Anda di halaman 1dari 20

TUGAS AKHIR HUKUM ASURANSI

“IMPLEMENTASI ASURANSI KERUGIAN DALAM


PEMBIAYAAN KENDARAAN BERMOTOR”

Oleh :
NAMA : VARIZA PRAHA TANJUNG
NPM : B1A017152
SEMESTER : 6

DOSEN PENGAMPU : EDI HERMANSYAH SH., M.H

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BENGKULU
2020

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat


serta karunia-Nya. Tanpa pertolongan-Nya tentu penulis tidak akan sanggup
untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari jalan gelap menuju cahaya.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari
mata kuliah Hukum Asuransi dengan judul “Implementasi Asuransi Kerugian
Dalam Pembiayaan Kendaraan Bermotor”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak


khususnya kepada Bapak Edi Hermansyah, S.H., M.H. selaku dosen mata
kuliah Hukum Asuransi yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bengkulu, 20 April 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul..................................................................................................1

KATA PENGANTAR............................................................................................2

DAFTAR ISI.......................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................5

A. LATAR BELAKANG....................................................................................5

B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................6

BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................................7

A. ASURANSI KERUGIAN KENDARAAN BERMOTOR..................................7

B. TANGGUNG JAWAB DEBITUR DAN PENANGGUNG DALAM


ASURANSI KERUGIAN KENDARAAN BERMOTOR YANG MASIH
TERIKAT PERJANJIAN PEMBIAYAAN.........................................................10

1. Tanggung Jawab Debitur Dalam Asuransi Kerugian Kendaraan


Bermotor Yang Masih Terikat Perjanjian Pembiayaan......................................10

2. Tanggung Jawab Pihak Penanggung Dalam Hal Hilangnya Kendaraan


Bermotor Yang Diasuransikan dan Masih terikat Perjanjian Pembiayaan
Konsumen....................................................................................................15

BAB 3 PENUTUP..............................................................................................18

KESIMPULAN................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19

3
4
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kendaraan bermotor menjadi aset yang cukup berharga
karena alat transportasi ini menjadi salah satu pilihan bagi keluarga
atau perorangan untuk bepergian baik untuk mencari nafkah maupun
digunakan untuk keperluan sehari-hari.
Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh
peralatan teknik untuk pergerakannya, dan digunakan untuk
transpostasi darat. Umumnya kendaraan bermotor menggunakan
mesin pembakaran dalam (perkakas atau alat untuk menggerakkan
atau membuat sesuatu yang dijalankan dengan roda, digerakkan
oleh tenaga manusia atau motor penggerak, menggunakan bahan
bakar minyak atau tenaga alam). Jadi, kendaraan bermotor adalah
kendaraan di atas aspal dan tanah seperti mobil sedan, bis, truck,
trailer, pick up, kendaraan beroda tiga dan beroda dua, dan
sebagainya.1
Semakin beragam dan banyaknya kendaraan bermotor yang
beredar, tentu saja menimbulkan semakin padatnya kondisi lalu lintas
dan risiko yang harus dihadapi oleh manusia juga menjadi semakin
lebih besar.
Risiko berkaitan erat dengan kondisi ketidakpastian dalam
kehidupan manusia, maka dengan itu manusia harus
mempersipkannya dengan sebaik-baiknya melalui berbagai cara yang
salah satunya adalah Asuransi. Asuransi merupakan salah satu upaya
untuk menanggulangi berbagai risiko yang mungkin timbul, baik pada
diri seseorang maupun terhadap harta benda yang dimiliki. 2 Risiko
kecelakaan yang mungkin menimpa kendaraan bermotor berasal dari
1
Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Risiko, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012),
hal.89.

5
luar maupun dari dalam. Berasal dari luar seperti ditabrak oleh
kendaraan lain, dicuri, dirusak atau dibakar oleh orang, karena
bencana dan sebagainya. Bersumber dari dalam karena kesalahan,
kelalaian, atau kesengajaan pengemudi, misalnya menabrak
kendaraan lain, menabrak orang, menabrak rumah penduduk, jatuh
ke jurang, terbakar, dan sebagainya.
Risiko-risiko yang terjadi akan menimbulkan kerugian finansial
bagi pemiliknya dan juga mengakibatkan tanggung jawab terhadap
pihak lain, bila kendaraan tersebut menghadapi risiko yang berasal
dari luar seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. 3 Dengan itu,
pengalihan risiko sangat penting. Pengalihan risiko terhadap
perusahaan asuransi tidak hanya bisa dilakukan oleh pemilik
kendaraan bermotor yang cara pembeliannya tunai, tetapi asuransi
juga dapat dimiliki oleh orang yang memiliki kendaraan bermotor
dengan pembayaran secara berkala melalui kredit.
Berdasarkan latar belakang diatas, dalam makalah ini penulis
tertarik untuk akan membahas “IMPLEMENTASI ASURANSI
KERUGIAN DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN BERMOTOR”
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Asuransi Kerugian Kendaraan
Bermotor?
2. Bagaimana tanggung jawab debitur dan penanggung dalam
asuransi kerugian kendaraan bermotor yang masih terikat
perjanjian pembiayaan konsumen?

BAB 2
PEMBAHASAN
2
Cermati.com, Pengertian Asuransi Dan Manfaatnya ,
https://www.cermati.com/artikel/pengertian-asuransi-dan-manfaatnya diakses
pada 15 April 2020 pada pukul 14.00 WIB.

3
Ibid, Hal.93

6
A. ASURANSI KERUGIAN KENDARAAN BERMOTOR
Banyak pihak dalam rangka mengatasi kemungkinan terjadinya
risiko yaitu dengan mengalihkan risiko kepada pihak lain, karena pihak
lain tersebut memiliki kemampuan untuk mengelola risiko orang yang
ditanggung untuk kemudian ditanggung oleh pihak lain tersebut. Pihak
lain yang dimaskud adalah Perusahaan Asuransi. Perusahaan Asuransi
ada bermacam-macam, ada perusahaan asuransi yang bergerak di
bidang asuransi kendaraan bermotor juga ada yang bergerak di bidang
asuransi jiwa.4
Asuransi kerugian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,
dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung,
dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan pergantian
kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada
pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari
suatu peristiwa yang tidak pasti.5
Asuransi Kendaraan Bermotor, salah satu jenis asuransi kerugian
yang diminati konsumen karena asuransi ini memberikan
pertanggungan atas kerugian/berkurangnya nilai secara finansial atas
obyek pertanggungan kendaraan bermotor yang disebabkan karena
menabrak, ditabrak, dicuri, terbakar, dan tergelincir. Secara spesifik
juga dijelaskan dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.
74/PMK.010/2007 khususnya Pasal 1 ayat (2) : “Asuransi Kendaraan
Bermotor adalah produk asuransi kerugian yang melindungi
tertanggung dari resiko kerugian yang mungkin timbul sehubungan

4
Atyanta Nanda Dhanistha, Djuwityastuti, PROSES PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI
KENDARAAN BERMOTOR BAGI TERTANGGUNG (Studi di Brins General Insurance Cabang
Yogyakarta, Jurnal Privat Law Vol. VII No 1 Januari - Juni 2019, hlm. 131.
5
Andri Soemitra, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah , (Jakarta: Prenada Media
Group, 2009), hlm. 251.

7
dengan kepemilikan dan pemakaian kendaraan bermotor.” Asuransi
Kendaraan Bermotor merupakan bagian dari asuransi umum yang
menjamin kerugian atau kerusakan pada kendaraan bermotor yang
dipertanggungkan terhadap resiko tabrakan, perbuatan jahat orang lain,
pencurian, kebakaran dan sambaran petir, sesuai dengan kondisi yang
tercantum dalam Polis Kendaraan Bermotor Indonesia. 6
Jaminan yang diberikan dalam asuransi kendaraan bermotor antara lain
sebagai berikut:7
a. Kerugian, kerusakan atau kehilangan atas kendaraan bermotor
dari terjadinya risiko yang dijamin dalam polis.
b. Tanggung jawab hukum atas tuntutan dari pihak ketiga.
c. Santunan atas kecelakaan pada pengemudi dan penumpang.
Risiko Yang Dapat Dijamin dalam asuransi kendaraan bermotor antara
lain sebagai berikut:8
a. Tabrakan, benturan, terbalik juga termasuk juga akibat dari
kesalahan material, konstruksi, cacat sendiri.
b. Perbuatan jahat orang lain, pencurian termasuk pencurian yang
didahului atau disertai dengan kekerasan atau ancaman.
c. Kebakaran atau sambaran petir
Perusahaan pembiayaan tidak memberikan jaminan kerugian yang
disebabkan oleh hipnotis dan penggelapan, karena hipnotis sangat sulit
di-cover dan polis yang biasanya tidak mendapatkan klaim dari pihak
asuransi yakni penggelapan. Dengan itu, risiko yang tidak dapat dijamin
oleh perusahaan asuransi antara lain sebagai berikut:
a. Kehilangan keuntungan selama kendaraan tidak dapat digunakan
akibat kecelakaan.

6
Isty Prisniwi Listyowatie, Analisa Regulasi Tarif Referensi dalam Industri Asuransi ,
Tesis Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2010 Hal. 75
7
R. Permata Hastuti A, F. Milla Fitri, Asuransi Konvensional, Syariah & BPJS
(Yogyakarta: Parama Publishing, 2016), Hal. 71.
8
Ibid, Hal. 72

8
b. Kerugian akibat penggelapan.
c. Akibat perbuatan jahat yang dilakukan oleh tertanggung atau
keluarga tertanggung.
d. Kendaraan digunakan untuk belajar mengemudi atau pelombaan
atau karnaval, atau tindak kejahatan, kelebihan muatan, tidak
memiliki SIM atau melanggar peraturan lalu lintas, akibat bencana
alam atau perang, dll.
Syarat sah perjanjian kendaraan bermotor tidak mendapat
pengaturan khusus dalam KUHD. Oleh karena itu semua ketentuan
umum asuransi kerugian dalam KUHD berlaku terhadap asuransi
kendaraan bermotor. Disamping ketentuan umum mengenai asuransi
kerugian, kesepakatan bebas yang dibuat secara tertulis dalam bentuk
akta yang disebut polis. Polis Standar Kendaraan Bermotor di Indonesia
yang selanjutnya disebut (PSKB) menjelaskan perusahaan asuransi
(penanggung) akan memberikan ganti kerugian kepada tertanggung
berdasarkan ketentuan persyaratan, pengecualian dalam polis.
Berdasarkan ketentuan penanggung akan memberi ganti kerugian
terhadap risiko seperti bahaya pencurian, kebakaran, kerusakan dan
kecelakaan.9

B. TANGGUNG JAWAB DEBITUR DAN PENANGGUNG DALAM


ASURANSI KERUGIAN KENDARAAN BERMOTOR YANG MASIH
TERIKAT PERJANJIAN PEMBIAYAAN
1. Tanggung Jawab Debitur Dalam Asuransi Kerugian
Kendaraan Bermotor Yang Masih Terikat Perjanjian
Pembiayaan

9
Erlina B, Klaim Ganti Rugi dalam Perjanjian Asuransi Kendaraaan Bermotor,
Fakultas Hukum Universitas Bandar Lampung, Jurnal PRANATA HUKUM Volume 5 Nomor 2 -
Juli 2010, Hlm. 120

9
Asuransi Kendaraan Bermotor merupakan bagian dari
asuransi umum yang menjamin kerugian atau kerusakan pada
kendaraan bermotor yang dipertanggungkan terhadap risiko
tabrakan, perbuatan jahat orang lain, pencurian, kebakaran dan
sambaran petir, sesuai dengan kondisi yang tercantum dalam
Polis Kendaraan Bermotor Indonesia. Secara garis besar, jenis
pertanggungan Asuransi Kendaraan Bermotor terbagi menjadi 2
(dua) jenis yaitu:10
1. Comprehensive/All Risk (Kerugian Gabungan) memberikan
jaminan terhadap:
a. Kerugian/kerusakan atas kendaraan bermotor yang
diasuransikan karena tabrakan, benturan, terbalik,
tergelincir dari jalan.
b. Kerugian keuangan/kerusakan kendaraan bermotor karena
perbuatan jahat orang-orang terkecuali oleh keluarga
sendiri/orang yang bekerja dengan tertanggung atau
membawa kendaraan tersebut seizin tertanggung.
c. Kebakaran yang diakibatkan oleh api yang muncul dari
dalam maupun dari luar kendaraan.
d. Pencurian, termasuk pencurian yang dilakukan dengan
kekerasan.
e. Sambaran petir.
2. Total Loss Only (TLO) menjamin kerugian kendaraan yang
diasuransikan baik karena kecelakaan, kebakaran, maupun
pencurian, dimana kerugian tersebut memenuhi salah satu
syarat berikut:
a. Akibat kecelakaan/kebakaran, dimana biaya
kerugian/kerusakan mencapai 75% atau lebih dari harga
kendaraan.

10
Ronny Hanitijo Sumitra, Asuransi Kendaraan Bermotor, Ghalia Indonesia, Jakarta. 2008,
hlm. 32.

10
b. Akibat pencurian, bila dalam batas waktu 60 hari
kendaraan tersebut belum diketemukan.
c. Risiko sendiri untuk risiko kecelakaan (butir 1) dan
pencurian (butir 2) berlaku jumlah yang tercantum dalam
polis.
Perbedaan keduanya adalah bahwa pada jenis pertanggungan TLO,
penanggung baru akan membayar kerugian apabila nilai kerugian
yang diakibatkan oleh risiko yang dijamin melebihi 75% dari harga
pertanggungan yang disepakati di awal, sedangkan pada jaminan
comprehensive (all risk), tertanggung dapat mengajukan klaim
untuk kerusakan akibat risiko yang dijamin berapapun nilai kerugian
yang terjadi, sepanjang tidak melebihi harga pertanggungan.
Perjanjian asuransi terjadi sejak adanya kesepakatan antara
pihak penanggung dan pihak tertanggung yang diuraikan dalam
surat yang disebut polis asuransi.11
Menurut ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor
40 Tahun 2014 tentang Perasuransian, disebutkan bahwa:
“Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, perusahaan
asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi
penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan
untuk memberikan penggantian kepada tertanggung atau
pemegang polis karena kerugian, atau bertanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung
karena terjadinya peristiwa yang tidak pasti”. 12
Berdasarkan Pasal 246 KUHD, dikatakan bahwa “Asuransi
atau pertanggungan adalah sebuah perjanjian yang mengikat
penanggung kepada tertanggung dengan cara menerima
sejumlah premi yang dimaksudkan untuk menjamin penggantian

11
A.Hasymi Ali, Pengantar Asuransi, Bumi Aksara, Jakarta, 2005, hal.89
12
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian Pasal 1 angka 1

11
terhadap tertanggung akibat adanya kerugian yang timbul
terjadinya kerusakan.”
Asuransi atau pertanggungan, di dalamnya selalu
mengandung pengertian adanya suatu risiko. Berdasarkan Polis
Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia, tanggung
jawab pihak asuransi kepada tertanggung adalah memberikan
jaminan penggantian terhadap risiko-risiko yang termasuk dalam
ketentuan polis standar asuransi kendaraan bermotor
Indonesia.13 Dalam hal ini, Pihak perusahaan pembiayaan wajib
mengasuransikan barang konsumsi sesuai persyaratan yang
ditentukan oleh pihak debitur kepada perusahaan asuransi yang
telah ditunjuk atau disetujui oleh pihak perusahaan pembiayaan,
agar apabila terjadinya peristiwa, maka pihak tertanggung dapat
mengklaim preminya.
Pihak tertanggung wajib membayar premi. Premi
merupakan sejumlah uang yang dibayarkan
oleh nasabah  tertanggung kepada pihak perusahaan
asuransi penanggung  sebagai bentuk imbalan jasa atas
pengalihan resiko serta kerugian yang sewaktu-waktu  mungkin
akan diderita oleh tertanggung. Premi Asuransi memiliki tujuan
utama yaitu:
a. Pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan
biaya yang jumlahnya tertentu.
b. Memberikan jaminan perlindungan dari risiko-risiko kerugian
yang diderita satu pihak

13
Bandingin, Jaminan Tanggung Jawab Hukum Pihak Ketiga dalam Asuransi
Kendaraan Bermotor, https://www.bandingin.com/jaminan-tanggung-jawab-hukum-pihak-
ketiga-dalam-asuransi-kendaraan-bermotor, diakses pada 17 April 2020 pada pukul 14.43
WIB.

12
c. Pemerataan biaya yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan
biaya yang jumlahnya tertentu dan tidak perlu
mengganti/membayar sendiri kerugian yang timbul yang
jumlahnya tidak tentu
Seperti yang kita ketahui, bahwa salah satu risiko yang
dapat terjadi adalah kendaraan bermotor hilang dicuri . Ketentuan
ini sesuai dengan kejadian yang dialami tertanggung apabila
mengalami kehilangan kendaraan bermotor yang menimbulkan
kerugian terhadap tertanggung mengenai kendaraan. Jika terjadi
risiko kehilangan yang dipertanggungkan pada barang konsumsi,
maka pihak debitur harus segera melaporkan kepada pihak
perusahaan pembiayaan, selanjutnya pihak perusahaan
pembiayaan yang membuat tebusan kepada pihak asuransi.
Namun terkadang terjadinya kesulitan dalam pengajuan
klaim asuransi yang bukan hanya akibat dari pihak asuransi tetapi
juga akibat dari pihak perusahaan pembiayaan. Beberapa kasus
yang ada, hal tersebut terjadi akibat dari timbulnya suatu
sengketa konsumen karena adanya perbedaan tolak ukur
mengenai hal-hal yang terdapat didalam perjanjian asuransi yaitu
Polis Asuransi. Serta tidak terpenuhinya persyaratan serta
dokumen-dokumen yang merupakan langkah pertama yang
harus dipenuhi apabila akan mengajukan klaim asuransi. Polis
asuransi adalah salah satu dokumen penting yang terdapat di
dalam perjanjian asuransi yang merupakan alat bukti tertulis
bahwa telah terjadi perjanjian pertanggungan antara
penanggung dan tertanggung. 14
Keharusan atau kewajiban untuk membuat perjanjian
asuransi didalam polis terdapat didalam ketentuan Pasal 255

14
Cermati.com, Pengertian Polis Asuransi dan Cara Memilih Polis yang Tepat
https://www.cermati.com/artikel/pengertian-polis-asuransi-dan-cara-memilih-polis-yang-
tepat dikases pada 19 April 2020 16.55 WIB.

13
KUHD yaitu bahwa “Suatu pertanggungan haruslah dibuat secara
tertulis dalam suatu akta yang dinamakan polis.”15 Berdasarkan
ketentuan Pasal 255 KUHD tersebut dapat diketahui bahwa
fungsi polis adalah sebagai alat bukti tertulis bahwa telah terjadi
perjanjian asuransi antara tertanggung dan penanggung. Sebagai
alat bukti tertulis, isi yang dicantumkan dalam polis harus jelas,
tidak boleh mengandung kata-kata atau kalimat yang multitafsir.
Hal tersebut mempersulit tertanggung dan penanggung
merealisasikan hak dan kewajiban mereka dalam pelaksanaan
asuransi. Polis menyatakan semua ketentuan dan kesepakatan
mengenai syarat-syarat khusus untuk mencapai tujuan asuransi.
Asuransi adalah suatu bentuk perjanjian, maka seluruh
kesepakatan yang tertuang didalam polis perjanjian asuransi
akan mengikat kedua belah pihak yaitu penanggung dan
tertanggung dan berlaku sebagai hukum khusus.16

2. Tanggung Jawab Pihak Penanggung Dalam Hal Hilangnya


Kendaraan Bermotor Yang Diasuransikan dan Masih
terikat Perjanjian Pembiayaan Konsumen
Apabila harga kendaraan yang diasuransikan lebih besar
dari harga asuransi, dan mengalami kerugian dengan melibatkan
pihak ketiga, maka pihak asuransi akan menggantikan menurut
hitungan dari bagian yang diasuransikan terhadap bagian yang
tidak diasuransikan. Kerugian dalam asuransi kerugian kendaraan
bermotor ini disebut dengan sebagian (partial loss) dan asuransi

15
Kitab Undang-undang Hukum Dagang Pasal 255.
16
Lailati Alifah, dkk. Penyelesaian Sengketa Klaim Asuransi Kehilangan Kendaraan
Bermotor pada PT. Raksa Pratikara Berdasarkan Kontrak Dan Melalui Badan Penyelesaian
Sengketa Konsumen (BPSK), Jurnal Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, 2015, hal.7.

14
ini disebut asuransi dibawah harga (under insurance). Selain itu
ada yang disebut kerugian total (total loss) yaitu kerusakan atau
kerugian yang biaya perbaikannya diperkirakan sama dengan
atau lebih dari 75% (tujuh puluh lima persen) dari harga
sebenarnya kendaraan bermotor tersebut bila diperbaiki atau
hilang karena dicuri atau tidak ditemukan dalam waktu 60 (enam
puluh) hari sejak terjadinya pencurian atas kendaraan bermotor
yang diasuransikann tersebut. Hal ini telah jelas menjelaskan
bahwa kerugian asuransi kendaraan bermotor dibagi menjadi
dua, yaitu: kerugian sebagian (partial loss) dan kerugian total
(total loss).
Akan tetapi, berdasarkan Pasal 277 ayat (1) KUHD, dalam
hal terjadi kerugian atau kerusakan atas kendaraan bermotor
yang diasuransikan dengan polis ini, yang kendaraan bermotor
tersebut sudah ditanggung oleh 1 (satu) atau lebih asuransi lain
dan jumlah segala asuransi itu lebih dari harga kendaraan
bermotor yang dimaksudkan itu, maka jumlah yang telah
diasuransikan dengan polis ini dianggap berkurang menurut
perbandingan antara jumlah segala asuransi dengan harga yang
diasuransikan. Akan tetapi premi tidak dikurangi atau
dikembalikan. Asuransi ini disebut asuransi rangkap.
Asuransi paling sedikit tersangkut dua pihak. Pihak yang
satu adalah pihak yang seharusnya menanggung risikonya
sendiri, tetapi kemudian mengalihkannya kepada pihak lain, pihak
pertama ini lazim disebut sebagai tertanggung atau dengan kata
lain ialah pihak yang bersedia menerima risiko dari pihak pertama
dengan menerima suatu pembayaran yang disebut premi. Pihak
yang menerima risiko pihak yang satu tersebut lazim disebut
sebagai penanggung (biasanya perusahaan pertanggungan atau
asuransi).17
17
A.Abbas Salim, Dasar-dasar Asuransi, PT.Raja Grafindo, Jakarta, 2008, hal.8.

15
Kewajiban utama penanggung dalam perjanjian asuransi
sebenarnya adalah memberi ganti kerugian. Meskipun demikian
kewajiban memberi ganti rugi itu merupakan suatu kewajiban
bersyarat atas terjadi atau tidak terjadinya suatu peristiwa yang
diperjanjikan yang mengakibatkan timbulnya suatu kerugian.
Artinya, pelaksanaan kewajiban penanggung itu masih
tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya peristiwa yang telah
diperjanjikan oleh para pihak sebelumnya.18
Apabila suatu kerugian terjadi sebagai akibat dari suatu
peristiwa yang tidak tertentu yang tidak diperjanjikan, maka
tentu saja penanggung harus memenuhi kewajibannya untuk
memberi ganti kerugian. Setiap peristiwa harus dalam suatu
rangkaian peristiwa yang mempunyai hubungan sebab akibat.
Perusahaan asuransi sebagai penanggung dengan tegas
memberikan kriteria dan batasan luasnya proteksi atau jaminan
yang diberikannya kepada tertanggung. Kriteria dan batasan
tersebut dicantumkan di dalam polis, sesuai dengan jenis
asuransi yang bersangkutan. Sehingga setiap polis tercantum
jenis peristiwa apa saja yang menjadi tanggung jawab
penanggung. Jadi apabila terjadi kerugian yang disebabkan
karena peristiwa-peristiwa yang diperjanjikan itulah penanggung
akan membayar ganti kerugian kepada tertanggung.
Salah satu unsur yang terdapat dalam pengertian asuransi
menurut Pasal 246 KUHD adalah hak dan kewajiban para pihak,
yaitu penanggung berhak atas premi sebagai imbalan dari
pengalihan risiko, dan berkewajiban mengganti kerugian kepada
tertanggung. Apabila premi dibayar maka sejak itulah risiko ganti
kerugian beralih kepada penanggung. Hal ini juga dinyatakan
dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 40 tahun 2014

18
Abdulkadir Muhammad, 2011, Hukum Asuransi Indonesia, PT.Citra Aditya Bakti,
Bandung, hal.181.

16
tentang Usaha Perasuransian. Berdasarkan undang-undang
tersebut maka dinyatakan bahwa yang berhak atas ganti
kerugian adalah tertanggung, apabila tertanggung mengalami
kecelakaan dan menimbulkan adanya kerugian, maka
tertanggung berhak mengajukan klaim kepada pihak penanggung
dan pihak penanggung berhak mengganti kerugian tersebut.

BAB 3
PENUTUP

KESIMPULAN
1. Asuransi kendaraan bermotor adalah suatu bentuk asuransi yang
menjamin kerugian, kerusakan, dan kehilangan atas kendaraan
bermotor akibat terjadinya risiko yang menimpa obyek
pertanggungan.
2. Tanggung jawab debitur dan penanggung apabila apabila terjadi
asuransi kerugian kendaraan bermotor adalah :

17
a. Tanggung jawab debitur jika terjadi risiko kehilangan yang
dipertanggungkan pada barang konsumsi, pihak debitur harus
segera melaporkan kepada pihak perusahaan pembiayaan,
selanjutnya pihak perusahaan pembiayaan yang membuat tebusan
kepada pihak asuransi. Salah satu unsur yang terdapat dalam
pengertian asuransi menurut Pasal 246 KUHD adalah hak dan
kewajiban para pihak, yaitu penanggung berhak atas premi sebagai
imbalan dari pengalihan risiko, dan berkewajiban mengganti
kerugian kepada tertanggung, yang berarti hal ini tertanggung
harus membayar sejumlah premi agar mendapat jaminan asuransi
atas resiko yang mungkin akan terjadi.
b. Bentuk ganti rugi yang dapat diberikan perusahaan asuransi sebagai
penanggung kepada konsumen/pihak satu asuransi sebagai
tertanggung akibat hilangnya kendaraan bermotor karena dicuri
yaitu perusahaan asuransi membayar sejumlah uang kepada
tertanggung atas kehilangan kendaraan bermotor tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi perundang-undangan
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian
Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD)

Referensi buku
Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Risiko, (Jakarta: Rajawali Pers,
2012)

18
Andri Soemitra, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah , (Jakarta:
Prenada Media Group, 2009)

R. Permata Hastuti A, F. Milla Fitri, Asuransi Konvensional, Syariah &


BPJS (Yogyakarta: Parama Publishing, 2016)

Ronny Hanitijo Sumitra, Asuransi Kendaraan Bermotor, (Jakarta:


Ghalia Indonesia, 2008)

A.Hasymi Ali, Pengantar Asuransi, (Jakarta, Bumi Aksara, 2005)

A. Abbas Salim, Dasar-dasar Asuransi, (Jakarta, PT.Raja Grafindo,


2008)

Abdulkadir Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia, (Bandung,


PT.Citra Aditya Bakti, 2011)

Referensi Jurnal dan Artikel

Atyanta Nanda Dhanistha, Djuwityastuti, PROSES PEMBAYARAN


KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR BAGI TERTANGGUNG (Studi di
Brins General Insurance Cabang Yogyakarta, Jurnal Privat Law Vol. VII No 1
Januari - Juni 2019.

Isty Prisniwi Listyowatie, Analisa Regulasi Tarif Referensi dalam


Industri Asuransi, Tesis Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2010.

19
Erlina B, Klaim Ganti Rugi dalam Perjanjian Asuransi Kendaraaan
Bermotor, Fakultas Hukum Universitas Bandar Lampung, Jurnal PRANATA
HUKUM Volume 5 Nomor 2 - Juli 2010, Hlm.

Lailati Alifah, dkk. Penyelesaian Sengketa Klaim Asuransi Kehilangan


Kendaraan Bermotor pada PT. Raksa Pratikara Berdasarkan Kontrak Dan
Melalui Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK), Jurnal Fakultas
Hukum Universitas Brawijaya, 2015.

Referensi Internet

Cermati.com, Pengertian Asuransi Dan Manfaatnya,


https://www.cermati.com/artikel/pengertian-asuransi-dan-manfaatnya

Bandingin, Jaminan Tanggung Jawab Hukum Pihak Ketiga dalam


Asuransi Kendaraan Bermotor, https://www.bandingin.com/jaminan-
tanggung-jawab-hukum-pihak-ketiga-dalam-asuransi-kendaraan-bermotor.

Cermati.com, Pengertian Polis Asuransi dan Cara Memilih Polis yang Tepat
https://www.cermati.com/artikel/pengertian-polis-asuransi-dan-cara-
memilih-polis-yang-tepat.

20

Anda mungkin juga menyukai