, Jual Beli

Online dan sebagainya. Maka dengan adanya investasi dan usaha baru akan

6
Lis Julianti, “Kajian Yuridis Terkait Pengembangan Iklom Investasi Indonesia di Era Pandemi COVID-19”,
Jurnal Aktual Justice, Vol. 6, N0. 1, 2021, hlm, 36-37.
menciptakan tambahan lapangan kerja. Hal itu berdampak positif bagi kebangkitan

ekonomi masyarakat. Undang-Undang Cipta Kerja memberikan harapan bagi

kalangan pengusaha terkait kemudahan berinvestasi di Indonesia, sehingga hambatan

pada rumitnya berinvestasi disebabkan karena masalah perizinan dapat teratasi.7

BKPM mengungkapkan 3 (tiga) hal yang menjadi penyebab permasalahan

investasi mangkrak, yaitu perizinan di kementerian/lembaga pusat, perizinan di

pemerintah daerah, dan permasalahan lapangan terkait dengan lahan. Untuk

menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut, perlu adanya kerja sama dan

kolaborasi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah untuk mempermudah

investor merealisasikan investasinya.

Menghadapi kondisi ini, BKPM memiliki strategi khusus untuk menjaga iklim

investasi Indonesia. Strategi yang dijalankan oleh BKPM, antara lain dimulai dari

melakukan promosi investasi, dilanjutkan pengawalan investasi mulai dari tahap

perizinan, financial closing, pembangunan, hingga sampai dengan tahap produksi

komersial. Kepala BKPM menegaskan bahwa negara akan mendapatkan multiplier

effects dari adanya investasi, ketika investasi tersebut sudah melakukan produksi

komersial.

Sebagai komitmen kepada investor untuk mengawal investasi hingga

terrealisasi, BKPM membuka kembali layanan konsultasi tatap muka terkait proses

perizinan pada sistem Online Single Submission (OSS) dan perizinan sektor-sektor

terkait dari kementerian/lembaga yang ada di kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(PTSP). Pembukaan layanan konsultasi ini diterapkan dengan mengikuti aturan

protokol kesehatan di era kenormalan baru.

7
Sri Husnulwati1 dan Susi Yanuarsi, “Kebijakan Investasi Masa Pademi Covid-19 Di Indonesia”, Solusi,
Volume 19 Nomor 2, 2021, Hlm. 192.
Kepala BKPM menegaskan kembali hal yang disampaikan oleh Presiden

Republik Indonesia Joko Widodo, dimana kondisi turunnya perekonomian saat ini

dapat diatasi dengan adanya investasi, yang nantinya dapat menciptakan lapangan

pekerjaan untuk masyarakat Indonesia. Hal ini tentunya menjadi tantangan besar bagi

BKPM. Target realisasi investasi tahun 2020 tentunya akan direvisi karena kondisi

pandemi COVID-19. Akan tetapi, hal tersebut tidak menjadi alasan bagi BKPM untuk

tidak bekerja semaksimal mungkin dalam mendorong realisasi investasi di Indonesia.

D. Kesimpulan

Pandemi COVID-19 yang hingga saat ini belum berakhir telah mempengaruhi

kinerja dan stabilitas pasar modal dan mempengaruhi kinerja pelaku industri pasar

modal, sehingga perlu memberikan beberapa kebijakan stimulus dan relaksasi bagi

pelaku industri pasar modal, khususnya bagi Emiten atau Perusahaan Publik. Salah satu

kinerja dan stabilitas pasar modal yang terpengaruh oleh pandemi COVID-19 adalah

program pengembangan Sistem Penawaran Umum Elektronik, sehingga Sistem

Penawaran Umum Elektronik belum dapat digunakan untuk Penawaran Umum dengan

minat dan pesanan dalam jumlah tertentu. Kebijakan stimulus dan relaksasi bagi Emiten

atau Perusahaan Publik diharapkan dapat mendukung perbaikan kinerja dan kapasitas

operasional Emiten atau Perusahaan Publik, dengan tetap memperhatikan prinsip

keterbukaan dan perlindungan pemodal.

Meskipun indikator menunjukkan kondisi Pasar Modal cenderung membaik

dibandingkan dengan awal pandemi COVID-19 pada tahun 2020, namun situasi dan

kondisi pandemi yang tidak dapat diprediksi akibat kemunculan berbagai varian baru

COVID-19 menimbulkan potensi tekanan terhadap stabilitas Pasar Modal serta


berdampak pada kinerja pelaku industry, Pelaku industri di bidang Pasar Modal masih

memerlukan waktu untuk recovery dan menjalankan bisnisnya secara normal.


DAFTAR PUSTAKA

Fungsi dan tugas pokok, dikutip dari

https://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/tentang-pasar-modal/Pages/Tugas.aspx, pada 08

Desember 2022.

Julianti, Lis, 2021. “Kajian Yuridis Terkait Pengembangan Iklom Investasi Indonesia di

Era Pandemi COVID-19”, Jurnal Aktual Justice, Vol. 6, N0. 1

N.Sa'adah, 2017. Kebijakan Pengampunan Pajak (tax amnesty) Berdasarkan Keadilan

Yang Mendukung Iklim Investasi Indonesia.Masalah-Masalah Hukum.

Pasar Modal: Dasar Hukum dan Perannya Dalam Perekonomian Nasional, diakses dari

https://www.rs-lawyer.id/pasar-modal-dasar-hukum-dan-perannya-dalam-perekonomian-

nasional/, pada 08 Desember 2022.

Ras, Hdan Suroso. J.T.(2020).“Kepastian Hukum dalam Hukum Investasi di Indonesia

melalui Omnibus Law”. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi dan Akuntasi),

Volume 4 Nomor 1.

Sri Husnulwati1 dan Susi Yanuarsi, 2021. “Kebijakan Investasi Masa Pademi Covid-19

Di Indonesia”, Solusi, Volume 19 Nomor 2.

Syaifudin & Ernawati, 2020. “Indonesia Investment Rules: Kajian Hukum Pemulihan

dan Pengembangan Ekonomi Nasional Dimasa COVID-19”, JJR 22(2).

Anda mungkin juga menyukai