Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini kondisi pasar modal di Indonesia telah berkembang dengan cukup pesat.
Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek. Dalam rangka mengembangkan usahanya, perusahaan dapat melakukan berbagai
cara diantaranya melakukan ekspansi. Untuk memenuhi kebutuhan ekspansi tersebut,
perusahaan tentunya membutuhkan dana yang tidak sedikit. Kebutuhan dana suatu
perusahaan akan semakin meningkat seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan
perusahaan.Hal ini tentunya mengharuskan perusahaan untuk memperoleh tambahan dana
baru. Kebutuhan dana tersebut dapat dipenuhi dengan melakukan penawaran saham
perusahaan pada masyarakat dengan cara menerbitkan saham di pasar modal. Beredarnya
saham perusahaan ke tangan public, menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah berubah
dari perusahaan pribadi menjadi perusahaan public atau lebih dikenal dengan istilah go
public.

Menurut Drs. Peter Salim dalam “The Contemporary English-Indonesian Dictionary”


edisi kedua 1986 mendefinisikan istilah go-public sebagai berikut “Go-public adalah
menawarkan saham atau obligasi untuk di jual kepada umum untuk pertama kalinya”.

1.2 Rumusan Masalah


Apakah itu Go Public ?
Apa Maanfaat dan Konsekuensi Go Public ?
Bagaimana Proses dan Tahapan Go Public ?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk sebagai media pembelajaran dan sebagai sarana ilmu
mengenai Go Public.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Go Public

Dalam istilah pasar modal, go public sering disebut sebaga IPO (initial public
offering), yaitu penawaran pasar perdana kepada masyarakat. Perusahaan memiliki berbagai
alternatif sumber pendanaan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan.
Alternatif pendanaan dari dalam perusahaan, umumnya dengan menggunakan laba yang
ditahan perusahaan. Sedangkan alternatif pendanaan dari luar perusahaan dapat berasal dari
kreditur berupa hutang, pembiayaan bentuk lain atau dengan penerbitan surat-surat utang,
maupun pendanaan yang bersifat penyertaan dalam bentuk saham (equity). Pendanaan
melalui mekanisme penyertaan umumnya dilakukan dengan menjual saham perusahaan
kepada masyarakat atau sering dikenal dengan go public.
Penawaran Umum atau sering pula disebut Go Public adalah kegiatan penawaran
saham atau Efek lainnya yang dilakukan oleh Emiten (perusahaan yang akan go public) untuk
menjual saham atau Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar
Modal dan Peraturan Pelaksanaannya.
Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal tidak terdapat
definisi dan penjelasan khusus mengenai istilah go public. Adapun yang dijelaskan adalah
mengenai Penawaran Umum efek dan mekanismenya, dimana saham dan obligasi termasuk
dalam kategori efek. Perusahaan yang akan melakukan IPO atau Penawaran Umum Perdana
harus mengajukan Pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam-LK untuk memperoleh
pernyataan efektif (Robert Ang, 1997).
Go public merupakan salah satu cara badan usaha untuk memperoleh dana yaitu
dengan cara menjual dan menawarkan untuk melepaskan hak atas saham dengan
pembayaran. Badan usaha dapat go public dengan cara menjual saham baru yang berasal dari
modal dasar maupun saham lama yang berasal dari modal yang sudah disetor
( Sumantoro, 1990 : 64 ).

Tujuan Dilakukannya Go Public


Ada dua hal secara garis besar yang melatarbekangi perusahaan melakukan go public.
Dua hal tersebut berkaitan dengan aspek finansial maupun nonfinansial.

1
1. Aspek Finansial : Perusahaan melakukan go public untuk refinancing atau
restrukturasi permodalan, yaitu meningkatkan permodalan, memperbaiki struktur
keuangan perusahaan (Debt Equity Ratio), mengurangi Cost Of Fund, dan
merupakan sumber pendanaan Jangka Panjang.
2. Aspek nonfinansial : Perusahaan melakukan go public untuk meningkatkan
kepercayaan masyarakat, meningkatkan profesionalisme, dalam rangka pemasaran
perusahaan melalui ekspansi bisnis atau perluasan usaha, investasi baru dan
mengambil alih usaha lain.
Dasar Hukum Go Public di Indonesia
Adapun dasar hukum pelaksanaan go public diatur di dalam UU No. 8 Tahun 1995
tentang pasar modal yang didalamnya mencakup beberapa pasal yang berkaitan dengan go
public:
1. Pasal 1 ayat 15 : Penawaran Umum adalah kegiatan penawaran Efek yang dilakukan
oleh Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur
dalam Undang-undang ini dan peraturan pelaksanaannya.
2. Bab IX Pasal Bab 70-84 yang mengatur tentang Emiten dan Perusahaan Publik

Syarat – syarat Umum Mendirikan PT Go Public :


1. Laporan Keuangan Harus di audit oleh Kantor Akuntan Publik
2. Syarat 2 administrasi pendirian PT harus lengkap (NPWP, Akta2 pendirian
perusahaan, dan surat2 keputusan dr pemerintah)
3. Harus ada Underwriter atau penjamin yg akan melakukan penawaran Saham Perdana.
(Initial Public Offering).
4. Track record perusahaan yang baik dari segi financial maupun kinerja perusahaan
keseluruhan.
5. Ada tujuan yg jelas Atas penerbitan Saham apakah untuk ekspansi atau tujuan lainnya
(bisa di tanyakan di Bapepam).
6. Sedangkan akte-akte Notariil yang diperlukan untuk perusahaan yang akan
melakukan GO PUBLIC (IPO = Initial Public Offering) di berbagai perusahaan (baik holding
company maupun anak perusahaan), pada umumnya berupa :
a) Perjanjian penjaminan emisi obligasi
b) Perjanjian perwaliamanatan
c) Perjanjian agen pembayaran
d) Pengakuan hutang
2
e) Perubahan addendum penjaminan emisi obligasi
f) Perubahan addendum perjanjian agen pembayaran
g) Perubahan addendum perjanjian
h) Perubahan addendum perjanjian agen pembayaran
i) Perjanjian kesanggupan pembelian sisa saham penawaran umum terbatas
j) Pernyataan kesanggupan
k) Pernyataan penerbitan waran
l) Perjanjian pengadaan barang cetakan
m) Perjanjian pengelolaan administrasi waran
n) Perjanjian pengelolaan administrasi hak memesan efek terlebih dahulu dalam
penawaran terbatas

2.2 Manfaat dan Konsekuensi Go Public

Manfaat perusahaan go public, antara lain:

1. Memperoleh sumber pendanaan baru.


2. Memberikan competitive advantage untuk pengembangan usaha.
3. Melakukan merger atau akuisisi perusahaan lain dengan pembiayaan melalui
penerbitan saham baru.
4. Peningkatan kemampuan going concern.
5. Meningkatkan citra perusahaan.
6. Mengingkatkan nilai perusahaan.

Selain memiliki manfaat, go public juga terdapat beberapa konsekuensi. Berbagai


konsekuensi go public, antara lain:

1. Berbagai kepemilikan

Perusahaan go public yang menjual sahamnya pasar bursa, berarti proses


kepemilikannya hanya dimiliki oleh pendiri kini sebagian dimiliki oleh public. Hal ini berarti
proses kepemilikan para pendiri menjadi berkurang.

2. Mematuhi peraturan pasar modal yang berlaku

Pasar modal memang menerbitkan berbagai peraturan. Namun semua ketentuan


tersebut pada dasarnya justru akan membantu perusahaan untuk berkembang dengan cara

3
yang baik dimasa mendatang. Para pemegang saham, pendiri,dan manajemen perusahaan
tidak perlu khawatir dengan berbagai pemenuhan peraturan tersebut, karena cukup banyak
pihak profesional yang dapat manfaatkan jasanya untuk membantu.

3. Biaya laporan yang meningkat

Salah satu kewajiban perusahaan yang harus lakukan adalah melakukan


pengungkapan secara luas (extent of sclosure), akurat, benar, dan akuntable baik yang terkait
financial maupun non financial. Dengan demikian, terdapat konsekuensi logis yang harus
ditanggung perusahaan yang go public, yaitu tambahan biaya dalam rangka keterbukaan
laporan perusahaan.

4. Ketakutan untuk diambil alih

Sesungguhnya kekuatan ini tidak boleh terjadi, karena sebagaimana peraturan


perundangan yang berlaku bahwa yang jual untuk publik hanya sebagaian dari saham yang
keluarkan perusahaan. Untuk itu pemegang saham pendiri tetap memiliki potensi untuk
mengendalikan perusahaan. Kecuali jika pemegang saham pendiri bermaksut menjual
keseluruhan porsi saham yang dimiliki.

5. Proses go public mengorbankan tenaga dan pengorbanan waktu

Proses go public membutuhkan jaminan kepastian kesehatan perusahaan, aset, hutang,


modal, manajemen, serta aspek lain. Go public berarti menjual saham ke masyarakat yang
membutuhkan kepastian keamanan investasi. Untuk itu perusahaan yang berkehendak
menjual saham ke publik lewat go public harus menanggung konsekuensi biaya profesi dan
lembaga penunjang pasar modal untuk membantu proses go public.

2.3 Proses dan Tahapan Go Public

Proses Penawaran Umum saham dapat dikelompokkan menjadi 4 tahapan berikut:

1. Tahap Persiapan

Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam rangka mempersiapkan segala sesuatu yang
berkaitan dengan proses Penawaran Umum. Pada tahap yang paling awal perusahaan yang
akan menerbitkan saham terlebih dahulu melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
untuk meminta persetujuan para pemegang saham dalam rangka Penawaran Umum saham.

4
Setelah mendapat persetujuan, selanjutnya emiten melakukan penunjukan penjamin emisi
serta lembaga dan profesi penunjang pasar yaitu:

 Penjamin Emisi (underwriter). Merupakan pihak yang paling banyak keterlibatannya


dalam membantu emiten dalam rangka penerbitan saham. Kegiatan yang dilakukan
penjamin emisi antara lain: menyiapkan berbagai dokumen, membantu menyiapkan
prospektus, dan memberikan penjaminan atas penerbitanan.
 Akuntan Publik (Auditor Independen). Bertugas melakukan audit atau pemeriksaan
atas laporan keuangan calon emiten.
 Penilai untuk melakukan penilaian terhadap aktiva tetap perusahaan dan menentukan
nilai wajar dari aktiva tetap tersebut.
 Konsultan Hukum untuk memberikan pendapat dari segi hukum (legal opinion).
 Notaris untuk membuat akta-akta perubahan Anggaran Dasar, akta perjanjian-
perjanjian dalam rangka penawaran umum dan juga notulen-notulen rapat

Appraisal atau perusahaan penilai bertugas untuk menilai aset perusahaan khususnya dari
sisi nilai. Dengan adanya appraisal ini berarti bisa diketahui nilai perusahaan, nilai modal
sehingga nantinya bersama dengan komponen-komponen lainnya, kinerja keuangan dan
operasional bisa dikeluarkan nilai dan harga saham yang layak bila perusahaan itu akan go
public.

Praktis dalam tahap persiapan ini yang melakukan pengolahan data-data perusahaan,
tidak lagi manajemen atau direksi, apalagi pemegang saham pendiri yang banyak terlibat, tapi
sudah orang-orang di luar perusahaan ikut terlibat. Pihak-pihak luar seperti underwriter,
konsultan hukum, akuntan, appraisal dan notaris. Mereka itu merupakan pihak-pihak yang
sudah memahami tugas dan fungsinya bagi perusahaan. Karena itu guna kelancaran proses go
public sebuah perusahaan disarankan menggunakan profesi penunjang pasar modal yang
memperoleh izin dari Bapepam-LK.

2. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran

Pada tahap ini, dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung calon emiten


menyampaikan pendaftaran kepada BAPEPAM-LK hingga BAPEPAM-LK menyatakan
Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif.

5
Dalam tahap ini, perusahaan bersama underwriter membawa dokumen yang terangkum
dalam prospektus ringkas perusahaan ke Bapepam-LK. Prospektus ringkas merupakan
keterangan ringkas mengenai perusahaan dalam minimal dalam kurun waktu tiga tahun
terakhir. Untuk itu prospektus harus secara ringkas dan padat memuat berbagai informasi
terkait dengan perusahaan, mulai dari company profile, kinerja operasional perusahaan
seperti, neraca rugi laba, proyeksi kinerja perusahaan serta untuk kepentingan apa dana
masyarakat itu dibutuhkan. Pada tahap ini jangan heran kalau perusahaan beserta penjamin
emisinya, konsultan hukum, notaris dan akuntan publik serta appraisal, akan sering modar-
mandir ke Bapepam-LK. Sebab pada tahap ini seluruh pernyataan para profesi pendukung
pasar modal itu (notaris, konsultan hukum dan akuntan), termasuk appraisal dan penjamin
emisi mulai diperiksa secara detil, satu per satu lengkap dengan dokumen pendukungnya.
Pada tahap inilah seleksi tersebut berlangsung. Kalau penjamin emisi memperkirakan harga
jual sahamya Rp 6.000 per saham, maka dokumen pendukung tentang itu harus ada, jelas dan
transparan.

Aspek full disclosure akan mulai terungkap di sini. Jadi dapat dipastikan para profesi
penunjang pasar modal itu, tidak akan main-main dalam memberikan pendapatnya. Meleset
sedikit saja, atau berbeda dengan kaidah yang berlaku ancaman bagi para profesional pasar
modal itu cukup berat, dan harus dibayar mahal. Adapun sanksinya bisa berupa denda hingga
sanksi pidana atau pencabutan izin.

3. Tahap Penawaran Saham

Tahapan ini merupakan tahapan utama, karena pada waktu inilah emiten menawarkan
saham kepada masyarakat investor. Investor dapat membeli saham tersebut melalui agen-
agen penjual yang telah ditunjuk. Masa Penawaran sekurang-kurangnya tiga hari kerja. Perlu
diingat pula bahwa tidak seluruh keinginan investor terpenuhi dalam tahapan ini. Misal,
saham yang dilepas ke pasar perdana sebanyak 100 juta saham sementara yang ingin dibeli
seluruh investor berjumlah 150 juta saham. Jika investor tidak mendapatkan saham pada
pasar perdana, maka investor tersebut dapat membeli di pasar sekunder yaitu setelah saham
dicatatkan di Bursa Efek.

Dipastikan kurang dari 38 hari Bapepam-LK sudah memberikan jawaban atas pernyataan
pengajuan pendaftaran perusahaan yang akan go public ini. Kalau setelah melakukan
pendaftaran dan tidak ada koreksi maka pada periode waktu tersebut, pernyataan tersebut
otomatis menjadi efektif. Apabila perusahaan itu sudah dinyatakan efektif, berarti saham dari

6
perusahaan itu sudah bisa dijual. Penjualan dilakukan melalui penawaran umum (initial
public offering/IPO).

Dalam konteks pasar modal penjualan saham melalui mekanisme IPO ini disebut dengan
penjualan saham di pasar perdana, atau biasa juga disebut dengan pasar perdana. Penjualan
saham dalam pasar perdana mekanismenya diatur oleh penjamin emisi. Penjamin emisi yang
akan melakukan penjualan kepada investor dibantu oleh agen penjual. Agen penjual adalah
perusahaan efek atau pihak lain yang ditunjuk sebelumnya dan tercantum dalam prospektus
ringkas. Oleh Bapepam-LK bagi perusahaan yang akan tercatat di BEI penjualan saham
dalam IPO ini waktunya relatif terbatas, dua atau tiga hari saja. Tapi bagi perusahaan yang
setelah menjual sahamnya tidak mencatatkan di BEI maka penjualan sahamnya bisa lebih
lama lagi. Dan tentunya akan sangat tergantung dari prospektus yang diajukan pada
pernyataan pendaftaran.

Hingga tahap IPO ini, perusahaan sudah bisa dinyatakan sebagai perusahaan publik.
Gelar di belakang perusahaan menjadi Tbk (kependekan dari Terbuka). Sebagaimana
diungkap sebelumnya, perusahaan bisa langsung mencatatkan sahamnya di BEI setelah IPO
bisa juga tidak. Jadi setelah menjadi perusahaan public sama sekali tidak ada keharusan bagi
saham sebuah perusahaan untuk langsung tercatat (listed). Ingat ketika PT Abdi Bangsa Tbk
perusahaan penerbit harian Republika pertama kali go public tidak langsung tercatat di BEI,
melainkan beberapa tahun kemudian. Kendati tidak langsung listing namun perusahaan yang
telah IPO tersebut tetap mengikuti aturan mengenai keterbukaan di pasar modal. Itu berarti
laporan keuangan, corporate action dan ketebukaan informasi lainnya harus disampaikan ke
publik.

4. Tahap Pencatatan saham di Bursa Efek

Setelah selesai penjualan saham di pasar perdana, selanjutnya saham tersebut dicatatkan
di Bursa Efek Indonesia. Setelah melakukan penawaran umum, perusahaan yang sudah
menjadi emiten itu akan langsung mencatatkan sahamnya maka yang perlu diperhatikan oleh
perusahaan adalah apakah perusahaan yang melakukan IPO tersebut memenuhi ketentuan dan
persyaratan yang berlaku di BEI (listing requirement). Kalau memenuhi persyaratan, maka
perlu ditentukan papan perdagangan yang menjadi papan pencatatan emiten itu. Dewasa ini
papan pencatatan BEI terdiri dari dua papan: Papan Utama (Main Board) dan Papan
Pengembangan (Development Board).

7
Sebagaimana namanya, papan utama merupakan papan perdagangan bagi emiten yang
volume sahamnya cukup besar dengan kapitalisasi pasar yang besar, sedangkan papan
pengembangan adalah khusus bagi pencatatan saham-saham yang tengah berkembang.
Kendati terdapat dua papan pencatatan namun perdagangan sahamnya antara papan utama
dan papan pengembangan sama sekali tidak berbeda, sama-sama dalam satu pasar.

Jadi perbedaaan papan perdagangan ini hanya membedakan ukuran perusahaan saja.
Papan Utama ditujukan untuk emiten atau emiten yang mempunyai ukuran (size) besar dan
lamanya menjalankan usaha utama sekurang-kurangnya 36 bulan berturut-turut. Sementara
Papan Pengembangan dimaksudkan untuk perusahaan-perusahaan yang belum dapat
memenuhi persyaratan pencatatan di Papan Utama, termasuk perusahaan yang prospektif
namun belum menghasilkan keuntungan.

Adapun langkah-langkah proses go public tersebut adalah sebagai berikut Sutrisno M.M:

a) Persiapan: Langkah awal yang perlu ditempuh oleh perusahaan yang akan melakukan
emisi yaitu persiapan internal perusahaan, yakni melakukan Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) yang menyetujui perusahaan akan melakukan go public.
b) Setelah persiapan ditingkat internal perusahaan selesai dan mendapatkan persetujuan,
maka langkah selanjutnya perusahaan harus menyampaikan pernyataan maksud
kepada BAPEPAM. Setelah menyampaikan maksud ke Bapepam, segera
menghubungi penjamin emisi atau Underwriter yang akan membantu perusahaan
dalam proses emisi efek.
c) Underwriter atas nama emiten menyampaikan pernyataan pendaftaran emisi efek
kepada Bapepam dalam menyerahkan berbagai persyaratan yang diperlukan.
d) Setelah pernyataan pendaftaran, Bapepam melakukan evaluasi terhadap permintaan
emiten untuk go public.
e) Bila dalam evaluasi dianggap cukup dan memenuhi persyaratan, maka Bapepam akan
memberikan izin kepada emiten untuk menawarkan sahamnya ke pasar perdana.
f) Setelah mendapat izin, perusahaan segera memasuki pasar perdana yakni malakukan
penawaran efek langsung kepada masyarakat. Untuk itu perusahaan segera
menerbitkan prospektus ringkas yang isinya antara lain:
 Tujuan perusahaan, tujuan emisi, sejarah perusahaan, pengurus perusahaan (Direksi
dan Dewan Komisaris).
8
 Tanggal masa penawaran, tanggal penjatahan, tanggal penyerahan efek, dan tanggal
pendaftaran bursa.
 Jumlah saham yang ditawarkan, jenis saham,harga nominal dan harga penawaran.
 Ikhtisar laporan keuangan dan rasio-rasio penting yang menunjukkan kinerja
perusahaan, maupun prospek dan resiko usaha.
 Nama-nama penjamin emisi dan agen penjual.
g) Penjatahan saham: Apabila jumlah permintaan efek oleh investor lebih besar
dibanding dengan jumlah efek yang ditawarkan, perlu dilakukan penjatahan supaya
adil.
h) Pengambilan dana, bila terjadi kelebihan permintaan berarti juga terjadi kelebihan
bayar oleh investor, oleh karena itu setelah penjatahan, kelebihan setor tersebut segera
dikembalikan.
i) Penyerahan efek kepada pemesan sesuai dengan jatah yang diterima oleh masing-
masing investor. Pencatatan efek ke bursa, agar efek yang telah dibeli oleh investor
bias segera diperjualbelikan di bursa.

Tahap Pencatatan Efek di BEI.

Efek yang dapat dicatatkan di BEI dapat berupa:

1. Saham : Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau
pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan
menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan
perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS).
2. Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (Exchange Traded Fund/ETF): ETF
atau Exchange Traded Fund secara sederhana dapat diartikan sebagai Reksa Dana
yang diperdagangkan di Bursa. ETF merupakan Kontrak Investasi Kolektif, yaitu Unit
Penyertaannya dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa seperti saham. Sebagaimana
halnya reksa dana konvensional, dalam ETF terdapat pula Manajer Investasi, Bank
Kustodian. Salah satu jenis ETF yang akan dikembangkan di pasar modal Indonesia
adalah Reksa Dana Indeks. Indeks yang dijadikan underlying adalah Indeks LQ45.

9
3. Sertifikat Penitipan Efek Indonesia (SPEI) : Sertifikat Penitipan Efek Indonesia
adalah Efek yang memberikan hak kepada pemegangnya atas Efek Utama yang
dititipkan secara kolektif pada Bank Kustodian yang telah mendapat persetujuan
Bapepam
4. Obligasi : Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat
dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar
imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu
yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut
5. Sukuk: sukuk adalah sertifikat bernilai sama dengan bagian atau seluruhnya dari
kepemilikan harta berwujud untuk mendapatkan hasil dan jasa di dalam kepemlikan
aset dari proyek tertentu atau aktivitas investasi khusus. Sertifikat ini berlaku setelah
menerima nilai sukuk, saat jatuh tempo, dengan menerima dana sepenuhnya sesuai
dengan tujuan sukuk tersebut. Pengertian ini sejalan dengan Keputusan Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. KEP-130/BL/2006 Tahun 2006
Peraturan No. IX.A.13 tentang sukuk.
6. Efek Beragun Aset (EBA) : adalah efek (surat berharga) ( yang terdiri sekumpulan
aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga komersial seperti
tagihan kartu kredit, pemberian kredit, termasuk kredit pemilikan rumah, kredit mobil,
efek bersifat utang yang dijamin pemerintah, dan arus kas. Dalam prosesnya, kreditor
awal (originator) mengalihkan aset keuangannya kepada para pemegang EBA.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

. Go Public adalah beredarnya saham perusahaan ke tangan public, menunjukkan


bahwa perusahaan tersebut telah berubah dari perusahaan pribadi menjadi perusahaan public
berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Sri, Fudji. 2010. Mengenal Pasar Modal. Jurnal Among Makarti, Vol.3 No.5 Juli 2010.

Yanty, Riska. 2017. Go Public dan Mekanismenya dalam Pasar Modal di Indonesia.

12

Anda mungkin juga menyukai