Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

Biaya dan Perhitungan Jumlah Pertanggungan

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah : Manajemen Resiko

Dosen pengampu : Prof. Dr. Corry Yohana, MM

Disusun Oleh
Kelompok 10:
Singgih Habibie Ramadhan (1707620017)
Chairunissa Rizkina Rosani (1707620060)
Norman Farrel Juan Olaf (1707620033)

PRODI PENDIDIKAN BISNIS A

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita semua, tak lupa juga shalawat beriring salam kita haturkan kepada
baginda kita Nabi Muhammad SAW, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Biaya dan Perhitungan Jumlah Pertanggungan”

Karya tulis ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Resiko.
Terima kasih kepada Ibu Prof. Dr. Corry Yohana, MM., selaku dosen pengampu mata kuliah
Manajemen Resiko. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi si
pembaca untuk menambah wawasan baru atau pengetahuan tentang judul makalah yang
disebutkan di atas.

Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan yang mungkin tidak disadari dan
dengan keterbatasan yang saya miliki. Kritik dan saran dari pembaca akan diterima dengan
tangan terbuka demi perbaikan dan kesempurnaan karya tulis ini.

Jakarta, 20 April 2022

Kelompok 10

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................................ 3
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 4
C. Tujuan .............................................................................................................................................. 5
BAB II .......................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 6
A. Perhitungan Risiko Sendiri (Own Risk) ....................................................................................... 6
B. Ongkos Expertise .......................................................................................................................... 10
C. Menghitung Jumlah Pertanggungan ........................................................................................... 12
D. Asuransi Pengangkutan ................................................................................................................... 16
BAB IV ....................................................................................................................................................... 24
PENUTUP .................................................................................................................................................. 24
A. Kesimpulan .................................................................................................................................... 24
B. Saran .............................................................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 25

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap orang pasti mempunyai risiko yang mungkin akan terjadi dalam perjalanan
hidupnya, baik resiko datangnya dari unsur ketidaksengajaan maupun dari unsur
kecerobohan dari manusia itu sendiri. Seseorang tidak ingin menderita dan selalu
berusaha mencegahnya, ataupun menanggulangi resiko yang mungkinakan terjadi. Usaha
menanggulangi resiko itu baru dirasakan sasarannya setelah tujuan penanggulangan
risiko itu dilakukan melalui suatu ikatan khusus yang diadakan untuk penanggulangan
resiko itu, yaitu perjanjian pertanggungan atau dalam praktek perusahaan pertanggungan
lebih banyak dikenal dan dipakai dengan kata Asuransi.
Pengertian Pertanggungan pada umumnya diatur dalam KUHPerdata Pasal 246
yang berbunyi sebagai berikut: “Pertanggungan adalah perjanjian timbal balik antara
penanggung dengan penutup asuransi, dimana penanggung mengikatkan diri
untukmengganti kerugian dan atau membayar sejumlah uang (santunan) yang ditetapkan
pada waktu penutupan perjanjian, kepada penutup asuransiatau orang lain yang ditunjuk,
pada waktu terjadinya evenemen,sedangkan penutup asuransi mengikatkan diri untuk
membayar uang.
Asuransi bagi sebagian masyarakat maka kebutuhan akan jasa perasuransian
makin dirasakan, baik oleh perorangan maupun dunia usaha di Indonesia. Asuransi
merupakan sarana finansial dalam dalam tata kehidupan rumah tangga, baik dalam
mengahadapi risiko mendasar seperti risiko kematian, atau dalam menghadapi risiko atas
harta benda yang dimiliki. Demikian pula dunia usaha dalam menjalankan kegiatannya
menghadapi berbagai risiko yang mungkin dapat mengganggu kesinambungan usahanya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perhitungan resiko sendiri (own risk)?
2. Apa yang dimaksud dengan ongkos expertise?
3. Bagaimana cara menghitung jumlah pertanggungan?
4. Bagaimana asuransi pengangkutan?
4
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perhitungan resiko sendiri
2. Untuk mengetahui ongkos expertise
3. Untuk mengetahui menghitung jumlah pertanggungan
4. Untuk mengetahui asuransi pengangkutan

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perhitungan Risiko Sendiri (Own Risk)


Risiko sendiri, atau dikenal dengan istilah own retention atau own risk atau deductible
adalah sejumlah nilai tertentu yang harus dipikul sendiri oleh tertanggung untuk setiap
risiko atau kejadian klaim. Nilai risiko sendiri besarnya tergantung pada jenis asuransi
dan besarnya peluang terjadinya kecelakaan. Risiko sendiri diterapkan pada beberapa
jenis asuransi, antara lain asuransi kebakaran, kendaraan bermotor, pengangkutan,
contractor all risk. Sedangkan jenis asuransi yang biasanya tidak dikenakan risiko sendiri
diantaranya adalah asuransi tanggung jawab hukum (Third Party Liability atau TPL).

Nilai risiko sendiri tercantum pada ikhtisar polis dan umumnya dinyatakan dalam:

• Nilai yang telah ditentukan, misalnya: Rp 100.000,00


• Prosentase tertentu, misalnya: 10% dari jumlah uang
• pertanggungan atau 25% dari nilai klaim yang diajukan; atau
• Kombinasi, misalnya:
10% dari NP (Nilai Polis) atau minimal Rp 100.000 mana saja yang lebih besar.
10% dari NP (Nilai Polis) atau 25% dari nilai klaim, mana saja yang lebih besar.

Ketentuannya adalah sebagai berikut.

• Setiap melakukan klaim, nasabah asuransi diwajibkan membayar sejumlah


biaya deductible.

• Jenis klaim yang akan dikenakan biaya deductible tersebut hanya klaim asuransi yang
terjadi akibat kerusakan fisik, dan tidak berlaku untuk kerugian nonfisik, misalnya akibat
dari tuntutan hukum

Selain besarnya deductible, ada hal hal yang sering dijadikan landasan untuk menghitung
premi tersebut, yaitu:

• Jenis jaminan, All Risk atau Total Loss Only (TLO)

6
• Jenis kendaraan

• Tahun rilis kendaraan

• Usia pengemudi/pemegang polis

• Rekam jejak kredit

• Riwayat mengemudi

• Lokasi

• Jarak tempuh rata-rata

• Penggunaan kendaraan (pribadi, dinas, atau komersial)

Besarnya premi perlu dipertimbangkan dengan potensi risiko yang dihadapi calon nasabah
agar saat ikut program asuransi tidak merasa keberatan membayar premi dan bisa
mendapatkan perlindungan yang maksimal.

Dalam poin deductible di buku polis, biasanya perusahaan asuransi menambahkan


kalimat “per any one accident” artinya per kejadian. Contohnya : Deductible 1% of Total
Sum Insured per any one accident. Artinya adalah apabila terjadi klaim yang disebabkan oleh
2 kali kejadian atau kecelakaan, maka akan ditetapkan 2 kali deductible.

Bagaimana cara bayarnya? Bisa dengan memotong uang pertanggungan yang diberikan, sesuai
dengan apa yang tercantum dan tertulis dalam buku polis asuransi. Contohnya terjadi klaim
perbaikan sekitar Rp 10 juta, anda wajib membayar biaya deductible Rp 300 ribu untuk
perusahaan asuransi. Oleh karena itu, perusahaan asuransi akan memberikan biaya penggantian
sejumlah 9,7 juta rupiah.

Mengapa Deductible ini perlu dibuat? Ternyata punya tujuan lebih dari sekedar agar nasabah
turut menanggung, melainkan lebih dari itu, yakni sebagai berikut.

• Agar nasabah lebih berhati-hati mengemudikan kendaraannya.

• Untuk memberikan kesan kepadanya, bahwa asuransi yang dimilikinya tidak 100%
menanggung biaya perbaikan mobil.

7
• Mengurangi resiko adanya kerugian kecil-kecil yang sering kali nilai kerugiannya lebih
besar jika dihitung jadi satu.

• untuk menghindari proses administrasi klaim yang kecil-kecil, dimana proses klaim
memerlukan beberapa syarat, khususnya dalam hal pembuktian. Bisa saja biaya
membuktikannya bisa sangat jauh lebih mahal daripada nilai klaim.

Contoh: Asuransi Kendaraan All Risk

1. PT ABIE JAYA, mengasuransikan kendaraan milik perusahaan yang usianya


belum melebihi 3 tahun, pada Asuransi XYZ, Nilai Polis kendaraan tersebut
adalah 100 juta, Own Risk (risiko sendiri) Rp 150.000. Hitunglah biaya perbaikan
yang akan dibayarkan asuransi XYZ apabila terjadi musibah sehingga kendaraan
tertanggung perlu diperbaiki dengan dengan kondisi sebagai berikut
a. Biaya menurut bengkel adalah Rp 1.000.000,-
b. Biaya menurut bengkel adalah Rp 150.000,-
c. Biaya menurut bengkel adalah Rp 95.000,-
Jawaban/Perhitungan :
a. Nilai Kerugian Rp 1.000.000,-
Own Risk Rp 150.000,-
Dibayar Asuransi XYX Rp 850.000,-
============
b. Nilai Kerugian Rp 150.000,-
Own Risk Rp 150.000,-
Dibayar Asuransi XYX Rp Nihil-
============
c. Nilai Kerugian Rp 95.000,-
Own Risk Rp 150.000,-
Dibayar Asuransi XYX Rp Nihil
=============

8
2. Masih dengan soal di atas, hitunglah berapa biaya yang harus dikeluarkan
perusahaan Asuransi XYZ jika ditetapkan own risk besarnya adalah 1 % dari
Nilai Polis atau 15% dari nilai klaim mana yang lebih besar.
Jawaban/Perhitungan :
Nilai Kerugian Rp 1.000.000,-
1% dari NP = 1% x 100 juta = Rp 1.000.000,-
15% dari Nilai klaim = 15% x Rp 1juta = Rp 150.000,-
Own Risk ……………………………………… Rp 1.000.000,-
Dibayar Asuransi XYX Rp Nihil
============

Dari perhitungan di atas terlihat bahwa, bila terjadi klaim maka pertama sekali
nilai klaim akan dikurangi risiko sendiri yang menjadi tanggung jawab
tertanggung. Selisih antara nilai klaim dengan risiko sendiri akan menjadi
tanggungan perusahaan Asuransi sepenuhnya hingga maksimum sebesar Nilai
Polis (NP). Risiko sendiri menunjukkan bahwa walaupun tertanggung telah
mengalihkan risiko kepada perusahaan Asuransi, tetapi bila terjadi musibah
tertanggung tetap menanggung kerugian secara finansial. Dengan demikian
tertanggung wajib berhati-hati dalam melakukan aktivitas yang berkenaan dengan
objek yang dipertanggungkan. Dalam kaitan ini, manajer risiko perlu
mensosialisasikan pada pengemudi kendaraan di perusahaan untuk selalu
mematuhi peraturan lalu lintas dan berhati-hati.

9
B. Ongkos Expertise
Pengertian expertise atau disebut Keahlian adalah sebuah pengetahuan spesifik dibidang
tertentu yang diperoleh melalui latihan, membaca, dan pengalaman. Keahlian juga
didefinisikan sebagai kemampuan yang dimiliki seseorang untuk melakukan sesuatu
terhadap sebuah peran.

Ongkos Expertise adalah ongkos yang dikeluarkan oleh perusahaan asuransi untuk tenaga
ahli penaksir/expert. Ongkos ini dalam perhitungan ditambahkan dalam jumlah
kerusakan, kecuali disebutkan bahwa ongkos expertise ini menjadi tanggungan
perusahaan asuransi, maka ongkos expertise tidak ditambahkan kedalam jumlah
kerusakan.

Contoh Implikasi

1. Soal PT XYZ

Dari identifikasi setelah terjadi kebakaran di PT XYZ, didapat data berikut ;

• Barang dalam gudang seharga Rp 1.200.000,-


• Barang dapat diselamatkan seharga Rp 250.000,=
• Hasil penjualan sisa barang terbakar Rp 70.000,-
• Ongkos expertise Rp 20.000,

Dari data diatas, hitunglah berapa jumlah ganti kerugian ;

1. Jika harga/jumlah polis adalah Rp 1.200.000,-


2. Jika harga/jumlah polis adalah Rp 1.000.000,-
3. Jika harga/jumlah polis adalah Rp 1.500.000,-

Jawab/Perhitungan

Harga Sehat Barang-barang Rp 1.200.000 ,-

Harga Barang tidak terbakar Rp 250.000 ,- (-)

Harga Barang yang terbakar Rp 950.000 ,-

Ongkos Expertise Rp 20.000 ,- (+)

10
Rp 970.000 ,-

Penjualan sisa barang terbakar Rp 70.000,- (-)

Jumlah kerugian Rp 900.000,-

% Kerusakan = Jml Kerusakan / Harga sehat x 100%

% Kerusakan = 900.000 / 1.200.000 x 100% = 75 %

1. 75 % x Rp 1.200.000 ,- = Rp 900.000,-
2. 75 % x Rp 1.000.000 ,- = Rp 750.000,-
3. 75 % x Rp 1.500.000 ,- = Rp 850.000,-

11
C. Menghitung Jumlah Pertanggungan
Uang pertanggungan asuransi adalah total jumlah uang yang akan dikeluarkan atau
dibayarkan oleh penanggung (perusahaan asuransi). Uang tersebut diberikan pada
saat tertanggung (pemegang polis) mengajukan klaim sesuai dengan risiko yang
dijamin dalam perjanjian dalam polis atau program asuransi. Biasanya, resiko ini
dikarenakan terjadinya kejadian yang dijamin dalam asuransi, atau memenuhi syarat
untuk tertanggung mengajukan klaim. UP merupakan satu dari banyak istilah yang
sebaiknya dipahami seseorang sebelum membeli produk asuransi.

Pertimbangan saat menentukan uang pertanggungan


Ketika akan menentukan UP, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar UP
tersebut nantinya benar-benar bermanfaat dan bisa memenuhi kebutuhan.
Pertimbangkan dulu hal-hal ini:
1. Nilai ekonomis
Nilai ekonomis adalah hal pertama yang perlu dipertimbangkan. Nilai ekonomis
ini menggambarkan kemampuan ekonomimu.
Untuk mengetahui seperti apa kemampuan ekonomi kamu dan keluarga, kamu
bisa menghitung jumlah pendapatan bersih setiap bulannya serta total pengeluaran
keluarga.
Pendapatan bersih adalah jumlah pendapatan yang sudah dikurangi dengan
potongan untuk tunjangan, pajak, dan sebagainya.
2. Menentukan ahli waris
Biasanya, ahli waris adalah pihak yang akan mendapatkan UP ketika tertanggung
atau pemilik asuransi jiwa mengalami kerugian, baik cacat total atau meninggal
dunia.
Tapi, pertimbangkan juga seperti apa beban tanggungan ahli warismu nantinya.
Apakah ahli waris yang kamu tunjuk juga menanggung biaya hidup anggota
keluarga lainnya, seperti istri, anak, adik, orang tua, dan sebagainya.

Karakteristik uang pertanggungan yang bermanfaat

12
Seperti yang disebutkan sebelumnya, kalau kamu salah menentukan UP, maka
manfaatnya tidak bisa dirasakan dengan maksimal. Setidaknya ada 4 karakteristik
yang menggambarkan UP yang bermanfaat, yaitu:
1. Liabilities
Uang yang didapatkan dapat digunakan untuk membayar utang sehingga tertanggung
tidak mewarisi utang kepada ahli waris (pasangan atau anak).
2. Income
Uang yang didapatkan juga perlu dipersiapkan untuk pemasukan atau biaya
kehidupan pasangan di kemudian hari.
3. Final expenses
Uang pertanggungan asuransi jiwa juga harus dapat membiayai pengeluaran-
pengeluaran akhir, misal melunasi rumah sakit, biaya penguburan atau kremasi,
membayar rumah duka, dan lain sebagainya.
4. Education fund or estate
Terakhir, dalam menentukan jumlah pertanggungan asuransi jiwa, perlu
mempertimbangkan biaya pendidikan anak (paling tidak sampai anak selesai kuliah
S1).

Cara menghitung uang pertanggungan asuransi jiwa

1. Metode Human Life Value

Pada metode ini, uang pertanggungan mutlak dihitung berdasarkan pendapatan


bulanan dikali dengan lama dana tersedia untuk menopang hidup, tanpa
memperhatikan faktor bunga maupun pertumbuhan dana jika uang pertanggungan
disimpan dalam produk perbankan.
2. Metode Income Based Value
Metode ini menghitung uang pertanggungan dengan memperhitungkan besarnya
bunga atau return jika uang pertanggungan yang diterima disimpan dalam produk
perbankan.
3. Metode Financial Needs Based Value

13
Besar uang pertanggungan memiliki kisaran minimal sama dengan besarnya uang
kebutuhan tertentu saat ini (present value) dikali dengan 150%. Sedangkan uang
pertanggungan maksimal adalah sebesar uang di masa mendatang (future value)
dikali dengan 80%.

Metode ini mutlak dikombinasikan dengan investasi yang dilakukan (baik secara bulanan
atau tahunan) untuk mencapai kebutuhan keuangan di masa mendatang (future value)
dari kebutuhan keuangan tersebut. Metode ini juga dapat dipakai bagi mereka yang
berpenghasilan bulanan sangat besar.

Sehingga kedua metode lain diatas tidak mungkin digunakan lagi, karena akan
memberikan jumlah uang pertanggungan yang terlalu besar (kecil kemungkinan uang
pertanggungan disetujui oleh perusahaan asuransi).

Contoh Kasus Uang Pertanggungan Asuransi Jiwa

Seorang ayah 35 tahun memiliki penghasilan bersih Rp 5 juta setiap bulannya, istri ibu
rumah tangga mereka memiliki 1 orang anak usia 9 tahun. Jika sang ayah meninggal
maka besarnya uang pertanggungan adalah sebagai berikut.

1. Jika menggunakan metode Human Life Value, maka uang pertanggungan asuransi
jiwa adalah:
Rp 5.000.000 x 12 x 5 =Rp 300.000.000
Ini berarti, jika diambil sebesar Rp 5 juta setiap bulannya akan bertahan selama 5
tahun (tanpa menghitung bunga atau pertumbuhan dana)

2. Jika menggunakan metode Income Based Value, maka uang pertanggungan asuransi
jiwa adalah:
(Rp 5.000.000 x 12) / 6% = Rp 1 miliar
Mengapa dibagi dengan 6 persen? Karena jika uang pertanggungan diterima, maka
dana tersebut ditempatkan pada instrumen investasi pendapatan tetap seperti ORI
(Obligasi Ritel Indonesia), reksadana pendapatan tetap, bukan pada deposito.

14
Secara historis memiliki kinerja setahun pada kisaran 6 persen s/d 8 persen. Jadi,
uang sebesar Rp 1 miliar akan menghasilkan Rp 5 juta setiap bulannya karena Rp 1
miliar x (6% / 12) = Rp 5 juta.

3. Jika menggunakan metode Financial Needs Based Value, maka pertanggungan


asuransi jiwa adalah
Metode ini untuk memproteksi biaya pendidikan kelak jika sang ayah meninggal.
Misalkan biaya pendidikan di universitas sekarang adalah Rp 200 juta, maka 9 tahun
lagi biaya pendidikan menjadi sekitar Rp 550 juta dengan perkiraan kenaikan 12%
setiap tahunnya.
Jadi, uang pertanggungan untuk memproteksi biaya pendidikan adalah sebesar Rp
550 juta.
Atau kalau ingin lebih murah bisa dengan uang pertanggungan Rp 275 juta, namun
wajib dengan melakukan kombinasi investasi pada reksadana saham sebanyak Rp 250
ribu setiap bulannya, dengan target return sebesar 18% minimal per tahun.
Selanjutnya, bagaimana cara terbaik untuk memilih produk asuransi jiwa paling
sesuai? Dalam hal pemilihan produk, tentu Anda akan memilih produk paling
optimal.

15
D. Asuransi Pengangkutan
Asuransi pengangkutan barang adalah jasa asuransi yang menyediakan perlindungan
risiko terhadap barang melalui suatu sarana pengangkutan/alat angkut baik darat, udara
maupun laut. Teknik dan cara perhitungan pada asuransi pengangkutan hamper sama
dengan asuransi kebakaran, tang tidak ada hanya ongkos.

Asuransi pengangkutan diperuntukan bagi pemilik barang baik perseorangan, lembaga


ataupun perusahaan, yang memerlukan perlindungan atas pengangkutan barang. Baik itu
pengangkutan dengan menggunakan armada sendiri maupun yang menggunakan jasa
perusahaan pengangkutan.

Asuransi jenis ini meliputi :

1. Pengangkutan Laut (marine cargo)

2. Pengangkutan Darat (good in land transit)

3. Pengangkutan Udara (air cargo)

Manfaat asuransi

• Polis asuransi pengangkutan menjamin kerugian-kerugian yang diakibatkan oleh


kejadian-kejadian yang secara kebetulan datang dari luar.

• Polis asuransi pengangkutan menyebutkan resiko-resiko yang dijamin. Jika kerugian


terjadi akibat resiko tersebut, maka asuransi akan memberikan penggantian.

a. Pengangkutan Laut (marine cargo)

Untuk penutupan Asuransi marine cargo terhadap resiko-resiko biasa (ordinary risks)
dapat memilih dari salah satu dari 3 macam kondisi pertanggungan dibawah ini, yaitu:

ICC (A) 1/1/82

ICC (B) 1/1/82

ICC (C) 1/1/82

16
Kerugian dan kerusakan yang dikecualikan adalah:

• Tindakan sengaja dari tertanggung

• Kebocoran alamiah atau keausan alamiah

• Disebabkan oleh tidak cukupnya atau tidak cocoknya packing

• Disebabkan oleh sifat alamiah dari barang

• Disebabkan karena keterlambatan

• Disebabkan karena kebangkrutan atau biaya yang timbul krn kebangkrutan

• Disebabkan karena penggunaan senjata perang yang memakai atom atau nuklir

• Karena tidak laik lautnya kapal atau tongkang

• Resiko-resiko perang

• Pemogokan, pelarangan terhadap para pekerja

b. Pengangkutan Udara (Air Cargo Insurance)

Secara prinsip jaminan sama dengan marine cargo, secara umum prakteknya penutupan
Asuransi air cargo insurance di pasar Asuransi Indonesia mengikuti praktek yang berlaku
di London Insurance market dengan mempergunakan klausula ICC (Air) (excluding
sendings by post) 1/1/82.

Jaminan yang diberikan adalah terhadap segala resiko (all risks) seperti halnya jaminan
pada ICC A 1/1/82. Perbedaan yang menonjol adalah yang terkait dengan general
average dan both to blame collisions dimana tidak menjadi jaminan dalam ICC A (air)
karena resiko tersebut tidak dialami dalam pengangkutan/perjalanan melalui udara.

Untuk pengecualian sama dengan pengecualian pada marine cargo.

c. Pengangkutan Darat

17
Polis ini dibuat untuk barang-barang yang diangkut dengan kendaraan darat tanpa
melibatkan pengangkutan dengan kapal laut atau pesawat terbang. Jaminan yang
diberikan dapat diciptakan oleh masing-masing perusahaan asuransi

Kewajiban Yang Harus dilaksanakan ketika membeli produk tersebut

• Mempelajari dengan baik proposal penawaran yang diajukan oleh agen/broker terutama
atas resiko yang dijamin dan tidak dijamin, persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi,
cara pembayaran premi, kewajiban tertanggung dalam hal terjadi kerugian atau
kerusakan.

• Memastikan kesehatan keuangan dari perusahaan Asuransi yang akan menjamin resiko.

• Menanyakan kartu keagenan dari agen yang menawarkan jika melalui agen.

• Mengisi Surat Permohonan Penutupan Asuransi dengan data yang sebenar-benarnya


secara lengkap dan ditandatangani oleh calon tertanggung sendiri.

• Data yang diminta biasanya terkait dengan:

o Barang yang dibawa

o Pengepakan dan penyiapan barang untuk pengangkutan/pengiriman

o Kapal pengangkut

o Pelayanan dari/ke

o Kondisi Asuransi yang diminta

o Tertanggung (insurable interest)

Dengan siapa produk tersebut bisa didapatkan

Produk tersebut bisa didapatkan melalui:

• Agen Asuransi yang bersertifikat.

• Broker Asuransi terutama untuk resiko yang komplit

18
• Langsung menghubungi perusahaan Asuransi yang menjamin resiko tersebut baik
melalui call center, internet atau mendatangi langsung.

Apa yang harus diperhatikan dalam membeli produk tersebut?

• Surat penawaran dari perusahaan

• Memastikan agen yang bersertifikat

• SPPA

• Memastikan data-data dalam SPPA telah sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

• Membaca kontrak/polis secara seksama dan menanyakan ke agen/perusahaan jika


terdapat keraguan atas kondisi polis.

• Meminta perubahan (endorsement) jika terdapat kesalahan data dalam polis yang
diberikan.

• Memastikan jenis penutupannya apakan per polis atau open cover.

Apa yang harus dilakukan ketika tidak sesuai dengan apa yang diperjanjikan?

Mengacu kepada kondisi polis yang telah disepakati dalam penyelesaian perselisihan,
tindakan yang dapat dilakukan antara lain:

• Meminta klarifikasi ke perusahaan baik melalui agen maupun langsung ke perusahaan


untuk proses perdamaian atau musyawarah antara pihak-pihak.

• Mengadukan ke Badan Mediasi Asuransi Indonesia untuk nilai klaim yang bermasalah
hingga Rp. 750.000.000,-.

• Jika masih belum menemukan titik temu dapat memilih penyelesaian sengketa melalui
arbitrase atau penyelesaian sengketa melalui pengadilan.

HARGA PERTANGGUNGAN

Harga pertanggungan, merupakan Nilai dari tiap harta benda yang diasuransikan
berdasarkan Invoice /faktur dan/atau harga pasar.

19
Unsur Harga Pertanggungan

• Harga Barang (Cost/Price)

• Biaya pengangkutan

• Premi Asuransi (optional).

• Perkiraan Keuntungan (optional – umumnya 10% dari harga barang).

BIAYA / PREMI ASURANSI

Jumlah Premi yang dibebankan pada Anda merupakan hasil perkalian antara:

• TARIF PREMI X JUMLAH TOTAL HARGA PERTANGGUNGAN

• Tarif Premi Asuransi Pengangkutan ditentukan oleh luas/jenis risiko yang dikehendaki
dan sifat penggunaan dari harta benda yang diasuransikan.

Contoh Implikasi

1. Soal A PT CAHAYA
PT Cahaya akan mengirimkan barang senilai Rp 24.000.000,- dengan kapal, barang
ini diasuransikan termasuk laba khayal 20 % . untuk pertanggungan ini dperhitungkan
premi 2½ % . Biaya polis & meterai Rp 125.000,-. Barang dipertanggungkan
termasuk biaya pengangkutan Rp 1000.000,- , provisi penutupan 1% (tidak turut
dihitung). Hitunglah jumlah pertanggungan/nilai polis ?

Jawaban/Perhitungan:

Harga Barang Rp 24.000.000,-

Laba Khayal Rp 4.800.000,- (+)

Rp 28.800.000,-

Biaya Polis & Meterai Rp 125.000,-

20
Ongkos Pengangkutan Rp 1.000.000,- Rp 1.250.000,- (+)

Rp 29.925.000,-

Premi 2½ % dari pertanggungan .......................... (+)

Jumlah Pertanggungan ………………….

Misalkan jumlah pertanggungan = 100 X

Premi : 2½ % x 100 X = 2,5 X

= 97,5 X = Rp 29.925.000,-

X = Rp 306.923.07

Jumlah Pertanggungan : 100 X

Jumlah Pertanggungan : 100 x Rp 306.923.07 = Rp 30.692.307

2. Soal B PT CAHAYA
Berdasarkan soal No. 1 diatas. Barang dipertanggungkan termasuk biaya
pengangkutan. Provisi penyelesaian ½ %
Hitunglah :
a. jumlah pertanggungan
b. Jumlah yang diterima perusahaan asuransi

Jawaban/Perhitungan:

a. Jumlah Pertanggungan
Harga Barang Rp 24.000.000,-
Laba Khayal Rp 4.800.000,- (+)
Rp 28.800.000,-

Biaya Polis & Meterai Rp 125.000,-

Ongkos Pengangkutan Rp 1.000.000,- Rp 1.250.000,- (+)

21
Rp 29.925.000,-

Premi 2½ % dari pertanggungan =Rp .......

Provisi Penyelesaian ½% . =Rp........ Rp ..........................

Jumlah Pertanggungan Rp ..........................

Misalkan jumlah pertanggungan = 100 X

Premi : 2½ % x 100 X = 2,5 X

= 97,5 X = Rp 29.925.000,-

X = Rp 306.923.07

Misalkan jumlah pertanggungan = 100 X

Premi : 2½ % x 100 X = 2,5 X

Provisi Penyelesaian ½ % = 0,5 X =3X

= 97 X

97 X = Rp 29.925.000,-

X = Rp 29.925.000,- / 97

X = Rp 308.05,15

Jadi jumlah pertanggungan = 100 x Rp 308.05,15 = Rp 3.080.515

b. Jumlah yang Diterima Perusahaan Asuransi


Premi 2½ % x Rp 3.080.515 = Rp 771.263,-
Provisi : 1/2 % x Rp 771.263,- = Rp 3.856 ,- (-)

= Rp 767.407 ,-

Provisi penutupan 1% = Rp 7.713,- (-)

= Rp 759.694 ,-

Ongkos polis dan meterai = Rp 125.000 ,- (+)

22
Jml diterima pihak Asuransi = Rp 884.694,-

==============

23
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
Penanggulangan risiko dengan pembiayaan dapat dilakukan dengan cara-cara
retensi (pembiayaan sendiri) atau dengan Asuransi Captive maupun melalui Asuransi
Kerugian atau Asuransi Jiwa & kesehatan, semua cara tersebut sudah pasti memerlukan
dana untuk pembiayaannya (financing). Perhitungan-perhitungan untuk pembiayaan
melalui Asuransi Kerugian maupun Asuransi Jiwa & Kesehatan seperti perhitungan pada
asuransi kebakaran, asuransi kendaraan bermotor dan lain sebagainya. Sedangkan
pembiayaan melalui perusahaan (Retensi) tidak kita bahas karena setiap perusahaan
memiliki cara masing-masing sesuai dengan kondisinya masing-masing.

Risiko sendiri, atau dikenal dengan istilah own retention atau own risk atau deductible
adalah sejumlah nilai tertentu yang harus dipikul sendiri oleh tertanggung untuk setiap
risiko atau kejadian klaim. Nilai risiko sendiri tercantum pada ikhtisar polis dan
umumnya dinyatakan dalam:

• Nilai yang telah ditentukan, misalnya: Rp 100.000,00


• Prosentase tertentu, misalnya: 10% dari jumlah uang
• pertanggungan atau 25% dari nilai klaim yang diajukan; atau
• Kombinasi, misalnya:
10% dari NP (Nilai Polis) atau minimal Rp 100.000 mana saja yang lebih besar.
10% dari NP (Nilai Polis) atau 25% dari nilai klaim, mana saja yang lebih besar.

B. Saran
Kami berharap makalah ini dapat membantu para pembaca untuk memperluas
pengetahuan mengenai biaya dan perhitungan jumlah pertanggungan.

24
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.fe.unj.ac.id/8944/1/MANAJEMEN%20RISIKO_full%20%281%29.pdf

https://www.car.co.id/id/ruang-publik/tips-trik/careinsurance/cara-menghitung-uang-
pertanggungan

https://www.youtube.com/watch?v=sLEdTdTn8rI

https://lifepal.co.id/media/uang-pertanggungan-asuransi/

25

Anda mungkin juga menyukai