DISUSUN OLEH :
NAMA : SO’IMMAWATI
NIM : 202101088
KELAS : 2B
1. Saham
Saham merupakan instrument pasar modal yang paling populer. Pembagian
deviden merupakan manfaat yang didapat dari pasar modal.
2. Reksa Dana
Selain saham instrument investasi lain yang populer adalah reksa dana.
Berbeda dengan saham, dana investasi akan dipercayakan kepada manajer
investasi untuk berinvestasi di pasar modal.
3. Obligasi
Obligasi adalah surat hutang. Keuntungan yang didapat dari investasi obligasi
adalah kupon yang terbagi dari kupon fixed dan floating.
4. Derivatif
Derivatif adalah surat berharga turunan dari saham atau obligasi.
Dalam pasar modal sendiri khususnya instrument saham maka hal yang
terpenting adalah investor mengetahui harga saham. Harga saham adalah harga
suatu saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh
pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang
bersangkutan di pasar modal. Harga saham yang ada di pasar selalu berfluktuasi
atau selalu berubah dari waktu ke waktu.
Pada tahun 2020 dunia diserang pandemi dengan munculnya virus yang
mewabah dengan sebutan covid 19. Covid 19 muncul pertama kali di Wuhan,
Cina, pada akhir tahun 2019. Pandemi virus ini menyebar dengan sangat cepat
dari negara ke negara lain hingga menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia.
Periode IHSG
Januari 6.300
Februari 6.300
Maret 4.832
Pergerakan pasar modal apabila ini adalah investasi maka akan sangat
dipengaruhi oleh perusahaan. Ketika PSBB terjadi banyak perusahaan-perusahaan
yang kolaps. Jika kita lihat pada hari ini, perusahaan-perusahaan yang listing di
pasar modal, yang berperan di bidang pariwisata semuanya negatif. Sehingga
kalau kita lihat, tidak hanya aspek finansial perusahaan yang terpukul karena
pandemi covid-19, namun juga aspek riil dan fundamental juga ikut terkena
imbasnya. Sehingga wajar saja harga saham sempat jatuh atau bahkan sekarang
harga saham performance nya tidak sebaik sebelum terjadinya pandemi.
Top 20 adalah saham - saham yang masuk kedalam kategori indeks yang
digunakan untuk mengukur performa harga dari saham – saham yang memiliki
likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar serta didukung oleh fundamental
perusahaan yang baik. Top 20 saham di Bursa Efek Indonesia masuk dalam
kelompok saham yang disebut IDX 30.
Ada 30 perusahaan yang masuk dalam IDX 30 ADRO, ANTM, ASII,
BBCA, BBNI, BBRI, BBTN, BMRI, BRPT, BUKA, CPIN, EMTK, EXCL,
ICBP, INCO, INDF, INKP, KLBF, MDKA, MIKA, PGAS, PTBA, SMGR,
TBIG, TLKM, TOWR, UNTR, UNUR, WSKT.
IDX 30 merupakan sebuah indeks yang dihitung dengan metode rata – rata
tertimbang 30 saham perusahaan yang paling liquid diperdagangkan di bursa efek
Indonesia.
Proses seleksi emiten yang dimasukkan dalam perhitungan IDK 30
adalah :
a. Bursa efek memilih 30 saham dengan nilai rata - rata tertinggi di pasar reguler
dalam 12 bulan terakhir
b. Saham 30 terbaik dengan mempertimbangkan nilai transaksi, kapitalisasi pasar,
jumlah hari diperdagangkan dan frekuensi transaksi di pasar reguler kurun
waktu 12 bulan terakhir
c. Saham sudah tercatat setidaknya 3 bulan di BEI
d. Saham harus memiliki kondisi keuangan yang sehat, prospek pertumbuhan,
dan memiliki frekuensi perdagangan dan transaksi yang tinggi dipasar reguler
Investasi terdiri dari investasi dalam aktiva riil seperti emas, barang
berharga, tanah, barang seri yang mana tujuan berinvestasi untuk meningkatkan
kekayaan, baik sekarang dan dimasa depan. Keputusan investasi merupakan faktor
penting dalam fungsi keuangan perusahaan. Keputusan investasi sangat penting
karena untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan kemakmuran.
Pasar modal memiliki peran peningkatan aktivitas ekonomi rasional karena
dengan adanya pasar modal perusahaan akan lebih mudah memperoleh data
sehingga mendorong perekonomian nasional menjadi lebih maju.
Sejak covid 19 di Indonesia di konfirmasi awal maret 2020 transaksi
perdagangan di pasar saham mengalami fluktuatif. IHSG terus terombang –
ambing, naik turun selama pandemi covid 19.
Pada bulan April 2020 saham – saham terbanyak diminati adalah saham –
saham sektor telekomunikasi dan pada bulan mei 2020 saham yang terbanyak
diminati adalah saham – saham sektor keuangan BNLI, BBRI, BBCA, BRIS,
BMRI, BBN dan BTPS. Ada perubahan pola baik berdasarkan volume
perdagangan maupun nilai perdagangan sepanjang pandemic covid 19. Artinya
investor enggan mengambil resiko pada tingkatan tertentu dan juga memilih yang
bermanfaat dalam rangka mengurangi resiko.
Pada Juni 2020 pemerintah mulai menerapkan kebijakan baru yang disebut
newnormal. Dalam hal ini pemerintah memperbolehkan masyarakat beraktivitas
Kembali seperti sebelum pemberlakuan work from home namun dengan
menerapkan protocol kesehatan (menggunakan masker, menjaga kebersihan
tangan, menjaga jarak antar individu). Perusahaan-perusahaan mulai
mengintruksikan karyawan untuk Kembali bekerja dari kantor. Perusahaan
tersebut harus melakukan tindakan preventif untuk menjaga seluruh karyawan
agar tidak terinfeksi Covid-19. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan
protokol kesehatan secara ketat sesuai anjuran pemerintah. Perusahaan juga
sebaiknya menyiapkan sarana-sarana pendukung untuk menghindarkan karyawan
dari virus antara lain dengan menyiapkan sabun dan tempat cuci tangan,
penyemprotan disinfektan secara berkala, penyediaan masker yang wajib
digunakan, serta anjuran menjaga jarak antar karyawan. Hal ini dilakukan supaya
karyawan tetap sehat. Jika salah satu karyawan terinfeksi maka dapat berdampak
besar terhadap perusahaan, apalagi jika protokol kesehatan tidak berjalan baik,
virus dapat menular kepada karyawan lainnya sehingga menyebabkan
terganggunya aktivitas perusahaan. Pada kondisi terburuk hal tersebut dapat
menyebabkan terhentinya aktivitas perusahaan
Penurunan IHSG dari area 6300 hingga area 3900 dalam waktu tiga bulan
menunjukkan bahwa pandemi yang ada memang sangat parah. Sementara itu,
tanggal 31 Maret 2020 penandatanganan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun
2020, yang mengatur pembatasan sosial berskala besar sebagai respons terhadap
Covid-19, baru dilakukan. Respon investor dalam kondisi ini cukup beragam dari
beberapa forum atau media sosial. Ada pro kontra yang berpendapat IHSG masih
akan turun, ada juga yang berpendapat IHSG akan rebound di kalangan investor.
Meskipun adanya peningkatan jumlah investor yang tinggi, jumlah volume
transaksi di tahun 2019 masih lebih banyak dari tahun 2020. Tercatat pada 2019
lalu volume transaksi sebesar 36.534.971.048, sedangkan pada 2020 sebesar
27.495.947.445. Hal ini mencerminkan sebagian besar perilaku investor
cenderung wait and see, menunggu waktu yang tepat untuk melakukan transaksi.
Kondisi pasar memiliki volatilitas yang cukup tinggi apabila dilihat dari
transaksi per hari atau per minggu pada kuartal dua hingga tiga tahun 2020.
Investor yang biasa disebut “trader” memanfaatkan kondisi ini dengan melakukan
transaksi cepat tentunya disertai risiko yang tinggi. Bulan Maret merupakan bulan
dengan volatilitas tertinggi di tahun 2020 dengan indeks tertinggi area 5.700 dan
terendah area 3.900. Selain itu, pada kuartal empat tepatnya bulan Oktober, mulai
menunjukkan rebound sehingga IHSG dapat kembali ke area 6.000. Secara
umum, mulai dari bulan Maret hingga Desember 2020 IHSG mulai menunjukkan
kestabilan harga meskipun ada penurunan di bulan September. Strategi
Pemerintah dalam memberlakukan PSBB dirasa tepat meski sedikit terlambat
melihat dari grafik kenaikan IHSG dimulai dari bulan April 2020. Kemenkeu.
( 2020 )
KESIMPULAN
Anggraini, Fradella, and Erly Mulyani. "Pengaruh Informasi Akuntansi, Persepsi Risiko
dan Citra Perusahaan dalam Pengambilan Keputusan Investasi di Masa Pandemi Covid-
19." JURNAL EKSPLORASI AKUNTANSI 4.1 (2022): 25-39.
Katti, Siti Wardani Bakri. "Analisis Kondisi Ekonomi Global Terhadap Pergerakan IDX30
Selama Pandemi Covid 19." JAMER: Jurnal Akuntansi Merdeka 2.2 (2021): 69-77.
Revinka, Shifa. "Pengaruh Pandemi Covid-19 Terhadap Nilai Perusahaan Pada Sebelas
Sektor Di Bursa Efek Indonesia (BEI)." JURNAL ACITYA ARDANA 1.2 (2021): 145-163.
Kurniasih, Dina, Diah Yudhawati, and Renea Shinta Aminda. "EVALUASI KINERJA
PORTOFOLIO SAHAM IDX30 DENGAN SHARPE INDEKS PADA MASA PANDEMI
COVID-19." Manager: Jurnal Ilmu Manajemen 5.2 (2022): 245-252.
Nasution, Dito Aditia Darma, Erlina Erlina, and Iskandar Muda. "Dampak pandemi Covid-
19 terhadap perekonomian Indonesia." Jurnal benefita 5.2 (2020): 212-224.
Sitinjak, Elizabeth Lucky Maretha. "Perilaku Investor Pasar Modal Masa Pandemi Covid-
19." (2020).