Anda di halaman 1dari 19

i

MAKALAH PRAKTEK BANK MINI SYARIAH


“Cek, Bilyet dan Giro”

DISUSUN

Oleh Kelompok 3:

Anira

Dedi Supriadi

Dosen Pengampu: Joni Hendra, K, MA

JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI BENGKALIS TAHUN


AJARAN 2021/2022
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya dan hidayat , sehingga saya bisa menyelesaikan Makalah kami yang berjudul
“Cek, Bilyet dan Giro”

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam segala aspek sehingga Makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya pembahasan makalah ini.

Semoga Makalah ini dapat memberikan informasi bagi rekan-rekan dan bermanfaat
untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Aamiin

Bengkalis, 13 September 2021

Penulis
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 1
C. Tujuan ......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN

A. Cek …………………………..……………..…………………………… 2
B. Bilyet Giro ………………………….…..……………………………..… 8
C. Tips dalam Mengeluarkan Cek Dan Bilyet Giro ………………………… 14
D. Persamaan dan Perbedaan Cek dengan Bilyet Giro ……………………… 14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................. 15

B. Saran………………………………………………………………………. 15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 16
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin maju teknologi dan makin berkembang dunia perdagangan,dikenal
bermacam-macam surat berharga yang kenyataannya mempunyainilai uang dan dapat
ditukarkan dengan sejumlah uang pada Bank yangmenghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan.Dalam lalu-lintas pembayaran yang berhubungan dengan lalu-lintas
pembayaran giral konteks ini berkaitan dengan pemalsuan surat perintah bayar seperti cek,
bilyet giro serta timbulnya cek dan bilyet kosong. Bahkanada juga bilyet giro yang dijadikan
suatu alat jaminan untuk transaksi lain,yakni sebagai jaminan untuk transaksi lain yang
dapat merugikan beberapa pihak.
Cek dan giro dikenal sebagai alat pembayaran, salah satunya untuk pembayaran
transaksi bisnis. Berdasarkan Pasal 178 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
(KUHD) singkatnya menyatakan bahwa cek adalah surat perintah membayar kepada
seseorang yang ditunjuk. Sedangkan bilyet giro diatur dalam Surat Keputusan Direksi Bank
Indonesia No. 28/32/Kep/Dir/2005 tentang Bilyet Giro, yang pada intinya menyatakan
bahwa Bilyet Giro adalah surat perintah nasabah yang telah distandarisasi/ dibakukan
bentuknya kepada bank penyimpan dana untuk memindah-bukukan sejumlah dana dari
rekening yang bersangkutan kepada pihak penerima yang disebut namanya pada bank yang
sama atau berlainan. Dengan demikian, cek adalah pembayaran tunai dan langsung,
sedangkan bilyet giro adalah transaksi pemindah-bukuan atau dikenal dengan sebutan
transfer dari pemilik rekening giro kepada orang yang ditunjuk. Metode penelitian yang
dilakukan adalah yuridis normatif yang diambil dari data sekunder dengan mengolah data
dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder yaitu buku-buku, karya ilmiah, berita-
berita, tulisan-tulisan, dan bahan hukum tersier yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Berdasarkan hasil penelitian dipahami bahwa Berdasarkan ketentuan pasal 178
KUH-Dagang, cek diartikan “Dengan perintah tidak bersyarat untuk membayar sejumlah
uang tertentu”. Dari batasan pengertian cek dapat diketahui cek (1) merupakan surat perintah
pembayaran tertulis, (2) di mana si penarik meminta dengan tanpa syarat kepada suatu bank,
dan (3) untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada seseorang (pemegang) pada tanggal
dan tempat tertentu. Konsekuensi hukum dari tindakan wanprestasi adalah timbulnya hak
dari pihak yang dirugikan dalam perjanjian tersebut, untuk menuntut ganti rugi pada pihak
debitur. Dalam hal penerbitan cek kosong oleh penerbit (debitur) dapat diklasifikasikan
sebagai wanprestasi karena debitur memenuhi prestasi secara tidak baik. Hal ini terjadi pada
saat pemegang (kreditur) menerima pembayaran dari penerbit (debitur) berupa cek, ternyata
cek yang diterima pemegang (kreditur) merupakan cek kosong yang kemudian ditunjukkan
pada Bank untuk menerima pencairan dana, akan tetapi bank menolak pembayaran tersebut,
sehingga pemegang tidak memperoleh pembayaran atas pelunasan hutang dari debitur.
2

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cek itu?
2. Bagaimana bilyet giro itu?
3. Bagaima tips dalam mengeluarkan cek dan bilyet giro?
4. Bagaimana persamaan dan perbedaan cek dengan bilyet giro?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui penjabaran cek
2. Untuk mengetahui penjabaran bilyet giro
3. Untuk mengetahui tips dalam pengeluaran cek dan bilyet giro
4. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan cek dan bilyet giro
3

BAB II
PEMBAHASAN
A. Cek
1. Latar Belakang Penerbitan Cek
Pertumbuhan perdagangan dipengaruhi oleh tingkat kemampuanmasyarakat, pada
mulanya tingkat perekonomian dalam masyarakat yangmasih primitif, setiap orang selalu
berusaha untuk memproduksi segalaapa yang menjadi kebutuhannya.Timbulnya uang
sebagai alat tukar, mendorong berkembangnya perdagangan, yaitu dari perdagangan lokal,
berubah menjadi perdaganganregional dan akhirnya berkembang menjadi perdagangan
internasionalatau perdagangan antarnegara.Di dalam perdagangan antarnegara pada Abad
ke-XV laju perdagangan masih terhambat oleh beberapa faktor antara lain:
a. Sulitnya membawa uang tunai dari negara yang satu ke negara lain ketika pedagang
akan ke negara lain untuk melakukan pembelian barang-barang dagangan yang tidak
sedikit jumlahnya dan apa lagi uang kertas pada waktu belum ada jadi masih
menggunakan uang logam.
b. Adanya resiko pengangkutan uang dan perampokan sebagai akibatsituasi yang belum
sepenuhnya aman. Sebagaimana berlangsungnya perang agama selama seratus tahun di
Eropa.
c. Mahalnya biaya pengangkutan terhadap uang tunai karena bahannya yang berat. Setelah
Indonesia merdeka, melalui Pasal II Aturan Peralihan Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang ini tetap berlaku, demikian pula ketentuan-ketentuan mengenai cek akhirnya
berlaku juga bagi seluruh golongan bangsa Indonesia karena kebutuhan masyarakat
dagang Indonesia. Surat cek sebagai alat pembayaran tunai, mulai dikenal oleh
masyarakat Indonesia tidak hanya bagi golongan penduduk yang diperlakukan BW
(Burgerlijke wetbook), tetapi juga berlaku bagi golongan penduduk Indonesia asli atas
dasar penundukan diri secara sukarela. Oleh karena itu, di dalam perkembangannya,
surat cek sebagai alat pembayaran tunai atau giral, pengganti uang chartal.Dalam
masyarakat dagang khususnya, alat pembayaran tunai secara giral semacam surat cek
adalah lazim sekalipun kadang-kadang bentuknya tidak sesuai dengan ketentuan pasal
178 KUHD. Ini sejenis dengan surat cek yang berlaku dikalangan pedagang Tionghoa,
yaitu kertas bon putih yang disebut Pe pyo. Berlakunya Pe pyo ini hanya terbatas dalam
masyarakat yang saling mempercayai saja. Apabila terjadi sengketa penyelesaiannya
sangat sulit. Jenis pembayarannya ini pada dasawarsa beredar di Kalimantan Barat dan
Jambi.
4

2. Pengertian Surat Cek


Cek adalah suatu instruksi dari anda ke bank anda untukmengirimkan uang dari
rekening anda ke rekening orang lain ketika orangtersebut menyetorkan cek yang
diterimanya.Cek memungkinkan terjadinya transaksi tanpa harus membawasejumlah besar
mata uang. Penemuan cek merupakan inovasi terbesaryang dapat meningkatkan efisiensi
sistem pembayaran. Sering kali, pembayaran dibuat bolak-balik saling membatalkan; tanpa
cek, haltersebut akan membuat pergerakan dari banyak mata uang. Dengan cek,
pembayaran yang saling membatalkan dapat diselesaikan dengan pembatalan cek, dan
tidak ada uang yang perlu dipindahkan. Akibatnya, penggunaan cek dapat munurunkan
biaya transportasi yang terkait dengansistem pembayaran dan meningkatkan efisiensi
ekonomi. Keuntungan ceklainnya adalah dapat dituliskan berapa pun jumlahnya sampai
sejumlahsaldo yang ada di rekening, sehingga membuat transaksi dalam jumlah besar
menjadi lebih mudah. Cek juga dapat mengurangi kerugianseandainya cek tersebut dicuri,
dan karena cek memberikan bukti pembelian dengan nyaman.1
Akan tetapi, terdapat dua permasalahan dengan sistem pembayaran berdasarkan cek,
yaitu :
a. Dibutuhkan waktu untuk mendapatkan cek dari satu tempat ke tempatlainnya,
khususnya pada maalah yang serius jika anda akan membayarseseorang dengan lokasi
berbeda yang membutuhkan pembayarandengan cepat.Kalau anda mempunyai rekening
giro, biasanya bankmembutuhkan waktu beberapa hari sebelum dapat menggunakan
cekdari setoran yang kita simpan. Kalau anda membutuhkan uang tunaidengan segera,
sifat pembayaran dengan cek dapat membuat andafrustasi.
b. Kedua, semua pekerjaan administrasi yang dibutuhkan dalam prosescek juga mahal;
diperkirakan saat ini bisa mencapai lebih dari $10miliar per tahun untuk memproses
semua cek yang ditulis di Amerika Serikat.
Surat cek merupakan warkat yang berisi perintah tidak bersyaratkepada bank-bank
yang memelihara rekening nasabah untukmembayarkan suatu jumlah uang tertentu kepada
orang tertentu atauorang yang ditunjuk olehnya atau pembawanya.2
Surat cek adalah surat yang memuat kata cek yang diterbitkan padatanggal dan
tempat tertentu, di mana penerbit memerintahkan tanpa syaratkepada bankir untuk
membayar sejumlah uang tertentu kepada pemegangatau pembawa di tempat
tertentu.Menurut hukum surat berharga yang diatur dalam KUHD surat cek berbeda
dengan wesel, walaupun kedua-duanya dapat dibayar dan atas penglihatan.Istilah cek
sering didengar, tetapi masih sedikit masyarakat umumyang terlibat langsung dalam
massalah transaksi dan teknis pembayaran atau dalam dunia niaga. Akibatnya masyarakat
kurang mengetahui dengan pasti tentang apakah cek itu sebenarnya. Menurut Samiadji
Soerjotjaroko, S.H., cek adalah suatu surat yangmemuat tanda tangan dari orang yang
mengeluarkan cek tersebut(penarik) Pasal 178 KUHD.Dr. Lucas dalam bukunya Cheque
Giro Enbinnlandsehe Clearingmemberikan definisi bahwa cek adalah perintah pembayaran
1
Farida Hasyim,Hukum Dagang,(Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h.249-251

2
Mishkin,Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan edisi 8, (Jakarta: SalembaEmpat, 2008), hlm. 7
5

(kepada bank) dari orang yang membawanya atau orang yang namanya tersebutdalam cek
sejumlah uang yang tertera di atasnya.Yang dimaksud dengan orang yang
menandatanganinya menurut Dr. Lucas, yaitu sudah tentu orang yang mempunyai
simpanan uangdalam bentuk rekening giro di bank
3. Dasar Hukum Cek
Dasar hukum pengaturan cek diatur dalam Pasal 178 sampaidengan 229 KUH
Dagang. Di samping itu, ada tambahan penjelasan yangdimuat dalam Surat Edaran Bank
Indonesia. Dalam Pasal 178 KUH Dagang.
4. Syarat Cek
Berdasarkan dasar hukum tersebut telah ditentukan syarat untukcek sebagai surat berharga,
yakni :
a. Harus terdapat perkataan cek dalam bahasa yang dipakai untukmerumuskan bunyi cek
tersebut. 
b. Surat cek harus berisi surat perintah tak bersyarat untuk membayarsejumlah uang
tertentu.
c. Nama orang yang membayar (tertarik) harus selalu suatu bank.
d. Penunjukkan tempat pembayaran.
e. Penyebutan tanggal dan tempat penarikan cek.
f. Tanda tangan orang yang menarik cek.

Dengan demikian, jika syarat-syarat di atas di dalam Pasal 179Ayat (1) KUH Dagang
dikatakan merupakan syarat mutlak dan jika salah satu tidak disebutkan maka surat
tersebut tidak dapat dikatakan sebagaicek. Akan tetapi, dalam Pasal 179 Ayat 2, 3, dan 4
KUH Dagang, cekdapat memiliki kekhususan, sebagai berikut :
a. Tempat pembayaran tidak disebutkan secara tegas maka
tempat pembayaran dianggap tempat yang disebutkan di samping nama sitertarik. 
b. Penunjukkan tidak ada maka cek harus dibayar ditempat namakantor besar (pusat) dari
tertarik berada.
c. Jika disebutkan tempat mana cek ditarik maka tempat yangdisebutkan disamping nama
si penarik dianggap selaku tempat itu.
6

5. Karakteristik Cek yang di Keluarkan Perbankan

6. Manfaat Cek
a. Manfaat cek bagi pemilik rekening (nasabah):
1. Sebagai alat pencatatan dan pembukuan transaksi penarikan danadi bank
2. Sebagai alat pengawasan jumlah dana yang tersedia di bank
3. Sebagai alat penarik dana dari bank
4. Sebagai alat pembayaran kepada pihak lain 
b. Manfaat cek bagi bank :
1. Sebagai alat pembayar
2. Sebagai alat pemindahbukuan dari satu rekening ke rekening lainnya
3. Sebagai dokumen pembukuan

7. Tenggang Waktu Cek


Adapun tenggang waktu dari cek adalah 70 hari sejak
tanggal penarikannya, apabila setelah 70 hari cek yang bersangkutan tidak diuangkan maka
penarik tidak wajib lagi menyediakan dana untuk cekyang bersangkutan. Pasal 209 KUH
Dagang, jika tiada penarikan kembali terjadi makasi tertarik (bank) boleh membayarnya
pun setelah berakhirnya tenggang waktu itu. Jadi, cek tidak otomatis batal setelah masa
tenggang 70 hari dilewatkan. Si penarik harus mengajukan surat pembatalan pada
bank bertarik bila dia tidak menginginkan pembayaran lagi.

8. Jenis-jenis Cek
Dengan adanya ketentuan-ketentuan yang bersifat khusus,sehingga menyebabkan
adanya beberapa jenis cek, sebagai berikut :
a. Cek atas Tunjuk/Pembawa (aan toonder )
Dimana bank akan membayarkan kepada siapa saja yangdatang untuk menguangkan
cek tersebut kepadanya. 
b. Cek atas Nama (aan order )
Dimana bank akan membayarkan kepada orang yang namanyatercantum didalam cek
yang bersangkutan.
7

c. Cek atas Pembawa


Dimana bank akan memperlakukan cek semacam ini sebagaicek atas tunjuk, akan tetapi
hal ini berbeda apabila sebutan pembawadi coret maka cek tersebut berlaku sebagai cek
atas nama.
d. Cek Mundur ( postdated cheque)
Merupakan cek yang oleh penarikannya diberi tanggal akandatang, dengan demikian
cek yang bersangkutan hanya dapatdiuangkan pada tanggal yang telah dicantumkan
dalam cek yang bersangkutan.
e. Cek Silang (crossed cheque)
Merupakan cek yang diberikan tanda silang/garis miring yangsejajar pada bagian muka.
tanda silang tersebut memberikan petunjukkepada bank pembayar bahwa cek tersebut
hanya dapat dibayarkankepada suatu bank yang disebut diantara kedua garis silang
sejajar.dengan demikian, cek silang hanyalah untuk disetorkan kedalamrekening saja,
sehingga cek yang bersangkutan hanya dapatdikliringkan pada bank tersebut.Sementara
itu, dalam Pasal 204 Ayat 2 KUH Dagangditentukan jenis cek silang, sebagai berikut :
1. Secara umum, diberi tanda dua garis sejajar dan diantaranya tidakterdapat/tidak
termuat sesuatu petunjuk/nama suatu bank makacek tersebut hanya dapat dibayar
oleh bank pembayar kepadasetiap bank yang menyerahkannya/kepada nasabah
bank pembayar yang menyerahkan cek itu.
2. Secara khusus, antara dua garis sejajar terdapat nama suatu bankJadi, tujuan
pemberian tanda silang pada cek, agar membatasi pihak-
pihak yang dapat mencairkan dana atas cek yang disilangtersebut.Dengan demikian,
pemberian tanda silang dapat dilakukanoleh penarik maupun pemegang pada suatu
cek. Dalam Pasal 214Ayat 5 KUH Dagang, cek yang telah diberi tanda silang, tidak
dapatdihapus. Oleh karena itu, setiap pencoretan atas tandasilang/pencoretan atas
nama bank yang terdapat dalamkeduagarissejajar dianggapsebagai tidak
tertulis/tidak ada pencoretan.
f. Cek Kosong
Adalah cek yang pada saat diajukan kepada bank tertarik untukdiuangkan, tidak
tersedia dana yang cukup pada rekening nasabah penarik cek tersebut. Dari pengertian
tersebut, jelas bahwa nasabah yang bersangkutan hanya diperbolehkan menerbitkan surat
cek yang jumlahnya maksimal sama dengan jumlah saldo giro yang ada, jika jumlah cek
itu melebihi saldo giro yang ada, ia dikatakan cek kosong.
Dengan demikian, apabila nasabah (pemegang rekening)tersebut melakukan
penarikan cek kosong selama tiga kali berturut-turut dalam jangka waktu 6 bulan maka
rekening harus segera ditutupdan penutupan harus dilaporkan kepada Bank Indonesia.
Artinya, pemegang tersebut tidak boleh berhubungan dengan bank-bank yangada baik di
Indonesia maupun luar negeri.Setiap pemegang hak atas cek mempunyai hak regres
apabila tidak berhasil menguangkan cek yang diunjukkan kepada bank, karena
bankmenolak untuk membayarnya. Dengan Undang-Undang telah diberikanhak untuk
menuntut para penghutang (penerbit, endosan, avails) cek untukmelakukan pembayaran
asalkan cek yang dimaksud belum kadaluarsa.
8

 
9. Bentuk-bentuk Surat Cek Khususa.
a. Surat cek atas pengganti penerbit 
b. Surat cek atas penerbit sendiri
c. Surat cek untuk perhitungan orang ketiga
d. Surat cek inkaso
e. Surat cek berdomisili
 
10. Mekanisme Pembukuan
Cek Mekanisme dari sebuah cek penerimaan cek tunai ditempatkandalam
penerimaan kas ditindak lanjuti dengan proses kliring/ingkasosetoran pemindahan bank ,
lalu pengeluaran cek tunai ditempatkan dalam pengeluaran bank ditindak lanjuti dengan
proses rekonsiliasi bank di akhir bulan.

B. Bilyet Giro
1. Latar Belakang Penerbitan Bilyet Giro Dalam lalu lintas perdagangan, pihak-pihak dapat
melakukan bermacam-macam transaksi, lalu timbulah hak dan kewajiban para pihakitu
antara satu dengan yang lain.Transaksi juga bisa terjadi antara kedua belah pihak, dimana
pihakyang satu akan menyerahkan sejumlah uang dan pihak yang lainnyamendapatkan
perintah untuk menyimpan sejumlah uang tersebut.Mungkin juga dapat terjadi transaksi
antara pihak yang satu dengan yanglain, agar pihak lain itu menyerahkan sejumlah uang
kepada pihak yangditunjuk dan sebagai imbalannya pihak pemberi amanat menyerahkan
sejumlah uang kepada penerima amanat.Perjanjian ini bermacam-macam wujudnya,
misalnya perjanjian jual beli, pinjam meminjam uang, penyimpanan uang di bank, dan
lainsebgainya. Dalam hal perjanjian, disepakati pula bagi orang yang berkepentingan
melaksanakan pembayaran, dapat membayar dengan caralain yang tidak sama seperti
dengan cara pembayaran biasa, yaitu dengan pembayaran sejumlah uang kontan. Bilyet
giro ini kemudian dibawa oleh pemegangnya dan dijatuhkankepada pihak ketiga yang
namanya tersebut dalam bilyet giro itu, guna memperoleh pembayaran, yakni dalam
bentuk booking transfer yang sesuai dengan isi perjanjian tersebut.
2. Pengertian Bilyet Giro
Bilyet giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bankepnyimpan dana untuk
memindahkan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada rekening
pemegang yang disebutkan namanya.Berdasarkan uraian diatas maka dapat dikatakan
bahwa bilyet giromerupakan surat yang berharga dapat dialihkan/ diperdagangkan
sertaditukarkan dengan uamg seperti halnya cek. Jika bilyet giro tersebut tidak isebutkan
tidak diisikan nama si penerima dana oleh penariknya,sehingga mudah untuk dialihkan
dari tangan yang satu ke tangan yanglain.Dengan demikian, pembayaran bilyet giro tidak
dapat dilakukandengan uang tunai dan tidak dapat dipindahtangankan
melaluiendosemen.Endosemen adalah penyerahan suatu surat atas tertunjuk
olehseseorang yang berhak/pemegang kepada orang lain dengan disertai pernyataan
mengalihkan haknya atas surat yang ditulis pada surattersebut.
9

Istilah bilyet giro berasal dari kata bilyet dalam bahasa Belanda,artinya surat dan giro
berasal dari bahasa Italia yang berarti simpanannasabah pada bank yang pengambilannya
dapat dilakukan setiap saatdengan menggunakan cek atau dengan pemindahbukuan. Jadi,
bilyet giroadalah surat perintah pemindahbukuan yang berfungsi sebagai pembayaran
karena itu bilyet giro disebut alat pembayaran.Sebagai bahan perbandingan terhadap
definisi bilyet girodikemukakan versi-versi rumusan yang diberikan oleh
SoesatioReksodiprodjo dalam bukunya yang berjudul Pengguna Ekonomi Bankdan
Kredit disebutkan bahwa bilyet adalah giro yang berarti alat untuk melunasi utang
piutang melalui clearing.
Adapun menurut Muhammad Amin, S.H. bilyet giro sebagai surat berharga model baru
pada hakikatnya bilyet giro adalah surat perintahtanpa syarat dari nasabah suatu bank
yang memelihara dananya karenatertarik. Perintah dimana bentuk dan isinya sudah
distandardisasi untukmemindahbukukan sejumlah dana penarik kepada pihak penerima
yang namanya telah disebutkan penerima yang memiliki rekening pada bankyang sama.
Atas dasar beberapa perumusan di atas, dapat disimpulkan bahwa bilyet giro adalah suatu
surat perintah pemindahbukuan tanpa syarat yangdikeluarkan oleh penerbit nasabah yang
mempunyai rekening giro/yang itujukan kepada tersangkut), dimana penerbit mempunyai
rekening girodengan permintaan agar sejumlah dana yang disediakan untuk
kepentngan pemegang ata penerima yang tercantum dalam bilyet giro itu.Dengan batasan
pengertian diatas, dapat diketahui ada beberapaunsur yang antara lain:
a. Bilyet giro adalah suatu perintah pemindahbukuan tanpa syarat dari penarik bilyet
giro 
b. Penerbut bilyet giro haruslah nasabah yang mempunyai rekening giro.
c. Tersangkut bilyet giro adalah bank yang memelihara rekening giro penerbit.
d. Pemegang atau penerima bilyet adalah harus nasabah bank, baik bankyang sama
maupun bank lain.
e. Bilyet giro tidak dapat dilakukan dengan pembayaran uang tunai.
 
 
3. Dasar Hukum Bilyet Giro
Dasar hukum bagi bilyet giro diatur dalam Surat Edaran BankIndonesia Nomor 28/32/UPG,
tanggal 4 Juli 1995 dan Surat KeputusanDireksi Bank Indonesia Nomor 28/32/Kep/Dir,
tanggal 4 Juli 1995.
 
4. Syarat Bilyet Giro
Sama halnya dengan surat-surat berharga lainnya, surat aksep dansurat cek bilyet giro juga
ada syarat-syarat formalnya. Adapun syarat-syarat formal bilyet giro sebgai berikut :
a.  Nama nomor seri dan bilyet giro tercantum pada formulir bilyet giro. Jika diperhatikan,
klausul bilyet giro cukup dicantumkan padaformulir bilyet giro dan tidak perlu
dicantumkan dalam teksnya. 
10

b. Perintah yang jelas tanpa syarat untuk memindahkan pemindahbukuansejumlah dana atas
beban saldo penarik yang harus tersedia pada saat berlakunya surat perintah yang
terkandug dalam bilyet giro tersebut.
c.  Nama dan tempat bank tarik kepada perintah termaksud ditujukan. Nama bank tertarik
atau tersangkut dimuat dalam bilyet giro.
d. Nama pihak yang harus menerima pemindahbukuan dana secaraadministratif termaksud
dan jika dianggap perlu, alamat dan nama pihak penerima dana harus ada. Artinya, bank
tersangkut harusmengetahui apakah penerima dana itu adalah nasabah bank yang
bersangkutan atau nasabah bank lain.
e. Jumlah dana yang dipindahbukukan dapat ditulis baik berupaangkamaupun huruf.
f. Tanda tangan penarik dan cap atau stempel badan usaha diperlukan jika si penarik
merupakan suatu perusahaan berbentuk badan usaha.
g. Tempat penarikan dan tanggalnya atau tempat dan tanggal penarikan.Tempat ini penting
untuk mengetahui dimana perbuatan itu dilakukan.
h. Tanggal mulai efektif berlakunya peraturan atau perintah dalam bilyetgiro, tanggal efektif
perlu disebutkan secara khusus.
i. Nama bank dimana orang atau pihak yang harus menerima dana pemindahbukuan tersebut
memelihara rekening sepanjang nama banksi penerima itu diketahui oleh penarik.

5. Tenggang Waktu Penawaran Bilyet Giro


Tenggang waktu penawaran bilyet giro perlu ditetapkan, agaramanat atau perintah dalam
bilyet giro yang bersangkutan tidak berlalulterus-menerus sehingga menyulitkan
administrasinya. Adapun penetapanyang dimaksudkan adalah selama 70 hari terhitung sejak
tanggal penarikannya.Tenggang waktu penawaran ini sama dengan tenggang waktu
penawaran pada surat cek, yaitu 70 hari terhitung sejak tanggal penerbitannya. Jika
dibandingkan dengan surat cek, bilyet giromempunyai dua macam tanggal penerbitan dan
tanggal efektif, yangmerupakan tenggang waktu dimana penerbit diberi kesempatan
untukmengusahakan dana untuk membayar dengan cara pemindah bukuan.
a. Macam Tenggang Waktu
Tenggang waktu yang dikenal pada bilyet giro ada dua macam:
1. Tenggang waktu dari tanggal penerbitan sampai pada tanggalefektif.
Dalam hal ini diberikan kesempatan kepada penerbituntuk mempersiapkan
dana guna membayar bilyet giro dengan pemindahbukuan.
2. Tenggang waktu mulai tanggal efektif sampai berakhirnyawaktu tenggang
waktu 70 hari. Dalam hal ini kesempatandiberikan kepada pemegang
untuk menawarkan kepada banktesangkut guna pemindah bukuan dana.
.
11

b. Bebas Materai
Karena tenggang waktu penawarannya 70 hari, baik surat cekmaupun bilyet
giro termasuk surat berharga jangka pendek, artinyasurat berharga yang
tenggang waktu peredarannya kurang dari tiga bulan.Menurut ketentuan pasal
69 ayat (3) aturan Bea Materai1921, surat berharga jangka pendek yang dapat
dibayar dengan uangtunai dikenakan bea materai. Bilyet giro tidak dapat
dibayar denganunag tunai, melainkan hanya sebagai alat pemindahbukuan
dana darirekening giro ke rekening giro. Karena itu bilyet giro dibebaskan dari
bea materai.

6. Karakteristik Bilyet Giro yang di Keluarkan Perbankan

 
7. Bilyet Giro Kosong
Bilyet giro kosong adalah bilyet giro yang diajukan kepada bank,namun dana
nasabah pada bank tidak mencukupi untuk membayar ataumemenuhi amanat pada
bilyet giro yang bersangkutan. Jika saldorekening yang bersangkutan tidak
mencukupi, maka bilyet giro tersebutharus ditolak sebagai bilyet giro
kosong.Dalam menghadapi penarik cek kosong, pihak Bank
mengeluarkankonsekwesinya antara lain: administrasi, perdata, pidana serta
gabungan perdata dan pidana.Sanksi terhadap penerbit bilyet giro kosong
terutama
terhadap penarikan bilyet giro kosong yang ketiga kalinya atau lebih, telahditetap
kan berdasarkan keputusan dengan moneter No. 53 Tahun 1962dan peraturan-
peraturan pelaksanaannya, yang terakhir diatur kembalidengan surat edaran Bank
Indonesia No.4/437 UPPB/Pbn, tanggal 5Oktober 1971, yaitu pencantuman
tentang nama-nama penarik bilyet girokosong yang bersangkutan dalam daftar
hitam dan larangan bagi bank- bank menerima nasabah-
nasabah yang baru ataupun mempertahankannasabah mereka yang namanya
tercantum dalam daftar hitam tersebut.
12

8. Pengisian Bilyet Giro


a. Harus jelas
Pengisian surat perintah kepada bank tertarik untukmelaksanakan apa yang
diminta oleh nasabah harus lengkap, tegas,dan jelas, sebagaimana halnya pada
surat-surat berharga lainnya.Berhubung pengisian surat perintah pembayaran
melalui pemindahbukuan tidak mutlah harus dilakukan oleh penerbit
sendiri,maka bank tertarik yang menerima perintah termaksud yang telah
diisilengkap dan terdapat tanda tangan penarik yang sah. Tidak
perlumemeriksa apakah pengisisan itu dilakukan oleh penarik sendiri atau
bukan karena warkat tersebut tetap sah adanya. Kecuali jika terdapat
pengisian yang sifatnya merupakan suatu perubahan amanat, maka perubahan
termaksud harus disahkan oleh penarik yang bersangkutan.
b. Di dalam praktik
Di dalam praktik sehari-hari, adakalanya terdapat bilyet giroyang tidak
lengkap pengisiannya, misalnya nama si penerima danaatau nama nasabah
bank penerima dana dikosongkan. Apabila terjadihal yang demikian, maka
sesuai dengan ketentuan menganai syarat-syarat formal bilyet giro tersebut.
Hal ini berarti bahwa dana dapatdipindahkan ke bank mana saja untuk
rekening si penerima.Berdasarkan sifatnya bilyet giro digunakan sebagai
alat pemindahbukuan di mana nama si penerima dana harus dicantumkandan
jika terdapat bilyet giro yang tidak tercantum nama penerimadana, maka
warkat tersebut harus ditolak atau dikembalikan.
c. Kewajiban menyediakan dana oleh penerbitd.
d. Saldo efektif
Apabila suatu rekening mempunyai saldo efektif yang
cukup, barulah amanat pemindahbukuan dana dapat dilaksanakan. Saldo
efektif adalah dana yang ada dalam rekening giro yang siap
digunakansewaktu-waktu bila diperlukan, sedikit-dikitnya sama dengan
jumlahyang tersebut dalam bilyet giro. Yang diperhitungkan sebagai
dananasabah yang tersedia pada bank adalah saldo giro yang efektif dan/atau
saldo fasilitas kredit yang belum dipergunakan. Dalam hal ini,nasabah
tersebut memperoleh fasilitas kredit dari bank berdasarkan perjanjian
kredit yang dibuat sebelumnya.e.
 
e. Kewajiban menyediakan dana sampai tanggal efektif
Dalam tenggang waktu antara penerbitan dan tanggal
efektif, penerbit diberi kesempatan yang cukup lama untuk memenuhikewajib
annya mengusahakan dan menyediakan dana. Ditentukanadanya tanggal
efektif dalam bilyet giro justru memberikankesempatan pada penerbit untuk
memenuhi kewajiban menyediakandana bagi bilyet giro yang diterbitkannya.f.
 
13

f. Akibat hokum
Ada kemungkinan bahwa penerbit tidak memenuhikewajibannya setelah
bilyet gironya, berarti tidak mempunyai saldo fektif yang cukup, maka dalam
hal ini penerbit harus bertanggungjawab.
Ketentuan bilyet giro telah diatur oleh bank Indonesia dan tidakmengatur hak
regres seperti surat wesel dan cek. Sebenarnya ketentuansemacam ini perlu
bagi bilyet giro karena digunakan untuk
kepentingan penerbit, pemegang bilyet giro yang jujur, dan pihak bank sendiri
. Untuk itulah peraturan tentang bilyet giro di Indonesia perlu dilengkapi oleh
bank Indonesi.

9. Keuntungan Penggunaan Bilyet Giroa.


a. Bilyet Giro dapat post datedArtinya dapat diberi tanggal lebih terhadap
tanggal penarikannya. Pada Bilyet Giro terdapat tanggal penarikan danterdapa
t pula tanggal efektif, yakni tanggal mulai berlakunya
perintah pemindahbukuan yang tercantum dalam Bilyet Giro tersebut.Selama
tanggal efektif belum jatuh tempo,
maka pemindahbukuan tidak akan dilakukan, yang tidak melebihi 3 (tiga)tahu
n sejak tanggal penerbitan. Tanggal penerbitan adalah tanggalditerbitkannya
surat perintah pemindahbukuan.  
b. Bilyet Giro dapat dibatalkan setiap saat selama sebelum jatuh
tanggalefektifnya atau belum dilaksanakan amanatnya oleh tertarik.
c. Karena formulir Bilyet Giro telah distandarisasi bentuknya oleh
BankIndonesia, sehingga bila dilihat selintas bentuknya sama seperti
cek(bahkan ada yang menamakan Bilyet Giro sebagai giro cek). 
d. Walaupun menurut ketentuan Bilyet Giro tidak dapatdipindahtangankan atau
dialihkan hak tagihnya kepada pihak lain,tetapi kenyataannya penarik suatu
Bilyet Giro sering tidakmencantumkan nama penerima dan nama bank dimana
penerima danamempunyai rekening. Sehingga Bilyet Giro sering dialihkan
begitusaja hak tagihnya kepada pihak lain.
e. Bilyet Giro sebagai warkat kliring, yaitu dapat diperhitungkan melaluikliring
antar bank, sehingga mudah bagi pemegangnya untukmencairkan dana.
10. Mekanisme Pembukuan Bilyet Giro
Mekanisme giro dan bilyet giro kontek penerimaan giro akandicatat setara dengan
piutang dengan namagiro terima belum jatuh tempo.
14

C. Tips dalam Mengeluarkan Cek dan Bilyet Giro


1. Berhati-hatilah dalam mengeluarkan Cek Atas Unjuk dan jangan sampaihilang,
karena setiap Cek yang telah dibubuhi tanda tangan Anda sertamaterai yang
cukup dapat segera dibayarkan oleh bank tanpa melakukanverifikasi kepada
pembawa Cek.
2. Pastikan Anda memiliki dana yang cukup, setiap kali Anda menerbitkancek/bilyet
Giro untuk menghindari dicantumkannya nama Anda dalamDaftar Hitam
Nasional yang disebarkan oleh Bank Indonesia ke seluruh perbankan di wilayah
Indonesia.

D. Persamaan dan Perbedaan Cek dengan Bilyet Giro


1. Persamaan Cek dan Bilyet GiroSetelah mengetahui pengertian serta beberapa hal
yang terkaitantara cek serta bilyet giro, tentunya Anda ingin mengetahui apa saja
persamaan dan perbedaan dari keduanya. Persamaan antara cek dan bilyetgiro
sendiri ada beberapa poin, yaitu:
a. Keduanya merupakan uang giral yang bersifat resmi dalam transaksi
pembayaran oleh kedua belah pihak.
b. Surat perintah tidak bersyarat yang dikeluarkan oleh pemegangkepada bank
untuk melakukan mutasi pembayaran terhadap rekeningnasabah tersebut.
c. Dapat dijadikan bahan perhitungan pada lembaga kliring dari bank
bersangkutan.
d. Sama-sama memiliki jangka waktu kadaluarsa 70 hari semenjak surat perintah
tersebut dikeluarkan.
2. Perbedaan Cek dan Bilyet GiroSedangkan perbedaan untuk kedua jenis
pembayaran di atas adalahsebagai berikut.
a. Cek dapat diuangkan langsung secara tunai di bank yang telahditunjuk,
sedangkan bilyet giro tidak dapat diuangkan langsung secaratunai layaknya
cek.
b. Pembayaran menggunakan cek dapat dilakukan atas unjuk (dapatdiendosir)
oleh bank tertentu, sedangkan bilyet giro harus dilakukanlangsung oleh pihak
yang namanya tertera di dalam surat perintahtersebut (tidak dapat diendosir).
c. Pada cek dikenakan bea materai, sedangkan pada bilyet giro pihak penarik
tidak dikenakan bea materai atau free.
d. Cek mengenal istilah cek mundur yang dapat disepakati oleh kedua belah
pihak, sedangkan bilyet giro mencantumkan tanggal efektif sertatanggal
berlaku surat perintah bersangkutan.
e. Bank tidak dapat menguangkan cek sebelum diberikan tanggal penerbitan dari
surat perintah yang bersangkutan, sedangkan bilyetgiro dapat diserahkan bank
sebelum tanggal efektif jika tanggal efektiflebih awal dari tanggal penerbitan
bilyet giro tersebut.3

3
https://www.academia.edu/7501252/Cek_dan_Bilyet_Giro
15

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Langkah langkah dalam pembuatan Bilyet Giro dan Cek
memerlukan beberapa prosedur standar seperti adanya nomor Bilyet Giro dan Cek yang
sesuaidengan yang didaftarkan oleh Bank yang mengeluarkan, adanya nomor kliringsesuai
dengan nomor kliring Bank yang mengeluarkan adanya nomor rekeningnasabah, dan yang
terakhir adanya nomor sandi dari Bank yang mengeluarkan.Bilyet Giro dan Cek adalah
media yang ditawarkan Bank kepada paranasabahnya sebagai media pembayaran di berbagai
transaksi keuangan yangmelalui rekening giro yang dilakukan oleh nasabah Bank. Proses
pelaksanaan Bilyet Giro dan Cek dimulai sejak nasabah mengajukan permohonan
pembuatanlembaran Bilyet Giro dan Cek dari bank yang bersangkutan. Bilyet Giro dan Cek
itu sendiri dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang sah dan pencairannyadapat
dilakukan diseluruh kantor Cabang Bank tersebut.
B. Saran
Kami selaku penulis berharap kepada pembaca dan pendengar dari makalah yang
kami selesaikan ini. Masih sangat jauh dari kata sempurna, jadi dimohon kritakan dan
sarannya terhadap makalah ini.
16

DAFTAR PUSTAKA

Farida Hasyim,Hukum Dagang,(Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h.249-251

Mishkin,Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan edisi 8, (Jakarta: SalembaEmpat,

2008), hlm. 7

https://www.academia.edu/7501252/Cek_dan_Bilyet_Giro

Anda mungkin juga menyukai