Kata Kunci: Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER),
Reputasi Underwriter, Umur Perusahaan dan Underpricing.
significant between Return on Equity (ROE) of underpricing, showed by tcount > ttable that is
2,054 > 2,0003 and significance value 0,044 < 0,05. (3) There is not a influence and not
significant between Debt to Equity Ratio (DER) of underpricing, showed by tcount < ttable that is
0,637 < 2,0003 and significance value 0,527 > 0,05. (4) There is a influence and significant
between Underwriter Reputation of underpricing, showed by tcount > ttable that is 2,392 > 2,0003
and significance value 0,02 < 0,05. (5) There is not a influence and not significant between Age
of Corporate of underpricing, showed by tcount < ttable that is 0,033 < 2,0003 and significance
value 0,974 > 0,05.
Keywords:Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER),
Underwriter Reputation, Age of Corporate and Underpricing.
144
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018
Menurut Jogiyanto (2014: 36) prospektus berfungsi untuk memberikan
Underpricing adalah keadaan dimana harga informasi mengenai kondisi perusahaan
saham yang ditawarkan pada pasar perdana kepada para calon investor, sehingga
lebih rendah dibandingkan dengan harga dengan adanya informasi tersebut maka
saham ketika ditawarkan di pasar sekunder. investor akan bisa mengetahui prospek
Indonesia merupakan salah satu negara perusahaan di masa datang, dan selanjutnya
dimana perusahaan-perusahaan yang tertarik untuk membeli sekuritas yang
melakukan IPO mengalami underpricing diterbitkan emiten. Dalam prospektus
cukup tinggi setiap tahunnya. Hal ini dapat terdapat banyak informasi yang
diperkuat dengan pengambilan sampel data berhubungan dengan kondisi perusahaan
perusahaan yang melakukan Initial Public yang melakukan penawaran umum, baik
Offering di Bursa Efek Indonesia tahun informasi keuangan maupun non keuangan.
2011-2015 terdapat 96 perusahaan yang Laporan keuangan sangat berguna
mengalami underpricing, 18 perusahaan bagi investor untuk memberikan gambaran
yang mengalami overpricing dan 5 dalam mengambil keputusan ekonomi yang
perusahaan tidak mengalami underpricing bersifat finansial untuk menentukan
maupun overpricing. keputusan investasi terbaik dan
Menurut Baron (1982), menguntungkan (Irham Fahmi dalam
underpricing dapat terjadi karena adanya Fariddan Siswanto, 2012: 22). Informasi
asimetri informasi antara pihak emiten laporan keuangan ini dapat berupa
dengan penjamin emisi efek (underwriter), informasi keuangan dan informasi non
maupun antar investor (Rock, 1986). keuangan. Informasi keuangan berupa
Asimetri informasi ini dapat diminimalisir informasi yang diperoleh dari data
dengan penerbitan prospektus yang berisi keuangan perusahaan seperti laporan
ikhtisar keuangan dan informasi-informasi keuangan perusahaan. Menurut Mohamad
lainnya yang digunakan untuk menganalisis Samsul ( 2006: 128) laporan keuangan
kondisi perusahaan yang sedang melakukan meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
penawaran umum perdana. arus kas, laporan perubahan ekuitas dan
Prospektus perusahaan merupakan catatan atas laporan keuangan.
salah satu sumber informasi yang relevan Analisis rasio selalu digunakan
dan dapat digunakan untuk menilai untuk mengetahui kesehatan keuangan dan
perusahaan yang akan go public, kemajuan suatu perusahaan setiap kali
dimaksudkan disini untuk mengurangi laporan keuangan diterbitkan. Selain itu,
kesenjangan informasi yang telah diuraikan untuk mengetahui kekukatan manajemen
sebelumnya. Menurut Tandelin (2001: 14) dapat digunakan rasio likuiditas, rasio
145
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018
mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan
digunakan uji Durbin Wastin (DW) dengan bahwa variabel independen berpengaruh
kriteria sebagai berikut: signifikan terhadap variabel dependen dan
1. 0 < d < dl, berarti tidak ada autokorelasi sebaliknya.
positif dan keputusannya ditolak.
2. dl ≤ d ≤ du, berarti tidak ada Analisis Regresi Berganda
autokorelasi positif dan keputusannya Analisis digunakan untuk menguji
no desicison. pengaruh Earning Per Share (EPS), Return
3. 4 – dl < d < 4, berarti tidak ada On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio
autokorelasi negatif dan keputusannya (DER), Reputasi Underwritter dan Umur
ditolak. Perusahaan terhadap Underpricing pada
4. 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl, berarti tidak ada saat Initial Public Offering. Uji signifikansi
autokorelasi negatif dan keputusannya regresi berganda menggunakan uji-F untuk
no desicison. mengetahui pengaruh variabel independen
5. du < d < 4 – du, berarti tidak ada secara bersama-sama terhadap variabel
autokorelasi positif atau negatif dan dependen. Cara mengukur signifikansi
keputusannya tidak ditolak. tersebut adalah dengan membandingkan
nilai Fhitung dengan Ftabel. Apabila nilai Fhitung
Uji Hipotesis lebih besar daripada Ftabel pada tingkat
Analisis Regresi Linear Sederhana signifikansi 5% maka dapat disimpulkan
Analisis regresi linear sederhana bahwa variabel independen berpengaruh
digunakan untuk menguji pengaruh signifikan terhadap variabel dependen dan
Earning Per Share (EPS), Return On Equity sebaliknya.
(ROE), Debt To Equity Ratio (DER),
Reputasi Underwritter dan Umur HASIL PENELITIAN DAN
Perusahaan terhadap Underpricing pada PEMBAHASAN
saat Initial Public Offering. Pengujian ini Statistik Deskriptif
dilakukan dengan uji-t untuk memberikan Berdasarkan data sampel yang telah
gambaran besarnya signifikansi pengaruh diperoleh maka dilakukan analisis statistik
variabel independen terhadap variabel deskriptif guna mengetahui jumlah data,
dependen secara parsial. Guna mengetahui nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata
besarnya signifikansi tersebut, maka (mean), dan standar deviasi tiap variabel.
dibandingkan nilai thitung dengan ttabel.
Apabila nilai thitung lebih besar
dibandingkan nilai ttabel pada taraf
149
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018
150
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018
Chastina Yolana dan Dwi Martiani (2006) Indonesia tahun 2011-2015 menunjukkan
yang menunjukkan hasil Return on Equity nilai koefisien regresi sebesar 0,657 dan
(ROE) berpengaruh positif dan signifikan nilai thitung sebesar -2,054 lebih besar dari
terhadap underpricing harga saham. ttabel dengan tingkat signifikansi 5% yaitu
Dengan demikian dapat disimpulkan sebesar 2,003 (2,054 > 2,003) yang berarti
semakin tinggi Earning Per Share (EPS) variabel ROE berpengaruh terhadap
maka akan semakin rendah underpricing underpricing harga saham pada saat initial
harga saham dan sebaliknya semakin public offering pada perusahaan go public
rendah Earning Per Share (EPS) maka akan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
semakin tinggi underpricing harga saham. tahun 2011-2015. Selain itu, nilai
probabilitas signifikansi sebesar 0,044
Pengaruh Return on Equity (ROE) menunjukkan nilai yang lebih kecil dari
terhadap underpricing harga saham pada nilai signifikansi yang ditentukan yaitu
saat initial public offering pada 0,05. Nilai konstanta sebesar 19,006 berarti
perusahaan go public yang terdaftar di apabila variabel Return on Equity (ROE)
Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. dianggap konstan maka nilai underpricing
Tabel 7. Ringkasan Hasil Uji Regresi akan sebesar 19,006, sedangkan nilai
Linear Sederhana untuk koefisien regresi sebesar 0,657 berarti
Pengaruh Return on Equity bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel
(ROE) terhadap underpricing Return on Equity (ROE) akan
harga saham pada saat initial mengakibatkan underpricing sebesar -
public offering pada perusahaan 0,657. Koefisien determinasi sebesar 0,063
go public yang terdaftar di menunjukkan bahwa sebesar 6,3 % variabel
Bursa Efek Indonesia tahun underpricing harga saham dapat dijelaskan
2011-2015. oleh variabel Return on Equity (ROE),
sedangkan sisanya sebesar 93,7 %
dijelaskan oleh faktor lain diluar penelitian
ini.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh
Hasil analisis regresi linear
Chastina Yolana dan Dwi Martiani (2006)
sederhana variabel Return on Equity (ROE)
yang menunjukkan hasil Return on Equity
terhadap underpricing harga saham pada
(ROE) berpengaruh positif dan signifikan
saat initial public offering pada perusahaan
terhadap underpricing harga saham.
go public yang terdaftar di Bursa Efek
Dengan demikian dapat disimpulkan
152
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018
semakin tinggi Return on Equity (ROE) terhadap underpricing harga saham pada
maka akan semakin rendah underpricing saat initial public offering pada perusahaan
harga saham dan sebaliknya semakin go public yang terdaftar di Bursa Efek
rendah Return on Equity (ROE) maka akan Indonesia tahun 2011-2015. Selain itu, nilai
semakin tinggi underpricing harga saham. probabilitas signifikansi sebesar 0,527
menunjukkan nilai yang lebih besar dari
Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) nilai signifikansi yang ditentukan yaitu
terhadap underpricing harga saham pada 0,05. Nilai konstanta sebesar 26,783 berarti
saat initial public offering pada apabila variabel Debt to Equity Ratio (DER)
perusahaan go public yang terdaftar di dianggap konstan maka nilai underpricing
Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. akan sebesar 26,783, sedangkan nilai
Tabel 8. Ringkasan Hasil Uji Regresi koefisien regresi sebesar 0,01 berarti bahwa
Linear Sederhana untuk setiap kenaikan satu satuan variabel Debt to
Pengaruh Debt to Equity Ratio Equity Ratio (DER) akan mengakibatkan
(DER) terhadap underpricing underpricing sebesar -0,01. Koefisien
harga saham pada saat initial determinasi sebesar 0,006 menunjukkan
public offering pada perusahaan bahwa sebesar 6 % variabel underpricing
go public yang terdaftar di harga saham dapat dijelaskan oleh variabel
Bursa Efek Indonesia tahun Debt to Equity Ratio (DER), sedangkan
2011-2015. sisanya sebesar 94 % dijelaskan oleh faktor
lain diluar penelitian ini.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri
Retno Handayani (2006) yang
Hasil analisis regresi linear menunjukkan hasil Debt to Equity Ratio
sederhana variabel Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh dan signifikan
(DER) terhadap underpricing harga saham terhadap underpricing harga saham.
pada saat initial public offering pada Dengan demikian dapat disimpulkan
perusahaan go public yang terdaftar di semakin tinggi Debt to Equity Ratio
Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015 (DER)maka akan semakin rendah
menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar underpricing harga saham dan sebaliknya
0,01 dan nilai thitung sebesar 0,637 lebih kecil semakin rendah Debt to Equity Ratio (DER)
dari ttabel dengan tingkat signifikansi 5% maka akan semakin tinggi underpricing
yaitu sebesar 2,003 (0,637 < 2,003) yang harga saham.
berarti variabel DER tidak berpengaruh
153
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018
public yang terdaftar di Bursa Efek konstan maka nilai underpricing akan
Indonesia tahun 2011-2015. sebesar 28,163, sedangkan nilai koefisien
Tabel 10. Ringkasan Hasil Uji Regresi regresi sebesar 0,008 berarti bahwa setiap
Linear Sederhana untuk kenaikan satu satuan variabel Umur
Pengaruh Umur Perusahaan Perusahaan akan mengakibatkan
terhadap underpricing harga underpricing sebesar 0,008. Koefisien
saham pada saat initial public determinasi sebesar 0 menunjukkan bahwa
offering pada perusahaan go sebesar 0 % variabel underpricing harga
public yang terdaftar di Bursa saham dapat dijelaskan oleh variabel Umur
Efek Indonesia tahun 2011- Perusahaan, sedangkan sisanya sebesar 100
2015. % dijelaskan oleh faktor lain diluar
penelitian ini.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri
Retno Handayani (2006) yang
Hasil analisis regresi linear menunjukkan hasil umur perusahaantidak
sederhana variabel Umur Perusahaan berpengaruh dan signifikan terhadap
terhadap underpricing harga saham pada underpricing harga saham. Dengn demikian
saat initial public offering pada perusahaan dapat disimpulkan semakin tinggi Umur
go public yang terdaftar di Bursa Efek Perusahaan maka akan semakin rendah
Indonesia tahun 2011-2015 menunjukkan underpricing harga saham dan sebaliknya
nilai koefisien regresi sebesar 0,008 dan semakin rendah Umur Perusahaan maka
nilai thitung sebesar 0,033 lebih kecil dari ttabel akan semakin tinggi underpricing harga
dengan tingkat signifikansi 5% yaitu saham.
sebesar 2,003 (0,003 > 2,003) yang berarti
variabel Umur Perusahaan berpengaruh Pengaruh Earning Per Share (EPS) ,
terhadap underpricing harga saham pada Return On Equity (ROE), Debt To Ratio
saat initial public offering pada perusahaan (DER), Reputasi Underwritter dan Umur
go public yang terdaftar di Bursa Efek Perusahaan terhadap underpricing harga
Indonesia tahun 2011-2015. Selain itu, nilai saham pada saat initial public offering
probabilitas signifikansi sebesar 0,974 pada perusahaan go public yang
menunjukkan nilai yang lebih besar dari terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
nilai signifikansi yang ditentukan yaitu 2011-2015.
0,05. Nilai konstanta sebesar 28,163 berarti
apabila variabel Umur Perusahaan dianggap
155
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018
156
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018
157
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018
158