Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ASURANSI

Untuk Memenuhi Tugas Lembaga Keuangan Bank & Non Bank

Dosen : Dr. Rio Mattajang SE, MM

Disusun Oleh :

Nama Mahasiswa : Heni Hendriyanti


No. Mahasiswa : 1713060061
Semester : VII R3 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS ISLAM ATTAHIRIYAH


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Asuransi ini dengan tepat waktu.
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang wajib ditempuh untuk melengkapi
salah satu materi dalam pelajaran Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank. Makalah
ini disusun bertujuan untuk menambah wawasan dan ilmu tambahan bagi para
pembaca khususnya dalam bidang ekonomi.
Dengan selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang
telah memberikan masukan-masukan kepada kami. Untuk itu kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada Bapak Dr. Rio Mattajang SE, MM selaku Dosen mata
kuliah Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari
materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman saya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun.

Jakarta, 7 November 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Asuransi......................................................................................... 3
2.2 Perkembangan Asuransi.................................................................................. 5
2.3 Jenis Asuransi.................................................................................................. 5
2.4 Prinsip Asuransi............................................................................................... 8
2.5 Jenis-Jenis Resiko Asuransi........................................................................... 10
2.6 Manfaat Dari Adanya Asuransi....................................................................... 12
2.7 Polis Asuransi................................................................................................. 12
2.8 Premi Asuransi................................................................................................ 12
2.9 Perbedaan Asuransi Konvensional Dengan Asuransi Syariah....................... 13

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perusahaan asuransi merupakan lembaga keuangan non bank yang mempunyai
peranan yang tidak jauh berbeda dari bank, yaitu bergerak dalam bidang layanan jasa
yang diberikan kepada masyarakat dalam mengatasi resiko yang akan terjadi di masa
yang akan datang. Perusahaan asuransi mempunyai perbedaan karaketeristik dengan
perusahaan non asuransi.
Dalam dunia bisnis, banyak sekali resiko yang tidak dapat di prediksi. Secara
rasional, para pelaku bisnis akan mempertimbangkan untuk mengurangi risiko yang
dihadapi. Pada tingkat kehidupan keluarga atau rumah tangga, asuransi juga
dibutuhkan untuk mengurangi permasalahan ekonomi yang akan dihadapi apabila ada
salah satu anggota keluarga yang menghadapi resiko.
Untuk mengurangi resiko yang tidak diinginkan dimasa yang akan datang seperti
resiko kehilangan, resiko kebakaran, resiko kecelakaan, resiko macetnya pinjaman
kredit bank atau resiko lainnya, maka diperlukan perusahaan yang mau menanggung
resiko tersebut. Adalah perusahaan asuransi yang mau menanggung resiko yang bakal
dihadapi nasabahnya baik perorangan maupun badan usaha. Hal ini disebabkan
perusahaan asuransi merupakan perusahaan yang melakukan usaha pertanggung
jawaban terhadap resiko yang akan dihadapi oleh nasabahnya.
Industri asuransi di Indonesia akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang cukup
pesat setelah pemerintah mengeluarkan deregulasi pada tahun 1980-an. Dipertegas
lagi dengan keluarnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992
Tentang Usaha Perasuransian. Diharapkan dengan semakin berkembangnya industri
asuransi di Indonesia, maka akan semakin berkembang pula pertumbuhan ekonomi
Indonesia dari tahun ketahun akan semakin meningkat, Pada era globalisasi seperti ini
kebutuhan masyarakat akan asuransi semakin meningkat, oleh karena itu pertumbuhan
atau perkembangan industri asuransi di indonesia semakin dan akan terus meningkat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari asuransi?
2. Bagaimana Perkembangan asuransi?
3. Apa saja jenis asuransi?
4. Apa saja jenis resiko dari asuransi
5. Apa saja prinsip asuransi?
6. Apa saja manfaat dari adanya asuransi?
7. Apa yang disebut polis asuransi?
8. Apa yang disebut dengan premi asuransi?
9. Apa perbedaan asuransi konvensional dengan asuransi syariah?
10. Siapa yang melakukan fungsi Pembinaan dan Pengawasan Industri Peransurasian?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui  pengertian dari asuransi.
2. Untuk mengetahui  perkembangan  asuransi.
3. Untuk mengetahui apa saja jenis asuransi.
4. Untuk  mengetahui fungsi asuransi untuk mengatasi sebuah resiko
5. Untuk mengetahui prinsip asuransi.
6. Untuk mengetahui manfaat dari adanya asuransi.
7. Untuk mengetahui yang disebut polis asuransi.
8. Untuk mengetahui yang disebut dengan premi asuransi.
9. Untuk mengetahui perbedaan asuransi konvensional dengan asuransi syariah.
10. Untuk mengetahui badan yang melakukan fungsi Pembinaan dan Pengawasan
Industri Peransurasian
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Asuransi
Tidak seorang pun yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang
akan datang secara sempurna, meskipun dengan menggunakan berbagai alat analisis.
Setiap ramalan yang dilakukan tidak akan terlepas dari kesalahan perhitungan yang
telah dilakukan. Penyebab melesatnya hasil ramalan karena dimasa yang akan datang
penuh dengan ketidakpastian. Bahkan untuk hal-hal tertentu sama sekali tidak dapat
diperhitungkan seperti maut dan rezeki. Jadi wajar jika terjadinya sesuatu di masa yang
akan datang hanya dapat direka reka semata.
Risiko di masa datang dapat terjadi terhadap kehidupan seseorang misalnya
kematian, sakit atau resiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam dunia bisnis risiko yang
dihadapi dapat berupa risiko kerugian akibat kebakaran, kerusakan atau kehilangan
atau risiko lainnya. Oleh karena itu, setiap risiko yang akan dihadapi harus di
tanggulangi sehingga tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi.
Untuk mengurangi risiko yang tidak kita inginkan di masa yang akan datang, seperti
risiko kehilangan, risiko kebakaran, risiko macetnya pinjaman kredit bank atau risiko
lainnya, maka diperlukan perusahaan yang mau menanggung risiko tersebut. Adalah
perusahaan asuransi yang mau dan sanggup menanggung setiap risiko yang bakal
dihadapi nasabahnya baik perorangan maupun badan usaha. Hal ini disebabkan
perusahaan asuransi merupakan perusahaan yang melakukan usaha pertanggung
jawaban terhadap risiko yang akan dihadapi oleh para nasabahnya.
Dalam bahasa belanda kata asuransi disebut “Assurantie” yang terdiri dari kata “
assuradeur”  yang berarti penanggung dan “geassureerde” yang berarti tertanggung.
Kemudian dalam bahasa prancis disebut “Assurance” yang berarti menanggung
sesuatu yang pasti terjadi. Sedangkan dalam bahasa latin disebut “Assecurare” yang
berarti meyakinkan orang. Selanjutnya bahasa inggris kata asuransi disebut “
insurance” yang berarti menanggung sesuatu yang mungkin atau tidak mungkin terjadi
dan “Assurance”yang berarti menanggung sesuatu yang pasti terjadi.
Di indonesia pengertian asuransi menurut undang-undang nomor 1 tahun 1992
tentang usaha asuransi adalah sebagai berikut:
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,
dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan
menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena
kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul
dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Dalam perjanjian asuransi di mana tertanggung dan penanggung mengikat suatu
perjanjian tentang hak dan kewajiban masing-masing. Perusahaan asuransi
membebankan sejumlah premi yang harus dibayar tertanggung. Premi yang harus
dibayar sebelumnya sudah ditaksirkan dulu atau diperhitungkandengan nilai resiko
yang akan dihadapi. Semakin besar premi yang harus dibayar dan sebaliknya.
Perjanjian asuransi tertuang dalam polis asuransi, di mana disebutkan syarat-
syarat, hak-hak, kewajiban masing-masing pihak, jumlah uang yang dipertanggungkan
dan jangka waktu asuransi. Jika dalam masa pertanggungan terjadi risiko, pihak
asuransi akan membayar sesuai dengan perjanjian yang telah di buat dan
ditandatangani bersama sebelumnya.
Sistem dan perusahaan asuransi sudah ada dan dikenal sejak zaman penjajahan.
Sejauh ini sampai sekarang belum ada undang-undang yang khusus mengatur kegiatan
perusahaan asuransi, kecuali beberapa peraturan-peraturan.

2.2  Perkembangan Asuransi
Asal mula kegiatan asuransi yang dijalankan di indonesia merupakan kelanjutan
asuransi yang ditinggalkan oleh pemerintah hindia belanda. Sedangkan peraturan
pemerintah indonesia yang mengatur tentang asuransi baru dikeluarkan pada tahun
1976 dengan keluarnya surat keputusan menteri keuangan pada waktu itu.
Kemudian surat keputusan menteri keuangan nomor 1136/ KMK/IV/1976 tentang
penetapan besarnya cadangan premi dan biaya oleh perusahaan asuransi di indonesia.
Selanjutnya keluar keputusan mentri keuanngan nomor 1249/KMK/.013/1988 tanggal
20 desember 1988 tentang ketentuan dan tata cara pelaksanaan di bidang asuransi
kerugian dan nomor 1250/KMK.013/1988 tanggal 20 desember 1988 tentang asuransi
jiwa.
Peraturan menteri keuangan ini kemudian tidak berlaku lagi dengan keluarnya
undang-undang nomor2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian di indonesia dan
peraturan pemerintahan nomor 73 tahun 1992 tentang penyelenggaraan usaha
perasuransian. Disamping keduaperundang-undangan dan peraturan tersebut dasar
acuan pembinaan dan pengawasan usaha asuransi di indonesia juga didasarkan
kepada keputusan menteri keuangan nomor:
 223/KMK.017/1993 Tanggal 26 februari 1993 tentang izin perusahaan
asuransi dan reasuransi.
 224/KMK.017/1993 Tanggal 26 februari 1993 tentangkesehatan keuangan
perusahaan asurasi dan reasuransi.
 225/KMK.017/1993 Tanggal 26 februari 1993 tentang penyelenggaraan
usaha asuransi dan perusahaan reasuransi.
 226/KMK.017/1993 Tanggal 26 februari 1993 tentang perizinan dan
penyelenggaraan kegiatan usaha penunjang usaha asuransi.

2.3 Jenis- Jenis Asuransi.


Jenis-jenis asuransi yang berkembang di Indonesia pada saat ini jika dilihat dari
berbagai segi adalah sebagai berikut :
2.3.1 Dilihat dari Jenis Usaha Perasuransian
2.3.1.1  Asuransi kerugian (nonlife insurance)
Jenis asuransi kerugian seperti yang terdapat dalam undang-undang nomor 2 tahun
1992 tentang usaha asuransi menjelaskan bahwa asuransi kerugian menjalankan
usaha memberikan jasa untuk menanggulangi suatu risiko atas kerugian, kehilangan
manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga dari suatu peristiwa yang
tidak pasti. Jenis asuransi ini tidak diperkenankan melakukan usaha di luar asuransi
kerugian dan reasuransi. Kemudian yang termasuk dalam asuransi kerugian adalah
sebagai berikut :
a. Asuransi kebakaran adalah asuransi yang menutup risiko kebakaran. Asuransi
kebakaran yang meliputi kebakaran, peledakan, petir kecelakaan kapal terbang
dan lainnya.
b. Asuransi pengangkutan adalahasuransi pengangkutan penanggung atau
perusahaan asuransi akan menjamin kerugian yang dialami tertanggung akibat
terjadinmya kehilangan atau kerusakan pada saat pelayaran. Asuransi
pengangkutan meliputi: Marine Hul Policy, Marine Cargo Policy, Freight.
c. Asuransi aneka, yaitu asuransi yang tidak termasuk dalam asuransi kebakaran
dan pengangkutan seperti asuransi kendaraan bermotor, kecelakaan
diri pencurian, dan lainnya.
2.3.1.2  Asuransi jiwa (life insurance)
Asuransi jiwa merupakan perusahaan asuransi yang dikaitkan dengan
penanggulangan jiwa atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. Jenis-
jenis asuransi jiwa adalah :
a. Asuransi berjangka (term insurance)
b. Asuransi tabungan (endowment insurance)
c. Asuransi seumur hidup (whole life insurance)
d. Anuitas (anuity contrak insurance)
2.3.1.3  Reasuransi (reinsurance)
Merupakan perusahaan yang memberikan jasa asuransi dalam penanggulangan
ulang terhasap risikoyang dihadapi oleh perusahaan asuransi kerugian. Jenis asuransi
ini sering disebut asuransi dari asuransi dan asuransi ini digolongkan ke dalam :
a. Bentuk treaty
b. Bentuk facultative
c. Kombinasi dari keduanya
Fungsi dari adanya reasuransi adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan kapasitas akseptasi.
b. Alat penyebaran risiko.
c. Meningkatkan stabilitas usaha.
d. Meningkatkan kepercayaan.
2.3.2 Dilihat dari segi kepemilikannnya
Dalam hal ini yang dilihat adalah siapa pemilik dari perusahaan asuransi
tersebut, baik asuransi kerugian, asuransi jiwa ataupun reasuransi.
2.3.2.1  Asuransi milik pemerintah
Yaitu asuransi yang sahamnya dimilki sebagian besar atau bahkan 100% oleh
pemerintah Indonesia.
2.3.2.2  Asuransi milik swasta Nasional
Asuransi ini kepemilikan sahamnya sepenuhnya dimiliki oleh swata Nasional
sehingga siapa yang paling banyak memiliki saham, maka memiliki suara terbanyak
dalam rapat umum pemegnag saham (RUPS).
2.3.2.3  Asuransi milik perusahaan asing
Perusahaan asuransi jenis ini biasanya beroperasi di Indonesia hanyalah
merupakan cabang dari negara lain dan jelas kepemilikannya pun dimiliki 100% oleh
pihak asing.
2.3.2.4  Asuransi milik campuran
Merupakan jenis asuransi yang sahamna dimiliki oleh campuran antara swasta
nasional dengan pihak asing.
2.4 Prinsip Dasar Asuransi
Pelaksanaan perjanjian asuransi antara perusahaan asuransi dengan pihak
nasabahnya tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Setiap perjanjian dilakukan
mengandung prinsip-prinsip asuransi. Tujuannya adalah untuk menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan dikemudian hari antara pihak prusahaan asuransi dengan pihak
nasabahnya.
Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi, yaitu
insurable interest, utmost good faith, proximate cause, indemnity, subrogation dan
contribution.
2.4.1 Insurable interest
Adalah hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan keuangan
antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum.
Pengertian lainnya adalah hak mempertanggung jawabkan risiko yang terkait
dengan keuangan yang diakui sah secra hukum antara tertanggung dan sesuatu yang
dipertanggungjawabkan (berupa harta, benda, atau kejadian yang menimbulkan
kewajiban keuangan secara hukum).
Jadi, anda dikatakan memiliki kepentingan atas obyek yang diasuransikan
apabila Anda menderita kerugian keuangan seandainya terjadi musibah yang
menimbulkan kerugian atau kerusakan atas obyek tersebut.
Kepentingan keuangan ini memungkinkan Anda mengasuransikan harta benda
atau kepentingan anda. Apabila terjadi musibah atas obyek yang diasuransikan dan
terbukti bahwa Anda tidak memiliki kepentingan keuangan atas obyek tersebut, maka
Anda tidak berhak menerima ganti rugi.
2.4.2 Utmost Good Faith
Adalah suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua
fakta yang material mengenai sesuatu yang akan diasuransikan baik diminta maupun
tidak. Artinya si penanggung harus dengan jujur menerangkan dengan jelas segala
sesuatu tentang luasnya syarat dan kondisi dari asuransi dan si tertanggung juga harus
memberikan keterangan yang jelas dan benar atas obyek atau kepentingan yang
dipertanggungkan.
Intinya Anda berkewajiban memberitahukan sejelas-jelasnya dan dengan teliti
mengenai segala fakta-fakta penting yang berkaitan dengan obyek yang diasuransikan.
Prinsip inipun menjelaskan risiko-risiko yang dijamin maupun yang dikecualikan, segala
persyaratan dan kondisi pertanggungan secara jelas serta teliti.
2.4.3 Proximate Cause
Adalah suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian kejadian yang
menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang diawali dan secara aktif
oleh sumber yang baru dan independen. Jadi apabila kepentingan yang diasuransikan
mengalami musibah atau kecelakaan, maka pertama-tama dicari sebab-sebab yang
aktif dan efisien yang menggerakkan suatu rangkaian peristiwa tanpa terputus sehingga
pada akhirnya terjadilah musibah atau kecelakaan tersebut. Suatu prinsip yang
digunakan untuk mencari penyebab kerugian yang aktif dan efisien adalah: "Unbroken
Chain of Events" yaitu suatu rangkaian mata rantai peristiwa yang tidak terputus.
2.4.4 Indemnity
Adalah suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi
finansial dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia
miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan dipertegas dalam
pasal 278).
Idemnity adalah mengembalikan posisi keuangan tertanggung setelah terjadi
kerugian seperti pada posisi sebelum terjadinya kerugian tersebut.
2.4.5 Subrogation
Adalah pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah
klaim dibayar. Prinsip subrogasi diatur dalam pasal 284 kitab Undang-Undang Hukum
Dagang, yang berbunyi: "Apabila seorang penanggung telah membayar ganti rugi
sepenuhnya kepada tertanggung, maka penanggung akan menggantikan kedudukan
tertanggung dalam segala hal untuk menuntut pihak ketiga yang telah menimbulkan
kerugian pada tertanggung".
2.4.6 Contribution
Adalah hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-sama
menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung untuk ikut
memberikan indemnity. Anda dapat saja mengasuransikan harta benda yang sama
pada beberapa perusahaan asuransi. Namun bila terjadi kerugian atas obyek yang
diasuransikan maka secara otomatis berlaku prinsip kontribusi.
2.5 Jenis-jenis Risiko
Dalam hal pertanggungan asuransi terdapat berbagai jenis risiko yang dihadapi,
besar kecilnya suatu risiko merupakan salah satu pertimbangan besarnya premi
asuransi yang harus dibayar.
Sebelum membahas tentang jenis-jenis asuransi yang ada, akan dibahas terlebih
dahulu karakteristik risiko yang dapat diasuransikan, yakni sebagai berikut:
a. Dapat dinilai dengan uang.
b. Serupa dan dalam jumlah yang memadai.
c. Harus bersifat murni.
d. Kerugian terjadi secara kebetulan dan tidak direncanakan.
e. Tidak bertentangan dengan ketentuan umum.
f. Premi asuransi yang dikenakan cukup wajar.
g. Pihak yang mengasuransikan harus memiliki insurable interest.
Dalam praktiknya risiko-risiko yang timbul dari setiap pemberian usaha
pertanggungan asuransi adalah sebagai berikut.
2.5.1 Risiko Murni
Risiko murni adalah suatu risiko yang apabila benar-benar terjadi, akan
memberikan kerugian dan apabila tidak terjadi, tidak akan menimbulkan kerugian dsan
tidak juga memberikan keuntungan. Artinya bahwa ada ketidak pastian terjadinya suatu
kerugian atau dengan kata lain hanya ada peluang merugi dan bukan suatu peluang
keuntungan, contohnya rumah mungkin akan terbakar, atau mobil yang dikendarai
mungkin akan tertabrak atau kapal dan matannya mungkin akan tenggelam. Jadi dalam
hal ini kerugian terjadi atau tidak terjadi sama sekali.
2.5.2 Risiko spekulatif
Artinya risiko dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu peluang untuk
mengalami kerugian keuangan atau memperoleh keuntungan. Dalam hal ini
kemungkinan terjadi kerugian atau keuntungan.
2.5.3 Risiko individu
Risiko individu dibagi tiga macam :
1. Risiko pribadi, risiko kemampuan seseorang untuk memperoleh keuntungan,
akibat suatu hal seperti sakit, kehilangan pekerjaan atau mati.
2. Risiko harta, risiko kehilangan harta apakah dicuri, hilang rusak yang
menyebabkan kerugian keuangan.
3. Risiko tanggung gugat, yaitu risiko yang sisebabkan apabila kita menanggung
kerugian seseorang dan kita harus membayarnya. Contohnya kelalaian dijalan
yang menyebabkan orang lain tertabrak danharus mengganti kerugian tersebut.
2.6 Manfaat Asuransi
Terdapat beberapa manfaat yang akan kita dapatkan apabila kita meliki asuransi
sebagai perlindungan bagi kita, yakni:
a. Rasa aman dan perlindungan. Polis asuransi berfungsi sebagai perlindungan
sehingga menciptakan rasa aman bagi sang tertanggung.
b. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih indah.
c. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit.
d. Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan.
e. Alat penyebaran risiko.
f. Membantu meningkatkan kegiatan usaha.
2.7 Polis Asuransi
Polis asuransi adalah bukti tertulis atau surat penjanjian antara pihak- pihak yang
mengadakan perjanjian asuransi. Maksud dari pengertian tersebut adalah dimana polis
merupakan sebuah bukti autentik yang berisi perjanjian antara pihak penyedia asuransi
dan pihak tertanggung yang sah secara hukum. Polis asuransi memuat hal-hal berikut:
a. Nama dan alamat tertanggung.
b. Uraian risiko.
c. Jumlah pertanggungan.
d. Jangka waktu pertanggungan.
e. Besar premi, bea materai, dan lain-lain.
f. Bahaya-bahaya yang dijaminkan.
g. Khusus untuk polis pertanggungan kendaraan bermotor ditambah dengan
nomor polisi, nomor rangka, (chasis), dan nomor mesin kendaraan.
2.8 Premi Asuransi
Premi asuransi adalah kewajiban pihak tertanggung kepada pihak penanggung
yang berupa pembayaran uang dalam jumlah tertentu secara periodik. Dari pengertian
tersebut dapat dipaparkan bahwa premi asuransi merupakan suatu kewajiban seorang
yang memakai jasa asuransi untuk membayarkan sejumlah uang kepada pihak
penyelenggara asuransi secara periodik yang biasanya dibayarkan dalam jangka waktu
setiap bulan.
2.9 Perbedaan Asuransi Konvensional dan Syariah
Kedua asuransi tersebut adalah sebuah lembaga yang bergerak di bidang
ekonomi yang keduanya bergerak dalam hal penanggungan resiko yang ada.
Perbedaan yang mendasar dalam kedua asuransi tersebut adalah pada
prinsip ta’awun (tanggung menanggung) yang menjadi tulang punggung bagi asuransi
syariah, dibandingkan dengan asuransi konvensional yang lebih mendasarkan
pengalihan risiko dari nasabah kepada perusahaan asuransi.
Berikut adalah penjelasan beberapa perbedaab yang ada di dalam asuransi
konvensional dan syariah:
a. Misi, dalam hal ini keduanya memiliki misi yang berbeda dimana asuransi
konvensional mengemban misi keuntungan atau profit sedangkan asuransi
syariah mengemban misi akidah yang dimana menggunakan hukum fiqih
muamalah.
b. Konsep, konsep dari asuransi konvensional adalah perjanjian antara dua
pihak penanggung dengan yang tertanggung, sedangkan syariah menganut
konsep saling bantu membantu dan bekerjasama.
Dan masih banyak lagi yang membedakan asuransi konvensional dengan
syariah yang dapat dilihat dari berbagai bidang.
2.10 Pembinaan dan Pengawasan Industri Peransurasian
Berdasarkan UU pasal 10 No. 2 tahun 1992 bahwa pembinaan dan pengawasan
terhadap usaha perasuransian dilakukan oleh Menteri Keuangan. Selanjutnya, dalam
pasal 11 dinyatakan pula bahwa pembinaan dan pengawasan perusahaan
perasuransian tersebut meliputi hal sebagai berikut:
a. Kesehatan keuangan, pembinaan dan pengawasan ini hanya berlaku pada asuransi
jiwa, kerugian, dan reasuransi yang pengawasannya meliputi batas tingkat solvabilitas,
retensi sendiri, reasuransi, investasi, cadangan teknis.
b. Penyelenggaraan usaha yang meliputi syarat-syarat polis asuransi, tingkat premi,
penyelesaian klaim, persyaratan keahlian di bidang perasuransian.
Namun, setelah diterapkannya UU No.21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan
fungsi pengawasan dan pembinaaan tidak lagi berada di tangan Menteri Keuangan
melainkan diserahkan pada OJK.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tidak seorang pun yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang
akan datang secara sempurna, meskipun dengan menggunakan berbagai alat analisis.
Setiap ramalan yang dilakukan tidak akan terlepas dari kesalahan perhitungan yang
telah dilakukan, penyebab melesetnya hasil ramalan karena dimasa yang akan datang
penuh dengan ketidakpastian. Bahkan untuk hal-hal tertentu sama sekali tidak dapat
diperhitungkan seperti maut dan rezeki. Jadi wajar bila terjadinya sesuau dimasa yang
akan datang hanya dapat direka-reka semata.
Asal mula kegiatan asuransi yang dijalankan di Indonesia merupakan kelanjutan
asuransi yang ditinggalkan oleh pemerintah Hindia Belanda. Sedangkan peraturan
pemerintah Indonesia yang mengatur tentang asuransi baru dikeluarkan pada tahun
1976 dengan keluarnya surat keputusan mentri keuangan pada waktu itu.
Jenis-jenis asuransi yang berkembang di Indonesia pada saat ini jika dilihat dari
berbagai segi adalah sebagai berikut, asuransi kerugian (non life insurance), asuransi
kebakaran, asuransi pengangkutan, asuransi aneka, asuransi jiwa (life insurance),
reasuransi (reinsurance), asuransi milik pemerintah, asuransi milik swasta Nasional,
asuransi milik perusahaan asing, asuransi milik campuran
Pelaksanaan perjanjian asuransi antara perusahaan asuransi dengan pihak
nasabahnya tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Setiap perjanjian dilakukan
mengandung prinsip-prinsip asuransi. Tujuannya adalah untuk menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan dikemudian hari antara pihak prusahaan asuransi dengan pihak
nasabahnya .
Dalam hal pertanggungan asuransi terdapat berbagai jenis risiko yang dihadapi,
besar kecilnya suatu risiko merupakan salah satu pertimbangan besarnya premi
asuransi yang harus dibayar.
DAFTAR PUSTAKA

Huda,  Nurul Dan Heykal, Mohamad. 2010.  Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan


Teoretis Dan Praktis. Jakarta: Kencana.
Kasmir. 2014. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT Rajagrafindo
Persada.
Latumaerissa, Julius R. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta:
Salemba Empat.
Triandaru, Sigit Dan Budiasantoso, Totok. 2010.  Bank Dan Lembaga Keuangan
Lain. Jakarta: Salemba Empat.
Wijaya, Faried Dan Hadiwigeno, Soetatwo. Lembaga-Lembaga Keuangan Dan
Bank. Yogyakarta : BPFE.

Anda mungkin juga menyukai