Underpricing Pada Perusahaan Yang Melakukan Ipo (Initial Public Offering)
Di BEI Elida Mardiana, Klarita Pitrusani Octavia Simamora, Novi Rosdianti
Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk dapat mengembangkan usahanya
agar dapat beroperasional dalam jangka waktu yang lama. Untuk dapat melakukan ekspansi dalam skala besar, tentu memerlukan dana yang berskala besar pula. Dalam pemenuhan kebutuhan dana tersebut perusahaan dapat menjual sahamnya di pasar saham atau menawarkannya secara terbuka. Tempat untuk menjual dan membeli surat berharga saham disebut pasar saham atau bursa efek. Agar dapat melakukan transaksi dalam bursa efek, perusahaan tersebut harus terdaftar terlebih dahulu dalam bursa tersebut. Kegiatan oleh sebuah perusahaan dalam menawarkan sahamnya secara perdana dalam bursa efek disebut dengan IPO (Initial Public Offering). IPO atau yang juga disebut penawaran saham perdana adalah kegiatan yang dilakukan sebuah perusahaan penerbit dalam menjual atau menawarkan perdana sahamnya kepada investor dan masyarakat secara umum. Hal utama yang menjadi permasalahan dalam IPO adalah penentuan harga perdana saham. Ini dikarenakan belum adanya harga yang relevan terhadap saham dan perlu diperhatikan oleh calon emiten (perusahaan penerbit) untuk menghindari terjadinya underpricing. Underpricing adalah kejadian Ketika harga saham pada saat IPO dinilai lebih rendah dibandingkan dengan nilai pada pasar sekunder. Akibat dari kondisi ini akan membuat emiten tidak mendapat dana secara maksimal dari kegiatan IPO. Oleh karena itu, calon emiten diharapkan mampu menghindari kondisi ini dengan memperhatikan segala aspek yang akan mempengaruhinya. Underpricing dipengaruhi oleh beberapa aspek yaitu underwiter, auditor dan ukuran perusahaan. Penjamin(underwiter ) adalah pihak yang mengadakan perjanjian dengan emiten untuk melakukan penawaran umum untuk kepentingan emiten, baik dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang belum terjual. Auditor adalah pihak yang mengaudit laporan keuangan dan akan memberikan opini terhadap pelaporan keuangan perusahaan sebagai bentuk untuk mencegah adanya tindak kecurangan yang dilakukan perusahaan terhadap publik. Reputasi auditor diharapkan mampu untuk mengurangi tingkat underpricing saham pada saat IPO. Ukuran perusahaan besar dan kecil dianggap berbeda untuk menarik investor tambahan pembiayaan. Diasumsikan bahwa perusahaan besar lebih mudah menemukan investor daripada perusahaan kecil. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat dilihat dari total neraca dalam laporan keuangan tahunan perusahaan sebelum tercatat di IPO Adapun faktor faktor yang mendasari terjadinya underpricing pada perusahaan yang melakukan Ipo (Initial Public Offering) Di BEI adalah:
1. Reputasi underwiter berpengaruh negatif terhadap underpricing saham saat
IPO, perusahaan yang memiliki underwiter bereputasi ini menandakan bahwa pihak penjamin emisi dengan reputasi tinggi lebih berani mengambil risiko tinggi dalam menentukan harga saham saat IPO. 2. Reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap underpricing, hal ini mengindikasikan bahwa investor tidak melihat reputasi auditor pada saat mengevaluasi emiten publik. 3. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap underpricing, Hal ini karena ketika investor membeli saham suatu perusahaan, mereka tidak hanya melihat aset yang dimilikinya, tetapi juga hasil dari kesepakatan lainnya.
Jadi reputasi underwriter berpengaruh negatif terhadap underpricing,
reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap underpricing dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap underpricing.
Pendekatan sederhana untuk investasi ekuitas: Panduan pengantar investasi ekuitas untuk memahami apa itu investasi ekuitas, bagaimana cara kerjanya, dan apa strategi utamanya