Anda di halaman 1dari 11

TEORI PORTOFOLIO & ANALISIS INVESTASI

GO PUBLIC

Devia Fatmawati 201210170311140

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN

Perusahaan memiliki berbagai alternative sumber pendanaan, baik yang berasal dari
dalam maupun dari luar perusahaan. Alternatif pendanaan dari dalam perusahaan umumnya
dengan menggunakan laba yang ditahanperusahaan, sedangkan pendanaan dari luar
perusahaan dapat berasal dari kreditur berupa utang maupun pendanaan yang bersifat
peyertaan dalam bentuk saham. Pendanan melalui penyertaan umumnya dilakukan dengan
menjual saham perusahaan kepada masyarakat atau sering dikenal dengan go public. Untuk
go public, perusahaan perlu melakukan persiapan internal dan penyiapan dokumentasi sesuai
dengan persyaratan untuk go public atau penawaran umum, serta memenuhi persyaratan yang
ditetapkan Bapepam. 

Go Public adalah kegiatan penawaran saham atau Efek lainnya yang dilakukan oleh
Emiten (perusahaan yang akan go public) untuk menjual saham atau Efek kepada masyarakat
berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya.
Setelah suatu perusahaan memenuhi berbagai persyaratan yang ditentukan oleh undang-
undang untuk menjadi perusahaan terbuka, maka proses go public ini dilakukan, barulah
perusahaan tersebut menjadi perusahaan terbuka. Penawaran umum atau go public adalah
kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh Emiten (perusahaan yang
go public) kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan
Peraturan Dan Pelaksanaannya.

Pasar modal di Indonesia dikelola oleh pihak Bursa Efek, yaitu Pihak yang
menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan
penawaran jual dan beli efek. Namun dalam praktek pelaksanaannya memperjualbelikan efek
suatu perusahaan di pasar modal tidaklah semudah yang difikirkan. Untuk dapat mencatatkan
(listing) nama perusahaan di bursa efek harus melewati beberapa tahapan atau proses yang
agak rumit.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perusahaan Go Publik.

1. Pengertian Go Publik.

Pada hakekatnya go public secara terjemahannya adalah proses perusahaan yang “go
public atau pergi ke masyarakat”, artinya perusahaan itu memasyarakatkan dirinya yaitu
dengan jalan memberikan sarana bagi masyarakat untuk masuk dalam perusahaannya,
yaitu dengan menerima penyertaan masyarakat dalam usahanya, baik dalam pemilikan
maupun dalam penetapan kebijakan pengelolaan.

Go public merupakan salah satu cara badan usaha untuk memperoleh dana yaitu
dengan cara menjual dan menawarkan untuk melepaskan hak atas saham dengan
pembayaran. Badan usaha dapat go public dengan cara menjual saham baru yang berasal
dari modal dasar maupun saham lama yang berasal dari modal yang sudah disetor
( Sumantoro, 1990 : 64 ).

Arti dari go public yang sering kita dengar adalah istilah yang dipakai oleh suatu
perusahaan yang mengijinkan masyarakat memiliki perusahaan tersebut dengan cara
membeli saham. Go public adalah gaya baru menjadi investor sebuah perusahaan tanpa
bersusah payah membangun perusahaan dari dari nol. Perusahaan terkenal yang baru saja
go public adalah Facebook. Facebook mulai go public semenjak awal 2012 dengan
kisaran $38 per saham.

2.Pengertian Perusahaan Tertutup dan Terbuka


Perusahaan tertutup adalah Suatu perseroan terbatas yang saham-sahamnya masih
dipegang oleh beberapa orang/perusahaan saja, sehingga jual-beli sahamnya dilakukan
dengan cara-cara yang ditentukan oleh anggaran dasar perseroan, yang pada umumnya
diserahkan kepada kebijaksanaan pemegang saham yang bersangkutan.
Dan Perseroan Terbuka adalah Suatu perseroan terbatas yang modal dan saham-
sahamnya dipegang oleh banyak orang/banyak perusahaan, yang penawaran sahamnya
dilakukan kepada publik sehingga jual-beli sahamnya dilakukan melalui pasar modal. Salah
satu ciri perusahaan terbuka adalah perlunya keterbukaan (disclosure) atas informasi
perusahaan kepada publik.
Bagi perusahaan yang telah go public, pasar modal merupakan sarana bagi
peningkatan nilai perusahaan. Pasar modal memberikan sarana bagi peningkatan nilai melalui
berbagai aksi korporasi yang ditopang oleh keterbukaan informasi secara penuh. Transparansi
berdampak pada efisiensi usaha, peningkatan laba, peningkatan harga saham, competitive
position, dan peningkatan kemakmuran pemegang saham.
3. Syarat – syarat Umum Mendirikan PT Go Public :

Laporan Keuangan Harus di audit oleh Kantor Akuntan Publik


Syarat 2 administrasi pendirian PT harus lengkap (NPWP, Akta2 pendirian
perusahaan, dan surat2 keputusan dr pemerintah)
Harus ada Underwriter atau penjamin yg akan melakukan penawaran Saham Perdana.
(Initial Public Offering).
Track record perusahaan yang baik dari segi financial maupun kinerja perusahaan
keseluruhan.
Ada tujuan yg jelas Atas penerbitan Saham apakah untuk ekspansi atau tujuan lainnya
(bisa di tanyakan di Bapepam).
Sedangkan akte-akte Notariil yang diperlukan untuk perusahaan yang akan
melakukan GO PUBLIC (IPO = Initial Public Offering) di berbagai perusahaan (baik
holding company maupun anak perusahaan), pada umumnya berupa :

Proses Go Public
Perusahaan memiliki berbagai alternatif sumber pendanaan, baik yang berasal dari
dalam maupun dari luar perusahaan. Alternatif pendanaan dari dalam perusahaan, umumnya
dengan menggunakan laba yang ditahan perusahaan. Sedangkan alternatif pendanaan dari
luar perusahaan dapat berasal dari kreditur berupa hutang, pembiayaan bentuk lain atau
dengan penerbitan surat-surat utang, maupun pendanaan yang bersifat penyertaan dalam
bentuk saham (equity).
Pendanaan melalui mekanisme penyertaan umumnya dilakukan dengan menjual
saham perusahaan kepada masyarakat atau sering dikenal dengan go publik. Untuk go publik,
perusahaan perlu melakukan persiapan internal dan penyiapan dokumentasi sesuai dengan
persyaratan untuk go publik atau penawaran umum, serta memenuhi semua persyaratan yang
ditetapkan BAPEPAM-LK.
Penawaran Umum atau sering pula disebut Go Public adalah kegiatan penawaran
saham atau Efek lainnya yang dilakukan oleh Emiten (perusahaan yang akan go public) untuk
menjual saham atau Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar
Modal dan Peraturan Pelaksanaannya.

Penawaran Umum mencakup kegiatan-kegiatan berikut:

 Periode Pasar Perdana yaitu ketika Efek ditawarkan kepada pemodal oleh Penjamin
Emisi melalui para Agen Penjual yang ditunjuk
 Penjatahan Saham yaitu pengalokasian Efek pesanan para pemodal sesuai dengan
jumlah Efek yang tersedia;
 Pencatatan Efek di Bursa, yaitu saat Efek tersebut mulai diperdagangkan di Bursa.
Proses Penawaran Umum saham dapat dikelompokkan menjadi 4 tahapan berikut:
Tahap Persiapan
Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam rangka mempersiapkan segala sesuatu
yang berkaitan dengan proses Penawaran Umum. Pada tahap yang paling awal
perusahaan yang akan menerbitkan saham terlebih dahulu melakukan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) untuk meminta persetujuan para pemegang saham dalam
rangka Penawaran Umum saham. Setelah mendapat persetujuan, selanjutnya emiten
melakukan penunjukan penjamin emisi serta lembaga dan profesi penunjang pasar 
yaitu:
 Penjamin Emisi (underwriter). Merupakan pihak yang paling banyak
keterlibatannya dalam membantu emiten dalam rangka penerbitan saham.
Kegiatan yang dilakukan penjamin emisi antara lain: menyiapkan berbagai
dokumen, membantu menyiapkan prospektus, dan memberikan
penjaminan atas penerbitanan.
 Akuntan Publik (Auditor Independen). Bertugas melakukan audit atau
pemeriksaan atas laporan keuangan calon emiten.
 Penilai untuk melakukan penilaian terhadap aktiva tetap perusahaan dan
menentukan nilai wajar dari aktiva tetap tersebut.
 Konsultan Hukum untuk memberikan pendapat dari segi hukum (legal
opinion).
 Notaris untuk membuat akta-akta perubahan Anggaran Dasar, akta
perjanjian-perjanjian dalam rangka penawaran umum dan juga notulen-
notulen rapat
.
Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran
Pada tahap ini, dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung calon emiten
menyampaikan pendaftaran kepada BAPEPAM-LK hingga BAPEPAM-LK
menyatakan Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif.

Tahap Penawaran Saham


Tahapan ini merupakan tahapan utama, karena pada waktu inilah emiten
menawarkan saham kepada masyarakat investor. Investor dapat membeli saham
tersebut melalui agen-agen penjual yang telah ditunjuk. Masa Penawaran sekurang-
kurangnya tiga hari kerja.  Perlu diingat pula bahwa tidak seluruh keinginan investor
terpenuhi dalam tahapan ini. Misal, saham yang dilepas ke pasar perdana sebanyak
100 juta saham sementara yang ingin dibeli seluruh investor berjumlah 150 juta
saham. Jika investor tidak mendapatkan saham pada pasar perdana, maka investor
tersebut dapat membeli di pasar sekunder yaitu setelah saham dicatatkan di Bursa
Efek.

Tahap Pencatatan saham di Bursa Efek


Setelah selesai penjualan saham di pasar perdana, selanjutnya saham tersebut
dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.
- Laporan Keuangan Harus di audit oleh Kantor Akuntan Publik\
- Syarat 2 administrasi pendirian PT harus lengkap (NPWP, Akta2 pendirian
perusahaan, dan surat2 keputusan dr pemerintah)
- Harus ada Underwriter atau penjamin yg akan melakukan penawaran Saham
Perdana. (Initial Public Offering)
- Track record perusahaan yang baik dari segi financial maupun kinerja
perusahaan keseluruhan.
- Ada tujuan yg jelas Atas penerbitan Saham apakah untuk ekspansi atau tujuan
lainnya (bisa di tanyakan di Bapepam).

Perusahaan Go Public berarti menjual saham perusahaan ke para investor dan


membiarkan saham tersebut diperdagangkan di pasar saham.

Beberapa keuntungan dari Perusahaan yang Go Public adalah:

Perusahaan dapat meningkatkan Likuiditas dan memungkinkan para pendiri


perusahaan untuk menikmati hasil yang mereka capai. Dan semakin banyak investor
yang membeli saham tersebut, maka semakin banyak modal yang diterima perusahaan
dari investor luar.
Para pendiri perusahaan dapat melakukan diversifikasi untuk mengurangi resiko
portofolio mereka.
Memberi nilai suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat dinilai dari harga saham
dikalikan dengan jumlah lembar saham yang dijual dipasaran.
Perusahaan dapat melakukan merger ataupun negosiasi dengan perusahaan lainnya
dengan hanya menggunakan saham.
Meningkatkan potensi pasar. Banyak perusahaan yang merasa lebih mudah untuk
memasarkan produk dan jasa mereka setelah menjadi perusahaan Go Public atau Tbk.

Beberapa kerugian dari Perusahaan yang Go Public, yaitu:


Laporan Rutin.
Setiap perusahaan yang go public secara periodik harus membuat laporan kepada
Bursa Efek Indonesia, bisa saja per kuartal atau tahunan, tentu saja untuk membuat
laporan tersebut diperlukan biaya.
Terbuka.
Semua perusahaan go public pasti transparan dan sangat mudah untuk diketahui oleh
para kompetitornya dari segi data dan management nya.
Keterbatasan kekuasaan Pemilik.
Para pemilik perusahaan harus memperhatikan kepentingan bersama para pemegang
saham, tidak bisa lagi melakukan praktek nepotisme, kecurangan dalam pengambilan
keputusan dan lainnya, karena perusahaan tersebut milik publik.
Hubungan antar Investor.
Perusahaan terbuka harus menjaga hubungan antara perusahaan dengan para
investornya dan di informasikan mengenai perkembangan dari perusahaan
tersebut.Setiap perusahan didirikan dengan harapan bahwa perusahan tersebut dapat
mempertahankan kelangsungan usahanya, berkembang dengan pesat dan dapat eksis
untuk jangka waktu yang panjang.Pada awal pendirian perusahaan, pada umumnya
telah dipandang cukup untuk dapat bertahan dalam aktivitasi usahanya. namun
dengan berjalannya waktu, terjadi persaingan usaha yang semakin meningkat,
sehingga diperlukan strategi-strategi yang tidak hanya membuat perusahaan bertahan,
namun mampu membuat perusahaan tersebut memenangkan persaingan bisnis yang
semakin ketat. 

Adapun keuntungan dari Perusahaan yang Go Public adalah:


Perusahaan dapat meningkatkan Likuiditas dan memungkinkan para pendiri
perusahaan untuk menikmati hasil yang mereka capai. Dan semakin banyak
investor yang membeli saham tersebut, maka semakin banyak modal yang
diterima perusahaan dari investor luar.
Para pendiri perusahaan dapat melakukan diversifikasi untuk mengurangi
resiko portofolio mereka.
Memberi nilai suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat dinilai dari harga
saham dikalikan dengan jumlah lembar saham yang dijual dipasaran.
Perusahaan dapat melakukan merger ataupun negosiasi dengan perusahaan
lainnya dengan hanya menggunakan saham.
Meningkatkan potensi pasar. Banyak perusahaan yang merasa lebih mudah
untuk memasarkan produk dan jasa mereka setelah menjadi perusahaan Go
Public atau Tbk.

   Tujuan Dilakukannya Go Public

Ada dua hal secara garis besar yang melatarbekangi perusahaan melakukan go
public. Dua hal tersebut berkaitan dengan aspek finansial maupun nonfinansial.
Aspek Finansial : Perusahaan melakukan go public untuk refinancing atau
restrukturasi permodalan, yaitu meningkatkan permodalan, memperbaiki
struktur keuangan perusahaan (Debt Equity Ratio),  mengurangi Cost Of Fund,
dan merupakan sumber pendanaan Jangka Panjang.
Aspek nonfinansial : perusahaan melakukan go public untuk meningkatkan
kepercayaan masyarakat, meningkatkan profesionalisme, dalam rangka
pemasaran perusahaan melalui ekspansi bisnis atau perluasan usaha, investasi
baru dan mengambil alih usaha lain.

Dasar Hukum Go Public di Indonesia


Adapun dasar hukum pelaksanaan go public diatur di dalam UU No. 8 Tahun
1995 tentang pasar modal yang didalamnya mencakup beberapa pasal yang berkaitan
dengan go public:
Pasal 1 ayat 15 : Penawaran Umum adalah kegiatan penawaran Efek yang
dilakukan oleh Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan
tata cara yang diatur dalam Undang-undang ini dan peraturan pelaksanaannya.
Bab IX Pasal Bab 70-84 yang mengatur tentang Emiten dan Perusahaan
Publik

 Tahap Pencatatan Efek di BEI.

Efek yang dapat dicatatkan di BEI dapat berupa:

Saham : Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang


atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.
Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas
pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (Exchange Traded
Fund/ETF): ETF atau Exchange Traded Fund secara sederhana dapat diartikan
sebagai Reksa Dana yang diperdagangkan di Bursa. ETF merupakan Kontrak
Investasi Kolektif, yaitu Unit Penyertaannya dicatatkan dan diperdagangkan di
Bursa seperti saham. Sebagaimana halnya reksa dana konvensional, dalam
ETF terdapat pula Manajer Investasi, Bank Kustodian. Salah satu jenis ETF
yang akan dikembangkan di pasar modal Indonesia adalah Reksa Dana Indeks.
Indeks yang dijadikan underlying adalah Indeks LQ45.
Sertifikat Penitipan Efek Indonesia (SPEI) : Sertifikat Penitipan Efek
Indonesia adalah Efek yang memberikan hak kepada pemegangnya atas Efek
Utama yang dititipkan secara kolektif pada Bank Kustodian yang telah
mendapat persetujuan Bapepam
Obligasi : Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang
dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk
membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok
utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi
tersebut
Sukuk: sukuk adalah sertifikat bernilai sama dengan bagian atau seluruhnya
dari kepemilikan harta berwujud untuk mendapatkan hasil dan jasa di dalam
kepemlikan aset dari proyek tertentu atau aktivitas investasi khusus. Sertifikat
ini berlaku setelah menerima nilai sukuk, saat jatuh tempo, dengan menerima
dana sepenuhnya sesuai dengan tujuan sukuk tersebut. Pengertian ini sejalan
dengan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan No. KEP-130/BL/2006 Tahun 2006 Peraturan No. IX.A.13 tentang
sukuk.
Efek Beragun Aset (EBA) : adalah efek (surat berharga) ( yang terdiri
sekumpulan aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga
komersial seperti tagihan kartu kredit, pemberian kredit, termasuk kredit
pemilikan rumah, kredit mobil, efek bersifat utang yang dijamin pemerintah,
dan arus kas. Dalam prosesnya, kreditor awal (originator) mengalihkan aset
keuangannya kepada para pemegang EBA.

Syarat-syarat sebuah perusahaan untuk Go-Public

IPO (Initial Public Offering) atau sering pula disebut Go Public adalah kegiatan
penawaran saham atau Efek lainnya yang dilakukan oleh Emiten (perusahaan yang akan go
public) untuk menjual saham atau Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur
oleh UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya.

Syarat-syarat sebuah perusahaan untuk Go-Public atau IPO (Initial Public Offering) :

1. Perusahaan memiliki berbagai alternatif sumber pendanaan, baik yang berasal dari
dalam maupun dari luar perusahaan. Alternatif pendanaan dari dalam perusahaan,
umumnya dengan menggunakan laba yang ditahan perusahaan. Sedangkan alternatif
pendanaan dari luar perusahaan dapat berasal dari kreditur berupa hutang,
pembiayaan bentuk lain atau dengan penerbitan surat-surat utang, maupun pendanaan
yang bersifat penyertaan dalam bentuk saham (equity). Pendanaan melalui mekanisme
penyertaan umumnya dilakukan dengan menjual saham perusahaan kepada
masyarakat atau sering dikenal dengan go public.
2. Untuk go publik, perusahaan perlu melakukan persiapan internal dan penyiapan
dokumentasi sesuai dengan persyaratan untuk go publik atau penawaran umum, serta
memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan BAPEPAM.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Perusahaan untuk mengembangkan usahanya melakukan berbagai cara salah satunya
dengan melakukan penawaran umum atau biasa disebut dengan go public. go public
merupakan penawaran saham atau obligasi kepada masyarakat umum untuk pertama kalinya.
Pertama kali di sini berarti bahwa pihak penerbit pertama kalinya melakukan penjualan
saham atau obligasi. Transaksi penawaran umum penjualan saham pertama kalinya terjadi
pada pasar perdana (primary market). Pasar perdana adalah penawaran saham dari
perusahaan yang menerbitkan saham (emiten) kepada investor selama waktu yang ditetapkan
oleh pihak yang menerbitkan sebelum saham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder
(Secondary Market).

Untuk dapat menetapkan harga saham perdana biasanya dilakukan oleh emiten dan
underwriter. Walaupun emiten dan underwriter secara bersama – sama mengadakan
kesepakatan dalam menentukan harga saham perdana, namun sebenarnya mereka masing –
masing mempunyai kepentingan yang berbeda. Sebagai pihak yang membutuhkan dana,
emiten menginginkan harga perdana yang tinggi. Dilain pihak underwriter sebagai penjamin
emisi berusaha untuk meminimalkan resiko yang ditanggungnya. Dalam tipe penjaminan full
comitment , pihak underwriter akan membeli saham yang tidak terjual di pasar perdana.
Keadaan ini membuat underwriter tidak berkeinginan untuk membeli saham yang tidak laku
terjual. 

Tahapan lain yang perlu dilakukan oleh emiten sebelum go public adalah pihak
emiten harus terlebih dahulu membuat prospektus perusahaan yaitu informasi mengenai
perusahaan secara mendetail secara ringkas yang diumumkan di media massa. Prospektus ini
berfungsi untuk memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan kepada calon investor,
sehingga dengan adanya informasi maka investor bisa mengetahui prospek perusahaan di
masa mendatang, dan selanjutnya tertarik untuk membeli sekuritas yang diterbitkan emiten
(tandellin, 2001) dalam (Hari guntoro, 2005 ).
DAFTAR PUSTAKA.

Anonim. Perusahaan Go Public dan Pasar Modal. 2011. http://imeci-


manossoh.blogspot.com/2011/04/perusahaan-go-public-dan-pasar-modal.html. diakses
tanggal 06 Juni 2013.

Anonim. Perusahaan Go Public dan Pasar


Modal. 2012.http://metyalutviani93.blogspot.com/2012/04/perusahaan-go-public.html.
diakses tanggal 06 Juni 2013.

Anonim. Proses Initial Public Offering (IPO) atau Go Public Suatu


Perusahaan.  2011.http://magisterhukumbisnis.wordpress.com/2011/11/29/proses-initial-
public-offering-ipo-atau-go-public-suatu-perusahaan/. Diakses tanggal 06 Juni 2013.

 
Irawan. Keuntungan dan Kerugian Perusahaan Go
Public. http://www.wealthindonesia.com/stock-market/keuntungan-dan-kerugian-perusahaan-
go-public.html. diakses tanggal 06 Juni 2013

Anda mungkin juga menyukai