TESIS
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Pascasarjana Universitas
Pamulang
Oleh :
INDRAWAN
221015200053
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pandemi Covid-19 memiliki dampak sangat luas dan besar terhadap kondisi
perekonomian. Bahkan dapat dikatakan telah hampir mengubah seluruh tatanan ekonomi dan
komersial dari berbagai departemen. Situasi ini mendorong para ahli untuk menggambar
model kegiatan yang komprehensif. Pilihan ini adalah konsekuensi logis akibat pandemi
Covid-19 juga memengaruhi perubahan perilaku konsumen untuk membeli berbagai produk
Ekonomi di awal 2021 masih berat, hal ini dapat dipantau dari sektor ritel. Sektor
ritel, hari ke hari, jumlah gerai ritel yang tutup. Industri ritel di Indonesia merupakan sektor
yang terkena dampak covid-19. Beberapa ritel memang telah melaporkan dampak covid-19
terhadap bisnis ritel. Seperti Matahari Department Store telah memperkirakan akan ada
25 persen, bahkan nama-nama besar mulai dari Ramayana, sampai Giant jadi
contohnya.
Selebihnya masih banyak yang bertumbangan karena tak kuat dengan tekanan pandemi.
Penjualan ritel di Indonesia masih mengalami kontraksi pada Februari 2021, baik secara
melaporkan penjualan ritel yang dicerminkan oleh Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Februari
2021 sebesar 177,1. Terjadi kontraksi atau pertumbuhan negatif 2,7% MtM. Secara YoY,
Sementara laba bersih diperkirakan turun hingga 75 persen. Penjualan pakaian pun
menurun sebesar 80 persen. Hal ini disebabkan karena banyak department store yang di tutup
sementara akibat pandemi covid-19. Penjualan bahan makanan menurun menjadi 45 persen
tahun 2020 bila dibandingkan dengan tahun lalu sebelum adanya pandemi covid-19.
Menurunnya jumlah konsumen yang berbelanja ke toko sebesar 50 persen selama masa
pandemi covid-19 ini. Penurunan kunjungan ke toko karena beberapa wilayah yang
sektor. Beberapa toko ritel sedang mulai melakukan efesiensi. Dengan adanya perubahan jam
kerja sehingga mempengaruhi gaji karyawan serta adanya karyawan yang dirumahkan akibat
Dalam menghadapi situasi ini, beberapa toko ritel sudah mulai menciptakan ide-ide
yang inovatif. Memudahkan masyarakat untuk berbelanja. Untuk saat ini strategi transaksi
online. Konsumen berbelanja hanya dengan lewat WhatsApp atau Shop and Talk akan
(Kompas.com, 2020)
Seiring dengan penanganan Covid-19 yang semakin baik, pemulihan ekonomi di
Indonesia juga terus menunjukkan tren yang membaik. Ekonomi Indonesia terus berada di
jalur positif, baik di Q2 maupun di Q3 tahun 2021. Hal ini juga tidak terlepas dari
pertumbuhan pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran yang merupakan kontribusi dari
aktivitas perdagangan ritel. Berdasarkan data dari BPS, jumlah ritel di Indonesia yang terdiri
dari pusat perbelanjaan dan toko swalayan pada tahun 2020 mencapai 2.133 unit.
Ditengah lesunya saham emiten ritel akibat pandemi, memang akan sangat
perusahaan yang melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Kondisi suatu perusahaan
selain dilihat dari omzet yang diterima, juga bisa dilihat dari harga saham perusahaan
tersebut. Harga saham merupakan harga yang ditetapkan perusahaan bagi pihak lain yang
ingin memiliki hak kepemilikan saham. Nilai harga saham selalu berubah –ubah setiap
waktu. Kenaikan dan penurunan harga saham diperusahaan di Pasar modal berbanding lurus
dengan kinerja suatu perusahaan sesuai dengan peristiwa saat ini yaitu pandemi covid 19
Pasar modal menjadi salah satu alternatif dalam menyalurkan dana atau investasi bagi
pihak yang memerlukan modal maupun bagi pihak yang membutuhkan modal ke perusahaan
berupa saham, obligasi dan sebagainya (Fahmi, 2009). Perusahaan Ketika memutuskan untuk
mencari pendanaan salah satu pilihan perusahaan dengan menerbitkan saham karena saham
merupakan instrument investasi yang banyak dipilih oleh para investor untuk menanamkan
modalnya, saham juga mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik . Hal ini
dikarenakan semakin tinggi harga saham, maka akan semakin tinggi nilai perusahaan
tersebut.
Undang-undang pasar modal No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal mendefinisikan
pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan
efek, perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan efek. Instrumen yang diperdagangkan di pasar modal
merupakan instrument jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham,
obligasi, reksa dana, waran, dan berbagai instrument derivative seperti option, futures dan
lain-lain.
Di Indonesia terdapat pasar modal yang Bernama Bursa Efek Indonesia, yang
memberikan sarana bagi masyarakat umum untuk berinvenstasi dan sebagai sarana untuk
Informasi yang tersedia merupakan cerminan dari harga saham di pasar modal.
Berbagai peristiwa yang terjadi di lingkungan pasar modal, baik lingkungan ekonomi maupun
keputusan bagi investor sehingga merupakan faktor yang menetapkan naik turunnya harga
saham. Fluktuasi harga saham merupakan hal penting yang menjadi perhatian para investor
karena harga saham mencerminkan kinerja perusahaan. Saham merupakan surat berharga
yang diperdagangkan di pasar modal sebagai tanda bukti kepemilikan atas suatu perusahaan.
Pemegang saham yang terdapat dalam suatu perusahaan turut memiliki sebagian dari
perusahaan tersebut. “Saham merupakan salah satu instrument pasar modal yang paling
menarik minat investor karena dapat memberikan tingkat keuntungan yang menarik (Sunardi
dan Permana,2019)
dalam hal membeli saham dapat menggunakan analisis investasi. Analisis investasi
merupakan hal yang mendasar untuk diketahui para investor, mengingat tanpa analisis
suatu saham diatas harga saham dan keputusan menjual saham terjadi apabila nilai perkiraan
Pasar modal menjadi salah satu alternatif dalam menyalurkan dana atau investasi bagi pihak
yang memerlukan modal maupun bagi pihak yang membutuhkan modal ke perusahaan
Harga saham adalah salah satu hal yang dijadikan indikator pengelolaan perusahaan
yang menunjukkan nilai dari surat prestasi perusahaan. Keberhasilan dalam menghasilkan
keuntungan akan memberikan kepuasan bagi para investor . Semakin naik nilai harga saham,
maka semakin banyak pula saham perusahaan yang diminati oleh investor, dan dengan
demikian perusahaan akan memperoleh capital gain dan citra yang lebih baik sehingga
maksimalisasi harga saham perusahaan. Harga saham pada waktu tertentu akan bergantung
pada arus kas yang diharapkan diterima di masa yang akan datang.
dengan mengharapkan return atau keuntungan yang diperoleh dari investasi yang dilakukan.
Return atau keuntungan yang akan diperoleh investor adalah dalam bentuk dividen maupun
capital gain. Dividen merupakan bagian laba bersih perusahaan yang dibagikan kepada para
pemegang saham, sedangkan capital gain merupakan selisih positif antara perolehan
meningkatkan jumlah dividen yang dibayarkan, maka para investor percaya bahwa
Pihak Investor cenderung lebih suka perusahaan untuk membagikan laba atau
keuntungan tersebut dalam bentuk dividen untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Akan
tetapi, manajemen juga harus memperhatikan kelangsungan perusahaan dengan menahan laba
untuk diinvestasikan lagi di masa mendatang. Oleh karena itu adanya perbedaan kepentingan
inilah akan membuat mekanisme pengawasan pemegang saham terhadap pihak manajemen.
Kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan
dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba,
Berdasarkan uraian diatas alasan peneliti menggunakan harga saham perusahaan ini
dikarenakan perusahaan ritel mengalami penurunan. Hal tersebutlah yang menjadi dasar
dalam penelitian ini yang diberi judul “Pengaruh Curent Ratio, Inventory Turnover, dan
Laverage terhadap Harga Saham dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Intervening
(Study pada Perusahaan Bank Swasta 3Terbesar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2018-2022)”
B. Indentifikasi Masalah
1. Manajemen perusahaan harus dapat menemukan strategi dan cara yang tepat dalam
perusahaan
2. Masih banyak investor yang belum mengetahui arti penting rasio profitabilitas untuk
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini terdapat pembatasan ruang lingkup penelitian agar penelitian
dapat dilakukan lebih mendalam dan memecahkan masalah, untuk itu peneitian
dibatasi pada :
(DPR).
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan penjelasam dalam latar belakang yang telah diuraikan diatas dapat
perusahaan maupun
pemgang saham sebagai nilai perusahaan dalam pandangan investor, dari
3. Apakah leverage atau debt to equity ratio berpengaruh terhadap harga saham ?
harga saham ?
harga saham ?
8. Apakah current ratio, inventory turnover dan leverage berpengaruh terhadap harga
saham ?
E. Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
A. Kajian Teori
Relevan
1.Manajemen
dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu.
Jadi, manajemen merupakan suatu proses atau kegiatan yang tersusun untuk mewujudkan
the efforts of other people”, atau manajemen adalah pencapaian tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan melalui atau bersama-sama orang lain. Manajemen sangat penting bagi setiap
aktivitas individu atau kelompok dalam organisasi dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Manajemen berorientasi pada proses (process oriented) yang berarti bahwa manajemen
membutuhkan sumber daya manusia, pegetahuan dan keterampilan agar aktivitas menjadi
Menurut Terry dan Rue (2015) menjelaskan bahwa manajemen merupakan suatu
proses yang khusus dengan memanfaatkan ilmu seni yaitu terdiri dari : perencanaan
(controlling).
Menurut Hasibuan(2013:1) manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan
suatu ilmu dan seni untuk melakukan fungsi perencaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan untuk mengatur dan mengelola berbagai sumber untuk mencapai tujuan yang
sangat penting bagi seluruh orang atau perusahaan, oleh karena itu manajemen keuangan
keuangan membicarakan pengelolaan keuangan yang pada dasarnya dapat dilakukan naik
2. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan ialah aktivitas menejemen keuangan yang berkaitan erat dengan
pengelolaan keuangan perusahaan, termasuk lembaga yang berhubungan erat dengan sumber
pendanaan dan investasi keuangan perusahaan serta instrument keuanagan. Salah satu fungsi
perusahaan yang penting bagi keberhasilan usaha suatu perusahaan dalam pencapaian
perolehan aset, pendanaan, dan manajemen aset serta pembagian dividen kepada pemegang
Manajemen keuangan telah banyak di definisikan oleh para ahli, diantaranya Horne
perolehan asset, pendanaan, dan manajemen asset dengan didasari beberapa tujuan umum.
Jadi fungsi keputusan dalam menejemen keuangan dapat dibagi menjadi tiga utama yaitu
dari ilmu dan seni yang membahas, mengkaji, dan menganalisis tentang bagaimana seorang
manajer keuangan dapat mempergunakan seluruh sumber daya perusahaan untuk mencari
dana, mengelola dana, dan membagi dana dengan tujuan memberi profit atau kemakmuran
bagi para pemegang saham dan suistainability (keberlanjutan) usaha bagi perusahaan.
dana organisasi untuk mencapai sesuatu sesuai dengan cara yang telah digariskan. Dana
organisasi yang dimaksud adalah yang berasal dari mereka yang memiliki perusahaan,
mereka yang meminjam uang kepada perusahaan, maupun akumulasi dana yang berasal dari
penyusutan.
Menejemen keuangan memiliki aktivitas yang luas dalam bidang keuangan karena
setiap perusahaan pasti membutuhkan seorang manajer keuangan yang menangani fungsi-
fungsi keuanagan
Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan oleh para ahli maka dapat
disimpulkan bahwa manajemen keuangan adalah penggabungan dari ilmu dan seni yang
bagaimana cara memperoleh dana, mengelola dana dan pengendalian fungsi-fungsi keuangan
Pentingnya penelitian ini dapat dijelaskan dengan dua teori yaitu agency theory (teori
keagenan) dan signalling theory (teori pensignalan). Pada teori 15 keagenan dijelaskan bahwa
pada sebuah perusahaan terdapat dua pihak yang saling berinteraksi, yaitu pemilik
return, sedangkan
manajer mempunyai kebutuhan psikologis dan ekonomi yang luas. Alijoyo dan Zaini (2004)
menyatakan bahwa pemisahan fungsi eksekutif dan fungsi pengawasan pada teori keagenan
menciptakan “checks and balances”, sehingga terjadi independensi yang sehat bagi para
manajer untuk menghasilkan kinerja perusahaan yang maksimum dan return yang memadai
Signaling theory pertama kali diperkenalkan oleh George Akerlof (1970) dalam
karyanya yang berjudul “The Market for Lemons”. Issu utama artikel Akerlof berkaitan
dengan kualitas dan ketidakpastian. Ilustrasi yang menggambarkan realitas tersebut yaitu
mengunakan pasar mobil. Mobil disederhanakan dalam dua kutup kualitas yaitu kualitas baik
dan kualitas buruk yang diberi istilah “lemons”. Jika penjual mobil bagus tidak memberikan
informasi atau sinyal mengenai kualitas mobilnya, maka akan berlaku hukum Gresham, “the
bad cars tend to drive out the good cars”. Penelitian Akerlof menunjukkan terjadinya asimetri
informasi antara penjual dan pembeli. Pembeli tidak memiliki informasi terkait spesifikasi
produk dan hanya memiliki persepsi umum mengenai produk tersebut. Sehingga pembeli
Pemikiran Akerlof (1970) tersebut dikembangkan oleh Spence (1973) dalam model
ilustrasi pada pasar tenaga kerja (job market) dan mengemukakan bahwa perusahaan yang
memiliki kinerja yang baik (superior performance) menggunakan informasi finansial untuk
mengirimkan sinyal ke pasar. Dari penelitiannya tersebut, Spence (1973) juga menemukan
bahwa cost of signal pada bad news lebih tinggi dari pada good news dan perusahaan yang
mengurangi asimetri informasi dengan harapan dapat mengirimkan sinyal yang baik (good
news) tentang kinerja perusahaan ke pasar. Signalling theory menekankan kepada pentingnya
informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar
perusahaan. Teori sinyal menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan
sengaja akan memberikan sinyal pada pasar, dengan demikian pasar diharapkan dapat
membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk (Sugiyanto, et al., 2017)
Jika signal positif, pasar bereaksi sehingga meningkatkan harga saham yang selanjutnya
peningkatan kinerja perusahaan, dalam hal ini return saham, tingkat pengembalian ekuitas dan
laba per saham 17 akan meningkat. Teori sinyal juga dapat membantu pihak perusahaan
(agent), pemilik (prinsipal), dan pihak luar perusahaan mengurangi asimetri informasi dengan
menghasilkan kualitas atau integritas informasi laporan keuangan. Untuk memastikan pihak-
pihak yang berkepentingan meyakini keandalan informasi keuangan yang disampaikan pihak
perusahaan (agent), perlu mendapatkan opini dari pihak lain yang bebas memberikan
Teori keagenan (agency theory) menjelaskan bahwa hubungan agensi muncul ketika
satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu
jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agent tersebut
(Jensen dan Meckling, 1976). Agency theory merupakan teori mengenai hubungan antara
perhubungan kontrak antara pemegang sumber daya dengan manejer perusahaan. Dalam
konteks teori keagenan, semua individu bertindak atas kepentingan sendiri. Dengan demikian
terjadi perbedaan kepentingan antara agen dan pemilik. Hal inilah yang dapat memicu
kontrak antara berbagai pihak. Pemegang saham yang menyumbangkan dana bagi perusahaan
untuk beroperasi tidak dianggap sebagai pemilik perusahaan, mereka adalah pengambil risiko
perusahaan. Akibatnya, manajer memperoleh hak untuk membuat keputusan yang melampaui
apa yang ditentukan dalam kontrak mereka. Adalah sifat manusia untuk membuat keputusan
yang sesuai dengan minat individu itu tidak berbeda untuk manajer. Mereka akan membuat
keputusan yang bermanfaat bagi diri mereka sendiri dan kurang memperhatikan kepentingan
pemegang saham.
B. Tinjauan Pustaka
1. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan efek dari kinerja keuangan perusahaan dari aktivitas
yang dilakukkan oleh perusahaan. Pada perusahaan yang telah go public nilai
perusahaan sering dikaitkan dengan harga saham perusahaan yang diperjual belikan
pada bursa efek. Sedangkan pada perusahaan yang belum go public nilai perusahaan
perusahaan di pasar yang merupakan refleksi penilaian oleh public terhadap kinerja
perusahaan secara
riil. Dimana terbentuk karena kestabilan kekuatan permintaan dan titik-titik kestabilan
kekuatan penawaran harga yang secara riil terjadi transaksi jual beli surat berharga di
pasar modal antara penjual dan para investor atau biasa disebut ekuibrium pasar.
Oleh karena itu, dalam teori keuangan pasar modal harga saham di pasar 22
bahwa semakin tinggi harga saham suatu perusahaan, maka semakin tinggi pula
tingkat pengembalian yang akan diterima investor. Dengan kata lain perusahaan
dengan harga saham yang tinggi mempunyai nilai yang baik karena dianggap mampu
Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi
akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Bringham dan Houston,
2011), semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai
perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan
nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan
pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang
asset.
Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan
penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar
saham dianggap cerminan dari nilai aset perusahaan sesungguhnya. Nilai perusahaan
yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang
peluang investasi. Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang
semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemegang saham (Husnan dan
Pudjiastuti, 2018). Memaksimalkan harga saham menjadi tujuan yang paling penting
(2004), nilai perusahaan merupakan nilai pasar atas surat berharga dan ekuitas
perusahaan yang beredar. Dengan kata lain, nilai perusahaan merupakan harga yang
sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga
tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang baik. 24
2. Current Ratio
Current Ratio adalah Menurut Fahmi (2015:121), “Rasio lancar adalah ukuran yang
membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat
Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui perbandingan
antara total hutang dengan modal sendiri (Kasmir, 2011:166). Rasio ini dicari dengan
cara membandingkan antara seluruh hutang, termasuk hutang lancar dengan seluruh
ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan
peminjam (kreditor)
dengan pemilik perusahaaan, dengan kata lain rasio ini berfungsi mengetahui setiap
rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan hutang (Kasmir, 2013:157).
4. Saham
Saham merupakan tanda penyerta modal atas kepemilikan seseorang atau badan
dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas
(RUPS). Para pemegang saham juga berhak memperoleh deviden yang dibagikan
oleh perusahaan. Sebaliknya, pemegang saham pun turut menanggung resiko sebesar
Modal saham adalah unit kepemilikan dalam sebuah perusahaan, sebagai bukti
saham merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemilik kertas tersebut
untuk memperoleh baian dari prospek atau kekayaan perusahaan yang menerbitkan
a. Harga Saham
Harga saham merupakan ukuran indeks prestasi perusahaan yaitu seberapa jauh
umum.
Harga saham dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Harga Nominal
Harga nominal adalah harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan
oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang akan dikeluarkan.
2. Harga Perdana
Harga perdana adalah harga suatu saham yang tercatat pada saat saham tersebut
3. Harga Pasar
Harga pasar merupakan harg ayang ditetapkan di bursa saham bagi saham
perusahaan public atau estiasi harga untuk perusahaan yang tidak memiliki saham.
4. Harga Penutupan
Harga penutupan merupakan harga transaksi jual beli saham di Bursa Efek
Secara teori, saham timbul akibat adanya pengaruh dari berbagai faktor
saham yang terjadi di lantai bursa, terjasi karena beberapa bentuk pengaruh yang
terdiri dari kondisi fundamental emiten, hokum permintaan dan penawaran yang
terjadi, tingat suku bunga (SBI), valuta asing, dana asing yang ada di bursa, indeks
oleh investor dalam melakukan investasi karena harga saham menunjukkan prestasi
emiten, pergerakan harg asaham seaarah dengan kinerja emiten. Apabila emiten
mempunyai prestasi yang semakin baik maka keuntungan yang dapat dihasilkan dari
operasi usaha semakin besar. Pada kondisi yang demikian , harga saham emiten
perusahaan. Nilai saham merupakan indeks yang tepat untuk efektifitas perusahaan .
harga saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan sebaliknya.
memperhatikan harga sahamnya. Harga yang terlalu rendah sering diartikan bahwa
kinerja perusahaan kurang baik. Namun bila harg asaham terlalu tinggi mengurangi
kemampuan investor untuk membeli sehingga menimbulkan harga saham sulit untuk
meningkat lagi. Dengan perubahan posisi keuangan, hal ini akan memperngaruhi
keuangan.
5. Kinerja Keuangan
Fahmi (2012:2) menyatakan bahwa kinerja keuangan adalah suatu analisis yang
dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan
dengan membuat suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standar dan
Aceptep Accounting
Priciple), dan lainnya. Mahendra et al., (2012) menambahkan bahwa kinerja
keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat oeh calon investor
meningkatkan kinerja keuangan adalah suatu keharusan agar saham tersebut tetap
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini. Adapun
Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Arti kerangka pemikiran menurut Sugiyono (2014) adalah bentuk strategi konseptual
yang mengaitkan antara teori dengan berbagai faktor permasalahan yang dianggap penting
untuk diselesaikan, sehingga dalam hal lebih mengacu pada tujuan penelitian tersebut
dijalankan.
Nilai perusahaan dapat diartikan sebagai nilai pasar karena kemakmuran pemegang
saham dapat dicapai dengan maksimum ketika harga saham perusahaan meningkat. Semakin
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesisi (Sugiyono, 2015;64) adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah telah dinyatakan dalam bentuk kalimat kenyataan.
Dilakukan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan,
belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi
hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian,
METODOLOGI
PENELITIAN
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data
sekunder yaitu Laporan Keuangan Perusahaan Bank Swasta Tahun 2018-2022. Data
B. Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian dibutuhkan adanya suatu metode, cara atau taktik
memecahkan suatu permasalahan untuk mencapai suatu tujuan. Adapun metode yang
Pengaruh Curent Ratio, Inventory Turnover, dan Laverage terhadap Harga Saham
Bank Swasta 3 Terbesar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018-2022).
berikut : “Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan
data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu
masalah yang sedang diteliti oleh penulis sehingga akan memperoleh data-data yang
dapat mendukung
penyusunan laporan penelitian. Data-data yang diperoleh tersebut kemudian diproses
dan dianalisis lebih lanjut dengan dasar teori yang telah dipelajari sehingga
baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau
“analisis data dengan menggunakan statistik deskriptif berarti menganalisis data untuk
bentuk angka pada analisis statistik. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis
pengaruh dari Pengaruh Curent Ratio, Inventory Turnover, dan Laverage terhadap
Harga Saham dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Intervening (Study pada
Perusahaan Bank Swasta 3 Terbesar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2018-2022).
memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang diantaranya dilihat dari rata-
rata, minimum, maksimum dan standar deviasi. Analisa ini mendeskripsikan data
sampel yang telah terkumpul tanpa membuat kesimpulan yang bersifat umum. Teknik
pola dari penelitian. Pola penelitian dimaksud untuk mempermudah alur penelitian
dan pemecahan suatu masalah. Desain penelitian pada penelitian ini dapat
Gambar 3.1 Desain Penelitian Perusahaan Bank Swasta 3 Terbesar yang terdaftar di Bursa
1. Definisi Variabel
variabel yaitu “Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat nilai dari orang
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
variabel dengan variabel lain, maka variabel dalam penelitian ini sebagai berikut :
a. Variabel Independen (X) Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus,
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya varabel dependen (terikat).
Maka dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah: data panel
unbalance adalah keadaan dimana unit cross- sectional memiliki jumlah observasi
time serries yang tidak sama. Menurut alan Prahutama (2012;40) Pemodelan data
berdasarkan runtun waktu (time series) dan berdasarkan cross section : a. Model
dengan data time serries 𝑌𝑡 = 𝛼 + + ; t = 1,2 …..T; N: banyaknya data time series
data cross section Sehingga secara umum dalam model data panel dapat dituliskan
data time series N = banyaknya variabel dependen merupakan data cross sectional
Analisis ini
digunakan untuk melihat pengaruh dari variable Risk Profile Level 1 (NPL), Risk
Profile Level 2 (LDR) dan Good Corporate Governance terhadap nilai perusahaan
dengan kinerja keuangan sebagai variabel moderating. Dalam penelitian ini data
time series diperoleh melalui periode waktu yaitu tahun 2018 sampai 2022
sehingga data time series pada penelitian ini berjumlah 100 data. Adapun data
cross section diambil dari data jumlah perusahaan Perbankan yaitu 20 perusahaan
jumlah observasinya sejumlah 100. 2. Metode Estimasi model regeresi data panel
Dalam menganalisis data panel terdapat tiga model estimasi yang dapat dilakukan,
antara lain Common Effect Model (CEM), Fixed Efect Model (FEM), dan
Random Effect Model (REM). Hal ini dilakukan karena model regresi data panel
residualnya akan mempunyai tiga kemungkinan antara lain residual time series,
mengkombinasikan data time series dan cross section. Pada model ini tidak
perilaku data perusahaan sama dalam berbagai kurun waktu. (Basuki dan Prawoto;
2016). Metode ini bisa menggunakan pendekatan Ordinary Least Square (OLS)
atau tekhnik kuadrat terkecil untuk mengestimasi model data panel. Winarno
(2017:9.16) Analisis Common Effect Model (CEM) juga merupakan teknik yang
kondisi yang sesungguhnya. Hasil analisis regresi dianggap berlaku pada semua
objek pada semua waktu. Persamaan regresinya dapat dituliskan sebagai berikut:
Keterangan: Yit = Observasi dari unit ke-i dan diamati pada periode waktu ke-t.
Xit = Vektor ke
variabel independen dari unit ke-i dan diamati di waktu Ke - t Eit = Komponen
error yang diasumsikan harga mean 0 dan variasi Homogennya 72 b. Fixed Effect
Model (FEM) Model ini dapat menunjukkan perbedaan konstan antar objek
variables yang mungkin membawa perubahan pada intercept time series atau cross
section. Model FEM dengan efek tetap maksudnya adalah bahwa satu objek,
memiliki konstan yang tetap besarnya untuk berbagai periode waktu. Demikian
pula dengan koefisien regresinya yang besarnya tetap dari waktu ke waktu (time
dari unit ke-i dan diamati pada periode waktu ke-t Xit = Vektor ke variabel
independen dari unit ke-i dan diamati di waktu ke-t d1i = Variabel dummy (semu)
untuk unit ke-i eit = Komponen error yang diasumsikan harga mean 0 dan variasi
variabel semu, metode efek random menggunakan residual, yang diduga memiliki
hubungan antar waktu dan objek. Namun, terdapat satu syarat untuk menganalisis
dengan menggunakan metode efek random, yaitu objek data silang harus lebih
besar dari banyaknya koefisien (Winarno, 2007:9.15). Regresi ini dapat dijelaskan
melalui uji Hausman test. Dasar pengambilan keputusan pada model random
effect adalah jika nilai cross section random memiliki nilai yang lebih besar dari
0,05 maka regresi yang tepat digunakan adalah model random effect. Persamaan
model ini yaitu sebagai berikut : 3. Uji pemilihan model data panel Dari tiga
(best model) untuk analisa data panel. Pengujian yang dilakukan adalah
menggunakan Uji Chow, Uji Hausman dan Uji Lagrange Multiplier. a. Chow Test
atau Likely hood test 74 Uji Chow ini digunakan untuk membandingkan antara
Common Effect Model dan Fixed Effect Model. Cara menghitungnya dengan
menggunakan hasil regeresi Fixed Effect Model. Hipotesis yang diuji sebagai
berikut: H0: Model CEM lebih baik dibandingkan model FEM. H1: Model FEM
0,05, maka ditolak dan diterima b. Jika nilai probabilitas cross-section Chi-square
0,05, maka diterima dan ditolak. b. Hausman test Uji Hausman membandingkan
antara Fixed Effect Model dan Random Effect Model. Uji hausman dilakukan
dengan tujuan sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan uji estimasi terbaik
antara random effect model atau fixed effect model. Hipotesis yang diuji sebagai
berikut: H0 : Model REM lebih baik dibandingkan model FEM. H1 : Model FEM
hipotesis sebagai berikut: a. Jika nilai probabilitas cross-section random < 0,05,
maka ditolak dan diterima. 75 b. Jika nilai probabilitas cross-section random 0,05,
maka diterima dan ditolak. C. Uji Lagrange Multiplier Test Uji Lagrange
Multiplier Test untuk memilih apakah model random effect model atau common
diterima apabila nilai p cross section ≥ 0.05, maka digunakan common effect
model Ha = ditolak apabila nilai p cross section ≤ 0.05, maka digunakan random
dilakukan dengan bantuan software Eviews 10. Uji Klasik ini dapat dikatakan
dasar linier klasik atau tidak. Setelah data dipastikan bebas dari penyimpangan
asumsi klasik, maka dilanjutkan dengan uji hipotesis yakni uji individual (uji t),
pengujian secara serentak (uji F), dan koefisien determinasi (R2). Uji asumsi
klasik terdiri dari : 1) Uji Normalitas 76 Uji Klasik ini dapat dikatakan sebagai
kriteria ekonometrika untuk melihat apakah hasil estimasi memenuhi dasar linier
klasik atau tidak. Setelah data dipastikan bebas dari penyimpangan asumsi klasik,
maka dilanjutkan dengan uji hipotesis yakni uji individual (uji t), pengujian secara
serentak (uji F), dan koefisien determinasi (R2). Uji asumsi klasik terdiri dari : a.
Jika nilai probabilitas p > 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi. b. Jika nilai
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan
bahwa varians dari error harus bersifat homogennya. Deteksi ada tidaknya
Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut : a. Jika nilai probability chi square
< 0,05 berati terdapat gejala heterokedastisitas 77 b. Jika nilai probability chi
melihat apakah model regresi memiliki korelasi antara variable independen satu
dengan yang lainnya. Konsekuensi praktis yang timbul sebagai akibat adanya
jika antar variabel independen ada korelasi atau nilai value inflation factor (VIF)
dibawah 10 dinyatakan bahwa tidak ada gejala multikolinearitas, namun jika nilai
tolerance and value inflation factor (VIF) dari hasil regresi lebih besar dari 10
berurutan sepanjang waktu berkaitan antara satu dengan lainnya. Model regresi
yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi (Ghozali,2006). Asumsi mengenai
menggunakan uji Durbin-Watson (Field, 2009). Nilai statistik dari uji Durbin-
Watson berkisar di antara 0 dan 4. Nilai statistik dari uji Durbin-Watson yang
lebih kecil dari 1 atau lebih besar dari 3 diindikasi terjadi autokorelasi.
teknik data panel adalah dengan menggabungkan jenis data cross-section dan time
series. Pada umumnya model regresi data panel dapat ditulis sebagai Berikut :
Y= a +𝑏1 𝑋1 + 𝑏2
Koefisien Regresi Risk Profile Level 1 (NPL) b2 = Koefisien Regresi Risk Profile
Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan
diterima atau ditolak dilakukan uji-F. Pada dasarnya uji statistik F menunjukkan
adalah : Hipotesis : H0 : Secara simultan Risk Profile Level 1 (NPL), Risk Profile
Profile Level 1 (NPL), Risk Profile Level 2 (LDR), Good Corporate Governance
ditolak, artinya secara secara simultan terdapat pengaruh yang tidak signifikan
dari Risk Profile Level 1 (NPL), Risk Profile Level 2 (LDR) , Good 80 Corporate
secara simultan terdapat pengaruh signifikan dari Risk Profile Level 1 (NPL),
Risk
Profile Level 2 (LDR), Good Corporate Governance dan Kinerja Keuangan
terhadap Nilai Perusahaan. 2) Uji T Parsial (Uji t-test) Pengujian ini dilakukan
Profile Level 1 (NPL), Risk Profile Level 2 (LDR), Good Corporate Governance
H1 : Secara parsial Risk Profile Level 1 (NPL), Risk Profile Level 2 (LDR), Good
Nilai Perusahaan. Kriteria pengujian : a. Jika nilai probabilitas > 0,05 maka H0
diterima H1 ditolak, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang tidak signifikan
dari Risk Profile 81 Level 1 (NPL), Risk Profile Level 2 (LDR), Good Corporate
secara parsial terdapat pengaruh signifikan dari Risk Profile Level 1 (NPL), Risk
terhadap Nilai Perusahaan. 3) Koefisien Determinasi (R2 ) Uji ini pada intinya
dependen. Nilai koefisien determinasi terdapat di 0 < R² < 1, dimana nilai R² yang
variable dependen
terdapat suatu hubungan yang kuat (Ghozali, 2013:97). 7. Moderating Regression
(terikat). Variabel moderasi adalah variabel bebas yang dapat memperkuat atau 82
memperlemah hubungan antara variabel bebas yang lain terhadap variabel terikat.
penelitian ini MRA digunakan untuk menguji variabel moderasi yaitu kinerja
keuangan dalam hubungan antara Risk Profile Level 1 (NPL), Risk Profile Level 2
(LDR) dan Good Corporate Governance terhadap Nilai perusahaan. Cara menguji
regresi dengan variabel moderasi yaitu MRA atau uji interaksi dengan aplikasi
interaksi (perkalian 2 atau lebih variabel bebas). data berupa data statistik dan
ekonometrika secara cepat dan tepat, serta menghasilkan output yang yang
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Ari, S., Nurhayati, I., & Yudhawati, D. (2020). Pengaruh Earning Per Share (Eps), Return on
Equity (Roe) Dan Debt To Equity Ratio (Der) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan
Retail Trade. Manager : Jurnal Ilmu Manajemen, 3(2), 273.
https://doi.org/10.32832/manager.v3i2.3859
Dewi, I. K., & Solihin, D. (2020). Pengaruh Current Ratio Dan Net Profit Margin
Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2015-2018. Jurnal Ilmiah Feasible (JIF),
2(2), 183. https://doi.org/10.32493/fb.v2i2.2020.183-191.6231
Fahmi, I. (2015). “Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab”. Bandung:
Alfabeta.
Handayani, K. M., Indarti, I., & Listiyowati, L. (2020). Pengaruh Kinerja Keuangan dan
Ukuran Perusahaan terhadap Harga Saham dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel
Intervening pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Ilmiah Aset, 21(2), 93–105.
https://doi.org/10.37470/1.21.2.150
Novita, H., & Situmorang, A. C. (2020). Pengaruh Net Profit Margin, Debt to Equity Ratio
dan Inventory Turnover terhadap Harga Saham pada Perusahaan Consumer Goods
Industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Owner, 4(1), 69.
https://doi.org/10.33395/owner.v4i1.188
Rachmad, D. (2020) Pengaruh Return On Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan
Inventory Turnover Terhadap Return Saham pada Perusahaan Sektor Barang
Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2017-2019
DOI: http://dx.doi.org/10.33087/ekonomis.v5i2.340
Setyabudi, T.G (2021). The Effect of Institutional Ownership, Leverage, and Profitability on
Firm Value with Dividend Policy as an Intervening Variable. Journal of Business and
Management Review, 2(7), 457–469. https://doi.org/10.47153/jbmr27.1632021
Sri Oktaryani, G. A., Sofiyah, S., Nugraha A.P, I. N., Gde Bisma, I. D., & Mandra, I. G.
(2016).
Pengaruh Free Cash Flow Dan Leverage Terhadap Harga Saham Dengan Kebijakan
Dividen Sebagai Variabel Intervening. Distribusi - Journal of Management and
Business, 4(2), 1–13. https://doi.org/10.29303/jdm.v4i2.10
Sri Wahyudi, A., Beny, B., & Daniel, D. (2020). Analisis Pengaruh Kapitalisasi Pasar Dan
Rasio Keuangan Terhadap Return Saham. Media Bisnis, 12(1), 9–16.
https://doi.org/10.34208/mb.v12i1.875
Susanti, N., Yaasmiin, N. N., Ramadanti, D. Z., Nugraha, M. A. D., Maghfiroh, N., &
Nasution,
Y. P. (2021). The Influence of Firm Size, Leverage, and Liquidity on Company
Performance through Dividend Policy in Manufacturing Companies Listed on the
Indonesia Stock Exchange 2015 - 2019 Period. Review of International Geographical
Education Online, 11(5), 3225–3237. https://doi.org/10.48047/rigeo.11.05.213
Welan, G., Rate, P. Van, & Tulung, J. E. (2019). Pengaruh profitabilitas, leverage dan
ukuran perusahaan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur sektor
industri barang konsumsi yang terdaftar di bei periode 2015-2017. Jurnal EMBA:
Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 7(4), 5664–5674.
Wijaya, R. (2017). Kinerja Keuangan dan Ukuran Perusahaan terhadap Harga Saham
dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Intervening. Jurnal Keuangan Dan
Perbankan, 21(3), 459–472. https://doi.org/10.26905/jkdp.v21i3.1432
Wiyono, G., & Ramlani, S. (2020). ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN , DAN
LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN
SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING ( Studi Pada Perusahaan Consumer Goods yang Terdaftar
di BEI. 4, 61–70