Anton Susanto
Prodi Manajemen, Fakultas Bisnis, Universitas Universal
anton.creativity93@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh underwriter reputation terhadap tingkat underpricing
saham IPO di Bursa Efek Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode pendekatan
kuantitatif dengan sampel penelitian perusahaan yang IPO pada Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
2015-2019 sebanyak 163 perusahaan. Sampel diambil dengan menggunakan metode purposive
sampling. Penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling Patrial Least Square (SEM-PLS)
dengan program SmartPLS 3.3.3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Underwriter Reputation
berpengaruh signifikan terhadap Underpricing..
PENDAHULUAN
Initial Public Offering (IPO) atau Penawaran Umum Perdana dalam pasar modal
dikenal dengan istilah Go Public. Aksi ini dilakukan perusahaan guna untuk mendapatkan
modal untuk kegiatan ekspansi atau operasi perusahaan (Handayani & Shaferi, 2011).
Perusahaan yang melakukan IPO juga dapat menerima manfaat lainnya seperti meningkatkan
nilai perusahaan, meningkatkan image perusahaan, menumbuhkan loyalitas karyawan, dan
insentif pajak.
Pada umumnya saham IPO memberikan abnormal return yang positif bagi investor
setelah saham tersebut diperdagangkan pada secondary market (Miswanto Miswantoa, 2020).
Bentuk abnormal return positif adalah Underpricing. Menurut pengertian Killins (2019)
Underpricing diartikan sebagai perbedaan harga saham saat IPO dan harga saham sesudahnya
di secondary market. Lebih lagi dijelaskan oleh Too & Wan Yusoff (2015) Underpricing
saham merupakan selisih harga saham ketika IPO dengan closing price saat pertama kali
diperdagangkan di secondary market. Harga dalam Underpricing mengandung makna nilai
saham pada IPO < closing price di secondary market.
Hal ini tentunya memberikan perhatian khusus bagi investor karena adanya sesuatu
yang menjajikan yaitu return yang tinggi dalam jangka pendek. Penelitian Gunarsih,
Handayani, & Wijayanti (2011) yang mengungkapkan bahwa dari periode 2007 - 2011
diketahui 102 perusahaan yang melakukan IPO 79,4% nya mengalami Underpricing, lainnya
penelitian Ningrum & Widiastuti (2017) juga mengungkapkan bahwa dari periode 2012 - 2016
diketahui 107 perusahaan yang melakukan IPO 76,6% nya mengalami Underpricing.
Meskipun rata–rata saham IPO mengalami Underpricing, hal tersebut tidak mengartikan
semua saham IPO pasti akan mengalami Underpricing dan langsung memberikan return
Berdasarkan data yang dikumpulkan, total jumlah perusahaan yang IPO pada tahun
2015 – 2019 adalah 176 perusahaan dengan rata-rata tingkat underpricing 38,79% dan 13
perusahaan mengalami overpricing dan stable. Rata-rata dari saham IPO yang terdaftar pada
tahun tersebut memberikan tingkat underpricing yang positif, yang mana jumlah IPO
terbanyak dan tingkat underpricing tertinggi terjadi pada tahun 2019 dengan jumlah 55
perusahaan IPO dan tingkat underpricing 49,58% disusul pada tahun 2017 dengan jumlah 35
perusahaan IPO dan tingkat underpricing 47,50%, tahun 2018 dengan jumlah 54 perusahaan
IPO dan tingkat underpricing 45,00%, tahun 2015 dengan jumlah 17 perusahaan IPO dan
tingkat underpricing 27,27% dan terakhir tahun 2016 dengan jumlah 15 perusahaan IPO dan
tingkat underpricing 24,62%.
Profil data Underwriter Reputation yang diambil dari 163 data laporan keuangan
perusahaan yang IPO tahun 2015 – 2019. Hasil nilai rata-rata dari data tersebut adalah 0,221,
untuk nilai terkecil adalah 0 dan untuk nilai terbesar adalah 1.
Setiap perusahaan memerlukan underwriter yaitu sekuritas yang memiliki izin, untuk
dapat menerbitkan sahamnya kepublik. Setiap periode BEI menerbitkan 50 urutan sekuritas
yang paling aktif bertransaksi di Bursa Efek Indonesia, sekuritas yang aktif bertransaksi adalah
sekuritas yang memiliki reputasi yang baik di pasar modal. Dalam variabel underwriter
Hasil dari tabel diatas menunjukan hasil dari outer loadings, dimana semua nilai yang
dihasilkan bernilai > 0,70, maka dapat disimpulkan hasil outer loadings dapat diterima dan
valid.
Tabel 4. Average variance extracted
Variabel Average Variance Extracted (AVE)
Underpricing 1
Underwriter Reputation 1
Hasil dari tabel diatas menunjukan hasil dari average variance extracted (AVE),
dimana semua nilai yang dihasilkan bernilai > 0,50, maka dapat disimpulkan hasil average
variance extracted dapat diterima dan valid.
Internal consistency relibiality
Menurut Leguina (2015) mengatakan bahwa Cronbach’s Alpha dapat diterima jika nilai
diatas 0,60.
Tabel 5. Cronbach’s Alpha
Variabel Cronbach's Alpha
Underpricing 1
Underwriter Reputation 1
Hasil dari tabel diatas menunjukan hasil dari Cronbach’s Alpha, dimana semua nilai
yang dihasilkan bernilai > 0,60, maka dapat disimpulkan hasil cronbach’s alpha dapat diterima
dan valid.
Discriminant validity
Discriminant validity dilakukan untuk memastikan bahwa setiap konsep dari masing-
masing variabel laten berbeda dengan variabel lainnya. Discriminant validity dapat diukur
dengan kriteria fornell-larcker dan cross loadings.
Hasil dari tabel diatas menunjukan hasil dari fornell-larcker, dimana semua nilai variabel
latennya > daripada variabel lainnya, maka dapat disimpulkan hasil fornell-larcker dapat
diterima dan valid. Nilai paling besar dari hasil fornell-larcker diberi warna abu.
Nilai cross loadings dapat diterima apabila nilai loading dari setiap indikator dari
sebuah variabel laten memiliki nilai yang paling besar dengan nilai loading lain terhadap
variabel laten lainnya (Leguina, 2015).
Tabel 7. Cross loadings
Variabel Underpricing Underwriter Reputation
X -0.35 1
Y 1 -0.35
* X= Underwriter Reputation, Y= Underpricing
Hasil dari tabel diatas menunjukan hasil dari cross Loadings, dimana semua nilai loading
dari setiap indikator variabel latennya > daripada nilai loading variabel lainnya, maka dapat
disimpulkan hasil cross loadings dapat diterima dan valid. Nilai paling besar dari hasil cross
loadings diberi warna abu.
Struktural model
Uji Collinierity (VIF)
Menurut Leguina (2015) jika uji VIF dinyatakan valid maka nilai VIF harus lebih tinggi
dari 0,20 dan lebih rendah dari 5.
Tabel 8. Collinierity (VIF)
Variabel VIF
X 1
Y 1
* X= Underwriter Reputation, Y= Underpricing
Hasil dari tabel diatas menunjukan hasil dari Collinierity (VIF), dimana semua nilai yang
dihasilkan tidak lebih rendah dari 0,20 dan tidak lebih tinggi dari 5. Nilai Collinierity (VIF)
bernilai 1. Maka dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil Collinierity (VIF)
dinyatakan valid.
R-Square
Menurut Leguina (2015) R Square adalah koefisien determinasi pada konstruk endogen.
Nilai R square sebesar 0,75 (bagus), 0,50 (sedang), dan 0,25 (kurang).
Hasil dari tabel diatas menunjukan hasil dari R-Square, dimana nilai yang dihasilkan
adalah 0.123, hasil ini menunjukan bahwa variabel eksogen menghasilkan nilai yang kurang
untuk menjelaskan endogennya.
F-Square
F-Square dapat mengukur efek pada variabel laten terhadap variabel lainnya. Menurut
Leguina (2015) nilai f square terbagi menjadi 3 kategori yaitu Nilai f square efek 0,35 (besar),
0,15 (sedang), dan 0,02 (kecil).
Tabel 10. F-Square
Variabel Underpricing Underwriter Reputation
Underwriter Reputation 0.14
Hasil dari tabel diatas menunjukan hasil dari f2, dimana hasil tersebut menunjukan bahwa
variabel underwriter reputation memberikan efek yang sedang pada variabel underpricing
yang bernilai 0.14.
Path coefficients
Menurut Leguina (2015) mengatakan bahwa path coefficients untuk menunjukkan
seberapa penting variabel eksogen berpengaruh pada variabel endogen.
Tabel 11. Path coefficients
Variabel Underpricing Underwriter Reputation
Underwriter Reputation -0.35
Hasil dari tabel diatas menunjukan hasil dari path coefficients, dimana hasil tersebut
menunjukan bahwa semua variabel eksogen tidak berpengaruh penting pada variabel endogen
karena memiliki nilai negative.
Total effect
Menurut (Leguina, 2015) mengatakan bahwa hasil total effect untuk mengevaluasi
seberapa kuat variabel eksogen berpengaruh pada variabel endogen.
Tabel 12. Total effect
Variabel Underpricing Underwriter Reputation
Underwriter Reputation -0.35
Hasil dari tabel diatas menunjukan hasil dari total effect, dimana hasil tersebut
menunjukan bahwa semua variabel eksogen tidak berpengaruh pada variabel endogen karena
memiliki nilai negative.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Beatty, R. P., & Ritter, J. R. (1986). Investment banking, reputation, and the underpricing of
initial public offerings. Journal of Financial Economics. https://doi.org/10.1016/0304-
405X(86)90055-3
Budiman, A. (2019). Kinerja Jangka Pendek Dan Jangka Panjang Saham Perusahaan IPO Di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Muara Ilmu Ekonomi Dan Bisnis.
https://doi.org/10.24912/jmieb.v2i2.1684
Chen, G., Firth, M., & Kim, J. B. (2004). IPO underpricing in China’s new stock markets.
Journal of Multinational Financial Management.
https://doi.org/10.1016/j.mulfin.2003.07.007
Ghozali,Imam;Al Mansur, M. (2002). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Underpriced Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, 4.
Gunarsih, T., Handayani, W., & Wijayanti, L. E. (2011). Pengaruh Pengungkapan Intellectual
Capital Dan Kepemilikan Institusi Terhadap Underpricing Pada Penawaran Umum
Perdana. Ekobis, 15(1), 85–101.
Handayani, S. R., & Shaferi, I. (2011). Analisis Faktor-faktor ya Perdana (Studi Kasus pada
Perusahaan Keuangan yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta Tahun 2000-2006).
Performance.
Ibbotson, R. G. (1975). Price performance of common stock new issues. Journal of Financial
Economics. https://doi.org/10.1016/0304-405X(75)90015-X
Killins, R. N. (2019). An investigation of the short-term performance of the Canadian IPO
market. Research in International Business and Finance.
https://doi.org/10.1016/j.ribaf.2018.07.004
Leguina, A. (2015). A primer on partial least squares structural equation modeling (PLS-SEM).
International Journal of Research & Method in Education.
https://doi.org/10.1080/1743727x.2015.1005806
Ljungqvist, A. (2007). IPO Underpricing. In Handbook of Empirical Corporate Finance SET.
https://doi.org/10.1016/B978-0-444-53265-7.50021-4
Loughran, T., & Ritter, J. R. (2005). Why Has IPO Underpricing Changed Over Time? SSRN
Electronic Journal. https://doi.org/10.2139/ssrn.331780
Loughran, T., Ritter, J. R., & Rydqvist, K. (1994). Initial public offerings: International