Anda di halaman 1dari 11

PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NASIONAL

“PERAN OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM

MENYIKAPI KEJAHATAN PASAR MODAL”

Disusun Oleh :

Risdianto Prabowo Samodro (16204015041)

Mata Kuliah : Hukum Asuransi

JAKARTA 2017
A. LATAR BELAKANG

Keberadaan pasar modal dalam perekonomian modern sudah tidak dapat


terelakkan lagi bagi seluruh negara di dunia ini, tidak terkecuali di
Indonesia. Tingginya permintaan akan barang dan jasa akibat dari
semakin banyaknya umat manusia di dunia ini membuat perusahaan,
baik yang bergerak di bidang jasa dan perdagangan, harus mampu
memenuhi semua kebutuhan yang diinginkan masyarakat dunia secara
global. Indonesia merupakan negara yang masuk dalam kategori negara
berkembang, kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa sangat tinggi.
Hal ini dibuktikan dengan makin banyaknya perusahaan-perusahaan
baru yang bermunculan di Indonesia, baik domestik maupun asing,
karena pangsa pasar yang potensial ada di Indonesia. Pasar modal
memiliki posisi yang sangat penting dan vital dalam perkembangan
perekonomian Indonesia1.

Kemajuan teknologi serta tingginya arus globalisasi membuat pasar


modal Indonesia dapat menjadi sentral perkembangan pasar modal Asia
Tenggara. Perkembangan pasar modal tersebut tidak akan dapat
terealisasikan apabila tidak ada dukungan dari pemerintah dan
partisipasi dari masyarakat. Peran pemerintah dapat berupa menciptakan
stabilitas politik dan hukum, stabilitas iklim investasi Indonesia, dan
sebagai pelindung dalam pelaksanaan kegiatan ekonomi. Sementara
masyarakat dapat berpartisipasi dengan menginvestasikan sahamnya di
pasar modal2. Secara umum, ada tiga cara alternatif investasi bagi
masyarakat Indonesia dewasa ini. Ketiga alternatif tersebut adalah
tabungan, asuransi, dan investasi pasar modal. Investasi di pasar modal
memiliki risiko yang tinggi (high risk) namun memberikan keuntungan
yang tinggi pula (high return). Dengan berinvestasi di pasar modal dalam
bentuk saham, kebutuhan perusahaan akan modal (selain obligasi) akan
terealisasikan sehingga perusahaan dapat meningkatkan
produktivitasnya dan mampu menghasilkan output yang berkualitas.
Selain itu, masyarakat dapat mempunyai hak milik perusahaan dalam
bentuk persentase saham sehingga hal ini mendorong pemerataan

1
Simanjuntak. Pasar Modal. Medan: STMIK Budidarma, 2010
2
Usman dkk, ABC Pasar Modal, Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia dan Ikatan Sarjana Ekonomi
Indonesia (ISEI), 1994
pendapatan masyarakat3. Secara umum, manfaat dari keberadaan pasar
modal adalah sebagai berikut4: (1). Menyediakan sumber pembiayaan
(jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi dana
secara optimal. (2). Memberikan wahana investasi yang beragam bagi
investor sehingga memungkinkan untuk melakukan diversifikasi.
Alternatif investasi memberikan potensi keuntungan dengan tingkat risiko
yang dapat diperhitungkan. (3). Menyediakan leading indicator bagi
perkembangan perekonomian suatu negara. (4). Penyebaran kepemilikan
perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah. (5). Penyebaran
kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme menciptakan iklim
berusaha yang sehat serta mendorong pemanfaatan manajemen profesi.
Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan
efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek. Pasar Modal menyediakan berbagai alternatif bagi para
investor selain alternatif investasi lainnya, seperti: menabung di bank,
membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan, dan sebagainya. Pasar
Modal bertindak sebagai penghubung. Pasar Modal bertindak sebagai
penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi
pemerintah melalui perdagangan instrumen melalui jangka panjang
seperti obligasi, saham, dan lainnya. Berlangsungnya fungsi pasar modal,
adalah meningkatkan dan menghubungkan aliran dana jangka panjang
dengan "kriteria pasarnya" secara efisien yang akan menunjang
pertumbuhan riil ekonomi secara keseluruhan. Seiring menggeliatnya
antusias kegiatan Pasar Modal, tidak menutup kemungkinan akan terjadi
beberapa kejahatan yang dilakukan oleh para pelaku Pasar Modal.
Berbagai bentuk kejahatan tersebut dapat berupa tindak pidana
penipuan, manipulasi pasar, tindak pidana pencucian uang ataupun
perbuatan hukum lainnya Untuk melindungi para investor dari
praktikpraktik tidak sehat tersebut, maka perlu dilakukan pengaturan
yang baik terhadap pelaksanaannya. Jika pasar saham tidak diawasi,
maka kepercayaan masyarakat akan kegiatan pasar modal atau pasar
saham akan luntur. Tujuan peneitian ini adalah Untuk mengetahui dan
memahami pelaksanaan otoritas jasa keuangan dalam menanggulangi
kejahatan manipulasi pasar di bidang pasar modal Indonesia.

3
Mohammad Irsan Nasarudin, Aspek Hukum Pasar Modal, Kencana, 2004
4
Jusuf Anwar, Pasar Modal Sebagai Sarana Pembiayaan Dan Investasi, PT. Alumni, 2010.
Pembentukan OJK dipicu oleh kasus Bank Century yang membuktikan
lemahnya fungsi pengawasan yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Hal
ini terungkap setelah Lembaga Penjamin Simpanan hendak mengucurkan
dananya kepada Bank Century, namun jumlahnya membengkak dari
yang seharusnya. Menurut Zulkarnaen Sitompul dalam Pilars
No.02/Th.VII/12-18 Januari 2004, ide pembentukan OJK sebenarnya
adalah hasil kompromi untuk menghindari jalan buntu pembahasan
undang-undang tentang Bank Indonesia oleh DPR. Fungsi pengawasan
perbankan yang tadinya dipegang oleh Bank Indonesia sebagai bank
sentral, kini dipisahkan. Ide tersebut datang dari konsultan asal Jerman
Helmut Schlesinger, mantan Gubernur Bundesbank (Bank Sentral
Jerman) yang pada waktu penyusunan RUU (kemudian menjadi Undang-
Undang No. 23 Tahun 1999) bertindak sebagai konsultan, mengambil pola
bank sentral Jerman yang tidak mengawasi bank.

Pengesahan Undang- Undang Nomor 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa


Keuangan menandai babak baru industri jasa keuangan di Indonesia.
Kehadiran lembaga baru ini diharapkan secara komprehensif akan
mengatur dan mengawasi jasa keuangan di sektor pasar modal,
perbankan, asuransi, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga
jasa keuangan lain.

Dalam kaitannya dengan mata kuliah hukum pasar modal, maka dalam
makalah ini saya mencoba untuk mengulas mengenai “Peranan Otoritas
Jasa Keuangan dalam Melindungi Praktek-Praktek Kejahatan yang terjadi
dalam Pasar Modal”

B. RUMUSAN MASALAH

Membaca latar belakang diatas, muncul beberapa pertanyaan yang akan


saya coba bahas dalam makalah antara lain :
1. Apakah OJK itu ?
2. Bagaimana peran OJK dalam menyikapi kejahatan Pasar Modal ?
3. Apa kelebihan dan kekurangan OJK dalam Pasar Modal?

C. PEMBAHASAN
1. Pengertian Otoritas Jasa Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah


lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain,
yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan,
pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan5.

Menurut penjelasan Pasal 34 Undang-Undang No 3 Tahun 2004


menyatakan bahwa, “OJK bersifat Independen dalam menjalankan
tugasnya dan kedudukannya berada di luar pemerintah dan
berkewajiban menyampaikan laporan kepada Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)”.

Dari definisi diatas maka dapat dinyatakan bahwa Otoritas Jasa


Keuangan (OJK) adalah Lembaga yang independen yang dalam
pelaksanaan tugas dan wewenangnya bebas dari campur tangan pihak
lain, Kedudukan OJK berada di luar pemerintah dan wajib
menyampaikan laporan kepada BPK dan DPR.

Bagi anda yang belajar ekonomi khususnya masalah keuangan


pastilah tidak asing lagi dengan istilah OJK, atau otoritas jasa
keuangan, namun bagi anda yang belum pernah mendengar masalah
OJK, dalam makalah ini saya coba untuk memberikan informasi
mengenai OJK selain daripada definisi menurut UU No. 21 tahun 2011.
OJK bisa diartikan sebagai sebuah lembaga keuangan yang salah satu
tugasnya adalah melakukan pengawasan terhadap perbankan. Seperti
telah dikemukakan dalam pendahuluan, latar belakang munculnya
OJK tersebut di picu oleh kasus Bank Century yang membuktikan
lemahnya fungsi pengawasan yang dilakukan oleh Bank Indonesia.
Ternyata menurut berbagai macam kalangan, tugas dari bank
Indonesia tersebut belum dilakukan secara maksimal. Selain karena
banyaknya tugas yang harus dilakukan oleh Bank Indonesia, ada
faktor-faktor lain yang menyebabkan tugas Bank Indonesia tersebut
belum berjalan sesuai dengan harapan.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merupakan lembaga negara yang


dibentuk pada tahun 2011 berdasarkan UU nomor 21 tahun 2011, dan
beroperasi Januari 2013 (untuk pasar modal dan LKNB) dan 2014
(untuk perbankan). Aturan ini menjelaskan fungsi OJK dalam
menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang
terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa
keuangan.

5
Ketentuan Umum Pasal 1 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sendiri didirikan untuk menggantikan
peran Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(Bapepam-LK). Dengan terbentuknya OJK maka secara otomatis
pengaturan dan pengawasan Pasar Modal dan Industri Keuangan Non-
Bank (IKNB) beralih ke OJK.

Selain mengambil alih tugas Bapepam-LK dan Bank Indonesia,


pembentukan OJK juga menjadi respon atas perkembangan sektor
jasa keuangan. Semakin majunya sistem teknologi dan komunikasi
dalam perbankan juga mendorong pemerintah untuk mereformasi
sistem pengawasan perbankan. Sistem keuangan menjadi semakin
kompleks, dinamis, hybrid, dan saling terkait. Untuk itu kemudian
diperlukan OJK sebagai lembaga dengan fungsi dan sistem yang telah
terintegrasi.

Dalam UU Nomor 21 Tahun 2011 pasal 1 ayat (4) disebutkan, lembaga-


lembaga yang akan berada di bawah pengawasan OJK adalah
perbankan, pasar modal, perasuransian, dana pensiun, lembaga
pembiayaan atau multifinance, dan lembaga jasa keuangan lainnya.
Lembaga jasa keuangan ini mencakup pergadaian (PT Pegadaian),
lembaga penjaminan, lembaga pembiayaan ekspor Indonesia, lembaga
pembiayaan sekunder perumahan dan lembaga yang
menyelenggarakan pengelolaan dana masyarakat yang bersifat wajib,
yaitu penyelenggaraan program jaminan sosial, pensiun, dan
kesejahteraan.

2. Peranan Otoritas Jasa Keuangan dalam menyikapi kejahatan Pasar


Modal

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merupakan lembaga pengawasan jasa


keuangan yang independen, sektor yang menjadi pengawasan dari OJK
yakni perbankan , pasar modal, reksadana, perusahaan pembiayaan,
dana pensiun, dan asuransi. Dengan adanya OJK fungsi pengawasan
lembaga keuangan bank ataupun bukan bank akan diambil alih oleh
OJK. Sementara Bank Indonesia peranannya hanya sebagai bank
sentral yang peranannya sebagai regulator kebijakan moneter6.

6
Dasrol, Fungsi Strategis Lembaga Otoritas Jasa Keuangan Dalam Pengawasan Perbankan Nasional Indonesia,
Jurnal Ekonomi Volume 21, Nomor 2, Juni 2013
Dalam kaitanya dengan Pasar Modal menurut Kepala Kantor
Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Bandung, Gilman Pradana
mengatakan Otoritas Jasa Keuangan berperan dalam meningkatkan
jumlah investor pasar modal. Peran ini, menurut Gilman, dapat
dilakukan OJK dengan memberikan edukasi kepada masyarakat
terkait keamanan berinvestasi di pasar modal. Dengan edukasi dari
OJK, calon investor akan merasa terlindungi karena mempunyai
tempat untuk mengadukan praktik-praktik kecurangan yang terjadi
dalam pasar modal. Masyarakat di daerah pun akan lebih percaya
untuk berinvestasi dalam pasar modal.

Tak hanya berperan untuk meningkatkan jumlah investor, OJK juga


berperan untuk mendorong perusahaan daerah melantai di bursa. BEI
berharap OJK dapat membantu BEI memermudah proses initial public
effering (IPO) bagi emiten-emiten baru.

Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 telah disebutkan jenis-


jenis tindak pidana dibidang pasar modal seperti penipuan, manipulasi
pasar, dan perdagangan orang dalam (insider trading). Tindak pidana
dibidang pasar modal memiliki karekteristik yang khas, yaitu barang
yang menjadi obyek adalah informasi, selain itu pelaku tindak pidana
tidak mengandalkan kemampuan fisik, tetapi kemampuan untuk
memahami dan membaca situasi pasar untuk kepentingan pribadi.

Pembuktian tindak pidana pasar modal juga sangat sulit, namun


akibat yang ditimbulkan dapat fatal dan luas. Berikut ini adapun
Jenis-jenis tindak pidana yang dikenal dibidang pasar modal, antara
lain7:

a. Penipuan

Penipuan menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 90


huruf c, adalah membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta
material atau tidak mengungkapkan fakta material agar pernyataan
yang dibuat tidak menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi
pada saat pernyataan dibuat dengan maksud untuk
menguntungkan atau menghindarkan kerugian untuk diri sendiri

7
Najib A.Gisymar, Insider Trading dalam Transaksi Efek. Citra Aditya Bakti, Bandung
atau pihak lain atau dengan tujuan memengaruhi pihak lain untuk
membeli atau menjual efek.

Terkait dengan pengertian KUHP tentang penipuan, Undang-


Undang Nomor 8 Tahun 1995 juga memberikan beberapa
spesifikasi mengenai pengertian penipuan, yaitu terbatas dalam
kegiatan perdagangan efek yang meliputi kegiatan penawaran,
pembelian, dan/atau penjualan efek yang terjadi dalam rangka
penawaran umum, atau terjadi di bursa efek maupun diluar bursa
atas efek emiten atau perusahaan publik. Mengenai pengertian tipu
muslihat atau rangkaian kebohongan sebagaimana ditentukan
dalam KUHP, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 menegaskan
bahwa hal tersebut termasuk membuat pernyataan yang tidak
benar mengenai fakta material atau tidak mengungkapkan fakta
yang material.

b. Manipulasi Pasar

Manipulasi pasar menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995


Pasal 91 adalah, tindakan yang dilakukan oleh setiap pihak secara
langsung maupun tidak dengan maksud untuk menciptakan
gambaran semu atau menyesatkan mengenai perdagangan,
keadaan pasar, atau harga efek di bursa efek. Beberapa pola
manipulasi pasar, antara lain:
 Menyebarkan informasi palsu mengenai emiten (perusahaan
yang menjual saham) dengan tujuan mempengaruhi harga efek
perusahaan yang dimaksud di bursa efek (false information).
Misalnya, suatu pihak menyebarkan rumor bahwa emiten A
akan segera dilikuidasi, pasar merespon kemudian harga
efeknya jatuh tajam di bursa;
 Menyebarkan informasi yang menyesatkan atau tidak lengkap
(misinformation). Misalnya, suatu pihak menyebarkan rumor
bahwa emiten B tidak termasuk perusahaan yang akan
dilikuidasi oleh pemerintah, padahal emiten B termasuk yang
diambil alih oleh pemerintah.

Harga efek di pasar modal sangat sensitif terhadap suatu peristiwa


dan informasi yang berkaitan, baik secara langsung maupun tidak
dengan efek tersebut. Informasi merupakan pedoman pokok para
pemodal untuk mengambil keputusan terhadap suatu efek. Jika
informasi tersebut tidak dilindungi oleh hukum sebagai informasi
yang benar, tentunya kegiatan perdagangan pasar modal tidak bisa
berjalan. Informasi yang dihembuskan oleh pihak tertentu dapat
menimbulkan dampak pada pasar, akibatnya harga efek bisa naik
atau turun. Begitu telah ada konfirmasi bahwa informasi itu benar,
maka gejolak pasar akan berhenti dan berjalan normal kembali.

Otoritas Jasa Keuangan mengantisipasi setiap pihak yang memiliki


kapasitas dan kapabilitas dalam hal modal dan teknologi atau
sarana yang kemungkinan bisa melakukan penggambaran
sedemikian rupa sehingga pasar memahami dan merespon
gambaran tersebut sebagai suatu hal yang benar.

Sanksi yang diberikan ketika terjadi pelanggaran dan perbuatan


tindak pidana pasar modal sebagian besar sanksi adalah sanksi
administratif. Penerapan sanksi pidana memang dilihat sebagai
langkah tegas dan diharapkan dapat menimbulkan efek jera yang
tinggi, namun jika tingkat keberhasilannya rendah. Efek jera yang
menyertai sanksi pidana menjadi tidak efektif. Artinya penegakan
hukum pidana yang dilakukan OJK masih dalam kondisi lemah,
hal ini disebabkan berbagai pertimbangan ekonomi dan situasi
psikologis pasar, disamping pembuktiannya yang tidak mudah.
Dengan kata lain, dalam penegakan hukum pasar modal lebih pada
bentuk kebijaksanaan penjatuhan hukuman, sehingga hukum
administratiflah yang dianggap paling tepat.

OJK adalah lembaga pengawas pasar modal, bila terjadi


pelanggaran perundang-undangan pasar modal atau ketentuan di
bidang pasar modal lainnya OJK memiliki tangung jawab untuk
menegakkan hukum pasar modal dan sebagai penyidik akan
melakukan pemeriksaan terhadap pihak yang melakukan
pelanggaran tersebut, dan bila memang terbukti akan menetapkan
sanksi.

3. Kelebihan dan Kekurangan Otoritas Jasa Keuangan

Model pengaturan dan pengawasan secara terintegrasi ini memiliki


kelebihan terutama dalam merespons tren industri keuangan yang
semakin terintegrasi. Kini, kita bisa menyaksikan bahwa fenomena
universal banking, atau bank yang bisa melayani segala jenis
pelayangan keuangan sudah menjadi pemandangan umum. Dengan
adanya OJK sebagai "super-regulatory body”, nantinya masalah
perizinan, pengaturan, pengawasan, dan exit policy akan lebih mudah,
karena berada di satu atap. Selain itu, OJK sebagai ”superregulatory
body” juga memungkinkan pemanfaatan economies of scale dan
economies of scope, sehingga pengawasannya menjadi lebih mendalam.

Namun, OJK sebagai "superregulatory body" juga memiliki kelemahan.


Terlalu luas lingkup kerja (pengaturan dan pengawasan) serta terlalu
banyak industri yang diawasi, maka bila tidak didukung dengan sistem
dan SDM yang andal, efektivitasnya dapat diragukan, Buktinya sudah
terlihat di depan mata. OJK tidak menjangkau perlindungan pada
koperasi simpan pinjam, lembaga keuangan mikro dan lembaga
keuangan non bank,dan pembiayaan OJK yang berdasarkan iuran
pelaku jasa keuangan membebani konsumen.

D. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Dari pembahasan diatas, secara sederhana dapat disimpulkan :
a. Pembentukan OJK bukan hanya transfer pengaturan dan
pengawasan sektor keuangan yang dilakukan sebelumnya oleh
Bank Indonesia dan Departemen Keuangan saja.
b. OJK harus mampu memperkuat sistem pengawasan yang ada
c. OJK merupakan sebuah lembaga yang dirancang untuk melakukan
pengawasan secara ketat lembaga keuangan seperti perbankan,
pasar modal, perusahaan pembiayaan, dana pensiun, dan
asuransi.
d. OJK membantu pemerintah meningkatkan pemberantasan praktek
kecurangan dalam pasar modal
e. Dengan adanya OJK masalah perizinan, pengaturan, pengawasan,
dan exit policy akan lebih mudah, karena berada di satu atap.
f. Kelemahan OJK adalah tidak menjangkau perlindungan pada
koperasi simpan pinjam, lembaga keuangan mikro dan lembaga
keuangan non bank,dan pembiayaan OJK yang berdasarkan iuran
pelaku jasa keuangan membebani konsumen.

2. Sementara itu adapun tawaran saran yang diberikan yaitu perlunya


kerjasama yang sinergi antara Otoritas Jasa Keuangan dan Bank
Indonesia agar tercapainya efektitas fungsi Pengawasan khususnya di
bidang Perbankan dan pasar modal.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar Jusuf, Pasar Modal Sebagai Sarana Pembiayaan Dan Investasi,


PT. Alumni, 2010.

Dasrol, Fungsi Strategis Lembaga Otoritas Jasa Keuangan Dalam


Pengawasan Perbankan Nasional Indonesia, Jurnal Ekonomi Volume
21, Nomor 2, Juni 2013

Najib A.Gisymar, Insider Trading dalam Transaksi Efek. Citra Aditya


Bakti, Bandung

Mohammad Irsan Nasarudin, Aspek Hukum Pasar Modal, Kencana,


2004

Simanjuntak. Pasar Modal. Medan: STMIK Budidarma, 2010

Usman dkk, ABC Pasar Modal, Lembaga Pengembangan Perbankan


Indonesia dan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), 1994

Undang-Undang No 21 Tahun 2011

Anda mungkin juga menyukai