Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGARUH PANDEMI COVID 19 TERHADAP


KEPUTUSAN INVESTASI 20 SAHAM TERATAS DI
BURSA EFEK INDONESIA

Dosen Pengampu : Dr. Supriyono, S.E, M.M

DISUSUN OLEH :

NAMA : SO’IMMAWATI
NIM : 202101088
KELAS : 2B

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGDI PASCA SARJANA MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2022
BAB I

LATAR BELAKANG MASALAH

Perkembangan investasi di Indonesia semakin hari semakin baik. Pasar


modal senantiasa menjadi perhatian banyak pelaku bisnis baik investor maupun
public yang lain. Pada tahun 2018 hingga akhir 2019 investas pasar modal
mengalami kenaikan yang signifikan. Kenaikan jumlah investor dari 1.619.372
mejadi 2.484.384. Peningkatan sebesar 53,41 % ini merupakan peningkatan yang
sangat baik.
Selain itu sebagian masyarakat sudah mulai mempercayai pasar modal
sebagai tempat untuk berinvestasi, dengan meningkatnya investor sebagaimana
disebutkan di atas. Peningkatan ini juga ditandai dengan semakin tingginya
masyarakat atas kepemilikan suatu saham yang terdapat di bursa efek Indonesia.
Pasar modal memiliki peran penting dalam menunjang perekonomian suatu
negara. Pasar modal sendiri adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek, perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta Lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Di Indonesia sendiri, pasar modal pasar modal dikelola oleh bursa efek
Indonesia dan setidaknya ada 2 fungsi pasar modal bagi perekonomian
negara yaitu :
1. Sebagai sarana pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk
mendapatakan dana dari masyarakat pemodal.
2. Sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti
saham, obligasi, reksadana dan instrumen pasar modal lainnya.
Selain 2 fungsi utama tersebut manfaat pasar modal lainnya yang dirasakan oleh
negara untuk membantu perekonomiannya

1. Salah Satu Sumber Pendapatan Negara


Manfaat pasar modal dari sumber ini adalah pajak yang didapat dari pasar
modal.
2. Berjalannya Pada Perekonomian
Dengan bertumbuhnya investor yang membeli saham perusahaan di pasar
modal maka perusahaan memiliki pendapatan untuk melakukan ekspansi lebih
luas lagi. Maka apabila perusahaan tumbuh semakin besar maka tenaga kerja
yang dibutuhkan juga semakin meningkat yang artinya membuka lapangan
kerja bagi masyarakat.
3. Menarik Investor Asing Ke dalam Negeri
Ketika pasar modal dikelola dengan baik maka minat investor asing untuk
berinvestasi di dalam negeri juga semakin tinggi dengan adanya investor asing,
perusahaan dapat mengembangkan bisnis ,menjadi lebih luas lagi

Ada 4 instrument pasar modal yang diperdagangkan di Indonesia yakni


saham, reksadana, obligasi dan derivative

1. Saham
Saham merupakan instrument pasar modal yang paling populer. Pembagian
deviden merupakan manfaat yang didapat dari pasar modal.
2. Reksa Dana
Selain saham instrument investasi lain yang populer adalah reksa dana.
Berbeda dengan saham, dana investasi akan dipercayakan kepada manajer
investasi untuk berinvestasi di pasar modal.
3. Obligasi
Obligasi adalah surat hutang. Keuntungan yang didapat dari investasi obligasi
adalah kupon yang terbagi dari kupon fixed dan floating.
4. Derivatif
Derivatif adalah surat berharga turunan dari saham atau obligasi.
Dalam pasar modal sendiri khususnya instrument saham maka hal yang
terpenting adalah investor mengetahui harga saham. Harga saham adalah harga
suatu saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh
pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang
bersangkutan di pasar modal. Harga saham yang ada di pasar selalu berfluktuasi
atau selalu berubah dari waktu ke waktu.

Fluktuasi harga saham ditentukan oleh kekuatan penawaran dan


permintaan. Jika penawaran lebih besar dari permintaan pada umumnya kurs
harga saham akan turun, sebaliknya jika permintaan lebih besar dari penawaran
terhadap suatu efek maka harga saham cenderung naik. Dua unsur yang melekat
pada setiap modal dan dana yang diinvestasikan adalah hasil ( return ) dan resiko (
risk ). Ada timbal balik antara hasil dan resiko. Apabila hasil suatu jenis investasi
tinggi maka resiko pun tinggi begitu juga pada investasi saham yang pada
umumnya memiliki resiko yang tinggi dan hasiil yang tinggi.

Dalam perkembangannya, fluktuasi harga saham di pasar modal dapat


dipengaruhi beberapa faktor ekonomi dan non ekonomi. Adapun fluktuasi harga
saham dapat dipengaruhi hal – hal sebagai berikut :

1. Pengaruh kebijakan pemerintah dan kondisi keuangan negara


Kebijakan pemerintah sangat berpengaruh pada fluktuasi harga saham karena
didalamnya terdapat kebijakan – kebijakan, utang piutang, ekspor impor,
bahkan penanaman modal asing.
2. Dinamika nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing
Nilai tukar rupiah merupakan faktor yang mempengaruhi harga saham. Dalam
kondisi ini perusahaan dibidang ekspor impor sangat berpengaruh dan
dirasakan langsung.
3. Manipulasi saham
Pemegang investasi dengan nilai tinggi akan bisa melakukan permainan jual
beli saham dalam jumlah besar yang pasti akan mempengaruhi harga saham.
4. Pandemi
Peristiwa ini sangat mempengaruhi harga saham di bursa efek karena berkaitan
dengan kestabilan perekonomian suatu negara. Selain itu pandemic juga dapat
memberikan pandangan negatif dari para investor sehingga pada saat terjadinya
pandemi dapat mengancam stabilitas negara serta mendapat respon negatif dari
pelaku pasar.

Pada tahun 2020 dunia diserang pandemi dengan munculnya virus yang
mewabah dengan sebutan covid 19. Covid 19 muncul pertama kali di Wuhan,
Cina, pada akhir tahun 2019. Pandemi virus ini menyebar dengan sangat cepat
dari negara ke negara lain hingga menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia.

Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi wabah ini adalah


dengan melakukan physical distancing, social distancing dan menggunakan
masker. Adanya pandemi wabah covid 19 yang begitu cepat membawa dampak
terhadap perekonomian Indonesia.

Dengan adanya pembatasan di segala sektor – sektor ekonomi tertentu


menyebabkan perubahan yang signifikan dalam perekonomian Indonesia. Tidak
hanya Indonesia, wabah ini menjadi ancaman bagi perekonomian global.
Pandemic covid 19 yang semakin menjatuhkan perekonomian asia pasifik.

Tabel 1.1 Data IHSG Januari – Maret 2020

Periode IHSG
Januari 6.300
Februari 6.300
Maret 4.832

Berdasarkan data table 1.1 perkembangan IHSG pada tahun 2020


menyentuh nilai hampir 6.300 dan pada tanggal 2 maret 2020 dengan
diumumkannya kasus positif covid 19 menyebabkan turunnya nilai pasar saham.
Pelemahan IHSG di ikuti dengan anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS
dan juga terjadi perubahan pada volume perdagangan saham. Demikian pula
indeks saham dalam mengukur kinerja harga 30 saham atau yang disebut IDX 30.
Ketahanan perusahaan – perusahaan IDX 30 ini lebih baik karena memiliki
fundamental kinerja keuangan yang baik. Dengan kapitalisasi pasar yang besar
juga memiliki likuiditas tinggi.

Pergerakan pasar modal apabila ini adalah investasi maka akan sangat
dipengaruhi oleh perusahaan. Ketika PSBB terjadi banyak perusahaan-perusahaan
yang kolaps. Jika kita lihat pada hari ini, perusahaan-perusahaan yang listing di
pasar modal, yang berperan di bidang pariwisata semuanya negatif. Sehingga
kalau kita lihat, tidak hanya aspek finansial perusahaan yang terpukul karena
pandemi covid-19, namun juga aspek riil dan fundamental juga ikut terkena
imbasnya. Sehingga wajar saja harga saham sempat jatuh atau bahkan sekarang
harga saham performance nya tidak sebaik sebelum terjadinya pandemi.

Fluktuasi di pasar modal mempengaruhi perilaku investor dalam


berinvestasi karena kita menganalisis pasar modal tidak hanya sekedar melihat
angka saja, tetapi kita juga melihat dari aspek keuangan perilaku atau ekonomi
perilaku seorang investor. Apabila investor tersebut kecenderungannya adalah
investor yang menghindari risiko atau bahkan moderate, maka barangkali investor
tersebut akan memilih untuk menarik dananya dari pasar modal dan kemudian
menginvestasikan dananya pada skema atau instrumen-instrumen investasi yang
save haven atau investasi yang memiliki tingkat risiko rendah misalnya adalah
emas. Apabila investor tersebut merupakan investor yang risk taker mungkin dia
akan tetap mempertahankan investasinya

Sehingga muncul pertanyaan besar bagaimana pola transaksi investasi


sepanjang pandemi ini, baik berdasarkan volume perdagangan maupun nilai
perdagangan.
BAB II
PROFIL USAHA

Top 20 adalah saham - saham yang masuk kedalam kategori indeks yang
digunakan untuk mengukur performa harga dari saham – saham yang memiliki
likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar serta didukung oleh fundamental
perusahaan yang baik. Top 20 saham di Bursa Efek Indonesia masuk dalam
kelompok saham yang disebut IDX 30.
Ada 30 perusahaan yang masuk dalam IDX 30 ADRO, ANTM, ASII,
BBCA, BBNI, BBRI, BBTN, BMRI, BRPT, BUKA, CPIN, EMTK, EXCL,
ICBP, INCO, INDF, INKP, KLBF, MDKA, MIKA, PGAS, PTBA, SMGR,
TBIG, TLKM, TOWR, UNTR, UNUR, WSKT.
IDX 30 merupakan sebuah indeks yang dihitung dengan metode rata – rata
tertimbang 30 saham perusahaan yang paling liquid diperdagangkan di bursa efek
Indonesia.
Proses seleksi emiten yang dimasukkan dalam perhitungan IDK 30
adalah :
a. Bursa efek memilih 30 saham dengan nilai rata - rata tertinggi di pasar reguler
dalam 12 bulan terakhir
b. Saham 30 terbaik dengan mempertimbangkan nilai transaksi, kapitalisasi pasar,
jumlah hari diperdagangkan dan frekuensi transaksi di pasar reguler kurun
waktu 12 bulan terakhir
c. Saham sudah tercatat setidaknya 3 bulan di BEI
d. Saham harus memiliki kondisi keuangan yang sehat, prospek pertumbuhan,
dan memiliki frekuensi perdagangan dan transaksi yang tinggi dipasar reguler

Volume perdagangan merupakan suatu instrument yang dapat digunakan


untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter volume
saham yang diperdagangkan dipasar. Oleh karena itu, perusahaan yang berpotensi
tumbuh dapat berfungsi sebagai reaksi positif pasar.
BAB III
PEMBAHASAN

Pandemi covid 19 secara resmi ditetapkan sebagai pandemi oleh organisasi


Kesehatan dunia ( WHO ). Covid 19 telah mengubah dunia dalam banyak hal
seperti mengubah car akita bekerja, belajar, makan, tidur dan seterusnya. Kondisi
normal baru harus dihadapi dimana aka nada beberapa kebijakan yang diubah dan
di longgarkan, termasuk soal berinteraksi, perlu dilakukakan adaptasi dimana
investor harus menyusun ulang yang dimiliki.
Investasi adalah suatu komitmen untuk menanamkan dana pada periode
tertentu untuk mendapatkan pembayaran dimasa depan sebagai kompensasi bagi
investor untuk :
1. Waktu selama dana diinvestasikan
2. Tingkat reflasi yang diharapkan
3. Ketidakpastian pembayaran di masa depan

( Reliy & Nonton, 2007 )

Investasi terdiri dari investasi dalam aktiva riil seperti emas, barang
berharga, tanah, barang seri yang mana tujuan berinvestasi untuk meningkatkan
kekayaan, baik sekarang dan dimasa depan. Keputusan investasi merupakan faktor
penting dalam fungsi keuangan perusahaan. Keputusan investasi sangat penting
karena untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan kemakmuran.
Pasar modal memiliki peran peningkatan aktivitas ekonomi rasional karena
dengan adanya pasar modal perusahaan akan lebih mudah memperoleh data
sehingga mendorong perekonomian nasional menjadi lebih maju.
Sejak covid 19 di Indonesia di konfirmasi awal maret 2020 transaksi
perdagangan di pasar saham mengalami fluktuatif. IHSG terus terombang –
ambing, naik turun selama pandemi covid 19.

Tabel 3.1 Data perdagangan Top 20 saham Bursa Efek

Bulan maret 2020

No Active Stoks Active Stoks


By Total Trading Volume By Total Trading Value
1 BBRI ( 4,21 % ) BBCA ( 14,21 % )
2 TLKM ( 2,58 % ) BBRI ( 12,00 % )
3 IPTV ( 2,49 % ) TLKM ( 6,98 % )
4 CARE ( 2,35 % ) BMRI ( 6,54 % )
5 MDKA ( 2,33 % ) ASII ( 4,64 % )
6 LPKR ( 1,77 % ) BBNI ( 4,54 % )
7 ANTM ( 1,76 % ) UNUR ( 2,43 % )
8 TOWR ( 1,71 % ) MDFA ( 2,18 % )
9 PGAS ( 1,66 % ) INTP ( 1,58 % )
10 REAL ( 1,66 % ) NATO ( 1,42 % )
11 ZINC ( 1,54 % ) PGAS ( 1,31 % )
12 NATO ( 1,52 % ) UNTR ( 1,15 % )
13 BMRI ( 1,41 % ) INDP ( 1,13 % )
14 BRPT ( 1,34 % ) TOWR ( 1,08 % )
15 TELE ( 1,20 % ) ICBP ( 1,06 % )
16 ASII ( 1,21 % ) HMSP ( 1,05 % )
17 VIVA ( 1,20 % ) TKIM ( 0,98 % )
18 FREN ( 1,18 % ) PTBA ( 0,97 % )
19 BBN ( 1,15 % ) KLBF ( 0,19 % )
20 CIRA ( 1,15 % ) SMGR ( 0,19 % )
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pada bulan maret 2020 saham -
saham yang diminati baik berdasarkan volume perdagangan maupun nilai
perdagangan adalah saham – saham sektor keuangan, sektor tambang, sektor
kesehatan dan media yang mana saham – saham ini pula yang masuk dalam IDX
30. Pada saat yang sama Phil ( 2020 ) seorang ahli pasar dunia memberikan
indikator yang dapat digunakan investor agar tidak salah dalam memilih produk
saham adalah dengan menjwab hal – hal berikut ini yaitu :
1. Apakah permintaan produk saham tersebut tinggi
2. Apakah perusahaan penghasil produk tersebut sebagai pengontrol harga
3. Apakah produk yang dihasilkan perusahaan tersebut selalu dibutuhkan manusia
dan tetap ada bila dibutuhkan
4. Produk yang dihasilkan merupakan produk berharga atau memiliki nilai tinggi
seperti energi, tenaga surya makanan dan lain – lain
5. Produknya merupakan produk kemewahan yang diperlukan kelompok tertentu

Pada bulan April 2020 saham – saham terbanyak diminati adalah saham –
saham sektor telekomunikasi dan pada bulan mei 2020 saham yang terbanyak
diminati adalah saham – saham sektor keuangan BNLI, BBRI, BBCA, BRIS,
BMRI, BBN dan BTPS. Ada perubahan pola baik berdasarkan volume
perdagangan maupun nilai perdagangan sepanjang pandemic covid 19. Artinya
investor enggan mengambil resiko pada tingkatan tertentu dan juga memilih yang
bermanfaat dalam rangka mengurangi resiko.

Pada Juni 2020 pemerintah mulai menerapkan kebijakan baru yang disebut
newnormal. Dalam hal ini pemerintah memperbolehkan masyarakat beraktivitas
Kembali seperti sebelum pemberlakuan work from home namun dengan
menerapkan protocol kesehatan (menggunakan masker, menjaga kebersihan
tangan, menjaga jarak antar individu). Perusahaan-perusahaan mulai
mengintruksikan karyawan untuk Kembali bekerja dari kantor. Perusahaan
tersebut harus melakukan tindakan preventif untuk menjaga seluruh karyawan
agar tidak terinfeksi Covid-19. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan
protokol kesehatan secara ketat sesuai anjuran pemerintah. Perusahaan juga
sebaiknya menyiapkan sarana-sarana pendukung untuk menghindarkan karyawan
dari virus antara lain dengan menyiapkan sabun dan tempat cuci tangan,
penyemprotan disinfektan secara berkala, penyediaan masker yang wajib
digunakan, serta anjuran menjaga jarak antar karyawan. Hal ini dilakukan supaya
karyawan tetap sehat. Jika salah satu karyawan terinfeksi maka dapat berdampak
besar terhadap perusahaan, apalagi jika protokol kesehatan tidak berjalan baik,
virus dapat menular kepada karyawan lainnya sehingga menyebabkan
terganggunya aktivitas perusahaan. Pada kondisi terburuk hal tersebut dapat
menyebabkan terhentinya aktivitas perusahaan

Pada umumnya harga saham di seluruh sektor industri mengalami


penurunan dan menyebabkan nilai IHSG terkoreksi sangat dalam (BEI, 2020).
Bahkan sebagian emiten mulai mempersiapkan dana untuk melakukan buyback
saham. Kondisi yang tidak menentu juga menyebabkan sebagian investor asing
melepas saham yang sudah ditanamkan di Indonesia. Hal ini karena kekhawatiran
investor terhadap kondisi ekonomi Indonesia yang menurun. Walaupun demikian,
ada beberapa sektor usaha yang justru mengalami peningkatan harga saham antara
lain usaha yang bergerak dibidang teleconference, misalnya Zoom. Perusahaan
asal Amerika Serikat tersebut mengalami peningkatan harga saham lebih dari
100% dan mencatat peningkatan keuntungan yang signifikan setelah lockdown,
pembatasan jarak sosial, dan bekerja dari rumah diberlakukan di sejumlah negara.
Di Indonesia, semua sektor industri mengalami penurunan

Diversifikasi adalah salah satu komponen utama pengambilan keputusan


investasi dibawah resiko atau ketidakpastian. Diversifikasi berdasarkan budget
dengan menghitung pergerakan saham – saham dengan likuiditas tinggi bisa
menjadi rujukan dalam memilih saham yang akan di investasikan. Dalam hal ini
investor bisa menghitung jumlah ideal dalam portofolio investasi.

Portofolio adalah gabungan dari berbagai instrument investasi baik baik


yang berbentuk tanpa disengaja atau memang diputuskan melalui perencanaan
yang didukung dengan perhitungan dan pertimbangan rasional untuk
memaksimumkan risiko investasi. Sulisistiyowati (2017) Portofolio optimal
merupakan portofolio yang dipilih investor dari sekian banyak pilihan yang ada
pada portofolio efisien, sedangkan portofolio efisien itu sendiri adalah portofolio
yang menyediakan return maksimal bagi investor dengan tingkat risiko tertentu.
Choiriyah (2016). Portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih investor
dari sekian banyak pilihan yang ada pada portofolio efisien, sedangkan portofolio
efisien itu sendiri adalah portofolio yang menyediakan return maksimal bagi
investor dengan tingkat risiko tertentu. Choiriyah (2016). Portofolio efisien
merupakan portofolio yang baik namun bukan yang terbaik. Investor
mengharapkan return dan risiko terbaik, maka perlu dibentuk portofolio optimal.
“Portofolio optimal merupakan bagian dari portofolio-portofolio efisien.Suatu
portofolio optimal jugasekaligus merupakan suatu portofolio efisien, tetapi suatu
portofolio efisien belum tentu portofolio optimal”. Portofolio optimal merupakan
portofolio dengan kombinasi return ekpektasian dan risiko terbaik

Penurunan IHSG dari area 6300 hingga area 3900 dalam waktu tiga bulan
menunjukkan bahwa pandemi yang ada memang sangat parah. Sementara itu,
tanggal 31 Maret 2020 penandatanganan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun
2020, yang mengatur pembatasan sosial berskala besar sebagai respons terhadap
Covid-19, baru dilakukan. Respon investor dalam kondisi ini cukup beragam dari
beberapa forum atau media sosial. Ada pro kontra yang berpendapat IHSG masih
akan turun, ada juga yang berpendapat IHSG akan rebound di kalangan investor.
Meskipun adanya peningkatan jumlah investor yang tinggi, jumlah volume
transaksi di tahun 2019 masih lebih banyak dari tahun 2020. Tercatat pada 2019
lalu volume transaksi sebesar 36.534.971.048, sedangkan pada 2020 sebesar
27.495.947.445. Hal ini mencerminkan sebagian besar perilaku investor
cenderung wait and see, menunggu waktu yang tepat untuk melakukan transaksi.

Kondisi pasar memiliki volatilitas yang cukup tinggi apabila dilihat dari
transaksi per hari atau per minggu pada kuartal dua hingga tiga tahun 2020.
Investor yang biasa disebut “trader” memanfaatkan kondisi ini dengan melakukan
transaksi cepat tentunya disertai risiko yang tinggi. Bulan Maret merupakan bulan
dengan volatilitas tertinggi di tahun 2020 dengan indeks tertinggi area 5.700 dan
terendah area 3.900. Selain itu, pada kuartal empat tepatnya bulan Oktober, mulai
menunjukkan rebound sehingga IHSG dapat kembali ke area 6.000. Secara
umum, mulai dari bulan Maret hingga Desember 2020 IHSG mulai menunjukkan
kestabilan harga meskipun ada penurunan di bulan September. Strategi
Pemerintah dalam memberlakukan PSBB dirasa tepat meski sedikit terlambat
melihat dari grafik kenaikan IHSG dimulai dari bulan April 2020. Kemenkeu.
( 2020 )

Peningkatan jumlah investor, khususnya investor ritel, dapat memberikan


dampak positif pada dunia pasar modal. Harapan di tahun-tahun berikutnya
transaksi yang ada di pasar modal dapat lebih sehat dengan semakin banyaknya
investor ritel. Untuk itu, investor ritel perlu memperhatikan juga alasan-alasan
melakukan transaksi, tidak hanya asal jual dan beli tetapi menggali informasi
lebih dalam mengenai emiten tersebut melalui informasi fundamental maupun
teknikal. Selain itu, mental para investor juga harus siap dengan kondisi seperti
pandemi ini. Kondisi emosional yang baik diperlukan untuk mengahadapi situasi
dengan tren negatif seperti saat ini, dan juga pada saat tren positif. Pastikan
memakai uang “dingin” dalam melakukan transaksi saham, yakni uang yang
bukan merupakan tanggungan sehari-hari. Di masa pandemi ini, masih ada
investor yang menganggap saham sama dengan judi dan melakukan keputusan
ekstrem menjual rumah atau mencari pinjaman uang demi melakukan transaksi di
pasar modal. Tetap jaga kewarasan saat bertransaksi di pasar modal.
BAB IV

KESIMPULAN

Seiring berjalannya waktu, pasar modal tidak hanya bertugas sebagai


sarana investasi, namun juga menjadi mata pencaharian bagi para investor. Pasar
saham sendiri menjanjikan keuntungan yang cukup tinggi disbanding dengan
instrument lain. Pandemi covid 19 yang memporak – porandakan dunia menjadi
pelajaran bagi para investor untuk bisa melakukan Analisa dalam mengambil
keputusan investasi jangka Panjang. Berkenaan dengan itu maka disimpulkan
sebagai berikut :

1. Pandemi covid 19 sangat mempengaruhi pola transaksi saham baik


berdasarkan volume perdagangan maupun nilai sehingga investor harus
melakukan analisis fundamental terhadap saham – saham yang akan dibeli,
dimana analisis fundamental membuat investor dapat mengetahui prospek
perusahaan dan memprediksi return saham di masa mendatang.
2. Diversifikasi saham akan meminimalisir resiko yang akan terjadi pada investor.
Don’t put eggs in one basket ( Buffet and unnigha )
3. Pandemi covid 19 sangat berpengaruh pada keputusan investor dalam
berinvestasi, baik secara transaksional dalam volume perdagangan maupun
nilai untuk menjaga stabilitas investasi jangka panjang.
SUMBER REFERENSI

Anggraini, Fradella, and Erly Mulyani. "Pengaruh Informasi Akuntansi, Persepsi Risiko
dan Citra Perusahaan dalam Pengambilan Keputusan Investasi di Masa Pandemi Covid-
19." JURNAL EKSPLORASI AKUNTANSI 4.1 (2022): 25-39.

Katti, Siti Wardani Bakri. "Analisis Kondisi Ekonomi Global Terhadap Pergerakan IDX30
Selama Pandemi Covid 19." JAMER: Jurnal Akuntansi Merdeka 2.2 (2021): 69-77.

Revinka, Shifa. "Pengaruh Pandemi Covid-19 Terhadap Nilai Perusahaan Pada Sebelas
Sektor Di Bursa Efek Indonesia (BEI)." JURNAL ACITYA ARDANA 1.2 (2021): 145-163.

Kurniasih, Dina, Diah Yudhawati, and Renea Shinta Aminda. "EVALUASI KINERJA
PORTOFOLIO SAHAM IDX30 DENGAN SHARPE INDEKS PADA MASA PANDEMI
COVID-19." Manager: Jurnal Ilmu Manajemen 5.2 (2022): 245-252.

Nasution, Dito Aditia Darma, Erlina Erlina, and Iskandar Muda. "Dampak pandemi Covid-
19 terhadap perekonomian Indonesia." Jurnal benefita 5.2 (2020): 212-224.

Sitinjak, Elizabeth Lucky Maretha. "Perilaku Investor Pasar Modal Masa Pandemi Covid-
19." (2020).

Anda mungkin juga menyukai