Anda di halaman 1dari 105

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada awalnya perkembangan pasar modal di Indonesia belum

menunjukkan peran yang penting dalam perekonomian Indonesia. Hal ini

terjadi karena masih rendahnya minat masyarakat untuk berinvestasi dan

kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pasar modal serta masih sedikitnya

emiten yang terdaftar di bursa efek. Seiring meningkatnya pengetahuan

masyarakat dan adanya kebijakan pemerintah tentang investasi, maka terjadi

perkembangan yang cukup signifikan dalam dunia investasi pasar modal. Hal

ini tampak dari jumlah perusahaan yang terdaftar dalam pasar bursa, dimana

pada tahun 2017 berjumlah 572 perusahaan dan terjadi peningkatan menjadi

766 perusahaan pada tahun 2021.

“Pasar modal merupakan suatu sarana di mana surat -surat berharga yang

berjangka panjang diperjualbelikan” (Sartono, 2021:23). Kehadiran pasar

modal memperbanyak pilihan sumber dana (khususnya dana jangka panjang)

bagi perusahaan, serta menambah pilihan investasi, sehingga kesempatan untuk

mengoptimalkan fungsi utilitas (kepentingan) masing-masing investor

menjadi semakin besar. Pasar modal merupakan salah satu alternatif bagi

investor (pemilik dana) dalam menanamkan dananya, namun investasi dalam

1
2

bentuk saham cukup beresiko meskipun memiliki keuntungan yang relatif lebih

besar. Oleh karena itu investor, memerlukan informasi yang relevan dan juga

alat pengukuran kinerja yang tepat, sehingga dapat digunakan untuk

menentukan pilihan investasi terhadap harga saham yang memiliki timbal balik

positif.

Pasar modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk

berpartisipasi dalam perkembangan perekonomian. Dalam pasar modal,

perusahaan mendapatkan dana yang relatif murah, karena perusahaan tidak

perlu membayar biaya modal (biaya modal dapat ditekan), sehingga

kesempatan perusahaan untuk melakukan ekspansi semakin besar (Sunariyah,

2019). Keadaaan ini akan memberi dampak positif bagi penyerapan tenaga

kerja, pemanfaatan teknologi dan sumber daya alam serta peningkatan

pendapatan pajak bagi pemerintah.

Pasar modal sebagai suatu instrumen tidak lepas dari berbagai pengaruh,

terutama lingkungan ekonomi. Lingkungan ekonomi ini terbagi dua yaitu

lingkungan ekonomi mikro dan lingkungan ekonomi makro. Pengaruh

lingkungan ekonomi mikro misalnya kinerja perusahaan, pengumuman laporan

keuangan atau pembagian dividen oleh perusahaan. Sedangkan pengaruh

lingkungan ekonomi makro misalnya perubahan suku bunga tabungan dan

deposito, kurs valuta asing serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang
3

dikeluarkan pemerintah. Semua ini sangat berpengaruh terhadap fluktuasi pada

pasar modal, sehingga selalu mendapat perhatian dari investor.

Pasar modal memperdagangkan berbagai jenis surat berharga. Dari sekian

banyak surat berharga yang ada, terdapat satu surat berharga yang paling

banyak diperjualbelikan dalam pasar modal, yaitu saham. Saham adalah surat

berharga, yang berguna sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu

maupun institusi yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk

Perseroan Terbatas (Sunariyah, 2019:111). Tujuan perusahaan menerbitkan

saham adalah untuk mendapatkan dana, melakukan ekspansi dan

mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dimasa yang akan datang, hal

ini dapat menunjukkan prospek perusahaan tersebut. Penerbitan saham oleh

perusahaan dapat membiayai investasinya dan menjadi sarana yang efisien

dalam mengalokasikan dana kepada proyek-proyek yang produktif dan efisien

(Anoraga dan Pakarti, 2015:58).

Saham adalah surat berharga yang paling sering diperjualbelikan dan juga

menjadi surat berharga yang memiliki resiko tinggi. Resiko ini muncul dengan

adanya fluktuasi harga saham sebagai akibat dari kepekaan saham terhadap

perubahan-perubahan yang terjadi, baik perubahan dari dalam maupun luar

negeri seperti politik, ekonomi, moneter, undang-undang maupun perubahan

yang terjadi dalam industri ataupun perusahaan itu sendiri. Kepekaan tersebut

dapat dilihat dalam fluktuasi harga saham.


4

Perkembangan dan volume perdagangan saham menjadi aspek yang

diminati khususnya oleh para pengusaha, maupun masyarakat pada umumnya.

Oleh karena itu pasar modal diharapkan dapat menyediakan informasi yang

dibutuhkan oleh investor dalam memutuskan investasi yang akan dilakukan.

Hal ini membuat pasar modal sebagai tempat jual beli surat-surat berharga

semakin berkembang, dimana terbuka kesempatan tersendiri bagi para

pengusaha untuk menambah dana dan kesempatan berinvestasi bagi masyarakat

(Anoraga dan Pakarti, 2015:58).

Pada umumnya investor membeli saham untuk memperoleh dividen dan

capital gain dari harga selisih penjualan dengan pembelian saham, oleh karena

itu agar tidak mengalami kerugian, maka investor harus selalu memantau

fluktuasi harga saham dan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham agar

dapat memutuskan apakah akan menjual atau membeli saham. Harga yang

melekat pada saham menjelaskan mengenai pengetahuan, harapan ataupun

kekhawatiran investor (Pring, 2016:3). Faktor utama yang menyebabkan harga

pasar saham berubah adalah adanya persepsi yang berbeda dari masing-masing

investor sesuai dengan informasi yang dimiliki. Persepsi yang berbeda-beda ini

terjadi karena perbedaan analisis yang digunakan oleh investor. Fabozzi (2020)

menyatakan bahwa dalam analisis sekuritas ada dua pendekatan yang

digunakan yaitu analisis fundamental dan teknikal.


5

Analisis fundamental didasari keyakinan bahwa harga dipengaruhi oleh

kekuatan dari faktor fundamental perusahaan (Sari, 2014). Kerangka kerja

pendekatan fundamental diantaranya analisis ekonomi, analisis industri dan

analisis perusahaan. Analisis ekonomi memiliki tujuan supaya investor

mengetahui prospek bisnis perusahaan apabila ada perubahan dari kondisi

makro dan mikro ekonomi. Hal ini dapat dicontohkan apabila tingkat

pertumbuhan ekonomi rendah, maka laba yang dicapai perusahaan juga rendah.

Sedangkan analisis industri berfungsi untuk mengidentifikasikan kelemahan

dan kekuatan sebuah industi, dimana perusahaan tersebut bergerak (Sunariyah,

2014:179). Analisis perusahaan bertujuan untuk mengetahui industri mana yang


1

1paling memiliki prospek dan paling menguntungkan. Prospek industri yang

paling menguntungkan dapat dilihat dari financial statements seperti Net Profit
1 1 1 1

Margin (NPM), Return On Asset (ROA), dan Earning Per Share (EPS).

Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang mengukur besarnya laba

bersih perusahaan dibandingkan dengan penjualannya (Brigham dan Houston,

2018:107). Rasio ini menginterpretasikan tingkat efisiensi perusahaan, yakni

sejauh mana kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya operasionalnya pada

periode-periode tertentu. Semakin tinggi nilai rasio, menggambarkan

kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui penjualan cukup

tinggi serta kemampuan perusahaan dalam menekan biaya-biayanya cukup

baik. Sebaliknya, semakin rendah nilai rasio, menggambarkan kemampuan


6

perusahaan dalam mendapatkan laba melalui penjualan dianggap cukup rendah

dan kemampuan perusahaan dalam menekan biaya-biayanya dianggap kurang

baik sehingga investor pun enggan menanamkan dananya. Hal ini

mengakibatkan harga saham perusahaan pun mengalami penurunan (Ardin

Sianipar, 2020: 37). Apabila NPM masih berada dibawah angka rata-rata

industri, ini menunjukkan tingginya biaya- biaya perusahaan. Biaya yang tinggi

biasanya terjadi karena operasi yang tidak efisien (Brigham dan Houston,

2019:107). Hasil penelitian Veriana Christi dan Munari (2021) membuktikan

bahwa NPM berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

Sedangkan penelitian Opi Dwi Dera Astuti (2018) menunjukkan pengaruh

negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham. Juga penelitian dari Dian

Wulan Sari (2020) menunjukkan bahwa NPM berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap harga saham.

Return On Asset (ROA) atau dalam bahasa indonesia disebut rentabilitas

modal sendiri, merupakan salah satu rasio yang mengukur perbandingan antar

laba bersih setelah pajak terhadap pernyataan modal sendiri. Atau dengan kata

lain usaha untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari saham

sendiri yang ditanamkan dalam bisnis yang bersangkutan (Widayanto,

2020:51). Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan rentabilitas usaha

adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal

sendiri atau dengan kata lain, rentabilitas modal sendiri yang bekerja di dalam
7

untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 2020:44). Laba yang diperhitungkan

untuk menghitung rentabilitas modal sendiri adalah laba usaha setelah

dikurangi dengan bunga modal asing dan pajak perseroan atau income tax (EAT

= Earning After Tax). Dengan konteks demikian, maka laba yang dipakai dalam

penelitian ini dalam memperhitungkan ROA adalah laba bersih setelah pajak.

Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa variabel Return On Asset

(ROA) berpengaruh signifikan dengan arah negatif terhadap harga saham (Opi

Dwi Dera Astuti, 2018). Namun berbeda dengan Ni Komang Santi Ani dan

Wayan Cipta (2019) yang menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif dan

signifikan terhadap harga saham.

Earning Per Share (EPS) adalah rasio yang mengukur besarnya

pengembalian modal untuk setiap satu lembar saham (Darsono dan Ashari,

2020:57). Investor biasanya lebih tertarik dengan ukuran profitabilitas dengan

menggunakan dasar saham yang dimiliki. Menurut Darsono dan Ashari (2020),

alat analisis yang dipakai untuk melihat keuntungan dengan dasar saham adalah

earning per share yang dicari dengan laba bersih dibagi dengan jumlah saham

yang beredar. EPS yang dikaitkan dengan harga pasar saham bisa memberikan

gambaran tentang kinerja perusahaan dibanding dengan uang yang ditanam

pemilik perusahaan. Besar kecilnya rasio ini dapat mempengaruhi harga saham,

sehingga investor akan tertarik untuk melakukan pembelian saham. Hasil

penelitian terdahulu dari Geofani Ayu Sahira (2019) menunjukkan bahwa EPS
8

berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Namun demikian,

hasil penemuan Opi Dwi Dera Astuti (2018) menyatakan bahwa EPS

berpengaruh negatif terhadap harga saham.

Mengacu pada 4 laporan keuangan perusahaan BBRI, BBCA, BBNI, dan

BBTN Tbk. tahun 2017 hingga 2021, terdapat fenomena harga saham, terutama

melihat harga saham yang cenderung fluktuatif setiap tahunnya, Pergerakan

harga saham yang fluktuatif dan pergerakan variabel makro ekonomi seperti

Net Profit Margin, Return On Asset, dan Earning Per Share, yang harus

diperhatikan oleh seorang investor sebagai bahan pertimbangan dalam

penanaman modal dan pengambilan keputusannya.

Hal ini dapat dilihat dari kinerja keuangan perusahaan yang fluktuatif

tiap tahunya sebagaimana yang tercermin dalam grafik dan tabel harga saham

sebagai berikut:
9

Harga Saham
B BR I, BBC A , B BN I, dan B BTN T bk
12,000

10,000

8,000

6,000

4,000

2,000

0
2017 2018 2019 2020 2021

Gambar 1.1
Grafik Harga Saham
BBRI, BBCA, BBNI, dan BBTN Tbk.

Harga Saham
No Kode
2017 2018 2019 2020 2021

1 BBRI 3.640 3.660 4.440 4.170 4.110

2 BBCA 4.380 5.200 6.685 6.770 7.300

3 BBNI 9.900 8.800 7.850 6.175 6.750

4 BBTN 3.570 2.540 2.120 1.725 1.730

Sumber: Laporan Keuangan Tbk. www.idx.co.id, 2022 (Data diolah)

Tabel 1.2
Tabel Harga Saham
BBRI, BBCA, BBNI, dan BBTN Tbk.
10

Ada beberapa masalah dalam perusahaan perbankan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia diantaraya melemahnya harga saham perusahaan yang

menyebabkan investor mempertimbangkan dalam pembelian saham. Earning

Per Share (EPS) yang relatif kecil dari tahun sebelumnya. sehingga berdampak

pada Investor akan melakukan pembelian pada harga terendah dan menjual

saham pada harga tertinggi, namun perusahaan dalam keadaan tidak baik jadi

investor juga akan mempertimbangkan untuk membeli saham pada perusahaan

yang sedang mengalami fluktuasi pada harga saham.

Fenomena penurunan harga saham berdampak terhadap Earning Per

Share (EPS) BBRI menjadi semakin rendah pada tahun 2020 sebesar 2,79

dibandingkan rasio tahun 2017 yang cukup tinggi sebesar 3,11.

Fenomena penurunan harga saham berdampak terhadap Earning Per

Share (EPS) BBNI menjadi semakin rendah pada tahun 2020 sebesar 1,28

dibandingkan rasio tahun 2017 yang cukup tinggi sebesar 3,16

Fenomena penurunan harga saham berdampak terhadap Earning Per

Share (EPS) BBTN menjadi semakin rendah pada tahun 2020 1,06

dibandingkan rasio tahun 2017 yang cukup tinggi sebesar 2,86. Data ini didapat

dari laporan keuangan dimana untuk mengasilkan perhitungan Earning Per

Share pendapatan setelah pajak dibagi jumlah saham yang beredar.

Hal ini dapat dilihat dari kinerja keuangan perusahaan yang relatif kecil

dari tahun sebelumnya sebagaimana yang tercermin dalam grafik Earning Per

Share (EPS) sebagai berikut:


11

Earning Per Share (EPS)


BBRI Tbk.
Earning Per Share (EPS) Tahun 2017-2021
Earning Per Share (EPS)
1
0
2017 2 0 18 2019 2020 2 0 21
Tahun

2017 2018 2019 2020 2021

3,11 2,73 3,04 2,79 4,09

Sumber: Laporan Keuangan BBRI Tbk.


Gambar 1.3
Grafik Earning Per Share (EPS)
BBRI Tbk.

Fenomena penurunan Return On Assets (ROA) berdampak terhadap

kelangsungan hidup perusahaan di tahun mendatang, dimana rasio ini melihat

sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan keuntungan

kepada pihak investor sesuai dengan perusahaan yang ditanamkan invetsainya,

bila Return On Assets mengalami penurunan itu juga akan berpengaruh

terhadap pengembalian keuntungan akan semakin kecil atau juga mengalami

kerugian kepada pihak investor (principal). Bisa diihat disini beberapa

perusahaan mengalami penurunan seperti BBRI dilihat pada tahun sebelumnya

menjadi semakin rendah pada tahun 2021 sebesar 7,78 dibandingkan rasio

tahun 2019 yang cukup tinggi sebesar 9,22. Perushaan BBNI menjadi semakin

rendah pada tahun 2020 sebesar 1,63 dibandingkan rasio tahun 2018 yang
12

cukup tinggi sebesar 9,58. Perushaan BBTN menjadi semakin rendah pada

tahun 2020 sebesar 6,51 dibandingkan rasio tahun 2017 yang cukup tinggi

sebesar 11,69. Data ini didapat dari laporan keuangan dimana pendapatan

setelah pajak dibagi total asset.

Hal ini dapat dilihat dari kinerja keuangan perusahaan yang terdepresiasi

dari tahun sebelumnya sebagaimana yang tercermin dalam grafik Return On

Assets (ROA) sebagai berikut:

Return On Assets (ROA)


Return On Assets (ROA)

BBRI Tbk.
Tahun 2017-2021

2017 2018 2019 2020 2021


Tahun

Return On Assets (ROA)

2017 2018 2019 2020 2021

9,67 7,45 9,22 7,78 16,74

Sumber: Laporan Keuangan BBRI Tbk.


Gambar 1.4
Grafik Return On Assets (ROA)
BBRI Tbk.

Berbagai pernyataan yang telah dikemukakan oleh peneliti-peneliti

sebelumnya tentang hasil penemuan mengenai pengaruh NPM, ROA, dan EPS

terhadap Harga Saham menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Di satu sisi,

memiliki pendapat baik, namun ditempat penelitian lain tidak terlihat baik.
13

1 Berdasarkan 2 keinginan bertolak belakang, jadi peneliti mengetahui adanya


1 1

1 inkonsistensi dalam kedua pendapat tersebut menyangkut pengaruh NPM,


1 1 1 1 1

ROA, EPS, terhadap Harga Saham, sehingga muncul “research gap”


1 1 1 1

( perbedaan) hasil beberapa penelitia lama. Hasil tersebut dapat diringkas


1 1 1 1

dalam pernyataan berikut ini:

Menurut Opi Dwi Dera Astuti (2018). Menyatakan bahwa dari penelitian 1

kini menunjukan bahwa : Return On Asset berpengaruh significant terhadap


1 1 1 1

harga saham yang ditunjukan dengan sig t 0.000 < 0.005 serta Thitung 3.925 >

Ttabel 2,00665; Earning Per Share tidak berpengaruh signifikan terhadap harga

saham ditunjukkan dengan sig t 0.192 > 0.05 serta Thitung 1.323 < Ttabel

2.00665; Net Profit Margin tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham

ditunjukkan dengan sig t 0.844 > 0.05 serta Thitung sebesar -0.198 < Ttabel

2.00665.

Menurut Rifki Juliansyah dan M.Sumardi Sulaeman (2019). Menyatakan

penemuan dari mahasiswa dan mahasiwimenyatakan bawasannya : ROA tidak 1

adaberpengaruh baik kepada price saham, NPM berpengaruh tidak baik 1

1terhadap nominal saham EPS berrpengaruh positiif dan signifiikan kepada


1

nominal saham.

Menurut Irsad Ardiyanto dan Silvi Khoirunbisa (2018). Menyatakan

penemuan dari penelitian menunjukkan bahwa : Return On Aseet dan EPS tida
1 1 1
14

memiliki berpengaruh signifikan terhadap nominal saham. NPM memiliki


1 1 1

pengaruh baik kepada nominal saham.

Berdasarkan latar belakang ini dan mengacu pada penelitian - Ni

Komang Triyanti dan Gede Putu Agus Jana Susila (2017) dengan judul

“Pengaruh Net Profit Margin, Return On Asset, dan Earning Per Share

Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor keuangan Sub Sektor

Bidang Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2017 – 2021”. Maka

penulis ingin meneliti ulang mengenai kinerja Pengaruh Net Profit Margin,

Return On Asset, dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham, seberapa

besar pengaruh tiap variabel bila tahun yang di gunakan berbeda serta jumlah

data yang di ambil.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat ditarik beberapa masalah

dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Harga Saham mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun.

2. Naik turunnya harga saham yang berbeda jauh menunjukkan bahwa minat

investor sangat bervariasi.

3. Investor akan melakukan pembelian pada harga terendah dan menjual

saham pada harga tertinggi.

4. Naik turunnya harga saham dapat dipengaruhi oleh Net Profit Margin.

5. Naik turunnya harga saham dapat dipengaruhi oleh Return On Asset.

6. Naik turunnya harga saham dapat dipengaruhi oleh Earning Per Share.
15

7. Menemukan pengaruh atau tidak berpengaruhnya Net Profit Margin (NPM)

Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sub Sektor Bidang Perbankan

Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2017 – 2021?

8. Menemukan pengaruh atau tidak berpengaruhnya Return On Asset (ROA)

Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sub Sektor Bidang Perbankan

Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2017 – 2021?

9. Menemukan pengaruh atau tidak berpengaruhnya Earning Per Share (EPS)

Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sub Sektor Bidang Perbankan

Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2017 – 2021?

10. Menemukan pengaruh atau tidak berpengaruhnya Net Profit Margin

(NPM), Return On Asset (ROA), dan Earning Per Share (EPS), Terhadap

Harga Saham Pada Perusahaan Sub Sektor Bidang Perbankan Yang

Terdaftar Di BEI Tahun 2017 – 2021?

1.3 Pembatasan Masalah

Terbatasnya waktu, tenaga dan biaya maka penelitian ini hanya

memfokuskan untuk mengetahui Pengaruh Net Profit Margin, Return On Asset,


1 1

dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sub Sektor

Bidang Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2017 – 2021.

1.4 Rumusan Masalah


16

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat disusun rumusan masalah

yaitu sebagai berikut:

1. Apakah Net Profit Margin Berpengaruh Terhadap Harga Saham Pada

Perusahaan Sub Sektor Bidang Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun

2017 – 2021?

2. Apakah Return On Asset Berpengaruh Terhadap Harga Saham Pada

Perusahaan Sub Sektor Bidang Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun

2017 – 2021?

3. Apakah Earning Per Share Berpengaruh Terhadap Harga Saham Pada

Perusahaan Sub Sektor Bidang Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun

2017 – 2021?

4. Apakah Net Profit Margin, Return On Asset, dan Earning Per Share

Berpengaruh Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sub Sektor Bidang

Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2017 – 2021?

1.5 Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk Mengetahui Pengaruh Net Profit Margin Terhadap Harga Saham

Pada Perusahaan Sub Sektor Bidang Perbankan Yang Terdaftar Di BEI

Tahun 2017 – 2021?


17

2. Untuk Mengetahui Pengaruh Return On Asset Terhadap Harga Saham

Pada Perusahaan Sub Sektor Bidang Perbankan Yang Terdaftar Di BEI

Tahun 2017 – 2021?

3. Untuk Mengetahui Pengaruh Earning Per Share Terhadap Harga Saham

Pada Perusahaan Sub Sektor Bidang Perbankan Yang Terdaftar Di BEI

Tahun 2017 – 2021?

4. Untuk Mengetahui Pengaruh Net Profit Margin, Return On Asset, dan

Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sub Sektor

Bidang Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2017 – 2021?

2. Kegunaan Penelitian

Penulis berharap melalui hasil penelitian yang dilakukan dapat

menyajikan manfaat yang positif bagi dua aspek, yaitu sebagai berikut:

a. Aspek teoritis

1. Sebagai sumber informasi tambahan bagi pihak akademik untuk

memberikan ilmu pengetahuan tambahan dan wawasan yang luas

yang berhubungan dengan pendekatan laba rugi dan nilai tambah.

2. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan

dengan perbandingan kinerja keuangan menggunakan pendekatan

laba rugi dan nilai tambah.

b. Aspek praktis

1. Bagi pihak perusahaan


18

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk

pertimbangan dan evaluasi bagi perusahaan dalam menghimpun dan

mengendalikan dana yang diperoleh.

2. Bagi peneliti

a) Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman

mengenai perbandingan kinerja keuangan dengan menggunakan

pendekatan laba rugi dan nilai tambah.

b) Selain itu, dengan adanya penelitian ini penulis akan meneliti

lebih lanjut dan menambah teori lagi.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Deskripsi Teori

2.1.1 Teori Agensi

1Persektif teori agensi merupakan dasar untuk mempelajari opini


1 1 1 1 1

corporate governance dan earning management. Agensi teori adanya

keterkaitan ikatan yang asimetri antara pemilik dan pengelola, untuk

menjauhi terjadi keterikatan yang asimetri tersebut diperlukan suatu denah

yaitu denah Good Corporate Governance yang bermaksud untuk

mengoptimalkan agar perusahaan baik dan bagus. Penerapan corporate

governance didasarkan pada teori agensi, jadi teori agensi juga diperjelas
1

dengan keterkaitan kepada pihak manajemen dengan pemilik, manajemen

pelaku agen dengan moral memiliki hak untuk memaksimalkan kebaikan

atau lebih para pemilik (principal) dan sebagai hadiahnya akan

mendapatkan keuntungan yang sesuai dengan kontrak.

2.1.2 Teori Sinyal

Persektif teori sinyal menyatakan bahwa teori sinyal memberikan

gambaran bahwa sinyal atau iyarat merupakan suatu tindakan yang diambil

manajemen perusahaan yang mmberi petunjuk bagi investor tentang

bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Sinyal merupakan

petunjuk yang diberikan perusahaan terkait dengan tindakaan mnajemen

18
19

dengan upaya penelitian proyek perusahaan. Inti utama teori sinyal adalah

menyampaikan perlakuan-perlakuan yang dikerjakan oleh pihak internal

perusahaan yang tidak bisa diawasi secara langsung oleh pihak luar

perusahaan. Informasi ini dapat bermanfaat bagi pihak luar terutama

investor atau juga disebut pemegang saham.

Dengan hal ini terdapat dua kepentingan yang berbeda di dalam

perusahaan dimana masing-masing pihak berusaha untuk mencapai

kemakmuran yang dikehendaki, sehingga muncullah informasi asimetri

antara manajemen dengan pemilik yang dapat memberikan kesempatan

kepada manajer untuk melakukan manajemen laba dalam rangka

menyesatkan pemilik mengenai kinerja ekonomi perusahaan (Wing, 2019).

Masalah keagenan (agency problem) pada awalnya dieksplorasi

oleh Ross (2018), sedangkan eksplorasi teoritis secara mendetail dari teori

keagenan pertama kali dinyatakan oleh (Griffen, 2019) menyebutkan

manajer suatu perusahaan sebagai “agen” dan pemegang saham

“principal”.

Pemegang saham yang merupakan principal mendelegasikan

pengambilan keputusan bisnis kepada manajer yang merupakan perwakilan

atau agen dari pemegang saham. Permasalahan yang muncul sebagai akibat

sistem kepemilikan perusahaan seperti ini bahwa adalah agen tidak selalu

membuat keputusan-keputusan yang bertujuan untuk memenuhi

kepentingan terbaik principal.


20

Salah satu asumsi utama dari teori keagenan bahwa tujuan principal

dan tujuan agen yang berbeda dapat memunculkan konflik karena manajer

perusahaan cenderung untuk mengejar tujuan pribadi, hal ini dapat

mengakibatkan kecenderungan manajer untuk memfokuskan pada proyek

dan investasi perusahaan yang menghasilkan laba yang tinggi dalam jangka

pendek dari pada memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham melalui

investasi di proyek-proyek yang menguntungkan jangka panjang.

Terdapat cara-cara langsung yang digunakan pemegang saham

untuk memonitor manajemen perusahaan sehingga membantu memecahkan

konflik keagenan. Pertama, pemegang saham mempunyai hak untuk

mempengaruhi cara perusahaan dijalankan melalui voting dalam rapat

umum pemegang saham , hak voting pemegang saham merupakan bagian

penting dari asset keuangan mereka. Kedua, pemegang saham melakukan

resolusi dimana suatu kelompok pemegang saham secara kolektif

melakukan lobby terhadap manajer (mewakili perusahaan) berkenaan

dengan isu-isu yang tidak memuaskan mereka. Pemegang saham juga

mempunyai opsi divestasi (menjual saham mereka), divestasi

mereprestasikan suatu kegagalan dari perusahaan untuk mempertahankan

investor, dimana divestasi diakibatkan oleh ketidak puasan pemegang

saham atas aktivitas manajer (Toto Prihadi, 2020).

Harga Saham didasari oleh adanya teory agency yang menyatakan

bahwa setiap individu cenderung untuk memaksimalkan utilitasnya.


21

Konsep Agency Theory adalah hubungan atau kontrak antara principal dan

agen. Principal memperkerjakan agen untuk melakukan tugas dalam

rangka memenuhi kepentingan principal

2.1.3 Harga Saham

Menurut Hartono dalam Khasanah Haryanti Tri (2018:14) “harga

saham merupakan harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu dan

harga saham tersebut ditentukan oleh pelaku pasar. Tinggi rendahnya harga

saham ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham tersebut di

pasar modal”.

Menurut Buchari Suhariana Sitti (2019:20) “Harga Saham adalah

harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung di Bursa Efek.

Harga Saham dapat dipengaruhi oleh situasi pasar antara lain harga saham

dipasar perdana ditentukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang akan

go public (emiten), berdasarkan analisis fundamental perusahaan. Peranan

penjamin emisi pada pasar perdana selain menentukan harga saham, juga

melaksanakan penjualan saham kepada masyarakat sebagai calon pemodal.

Harga saham merupakan harga jual beli yang sedang berlaku di pasar efek

yang ditentukan oleh kekuatan pasar dalam arti tergantungan pada

kekuatan permintaan (penawaran) dan penawaran (permintaan jual)”.

Sedangkan menurut Novari Ema (2020:13) “Harga saham

merupakan salah satu indikator pengelolaan perusahaan. Keberhasilan

dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan kepuasan bagi investor


22

yang rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan

keuntungan, yaitu berupa capital gain dan citra yang lebih baik bagi

perusahaan sehingga memudahkan bagi manajemen untuk mendapatkan

dana dari luar perusahaan”.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Harga saham adalah

Harga saham adalah harga saham di bursa saham pada saat tertentu yang

ditentukan oleh pelaku pasar dan oleh permintaan dan

penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal.

2.1.4 Macam-Macam Harga Saham

Menurut Widoatmodjo (2012:126) “Selembar saham mempunyai

nilai atau harga dimana suatu harga saham dapat dibedakan menjadi 8

(delapan)”, yaitu:

1. Harga Nominal

Harga yang tertara dalam serifikat saham yang tidak bisa diubah

oleh pemegang saham mengamati setiap lembar saham yang

diterbitkan. Besarrnya harga terkecil memberikan arti penting

kepada saham karena kruntungan minimal ditetapkan berdasarkan

nilai nominal.

2. Harga Perdana

Harga perdana adalah harga pada waktu harga saham tersebut

terdaftar di Bursa Efek. nominl saham pada pasar awal biasanya

ditetapkan oleh penjamin emisi (underwriter) dan emiten. Dengan


23

sekarang akan tahu berapa harga saham emiten itu akan dijualkan

terhadap masyarakat terkadang untuk menentukan harga perdana.

3. Harga Pasar

Jikalau nominal perdana merupakan harga jual dari terikatan emisi

kepada investor, jadi harga pasar adalah harga yang dijual dari

investor kesatu kepada investor yang lain. Nominal pasar terjadi

sesudah saham tersebut ditetapkan di bursa. Sekarang transaksi

tidak lagi memerlukan emiten dari penjamin emisi nominal ini yang

disebut sebagai nominal di pasar sekunder dan harga ini yang

benar-benar mewakili nominal perusahan menerbitnya karena pada

transaksi dipasar sekunder jarang-jarang terjadi nawar-menawar

harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari

diinformasikan di internet atau yang lain adalah harga pasar.

4. Harga pembukuan

Harga pembukuan adalah harga yang diinginkan oleh penjual atau

pembeli pada saat jam pasar bursa dibuka. Bisa terjadi pada saat

dimulainya bursa itu sudah terjadi pembelian atas suatu saham, dan

harga sesuai dengan yang diminta oleh pedagang dan konsumen.

Dalam keadaan demikian, harga pembukuan bisa menjdi harga jual

di pasar., begitu juga sebaliknya harga pasar mungkin juga akan

menjadi harga pembukuan. Namut jarang selalu terjadi.

5. Harga penutupan
24

Harga penutupan adalah harga yang diminta penjual atau pembeli

pada saat akhir hari bursa ditutup. Pada keadaan demikian, bisa saja

terjadi pada saat akhir hari bursa tiba-tiba terjadi pembelian atau

transaksi atau suatu saham,karena ada kesepakatan atar pihak

perusahaan dan investor. Kalau ini yang terjadi maka harga

penutupan itu telah menjadi harga yang terjadi di pasar. Namun

demikian, harga ini tetap menjadi harga penutupan pada hari akhir

bursa tersebut.

6. Harga tertinggi

Harga paling tinggi suatu nominal saham adalah nominal yang

paling tertinggi yang terjadi pada pasar bursa. Harga ini bisa terjadi

perjanjian atas suatu saham lebih dari satu kali tidak harga saham

yang sama.

7. Harga terendah

Harga terendah suatu harga saham adalah harga yang paling rendah

di pasar bursa,. Harga ini dapat terjadi apabila transaksi 12 atas

suatu saham lebih dari satu kali tidak pada harga yang sama.

Dengan kata lain, harga terendah merupakan lawan atau kebalikan

dari haraga tertinggi.

8. Harga rata-rata

Harga rata-rata adalah harga rata-rata merupakan perataan dari

suatu harga tertinggi dan terendah pada pasar bursa.


25

Menurut Undang-undang No. 8 Tahun 1995 “Harga Pasar Saham

adalah harga suatu saham yang sedang berlangsung dalam suatu Pasar

Modal. Jika bursa tutup maka harga saham pasarnya adalah terbesar pada

saat penutupan (closing price). Harga pasar saham adalah harga yang

terbentuk di pasar jual beli saham”.

Sedangkan menurut Alwi dalam Buchari Suhariana Sitti (2019:18)

“terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi harga saham” yaitu:

a. Faktor Internal (Lingkungan Mikro)

1. Pengumuman oleh perusahaan tentang pemasaran, produksi,

penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga,

penarikan produk baru, laporan produk, laporan keamanan produk

dan laporan penjualan perusahaan.

2. Pengumuman pendanaan perusahaan seperti pengumuman yang

berhubungan dengan ekuitas dan hutang perusahaan.

3. Pengumuman oleh perusahaan tentang badan direksi manajemen

seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen dan

struktur organisasi perusahaan.

4. Pengumuman oleh perusahaan tentang pengambilalihan

diversifikasi, seperti laporan merger, investasi ekuitas, laporan

take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi, laporan divestasi dan

lainnya.
26

5. Pengumuman oleh perusahaan tentang investasi, seperti

melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset dan penutupan

usaha lainnya.

6. Pengumuman oleh perusahaan mengenai ketenagakerjaan seperti

negoisasi baru, kontrak baru, pemogokkan dan lainnya.

7. Pengumuman oleh perusahaan mengenai laporan keuangan

perusahaan, seperti peramalan laba sebelum akhir tahun fiscal dan

setelah akhir tahun fiscal, earning per share (EPS) dan deviden

per share (DPS), price earning ration (PER), net profit margin

(NPM), return on asset (ROA) dan lainnya.

b. Faktor Eksternal (Lingkungan Makro)

1. Publikasi dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan

dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan

deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

2. Pengumuman hukum oleh pemerintah seperti tuntutan karyawan

terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan

perusahaan terhadap manajernya.

3. Pengumuman industri sekurias seperti laporan pertemuan tahunan,

insider trading, volume atau harga saham perdagangan,

pembatasan atau penundaan trading.


27

4. Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga

merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya

pergerakan harga saham di bursa efek suatu Negara.

5. Berbagai isu baik dari dalam negeri dan luar negeri.

2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Menurut Fahmi dalam Khasanah Haryanti Tri (2018:17) harga

saham mengalami fluktuasi disebabkan oleh beberapa kondisi dan situasi

yaitu:

a. Kondisi mikro dan makro ekonomi.

b. Kebijakan perusahaan dalam memutuskan untuk ekspansi

(perluasana usaha), seperti membuka kantor cabang (brand office)

dan kantor cabang pembantu (sub-brand office), baik yang dibuka

di domestik maupun luar negeri.

c. Pergantian direksi secara tiba-tiba.

d. Adanya direksi atau pihak komisaris perusahaan yang terlibat

tindak pidana dan kasusnya sudah masuk ke pengadilan.

e. Kinerja perusahaan yang terus mengalami penurunan dalam setiap

waktunya.

f. Risiko sistematis, yaitu suatu bentuk risiko yang terjadi secara

menyeluruh dan telah ikut menyebabkan perusahaan ikut terlibat.

g. Efek dari psikologi pasar yang ternyata mampu menekan kondisi

teknikal jual beli saham.


28

2.1.6 Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang mengukur besarnya

laba bersih perusahaan dibandingkan dengan penjualannya (Brigham dan

Houston, 2020:107). Definisi lain NPM adalah menggambarkan besarnya

laba bersih yang diperoleh perusahaan pada setiap penjualan yang

dilakukan (Darsono dan Ashari, 2020:56).

Menurut Astuti 2020:36), NPM menunjukkan besarnya laba bersih

yang diperoleh perusahaan terhadap penjualan yang telah dilakukan.

Sedangkan menurut Harahap (2021:304), NPM adalah

menunjukkan berapa besar presentase pendapatan bersih yang diperoleh

dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, semakin baik karena

dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.

Rasio ini menggambarkan besarnya presentase keuntungan bersih yang

diperoleh perusahaan untuk setiap penjualan karena adanya unsur

pendapatan dan biaya non operasional. Kelemahan dari rasio ini ini adalah

memasukkan pos atau item yang tidak berhubungan langsung dengan

aktivitas penjualan seperti biaya bunga untuk pendanaan dan biaya pajak

penghasilan (Darsono dan Ashari, 2020:56). Apabila NPM masih berada di

bawah angka rata-rata industri sebesar 5% menunjukkan bahwa tingginya

biaya-biaya. Biaya yang tinggi biasanya terjadi karena operasi yang tidak

efisien (Brigham dan Houston, 2020:107). Rasio ini dapat dirumuskan:


29

Laba Bersih
NPM= X 100%
Penjualan bersih

2.1.7 Return On Assets (ROA)

Menurut Fahmi Irham (2018:290) “Rasio On Investment (ROI) atau

pengembalian investasi, bahwa di beberapa referensi lainnya rasio ini juga

ditulis dengan Retun On Asset (ROA). Rasio ini melihat sejauh mana

investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian

keuntungan sesuai dengan perusahaan yang ditanamkan atau ditempatkan”.

Adapun rumus Return On Assets (ROA) adalah

Earnig After Tax (EAT)


Total Assets

(Fahmi Irham, 2018:290)

Menurut Kasmir (2018:201) “Hasil pengembalian investasi atau

lebih dikenal nama Return On Investment (ROI) atau Return On Total

Assets (ROA) merupakan rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah

aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu

ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya”.


30

Menurut Henry dalam Novasari Ema (2020:21) “Return on Asset

yaitu, Rasio imbalan aktiva (ROA) merupakan suatu ukuran keseluruhan

profitabilitas perusahaan”.

Adapun rumus Return On Assets (ROA) adalah

Laba bersih setelah pajak


ROA =
Total Equitas

(Khasanah Haryanti Tri, 2018:25)

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Return On Asset

(ROA) digunakan untuk mengukur efiktivitas perusahaan di dalam

menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.

2.1.8 Earning Per Share (EPS)

Menurut Fahmi Irham (2018:288) “Earning Per Share atau

pendapatan perlembar saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang

diberikan kepada para pemegang saham dari setiap lembar saham yang

dimiliki.” Adapun menurut Van home dan Wachowicz dalam Fahmi Irham

(2018:288) Earning Per Share adalah “Earning after taxes (EAT) divided

by the number of common share outstanding”.

Adapun rumus Earning Per Share adalah

EAT
EPS=
J sb
31

(Fahmi Irham, 2018:288)

Keterangan:

EPS = Earning Per Share

EAT = Earning After Tax atau pendapatan setelah pajak

Jsb = Jumlah saham yang beredar

Menurut Kasmir (2018:207) “rasio laba per lembar saham atau

disebut juga rasio nilai buku merupakan rasio untuk mengukur

keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang

saham. Rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk

memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi,

kesejahteraaan pemegang saham meningkat. Dengan pengertian lain,

tingkat pengembalian yang tinggi”.

Rumus untuk mencari Earning Per Share atau Laba per lembar

biasa adalah sebagai berikut.

Laba saham biasa


Laba Per Lembar Saham=
Saham biasa yang beredar

(Kasmir, 2018:207)

Sedangkan menurut Sawidji dalam Novasari Ema (2020:21)

“Earning Per Share (EPS) merupakan rasio antara pendapatan setelah


32

pajak dengan jumlah saham yang beredar. Earning Per Share (EPS)

menggambarkan laba per bersih dibagi jumlah saham beredar”.

Rumus dari Earning Per Share

Laba bersih setelah bunga dan pajak


EPS=
Jumlah saham yang beredar

(Novasari Ema, 2020:21)

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Earning Per Share

(EPS) laba bersih yang siap di bagikan kepada pemegang saham di bagi

dengan jumlah lembar saham perusahaan.

2.1.9 Tujuan dan Manfaat

“Tidak hanya bagi pihak pemilik usaha atau manajemen saja, tetapi

juga bagi pihak diluar perusahaan, terutama pihak-pihak yang memiliki

hubungan atau kepentingan dengan perusahaan” (Kasmir, 2018:197).

Menurut Kasmir (2018:197) “ada beberapa tujuan penggunaan

Return On Assets (ROA) bagi perusahaan, yaitu”:

1. Untuk mengetahui atau menjumlah keuntungan yang diiperoleh

perusahan dilakukan penerbitan.

2. Untuk mengetahui tempat keuntungan perusahan ditahun

sebelumnya dan tahun saatini.


33

3. Untuk mengetahui berkembangnya keuntungan dari waktu ke

waktu.

4. Untuk mengetahui seberapa besar keuntungan total sesudah pajak

dengan modal sendiri.

Sementara itu, manfaat yang diperoleh dalam Kasmir (2018:198)

adalah untuk:

1. Mengetahui keuntungan perusahaan dalam satu periode.

2. Mengetahui tempat keuntungan perusahan dari sebelumnya dengan

saatini.

3. Mengetahui peningkatan keuntungan dari waktu ke waktu.

4. Mengetahui besarnya keuntungan bersih sesudah dipotoh pph

dengan modal sendiri.

5. Mengetahui kegiatan dari seluruh modal perusahaan yang

digunakan baik modal dapat minjam atau modal sendiri.

6. Manfaat lainnya.

“Sesuai dengan tujuan hendak dicapai, terdapat beberapa Return

On Assets (ROA) yang dapat digunakan. Masing-masing jenis Return On

Assets (ROA) digunakan untuk menilai serta mengukur posisi keuangan

perusahaan dalam suatu periode tertentu atau untuk beberapa periode”

(Kasmir, 2018:198).

“Penggunaan seluruh atau sebagian Return On Assets (ROA)

tergantung dari kebijakan manajemen. Jelasnya, semakin lengkap jenis


34

rasio yang digunakan, semakin sempurna hasil yang akan dicapai. Artinya

pengetahuan tentang kondisi dan posisi profitabilitas perusahaan dapat

diketahui secara sempurna” (Kasmir, 2018:198).

Dalam praktiknya, jenis-jenis Return On Assets (ROA) yang dapat

digunakan adalah:

1. Profit margin (profit margin on sales)

2. Return On Investment (ROI)

3. Return On Equity (ROE)

4. Laba per lembar saham

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Penelitian Sampel Alat
No Judul Hasil Penelitian
(Tahun) Penelitian Analisis
1 Alifia Pengaruh Perusahaan Regresi Hasil penelitian
Rizqi ROA dan Sektor menunjukkan
Nurul EPS Pertanian Di bahwa :
Aziza dan Terhadap BEI
Kosasih Harga ROA tidak
(2021) Saham Pada berpengaruh
Perusahaan terhadap harga
Sektor saham dengan
Pertanian Di nilai koefisien
BEI Periode 0,152 dan
2014-2019. signifikansi 0,880
> 0,05. EPS
berpengaruh
signifikan
terhadap harga
35

saham dengan
nilai koefisien
3,038 dan
signifikansi 0,005
< 0,05.

Irsad Pengaruh Perusahaan Regresi Hasil penelitian


Andriyant Return on Rokok menunjukkan
o & Silvia Asset, Net bahwa :
Khoirunni Profit
sa Margin, dan return on asset
(2018) Earning Per dan earning per
Share share tidak
Terhadap berpengaruh
Harga signifikan
Saham terhadap harga
Perusahaan saham. Selain itu,
Rokok Go net profit margin
Public adalah variabel
yang paling
berpengaruh
2 terhadap harga
saham. Net profit
margin
menunjukkan
tingkat efisiensi
yang tinggi,
sehingga menjadi
faktor penting
yang harus
dipertimbangkan
oleh perusahaan
karena
pengaruhnya
yang signifikan
terhadap harga
saham.
36

Astrid Pengaruh Perusahaan Regresi


1 Hasil Penelitian
Ravitasari Return On Manufaktur
1 menunjukan
Blongkod Assets, Sub Sektor
1 1 bahwa :
(2018) Earning Per Industri Secara 1parsial
Share, Dan
1

Rokok Return On Aset


Price
1

ROA tida
Earning
adapengaruh
Ratio
signifikan kepada
Terhadap
Retur saham pada
1

Return
Saham Perusahan
Perusahaan
1
Manufaktur Sub
Manufaktur
1
Sektor Industri
Sub Sektor
1
Rokok yang
Industri
1 Terdaftar di BEI
Rokok
1
selama periode
Yang
1

2012-2016.
Terdaftar Di
1

Earning Per
Bursa Efek Share (EPS)
Indonesia
3 mempunyaipenga
1

ruh signifikan
kepada Retur
saham pada
Perusahaan
Manufaktur.
Price Earning
Ratio (PER) tida
adapengaruh
signifikan
terhadap Return
saham pada
Perusahan
Manufaktur Sub
Sektor Industri
Rokok yang
Terdaftar di BEI
periode 2012-
2016.
4 Elvado Pengaruh PT Gudang Regresi penelitian
ROA, ROE, memberitahukan
37

Novenka Dan EPS Garam Tbk. bahwa :


(2018) Terhadap ROA ada
Harga pengaruh
Saham PT signifikan
Gudang terhadap tingkat
Garam Tbk. signifikan sbesar
0.004 saham,
return on equity
ROE
adapengaruh
signifikan dengan
tingkat signifikan
sbesar 0.016, dan
earning per
share EPS
adapengaruh
signifikan dengan
tingkat signifikan
sebesar 0.000
terhadap nominal
saham.
5 Geofani Pengaruh PT. Gudang Regresi Hasil penelitian
Ayu Return On Garam Tbk ini menunjukan
Sahira Invesment bahwa :
(2019) (ROI) dan 1) ROI tidak
Earning Per berpengaruh
Share (EPS) signifikan
Terhadap dengan arah
Harga positif
Saham PT. terhadap harga
Gudang saham pada
Garam,Tbk PT.Gudang
Pada Tahun Garam,Tbk
2013-2018 tahun 2013-
2018.
2) EPS
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap harga
38

saham
PT.Gudang
Garam,Tbk
tahun 2013-
2018.
3) ROI dan EPS
secara
simultan
berpengaruh
signifikan
terhadap harga
saham
PT.Gudang
Garam,Tbk
tahun 2013-
2018.
6 Kartika Pengaruh Perusahaan Regresi Hasil penelitian
Hernaputri Kinerja Manufaktur ini menunjukan
Rosadi Keuangan Sub Sektor bahwa :
dan Estuti Terhadap Makanan Price Earning
Fitri Harga dan Ratio (PER)
Hartini Saham Minuman berpengaruh
Perusahaan
(2018) signifikan
Manufaktur
terhadap harga
Food and
Beverages saham nilai b1
Yang Go sebesar 0.641, t
Public Di sebesar 4,813,
Bursa Efek dan nilai
Indonesia signifikan sebesar
0,000 lebih kecil
dari tingkat
probabilitas a =
0,05. Saham,
Return On Ekuity
(ROE)
berpengaruh
signifikan
terhadap harga
saham, diperoleh
nilai b2 sebesar
39

1.200, t sebesar
6,820, dan nilai
sigifikansi dati
ROE sebesar
0,000 lebih kecil
dari tingkat
probabilitas a =
0,05. Debt to
Ekuity Ratio
(DER) tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap harga
saham dengan
tingkat
signifikansi
sebesar 0,082 dan
Current Ratio
(CR) tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap harga
saham dengan
tingkat
signifikansi
sebesar 0,690
lebih besar dari
tingkat
probabilitas a =
0,05.

7 Rofi Atul Pengaruh Perusahaan Regresi Hasil penelitian


Ainiyah Kinerja Rokok Yang ini menunjukan
dkk Keuangan Terdaftar Di bahwa :
(2021) Terhadap Bei Tahun Roa berpengaruh
Return 2009-2018 signifikan
Saham Pada terhadap RS , dan
Perusahan ROE
40

Rokok Yang berpengaruh


didaftar Di signifikan
Bei Tahun terhadap Return
2009-2018 Saham pada
perusahan Rokok
yang trdaftar di
Bursa Ifek
Indonesia

8 Novita Pengaruh Perusahaan Regresi Hasil penelitian


Supriantik Retur On Go Public ini menunjukan
asari dan Asets, Debt Sektor bahwa :
Endang To Equiti Barang Return On Assets
Sri Utami Rstio, Konsumsi (ROA) tidak
(2019) Curent Yang adapengaruh
Rstio, Listing Di terhadp Retur
Earning Per BEI 2015- Saham. Debt To
Shere Dan 2017 Equiti Ratio
Nilai Tukar (DER) tidak
Terhadap adapengaruh
Retur terhadap Return
Saham Pada Saham. Current
Perusahan Ratio (CR) tidak
Go Public adapengaruh
Sektor terhadap Return
Barang Saham. Earning
Konsumsi Per Share (EPS)
Yang tidak
Listing Di adapengaruh
Bursa Efek terhadap Return
Indonesia Saham. Nilai
Periode Tukar
2015-2017 adapengaruh
terhadap Return
Saham. ROA,
DER, CR, EPS
dan Nilai Tukar
41

tidak
adapengaruh
terhadap Return
Saham.

Verina Pengaruh Perusahaan Regresi Hasil penelitian


Christi Rasio Rokok Yang ini menunjukan
dan Keuangan Terdaftar Di bahwa :
Munari Terhadap BEI quick ratio (QR),
Harga net profit margin
(2021) Saham Pada (NPM), dan debt
Perusahan to asset ratio
Rokok Yang (DAR)
Terdatar Di adapengaruh
BEI signifikan
terhadap harga
saham,
9
sedangkan total
asset turnover
(TATO) tidak
adapengaruh
terhadap harga
saham. Secara
simultan variabel
QR, NPM,
TATO, dan DAR
adapengaruh
terhadap harga
saham.

10 Ni Pengaruh Sektor Regresi Hasil penelitian


Komang Roa Dan Farmasi ini menunjukan
Santi Ani, Roe Serta Yang bahwa :
Trianasari Eps Terdaftar Di return on asset,
dan Terhadap Bei return on equity
Wayan Harga
42

Cipta Saham dan earning per


Sektor share
(2019) Farmasi berpengaruh
Yang signifikan
Terdaftar Di terhadap harga
Bei saham dengan
sumbangan
pengaruh sebesar
75,1%, return on
asset
berpengaruh
negatif dan tidak
signifikan
terhadap harga
saham dengan
sumbangan
pengaruh sebesar
5,8%, return on
equity
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap harga
saham dengan
sumbangan
pengaruh sebesar
24,2%, earning
per share
berpengaruh
positif dan tidak
signifikan
terhadap harga
saham dengan
sumbangan
pengaruh sebesar
11,2%.
43

11 Opi Dwi Pengaruh Perusahaan Regresi Hasil penelitian


Dera Return On Manufaktur ini menunjukan
Astuti Asset (Roa), Sub Sektor bahwa :
Earning Per Makanan Return On Asset
(2018) Share (Eps), dan berpengaruh
Dan Net Minuman signifikan
Profit terhadap harga
Margin saham yang
(Npm) ditunjukkan
Terhadap dengan sig t
Harga 0,000 < 0,005
Saham Pada serta Thitung
Perusahaan 3,925 > Ttabel
Makanan 2,00665; Earning
Dan Per Share
Minuman tidak
Yang berpengaruh
Terdaftar Di signifikan
Bursa Efek terhadap harga
Indonesia saham
(Bei) ditunjukkan
Periode dengan sig t
2014-2017 0,192 > 0,05 serta
Thitung 1,323 <
Ttabel 2,00665;
Net Profit
Margin tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap harga
saham
ditunjukkan
dengan sig t
0,844 > 0,05 serta
Thitung sebesar -
0,198 < Ttabel
2,00665. Return
44

On Asset,
Earning Per
Share dan Net
Profit Margin
berpengaruh
signifikan secara
simultan terhadap
harga saham
dibuktikan
dengan Fhitung
24,011 > Ftabel
2,78 dan sig F
0,000 < 0,005.

12 Dian Pengaruh Perusahaan SPSS 25 Hasil penelitian


Wulan Roa, Npm, Subsektor ini menunjukan
Sari dkk Dan Eps Perkebunan bahwa :
Terhadap Yang 1) Secara parsial
(2020) Harga Terdaftar Di Return On Asset
Saham Pada Bei (X1) berpengaruh
Perusahaan tidak
Subsektor signifikan
Perkebunan terhadap Harga
Yang Saham (Y).
Terdaftar Di
BEI 2) Secara parsial
Net Profit
Margin (X2)
berpengaruh
tidak
signifikan
terhadap Harga
Saham (Y).

3) Secara parsial
Earning Per
45

Share (X3)
berpengaruh
signifikan
terhadap Harga
Saham (Y).

4) Secara
simultan Return
On Asset (X1),
Net Profit
Margin
(X2), Earning
Per Share (X3)
bengaruh positif
dan signifikan
terhadap Harga
Saham (Y)

13 Yuanda Pengaruh Perusahaan Regresi Hasil penelitian


Putri ROA, ROE, Lq45 Yang ini menunjukan
Romadhan Npm Dan Terdaftar Di bahwa :
Dan Budhi EPS Bursa Efek variabel Return
Satrio Terhadap Indonesia On Asset dan
Harga Earning Per
(2019) Saham Share tidak
LQ45 Di berpengaruh
Bursa Efek terhadap harga
Indonesia saham,
Sedangkan
Return On Equity
dan Net Profit
Margin
berpengaruh
terhadap harga
saham
perusahaan yang
tergabung dalam
46

indeks LQ45 di
Bursa Efek
Indonesia.

Rifki Pengaruh Perusahaan Eviews 9 Hasil penelitian


Juliansyah Return On Sub Sektor ini menunjukan
dan Assets Farmasi bahwa :
M.Sumard (Roa), Net Yang ROA tidak
i Profit Terdaftar Di berpengaruh
Sulaeman Margin Bursa Efek positif terhadap
(Npm), Dan Indonesia harga saham,
(2019) Earning Per NPM
Share (Eps) berpengaruh
Terhadap negatif terhadap
Harga harga saham,
Saham Pada EPS berpengaruh
Perusahaan positif dan
14 Sub Sektor signifikan
Farmasi terhadap harga
Yang saham. Dan
Terdaftar Di secra simultan
Bursa Efek Return On Assets
Indonesia (ROA), Net
Profit Margin
(NPM), dan
Earning Per
Share (EPS)
berpengaruh
terhadap harga
saham

15 Nafis Dwi Pengaruh Perusahaan SPSS 23 Hasil penelitian


Kartiko Net Profit Publik menunjukkan
dan Ismi Margin, Sektor bahwa :
Fathia Return On Pertambang
Rachmi Asset, an Di Bursa NPM, ROA,
Return On Efek ROE, dan EPS
berpengaruh
47

(2021) Equity, dan Indonesia) signifikan


Earning Per terhadap
Share harga saham
Terhadap
Harga
Saham Di
Masa
Pandemi
Covid-19
(Studi
Empiris
Pada
Perusahaan
Publik
Sektor
Pertambang
an Di Bursa
Efek
Indonesia)

Irsad Pengaruh Perusahaan Regresi Hasil penelitian


Ardiyanto Return On Rokok Go menunjukkan
dan Silvi Aseet, Net Public bahwa :
Khoirunbi Profit
sa (2018) Margin, dan Return On Aseet
Earning Per dan Earning Per
Share Share tidak
16 Terhadap berpengaruh
Harga signifikan
Saham terhadap harga
Perusahaan saham. , Net
Rokok Go Profit Margin
Public berpengaruh
positif terhadap
harga saham.

Ni Pengaruh Perusahaan Regresi NPM


17
Komang Npm, Roa Sub Sektor berpengaruh
48

Triyanti Dan Eps Perbankan positif terhadap


dan Gede Terhadap harga saham,
Putu Agus Harga ROA
Jana Saham berpengaruh
Susila Pada positif terhadap
Perusahaan harga saham
(2021) Sub Sektor sebesar, dan EPS
Perbankan berpengaruh
Di Bei positif terhadap
harga saham.

2.3 Hubungan Antar Variabel

2.3.1 Hubungan Net Profit Margin (NPM) Dengan Harga Saham

Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur perolehan laba bersih setiap rupiah penjualan perusahaan.

Semakin tinggi nilai Net Profit Margin (NPM) tentu saja memberikan

dampak positif bagi para pemegang saham karena semakin besar laba yang

disediakan untuk pemegang saham, walaupun belum tentu seluruh

penghasilan perusahaan dibagikan sebagai dividen. Pada umumnya calon

pemegang saham melihat NPM karena menggambarkan jumlah rupiah dari

setiap penjualan bersih perusahaan. Peningkatan Net Profit Margin (NPM)

menandakan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan taraf kemakmuran

investor dan hal lain mendorong investor untuk menambah jumlah modal

yang ditanamkan pada perusahaan. Ketertarikan investor terhadap Net Profit

Margin (NPM) ini akan meningkatkan jumlah saham yang dibeli investor,
49

ketika NPM meningkat maka laba yang dihasilkan oleh perusahaan pun akan

meningkat dan menunjukkan kinerja perusahaan beroperasi dengan baik, hal

tersebut berpengaruh terhadap return saham yang akan diterima para investor

2.3.2 Hubungan Return On Assets (ROA), Dengan Harga Saham

Pengaruh ROA terhadap harga saham, Return On Asset (ROA)

merupakan rasio yang berhubungan aspek profitabilitas. Rasio ini

menunjukan kemampuan perusahaan untuk mengukur efektivitas kinerja

perusahaan dalam memperoleh laba dengan memanfaatkan aktiva yang

dimiliki. Hasil penelitihan dari Evaldo Novenka (2018), Dwi Dera Astuti

(2018) menunjukan bahwa variable ROA berpengaruh signifikan terhadap

harga saham sedangkan menurut Dwi Dera Astuti (2018) dan Alifia Rizqi

Nurul Aziza dan Kosasih (2021) menunjukan bahwa variable ROA tidak

berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

2.3.3 Hubungan Earning Per Share (EPS) Dengan Harga Saham

Pengaruh EPS terhadap harga saham, Earning Per Sheare (EPS)

merupakan rasio yang berhubungan aspek profitabilitas. Rasio ini

merupakan rasio dari laba bersih terhadap jumlah lembar saham atau

pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk setiap lembar saham

yang beredar. Pendapatan perlembar saham merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi fluktuasi harga saham. Semakin tinggi EPS yang

dihasilkan maka akan meningkatkan harga saham. Hasil penelitihan dari

Geofani Ayu Sahira (2019), Irsad Ardiyanto dan Silvi Khoirunbisa (2018),
50

Nafis Dwi kartiko dan Ismi Fathia Rachmi (2021), Novita Supriantikasari

dan Endang Sri Utami (2019) menunjukan bahwa variable EPS berpengaruh

signifikan terhadap harga saham.

2.3.4 Hubungan Net Profit Margin (NPM) ), Return On Assets (ROA), Earning

Per Share (EPS) Dengan Harga Saham

“Dipergunakannya saham sebagai salah satu alat untuk mencari

tambahan dana menyebabkan kajian dan analisis tentang saham begitu

berkembang baik secara fundamental dan teknikal. Berbagai litelatur

mencoba memberikan rekomendasi yang berbeda-beda namun tujuannya

sama yaitu ingin memberikan profit yang tinggi bagi pemakainya, serta

memiliki dampak keputusan yang bersifat berkelanutan (sustainable)”

(Fahmi Irham, 2018:270).

“Ada banyak pihak yang terlibat dalam bermain di pasar saham, secara

umum ada tiga yaitu (1) investor, (2) spekulan dan (3) government. Ketiga

pihak yang terlibat ini sama-sama memiliki tujuan dan kepentingannya

masing-masing, seperti pemerintah mencoba mengatur dan membuat arah

rencana pembangunan baik secara jangka pendek dan Panjang” (Fahmi

Irham, 2018:270).

“Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, terdapat beberapa jenis

Return On Assets (ROA) yang dapat digunakan. Masing-masing jenis

Return On Assets (ROA) digunakan untuk menilai serta mengukur posisi


51

keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu atau beberapa periode”

(Kasmir, 2018:198).

Penggunaan seluruh atau sebagian rasio profitabilitas tergantung dari

kebijakan manajemen. Jelasnya, semakin lengkap jenis rasio yang

digunakan, semakin sempurna hasil yang akan dicapai. Artinya pengetahuan

tentang kondisi dan posisi Return On Assets (ROA) perusahaan dapat

diketahui secara sempurna.

Dalam praktiknya, jenis-jenis rasio Return On Assets (ROA) yang

dapat digunakan adalah”:

1. Profit margin (profit margin on sales)

2. Return on investment (ROI)

3. Return on equity (ROE)

4. Laba per lembar saham

Harga saham setiap waktu dapat berubah-ubah tergantung pada

besarnya penawaran dan permintaan investor akan saham tersebut. Faktor-

faktor yang dapat memengaruhi naik turunnya harga saham suatu perusahaan

adalah faktor internal dan faktor eksternal perusahaan tersebut. Penelitian ini

menggunakan faktor internal perusahaan yang tercermin dalam laporan

keuangan perusahaan. Faktor internal perusahaan yang digunakan berupa

rasio-rasio keuangan seperti rasio profitabilitas yang diproksikan dengan

Return on Asset (ROA) dan rasio pasar yang diproksikan dengan Earning

Per Share (EPS).


52

Untuk pembahan rasio-rasio ini kita menggunakan laporan keuangan

Perusahaan Bidang Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Periode 2017-2021.

2.4 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah

penting.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif.

Variabel bebasnya adalah dan variabel terikatnya Adalah Return On Assets

(ROA) (X1), Earning Per Share (X2) dan Harga Saham (Y) untuk lebih jelasnya

penulis menggambarkan dalam bentuk kerangka konseptual sebagai berikut.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dibuat suatu kerangka pemikiran

mengenai pengaruh variabel bebas yaitu Adalah Return On Assets (ROA) (X1),

Earning Per Share (X2) terhadap variabel terikat yaitu Harga Saham.

Net Profit Margin (NPM) (X1) H1

H2
Return On Asset (ROA) (X2) Harga Saham (Y)
H3

Earning Per Share (X3)


H4

Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
53

2.5 Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono, (2014:93) “Hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan”.

H1 : Terdapat pengaruh positif antara Net Profit Margin (NPM) dengan Harga

Saham Pada Perusahaan Sub Sektor Bidang Perbankan Yang Terdaftar Di

BEI Tahun 2017 – 2021.

H2 : Terdapat pengaruh positif antara Return On Assets (ROA) dengan Harga

Saham Pada Perusahaan Sub Sektor Bidang Perbankan Yang Terdaftar Di

BEI Tahun 2017 – 2021.

H3 : Terdapat pengaruh positif antara Earning Per Share (EPS) dengan Harga

Saham Pada Perusahaan Sub Sektor Bidang Perbankan Yang Terdaftar Di

BEI Tahun 2017 – 2021.

H4 : Terdapat pengaruh positif antara Net Profit Margin (NPM), Return On

Assets (ROA), Earning Per Share (EPS) dan secara bersama-sama dengan

Harga Saham Pada Perusahaan Sub Sektor Bidang Perbankan Yang

Terdaftar Di BEI Tahun 2017 – 2021.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

3.1.1 Tempat Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah Pada Perusahaan Sub Sektor

Bidang Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2017–

2021. Diakses Tanggal 19 Juli 2022 secara online melalui situs resmi Bursa

Efek Indonesia yaitu http.idx.co.id.

3.1.2 Waktu Penelitian

Tabel 3.1
Waktu Penelitian
Bulan
No Keterangan
Juni Juli
Agus Septe
tus mber
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Skripsi
1

Penyusunan Skripsi
2

Pendaftaran
3
Sidang Skripsi

Pelaksanaan Sidang
4
Skripsi

54
55

3.2 Metode Penelitian

“Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kunci yang perlu diperhatikan

yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, kegunaan tertentu” (Sugiyono, 2019:2).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive

sampling. Menurut Sugiono (2017:85) purposive sampling merupakan tehnik

penetuan sampel dengan pertimbangan tertentu, yaitu untuk mengetahui

apakah laporan yang akan di teliti pelaporkan laporan keuangannya selama

2017-2021 berturut-turut apakah tidak. Tehnik penarikan sampel purposive

sampling ini dilakukan dengan cara memilih sampel dari suatu populasi

berdasarkan kriteria yang ditentukan .

3.3 Populasi dan Sampling

Untuk menunjang hasil penelitian, maka peneliti melakukan

pengelompokan data yang diperlukan kedalam dua golongan, yaitu:

3.3.1 Populasi

Corper Donald, R; Schindle dalam Sugiyono (2019:126) “Population

is the total collection of element about which we wish to make some

inference a population element is the unit of study”. Populasi adalah

keseluruhan element yang akan dijadikan wilayah generalasi. Elemen

populasi adalah keseluruhan subjek yang akan diukur, yang merupakan unit

yang diteliti.
56

Populasi yang digunakan peneliti untuk dipelajari dan ditarik

kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Perusahaan Bidang Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

yang berjumlah 47 perusahaan dan data diperoleh melalui website

www.idx.co.id tahun 2022.

Berikut daftar 47 Perusahaan Bidang Perbankan Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia:

Tabel 3.2
Daftar Perusahaan Perbankan
No. Kode Nama Saham Keterangan
1 AGRO Bank Raya Indonesia Tbk Tetap
2 AGRS Bank IBK Indonesia, Tbk. Tetap
3 AMAR Bank Amar Indonesia Tbk. Tetap

4 ARTO Bank Jago Tbk. Tetap


5 BABP Bank MNC Internasional Tbk Tetap
6 BACA Bank Capital Indonesia Tbk. Tetap
BANK Bank Aladin Syariah Tbk Tetap
7
BBCA Bank Central Asia Tbk. Tetap
8
BBHI Bank Harda Internasional Tbk. Tetap
9

10 BBKP Bank Bukopin Tbk. Tetap


11 BBMD Bank Mestika Dharma Tbk. Tetap
BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Baru
12
Tbk.
BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tetap
13 Tbk.
14 BBSI Bank Bisnis Internasional Tbk. Tetap
BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tetap
15
Tbk.
57

No. Kode Nama Saham Keterangan


16 BBYB Bank Neo Commerce Tbk. Tetap
17 BCIC Bank J Trust Indonesia Tbk Tetap
18 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk. Tetap

BEKS Bank Pembangunan Daerah Banten Tetap


19
Tbk
20 BGTG Bank Ganesha Tbk. Tetap
21 BINA Bank Ina Perdana Tbk. Tetap
BJBR Bank Pembangunan Daerah Jawa Tetap
22
Barat Tbk
BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa Tetap
23
Timur Tbk.
24 BKSW Bank QNB Indonesia Tbk Tetap
25 BMAS Bank Maspion Indonesia Tbk. Tetap
26 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. Tetap
27 BNBA Bank Bumi Arta Tbk. Tetap
BNGA Bank CIMB Niaga Tbk Tetap
28
BNII Bank Maybank Indonesia Tbk Tetap
29

30 BNLI Bank Permata Tbk Tetap


31 BRIS Bank Syariah Indonesia Tbk. Tetap
32 BSIM Bank Sinar Mas Tbk Tetap
33 BSWD Bank of India Indonesia Tbk Tetap
34 BTPN Bank BTPN Tbk. Tetap
BTPS Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tetap
35
Syariah Tbk.
36 BVIC Bank Victoria International Tbk. Tetap
DNAR Bank Oke Indonesia Tbk Tetap
37
38 INPC Bank Artha Graha International Tbk Tetap
MASB Bank Multiarta Sentosa Tbk Baru
39
MAYA Bank Mayapada Internasional Tb Tetap
40
58

No. Kode Nama Saham Keterangan


MCOR Bank China Construction Bank Ind. Tetap
41
Tbk
MEGA Bank Mega Tbk. Tetap
42

43 NISP Bank OCBC NISP Tbk Tetap


44 NOBU Bank Nationalnobu Tbk Tetap
45 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk Tetap
46 PNBS Bank Panin Syariah Tbk Tetap
SDRA Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tetap
47
Tbk
Sumber : www.idx.co.id

3.3.2 Sampel

Sugiyono (2019:127) Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakterisik yang memiliki oleh populasi tersebut. Adapun dalam

penelitian ini digunakan kriteria-kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.3
Kriteria Sampel Penelitian
No Jumlah
Kriteria Sampel
. Sesuai Tidak
Sesuai
Perusahaan Perbankan Yang Tercatat
1 dalam Bursa Efek Indonesia Tahun 47 0
2017-2021.
Data Laporan Keuangan dengan
lengkap selama periode penelitian dan
2 11 36
sesuai kebutuhan penelitian periode
2017-2021
Sampel penelitian perusahaan 11 Perusahaan
Tahun Penelitian 5 Tahun
Jumlah Data Penelitian 55 Data
Sumber : Olah Data Peneliti 2022
59

Sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 11 perusahaan

perbankan Tbk. terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mengalami

kenaikan laba selama 5 tahun berturut-turut, di antaranya:

Tabel 3.4
Sample Perusahaan

No Kode Nama emiten Tahun

1 BBCA Bank Central Asia Tbk 2017


2018
2019
2020
2021
2 BBKP Bank Bukopin Tbk 2017
2018
2019
2020
2021
3 BBNI Bank Negara Indonesia 2017
(Persero) Tbk 2018
2019
2020
2021
4 BBRI Bank Rakyat Indonesia 2017
(Persero) Tbk 2018
2019
2020
2021
5 BJBR Bank Pembangunan Daerah 2017
Jawa Barat Tbk 2018
2019
2020
2021
6 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 2017
2018
60

2019
2020
2021
7 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 2017
2018
2019
2020
2021
8 BNLI Bank Permata Tbk 2017
2018
2019
2020
2021
9 BTPN Bank Tabungan Pensiunan 2017
Nasional Tbk 2018
2019
2020
2021
10 MEGA Bank Mega Tbk 2017
2018
2019
2020
2021
11 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 2017
2018
2019
2020
2021
Sumber : Olah Data Peneliti 2022

3.4 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau

konstrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun

memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengatur konstrak atau

variabel tersebut (Nazir, 2014:110).


61

Variabel Penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh infomasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2019:67).

Sesuai dengan judul penelitian yang diungkapkan oleh penulis yaitu

Pengaruh Net Profit Margin (NPM) Return On Assets (ROA) Dan Earning Per

Share (EPS) Terhadap Harga Saham, maka definisi operasionalisasi masing-

masing operasional sebagai berikut:

Tabel 3.5
Operasional Variabel Penelitian

Variabel Indikator Skala Sumber


Variabel (X1) Laba Bersih
NPM= X 100%
Net Profit Penjualan bersih
(Brigham
Margin (NPM)
dan
Rasio
Houston,
2020:107)

Variabel (X2) Return On Assets (ROA)


Return On
Assets (ROA) (Fahmi
Rasio Irham,
Earnig After Tax (EAT) 2018:290)
Total Assets

Variabel (X3) Earning Per Share


Earning Per
Share (EPS) (Fahmi
Rasio
Irham,
EAT
2018:288)
J sb

Variabel (Y) Harga Saham Rasio


62

Harga Saham (Buchari


dalam
Harga Saham Pada Penutupan (Closing Suhariana
Price) Per Tahun Sitti,
2015:20)

3.5 Uji Instrumen Penelitian

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder sehingga

metode pengumpulan data menggunakan cara non participant observation.

Dengan demikian langkah yang dilakukan adalah dengan mencatat seluruh data

yang diperlukan dalam penelitian, yaitu perusahaan perbankan selama periode

tahun 2017-2021 sebagai mana yang tercantum di Bursa efek Indonesia periode

tahun 2017-2021.

Menurut Moh Nazir (2014:79) “mengemukakan bahwa yang dimaksud

dengan Studi kepustakaan adalah menelusuri litelatur yang ada serta

menelaahnya secara tekun merupakan kerja kepustakaan yang sangat diperlukan

dalam mengejakan penelitian”.

3.6.1 Analisis Data

3.6.1.1 Analisis Deskriptif


63

Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan keadaan masing-

masing variabel yaitu dalam bentuk penyajian data ke dalam tabel

distribusi frekuensi kemudian dilakukan analisis persentase dan

menghitung nilai pemusatan dan disperse serta memberikan

interpretasi terhadap analisis tersebut.

Untuk menghitung Return On Assets (ROA) dapat dihitung

dengan menggunakan rumus:

Earnig After Tax (EAT)


Total Assets

Sedangkan untuk menghitung Earning Per Share (EPS) dapat

dihitung dengan menggunakan rumus:

EAT
J sb

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2019:296) Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang

paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti

tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan:
64

1. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan

(life histories), cerita, biografi, gambar hidup, sketsa dan lain-lain (Sugiyono,

2019:314).

2. Study Pustaka

Data dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder sehingga

metode pengumpulan data menggunakan cara non participant observasion.

Dengan demikian langkah yang dilakukan adalah dengan mencatat seluruh

data yang diperlakukan dalam penelitian, yaitu perusahaan perbankan selama

periode tahun 2017-2021 sebagai mana yang tercantum di Bursa efek

Indonesia periode tahun 2017-2021. Yang dimaksud dengan non participant

observasion yaitu dengan pengumpulan data dokumentasi.

3.7 Teknik Analisis data

Adapun untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Net Profit Margin (NPM)

Return On Assets (ROA) Dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham

dilakukan pengukuran statistik yaitu:


65

3.7.1 Uji Normalitas Data

Hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan Statistik

Parametris, antara lain dengan menggunakan t-test untuk satu sampel,

korelasi dan regresi, analisis varian dan test untuk dua sampel (Sugiyono,

2019:234). Dalam penelitian ini, untuk mengetahui kenormalan distribusi

data melalui program SPSS 25 for windows. Untuk menguji apakah

distribusi normal atau tidak dengan melakukan analisis grafik, yaitu dengan

melihat normal profitability yang membandingkan distribusi kumulatif dari

distribusi normal.

Menurut Ghozali (2013:160) uji normalitas brtujuan untuk mengujian

apa dalam model regresi,variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan


1 1 1 1

1bahwa nilai residul mengikut distribusi normal. Jikalau sumsi ini


1 1

melanggar jadi uji statistik menjadii eror untuk nominal sampel kecil.

Menurut (Ginting & Munthe, 2017) kriteria penelitian pengujian

antara lain :

1. Jika signifikan hasil perhitungan data (sig) >5% atau signifikan >0,05

maka data berdistrubusi normal.

2. Jika signifikan hasil perhitungan data (sig) <5% atau signifikan <0,05

maka data tidak berdistribusi normal

3.7.2 Uji Heteroskedastisitas


66

Menurut Ghozali (2013:139) Uji Heteroskedastsitas berujuan nguji

apa dalam model regresi terjadi ketidaksaman variance dari residual satu

1pengamatan kepengamatan lain. Pengujin pada penelitian ini menggunakan


1 1

Grafik Plot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED, dengan

residualnya SRESID. Tidak terjadi heteroskedastistas apabila tidak ada

pola yang jelas, serta titik_titik menyebar di atas dan di bawah angka O

pada sumbu Y. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau

tidak terjadi heteroskedastisitas. Dasar penentuan keputusan adalah sebagai

berikut :

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada memebentuk pola

tertentu yang teratur (gelombang, lebar kemudian menyempit) maka

akan mengindikasikan telah terjadi heteroskedastitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi hetersokedastisitas.

3.7.3 Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2013:110) Uji Autokorelasi bertujuan menguji

apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu

pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1

(sebelumnya).
67

Dalam penelitian ini autokorelasi mengunakan penelitian uji durbin-

watson (WD test) dikarenakan sampel yang digunakan dibawah 100. Uji

durbin watson hanya digunakan untu autokorelasi tingkat satu (first order

autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam

model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel independen.

Tabel 3.6
Pengambilan Keputusan Autokorelasi

Sumber: Ghozali (2013:11)

3.7.4 Uji Multikolineritas

Menurut Ghozali (2013:106) Uji multikolineritas bertujuan “menguji

apakah model regresi diketahui ada korelasi antara vairabel bebas

(independent). Modl regresi yang baik seharusnyatidak terjadi korelasi di

antara variabel independen”. Model regresi baik seharus tida dapatterjadi

korelasi diantara variabel independen. Salah satu model regresi ada


1

tidaknya multikolonieritas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan

lawannya, (2) variance inflation factor (VIF). Tolerance mengukur

Variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh


68

variabel independen lannya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan

nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai cutoff yang umum

dipakai untuk menunjukan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance

≤0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥10.

3.7.5 Analisis Regresi Berganda

Menurut Sugiyono (2018:307) Analisis Regresi berganda digunakan

oleh peneliti,bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik

turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel

independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaikturunkan

nilainya).

Persamaan regresi untuk dua prediktor adalah :

Y = a + bıXı + b2X2

Keterangan :

Y : Harga Saham

a : Konstanta

b1 - b2 : Koefisien Regresi Berganda

X1 : Debt to Equity Ratio

X2 : Return on Equity

3.7.6 Analisis Korelasi


69

Analisis ini yaitu ukuran yang dipakai untuk melihat hubungan yang

terjadi antara satu variabel dengan variabel yang lain. Derajat hubungan

yang terjadi dinamakan korelasi (Moh. Nazir, 2014:398).

r =n ∑ xy−(∑ x)¿ ¿
Sugiyono (2014:248)

Keterangan:

r = Koefisiensi korelasi

n = Banyaknya pasangan observasi

∑ x = Jumlah Variabel X
∑y = Jumlah Variabel Y

∑ x2 = Jumlah Kuadrat variabel X

∑ y2 = Jumlah Kuadrat variabel Y

¿ = Kuadrat dari penjumlahan variabel X

¿ = Kuadrat dari penjumlahan variabel Y

∑ xy = Jumlah perkalian X Y

Untuk menambahkan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang

ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat dilihat pada tabel:

Tabel 3.7
Interprestasi Nilai r
70

Sumber : Sugiyono (2014 : 250)

3.7.7 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) merupakan alat untuk mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Nilai koefisien determinasi adalah nol atau satu. Nilai R2 yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independent dalam menjelaskan variasi

variabel-varibel dependen amat terbatas. Dan sebaliknya jika nilai yang

mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hamper

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel

dependen (Trilaksana Gugus Muhammad, 2015:54).

3.7.8 Uji Hipotesis

Penelitian ini juga menggunakan uji hipotesis. Data diperoleh dari

hasil pengumpulan data sesuai dengan jenis data kemudian disajikan

dalam bentuk tabel dan angka metode statistik sebagai berikut:

3.7.8.1 Uji t
71

Untuk menentukan apakah H 0 dan H 1 ditolak atau diterima

maka dilakukan perhitungan uji signifikan korelasi product

moment (uji t), adalah sebagai berikut:

r √ n−2
t=
√1−r 2
Keterangan:

t = Nilai dari t hitung

r = Koefisien Korelasi

n = Jumlah sampel

Harga t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t

tabel. Untuk taraf kesalahan α =0,05 uji dua fihak dan dk = n – 2

maka dieroleh t.tabel (Sugiyono, 2014:250).

Menurut Sugiyono (2014:226), daerah penerimaan dan

penolakan dapat digambarkan sebagai berikut :

Kriteria Penerimaan Hipotesis:

H 0 : Jika t hitung < t tabel, maka H 0 diterima dan H 1 ditolak.

Artinya tidak ada pengaruh antara variabel yang diteliti.

H 1: jika t hitung > t tabel, maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Yang

berarti terdapat pengaruh antara varibel yang diteliti, antara

variabel x dan y tidak terdapat hubungan berarti.


72

3.7.8.2 Uji F

Menurut Ghozali (2013:98) uji statistik F pada dasarnya

“menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang

dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel dependen/terikat”. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji

adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau :

Dengan membandingkan Fhitung dan Ftabel :

 Apabila Fhitung > Ftabel maka, ada pengaruh antara variabel X secara

bersama-sama terhadap variabel Y. (H 0 ditolak dan H1 diterima).

 Apabila Fhitung < Ftabel maka, tidak ada pengaruh antara variabel X

secara bersama-sama terhadap variabel Y. (H0 diterima dan H1

ditolak).

Dengan menggunakan angka signifikansi, hipotesis akan diuji

dengan taraf nyata α = 5% dengan kriteria sebagai berikut:

 Apabila angka signifikansi < 0.05, maka H1 diterima dan H0 ditolak.

 Apabila angka signifikansi > 0.05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Ho: F hitung < F tabel maka H1 ditolak maka Ho diterima artinya tidak terdapat

pengaruh antara variabel independen secara bersama-sama terhadap

variabel dependen.
73

H1: F hitung > F tabel maka H1 ditolak maka Ho diterima artinya terdapat

pengaruh antara variabel independen secara bersama-sama terhadap

variabel dependen
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Dalam penelitian kali ini, yang dijadikan objek penelitian oleh penulis

adalah Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan

Konvensional Tbk Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia.

4.1.1 Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia

Kehadiran pasar modal indonesia dengan sejarah yang sangat panjang.

Bursa di Indonesia berdiri tahun 1912, lebih dahulu dari bursa singapura

yang baru lahir bulan juni 1930. Perkembangan bursa efek di Indonesia

tidak terlepas dari pasang surutnya iklim politik, ekonomi dan keuangan

negara ini. Bursa Efek Indonesia mengalami kemunduran aktivitasnya di

tahun 1940, waktu negeri Belanda diserang dan diduduki oleh bangsa

Jerman. Setelah itu muncul lagi tahun 1952 dan seolah-olah menghilang

sejak 1958, kemudian bangkit kembali pada tanggal 10 Agustus 1977

(Fahmi Irham, 2015:36).

Pasar modal menurut UU No. 8 tahun 1995 adalah kegiatan yang

bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan

yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi

yang berkaitan dengan efek. Pasar modal juga mempunyai pengertian yang

abstrak yang mempertemukan calon pemodal (investor) dengan emitenn

74
75

yang membutuhkan dana jangka panjang yang transferable (Suad

Husan:1996 dalam fahmi Irham, 2015:37). Peran yang dilakukan oleh

pasar modal adalah menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana,

khususnya yang diperuntukan untuk pembiayaan jangka panjang, dari yang

memiliki dana atau dikenal dengan istilah lenEPS ke perusahaan yang

membutuhkan dana atau borrower. Biasanya dalam menjalakan

aktivitasnya pasar modal menggunakan jasa pialang dan unEPSwriter

(Fahmi Irham, 2015:38).

Adapun alamat dari Bursa Efek Indonesia adalah, Jalan JenEPSal

Sudirman Kav. 52-53 Jakarta, Telp 021 5150515, Ext. 4300, 4302, 4315,

Fax: 021 5150550, Website: www.bei.co.id

Adapun struktur oranisasi di BEI asalah sebaai berikut :

Gambar 4.1
Struktur Oranisasi BEI
Sumber : www.idx.co.id
76

4.1.2 Sejarah Singkat/Gambaran Umum Perusahaan

Penulis melakukan penelitian di 11 perusahaan Perbankan

Konvensional yang tercatat di bursa efek indonesia namun penulis hanya

melampirkan 11 gambaran umum perusahaan sebagai perwakilan dari 11

perusahaan. Adapun sejarah singkat dari perusahaan tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Bank Central Asia Tbk

Tahun 1955 NV Perseroan Dagang Dan Industrie Semarang

Knitting Factory berdiri sebagai cikal bakal Bank Central Asia (BCA).

BCA mulai beroperasi pada 21 Februari 1957 dan berkantor pusat di

Jakarta. Efektif pada 2 September 1975, nama Bank diubah menjadi PT

Bank Central Asia (BCA) BCA memperkuat jaringan layanan cabang.

Pada tahun 1977 BCA berkembang menjadi Bank Devisa.

2. Bank Bukopin Tbk

PT Bank Bukopin Tbk (selanjutnya disebut “Bank Bukopin” atau

“Bank” atau “Perseroan”) didirikan pada tanggal 10 Juli 1970 dengan

nama Bank Umum Koperasi Indonesia (BUKOPIN) berdasarkan Surat

Keputusan Direktorat JenEPSal Koperasi No. 13/Dirjen/ Kop/70 dan

telah didaftarkan dalam Daftar Umum Direktorat JenEPSal Koperasi

dengan No. 8251 pada tanggal 10 Juli 1970.


77

3. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1992, tanggal 29

April 1992, telah dilakukan penyesuaian bentuk hukum BNI menjadi

perusahaan perseroan terbatas (Persero). Penyesuaian bentuk hukum

menjadi Persero, dinyatakan dalam Akta No. 131, tanggal 31 Juli 1992,

dibuat di hadapan Muhani Salim, S.H., yang telah diumumkan dalam

Berita Negara Republik Indonesia No. 73 tanggal 11 September 1992

Tambahan No. 1A.

4. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Perjalanan bisnis PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

(“BRI”, “Bank”, atau “Perseroan”) dimulai pada tahun 1895 di

Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja yang

awalnya mengelola dana kas masjid untuk disalurkan kepada

masyarakat dengan skema yang seEPShana. Sepanjang sejarah, berbagai

nama telah melekat pada BRI, mulai dari De Poerwokertosche Hulp en

Spaarbank EPS Indlandsche Hoofden, Hulp en Spaarbank EPS

Indlandsche Bestuurs Ambtenareen, Syomin Ginko, sampai akhirnya

resmi ditetapkan menjadi Bank Rakyat Indonesia sejak 18 Desember

1968 berdasarkan UU No. 21 tahun 1968.

5. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Tbk


78

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk

(selanjutnya disebut “bank bjb” atau Perseroan) didirikan berdasarkan

Peraturan Pemerintah No 55 Tahun 1960 tentang penentuan perusahaan

milik Belanda di Indonesia yang dikenakan nasionalisasi. Salah satu

perusahaan milik Belanda yang berkedudukan di Bandung yaitu N.V

Denis (De Eerste NeEPSlandsche Indische Shareholding) terkena

ketentuan tersebut dan diarahkan kepada Pemerintah Daerah Provinsi

Daerah Tingkat I Jawa Barat. Bank telah mulai beroperasi secara

komersial pada tanggal 20 Mei 1961.

6. Bank Mandiri (Persero) Tbk

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (selanjutnya disebut “Bank

Mandiri” atau “Perseroan”) didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998 di

Negara Republik Indonesia dengan akta notaris Sutjipto, S.H., No. 10,

berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 75 Tahun 1998 tanggal 1

Oktober 1998. Akta pendirian dimaksud telah disahkan oleh Menteri

Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-

16561.HT.01.01.TH.98 tanggal 2 Oktober 1998, serta diumumkan pada

Tambahan No. 6859 dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 97

tanggal 4 Desember 1998.

7. Bank CIMB Niaga Tbk


79

PT Bank CIMB Niaga Tbk selanjutnya disebut “CIMB Niaga” atau

“Bank” didirikan pada tanggal 26 September 1955 berdasarkan Akta

Pendirian Perusahaan No. 90 yang dibuat di hadapan Raden Meester

Soewandi, Notaris di Jakarta tanggal 26 September 1955 dengan nama

PT Bank Niaga dan diubah dengan akta dari Notaris yang sama yaitu

Akta No. 9 tanggal 4 November 1955. Akta Pendirian Perusahaan

tersebut mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik

Indonesia (sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) dengan

surat keputusan No. J.A.5/110/15 tanggal 1 Desember 1955 dan

diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 71 tanggal 4

September 1956, Tambahan Berita Negara No. 729/1956.

8. Bank Permata Tbk

PT Bank Permata Tbk (“PermataBank/Perseroan/Bank”) didirikan

dengan nama PT Bank Persatuan Dagang Indonesia di Indonesia dengan

Akta Pendirian nomor 228 tanggal 17 Desember 1954 yang dibuat di

hadapan Eliza Pondaag, Notaris di Jakarta, serta disahkan sebagai badan

hukum oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia (sekarang Menteri

Hukum dan Hak Asasi Manusia) pada tanggal 4 Januari 1955.

Memperoleh izin usaha bank umum berdasarkan Surat Keputusan

Menteri Keuangan nomor 19371/U.M.II tanggal 19 Pebruari 1957 dan

izin untuk menjalankan aktivitas sebagai bank devisa berdasarkan Surat


80

Keputusan Dewan Moneter Bank Indonesia nomor Sekr/D.M./97

tanggal 8 Mei 1956.

9. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk

Pada awalnya, BTPN merupakan bank yang memfokuskan diri

untuk melayani dan memberdayakan masyarakat berpendapatan rendah

yang terdiri dari para pensiunan, pelaku usaha mikro, kecil, dan

menengah (UMKM), serta komunitas prasejahtera produktif (mass

market). Saat ini BTPN berkantor pusat di Jakarta dengan cabang-

cabang di lebih dari 300 kota di seluruh Indonesia.

Bank Mega didirikan dengan nama Mega Bank pada tanggal 1 Januari

1992 di Jakarta.

10. Bank MEGA

Seiring dengan perkembangannya Mega Bank pada tahun 1996

diambil alih oleh CT Corp (d/h Para Group) (PT Para Global Investindo

dan PT. Para Rekan Investama). Untuk lebih meningkatkan citra Mega

Bank. Pada bulan Juni 1997 melakukan perubahan logo dengan tujuan

bahwa sebagai lembaga keuangan kepercayaan masyarakat dengan akan

lebih mudah dikenal melalui logo perusahaan yang baru berubah nama

menjadi Bank Mega. Dalam rangka memperkuat struktur permodalan

maka pada tahun yang sama Bank Mega melaksanakan Initial Public

Offering dan listed di BEJ maupun BES. Dengan demikian sebagian

saham Bank Mega dimiliki oleh publik dan berubah namanya menjadi
81

PT. Bank Mega Tbk.Pada saat krisis ekonomi, Bank Mega mencuat

sebagai salah satu bank yang tidak terpengaruh oleh krisis dan tumbuh

terus tanpa bantuan pemerintah bersama dengan Citibank, Deutsche

Bank dan HSBC. Bank Mega merupakan satu-satunya bank di Indonesia

yang mobil operasionalnya menggunakan Livery Bank Mega. Dan

strategi ini berhasil menanamkan image yang begitu kuat dikalangan

gross root Bangsa Indonesia. Dan hingga kini Bank Mega masih

merupakan bank yang kepemilikannya 100% milik warga Indonesia,

saat mayoritas usaha di sektor keuangan Indonesia dimonopoli oleh

asing.

11. Bank Pan Indonesia Tbk

PT Bank Pan Indonesia Tbk, atau PaninBank didirikan dari

penggabungan usaha Bank Kemakmuran, Bank Industri Djaja dan Bank

Industri dan Dagang Indonesia pada 1971 dengan Akte No. 85 dibuat

dihadapan Julian Nimrod Siregar gelar Mangaradja Namora S.H.,

Notaris di Jakarta. Selanjutnya, PaninBank melakukan penggabungan

usaha dengan 4 bank swasta, yaitu PT Bank Lingga Harta, Bank Abadi

Djaja, Bank Pembangunan Ekonomi dan Bank Pembangunan Sulawesi.

PaninBank meningkatkan pengembangan usahanya dan melakukan

kerja sama dengan institusi keuangan internasional Dai-Ichi Kangyo

Bank, Jepang, kemudian Credit Lyonnais Perancis, Westpac Banking

Corporation Australia yang kemudian diambil alih oleh ANZ Banking


82

Group. Tahun 1982 merupakan tonggak penting dalam sejarah

PaninBank karena pada tahun itu, perusahaan melakukan penawaran

saham perdana di Bursa Efek Indonesia. Aksi korporasi itu menjadikan

PaninBank sebagai bank pertama di Indonesia yang melantai di bursa

saham dengan Kode PNBN. PaninBank dapat terus tumbuh dan

memantapkan operasionalnya meskipun diterpa oleh berbagai macam

situasi perekonomian, salah satunya ialah saat krisis ekonomi yang

melanda Indonesia pada 1998. PaninBank menjadi satu-satunya bank 10

besar yang masuk ke dalam kategori “A” sehingga tidak wajib

mengikuti program rekapitalisasi yang dilakukan oleh pemerintah. Pasca

krisis PaninBank memperoleh peringkat sebagai Bank terbaik di Industri

Perbankan Konvensional nasional dari Moody’s Investor Services pada

2001. PaninBank merangkum budaya perusahaan dan nilai-nilai kerja

yang positif I CARE (Integrity, Collaboration, Accountability, Respect

dan Excellence). Berlandaskan nilai-nilai tersebut, perusahaan berharap

dapat mencapai visi dan misi yang ditetapkan yaitu menjadi Bank

Komersial Terdepan dengan pertumbuhan kinerja yang

berkesinambungan.

4.2.1 Deskriptif Data

Berikut adalah tabel data Return On Assets (Roa) Dan Earning Per

Share (Eps) Terhadap Harga Saham Pada Bank Konfensional Yang


83

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2021 Data pada

perusahaan yang mengalami laba positif selama periode penelitian.

Tabel 4.1
Deskriptif Data Net Profit Margin, Return On Asset, dan Earning Per Share
Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sub Sektor Bidang Perbankan
Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2017 – 2021
Harga
Sahan
Closin
N Nama
Kode Tahun NPM ROA EPS g Price
o emiten per
satu
lembar
2017 18,43 23,65 4,86 4380
2018 30,1 43,17 6,57 5200
Bank Central
1 BBCA 2019 39 52,67 7,26 6685
Asia Tbk
2020 32,5 30,63 5,53 6770
2021 31,98 41,63 6,45 7300
2017 9,21 11,01 3,32 590
2018 10,54 12,56 3,54 272
Bank
2 BBKP 2019 9,95 11,21 3,35 224
Bukopin Tbk
2020 12,06 10,51 3,24 575
2021 12,67 13,85 3,72 270
2017 12,44 10 3,16 9900
Bank Negara 2018 11,09 9,58 3,1 8800
3 BBNI Indonesia 2019 5,43 2,97 1,72 7850
(Persero) Tbk 2020 3,54 1,63 1,28 6175
2021 7,09 5,05 2,25 6750
84

2017 7,3 9,67 3,11 3640


Bank Rakyat 2018 6,62 7,45 2,73 3600
4 BBRI Indonesia 2019 7,65 9,22 3,04 4400
(Persero) Tbk 2020 9,77 7,78 2,79 4130
2021 1,14 16,74 4,09 4110
Bank 2017 11,91 14,78 3,84 2400
Pembanguna 2018 15,15 16,74 4,09 2050
5 BJBR n Daerah 2019 14,58 13,72 3,7 1185
Jawa Barat 2020 15,38 11,14 3,34 1550
Tbk 2021 16,6 15,67 3,96 1555
2017 2,95 5,25 2,29 8000
2018 1,5 2,25 1,5 7375
Bank Mandiri
6 BMRI 2019 1,41 1,59 1,26 7675
(Persero) Tbk
2020 2,12 1,23 1,11 6325
2021 0,05 0,05 0,22 7025
2017 3,06 7,17 2,68 1350
2018 6,07 17,51 4,18 915
Bank CIMB
7 BNGA 2019 2,52 7,71 2,78 965
Niaga Tbk
2020 1,48 3,4 1,84 995
2021 6,9 15,47 3,93 965
2017 5,79 4,04 2,01 625
2018 7,9 6,41 2,53 625
Bank Permata
8 BNLI 2019 7,55 5,85 2,42 1265
Tbk
2020 6,54 3,73 1,93 3020
2021 7,71 6,14 2,48 1350
2017 27,45 18,5 4,3 2460
Bank 2018 32,84 21,25 4,61 3440
Tabungan
9 BTPN 2019 35,99 20,87 4,57 3250
Pensiunan
Nasional Tbk 2020 37,09 16,63 4,08 3110
2021 38,42 22,29 4,72 2620
2017 8,44 11,02 3,32 5540
2018 7,57 10,75 3,28 4900
MEG Bank Mega
10 2019 7,83 10,93 3,31 6350
A Tbk
2020 6,5 6,26 2,5 7200
2021 8,15 10,71 3,27 8475
Bank Pan 2017 2,69 5,32 2,31 1140
11 PNBN Indonesia 2018 2,48 3,63 1,91 1145
Tbk 2019 2,51 3,61 1,9 1555
85

2020 3,06 4,28 2,07 1065


2021 3,51 5,68 2,38 770

Berdasarkan tabel 4.1 dan gambar diatas, diketahui bahwa rata-rata

Data Net Profit Margin, Return On Asset, dan Earning Per Share

Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sub Sektor Bidang Perbankan

Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2017 – 2021 naik turun cenderung

menurun.

4.1.3 Hasil Uji Asumsi Klasik

4.1.3.1 Uji Statistik Deskriptif

Tabel 4.2
Hasil Statistik Deskriptif

Sumber: Diolah dari SPSS V.26

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dijelaskan hasil deskriptif variabel

NPM (X1) dengan jumlah kasus (N) = 55 dengan nilai minimum 0,5

pada Bank Mandiri (Persero) Tbk (2021), nilai maximum 39.00 pada

BTPN (2021), dengan rata-rata (mean) 11.6362 simpangan baku

(standar deviasi) = 10.89388.


86

ROA (X2) dengan jumlah kasus (N) = 55 dengan nilai

minimum 0,5 pada BBKP (2018), nilai maximum 52.67 pada BBRI

(2018), dengan rata-rata (mean) 3.1951 simpangan baku (standar

deviasi) = 10.47066

EPS (X3) dengan jumlah kasus (N) = 55 dengan nilai minimum

0,22 pada BJTM (2018), nilai maximum 7.26 pada BNII (2020),

dengan rata-rata (mean) 291.69 simpangan baku (standar deviasi) =

1.36743.

Sedangkan Harga Saham (Y) dengan jumlah kasus (N) = 55

dengan nilai minimum 224 pada BBKP (2018 dan 2019), nilai

maximum 9900 pada BBCA (2020), dengan rata-rata (mean) 3622.11

simpangan baku (standar deviasi) = 2791.896.

4.1.3.2 Uji Normalitas

Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas awal
87

Sumber: diolah dari SPSS V.26

Berdasarkan tabel 4.3 dari data masing-masing hasil perhitungan

diatas diperoleh Sig. NPM (X1) = 0,074, EPS (X2) = 0,438, nilai Sig.

EPS (X3) = 0,525, dan nilai Sig. Harga Saham (Y) = 0,072 memiliki

nilai p > 0,05 yang berarti data yang digunakan tersebut berdistribusi

secara normal.

4.1.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk melihat ketidaksamaan

varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Sebuah

model persamaan dapat dikatakan tidak mengalami gangguan

heteroskedastisitas apabila titik-titik pada grafik scatterplot menyebar

secara merata dan tidak membentuk pola tertentu atau mengumpul di

satu titik tertentu.


88

Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Diolah dari SPSS V.26

Berdasarkan gambar 4.2 di atas diketahui bahwa titik pada data

penyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0, titik tidak

mengumpul hanya di atas atau di bawah, dan penyebaran titik tidak

berpola. Maka sesuai dengan dasar pengambilan keputusan dalam Uji

Heteroskedasitas dengan metode Scatterplots, dapat disimpulkan bahwa

tidak terjadi gejala heteroskedasitas dalam model regresi.

4.1.3.4 Uji Autokorelasi

Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat adanya hubungan data

satu dengan data yang lainnya dalam satu variabel. Pengambilan

keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah bila nilai DW terletak antara


89

batas atas atau upper bound (du) dan (4-du) maka koefisien

autokorelasinya sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.

Tabel 4.4
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb

Sumber: diolah dari SPSS V.26

Berdasarkan Tabel 4.4 hasil uji autokorelasi di atas, diketahui dari

Durbin Watson 0,956. Maka di tabel Durbin Watson akan didapat nilai

dl sebesar 1.4206 dan du 1.6739 Karena = du > d < 4-du.

Berdasarkan kriteria yang ada menyatakan bahwa nilai DW

berada dianta 1,6739 > 0,814 < 2,3261 maka kesimpulannya

menunjukan Tidak ada autokorelasi positif dan negatif.

4.1.3.5 Uji Multikolinearitas

Berikut adalah hasil uji multikolonieritas variabel ROA (X1),

EPS (X2) dan Harga Saham (Y) Pada Perusahaan Bank Konfensional di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2017-2021 yaitu:


90

Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa

Sumber: Diolah dari SPSS V.26

Berdasarkan Tabel 4.5 hasil uji multikolinear nilai Tolerance

variabel NPM (X1) 0,314 > 0,01, ROA (X2) 0,073 > 0,01, EPS (X3)

0,072 > 0,01 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) variabel NPM

(X1) 3,182 < 10, ROA (X2) 13,749 > 10, EPS (X3) 13,907 > 10 Jadi

dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel

independen dalam model regresi.

4.1.3.6 Uji Regresi Berganda

Untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara ROA (X1),

EPS (X2) dan Harga Saham (Y) Pada Perusahaan Bank Konfensional

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2017-2021, maka

dilakukan analisis regresi seEPShana.

Tabel 4.6
Hasil Analis Regresi Berganda
Coefficientsa
91

Sumber: Diolah dari SPSS V.26

Dari tabel 4.6 diatas, dapat dihasilkan persamaan regresi linier

berganda sebagai berikut:

Ŷ = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Dimana:

Y = Harga Saham

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

X1 = Variabel independen Pertama

X2 = Variabel independen Kedua

X3= Variabel independen Kedua

e = Sig. Eror

Harga Saham = 8376,826 + 30,005 (NPM) + 387,428 (ROA) –

3058.138 (EPS)
92

a. Konstanta sebesar 8376,826 dapat diartikan dengan adaya

ketentuan dalam (NPM) (X1) (ROA) (X2) dan (EPS) (X3) memiliki

nilai 0 maka Harga Saham (Y) sebesar 8376,826.

b. Koefisien X1 sebesar 30,005 artinya setiap kenaikan 1 unit nilai Net

Profit Margin (NPM) (X1) akan menambah nilai Harga Saham (Y)

Sebesar 30,005, dengan asumsi Return On Asset (ROA) (X2), dan

Earning Per Share (EPS) (X3) konstan.

c. Koefisien X2 sebesar 387,428 artinya setiap kenaikan 1 unit nilai

Return On Asset (ROA) (X2) akan menambah nilai Harga Saham

(Y) Sebesar 387,428, dengan asumsi Net Profit Margin (NPM) (X1)

dan Earning Per Share (EPS) (X3) konstan.

d. Koefisien X3 sebesar 3058.138 artinya setiap penurunan 1 unit nilai

Debt to Equity Ratio (EPS) (X3) akan menambah nilai Harga Saham

(Y) Sebesar 3058.138. dengan asumsi Profit Margin (NPM) (X1)

dan Return On Asset (ROA) (X2) konstan.

4.1.3.7 Uji Korelasi

Tabel 4.7
Hasil Uji Korelasi
93

Correlations

Sumber: Diolah dari SPSS V.26

Kesimpulanya nilai signifikansi hubungan antara NPM dengan

Harga Saham adalah 0,577 > 0.05 maka berkorelasi, ROA dengan Harga

Saham adalah 0,430 > 0.05 maka berkorelasi, sedangkan EPS dengan

Harga Saham adalah 0,974 > 0.05 maka berkorelasi

Jadi tingkat hubungan antara pengaruh NPM dengan Harga

Saham 0,577 Interval koefisien 0,40 – 0,599 = “Sedang” ROA dengan

Harga Saham 0,430 Interval koefisien ,40 – 0,599 = “Sedang”


94

Sedangkan EPS dengan Harga Saham 0,974 Interval koefisien 0,80 –

0,100 = “Sangat Kuat”.

4.1.3.8 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh

kemampuan variabel bebas untuk mempengaruhi Harga Saham. Hasil

koefisien determinasi dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.8
Koefisien Determinasi
Model Summary

Sumber: diolah dari SPSS V.26

Berdasarkan tabel 4.8 diatas, dengan melihat koefisien

determinasi adjusted R square = 0,125 menunjukan bahwa variabel

NPM, ROA dan EPS mempunyai kemampuan menjelaskan pola

pergerakan Harga Saham sebesar 12,5 % sedangkan sisanya 87,5 %

dijelaskan oleh variabel bebas yang lain.

4.1.3.8 Uji Hipotesis


95

1. Uji t

Uji-t bertujuan untuk melihat pengaruh variabel bebas yaitu

Pengaruh (NPM), (ROA) dan (EPS) Terhadap Harga Saham pada

Perusahaan Bank Konfensional Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Periode 2017-2021. Kriteria pengujian hipotesis secara

parsial adalah sebagai berikut:

1. H0 : Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya

tidak ada pengaruh antara variabel yang diteliti.

2. H1 : jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Yang

berarti terdapat pengaruh antara varibel yang diteliti, antara

variabel X dan Y tidak terdapat hubungan berarti t tabel = t (α/2;n-

k-1)

= t (0.05/2;50-3-1)

= t (0.025;46) = 2.01290 (dari distribusi ttabbel)

Pengujian hipotesis H1 dan H2 dengan uji t :


96

Tabel 4.9
Hasil Uji t

Sumber: Diolah dari SPSS V.26

Berdasarkan tabel 4.9 dari hasil uji t diatas, pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen dapat dijelaskan

sebagai berikut:

a. Pengujian hipotesis pertama (H1)

Diketahui nilai thitung sebesar 0.516 dan ttabel 2,01290 dengan

nilai signifikansi sebesar 0,608 > 0,05 sedangkan t hitung 0.516 <

ttabel 2,01290 sehingga dapat di simpulkan bahwa H0 di terima

dan H1 tolak dengan artian tidak terdapat Pengaruh NPM (X1)

terhadap Harga Saham (Y) Pada Perusahaan Bank

Konfensional Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode

2017-2021

b. Pengujian hipotesis kedua (H2)

Diketahui nilai thitung sebesar 3,078 dan ttabel 2,01290 dengan

nilai signifikansi sebesar 0,000 > 0,05 sedangkan t hitung 3,078 >
97

ttabel 2,01290 sehingga dapat di simpulkan bahwa H0 di tolak

dan H1 diterima dengan artian terdapat Pengaruh ROA (X 2)

terhadap Harga Saham (Y) Pada Perusahaan Bank

Konfensional Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode

2017-2021.

c. Pengujian hipotesis kedua (H2)

Diketahui nilai thitung sebesar 3.155 dan ttabel 2,01290 dengan

nilai signifikansi sebesar 0,003 < 0,05 berarti signifikan

sedangkan thitung 3.155 > ttabel 2,01290 sehingga dapat di

simpulkan bahwa H0 di tolak dan H1 diterima dengan artian

terdapat Pengaruh EPS (X3) terhadap Harga Saham (Y) Pada

Perusahaan Bank Konfensional Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Periode 2017-2021.

2. Uji F

Hipotesis yang digunakan dalam pengujian koefisien

model regresi secara simultan adalah sebagai berikut:

1. H0 : Jika fhitung < ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Artinya tidak ada pengaruh antara variabel yang diteliti.

2. H1 : jika fhitung > ftabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Yang

berarti terdapat pengaruh antara varibel yang diteliti, antara

variabel X dan Y tidak terdapat hubungan.


98

f tabel = f (k;n-k)

= f (3;50-3)

= f (3;47) = 2,80 (dari distribusi ftabel)

Tabel 4.10
Hasil Uji F

Sumber: diolah dari SPSS V.26

Pengujian hipotesis ke tiga (H3)

Diketahui nilai fhitung sebesar 3,570 dan ftabel 2,80 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,020 < 0,05 berarti signifikan sedangkan fhitung

3,570 > ftabel 2,80 sehingga dapat di simpulkan bahwa H0 di tolak dan

H3 diterima dengan artian terdapat Pengaruh NPM(X1), ROA (X2) dan

EPS (X3) secara bersama sama (simultan) berpengaruh sugnifikan

terhadap Harga Saham (Y).

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengaruh Net Profit Margin Berpengaruh Terhadap Harga Saham

Pada Perusahaan Sub Sektor Bidang Perbankan Yang Terdaftar Di

BEI Tahun 2017 – 2021.


99

Diketahui nilai thitung sebesar 0.516 dan ttabel 2,01290 dengan

nilai signifikansi sebesar 0,608 > 0,05 sedangkan thitung 0.516 < ttabel

2,01290 sehingga dapat di simpulkan bahwa H0 di terima dan H1 tolak

dengan artian tidak terdapat Pengaruh NPM (X1) terhadap Harga Saham

(Y) Pada Perusahaan Bank Konfensional Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Periode 2017-2021.

. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh (Puspitasari et al., 2017) dan (Naryoto, 2013)

menunjukkan bahwa Total Asset Turnover secara parsial tidak

berpengaruh terhadap Harga Saham.

4.2.2 Pengaruh Return On Asset Berpengaruh Terhadap Harga Saham Pada

Perusahaan Sub Sektor Bidang Perbankan Yang Terdaftar Di BEI

Tahun 2017 – 2021.

Diketahui nilai thitung sebesar 3,078 dan ttabel 2,01290 dengan

nilai signifikansi sebesar 0,000 > 0,05 sedangkan thitung 3,078 > ttabel

2,01290 sehingga dapat di simpulkan bahwa H0 di tolak dan H1 diterima

dengan artian terdapat Pengaruh ROA (X2) terhadap Harga Saham (Y)

Pada Perusahaan Bank Konfensional Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Periode 2017-2021.


100

4.2.3 Pengaruh Earning Per Share Berpengaruh Terhadap Harga Saham

Pada Perusahaan Sub Sektor Bidang Perbankan Yang Terdaftar Di

BEI Tahun 2017 – 2021.

Diketahui nilai thitung sebesar 3.155 dan ttabel 2,01290 dengan

nilai signifikansi sebesar 0,003 < 0,05 berarti signifikan sedangkan thitung

3.155 > ttabel 2,01290 sehingga dapat di simpulkan bahwa H0 di tolak

dan H1 diterima dengan artian terdapat Pengaruh EPS (X3) terhadap

Harga Saham (Y) Pada Perusahaan Bank Konfensional Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2021.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

dua jurnal Rizki Adriani Pongrangga Moch (2018), (Puspitasari et al.,

2017). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara simultan ROA dan

EPS berpengaruh terhadap Harga Saham.

4.2.4 Pengaruh Net Profit Margin, Return On Asset, dan Earning Per Share

Berpengaruh Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sub Sektor

Bidang Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2017 – 2021

Diketahui nilai fhitung sebesar 3,570 dan ftabel 2,80 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,020 < 0,05 berarti signifikan sedangkan f hitung 3,570 >

ftabel 2,80 sehingga dapat di simpulkan bahwa H0 di tolak dan H3 diterima

dengan artian terdapat Pengaruh NPM(X1), ROA (X2) dan EPS (X3) secara
101

bersama sama (simultan) berpengaruh sugnifikan terhadap Harga Saham

(Y)
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bagian sebelumnya,

maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Tidak Terdapat pengaruh Net Profit Margin Berpengaruh Terhadap Harga

Saham Pada Perusahaan Sub Sektor Bidang Perbankan Yang Terdaftar Di

BEI Tahun 2017 – 2021

2. Terdapat Return On Asset Berpengaruh Terhadap Harga Saham Pada

Perusahaan Sub Sektor Bidang Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2017

– 2021.

3. Terdapat pengaruh Earning Per Share Berpengaruh Terhadap Harga Saham

Pada Perusahaan Sub Sektor Bidang Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun

2017 – 2021.

4. Terdapat pengaruh Net Profit Margin, Return On Asset, dan Earning Per

Share Berpengaruh Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sub Sektor

Bidang Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2017 – 2021

100
101

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, terdapat beberapa saran yang dapat

diberikan berkaitan dengan hasil atau analisis dan pembahasan pada

penelitian ini adalah, sebagai berikut:

1. Bagi Pihak Perusahaan

a. Bagi perusahaan, diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai

salah satu masukan dalam pengambilan keputusan investasi pada

perusahaan Perbankan.

b. Bagi perusahaan agar dapat memperhatikan nilai perusahaan dalam hal

ini Harga saham agar bisa ditingkatkan menjadi lebih tinggi sehingga

investor tertarik atau bahkan ikut untuk menginvestasikan modalnya di

perusahaan. Selain itu juga perusahaan harus dapat menjaga rasio atau

tingkat penggunaan ROA agar tidak terlalu tinggi, karena apabila rasio

tersebut tinggi dapat menandakan bahwa hampir dari keseluruhan

kegiatan operasional perusahaan dibiayai dengan utang dan bisa

dikatakan perusahaan mengalami ketergantungan terhadap pihak

peminjam (eksternal).

2. Bagi Akademisi

a. Penulis mempunyai harapan terhadap penelitian ini agar dapat

memberikan bukti empiris mengenai apa saja faktor-faktor yang

mempengaruhi Harga Saham.


102

b. Penulis juga berharap penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti-

peneliti selanjutnya sebagai referensi dalam mengetahui informasi

bagaimana perusahaan memperoleh keuntungan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Bagi peneliti selanjutnya, agar memperluas penelitian dengan cara

memperpanjang periode penelitian dengan menambah tahun dan

menambah jumlah sampel untuk penelitian yang akan datang.

b. Peneliti juga harus memperhatikan pemilihan variabel yang baik dalam

suatu perusahaan sehingga memberikan tingkat keakuratan dalam

penelitian dan juga jumlah sampel penelitian menjadi lebih banyak dan

dapat meningkatkan distribusi data yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai