Anda di halaman 1dari 19

ASURANSI KECELAKAAN PENUMPANG

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hukum Asuransi

Dosen pengajar : Hj. Mia Rasmiaty, S.H.,Sp.1.,M.H.

Disusun oleh :

Hana fristin 171.022

Ridwan M. 171.024

Astri Melinda 171.058

Ibrahim Lukman 171.066

Eghi Taufik 171.060

Bahri Ilmi 171.175

M Yasin 171.121

Iqbal Egho 171.153

Fakultas Hukum

Universitas Islam Nusantara

Bandung 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt. karena berkat rahmat dan
hidayah- Nya kami mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuransi
Kecelakaan Penumpang” . Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Hukum Asuransi .

Berkaitan dengan risiko-risiko akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan


dan teknologi khususnya di bidang lalu lintas dan trasportasi, ternyata tidak hanya
memberikan manfaat dan pengaruh positif terhadap perilaku kehidupan masyarakat,
namun juga membawa dampak negatif antara lain timbulnya masalah-masalah di
bidang lalu lintas seperti risiko kecelakaan lalu lintas di jalan raya. Dengan bantuan
referensi-referensi yang sangat mendukung kedalam pokok bahasan yang kami
bahas, tentu memudahkan makalah ini terselesaikan. Kami selaku penulis
mengucapkan terima kasih atas semua bantuan serta dorongan yang telah diberikan
kepada kami.

Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak
kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematikanya. Oleh sebab itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

Bandung, November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………i

DAFTAR ISI………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN :

1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………………1


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………..2
1.3 Tujuan…………………………………………………………………2
1.4 Kegunaan……………………………………………………………...2

BAB II PEMBAHASAN :

2.1 Pengertian Asuransi Kecelakaan Penumpang………………………...3

2.2 Undang-undang Yang Mengatur Mengenai Kecelakaan


Penumpang………………………………………………………………..3

2.3 Pengecualian terhadap asuransi kecelakaan penumpang……………5

2.4 Sistem Pembayaran Premi Terhadap Asuransi Kecelakaan


Penumpang………………………………………………………………6

2.5 Ruang lingkup PT Jasa Raharja Indonesia (persero)…………………9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………….13

3.2 Saran………………………………………………………………...14

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam perkembangan dan didasarkan kepada kebutuhan dan
kepentingan, maka masyarakat semakin merasakan kepentingan untuk
melindungi diri ataupun harta bendanya atas akibat suatu peristiwa
yang menimbulkan kerugian, sampai saat ini ada dua jenis asuransi
yaitu asuransi kerugian dan asuransi sejumlah uang. Asuransi ganti
kerugian dimaksudkan bahwa si penanggung berjanji mengganti
kerugian tertentu yang diderita oleh si tertanggung sedangkan asuransi
sejumlah uang maksudnya adalah si penanggung berjanji akan
membayar uang yang jumlahnya sudah ditentukan sebelumnya tanpa
didasarkan pada suatu kerugian tertentu.
Dalam bidang transportasi, asuransi sangatlah diperlukan. Karena
transportasi adalah suatu kebutuhan dimana setiap orang pasti
mengawali aktifitasnya dari transportasi. Sehingga menyebabkan
setiap orang pasti melalui tahapan transportasi sebelum menjalankan
aktifitas lainnya. Terlepas dari berbagai resikonya, mau tidak mau
mereka tetap menjalaninya. Baik itu resiko yang berasal dari diri
sendiri maupun yang disebabkan oleh orang lain.
Pengguna kendaraan bermotor sudah selayaknya mendapat
perlindungan, salah satunya ialah melalui asuransi yang sudah
ditetapkan oleh Pemerintah yaitu asuransi Jasa Raharja. Pemerintah
memang melindungi masyarakat dari kerugian akibat kecelakaan lalu
lintas, melalui PT Jasa Raharja (Persero) santunan dibayarkan kepada
anggota masyarakat yang mengalami kecelakaan atau musibah saat

1
2

menggunakan kendaraan bermotor. Masyarakat berhak mendapat


santunan jika terjadi kecelakaan saat dalam perjalanan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari asuransi kecelakaan penumpang ?
2. Apa saja undang-undang yang mengatur mengenai asuransi
kecelakaan penumpang ?
3. Bagaimana pengecualian terhadap asuransi kecelakaan penumpang
?
4. Bagaimana system pembayaran premi terhadap asuransi
kecelakaan penumpang ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian asuransi kecelakaan penumpang.
2. Untuk mengetahui undang-undang yang mengatur mengenai
asuransi kecelakaan penumpang.
3. Untuk mengetahui pengecualian terhadap asuransi kecelakaan
penumpang.
4. Untuk mengetahui system pembayaran premi terhadap asuransi
kecelakaan penumpang.

1.4 Kegunaan
Kegunaan dari makalah ini adalah untuk membantu para pembaca
untuk mengetahui konsep perencanaan dan pengorganisasian pesan
-pesan bisnis. Selain untuk pembaca makalah ini juga disusun untuk
memberikan manfaat bagi kami berupa menambah
pembendaharaaan ilmu mengenai penulisan makalah dan lebih
memperdalam ilmu Manajemen Risiko dan Asuransi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asuransi Kecelakaan Penumpang


Asuransi kecelakaan penumpang adalah sebuah
pertanggungan dimana pihak penanggung adalah PT JASA
RAHARJA dan pihak tertanggung adalah penumpang atas
kecelakaan penumpang di jalan raya, pihak tertanggung
membayarkan premi kepada penanggung sebagai kontra prestasi.
PT Jasa Raharja (persero) adalah badan usaha milik negara
(BUMN) yang bergerak di bidang perasuransian, pembinaanya
dibawah departemen keunagan tugas dan tanggung jawabnya
adalah melakukan pemupukan dan melalui iuran dan sumbangan
wajib untuk selanjutnya disalurkan kembali melalui santunan jasa
raharja kepada korban atau ahli waris korban kecelakaan lalu
lintas dijalan raya.
Premi asuransi penumpang melalui pengusaha angkutan yang
disatukan dengan karcis penumpang. Berakhirnya pertanggungan
jika tidak di ajukan tagihan dalam waktu 6 bulan setelah
terjadinya kecelakaan.

2.2 Undang-undang Yang Mengatur Tentang Asuransi


Kecelakaan Penumpang.
2.2.1 Undang-undang No 33 Tahun 1964 Jo PP No 17 Tahun 1965
UU No 33 Tahun 1964 Jo PP No 17 Tahun 1965 tentang
Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang Umum
menjelaskan korban yang berhak atas santunan adalah setiap
penumpang sah dari alat angkutan penumpang umum yang
mengalami kecelakaan diri, yang diakibatkan oleh
penggunaan alat angkutan umum, selama penumpang

3
4

yang bersangkutan berada dalam angkutan tersebut, yaitu


saat naik dari tempat pemberangkatan sampai turun di
tempat tujuan. Bagi penumpang kendaraan bermotor
umum (bus) yang berada di dalam tenggelamnya kapal
ferry, maka kepada penumpang bus yang menjadi korban
diberikan santunan ganda. Sedangkan bagi korban yang
jasadnya tidak diketemukan dan/atau hilang, penyelesaian
santunan didasarkan kepada Putusan Pengadilan Negeri.

2.2.2 Undang-undang No 34 Tahun 1964 Jo PP No 18 Tahun 1965


UU No 34 Tahun 1964 Jo PP No 18 Tahun 1965 tentang
Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan menjelaskan bahwa
korban yang berhak atas santunan adalah setiap orang yang
berada di luar angkutan lalu lintas jalan yang menjadi
korban akibat kecelakaan dari penggunaan alat angkutan lalu
lintas jalan serta setiap orang atau mereka yang berada di
dalam suatu kendaraan bermotor dan ditabrak, dimana
pengemudi kendaraan bermotor yang penyebab kecelakaan,
termasuk dalam hal ini para penumpang kendaraanbermotor
dan sepeda motor pribadi. Bagi pengemudi yang
mengalami kecelakaan merupakan penyebab terjadinya
tabrakan dua atau lebih kendaraan bermotor, maka baik
pengemudi maupun penumpang kendaraan tersebut tidak
dijamin dalam UU No 34/1964 jo PP no 18/1965 termasuk
korban pejalan kaki atau pengemudi/penumpang kendaraan
bermotor yang dengan sengaja menerobos palang pintu
kereta api yang sedang difungsikan.

4
5

2.3 Pengecualian Terhadap Asuransi Kecelakaan Penumpang


2.3.1 Dalam hal kecelakaan penumpang umum atau lalu lintas
jalan
 Jika korban atau ahli warisnya telah
memperoleh jaminan berdasarkan UU No 33 atau
34/1964.
 Bunuh diri, percobaan bunuh diri atau sesuatu
kesengajaan lain pada pihak korban atau ahli waris.
 Kecelakaan-kecelakaan yang terjadi pada waktu korban
sedang dalam keadaan mabuk atau tak sadar, melakukan
perbuatan kejahatan ataupun diakibatkan oleh atau terjadi
karena korban memiliki cacat badan atau keadaan
badaniah atau rohaniah biasa lain.

2.3.2 Dalam hal kecelakaan yang terjadi tidak mempunyai


hubungan dengan resiko kecelakaan penumpang umum atau lalu
lintas jalan
 Kendaraan bermotor penumpang umum yang bersangkutan
sedang dipergunakan untuk turut serta dalam suatu
perlombaan kecakapan atau kecepatan.
 Kecelakaan terjadi pada waktu di dekat kendaraan
bermotor penumpang umum yang bersangkutan ternyata
ada akibat gempa bumi atau letusan gunung berapi, angin
puyuh, atau sesuatu gejala geologi atau metereologi lain.
 Kecelakaan akibat dari sebab yang langsung atau tidak
langsung mempunyai hubungan dengan, bencana, perang
atau sesuatu keadaan perang lainnya, penyerbuan musuh,
sekalipun Indonesia tidak termasuk dalam negara-negara
yang turut berperang, pendudukan atau perang saudara,
pemberontakan, huru hara, pemogokan dan penolakan

5
6

kaum buruh, perbuatan sabotase, perbuatan teror,


kerusuhan atau kekacauan yang bersifat politik atau
bersifat lain.
 Kecelakaan akibat dari senjata-senjata perang
 Kecelakaan akibat dari sesuatu perbuatan dalam
penyelenggaraan sesuatu perintah, tindakan atau peraturan
dari pihak ABRI atau asing yang diambil berhubung
dengan sesuatu keadaan tersebut di atas, atau kecelakaan
yang disebabkan dari kelalaian sesuatu perbuatan dalam
penyelenggaraan tersebut
 Kecelakaan yang diakibatkan oleh alat angkutan
penumpang umum yang dipakai atau dikonfliksi atau
direkuisisi atau disita untuk tujuan tindakan angkatan
bersenjata seperti tersebut di atas.
 Kecelakaan yang diakibatkan oleh angkutan
penumpang umum yang khusus dipakai oleh atau untuk
tujuan-tujuan tugas angkatan bersenjata.
 Kecelakaan yang terjadi sebagai akibat reaksi atom.
2.4 Sistem Pembayaran Premi Terhadap Asuransi Kecelakaan
Penumpang.
2.4.1 Dasar Hukum Pelaksanaan
 UU No.33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan
Wajib Kecelakaan Penumpang jo. PP No.17 Tahun 1965
tentang Ketentuan Pelaksanaan Dana Pertanggungan
Wajib Kecelakaan Penumpang.
 UU No.34 Tahun 1964 tentang Dana Kecelakaan
Lalu Lintas Jalan jo. PP
 No.18 Tahun 1965 tentang Ketentuan Pelaksanaan Dana
Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.

6
7

 Pembayaran Premi dalam program asuransi


kecelakaan pada PT Jasa Raharja dikenal dengan 2
(dua) bentuk yaitu Iuran Wajib (IW) dan Sumbangan
Wajib (SW).
 Iuran Wajib dikutip atau dikenakan kepada
penumpang alat transportasi umum seperti kereta api,
pesawat terbang, bus dan sebagainya (pasal 3 (1) a UU
 No.33/1964 jo pasal 2 (1) PP No.17/1965). Sedangkan
khusus penumpang kendaraan bermotor umum di dalam
kota dan Kereta Api jarak pendek (kurang dari 50 km)
dibebaskan dari pembayaran iuran wajib tersebut.
 Sumbangan Wajib dikutip atau dikenakan
kepada pemilik/pengusaha kendaraan bermotor (pasal 2
(1) UU No.34/1964 jo pasal 2 (1) PP No.18/1965).
 Untuk Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas
Jalan dan Santunannya di atur berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 36/PMK.010/2008 tentang
Besar Santunan dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan
Lalu Lintas Jalan.
 Untuk Iuran Wajib dan santunannya diatur berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.010/2008
tentang Besar Santunan dan Iuran
 Wajib Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan
Penumpang Alat Angkutan Penumpang Umum di Darat,
Sungai/Danau, Ferry/Penyeberangan, Laut dan Udara.
 Iuran Wajib Setiap penumpang yang akan menggunakan
alat transportasi umum membayarkan iuran wajib yang
disatukan dengan ongkos angkut pada saat membeli
karcis atau membayar tarif angkutan dan pengutipan ini

7
8

dilakukan oleh masing-masing operator (pengelola) alat


transportasi tersebut
 Sumbangan Wajib Pembayaran SW dilakukan secara
periodik (setiap tahun) di kantor Samsat pada saat
pendaftaran atau perpanjangan STNK.

2.4.2 Besaran Premi dan santunan


 Untuk Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas
Jalan dan Santunannya di atur berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 36/PMK.010/2008 tentang
Besar Santunan dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan
Lalu Lintas Jalan.
 Untuk Iuran Wajib dan santunannya diatur berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.010/2008
tentang Besar Santunan dan Iuran Wajib Dana
Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang Alat
Angkutan Penumpang Umum di Darat, Sungai/Danau,
Ferry/Penyeberangan, Laut dan Udara.
 Iuran Wajib
Setiap penumpang yang akan menggunakan alat
transportasi umum membayarkan iuran wajib yang
disatukan dengan ongkos angkut pada saat membeli
karcis atau membayar tarif angkutan dan pengutipan ini
dilakukan oleh masing-masing operator (pengelola) alat
transportasi tersebut.
 Sumbangan Wajib
Pembayaran SW dilakukan secara periodik (setiap tahun)
di kantor Samsat pada saat pendaftaran atau perpanjangan
STNK.

8
9

2.4.3 Teknis Pengutipan Premi


 Iuran Wajib
Setiap penumpang yang akan menggunakan alat
transportasi umum membayarkan iuran wajib yang
disatukan dengan ongkos angkut pada saat membeli
karcis atau membayar tarif angkutan dan pengutipan ini
dilakukan oleh masing-masing operator (pengelola) alat
transportasi tersebut.
 Sumbangan Wajib
Pembayaran SW dilakukan secara periodik (setiap tahun)
di kantor Samsat pada saat pendaftaran atau perpanjangan
STNK

2.5 Ruang lingkup PT Jasa Raharja Indonesia (persero)

2.5.1 Lingkup Jaminan

Kehadiran PT Jasa Raharja (Persero) memberikan


perlindungan dasar kepada masyarakat melalui 2 (dua)
program asuransi sosial, yaitu Asuransi Kecelakaan
Penumpang Alat Angkutan Umum yang dilaksanakan
berdasarkan Undang-Undang No. 33 Tahun 1964 tentang
Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang serta
Asuransi Tanggung Jawab Menurut Hukum Terhadap Pihak
Ketiga yang dilaksanakan berdasarkan Undang- Undang No.
34 Tahun 1964 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.

9
10

2.5.2 Nilai Santunan Kecelakaan Penumpang

Nilai santunan yang dibayarkan bagi korban kecelakaan lalu


lintas jalan telah diatur berdasarkan keputusan Menteri
Keuangan RI Nomor: KEP.15/ PMK.010/2017 tanggal 13
Februari 2017.

2.5.3 Prosedur Santunan

a. Cara Memperoleh Santunan


- Menghubungi kantor Jasa Raharja terdekat
- Mengisi formulir pengajuan dengan melampirkan :
1) Keterangan kecelakaan Lalu Lintas dari Kepolisian
dan atau dari instansi berwenang lainnya.
2) Keterangan kesehatan dari dokter / RS yang
merawat.
3) KTP / Identitas korban / ahli waris korban.
4) Formulir pengajuan diberikan Jasa Raharja secara
cuma-Cuma

10
11

b. Bukti lain yang diperlukan


- Dalam hal korban luka-luka : Kuitansi biaya
rawatan dan pengobatan yang asli dan sah.
- Dalam hal korban meninggal dunia : Surat
kartu keluarga / surat nikah ( bagi yang sudah
menikah )

c. Ketentuan Lain Yang Perlu Diperhatikan


- Jenis santunan : Santunan berupa penggantian
biaya rawatan dan pengobatan (sesuai ketentuan),
Santunan kematian, Santunan cacat tetap.
- Ahli Waris : Janda atau dudanya yang sah,
Anak-anaknya yang sah, dan Orang tuanya yang sah.
- Kadaluarsa : Hak santunan menjadi gugur /
kadaluwarsa jika Permintaan diajukan dalam waktu
lebih dari 6 bulan setelah terjadinya kecelakaan.
Tidak dilakukan penagihan dalam waktu 3 bulan
setelah hak dimaksud disetujui oleh jasa raharja

2.5.4 Ahli Waris

a. Ahli waris yang diprioritaskan


Santunan diberikan kepada ahli waris dengan prioritas
skala sebagai berikut: janda atau duda yang sah, anak-
anaknya yang sah, orangtuanya yang sah, Apalbila tidak
ada ahli waris, maka diberikan penggantianbiaya
penguburan kepada yang menyelenggarakan.
b. Kadaluarsa

11
12

Hak Santunan menjadi gugur / kadaluarsa jika: Permintaan


diajukan dalam waktu lebih dari 6 bulan setelah
terjadinya kecelakaan dan Tidak dilakukan penagihan
dalam waktu 3 bulan setelah hal dimaksud disetujui oleh
Jasa Raharja.
Tarif Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas
Jalan sesuai Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor
36/PMK.010/2008 tanggal 26 Februari 2008, ditetapkan
sebagai berikut :

12
13

13
13

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pelaksanaan asuransi kecelakaan penumpang pada dasarnya semua korban


baik itu korban meninggal dunia, cacat tetap, luka-luka akibat dari kecelakaan
semua data yang masuk dan belum dianggap gugur oleh PT. Jasa Raharja
semuanya diproses berdasarkan ketentuan dan aturan yang ada dan apa bila
dianggap perlu pihak PT. Jasa Raharja akan meninjau kelapangan untuk
menggali informasi yang lebih kongkrit supaya tidak terjadi penipuan oleh pihak-
pihak yang tidak bertanggung jawab.

Adapaun proses yang harus dilaksanakan oleh korban/ahli waris korban


kecelakaan penumpang dalam mengklaim haknya, pertama-tama harus
menghubungi instansi yang berwenang menangani kasus kecelakaan, dalam hal
ini pihak kepolisian/Sat Lantas guna dapat memberikan surat keterangan alat
bukti tentang kecelakaan itu sendiri.Kemudian menghubungi kantor PT. Jasa
Raharja terdekat untuk memperoleh informasi kepastian jaminan, kemudian
memenuhi persyaratapersyaratan sebagaimana yang berlaku dalam mengajukan
santunan asuransi kecelakaan. Apabila semua persyaratan telah dipenuhi maka
dana santunanpun akan diserakan bisa langsung lewat PT. Jasa Raharja ataupun
lembaga-lembaga lain yang ditunjuk oleh PT. Jasa Raharja..

3.2 SARAN

Untuk memecahkan kendala-kendala yang ada dalam pelaksanaan asuransi


kecelakaan penumpang yang menyangkut semua pihak maka penulis mencoba
memberikan saran-saran sebagai berikut :

13
14

1. Dalam hal persyaratan penuntutan hak korban kepada pihak asuransi PT.
Jasa Raharja berkaitan dengan persyaratan dengan identitas korban untuk
memperoleh dana santunan asuransi yang diajukan oleh asuransi PT. Jasa
Raharja kepada si korban atau ahli warisnya apa bila tidak terpenuhi
persyaratan tersebut maka sebaiknya asuransi PT. Jasa Raharja memberikan
kelonggaran atau kemudahan kepada pihak korban atau ahli warisnya,
sebaiknya hanya meninta alat bukti tentang kecelakaan diri saja ini berkaitan
dengan batas waktu pengajuan penuntutan dan juga pengurusan data diri
korban yang cukup panjang atau lama.
2. Dalam hal penanganan korban kecelakaan lalu lintas diharapkan PT. Jasa
Raharja Harus turun tangan langsung tidak harus menanti laporan dahulu
dari korba tentang kecelakaan, ini berkaitan hak dan tanggung jawab dimana
setiap korban telah melakukan kewajibannya yaitu membayar iuran wajib
dan sumbangan wajib sehingga apa yang terjadi padanya dan berkaitan
dengan lalu lintas maka apa yang menjadi haknya harus diberikan,karena
tidak semua orang yang mengerti dan memahami tentang hak mereka.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.jasaraharja.co.id/layanan/lingkup-jaminan

https://nuepoel.wordpress.com/2009/05/13/jasa-raharja-asuransi-kecelakaan-lalu-
lintas-jalan-dan-penumpang-umum/amp/

Anda mungkin juga menyukai