Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi, dan Keuangan Publik

Vol 17 No. 1 Januari 2022 : 79 - 94 ISSN : 2685-6441 (Online)


Doi : http://dx.doi.org/10.25105/jipak.v17i1.9887 ISSN : 1907-7769 (Print)

DAMPAK COVID-19 TERHADAP HARGA DAN VOLUME


TRANSAKSI SAHAM

1
Annisa Regina Hartanti
1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti

annisaregina03@gmail.com

Abstract
The rapid spread of the Covid-19 outbreak had an impact on the entire world
economy, including in Indonesia. This research aims to analyze whether there are
significant differences in stock prices and transactions volume in automotive
manufacturing companies due to the Covid-19 pandemic. This research data was
collected for thirty-one days before and after the announcement of the Covid-19 virus in
Indonesia. Processing the data using the paired sample t-test, through SPSS version 23.
The results of the data processing show that there is a significant difference in stock
prices before and after the announcement of the Covid-19 case. Stock prices are lower
than before the Covid-19 case. The transaction volume is known to have a significant
difference.

Keywords : Corona Virus; Stock Price; Transactions Volume.

JEL Classification : M40, G10, I15

Submission date : July 28, 2021 Accepted date : January 28, 2022

79
80 | J I P A K 2 0 2 2

1. PENDAHULUAN

Penyebaran wabah Covid-19 awalnya muncul di Wuhan, Cina pada bulan


Desember 2019. Selanjutnya pandemi mulai memasuki Indonesia pada 2 Maret 2020 dan
menyebar begitu cepat dan berdampak bagi ekonomi seluruh dunia termasuk di
Indonesia. Tanggapan pemerintah dan masyarakat terhadap tindakan pencegahan seperti
work from home, penutupan sekolah, pembatalan serta penundaan berbagai acara
pemerintah dan swasta telah memperlambat siklus bisnis. Menurut Komalasari (2020),
Kepada Pikiran Rakyat, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita
menyebutkan bahwa Purchasing Manager Indeks (PMI) manufaktur indonesia menurun
menjelang akhir kuartal pertama tahun 2020. Hal ini disebabkan banyaknya kasus
COVID-19, dan penurunan laba manufaktur di berbagai bidang tidak bisa dihindari.
Kapasitas (produksi) telah menurun hampir 50% di beberapa industri, dengan
pengecualian industri alat medis dan farmasi.
Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan 30/12/2020 atau akhir
tahun ini, IHSG melemah 0.95% ke level 5.979,07. Sepanjang sesi IHSG bergerak di
rentang 5.962,01-6.055,97. Dibandingkan dengan akhir 2019 dengan kapitalisasi pasar
Rp7.265,02 triliun, kapitalisasi pasar akhir 2020 berkurang Rp 278,08 triliun atau secara
presentase berkurang 3,83 persen. Hal ini menunjukkan bahwa adanya pengurangan
volume perdagangan dari tahun 2019 ke tahun 2020. Dikutip dari Koran Media
Indonesia, Direktur Industri Maritim Alat Transportasi dan Pertahanan, Putu Juli Ardika
menyebutkan industri otomotif dalam negeri juga terkena dampak pandemi COVID19.
Industri otomotif yang terganggu berimbas pada perekonomian nasional. Pada tahun
2019, industri otomotif memberikan kontribusi signifikan terhadap PDB sebesar 3,98%,
kecuali minyak dan gas. Menurut Ilman A. Sudarwan (2020), Kepada Bisnis.com, Tira
Ardianti, Head of IR Astra International, mengatakan pembatasan investasi tahun ini
sebagai upaya menjaga likuiditas pada masa pandemi. Menurutnya, ada peningkatan
dampak pandemi terhadap Grup Astra. Saham adalah satuan nilai untuk instrumen-
instrumen keuangan berkaitan kepemilikan suatu perusahaan. Kondisi perusahaan bisa
diketahui dari perolehan laba, selanjutnya diketahui dari harga saham perusahaan.
Apabila permintaan saham perusahaan tinggi, sehingga ada kenaikan harga saham
perusahaan tersebut begitu juga sebaliknya.Volume perdagangan juga harus diperhatikan
untuk menentukan kondisi pasar tersebut. Volume perdagangan adalah jumlah transaksi
perdagangan pada waktu tertentu. Diperlukan volume untuk menggerakkan harga saham
(Sumiyana, 2007). Tingginya volume perdagangan di bursa efek menandakan bahwa
kondisi pasar yang baik.
Penelitian bertujuan untuk menganalisis perbedaan harga saham dan volume
perdagangan pada perusahaan Otomotif yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)
sebelum pandemi COVID-19 dan pada masa pandemi COVID-19. Dimana peneliti akan
menggunakan data Harga Saham dan Volume Transaksi sebelum dan pada saat kasus
Covid-19 di Indonesia. Penelitian ini menggunakan perusahaan Otomotif sebagai objek
penelitian dikarenakan Otomotif merupakan kebutuhan tersier bagi kebanyakan orang.
J I P A K 2 0 2 2 | 81

2. TINJAUAN PUSTAKA

Teori Sinyal
Menurut Ross (1977), signaling theory mendorong pihak manajer yang memiliki
informasi yang lebih baik tentang perusahaan untuk membagikan informasi tersebut
kepada calon investor untuk membantu menaikkan harga saham perusahaan. Tandelilin
(2010) berpendapat bahwa pemecahan saham merupakan sinyal pandangan optimis
manajemen bahwa harga saham dapat naik di masa depan. Signaling Theory adalah teori
mengenai sinyal yang dikirimkan dari signaler ke receiver (Connelly et al., 2011).
Signaling theory yaitu telaah teori mengenai naik turunnya harga pasar untuk
mempengaruhi keputusan investor, dan informasi yang muncul dan kadaan saham suatu
perusahaan mempengaruhi sinyal dari pihak yang menerima keputusan investor (Fahmi,
2015). Brigham & Houston (2015) mengemukakan teori sinyal menunjukkan bahwa
sinyal atau indikasi adalah tindakan manajemen perusahaan yang mengarahkan investor
tentang bagaimana mereka melihat prospek perusahaan. Menurut Aprillianto et al.
(2014), follower investor ada hubungannya dengan teori sinyal, artinya sinyal dari
perusahaan diterima secara tidak langsung oleh follower investor melalui tren penerimaan
sinyal langsung dari teman, pihak asing, atau perusahaan.

Efficient Market Hypothesis


Menurut Markowitz (1952) hubungan antara kepercayaan dan pilihan investor
dalam konteks pemilihan portofolio dengan ekspektasi atau keinginan resiko yang lebih
rendah. Efficient market hypothesis memiliki 3 asumsi (La Porta et al., 2000), antara lain :
1. Beberapa investor berperilaku tidak rasional, namun perilaku mereka saat
berdagangan adalah random (acak), maka berdampak saling menghilangkan dan
tidak berpengaruh terhadap harga,
2. Investor diyakini akan bertindak rasional untuk menilai saham secara rasional,
3. Investor arbiter dengan tindakan rasional akan menurunkan dampak perilaku
investor yang tidak rasional terhadap harga pasar modal.
Investor bertindak rasional dapat memperkirakan saham atas dasar nilai
fundamental yakni nilai sekarang dari pengembalian kas masa depan dan
mendiskontokan sesuai tingkat risiko saham. Saat seorang investor mendapatkan info
terbaru sehingga berpengaruh terhadap nilai fundamental saham lalu mereka akan
langsung beraksi apabila mendapatkan informasi bagus (good news) akan menjalankan
bid harga tinggi dan ketika informasi buruk (bad news) maka melakukan bid pada harga
rendah, maksudnya adalah harga saham berfluktuasi tidak dpaat diprediksi dan secara
acak, karena harga saham selalu dengan cepat menggambarkan berbagai informasi dan
harga saham berfluktuasi pada tingkat harga sesuai dengan fundamental terbaru.
82 | J I P A K 2 0 2 2

Saham
Ssaham adalah surat berharga yang bersifat kepemilikan, pemegang saham adalah
pemilik perusahaan, dan semakin banyak saham yang dimilikinya, semakin besar
kekuasaannya dalam perusahaan (Kasmir, 2016). Keuntungan dari saham disebut
dividen, dan pembagiannya diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham atau
RUPS. Menurut Nurmasari (2020), saham merupakan tanda penyertaan, bagian/pem
ilikan seseorang atau lembaga dalam suatu perusahaan. Berdasarkan pendapat Samsul
(2015), saham merupakan tanda bukti kepemilikan perusahaan, pemilik saham disebut
juga pemegang saham (shareholders), bukti pihak ataupun seseorang bisa dinyatakan
pemegang saham ialah jika dicatat sebagai pemegang saham dalam daftar pemegang
saham. Pendapat yang dikemukakan Fahmi (2015) ialah saham sebagai tanda bukti
penyertaan dalam kepemilikan saham/dana suatu perusahaan. Stok adalah persediaan
siap dijual dalam bentuk selembar kertas yang secara jelas menyatakan nilai nominalnya,
nama perusahaan, serta hak dan kewajiban untuk masing-masing pemegangnya.

Harga Saham
Berdasarkan pendapat Hartono (2016) harga saham adalah harga yang disepakati
oleh anggota bursa yang melakukan negoisasi dan permintaan dari bid price (harga
permintaan tertinggi untuk beli) dan offer price (harga penawaran terendah untuk dijual).
Darmadji & Fakhruddin (2012) mendefinisikan harga saham sebagai harga yang terjadi
di bursa efek pada waktu tertentu. Harga saham mengalami naik turun secara singkat
karena dimungkinkan pada penawaran dan permintaan antara penjual dan pembeli
saham. Berdasarkan pendapat Hartono (2016) harga saham adalah harga saham yang
terjadi dipasar bursa efek pada waktu tertentu ditentukan oleh pelaku pasar, permintaan
dan penawaran saham yang bersangkutan dipasar modal. Faktor yang berpengaruh
terhadap harga saham yaitu (Weston et al., 1994) :
1. Laba Per Lembar Saham (EPS/ Earning Per Share)
Investor yang menanaman modalnya pada perusahaan menerima keuntungan dari
sahamnya. Semakin tinggi EPS, semakin besar pengembalian investasi. Hal ini
memungkinkan investor untuk berinvestasi lebih banyak untuk membantu
kenaikan harga saham perusahaan.
2. Tingkat Bunga
Tingkat bunga dapat berpengaruh terhadap harga saham melalui :
a. Saham dan obligasi sangat kompetitif di pasar modal, sehingga ketika ada
kenaikan suku bunga, investor menjual saham dan mengubah menjadi obligasi.
Hal tersebut menyebabkan harga saham turun. Begitu juga sebaliknya.
b. Ini berpengaruh terhadap laba perusahaan, sebab bunga mrupakan biaya.
Tingkat bunga yang semakin tinggi, maka keuntungan perusahaan menurun.
Suku bunga berpengaruh terhadap aktivitas ekonomi, yang berpengaruh
terhadap keuntungan perusahaan.
J I P A K 2 0 2 2 | 83

3. Jumlah Pemberian Kas Dividen


Kebijakan dividen yang dibagikan ada dua, sebagian untuk laba ditahan dan
sebagian berbentuk dividen. Karena faktor yang berpengaruh terhadap harga saham
yaitu investor menginginkan dividen dalam jumlah besar untuk mempertahankan
harga saham, meningkatkan pembayaran dividen sebagai cara menaikkan
kepercayaan pemegang saham.
4. Tingkat Pengembalian dan Risiko
Seiring dengan peningkatan risiko perusahaan dan keuntungan, maka berpengaruh
terhadap harga saham perusahaan. Sebagai aturan umum, risiko yang meningkat
maka pengembalian atas saham yang diterima juga meningkat.
5. Jumlah laba yang didapatkan perusahaan
Sebagian besar investor berinvestasi pada perusahaan yang memperoleh
keuntungan karena prospeknya yang baik, dengan demikian investor tertarik
melakukan investasi, maka akan berpengaruh terhadap harga saham.

Volume Transaksi
Halim & Hidayat (2010) berpendapat bahwa volume perdagangan saham
merupakan jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu. Saham yang
mempunyai volume perdagangan saham yang besar menunjukkan bahwa saham tersebut
diminta oleh para investor. Menurut Suad et al. (1998) volume perdagangan adalah
bagian yang diterima pada analisis teknikal. Kegiatan perdagangan dalam volume yang
tinggi pada suatu bursa efek dapat ditafsirkan sebagai tanda pasar membaik (bulish).
Sedangkan berdasarkan pendapat Akbar et al. (2019) volume perdagangan saham
(trading volume activity) merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur
likuiditas suatu saham. Terdapat beberapa prinsip pada penafsiran volume perdagangan,
antara lain (Umam & Sutanto, 2017) :
1. Volume perdagangan sesuai trend
Terjadi peningkatan pada aktivitas perdagangan ketika pasar dalam uptrend, dan
terjadi penurunan ketika pasar dalam keadaan downtrend. Dengan demikian anda
bisa menggunakan sebagai pemrediksi trend ketika itu. Transksi sebagai pengukur
antusiasme penjual dan pembeli. Ketika keadaan di pasar uptrend dengan volume
perdagangan rendah, ini mungkin kekurangan penjual dan antusiasme pembeli.
Lambat laun hal tersebut membawa pasar ke harga dimana penjual bersedia
menjual saham mereka.
2. Aktivitas penjual dan pembeli di bursa efek dapat berpengaruh pada harga saham
Salah satu penyebab harga saham turun adalah ketika ada penjual bereaksi pada
berita buruk selanjutnya menjual saham yang dimiliki.
84 | J I P A K 2 0 2 2

Kerangka Pemikiran

Data Sebelum COVID Data Setelah COVID

31 hari 31 hari

Gambar 1.
Kerangka Pemikiran
(Sumber : Diolah Penulis, 2020)

Pengembangan Hipotesis
Pasar modal sangat fluktuatif, mencerminkan kesulitan investor untuk
menganalisis, memprediksi kondisi ekonomi, dan menghitung laba atas investasi dan
keuntungan dari bunga (Ledenyov & Ledenyov, 2017). Merebaknya Covid-19 tidak
merubah investasi menjadi prioritas utama daripada kebutuhan kesehatan sekarang ini
dan menimbulkan hambatan bagi investor untuk melindungi aset (Deloitte, 2020).
Deloitte menganalisis reaksi investor terhadap pasar saham pada saat wabah Covid-19,
dengan penurunan 20% pada periode terakhir 6 Maret, tetapi masih relative pada Januari
dan awal Februari (Deloitte, 2020).
Pasar saham adalah tempat pemerintah dan industri yang dapat meningkatkan
modal jangka panjang dan investor dapat menjual dan membeli sekuritas (Heertje, 2004)
Selanjutnya, ada hubungan jangka pendek dan jangka panjang yang positif antara pasar
saham yang efisien dan pertumbuhan ekonomi (Petros, 2007). Hal tersebut sesuai
pernyataan pasar saham tidak akan bisa lepas dari situasi ekonomi negara (Filbert, 2017).
Dalam situasi ini, investor perlu memahami kondisi pasar lebih cepat dari biasanya dan
menanggapinya sebelum mereka menghadapi situasi di mana mereka akan bertindak
selama masa krisis (Deloitte, 2020). Dimana harga saham dipengaruhi oleh perubahan
kondisi perekonomian negara. Penelitian Nurmasari (2020) mengemukakan harga saham
mengalami penurunan sebelum adanya kasus Covid-19. Dalam kasus ini, Signalling
Theory digunakan untuk memprediksi kebijakan yang diambil oleh perusahaan melalui
laporan keuangan dan tahunan perusahaan, maupun pengaruhnya terhadap harga saham
atas kasus pertama Covid-19 di Indonesia.
J I P A K 2 0 2 2 | 85

H1: Diduga Ditemukan Perbedaan Signifikan Pada Harga Saham Sebelum dan Sesudah
Diumumkannya Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia Pada Perusahaan
Manufaktur Industri Otomotif.

Volume perdagangan tinggi dalam suatu bursa efek dianggap sebagai tanda pasar
semakin bagus (Nafiah dan Indriastuti, 2017). Tapi ini tidak selalu dianggap hal baik. Hal
tersebut karena ketika banyak investor menjual saham, harga saham turun dan saham
diperdagangkan dengan harga rendah. Di sisi lain, ketika saham perusahaan banyak
diminati investor dan investor membeli dalam jumlah besar, sehingga harga saham
mengalami kecenderungan naik signifikan. Penawaran dan permintaan adalah faktor
spesifik saham berdasarkan kinerja perusahaan dan sifat industri, serta faktor makro
seperti suku bunga, inflasi dan nilai tukar, dan faktor non-ekonomi seperti sosial dan
situasi politik, dan faktor lainnya (Midesia, 2020). Menurut Nurmasari (2020), peristiwa
Covid-19 berdampak pada peningkatan volume perdagangan di bursa akibat reaksi panik
investor terhadap situasi pandemi yang terjadi. Signalling Theory digunakan untuk
memprediksi kebijakan yang diambil oleh perusahaan melalui laporan keuangan dan
tahunan perusahaan, maupun pengaruhnya terhadap volume transaksi saham atas
pengaruh kasus pertama Covid-19 di Indonesia.

H2: Sebelum dan Sesudah Diumumkannya Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia,


Diduga Ada Perbedaan Signifikan Volume Saham yang Diperdagangkan di
Perusahaan Manufaktur Industri Otomotif.

3. METODOLOGI

Rancangan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak Covid-19 terhadap harga dan
volume transaksi saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jenis penelitian
ialah penelitian kuantitatif dengan pengujian menggunakan data sekunder, berupa
volume transaksi dan data harga saham dari Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotif
yang terdaftar di BEI (http://www.idx.co.id) dan Yahoo Finance
(http://finance.yahoo.com). Periode penelitian ini berlangsung pada bulan Februari 2021
hingga Maret 2021 atau 31 hari sebelum dan sesudah kasus pertama Covid-19 di
Indonesia. Populasi dalam penelitian ini ialah perusahaan manufaktur sektor otomotif
yang terdaftar di BEI sejumlah 15 perusahaan, sedangkan sampel penelitian merupakan
perusahaan yang memiliki saham aktif yang diperdagangkan pada triwulan pertama tahun
2020 di BEI dan perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan lengkap pada triwulan
pertama tahun 2020 yang berjumlah 6 (enam) perusahaan.
86 | J I P A K 2 0 2 2

Operasional Variabel
Variabel penelitian yang digunakan yaitu:
1. Harga Saham
Berdasarkan pendapat Brigham & Houston (2015) harga saham merupakan
penentu kekayaan pemegang saham. Maksimalkan kekayaan pemegang saham
berarti memaksimumkan harga saham perusahaan. Harga saham menyesuaikan
arus kas masa depan yang diharapkan diterima investor rata–rata apabila investor
melakukan pembelian saham. Berdasarkan pendapat Azis et al. (2015) harga saham
didefinisikan sebagai harga di pasar riil dan merupakan harga yang paling mudah
ditentukan karena selalu merupakan harga saham atau harga pasar adalah harga
penutupan jika pasar ditutup. Dari pemahaman harga saham berdasarkan pendapat
ahli, maka kesimpulannya harga saham yaitu pembentukan harga sesuai
permintaan dan penawaran di pasar perdagangan saham dan sebagai closing price
(harga penutupan), sehingga data untuk variabel harga saham diambil dari Closing
Price yang diakses dari Yahoo Finance.

Closing Price Harga Saham


7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

HARGA SAHAM FEBRUARI HARGA SAHAM MARET

Gambar 2.
Indikator Data Penelitian Closing Price Harga Saham
(Sumber: Data Diolah Yahoo Finance, 2020)

2. Volume Transaksi
Menurut Hartono (2016) volume perdagangan saham ialah jumlah lembar saham
yang diperdagangkan secara harian. Dengan demikian dari pemahaman tersebut,
bisa diambil kesimpulan volume perdagangan saham merupakan jumlah lembar
saham yang diperjual belikan dalam masa tertentu. Data untuk Volume Transaksi
diambil dari Yahoo Finance.
J I P A K 2 0 2 2 | 87

Gambar 3.
Indikator Data Penelitian Volume Transaksi Saham
(Sumber: Data Diolah Yahoo Finance, 2020)

Metode Analisis
Analisis data penelitian memakai paired sample t-test sebagai pengukuran
besarnya perbedaan harga saham dan volume transaksi perusahaan manufaktur sektor
otomotif, sebelum ditemukan dan pengumuman adanya kasus Covid-19 pertama kali di
Indonesia dan sesudahnya. Pengolahan data melalui SPSS versi 23 dengan tingkat
signifikansi 0,05.

Populasi dan Sampel


Populasi penelitian ini ialah perusahaan manufaktur sektor otomotif yang tercatat
di BEI sejumlah 15 (lima belas) perusahaan, metode penarikan sampel menggunakan
metode purposive sampling yaitu saham aktif yang diperdagangkan pada triwulan 1 tahun
2020 di BEI dan perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan lengkap pada triwulan
pertama tahun 2020. Dari 15 (lima belas) perusahaan pada sektor otomotif, terdapat
sembilan perusahaan yang tidak memenuhi kriteria di atas, sehingga enam perusahaan
diputuskan menjadi sampel penelitian. Berikut rincian sampel perusahaan yang termasuk
dalam kategori penelitian ini.

Tabel 1
Sampel Perusahaan yang Memenuhi Kriteria
No Kode Nama Perusahaan
1 ASII Astra International, Tbk. PT
2 AUTO Astra Otoparts, Tbk. PT
3 MPMX Mitra Pinasthika Mustika, Tbk. PT
4 BRAM Indo Kordsa, Tbk. PT
5 BOLT Garuda Metalindo, Tbk. PT
6 SMSM Selamat Sempurna, Tbk. PT
(Sumber: Data Diolah, 2020)
88 | J I P A K 2 0 2 2

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Perbedaan Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Industri Otomotif


Sebelum dan Sesudah Diumumkannya Kasus Pertama Covid-19 Di Indonesia
Hasil survei ini diketahui terdapat perbedaan harga saham yang signifikan sebelum
dan sesudah kasus pertama Covid-19 di Indonesia. Perhitungan statistik deskriptif
menghasilkan harga saham sebelum dan sesudah pengumuman kasus Covid-19
ditampilkan melalui tabel 2. Harga saham pra-pengumuman kasus adalah Rp 2.631,3333,
dan harga saham pasca pengumuman kasus adalah Rp 2.043,7500. Data yang
dikumpulkan sebanyak 120 data sebelum dan sesudah pengumuman kasus. 120 data
tersebut berasal dari penjumlahan enam sampel perusahaan otomotif yang memiliki
aktivitas saham sebanyak lima hari dalam satu minggu selama satu bulan. Jika melihat
rata-rata tabel 2, harga saham turun sejak pengumuman kasus pertama Covid-19 di
Indonesia.

Tabel 2
Statistik Deskriptif Harga Saham
N Rata-Rata
PAIR_X1 120 2.631,3333
PAIR_X2 120 2.043,7500
(Sumber: Data Diolah SPSS 23, 2020)

Tabel 3 memperlihatkan hasil pengolahan data uji paired sample t-Test harga
saham melalui SPSS yang menunjukkan nilai perbedaan signifikan 0.000. Hasil
signifikasi < 0.05 artinya H₀ ditolak dan H₁ diterima. Dengan demikian, ada perbedaan
signifikan pada harga saham perusahaan manufaktur sektor otomotif sebelum dan setelah
pengumuman kasus Covid-19 pertama di Indonesia. Tabel 3 memperlihatkan perbedaan
rata-rata harga saham Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotif yaitu 587,58333. Nilai
tersebut bermakna rata-rata harga saham sebelum pengumuman lebih besar dibandingkan
dengan setelah pengumuman. Hal tersebut memperlihatkan penurunan rata-rata harga
saham perusahaan manufaktur sektor otomotif karena kasus Covid-19.

Tabel 3
Uji Paired Sample T-Test Harga Saham
Mean Sig (2-tailed)
Pair1 X1-X2 587,58333 .000
(Sumber: Data Diolah SPSS 23, 2020)

Tabel 4 menunjukkan hasil olah data dari uji Wilcoxon harga saham melalui SPSS,
menyatakan terdapat 111 sampel dengan harga saham sesudah pengumuman melebihi
harga saham sebelum pengumuman. Hasil uji tersebut ditampilkan melalui Negative
Ranks. Peringkat rata-rata negative ranks yaitu 63,65 ditampilkan Mean Rank, dan
jumlah peringkat 7065,50 diperlihatkan sum of ranks. Hasil uji tersebut memperlihatkan
J I P A K 2 0 2 2 | 89

terdapat delapan sampel dengan harga saham sesudah pengumuman lebih rendah
dibandingkan harga saham sebelum pengumuman. Hasil uji tersebut memperlihatkan
Positve Ranks. Mean ranks populasi sasaran termasuk positive ranks yaitu 9,31, sum of
ranks 74.50. Ada satu sampel dengan nilai harga saham sebelum dan sesudah
pengumuman sama (Ties).

Tabel 4
Uji Wilcoxon Harga Saham
PAIR_X2 – PAIR_X1 N Mean Rank Sum of Ranks
Negative Ranks 111a 63,65 7065,50
Positive Ranks 8b 9,31 74,50
Ties 1c
Total 120
a
PAIR_X2 < PAIR_X1; bPAIR_X2 > PAIR_X1 ; cPAIR_X2 = PAIR_X1
(Sumber: Data Diolah SPSS 23, 2020)

Tabel 5
Uji Wilcoxon Signed Rank Test
PAIR_X2 – PAIR_X1
Z -9,270
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
(Sumber: Data Diolah SPSS 23, 2020)

Sesuai hasil tabel 5 Uji Wilcoxon Signed Rank Test, menunjukkan Asymp. Sig. (2-
tailed) yaitu 0.000. Hasil Asymp. Sig. (0.000) < α (0,05), sehingga hasil uji tersebut
memperlihatkan ada perbedaan harga saham sebelum dan sesudah pengumuman Covid-
19, sehingga hipotesis penelitian ini terbukti, ada perbedaan harga saham sebelum dan
sesudah pengumuman pertama Covid-19 secara signifikan.

Perbedaan Volume Transaksi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotif


Sebelum dan Sesudah Diumumkannya Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia
Perhitungan statistik deskriptif volume transaksi, ditampilkan melalui tabel 6.
Volume transaksi sebelum pengumuman kasus Covid-19 bernilai rata-rata 7.063.419,17
dan sesudah diumumkan kasus bernilai rata-rata 12.518.341,67 dengan pengambilan data
triwulan pertama tahun 2020. Jika diketahui dari nilai rata-rata tabel 6, ada pertambahan
volume jual beli transaksi saham sesudah pengumuman kasus Covid-19.

Tabel 6
Statistik Deskriptif Volume Transaksi
N Rata-Rata
PAIR_X1 120 7.063.419,1667
PAIR_X2 120 12.518.341,6667
(Sumber: Data Diolah SPSS 23, 2020)
90 | J I P A K 2 0 2 2

Tabel 7
Uji Paired Sample T-Test Volume Transaksi
Mean Sig (2-tailed)
Pair1 X1-X2 -5.454.922,500000 .009
(Sumber: Data Diolah SPSS 23, 2020)

Tabel 7 memperlihatkan pengolahan data uji paired sample t-Test volume transaksi
melalui SPSS, hasil yang diketahui nilai signifikasi 0.009 < 0.05, sehingga H₀ ditolak dan
H₂ diterima, sehingga ada perbedaan volume transaksi Perusahaan Manufaktur Sektor
Otomotif secara signifikan sebelum dan sesudah pengumuman kasus Covid-19. Tabel 7
memperlihatkan perbedaan nilai rata-rata volume transaksi perusahaan manufaktur
sektor otomotif sebelum dan sesudah pengumuman kasus Covid-19 yaitu -5.454.922,50
(negatif), sehingga volume transaksi sebelum pengumuman rata-rata bernilai lebih kecil
daripada sesudah pengumuman. Dengan demikian ada kenaikan rata-rata volume
transaksi saham Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotif karena kasus Covid-19.

Tabel 8
Uji Wilcoxon Volume Transaksi
PAIR_X2 – PAIR_X1 N Mean Rank Sum of Ranks
Negative Ranks 48a 37,48 1729,00
Positive Ranks 64b 70,77 4529,00
Ties 8c
Total 120
a
PAIR_X2 < PAIR_X1; bPAIR_X2 > PAIR_X1 ; cPAIR_X2 = PAIR_X1
(Sumber: Data Diolah SPSS 23, 2020)

Tabel 8 menunjukkan hasil olah data dari uji Wilcoxon volume transaksi yang
dioperasikan dengan SPSS versi 23. Hasil pengujian menjelaskan bahwa terdapat 48
sampel serta volume transaksi setelah pengumuman kurang dari volume transaksi
sebelum pengumuman. Hasil tes ini ditunjukkan dengan Negative Ranks. Rata-rata
negative ranks yaitu 37.48 diperlihatkan Mean Rank, dan jumlah peringkat 1799.00
diperlihatkan dari Sum of Ranks. Hasil uji menampilkan ada 64 sampel serta volume
transaksi setelah pengumuman lebih rendah dibandingkan volume transaksi sebelum
pengumuman. Hasil uji tresebut ditampilkan dari Positve Ranks. Mean ranks populasi
sasaran termasuk positive ranks yaitu 70.77 dan sum of ranks 4529.00. Ada 8 (delapan)
sampel dengan nilai volume transaksi sebelum dan sesudah pengumuman sama (Ties).

Tabel 9
Uji Wilcoxon Signed Rank Test
PAIR_X2 – PAIR_X1
Z -3,963
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
(Sumber: Data Diolah SPSS 23, 2020)
J I P A K 2 0 2 2 | 91

Hasil tabel 9 Uji Wilcoxon Signed Rank Tes, diketahui Asymp.Sig. (two-tailed) =
0.000. Berdasarkan hasil tersebut < α (0,05), sehingga dinyatakan ada perbedaan volume
transaksi sebelum dan sesudah pengumuman Covid-19. Hasil uji memperlihatkan bahwa
ada perbedaan volume jual beli sebelum dan sesudah pengumuman Covid-19 dan setelah
pengumuman Covid-19 pertama.
Temuan tersebut sesuai survei Nurmasari (2020) yaitu ada perbedaan signifikan
antara saham PT Ramayana Lestari Sentosa dengan volume penjualan, dan penelitian
Saputro (2020) yang mengemukakan bahwa harga saham syariah mengalami penurunan
secara signifikan serta volume trading saham syariah mengalami peningkatan secara
signifikan setelah pengumuman Covid-19 di Indonesia. Seluruh penelitian menggunakan
topik harga saham dan volume transaksi menghasilkan hasil yang sama karena pada masa
pandemi, sebagian investor menunjukkan kecenderungan melakukan penjualan saham
yang mengakibatkan harga saham menurun, dimana para investor dengan cara menjual
saham dikarenakan kecemasan psikologis investor terhadap penurunan return saham
yang disebabkan Virus Covid-19. Disamping kecemasan psikologi terhadap penurunan
return saham di masa pandemi Covid-19, investor harus dapat mempertimbangkan
laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan selama masa pandemi Covid-19 untuk
mengetahui tujuan dan kondisi perusahaan selama masa pandemi Covid-19 sebelum
memutuskan untuk menjual atau membeli saham, di mana hal ini sejalan dengan
Signalling Theory yang dikemukakan oleh Brigham & Houston (2015). Menurut Liu et
al. (2020) ada informasi yang efektif dalam menambah sentimen pesimis investor
terhadap return dan kekhawatiran akan ketidakpastian.

5. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Simpulan
Sesuai pembahasan yang sudah dikemukakan, kesimpulannya melalui uji paired
sample t-test, harga saham Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotif sebelum dan sesudah
pengumuman kasus pertama Covid-19 di Indonesia menunjukkan perbedaan yang
signifikan. Volume transaksi saham perusahaan manufaktur sektor otomotif juga
memperlihatkan adanya perbedaan yang signifikan pada saat sebelum dan sesudah
pengumuman kasus pertama Covid19. Kasus Covid-19 sebagai penyebab harga saham
menurun signifikan, adapun volume transaksi meningkat. Dengan demikian, sebaiknya
perusahaan melakukan perubahan strategi penjualan , tetapi semakin tinggi penjualan ,
harga saham justru semakin jatuh walaupun perusahaan menggunakan strateginya
dengan sistem online agar pendapatan penjualan mengalami peningkatan dan dapat
menarik investor untuk membeli saham perusahaan yang akan menyebabkan naiknya
kembali harga saham perusahaan.
92 | J I P A K 2 0 2 2

Implikasi
Berdasarkan kesimpulan penelitian maka implikasi yang diberikam dalam
penelitian ini terutama bagi perusahaan dan investor. Bagi perusahaan disarankan
didalam masa pandemi covid 19 untuk memperhatikan volume transaksi yaitu dengan
mengubah strategi penjualannya baik dengan melakukan promosi penjualannya secara
online yaitu berupa official website dan social media sehingga dapat menarik pembeli
dan dapat mempengaruhi penjualan sehingga dapat meningkatkan harga saham . Bagi
Investor disarankan untuk memperhatikan volume transaksi penjualan perusahaan yang
akan meningkatkan pendapatan perusahaan yang dapat mempengaruhi naiknya harga
saham yang telah dibeli.

Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka saran yang diberikan dalam penelitian
ini adalah dengan melakukan pengembangan atas variabel yang dapat membedakan
transaksi penjualan saham sebelum dan sesudah Covid 19 serta dengan memperpanjang
periode pengamatan, karena mengingat kondisi pasar saham di Indonesia memungkinkan
dampak jangka panjang akan lebih terlihat. Untuk penelitian selanjutnya juga dapat
menggunakan sampel perusahaan manufaktur semua jenis sektor industri yang terdaftar
di BEI, dengan demikian bisa memperkuat hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
Akbar, E. P., Saerang, I. S., & Maramis, J. B. (2019). Reaksi Pasar Modal Terhadap
Pengumuman Kemenangan Presiden Joko Widodo Berdasarkan Keputusan Kpu
Pemilu Periode 2019-2024 (Studi Pada Perusahaan BUMN Yang Terdaftar Di BEI).
JMBI UNSRAT (Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis Dan Inovasi Universitas Sam
Ratulangi)., 6(2), 123–131. https://doi.org/10.35794/jmbi.v6i2.26169
Aprillianto, B., Wulandari, N., & Kurrohman, T. (2014). Perilaku Investor Saham
Individual Dalam Pengambilan Keputusan Investasi: Studi Hermeneutika-Kritis. E-
Journal Ekonomi Bisnis Dan Akuntansi, 1(1), 16–31.
Azis, M., Mintarti, S., & Nadir, M. (2015). Manajemen Investasi Fundamental, Teknikal,
Perilaku Investor dan Return Saham. Yogyakarta: Deepublish.
Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2015). Fundamentals Of Financial Management:
Concise. Cengage Learning.
Connelly, B. L., Certo, S. T., Ireland, R. D., & Reutzel, C. R. (2011). Signaling theory:
A review and assessment. Journal of Management, 37(1), 39–67.
Darmadji, T., & Fakhruddin, H. M. (2012). Pasar Modal di Indonesia, Salemba Empat,
Jakarta.
Fahmi, I. (2015). Pengantar Manajemen Keuangan; Teori dan soal jawab.
Filbert, R. (2017). The Secret of Stock Market In A Century. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Halim, A., & Hidayat, N. (2010). Studi Empiris Tentang Pengaruh Volume Perdagangan
Dan Return Terhadap Bid-Ask Spread Saham Industri Rokok Di Bursa Efek Jakarta
Dengan Model Koreksi Kesalahan. The Indonesian Journal of Accounting
Research, 3(1).
J I P A K 2 0 2 2 | 93

Hartono, J. (2016). Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi Kedelapan. Yogyakarta:
Bpfe.
Heertje, A. (2004). Schumpeter And Methodological Individualism. Journal of
Evolutionary Economics, 14(2), 153–156.
Kasmir, D. (2016). Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Kesembilan, PT. Rajagrafindo
Persada, Jakarta.
La Porta, R., Lopez‐de‐Silanes, F., & Shleifer, A. (2000). Corporate ownership around
the world. The Journal of Finance, 54(2), 471–517.
Ledenyov, D., & Ledenyov, V. (2017). Investment In Capital Markets. Available at SSRN
2930848.
Liu, H., Manzoor, A., Wang, C., Zhang, L., & Manzoor, Z. (2020). The COVID-19
Outbreak And Affected Countries Stock Markets Response. International Journal
of Environmental Research and Public Health, 17(8), 2800.
Markowitz, M. (1952). Harry, 1959, Portofolio Selection: Efficient Diversification Of
Investment, New York, Jhon Wiley & Sons. Inc.
Midesia, S. (2020). Dampak Covid-19 Pada Pasar Saham Syariah Di Indonesia. Jurnal
Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI), 4(1), 68–79.
Nurmasari, I. (2020). Dampak Covid-19 terhadap Perubahan Harga Saham Dan Volume
Transaksi (Studi Kasus Pada PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk.). Jurnal
SEKURITAS (Saham, Ekonomi, Keuangan Dan Investasi), 3(3), 230–236.
Petros, J. (2007). The Effect Of The Stock Exchange On Economic Growth: A Case Of
The Zimbabwe Stock Exchange. Research in Business and Economics Journal, 6,
1.
Ross, S. A. (1977). The determination of financial structure: the incentive-signalling
approach. The Bell Journal of Economics, 23–40.
Samsul, M. (2015). Pasar Modal dan Manajemen Portofolio Edisi 2. Erlangga. Jakarta.
Saputro, A. E. (2020). Analisis Harga Saham Syariah dan Volume Perdagangannya
Sebelum dan Sesudah Pengumuman Covid 19. Economic Dan Education Journal,
2(2), 159–168.
Suad, H., Portofolio, D.-D. T., & Sekuritas, A. (1998). Edisi ke-3. UPP AMP YKPN.
Sumiyana, S. (2007). Noise Atau Kedatangan Informasi: Sebuah Fenomena Spesifik
Perilaku Harga Saham Di Pasar Modal Indonesia Studi Empiris Berbasis Data
Intraday, Bursa Efek Jakarta 1999-2006. Journal of Indonesian Economy and
Business, 22(3), 192–218.
Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi: Teori dan aplikasi. Kanisius.
Umam, K., & Sutanto, H. (2017). Manajemen investasi. Pustaka Setia.
Weston, J. F., Brigham, E. F., & KHALID, A. Q. (1994). Dasar-dasar Manejemen
Keuangan, Jilid I.

https://www.idx.co.id Accessed on June 2021


https://finance.yahoo.com/quote/PFE?p=PFE&.tsrc=fin-srch. Accessed on June 2021
https://money.kompas.com/read/2020/03/24/180447526/7-saham-perusahaan-ini-
ambles-parah-di-tengah-wabah-corona
https://www.deloitte.com/us/en/insights/economy/covid19/investment-management-
impact-of-Covid-19 Accessed on June 2021
https://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/pr-01360062/dampak-virus-corona-Covid-
19-50-persen-industri-manufaktur-alami-penurunan-kapasitas
94 | J I P A K 2 0 2 2

https://mediaindonesia.com/read/detail/302222-dampak-Covid-19-permintaan-industri-
otomotif-nasional-anjlok
https://market.bisnis.com/read/20200504/192/1236234/dampak-corona-astra-
international-asii-pangkas-separuh-belanja-modal
https://market.bisnis.com/read/20201230/7/1337006/rapor-ihsg-2020-vs-2019-turun-5-
persen-kapitalisasi-pasar-amblas-rp278-triliun

Anda mungkin juga menyukai