Anda di halaman 1dari 21

TUGAS KELOMPOK 6

”MANAJEMEN RESIKO & ASURANSI”

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah yang dibina oleh:

VETA LIDYA DELIMAH PASARIBU,S.E.,M.M.

Disusun oleh :
Dwi Murniati (2014054833)
Irpan (2015050502)
Malsi Andinatu (2015050530)
Riski Fitriani (2015050065)
Rizky Ibnu Kahfi (2015050065)
Cholifudin (

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN


Semester Ganjil 2017/2018
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Surya Kencana no.1 Pamulang telp: (021) 7412566 – fax: (021) 7412566 Tangerang

Page 1
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat, karunia terutama
kesempatan yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini
dengan baik. Tanpa adanya kesempatan, mustahil penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah
ini secara tuntas, walaupun masih banyak terdapat kekurangan. Tugas kelompok ini memuat
tentang “TUGAS MAKALAH MANAJEMEN RESIKO DAN ASURANSI” dan sebagai tugas
kelompok guna menambah nilai.
Selama proses penulisan makalah ini, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai
pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung dalam penulisan makalah ini. Untuk itu
dari hati yang paling dalam penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu penulisan makalah ini.
Segala kritikan dan masukan dari semua pihak, akan menjadi pengalaman yang sangat
berharga bagi penulis demi kesempurnaan makalah ini.

Pamulang, 4 November 2017

Penulis

Page 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................................... 4
1.2 Perumusan Masalah................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian pajak....................................................................................................... 5
2.1 Jenis Pajak............................................................................................................... 5
2.3 Manfaat Pajak........................................................................................................... 7
2.4 Fungsi & Peranan Pajak bagi Negara...................................................................... 8
2.5 Pajak Penghasilan.................................................................................................... 9

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan............................................................................................................... 10
3.2 Saran ....................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 11

BAB I

Page 3
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Pada saat ini bahaya, kerusakan, dan kerugian adalah kenyataan yang harus dihadapi manusia
di dunia. Sehingga kemungkinan terjadi resiko dalam kehidupan khususnya kehidupan ekonomi.
Tentu saja ini membutuhkan persiapan sejumlah dana tertentu sejak dini.
Oleh karena itu, banyak orang yang mengambil cara sistem untuk dapat menghindari resiko
kerugian dan bahaya tersebut diantaranya adalah asuransi.
Asuransi merupakan sebuah sistem untuk mengurangi kehilangan finansial dengan
menyalurkan resiko kehilangan dari seorang atau perusahaan ke lainnya. Apabila resiko yang tak
terduga itu menimpa salah seorang dari mereka yang menjadi anggota, maka kerugian akan
ditangguung bersama.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dasar asuransi ?
2. Bagaimana sejarah asuransi ?
3. Bagaimana cara penggolongan asuransi ?
4. Apa saja prinsip dari asuransi ?
5. Apa manfaat dan ujuan asuransi ?
6. Mengapa asuransi berperan sebagai pengalih resiko ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dasar dari asuransi
2. Mengetahui sejarah asuransi
3. Mengetahui macam-macam penggolongan asuransi
4. Mengetahui prinsip dari asuransi
5. Mengetahui manfaat serta tujuan asuransi
6. Mengetahui peran asuransi sebagai pengalih resiko

BAB II

Page 4
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Asuransi
Fungsi utama dari asuransi adalah sebagai mekanisme untuk mengalihkan resiko(risk transfer
mechanism), yaitu mengalihkan resiko dari satu pihak (tertanggung) kepada pihak lain
(penanggung). Pengalihan resiko ini tidak berarti menghilangkan kemungkinanmisfortune, melainkan
pihak penaggung menyediakan pengamanan financial (financial securitypeace of mind) bagi
tertanggung. Sebagai imbalannya, tertanggung membayarkan premi dalam jumlah yang sangat kecil
bila dibandingan dengan potensi kerugian yang dideritanya (Morton: 1999).
Asuransi adalah suatu kemauan untuk menetapkan kerugan-kerugian kecilyang sudah pasti
penggantian kerugian-kerugian yang besar yang belum pasti( Abbas Salim: Principle of Insurance).
Asuransi adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung meningkatkan diri kepada
seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian keadanya
karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapakan, yang mungkin
terjadi karena suatu peristiwa tak tertentu(KUHD Pasal 1246). UU No. 2 Tahun 1992 tentang
Perasuransian: perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung
meningkatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan
penggantian kepada tertenggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita oleh
tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Kesimpulannya orang bersedia membayar kerugian yang sedikit untuk masa sekarang agar
bisa menghadapi kerugian besar yang mungkin terjadi pada waktu masa mendatang.
2.2 Sejarah Asuransi
Asuransi berasal mula dari masyarakat Babilonia 4000-3000 SM yang dikenal dengan
perjanjian Hammurabi. Kemudian pada tahun 1668 M di Coffe House London berdiriah Llyod of
Londonsebagai cikal bakal asuransi konvensional. Sumber hokum asuransi adalah hokum positif,
hokum alami, dan contoh yang ada sebelumnya sebaaimana kebudayaan.
Sejarah asuransi di Indonesia berwal pada masa penjajahan Belanada, terkait dengan
keberhasilan dari negeri tersebut disektor perkebunan dan perdagangan di Indonesia. Untuk

Page 5
memenuhi kebutuhan jaminan terhadap keberlangsungan usahanya, tentu diperlukan adanya
asuransi. Perkembangan industry asuransi sempat terhenti pada masa penjajahan Jepang.

2.3 Penggolongan Asuransi


1. Asuransi Kerugian/ Umum
Asutansi keugian/umum(general Insurance) adalah jenis asuransi yang member jaminan bagi
berbagai resiko yang mengancam harta benda dan berbagai kepentingan.

2. Asuransi jiwa
Asuransi jiwa (life Insurance) adalah jenis asuransi yang memberikan jaminan terhadap
kehilangan jiwa sseorang. Atau dengan kata lain suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan
asuransi dalam penanggulangan resiko yang berkaitan dengan jiwa atau meninggalnya seseorang
yang dipertanggungkan, meliputi asuransi kecelakaan diri, asuransi jiwa seperti asuransi
berjangka(term Insurance), asuransi seumur hidup(whole Life Insurance), edowmwnt insurance,
anuitas, dan asuransi industry(industrial insurance) dimana fungsi asuransi jiwa secara umum dapat
dikelompokkan menjadi beberapa unsure antara lain:
a. Membantu pihak yang kecelakaan.
b. Membyar asuransi bagi tertanggung yang meninggal.
c. Membantu usaha dari kerugian yang disebabkan oleh meniggalnya pejabat kunci perusahaan.
d. Menghimpun dana untuk persiapan pengsiun.
e. Menunda atau menghindari pajak pendapatan.
Dana yang dikumpulkan berupa premi asuransi dan kemudian diinvestasikan. Untuk
memberikan pelayanan yang maksimalmaka industry asuransi jiwa setiap tahun harus meningkatkan
kinerja usaha, sehingga dapat menimbulkan kepercayaan masyarakat terhadap performa asuransi
jiwa. Umumnya criteria yang dignakan untuk menilai asuransi jiwa adalah:
a. Pertumbuhan premi bruto. Hal ini dilakukan untuk melihat sejauh mana perusahaan asuransi
mampu menggaet premi. Ukuran yang diberlakukan didasarkan tas rata-rata industry, yaitu
20%.
b. Rasio perubahan modal sendiri terhadap modal sendiri harus lebih besar atau sama dengan
10%. Rasio ini untuk mengukur perubahan modal sendiri.

Page 6
c. Rasio kekayaan yang dipengaruhi terdahadap jumlah kewajiban. Rasio ini digunakan untuk
mengukur kecukupan solvensi perubahan yang dapat menjamin resiko tanggungan sendiri.
Batas resiko terbaik di atas 100%.
d. Rasio kekayaan lancer terhadap kewajiban lancar tidak boleh atau sama dengan 150% hal ini
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membiayai operasional
perusahaan sehari-hari tanpa mencairkan investasi.
e. Rasio investasi terhadap cadangan teknis terhadap rasio terbaik diatas 100%. Rasio ini
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya kepada
pemegang polis jangka panjang.
f. Mengukur efisiensi perusahaan dalam pembelian asset tetap, untuk itu digunakan rasio asset
tetap terhadap modal sendiri. Rasio terbaiknya tak lebih atau sama dengan 40%.
g. Rasio premi retensi sendiri terhadap modal sendiri dengan rasio terbaik tidak lebih atau sama
dengan 28,96% rasio ini melihat batasan exposure resiko tanggungan sendiri.
h. Rasio pendapatan asuransi investasi neto terhadap rata-rata jas klan investasi lebih besar
ketimbang rata-rata suku bunga deposito satu tahun atau 13%. Rasio ini untuk mengetahui
pendaptan investasi neto peusahaan.
i. Rasio penjumlahan beban klaim neto, badan usaha, dan komisi neto terhadap pendapatan
premi neto harus lebih kecil atau sama dengan 100%. Rasio ini dipergunakan untuk
mengetahui biaya overhead perusahaan.
j. Rasio laba tahun berjalan terhadap rata-rata sendiri. Rasio ini untuk mengetahui kemampuan
modal sendiri dalam mencetak untung. Standar terbaiknya harus lebih besar dari 13% yang
diambil dari rata-rata suku bunga deposito satu tahun.

Setelah mengetahui rasio dari keseluruhan perusahaan asuransi selanjutnya adalah


memberikan nilai atau skor. Perusahaan yang masuk standar terbaik diberi nilai 1 dan 0 bila diluar
standar terbaik. Selanjutnya adalah pemberian predikat berdasarkan hasil penjumlahan dari 10 rasio
yang menjadi kriteria.
3. Asuransi social
Penyelenggaraan asuransi jiwa didasarkan pada peraturan perundangan tersendiri yang
berdifat wajib serta didalamya terkandung tujuan tertentu dari pemerintah untuk memberikan

Page 7
perlindungan bagi masyarakat atau sebagian anggota masyarakat. Karenaya system ini disebut
asuransi sosial. Asuransi sosial harus meningkatkan kinerja untuk tetap memberikan pelayanan
yang maksimal kepada masyarakat. Bentuk-bentuk kegiatan asuransi yang umumnya sering ditemui
dikalangan masyarakat antara lain :
a. Asuransi harta
Asuransi harta (property insurance) merupakan pertanggungan untuk semua hak milik berupa
harta benda yang meiliki resiko atau bahay kebakaran, kecurian atau tenggelam dilaut. Terdiri dari
asuransi kebakaran(fire insurance), pengangkutan(marine insurance), penerbangan,
kecelakaan(accident insurance).
b. Asuransi tanggung gugat (liability insurance)
Asuransi tanggung gugat (liability insurance) dapat terjadi pada asuransi pengangkutan,
kebakaran, kendaraan bermotor, dan asuransi kebakaran.
c. Asuransi kerugian
Usaha yang memberikan jasa-jasa dalam penaggungan resiko atas kerugian, kehilangan
manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti.
d. Asuransi kebakaran
Sesuatu yan terbakar yang seharusnya tidak terbakar, yang kejadiannya merupakan suatu
kecelakaan bukan secara tiba-tiba, tidak ada unsur kesengajaan dan/ tidak dapat diperkirakaan.
e. Reasuransi
Pertanggungan ulang atau pertanggungan yang dipertanggungakan atau asuransi asuransi.
System penyebaran resiko di mana penanggung menyebarkan seluruh atau sebagian dari
pertanggungan yang ditutupnya kepada penaggung yang lain. Adapun fungsi reasuransi yang dapat
dinikmati masyarakat adalah
- Meningkatkan kapasitas akseptasi.
- Alat penyebaran resiko.
- Meningkatkan stabilitas usaha.
- Menigkatkan kepercayaan.
Prinsip dasar dari reasuransi adalah para penanggung melakukan pertanggungan resiko yang telah
ditanggungnya kepada penanggung yang lain.

Page 8
f. Loss unexpected
Harus berkaitan dengan kemungkinan terjadinya kerugian (loss) dan tidak dapat diperkirakan
atau unexpected.
g. Reasonable
Merupakan benda yang memiliki nilai, baik dari pihak penanggung maupun dari pihak
tertanggung.
h. Catastrophic
Resiko tersenut haruslah tidak aan menimbulkan suatu kemungkinan rugi yang sangat besar.
Contohnya villa yang lokasinya dekat dengan lokasi yang mudah longsor.

i. Homogeneous
Berarti sama atau serupa dalam bentuk atau sifat. Barang atau benda yang akan
dipertanggungkan haruslah homogen, yaitu banyak barang yang serupa atau sejenis, baik bentuk
maupun sifat.
j. Peril and Hazards
Peril diartikan sebagai penyebab yan mengakibatkan kerugian. Misal kebakaran, kehilangan,
kemalingan, dan ledakan. Hazardsadalah setiap keadaan yang dapat menciptakan atau mendorong
kesempatan timbulnya kerugian dari peril. Misalnya, kebakaran merupakan peril dan bensin yang
disimpan dekat kompor merupakan hazard yang akan mempercepat proses jika terjadi kebakaran.
2.4 Macam-macam Asuransi
Asuransi yang terdapat pada negara-negara di dunia bermacam-macam pula suatu yang diasur
ansikan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini macam-macam asuransi yaitu :
1. Asuransi Timbal Balik
Maksud dengan asuransi timbal balik adalah beberapa orang memberikan
iuran tertentu yang dikumpulkan dengan maksud meringankan atau
melepaskan beban seseorang dari mereka saat mendapatkan kecelakaaan.
Jika uang yang dikumpulkan tersebut telah habis, dipungut lagi iuran yang baru untuk persiapan sela
njutnya.
2. Asuransi Dagang
Asuransi Dagang yaitu beberapa manusia yang senasib bermupakat dalam

Page 9
mengadkan pertanggungjawaban bersama untuk memikul kerugian yang
menimpa salah seorang anggota mereka. Apabila timbul kecelakaan yang
merugikan salah seorang anggota kelompoknya yang telah berjanji itu
seluruh orang yang bergabung dalam perjanjian tersebut memikul beban
kerugian itu dengan cara memungut derma (iuran) yang telah di tetapkan
atas dasar kerjasama untuk meringankan teman semasyarakat.
3. Asuransi Pemerintah
Asuransi Pemerintah adalah menjamin pembayaran harga kerugian kepada
siapa saja yang menderita di waktu terjadinya suatu kejadian yang
merugikan tanpa mempertimbangkan keuntungannya, bahkan pemerintah
menanggung kekurangan yang ada karena uang yang dipungut sebagai
iuran dan asuransi lebih kecil dari pada harga pembayaran kerugian yang harus
diberikan kepada penderita diwaktu kerugian itu terjadi. Asuransi pemerintah di
lakukan secara obligator atau paksaan dan dilakukan oleh badan-badan yang telah ditentukan
untuk masing-masing keperluan.
4. Asuransi Jiwa
Maksud Asuransi Jiwa adalah asuransi atas jiwa orang-orang yang
mempertanggungjawabkan atas jiwa orang lain, penanggung (surador) berjanji akan membayar seju
mlah uang kepada orang yang disebut
namanya dalam polis apabila yang mempertanggujawabkan (yang
ditanggung) meninggal dunia atau sudah melewati masa-masa tertentu.
5. Asuransi atas Bahaya yang Menimpa
Asuransi atas Bahaya yang Menimpa Badan adalah asuransi dengan keadaan -
keadaan tertentu pada asuransi jiwa atas kerusakan-kerusakan
diri seseorang, seperti asuransi mata, asuransi telinga, asuransi tangan, atau asuransi atas
penyakit-penyakit tertentu. Asuransi ini banyak dilakukan oleh buruh-
buruh industri yang menghadapi bermacam-macam kecelakaan dalam menunaikan tugasnya.
6. Asuransi terhadap bahaya-bahaya Pertanggujawaban Sipil
Maksud asuransi terhadap bahaya-bahaya Pertanggungjawaban Sipil adalah

Page
10
asuransi yang diadakan terhadap benda-benda, seperti asuransi rumah, perusahaan,
mobil, kapal udara, kapal laut motor, dan yang lainnya. Di RPA
asuransi mengenai mobil dipaksakan.

2.5 Usaha Perasuransian


Usaha asuransi merupakan jenis yang termasuk dalam kegiatan kategori usaha yang sangat
diatur oleh pemerintah. Hal ini dilakukan karena usaha asuransi sangat berkaitan erat dengan
pengumpulan dana masyrakat. Namun, meskipun kegiatan usaha perasuransian telah berlangsung
sejak lama, kita baru mempunyai UU yang khusus untuk mengatur mengenai jenis kegiatan usaha
ini sejak tanggal 11 Februari 1992, yaitu, UU No. 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian.
UU No.2 tersebut pada dasarnya merupakan hukuman public yang mengatur kegiatan usaha
perasuransian, sedangkan perjanjan yang timbul sehubungan dengan kontrak asuransi tersendiri
dalam Kitab Undang-undang Dagang(KUHD) yang merupakan hukum privat. Hal-hal yang diatur
dalam UU No. 2 tersebut meliputi:
1. Bidang usaha, jenis usaha, ruang lingkup usaha, serta bentuk hukum usaha perasuransian.
2. Objek asuransi.
3. Kepemilikan dan perizinan usaha perasuransian
4. Pembianaan dan pengawasan
5. Kepailitan dan likuidasi
6. Ketentuan pidana

UU No.2 tahun 1992 tersebut, kemudian dijabarkan lebih lanjut ke dalam beberapa peraturan
pelaksanaannya. Dan selanjutnya usaha perasuransian tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua
kelompok usaha besar yaitu:
1. Usaha asuransi
- Usaha asuransi kerugian yang memberikan jasa dalam penagguangan resiko atas kerugian,
serta tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga, yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti.
- Usaha asuransi jiwa, yaitu usaha yang memberikan jasa dalam penanggungan resiko yang
dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya seoang yang dipertanggungkan.
- Usaha reasuransi, yaitu usaha yang memberikan jasa dalam pertanggungan ulang terhadap

Page
11
resiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi kerugian dan/ atau peusahaan asuransi jiwa.
2. Usaha penunjang usaha asuransi
- Usaha pialang asuransi, yaitu usaha yang memberikan jasa keperantaraan dalam penutupan
asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi asuransi dengan bertindak untuk
kepentingantertanggung.
- Usaha pialang reasuransi, yaitu usaha yang memberikan jasa keperantaraan dalam
penempatan reasuransi dan penengahan penyelesaian ganti rugi reasuransi dengan bertindak untuk
kepentingan perusahaan asuransi.
- Usaha Penilai Kerugian Asuransi, yaitu usaha memberikan jasa penilaian terhadap kerugian
objek asuransi yang dipertanggungkan.
- Usaha konsultan aktuaria, yaitu usaha yang memberikan jasa kosultasi aktuaria.
- Usaha agen asuransi, yaitu usaha yang membertikan jasa keperantaraan dalam rangka
pemasaran jasa asuransi untuk dan atas nama penunjang.

2.6 Prinsip Dasar Asuransi


Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi, yaitu :

1. Insurable interest
Adalah hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan keuangan
antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum. Jadi, anda dikatakan
memiliki atas obyek yang diasuransikan apabila anda menderita kerugian seandainya terjadi
musibah yang menimbulkan kerugiaan atas kerusakan obyek tersebut.
Kepentingan keuangan ini memungkinkan anda mengasuransikan harta benda atau kepentingan
anda. Apabila terjadi musibah atas obyek yang diasuransikan dan terbukti bahwa Andatidak memiliki
kepentingan keuangan atas obyek tersebut, maka anda tidak berhak meneriman ganti rugi.

2. Utmost Good Faith


Adalah suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua fakta yang
material mengenai sesuatu yang akan diasuransikan baik diminta maupun tidak. Artinya si
penanggung harus dengan

Page
12
jujur menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang luasnya syarat dan kondisi dariasuransi dan
sitertanggung juga harus memberikan keterangan yang jelas dan benar
atas obyek atau kepentingan yang dipertanggungkan.
Intinya Anda berkewajiban memberitahukan sejelas-jelasnya dan dengan teliti mengenai segala fakt
a-fakta penting yang berkaitan dengan obyek yang diasuransikan. Prinsip inipun menjelaskan risiko-
risiko yang dijamin maupun yang dikecualikan, segala persyaratan dan kondisi pertanggungan
secara jelas serta teliti.

3. Proximate Cause
Adalah suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian kejadian yang menimbulkan
akibat tanpa adanya intervensi suatu yang diawali dan secara aktif
oleh sumber yang baru dan independen.Jadi apabila kepentingan yang diasuransikan mengalami m
usibah atau kecelakaan, maka pertama-tama dicarisebab-sebab yang
aktif dan efisien yang menggerakkan suatu rangkaian peristiwa tanpa terputus sehingga pada
akhirnya terjadilah musibah atau kecelakaan tersebut. Suatu prinsip yang digunakan untuk mencari
penyebab kerugian yang aktif dan efisien adalah
"Unbroken Chain of Events" yaitu suatu rangkaian mata rantai peristiwayang tidak terputus.

4. Indemnity
Adalah suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi finansialdalam upaya
nya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia miliki
sesaat sebelum terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan dipertegas dalam pasal 278).

5. Subrogation
Adalah pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim dibayar.prinsi
p subrogasi diatur dalam pasal 284 kitab Undang-
Undang Hukum Dagang, yang berbunyi: "Apabila seorang
penanggung telah membayar ganti rugi sepenuhnya kepada tertanggung, maka
penanggung akan menggantikan kedudukan tertanggung dalam segala hal untuk
pihak ketiga yang telah menimbulkan kerugian pada tertanggung".
Page
13
6. Contribution
Adalah hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-sama menanggung,
tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap
tertanggung untuk ikut memberikan indemnity. Anda dapat saja
mengasuransikan harta benda yang sama pada beberapa perusahaan asuransi. Namun bila terjadi
kerugian atas obyek yang diasuransikan maka secara otomatis berlaku prinsip kontribusi.

2.7 Polis Asuransi


Menurut ketentuan pasal 225 KUHD perjanjian asuransi harus dibuat secara
tertulisdalam bentuk akta yang disebut polis yang memuat kesepakatan, syarat-syarat khusus dan ja
nji-janji khusus yang menjadi dasar pemenuhan hak dan kewajiban para pihak (penanggung
dan tertanggung) dalam mencapai tujuan asuransi. Dengan
demikian polis asuransi adalah bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak-pihak
yang mengadakan perjanjian asuransi.Dengan adanya polis asuransi perjanjian antara kedua belah
pihak mendapatkan kekuatansecara hukum.
Menurut ketentuan pasal 256 KUHD, setiap polis kecuali mengenai asuransi jiwa
harus memuat syarat-syarat khusus berikut ini:
1. Hari dan tanggal pembuatan perjanjian asuransi.
2. Nama tertanggung, untuk diri sendiri atau pihak ketiga.
3. Uraian yang jelas mengenai benda yang diasuransikan.
4. Jumlah yang diasuransikan (nilai pertanggungan).
5. Bahaya-bahaya / evenemen yang ditanggung oleh penanggung.
6. Saat bahaya mulai berjalan dan berakhir yang menjadi tanggungan penanggung.
7. Premi asuransi

2.8 Manfaat dan Tujuan Asuransi

Page
14
Manfaat asuransi
Adapun manfaat asuransi sebagai berikut :
 Rasa aman dan perlindungan.
 Polis/jaminan memperoleh kredit.
 Tabungan dan sumber pendapatan.
 Alat penyebaran resiko.
 Meningkatkan kegiatan usaha.

Tujuan Asuransi
Adapun tujuan asuransi adalah sebagai berikut :
 Memberikan jaminan perlindungan dari risiko-risiko kerugian yang diderita satu pihak.
 Meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus mengadakan pengamanan dan
pengawasan untuk memberikan perlindungan yang memakan banyak tenaga, waktu dan biaya.
 Pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya yang jumlahnya tertentu
dan tidak perlu mengganti / membayar sendiri kerugian yang timbul tertentu dan tidak perlu
mengganti / membayar sendiri kerugian yang timbul yang jumlahnya tidak tentu dan tidak pasti.
 Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank memerlukan jaminan
perlindungan atas guna yang diberikan oleh peminjam uang.
 Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada pihak asuransi akan dikembalikandala
m jumlah yang lebih besar.Hal ini khusus berlaku untuk asuransi jiwa.

2.9 Peran Asuransi Sebagai Pengalih Risiko


Asuransi merupakan sebuah lembaga yang didirikan atas dasar untuk menstabilkan kondisi
bisnis dari berbagai risiko yang mungkin terjadi. Bedasarkan pengertian tersebut asuransi
mengandung empat unsur yaitu :
1. Pihak tertanggung
2. Pihak penangung
3. Sesuatu peristiwa yang tak tantu
4. Kepentingan yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa yang tak tentu.
Ada beberapa manfaat yang dapat diterima pada saat seseorang atau intuisi masuk ke asuransi

Page
15
yaitu :
1. Asuransi mampu berperan sebagai penetralisir risiko
2. Sebagai pihak penganti kerugian
3. Mengurangi siksaan mental dan fisik bagi pihak tertanggung
4. Menghasilkan tingkat produksi
5. Memperbaiki posisi persaingan perusahaan kecil

Menurut Harman Darmawi ada enam Syarat – Syarat Suatu Risiko Dapat Di Asuransikan, syarat
yang harus di tempuh tersebut yaitu ;
1. Kerugian potensial cukup besar
2. Probabilitas potensial cukup besar
3. Keugian bersifat kebetulan
4. Kerugian tertentu
5. Terdapat sejumlah unit yang terbuka terhadap risiko yang sama
Peran asuransi swasta dan pemerintah dalam perspektif manajemen risiko asuransi milik
swasta memeliki tanggung jawab yang kecil, dan asuransi milik pemerintah memeliki tanggung
jawab yang lebih besar kondisi yang memungkinkan berkembangnya usaha asuransi menurut
Soeisno Djojosoedarso ada beberapa kondisi yang memungkinkan berkembangnya usaha asuransi,
kondisi tersebut antara lain :
1. Sistem ekonomi masyarakat terbentuk perekonomian bebas
2. Masyarakatnya sudah sangat maju dan merupakan masyarakat industry
3. Peraturan perundang – undangan sudah terorganisasi dengan baik.

Resiko Asuransi

Page
16
Uncertainty (ketidakpastian) yang mungkin menyebabkan suatu kerugian (lossbenefit). Adapun
jenis ketidakpastian (uncertainity) sebagai berikut: Economic uncertainity, kejadian akibat perubahan
sikap konsumen, perubahan selera, harga, teknologi, dan penemuan baru.

Uncertainity of nature: kebakaran, badai, topan, dan banjir.


Human Uncertainity: peperangan, pencurian, dan pembunuhan.
Yang dapat dipertanggung jawabkan adalah uncertainities alam dan manusia, ketidakpastiaan
ekonomis tidak bisa diasuransikan karena bersifat spekulatif dan sulit diukur tingkat
keparahannya(severity).

Karakteristik Resiko Yang Dapat Diasuansikan


 dapat dinilai dengan uang
 serupa dan dalam jumalah yang memadai.
 Harus bersufat murni.
 Kerugian terjadi secara kebetulan dan tidak direncanakan.
 Tidak bertentangan dengan kepentingan umum.
 Premi asuransi yang dikenakan cukup wajar.
 Pihak yang mengasuransikan harus memiliki insurable interest.

Doktrin Asuransi
1. Insurable interest: hak mempertangung jawabkan resiko yang terkait dengan keuangan yang
diakui secara sah oleh hukum antara tertanggung dan sesuatu yang dipertanggungkan.
2. Utmost good faith: kontrak/perjanjian dilakukan dengan itikad baik, penanggung dan
tertanggung memberikan informasi dan fakta-fakta secara benar.
3. Identity: mengembalikan keuangan tertanggung setelah terjadi kerugian seperti pada posisi
sebelumnya terjadinya kerugian tersebut.
4. Proximate cause: suatu ebab aktif.
5. Subrogation Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim dibayar.
6. Contribution Hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-sama
menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung untuk ikut

Page
17
memberikan indemnity

Pembinaan dan Pengawasan Industri Perasuransian


UU pasal 10 No. 2 Tahun 1992 menetukan bahwa pembianaan dan pengawasan terhadap
usaha perasuransian dilakukan oeh kemnterian keuangan. Selnjutnya, dalam pasal 11 dinyatakan
pula bahwa pembinaan dan pengwasan perusahaan perasuransian tersebut meliputi hal sebagai
berikut:
1. Kesehatan keuangan, bagi perusahaan asuransi jiwa, kerugian, dan reasuransi, meliputi:
a. Batas tingkat solvabilitas.
b. Retensi sendiri.
c. Reasuransi.
d. Investasi.
e. Cadanagan teknis.
f. Lain-lain yang berhubungan dengan kesehatan keuangan.

2. Penyelenggaraan usaha, yan meliputi:


a. Syarat-syarat polis asuransi.
b. Tingkat premi.
c. Penyeesaian klaim.
d. Pernyataan keahlian dibidang peerasuaransian.
e. Hal-hal lain yang berhubungan dengan penyelengaraan usaha.
Dalam rangka pelaksanaan pembinaan dan pengawasan, perusahaan perasuransian,
perusahaan diwajibkan untuk menyampaikan laporan secara periodik. Laporan yang wajib
disampaikan meliputi laporan keuangan dan laporan operasional. Pelanggaran terhadap ketentuan
mengenai pelaporan dikenakan sanksi baik berupa sanksi administrasi maupun sanksi denda.
Untuk perusahaan asuransi dan reasuransi, penympaia kewajiban penyampaian laporan
tersebut terdiri dari laporan keuangan triwulan, laporan keuangan tahunan yang telah diaudit., dan
laporan penyelenggaraan usaha tahunan. Selain itu, perusahaan asuransi dan perusahaan
reasuransi diwajibkan untuk melaporkan laporan keuangan pada surat kabar yang mempunyai
peredaran luas di Indonesia.

Page
18
Pialang asuransi dan perusahaan pialang reasuransi, laporan yang wajib dilaporkan terdiri dari
laporan keuangan semester, laporan keuangan tahunan yang telah diaudit, dan laporan
penyelenggaraan usaha tahunan.
Dalam rangka pelaksanaan, pengawasan, dan pembinaan tersebut, Menteri keuangan dapat
meakukan pemeriksaan secara langsung terhadap perusahaan perasuransian. Jenis pemeriksaan
pada umumnya dibagi menjadi dua yaitu pemeriksaan rutin yang dilaksanakan sekurang-kurangnya
sekali dalam 3 tahun dan pemeriksaan khusus.

BAB III

Page
19
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Orang bersedia membayar kerugian yang sedikit untuk masa sekarang agar bisa menghadapi
kerugian besar yang mungkin terjadi pada waktu masa mendatang itu yang disebut asuransi.
Asuransi terbagi menjadi asuransi kerugian, sosial, dan jiwa. Kegiatan asuransi dapat berlangsung
karena pembinaan dan pengawasan perasuransian yang diakukan oleh pemerintah. Peran Asuransi
Sebagai Pengalih Risiko yaitu Asuransi merupakan sebuah lembaga yang didirikan atas dasar untuk
menstabilkan kondisi bisnis dari berbagai risiko yang mungkin terjadi.

3.2 Saran
Asuransi sangat berguna bagi masyarakat karena dengan fungsi asuransi itu sendiri yaitu
sebagai lembaga pengelola resiko. Jadi bila seseorang ingin terhindar dari resiko sebaiknya dapat
ikut program asuransi.

DAFTAR PUSTAKA

Page
20
http://tandio33.blogspot.com/2012/01/makalah-asuransi.html

http://gemblonknews.blogspot.com/2012/10/manajemen-resiko-asuransi.html

http://www.academia.edu/6572346/MAKALAH_ASURANSI

http://abhymujahidmuda.blogspot.com/2012/05/manajemen-risiko-peran-asuransi-sebagai.html?m=1

http://ritnoeddi.blogspot.com/2011/12/rangkuman-manajemen-resiko.html

Page
21

Anda mungkin juga menyukai