Anda di halaman 1dari 16

JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018

PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP


UNDERPRICING HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN
INITIAL PUBLIC OFFERING (Studi Empiris Perusahaan Go Public yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015)

THE INFLUENCE OF FINANCIAL AND NON-FINANCIAL INFORMATION TO


UNDERPRICING STOCK PRICES WHEN INITIAL PUBLIC OFFERING (Empirical
Study on Go Public Companies on the Indonesia Stock Exchange Period 2011-2015)

Rizky Primadita Ayuwardani


Prodi Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta
rizky.primadita@gmail.com
Isroah, M.Si.
Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta

Abstrak: Pengaruh Informasi Keuangan Dan Non Keuangan Terhadap Underpricing


Harga Saham Pada Perusahaan Yang Melakukan Initial Public Offering (Studi Empiris
Perusahaan Go Public Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh informasi keuangan dan non keuangan
yang berupa Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER),
Reputasi Underwriter dan Umur Perusahaan terhadap underpricing harga saham pada
perusahaan yang melakukan Initial Public Offering. Jumlah sampel yang digunakan 65
perusahaan yang go public melakukan Initial Public Offering di Bursa Efek Indonesia periode
2011-2015. Uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas,
dan autokorelasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif, uji asumsi
klasik, analisis regresi linear sederhana dan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) Terdapat pengaruh dan signifikan antara Earning Per Share (EPS)
terhadap underpricing, ditunjukkan oleh thitung > ttabel yaitu 2,364 > 2,0003 dan nilai
signifikansinya 0,021 < 0,05. (2) Terdapat pengaruh dan signifikan antara Return on Equity
(ROE) terhadap, ditunjukkan oleh thitung > ttabel yaitu 2,054 > 2,0003 dan nilai signifikansinya
0,044 < 0,05. (3) Tidak terdapat pengaruh dan tidak signifikan antara Debt to Equity Ratio
(DER) terhadap underpricing, ditunjukkan oleh thitung < ttabel yaitu 0,637 < 2,0003 dan nilai
signifikansinya 0,527 > 0,05. (4) Terdapat pengaruh dan signifikan antara Reputasi
Underwriter terhadap underpricing, ditunjukkan oleh thitung > ttabel yaitu 2,392 > 2,0003 dan
nilai signifikansinya 0,02 < 0,05. (5) Tidak terdapat pengaruh dan tidak signifikan antara Umur
Perusahaan terhadap underpricing, ditunjukkan oleh thitung < ttabel yaitu 0,033 < 2,0003 dan nilai
signifikansinya 0,974 > 0,05.

Kata Kunci: Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER),
Reputasi Underwriter, Umur Perusahaan dan Underpricing.

Abstract : The Influence Of Financial And Non-Financial Information To Underpricing


Stock Prices When Initial Public Offering (Empirical Study On Go Public Companies On
The Indonesia Stock Exchange Period 2011-2015. This research was aimed to find out the
influence of financial an non financial information in the from of Earning Per Share (EPS),
Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Underwriter Reputation and Age of
Corporate to underpricing stock prices Initial Public Offering. The samples 65 go public
companies when initial public offering on the Indonesia Stock Exchange during 2011-2015.
The data analysis techniques used were descriptive statistic, classical assumption tests, simple
linear regresion analysis and multiple linear analysis. The results showed that: (1) There is a
influence and significant between Earning Per Share (EPS) of underpricing, showed by tcount >
ttable that is 2,364 > 2,0003 and significance value 0,021 < 0,05. (2) There is a influence and
143
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018

significant between Return on Equity (ROE) of underpricing, showed by tcount > ttable that is
2,054 > 2,0003 and significance value 0,044 < 0,05. (3) There is not a influence and not
significant between Debt to Equity Ratio (DER) of underpricing, showed by tcount < ttable that is
0,637 < 2,0003 and significance value 0,527 > 0,05. (4) There is a influence and significant
between Underwriter Reputation of underpricing, showed by tcount > ttable that is 2,392 > 2,0003
and significance value 0,02 < 0,05. (5) There is not a influence and not significant between Age
of Corporate of underpricing, showed by tcount < ttable that is 0,033 < 2,0003 and significance
value 0,974 > 0,05.

Keywords:Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER),
Underwriter Reputation, Age of Corporate and Underpricing.

PENDAHULUAN (BEI) yang merupakan gabungan dua bursa


Perkembangan zaman yang disertai efek yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan
perkembangan industri di Indonesia yang Bursa Efek Surabaya (BES). Bursa Efek
semakin pesat berdampak pada iklim adalah tempat dimana terjadinya jual beli
persaingan di dunia bisnis. Hal ini sekuritas (Tandelilin, 2001: 13). Pasar
dibuktikan dengan banyaknya perusahaan modal ini terdiri dari pasar perdana dan
yang berdiri di berbagai bidang melakukan pasar sekunder. Pasar perdana adalah
ekpansi demi memperoleh laba dan tempat atau sarana bagi perusahaan yang
mempertahankan eksistensinya di dunia untuk pertama kali menawarkan saham atau
bisnis. Menurut Bambang Riyanto (2001: obligasi ke masyarakat umum (Samsul,
209) sumber pertambahan pembiayaan 2006: 46). Pasar Sekunder yaitu surat
modal perusahaan ini dapat berasal dari berharga yang sudah beredar
dalam maupun dari luar perusahaan. diperdagangkan (Jogiyanto, 2014: 33).
Pertambahan modal yang berasal dari Seringkali dalam kegiatan penawaran
dalam dapat melalui hasil operasi saham perdana sering ditemui dua
perusahaan yang berbentuk laba ditahan, fenomena yang disebabkan oleh perbedaan
sedangkan pertambahan modal yang berasal harga penawaran perdana dengan harga
dari luar dapat melalui penambahan jumlah penutupan di hari pertama pasar sekunder,
kepemilikan saham dengan penerbitan yaitu fenomena underpricing dan
saham baru. fenomena overpricing.
Di Indonesia hanya terdapat satu
pasar modal yaitu Bursa Efek Indonesia

144
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018
Menurut Jogiyanto (2014: 36) prospektus berfungsi untuk memberikan
Underpricing adalah keadaan dimana harga informasi mengenai kondisi perusahaan
saham yang ditawarkan pada pasar perdana kepada para calon investor, sehingga
lebih rendah dibandingkan dengan harga dengan adanya informasi tersebut maka
saham ketika ditawarkan di pasar sekunder. investor akan bisa mengetahui prospek
Indonesia merupakan salah satu negara perusahaan di masa datang, dan selanjutnya
dimana perusahaan-perusahaan yang tertarik untuk membeli sekuritas yang
melakukan IPO mengalami underpricing diterbitkan emiten. Dalam prospektus
cukup tinggi setiap tahunnya. Hal ini dapat terdapat banyak informasi yang
diperkuat dengan pengambilan sampel data berhubungan dengan kondisi perusahaan
perusahaan yang melakukan Initial Public yang melakukan penawaran umum, baik
Offering di Bursa Efek Indonesia tahun informasi keuangan maupun non keuangan.
2011-2015 terdapat 96 perusahaan yang Laporan keuangan sangat berguna
mengalami underpricing, 18 perusahaan bagi investor untuk memberikan gambaran
yang mengalami overpricing dan 5 dalam mengambil keputusan ekonomi yang
perusahaan tidak mengalami underpricing bersifat finansial untuk menentukan
maupun overpricing. keputusan investasi terbaik dan
Menurut Baron (1982), menguntungkan (Irham Fahmi dalam
underpricing dapat terjadi karena adanya Fariddan Siswanto, 2012: 22). Informasi
asimetri informasi antara pihak emiten laporan keuangan ini dapat berupa
dengan penjamin emisi efek (underwriter), informasi keuangan dan informasi non
maupun antar investor (Rock, 1986). keuangan. Informasi keuangan berupa
Asimetri informasi ini dapat diminimalisir informasi yang diperoleh dari data
dengan penerbitan prospektus yang berisi keuangan perusahaan seperti laporan
ikhtisar keuangan dan informasi-informasi keuangan perusahaan. Menurut Mohamad
lainnya yang digunakan untuk menganalisis Samsul ( 2006: 128) laporan keuangan
kondisi perusahaan yang sedang melakukan meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
penawaran umum perdana. arus kas, laporan perubahan ekuitas dan
Prospektus perusahaan merupakan catatan atas laporan keuangan.
salah satu sumber informasi yang relevan Analisis rasio selalu digunakan
dan dapat digunakan untuk menilai untuk mengetahui kesehatan keuangan dan
perusahaan yang akan go public, kemajuan suatu perusahaan setiap kali
dimaksudkan disini untuk mengurangi laporan keuangan diterbitkan. Selain itu,
kesenjangan informasi yang telah diuraikan untuk mengetahui kekukatan manajemen
sebelumnya. Menurut Tandelin (2001: 14) dapat digunakan rasio likuiditas, rasio
145
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018

aktivitas dan rasio solvabilitas (laverage) Offering (Studi Empiris Perusahaan Go


sedangkan untuk mengukur kinerja Public yang terdaftar di Bursa Efek
perusahaan dapat dilakukan melalui analisis Indonesia Tahun 2011-2015)”.
dengan rasio profitabilitas (Samsul: 2006
:143). Dengan banyaknya informasi METODE PENELITIAN
keuangan tersebut, investor dapat Jenis Penelitian
memutuskan dan menganalisis emiten yang Penelitian ini merupakan penelitian
memiliki prospek bagus kedepannya agar kausal-komparatif, yaitu berusaha
memperoleh keuntungan apabila menguraikan peristiwa yang telah terjadi
menanamkan investasi. dengan menelisik kebelakang untuk
Selain informasi keuangan, juga mengetahui faktor-faktor yang
diperlukan informasi non keuangan. menyebabkan peristiwa tersebut terjadi.
Informasi non keuangan yaitu informasi Penelitian kausal komparatif adalah
diluar data keuangan perusahaan. Informasi penelitian yang berusaha mengamati alasan
non keuangan ini meliputi banyak aspek atau penyebab terjadinya sebuah fenomena
dan dapat dilihat pada prospektus yang yang diteliti (Kuncoro, 2003 : 251).
diterbitkan oleh emiten sebelum Penelitian ini juga tergolong penelitian
menawarkan saham di pasar perdana. kuantitatif karena mengacu pada
Informasi non keuangan yang ditawarkan perhitungan data yang berupa angka.
pada prospektus yaitu seperti tujuan IPO, Tempat dan Waktu Penelitian
penggunaan dana hasil IPO, risiko usaha, Penelitian dilakukan di Bursa Efek
kegiatan dan prospek usaha, kebijakan Indonesia dengan mengambil data
deviden, penjamin emisi efek, profesi perusahaan go public yang terdaftar di
penunjang pasar modal dan lain sebagainya Bursa Efek Indonesia. Pengambilan data
(Husnan, 2001). Semakin lengkap dilakukan pada bulan November -
informasi pada prospektus maka Desember 2016.
menunjukkan semakin banyak informasi Definisi Operasional Variabel
yang diperoleh investor sebelum Variabel Dependen
memutuskan dalam berinvestasi. Underpricing (Y)
Berdasarkan latar belakang diatas Underpricing harga saham dihitung
penulis ingin melakukan penelitian dengan menggunakan rumus initial return dengan
mengambil judul “Pengaruh Informasi membagi harga closing pasar sekunder
Keuangan dan Non Keuangan terhadap dikurangi harga IPO dengan harga IPO/
Underpricing Harga Saham pada
Perusahaan yang Melakukan Initial Public
146
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018

Variabel Independen melakukan initial public offering (IPO) di


Earning Per Share (EPS) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun
Earning Per Share (EPS) 2011-2015 yang bergerak di semua sektor.
menunjukan besarnya perusahaan yang siap Sampel diambil dengan metode purposive
dibagikan bagi semua pemegang saham sampling dengan kriteria:
perusahaan (Tendelin, 2001: 241). Nilai 1. Sampel merupakan perusahaan-
EPS diperoleh dari laba bersih dibagi perusahaan yang bergerak di semua
dengan jumlah saham beredar. sektor yang melaksanakan initial public
Return on Equity (ROE) offering (IPO) dan listing di BEI pada
Return on Equity (ROE) merupakan tahun 2011-2015;
salah satu rasio profitabilitas. Nilai ROE 2. Tersedia data laporan keuangan atau
diperoleh dari laba bersih dibagi dengan Annual Report di IDX;
ekuitas. 3. Menyediakan laporan keuangan atau
Debt to Equity Ratio (DER) Annual Report dalam bentuk mata uang
Debt to Equity Ratio merupakan rupiah;
salah satu rasio laverage yang mengukur 4. Perusahaan tersebut tidak mengalami
perusahaan dalam membayar hutangnya delisting;
dengan ekuitas yang dimiliki. 5. Perusahaan tersebut tidak mengalami
Reputasi Underwriter overpricing;
Reputasi underwriter diukur 6. Perusahaan tersebut tidak mengalami
menggunakan variabel dummy 1 untuk top overpricing maupun underpricing;
20 most active brokerage house montly IDX 7. Perusahaan tersebut tidak mengalami
berdasarkan total frekuensi perdagangan kerugian;
yang tercantum dalam IDX Fact Book dan 8. Terdapat tahun perusahaan berdiri;
0 untuk underwriter yang tidak masuk tpo 9. Tersedia data harga saham perdana dan
20. data harga penutupan pada hari
Umur Perusahaan pertama;
Umur perusahaan diukur dengan 10. Terdapat informasi mengenai
lamanya perusahaan beroperasi sejak dari underwriter perusahaan yang
tahun berdiri sampai perusahaan tersebut melakukan initial public offering (IPO).
melakukan penawaran saham perdana di Berdasarkan kriteria-kriteria
bursa saham. tersebut di atas, maka terdapat 65
Populasi dan Sampel perusahaan yang layak dijadikan sampel
Populasi yang digunakan dalam dalam penelitian ini.
penelitian ini yaitu perusahaan yang
147
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018

Metode Pengumpulan Data multikolinieritas dapat melihat nilai


Metode pengumpulan data pada tolerance dan varian inflation factor (VIF)
penelitian ini adalah metode dokumentasi sebagai tolak ukur. Apabila nilai tolerance
yaitu mengumpulkan data sekunder berupa ≤ 0,10 dan nilai VIF ≥10 maka dapat
laporan keuangan perusahaan selama disimpulkan bahwa dalam penelitian
periode 2011-2015. tersebut terdapat multikolinieritas (Ghozali,
Teknik Analisis Data 2011: 106).
Statistik Deskriptif Uji Heteroskedastisitas
Analisis statistik deskriptif Menurut Ghozali (2011:139) uji
bertujuan untuk mendeskripsikan data dari heteroskedastisitas digunakan untuk
masing-masing variabel dalam penelitian menguji apakah dalam sebuah regresi
(Ghozali, 2011:19). Deskripsi tersebut terjadi ketidaksamaan varian dari residual
dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), dari suatu pengamatan ke pengamatan lain.
standar deviasi, varian maksimum, Prasyarat yang harus terpenuhi dalam
minimum, sum, range, kurtosis, serta model regresi adalah tidak adanya gejala
skewness (kemencengan distribusi). heteroskedastisitas. Pada penelitian ini akan
Uji Asumsi Klasik dilakukan uji heteroskedastisitas
Uji Normalitas menggunakan uji glesjer yaitu
Uji normalitas berfungsi untuk mengkorelasikan nilai absolut residual
menguji apakah dalam sebuah model dengan masing-masing variabel. Hasil dari
regresi, variabel pengganggu memiliki uji glejser menunjukan tidak ada
distribusi normal (Ghozali, 2011:160). heteroskedastisitas apabila dari perhitungan
Dalam penelitian ini akan digunakan uji SPSS nilai probabilitas signifikansinya
One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan diatas tingkat kepercayaan 5% (Ghozali,
menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data 2011: 143).
dinyatakan berdistribusi normal jika
signifikansi lebih besar dari 0,05. Uji Autokorelasi
Menurut Imam Ghozali (2011: 110),
Uji Multikolinearitas uji autokolerasi bertujuan menguji apakah
Menurut Ghozali (2011: 105) uji dalam model regresi linear ada kolerasi
multikolinearitas digunakan untuk antara kesalahan pengganggu pada periode
mengetahui ada atau tidaknya korelasi antar t dengan kesalahan pengganggu pada
variabel independen dalam model regresi. periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
Model regresi yang baik adalah yang tidak autokolerasi maka dinamakan ada problem
mengandung multikolinearitas. Mendeteksi autokolerasi. Pada penelitian ini, untuk
148
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018

mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan
digunakan uji Durbin Wastin (DW) dengan bahwa variabel independen berpengaruh
kriteria sebagai berikut: signifikan terhadap variabel dependen dan
1. 0 < d < dl, berarti tidak ada autokorelasi sebaliknya.
positif dan keputusannya ditolak.
2. dl ≤ d ≤ du, berarti tidak ada Analisis Regresi Berganda
autokorelasi positif dan keputusannya Analisis digunakan untuk menguji
no desicison. pengaruh Earning Per Share (EPS), Return
3. 4 – dl < d < 4, berarti tidak ada On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio
autokorelasi negatif dan keputusannya (DER), Reputasi Underwritter dan Umur
ditolak. Perusahaan terhadap Underpricing pada
4. 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl, berarti tidak ada saat Initial Public Offering. Uji signifikansi
autokorelasi negatif dan keputusannya regresi berganda menggunakan uji-F untuk
no desicison. mengetahui pengaruh variabel independen
5. du < d < 4 – du, berarti tidak ada secara bersama-sama terhadap variabel
autokorelasi positif atau negatif dan dependen. Cara mengukur signifikansi
keputusannya tidak ditolak. tersebut adalah dengan membandingkan
nilai Fhitung dengan Ftabel. Apabila nilai Fhitung
Uji Hipotesis lebih besar daripada Ftabel pada tingkat
Analisis Regresi Linear Sederhana signifikansi 5% maka dapat disimpulkan
Analisis regresi linear sederhana bahwa variabel independen berpengaruh
digunakan untuk menguji pengaruh signifikan terhadap variabel dependen dan
Earning Per Share (EPS), Return On Equity sebaliknya.
(ROE), Debt To Equity Ratio (DER),
Reputasi Underwritter dan Umur HASIL PENELITIAN DAN
Perusahaan terhadap Underpricing pada PEMBAHASAN
saat Initial Public Offering. Pengujian ini Statistik Deskriptif
dilakukan dengan uji-t untuk memberikan Berdasarkan data sampel yang telah
gambaran besarnya signifikansi pengaruh diperoleh maka dilakukan analisis statistik
variabel independen terhadap variabel deskriptif guna mengetahui jumlah data,
dependen secara parsial. Guna mengetahui nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata
besarnya signifikansi tersebut, maka (mean), dan standar deviasi tiap variabel.
dibandingkan nilai thitung dengan ttabel.
Apabila nilai thitung lebih besar
dibandingkan nilai ttabel pada taraf
149
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018

Tabel 1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Uji Multikolinearitas


Tabel 3. Uji Multikolinearitas

Hasil Uji Asumsi Klasik


Sebelum uji hipotesis dilakukan uji
asumsi klasik terlebih dahulu untuk Berdasarkan tabel diatas dapat
memastikan data memenuhi persyaratan diketahui bahwa nilai VIF masing-masing
untuk diuji regresi. Uji asumsi klasik dalam variabel independen kurang dari 10 dan
penelitian ini meliputi: uji nilai telorance lebih dari 0,10. Dapat
normalitas,multikolinearitas,heteroskedasti disimpulkan bahwa variabel independen
sitas, dan autokorelasi. tidak mengalami multikolinieritas dan
Uji Normalitas memenuhi prasyarat uji asumsi klasik.
Tabel 2. Uji Normalitas Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4. Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan tabel diatas dapat


diketahui bahwa nilai Kolmogrov Smirnov
sebesar 0,935 dengan tingkat signifikansi Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
residual sebesar 0,346. Nila signifikansi bahwa nilai signifikansi masing-masing
0,346 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan variabel independen dalam persamaan
bahwa data terdistribusi normal dan regresi lebih besar dari 0,05. Oleh karena
memenuhi prasyarat uji asumsi klasik. itu, dapat disimpulkan bahwa variabel
independen tidak mengalami heteroske-
dasitisitas dan memenuhi prasyarat uji
asumsi klasik.

150
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018

Uji Autokorelasi Hasil analisis regresi linear


Tabel 5. Uji Autokorelasi sederhana variabel Earning Per Share
(EPS) terhadap underpricing harga saham
pada saat initial public offering pada
perusahaan go public yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015
menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar
Berdasarkan tabel diatas diketahui -0,21 dan nilai thitung sebesar -2,364 lebih
bahwa dengan nilai tabel menggunakan besar dari ttabel dengan tingkat signifikansi
nilai signifikasi sebesar 0,05, n sebesar 65 5% yaitu sebesar 2,003 (2,364 > 2,003)
dan k sebesar 5 maka Durbin Waston (DW) yang berarti variabel EPS berpengaruh
terletak diantara dU dan 4 – dU. Nilai dL terhadap underpricing harga saham pada
sebesar 1,4378, dU sebesar 1,7675, 4 – saat initial public offering pada perusahaan
1,7675 = 2,2325 dan hasilnya diperoleh go public yang terdaftar di Bursa Efek
1,4378 < 1,804 < 2,2325 .Maka dapat Indonesia tahun 2011-2015. Selain itu, nilai
disimpulkan bahwa tidak ada autokolerasi probabilitas signifikansi sebesar 0,021
positif maupun negatif dan memenuhi menunjukkan nilai yang lebih kecil dari
prasyarat uji asumsi klasik. nilai signifikansi yang ditentukan yaitu
0,05. Nilai konstanta sebesar 34,729 berarti
Hasil Uji Hipotesis apabila variabel Earning Per Share (EPS)
Pengaruh Earning Per Share (EPS) dianggap konstan maka nilai underpricing
terhadap underpricing harga saham pada akan sebesar 34,729, sedangkan nilai
saat initial public offering pada koefisien regresi sebesar -0,21 berarti
perusahaan go public yang terdaftar di bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel
Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. Earning Per Share (EPS) akan
Tabel 6. Ringkasan Hasil Uji Regresi mengakibatkan underpricing sebesar -0,21.
Linear Sederhana untuk Pengaruh Earning Koefisien determinasi sebesar 0,081
Per Share (EPS) terhadap underpricing menunjukkan bahwa sebesar 8,1% variabel
harga saham pada saat initial public offering underpricing harga saham dapat dijelaskan
pada perusahaan go public yang terdaftar di oleh variabel Earning Per Share (EPS),
Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015 sedangkan sisanya sebesar 91,1%
dijelaskan oleh faktor lain diluar penelitian
ini.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh
151
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018

Chastina Yolana dan Dwi Martiani (2006) Indonesia tahun 2011-2015 menunjukkan
yang menunjukkan hasil Return on Equity nilai koefisien regresi sebesar 0,657 dan
(ROE) berpengaruh positif dan signifikan nilai thitung sebesar -2,054 lebih besar dari
terhadap underpricing harga saham. ttabel dengan tingkat signifikansi 5% yaitu
Dengan demikian dapat disimpulkan sebesar 2,003 (2,054 > 2,003) yang berarti
semakin tinggi Earning Per Share (EPS) variabel ROE berpengaruh terhadap
maka akan semakin rendah underpricing underpricing harga saham pada saat initial
harga saham dan sebaliknya semakin public offering pada perusahaan go public
rendah Earning Per Share (EPS) maka akan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
semakin tinggi underpricing harga saham. tahun 2011-2015. Selain itu, nilai
probabilitas signifikansi sebesar 0,044
Pengaruh Return on Equity (ROE) menunjukkan nilai yang lebih kecil dari
terhadap underpricing harga saham pada nilai signifikansi yang ditentukan yaitu
saat initial public offering pada 0,05. Nilai konstanta sebesar 19,006 berarti
perusahaan go public yang terdaftar di apabila variabel Return on Equity (ROE)
Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. dianggap konstan maka nilai underpricing
Tabel 7. Ringkasan Hasil Uji Regresi akan sebesar 19,006, sedangkan nilai
Linear Sederhana untuk koefisien regresi sebesar 0,657 berarti
Pengaruh Return on Equity bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel
(ROE) terhadap underpricing Return on Equity (ROE) akan
harga saham pada saat initial mengakibatkan underpricing sebesar -
public offering pada perusahaan 0,657. Koefisien determinasi sebesar 0,063
go public yang terdaftar di menunjukkan bahwa sebesar 6,3 % variabel
Bursa Efek Indonesia tahun underpricing harga saham dapat dijelaskan
2011-2015. oleh variabel Return on Equity (ROE),
sedangkan sisanya sebesar 93,7 %
dijelaskan oleh faktor lain diluar penelitian
ini.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh
Hasil analisis regresi linear
Chastina Yolana dan Dwi Martiani (2006)
sederhana variabel Return on Equity (ROE)
yang menunjukkan hasil Return on Equity
terhadap underpricing harga saham pada
(ROE) berpengaruh positif dan signifikan
saat initial public offering pada perusahaan
terhadap underpricing harga saham.
go public yang terdaftar di Bursa Efek
Dengan demikian dapat disimpulkan
152
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018

semakin tinggi Return on Equity (ROE) terhadap underpricing harga saham pada
maka akan semakin rendah underpricing saat initial public offering pada perusahaan
harga saham dan sebaliknya semakin go public yang terdaftar di Bursa Efek
rendah Return on Equity (ROE) maka akan Indonesia tahun 2011-2015. Selain itu, nilai
semakin tinggi underpricing harga saham. probabilitas signifikansi sebesar 0,527
menunjukkan nilai yang lebih besar dari
Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) nilai signifikansi yang ditentukan yaitu
terhadap underpricing harga saham pada 0,05. Nilai konstanta sebesar 26,783 berarti
saat initial public offering pada apabila variabel Debt to Equity Ratio (DER)
perusahaan go public yang terdaftar di dianggap konstan maka nilai underpricing
Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. akan sebesar 26,783, sedangkan nilai
Tabel 8. Ringkasan Hasil Uji Regresi koefisien regresi sebesar 0,01 berarti bahwa
Linear Sederhana untuk setiap kenaikan satu satuan variabel Debt to
Pengaruh Debt to Equity Ratio Equity Ratio (DER) akan mengakibatkan
(DER) terhadap underpricing underpricing sebesar -0,01. Koefisien
harga saham pada saat initial determinasi sebesar 0,006 menunjukkan
public offering pada perusahaan bahwa sebesar 6 % variabel underpricing
go public yang terdaftar di harga saham dapat dijelaskan oleh variabel
Bursa Efek Indonesia tahun Debt to Equity Ratio (DER), sedangkan
2011-2015. sisanya sebesar 94 % dijelaskan oleh faktor
lain diluar penelitian ini.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri
Retno Handayani (2006) yang
Hasil analisis regresi linear menunjukkan hasil Debt to Equity Ratio
sederhana variabel Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh dan signifikan
(DER) terhadap underpricing harga saham terhadap underpricing harga saham.
pada saat initial public offering pada Dengan demikian dapat disimpulkan
perusahaan go public yang terdaftar di semakin tinggi Debt to Equity Ratio
Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015 (DER)maka akan semakin rendah
menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar underpricing harga saham dan sebaliknya
0,01 dan nilai thitung sebesar 0,637 lebih kecil semakin rendah Debt to Equity Ratio (DER)
dari ttabel dengan tingkat signifikansi 5% maka akan semakin tinggi underpricing
yaitu sebesar 2,003 (0,637 < 2,003) yang harga saham.
berarti variabel DER tidak berpengaruh
153
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018

Pengaruh Reputasi Underwriter menunjukkan nilai yang lebih kecil dari


terhadap underpricing harga saham pada nilai signifikansi yang ditentukan yaitu
saat initial public offering pada 0,05. Nilai konstanta sebesar 33,071 berarti
perusahaan go public yang terdaftar di apabila variabel Reputasi Underwriter
Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. dianggap konstan maka nilai underpricing
Tabel 9. Ringkasan Hasil Uji Regresi akan sebesar 33,071, sedangkan nilai
Linear Sederhana untuk koefisien regresi sebesar 14,696 berarti
Pengaruh Reputasi Underwriter bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel
terhadap underpricing harga Reputasi Underwriter akan mengakibatkan
saham pada saat initial public underpricing sebesar 14,696. Koefisien
offering pada perusahaan go determinasi sebesar 0,083 menunjukkan
public yang terdaftar di Bursa bahwa sebesar 8,3 % variabel underpricing
Efek Indonesia tahun 2011- harga saham dapat dijelaskan oleh variabel
2015. Reputasi Underwriter, sedangkan sisanya
sebesar 91,7 % dijelaskan oleh faktor lain
diluar penelitian ini.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh
Suyatmin dan Sujadi (2006) yang
Hasil analisis regresi linear menyimpulkan hasil reputasi underwriter
sederhana variabel Reputasi Underwriter berpengaruh positif dan signifikan terhadap
terhadap underpricing harga saham pada underpricing harga saham sedangkan Indita
saat initial public offering pada perusahaan Azisia Risqi dan Puji Harto (2013) yang
go public yang terdaftar di Bursa Efek menunjukkan hasil Reputasi Underwriter
Indonesia tahun 2011-2015 menunjukkan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
nilai koefisien regresi sebesar -14,696 dan underpricing harga saham. Dengan
nilai thitung sebesar -2,392 lebih besar dari demikian dapat disimpulkan semakin tinggi
ttabel dengan tingkat signifikansi 5% yaitu Reputasi Underwriter maka akan semakin
sebesar 2,003 (2,392 > 2,003) yang berarti rendah underpricing harga saham dan
variabel Reputasi Underwriter berpengaruh sebaliknya semakin rendah Reputasi
terhadap underpricing harga saham pada Underwriter maka akan semakin tinggi
saat initial public offering pada perusahaan underpricing harga saham.
go public yang terdaftar di Bursa Efek Pengaruh Umur Perusahaan terhadap
Indonesia tahun 2011-2015. Selain itu, nilai underpricing harga saham pada saat
probabilitas signifikansi sebesar 0,02 initial public offering pada perusahaan go
154
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018

public yang terdaftar di Bursa Efek konstan maka nilai underpricing akan
Indonesia tahun 2011-2015. sebesar 28,163, sedangkan nilai koefisien
Tabel 10. Ringkasan Hasil Uji Regresi regresi sebesar 0,008 berarti bahwa setiap
Linear Sederhana untuk kenaikan satu satuan variabel Umur
Pengaruh Umur Perusahaan Perusahaan akan mengakibatkan
terhadap underpricing harga underpricing sebesar 0,008. Koefisien
saham pada saat initial public determinasi sebesar 0 menunjukkan bahwa
offering pada perusahaan go sebesar 0 % variabel underpricing harga
public yang terdaftar di Bursa saham dapat dijelaskan oleh variabel Umur
Efek Indonesia tahun 2011- Perusahaan, sedangkan sisanya sebesar 100
2015. % dijelaskan oleh faktor lain diluar
penelitian ini.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri
Retno Handayani (2006) yang
Hasil analisis regresi linear menunjukkan hasil umur perusahaantidak
sederhana variabel Umur Perusahaan berpengaruh dan signifikan terhadap
terhadap underpricing harga saham pada underpricing harga saham. Dengn demikian
saat initial public offering pada perusahaan dapat disimpulkan semakin tinggi Umur
go public yang terdaftar di Bursa Efek Perusahaan maka akan semakin rendah
Indonesia tahun 2011-2015 menunjukkan underpricing harga saham dan sebaliknya
nilai koefisien regresi sebesar 0,008 dan semakin rendah Umur Perusahaan maka
nilai thitung sebesar 0,033 lebih kecil dari ttabel akan semakin tinggi underpricing harga
dengan tingkat signifikansi 5% yaitu saham.
sebesar 2,003 (0,003 > 2,003) yang berarti
variabel Umur Perusahaan berpengaruh Pengaruh Earning Per Share (EPS) ,
terhadap underpricing harga saham pada Return On Equity (ROE), Debt To Ratio
saat initial public offering pada perusahaan (DER), Reputasi Underwritter dan Umur
go public yang terdaftar di Bursa Efek Perusahaan terhadap underpricing harga
Indonesia tahun 2011-2015. Selain itu, nilai saham pada saat initial public offering
probabilitas signifikansi sebesar 0,974 pada perusahaan go public yang
menunjukkan nilai yang lebih besar dari terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
nilai signifikansi yang ditentukan yaitu 2011-2015.
0,05. Nilai konstanta sebesar 28,163 berarti
apabila variabel Umur Perusahaan dianggap
155
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dapat
ditarik kesimpulan bahwa:
1. Earning Per Share (EPS) berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap
Hasil analisis regresi linear underpricing harga saham pada saat
berganda variabel Earning Per Share initial public offering pada perusahaan
(EPS), Return On Equity (ROE), Debt To go public yang terdaftar di Bursa Efek
Equity Ratio (DER), Reputasi Underwritter Indonesia tahun 2011-2015.
dan Umur Perusahaan terhadap 2. Return On Equity (ROE) berpengaruh
underpricing harga saham pada saat initial positif dan signifikan terhadap
public offering pada perusahaan go public underpricing harga saham pada saat
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia initial public offering pada perusahaan
tahun 2011-2015 menunjukkan nilai Fhitung go public yang terdaftar di Bursa Efek
sebesar 3,938 lebih besar dari Ftabel dengan Indonesia tahun 2011-2015.
tingkat signifikansi 5% yaitu sebesar 2,53 3. Debt To Equity Ratio (DER) tidak
(3,938 > 2,53) yang berarti bahwa Earning berpengaruh signifikan terhadap
Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), underpricing harga saham pada saat
Debt To Equity Ratio (DER), Reputasi initial public offering pada perusahaan
Underwritter dan Umur Perusahaan secara go public yang terdaftar di Bursa Efek
simultan berpengaruh terhadap Indonesia tahun 2011-2015.
underpricing harga saham. Selain itu, nilai 4. Reputasi Underwriter berpengaruh
probabilitas signifikansi sebesar 0,004 negatif dan signifikan terhadap
menunjukkan nilai yang lebih kecil dari underpricing harga saham pada saat
nilai signifikansi yang ditentukan yaitu initial public offering pada perusahaan
0,05. Nilai koefisien determinasi sebesar go public yang terdaftar di Bursa Efek
0,25 menunjukkan bahwa sebesar 25 % Indonesia tahun 2011-2015.
variabel underpricing harga saham dapat 5. Umur perusahaan tidak berpengaruh
dijelaskan oleh Earning Per Share (EPS), signifikan terhadap underpricing harga
Return On Equity (ROE), Debt To Equity saham pada saat initial public offering
Ratio (DER), Reputasi Underwritter dan pada perusahaan go public yang
Umur Perusahaan sedangkan sisanya terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
sebesar 75 % dijelaskan oleh faktor lain. 2011-2015.

156
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018

Keterbatasan 2. Bagi investor perlu mempertimbangkan


1. Variabel yang digunakan untuk faktor-faktor keuangan dan non
mengetahui pengaruh underpricing keuangan dalam memprediksi intial
harga saham dari segi informasi return yang nantinya dapat diperoleh
keuangan hanya terdiri dari Earning Per perusahaan.
Share (EPS), Return On Equity (ROE), 3. Bagi perusahaan yang menggunakan
Debt To Equity Ratio (DER), sedangkan underwriter yang bukan merupakan top
dari segi informasi non keuangan hanya 20 agar memberikan kesempatan pada
terdiri dari Reputasi Underwrtter dan underwriter tersebut untuk dapat
Umur Perusahaan. Sehingga hasil meningkatkan kinerjanya.
penelitian ini tidak dapat sepenuhnya 4. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya
dapat mencerminkan faktor-faktor yang menambah jumlah sampel dan variabel
mempengarhui underpricing harga penelitian agar hasil penelitian
saham pada saat initial public offering generalisasinya lebih luas.
pada perusahaan go public yang
DAFTAR PUSTAKA
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Perusahaan dalam sampel penelitian Bambang, Riyanto. (2002). Bunga rampai
Kajian Teori Keuangan. Yogyakarta:
terdiri dari berbagai sektor industri, BPFE.
sehingga efek industri dapat
Baron, D.P. (1982). A Model of The Demand
mempengaruhi hasil penelitian menjadi for Investment Bank Advising and
bias. Distribution Services for New Issues.
Jurnal of Finance 45, PP. 955-976.

Saran Christina, Yolana dan Dwi Martiani.


(2005). “Variabel-variabel yang
Berdasarkan keterbatasan yang telah Mempengaruhi Fenomena
diuraikan tersebut, dapat disampaikan Inderpricing pada Penawaran
Saham Perdana di BEJ Tahun 1994-
beberapa saran untuk penelitian selanjutnya 2001”. Jurnal SNA. Volume 8 hlm.
sebagai berikut: 538-553. Solo.

1. Bagi investor yang hendak berinvestasi Eka Retnowati. (2013). “Penyebab


dan menginginkan intial return yang Underpricing Pada Penawaran
Saham Perdana di Indonesia”.
tinggi hendaknya mempertimbangkan Accounting Analysis Journal.
perusahaan yang memiliki ROE yang Universitas Negeri Semarang.

rendah, karena perusahaan yang Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis


Multivariate dengan Progam SPSS.
memiliki ROE rendah memiliki
Semarang: Badan Penerbit
kesempatan untuk berkrmbang. Universitas Diponegoro.

157
JURNAL NOMINAL / VOLUME VII NOMOR 1 / TAHUN 2018

Husnan, Suad. (2001). Dasar-dasar Teori


Portofolio dan Analisis Sekuritas.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Indita, Azisia Rizqi dan Puji Harto. (2013).


‘’Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Underpricing
Ketika Intial Public Offering (IPO)
di BEI’’. Jurnal. Vol.2, No.3, Halm
1-7.

Irham, Fahmi. (2012). Analisis Laporan


Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Jogiyanto. (2014). Teori Portofolio dan


Analisis Investasi. Yogyakarta:
BPFE Yogyakarta.

Kuncoro, Mudrajad. (2003). Metodologi


Riset untuk Bisnis & Ekonomi,
Bagaimana Meneiliti dan Menulis
Tesis?. Jakarta: Erlangga.

Mohammad, Samsul. (2006). Pasar Modal


dan Manajemen Portofolio. Jakarta:
Erlangga.

Rock, Kevin. (1986). Why New Issues Are


Underpriced. Journal of Financial
Economics. No. 15, p. 187-212.

Sri, Retno Handayani. (2008). “Analisis


Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Underpricing pada Penawaran Umum
Perdana (Studi Kasus Pada
Perusahaan Keuangan yang Go Publik
di Bursa Efek Jakarta Tahun 2000-
2006)”. Tesis. Universitas
Diponegoro.

Suyatmin dan Sijadi. (2006). “Faktor-faktor


yang Mempengaruhi Underpricing
pada Perusahaan Umum Perdana di
BEJ”. Jurnal. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Tandelin, Eduardus. (2001). Analisis


Investasi dan Manajemen Portofolio.
Edisi Pertama Yogyakara: BPFE.

158

Anda mungkin juga menyukai