PENDAHULUAN
perkembangan dari suatu perusahaan. Hal ini pasti mendorong pihak manajemen
perusahaan maupun dari luar perusahaan. Adapun pendanaan yang berasal dari
dalam perusahaan yaitu laba ditahan dan akumulasi penyusutan aktiva tetap,
kepemilikan saham dengan cara menerbitkan saham baru. Salah satu alternatif
biasanya dilakukan dengan menjual saham perusahaan kepada publik atau sering
pasar modal, pasti masalah yang pertama kali dihadapi adalah berapa nilai yang
akan ditawarkan di bursa saham tersebut. Dari pihak pemegang saham
lebih rendah dan nilai saham terlalu mengalami underpricing dihadapan para
pemodal baru, namun dari sisi lainnya, para pemodal barupun menginginkan
keuntungan berupa capital gain dari pembelian saham di pasar perdana atau yang
Novalia (2018) mengatakan bahwa IPO atau Initial Public Offering dalam
konteks bahasa dapat diartikan sebagai Penawaran Saham Perdana, namun dalam
arti yang lebih jelas, IPO merupakan saham dari sebuah perusahaan yang
dilepaskan dan ditawarkan kepada publik dalam sebuah wadah, yang disebut
bursa saham. Dapat dikatakan bahwa, saham ini bukan lagi milik dari
oleh publik, jika kinerja perusahaan dinilai baik dimata para investor, maka harga
sahamnya pun akan naik, dan begitu pula sebaliknya, jika kinerja perusahaan
dinilai buruk, maka harga sahamnya pun akan turun. (3) Proses pertumbuhan
yang lama, namun berbeda cerita jika dana tersebut didapat dari saham IPO,
pengembangan perusahaan akan lebih cepat, dan potensi pertumbuhan perusahaan
dipasarkan pada pasar sekunder (bursa saham), maka langkah pertama yang
dilakukan perusahaan adalah menjual sahamnya pada pasar perdana. Tujuan dari
antara emiten dengan penjamin emisi (underwriter), mengenai harga saham yang
akan dicantumkan dalam prospektus. Untuk harga yang akan dipasang pada pasar
sekunder (bursa saham), biarlah pasar yang menentukan sendiri dengan adanya
mekanisme pasar yang ada. Penentuan offering price, sering kali dari pihak emiten
meminimalisir risiko tanggung jawab atas tidak laku atau tidak terjualnya saham
harga saham ini sering mengalami perbedaan, antara nilai saham di pasar perdana
dengan di pasar sekunder (bursa saham). Kondisi dimana harga saham saat Initial
Public Offering atau IPO lebih rendah dibandingkan dengan harga saham di pasar
Underpricing.
Kondisi nilai saham apabila terjadi underpricing merugikan bagi
publik tidak maksimal. Sebaliknya, apabila nilai saham terjadi overpricing, maka
para investor yang akan merugi, itu disebabkan karena mereka tidak mendapatkan
apa yang mereka inginkan, yaitu initial return (return awal). Initial return atau
return awal adalah keuntungan yang didapat pemegang saham karena perbedaan
harga saham yang dibeli di pasar perdana dengan harga jual saham yang
1989).
yang ada di seluruh dunia yang disebabkan karena adanya asimetri informasi.
memiliki informasi tersebut. Asimetri informasi dapat terjadi antar emiten dan
umum atau disampaikan kepada kelompok tertentu. Informasi yang dimuat dalam
prospektus antara lain: informasi yang sifatnya keuangan dan non keuangan.
Informasi yang dimuat dalam prospektus akan membantu investor dalam
dilakukan oleh Durukan (2002) dalam Handayani (2008) yang menyatakan bahwa
adanya hubungan negatif dan signifikan antara ROA dengan underpricing, namun
hal yang tak serupa ditunjukkan melalui hasil penelitian yang dilakukan oleh
Trisnawati (1999) dalam Tifani (2011) yang menyatakan bahwa ROA tidak
underpricing, namun hal yang tak serupa ditunjukkan melalui hasil penelitian
penelitian yang dilakukan oleh Rosayati dan Sabeni (2002), yang menyatakan
underpricing, namun hal yang tak serupa ditunjukkan melalui hasil penelitian
yang dilakukan oleh Nasirwan (2008) dalam Handayani (2008) yang menyatakan
yang dilakukan oleh Durukan (2002) dalam Handayani (2008), yang menyatakan
underpricing. Dan yang terakhir adalah penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati
dilakukan oleh Nasirwan (2008), yang menyatakan adanya hubungan negatif dan
Atas dasar itu, saya tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul:
Berdasarkan latar belakang yang telah saya uraikan diatas, maka dapat
industri?
periode periode 2015 sampai dengan 2019 ditinjau dari prosentase jumlah
saham yang dijual kepada publik, umur perusahaan, Return of Assets
Indonesia pada periode periode 2015 sampai dengan 2019 yang ditinjau
1. Investor
2. Bagi Emiten
underpricing.
pembahasan dari suatu penelitian tidak meluas dan berfokus pada tujuan
pembacanya.
Atas dasar itu, pada penelitian ini, peneliti hanya memfokuskan
Efek Indonesia pada periode 2015 sampai dengan 2019, dan ditinjau dari
https://www.sahamok.com/pasar-modal/sejarah-pasar-modal-indonesia/, diakses
https://www.hariansejarah.id/2017/04/depresi-besar-dunia-malaise-1929-
https://www.seputarforex.com/artikel/apa-itu-ipo-initial-public-offering-286320-
Pabundu, M.T. 2006. Metodologi Riset Bisnis. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta
https://www.merriam-webster.com/dictionary/offering%20price