KEWIRAUSAHAAN
“PERLINDUNGAN USAHA DAN NASABAH KABUR”
Dosen Pengampu :
Omi Pramiana, SE, M.Ak
Oleh : Kelompok 13
1. Yhanie Candra Puspitasari (1562084)
2. Akhmad Ainun Rosyidi (1562163)
AKUNTANSI B 2015
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
PGRI DEWANTARA JOMBANG
2018
1
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya.sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Perlindungan Usaha dan Nasabah Kabur”. Makalah ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan.
Makalah ini di tulis mempunyai tujuan untuk sebagai bahan pembelajaran dan
sebagai salah satu sumber pengetahuan.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menemukan beberapa kesulitan baik dari
buku atau sumber yang dijadikan narasumber maupun hal-hal yang harus diungkapkan.
Walaupun menemukan beberapa kesulitan, penulis juga banyak memperoleh bantuan serta
bimbingan dari berbagai pihak sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besar nya kepada pihak yang ikut serta
dalam membantu penyusunan makalah ini sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini.
Akhir kata, penulis sangat menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh
dari sempurna, maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I PENDAHULUAN
4
Lebih lanjut, ada dua definisi usaha kecil yang dikenal di Indonesia. Pertama, definisi
usaha kecil menurut Undang-Undang No. 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil adalah kegiatan
ekonomi rakyat yang memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp 1 milyar dan memiliki
kekayaan bersih, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, paling banyak Rp 200
juta (Sudisman & Sari, 1996:5). Kedua, menurut kategori Biro Pusat Statistik (BPS), usaha
kecil identik dengan industri kecil dan industri rumah tangga. BPS mengklasifikasikan
industri berdasrakan jumlah pekerjanya, yaitu: (1) industri rumah tangga dengan pekerja 1-4
orang; (2) industri kecil dengan pekerja 5-19 orang; (3) industri menengah dengan pekerja
20-99 orang; (4) industri besar dengan pekerja 100 orang atau lebih (BPS, 1999:250).
Berdasarkan uraian di atas maka perlindungan bagi usaha tidak hanya difokuskan
pada asuransi untuk melindungi kuantitas dan kualitas hasil usaha secara fisik tetapi juga
perlu adanya perlindungan usaha di bidang HAKi dan persaingan mengingat usaha mandiri
baik kecil maupun menengah adalah tulang punggung nperkembangan ekonomi
Indonesia.maka untuk membahas lebih lanjut maka makalah ini adalah “Perlindungan
Usaha” khususnya untuk Usaha Kecil.
5
BAB II PEMBAHASAN
6
Risiko kehilangan harta perusahaan maksudnya kemungkinan harta milik perusahaan
hilang karena kecurian, tengelam, terbakar, atau kelalain lainnya. Faktor kecurian dapat
terjadi pada peralatan, hasil produksi, sarana tranportasi seperti mobil, atau kehilangan barang
muatan karena tenggela, kehilangan sejumlah harta karena terbakar, dan berbagai bentuk
kehilangan lainnya seperti kesalahan dalam penyetoran, pembayaran, atau akibat kesalahan
pencatatan keuangan.
Risiko kerusakan harta dapat juga disebabkan oleh berbagai hal sehingga merugikan
perusahaan.kerusakan harta dapat terjadi karena kebakaran atau kebanjiran yang
menyebabkan kerusakan kualitas atau nilai harta tersebut. Risiko kerusakan harta lainnya
dapat pula terjadi akibat pengangkutan atau kelalaian karyawan dalam proses produksi.
Semakin banyak kerusakan, semakin besar pula tingkat kerugian yang diderita perusahaan.
Risiko perhentian kepada pihak lain merupakan risiko yang disebabkan oleh
kesalahan perusahaan, dalam hal ini karyawan yang menyebabkan pihak lain menderita
kerugian. Misalnya, karyawan perusahaan (sopir) menabrak orang lain yang mengakibatkan
kerugian di pihak lain, baik jiwa maupu harta benda. Risiko ini dapat pula timbul karena
terhambat melakukan pengintaun benda yang mengalami kerugian patut dan wajib
mendapatkan ganti rugi dari perusahaan.
Pihak asuransi biasanya mengklasifikasikan suatu risiko ke dalam tiga jenis berikut.
1) Risiko murni
Risiko murni adalah ketidakpastian terjadinya sesuatu kerugian atau ada peluang
merugi atas harta atau jiwa perusahaan. Risiko seprti ini misalnya rumah terbakar,
mobil tertabrak, muatan kapal tenggelam, atau risiko murni lainnya.
2) Risiko spekulatif
Risiko spekulatif terjadi atas dua kemungkinan, yaitu adanya peluang untuk
memperoleh keuntungan dan adanya peluang untuk menderita kerugian.
3) Risiko Individu
Risiko individu adalah risiko yang ditanggung oleh pribadi seseorang. Risiko jenis ini
terdiri dari tiga jenis berikut:
a) Risiko pribadi,misalnya menderita sakit sehingga memerlukan biaya
pengobatan; risiko kehilangan perkejaan akibat kelalain pegawai tersebut,
akibat perusahaan bangkrut, atau karyawan tersebut meninggal dunia.
b) Risiko harta, misalanya kehilangan harta benda karena dicuri atau risiko
rusaknya harta tersebut sehinggamengurangi atau bahkan menghilangkan
nilai harta tersebut.
7
c) Risiko tanggung gugat adalah risiko menanggung kerugian seseorang.
Sebagai contoh, kelalaian karyawan dalam mengendarai kendaraan di jalan
sehingga menyebabkan orang tertabrak. Karena kesalahan karyawan tersebut,
kerusakan atau kerugian pihak yang tertabrak.
8
1. Dilihat dari segi fungsinya
a. Asuransi Kerugian (non life insurance)
Asuransi Kebakaran, meliputi kebakaran, peledakan, petir, kecelakaan
pesawat terbang.
Asuransi pengangkutan.
Asuransi aneka, termasuk asuransi kebakaran dan pengangkutan,
kendaraan bermotor, kecelakaan, pencurian, dan lainnya.
b. Asuransi jiwa (life insurance)
Asuransi berjangka
Tabungan
Asuransi seumur hidup
c. Reasuransi (reinsurance)
2. Dilihat dari segi kepemilikan
a. Milik pemerintah
b. Milik swasta nasional
c. Milik asing
d. Milik campuran
3. Ada beberapa tujuan atau keuntungan yang dapat dinikmati dari mengasuransikan
karyawan dan harta milik seluruh perusahaan. Tujuan utamanya adalah melindungi
karyawan dan harta perusahaan dari resiko kerugian dan menjaga masa depan
perusahaan.
Adapun tujuan yang diinginkan oleh perusahaan asuransi kepada para klien adalah
sebagai berikut :
o Memberikan rasa aman;
o Memberikan rasa ketenangan berusaha;
o Merupakan simpanan yang pada saat jatuh tempo dapat diambil;
o Terhindar dari risiko kerugian;
o Terhindar dari risiko kehilangan;
o Memperboleh penghasilan di masa yang akan datang;
o Memperboleh penggantian akibat kerusakan dan kehilangan milik sendiri atau
milik orang lain.
Perasaan tenang amat penting bagi siapa pun yang sedang menjalankan usaha. Rasa
tenang di sini berarti tidak adanya kecemasan atau ketakutan akan terjadi sesuatu yang tidak
9
diinginkan. Tampa rasa tenang, tujuan tidak dapat tercapai dengan mudah. Jadi, tujuan
mengasuransikan harta benda perusahaan adalah untuk memberikan rasa tenang dalam
berusaha. Asuransi merupakan simpanan yang pada saat jatuh tempo dapat diambil berlaku
untuk jenis asuransi tertentu. Misalnya, asuransi beasiswa yang memiliki jangka waktu
tertentu. Setoran premi yang dibayarkan oleh seseorang akan diambil pada saat pension (jatuh
tempo). Demikian pula dengan asuransi beasiswa dapat diambil pada saat si anak masuk
Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Atas, atau perguruan Tinggi. Asuransi dapat
menghindarkan pengusaha dari risiko kerugian. Jika tidak terjadi risiko, perusahaan hanya
mengalami kerugian atas prime yang disetor. Sementara itu, bila terjadi risiko kerugian, tidak
sebesar harta yang mengalami kerugian. Misalnya, jika tidak diasuransikan, pengusaha akan
menderita kerugian 100%, tetapi dengan diansurasikan mendapat pengantian sebesar 80%,
misalnyadari nilai harta yang mengalami kerusakan. Bahkan, ada usaha yang diganti 100%
oleh pihak asuransi. Hal ini tergantung dari objek yang diasuransikan.
Asuransi dapat menghindarkan pengusaha dari risiko kehilangan berarti kehilangan
atas nyawa atau harta benda milik perusahaan akan memperoleh penggantian sekalipun tidak
seratus persen. Paling tidak kerugian akibat kehilangan dapat diminimalkan apabila
diansuransikan atau bagi mereka yang kehilangan jiwa masih memperoleh santunan untuk
kerluarga yang ditingalkan guna meringankan beban keluarga yang terkenak musibah.
Memperoleh penghasilan di masa yang akan datang dapat diperoleh dari asuransi hari tua
(pensiun). Dana yang dibayarkan perusahaan atau seseorang melalui premi setiap bulan akan
dapat diambil oleh seseorang yang telah memasuki usia pansiun, misalnya 55 tahun.
Memperoleh penggantian akibat kerusakan dan kehilangan milik sendiri maupun milik orang
lain berakti apabila terjadi kerusakan atau kehilangan barang, perusahaan akan memperoleh
pengantian. Demikian juga jika kerusakan terjadi pada orang lain akibat perbuatan kita
seperti menabrak harta benda atau jiwa, seseorang juga akan memperoleh pengantian.
10
1. Menetapkan prosedur dan tartib kerja;
2. Menyediakan alat pengamanan;
3. Meminta pertanggungan asuransi
11
Cara membuat agar pelanggan atau nasabah betah berurusan dengan perusahaan adalah
sebagai berikut:
1. Karyawan harus menarik, baik dari segi penampilan, gaya bicara maupun gerak
geriknya sehingga tidask membosankan. Butlah agar nasabah selalu senang, ceria dan
bersemangat dalam berhadapan dengan kita.
2. Cepat tanggap terhadap keinginan nasabah dan cepat mengerjakan atau melayani
nasabah.
3. Ruang tunggu yang nyaman, tengang dan nyaman, sehingga begitu nasbah masuk
dapat merasakannya.
4. Brosur yang tersedia lengkap dan mampu menjelaskan segala sesuatu sehingga
suasana dengan keinginan nasabah.
5. Keragaman atau kelengkapan produk atau jasa yang ditawarkan.
6. Lokasi yang nyaman dan aman.
12
o Baskom Besar
o Pengaduk
o Kompor
o Panci Pengukus
7. Cara Membuat
Campurkan semua bahan jadi satu, aduk rata.
Ambil selembar kulit jagung, lalu letakkan 2 sendok makan adonan, bungkus
seperti membungkus tempe kemudian tali degan kulit jagung yang disuir.
Kukus selama kurang lebih 30 menit atatu sampai matang.
Lepet jagung siap disantap.
8. Biaya Pembuatan
Jagung Manis 1 kg = Rp. 7.000
Kelapa 2 butir = Rp. 16.000
Tepung maizena = Rp. 6.500
Vanili = Rp. 1.500
Gula pasir ¼ = Rp. 4.000
Total = Rp. 35.000
9. Penghitungan Laba
Dari bahan tersebut bisa membuat 40 lepet jagung manis dengan harga jual @1.250 x
40 biji = 50.000
Maka keuntungan adalah 50.000 – 35.000 = Rp. 15.000 setiap pesanan.
13
BAB III PENUTUP
Perlindungan usaha adalah sesuatu hal yang dapat kita lakukan seperti menjaga,
merawat dan melindungi usaha yang sudah kita jalankan. Perlindungan usaha ini, salah satu
hal yang terpenting dan harus dimengerti serta diterapkan oleh para pengusaha baik pemula
maupun yang lainnya.
Dalam perlindungan usaha ini, kita mengetahui apa saja sebab-sebab usaha yang kita
jalankan itu gagal dan kegagalan itu janganlah kita jadikan sebagai keputusasaan sebaliknya
kita jadikan sebagai motivasi dan dorongan untuk lebih maju lagi dan berhati-hati dalam
mengembangkan usaha. Maka, makalah ini diharapkan bisa bermanfaat bagi para pembaca
dan semuanya , untuk mengantisipasi resiko kegagalan atau kerugian yang besar tanpa kita
duga atau lampaui, maka dengan adanya perlindungan usaha ini serta kita mengetahui cara
melindungi dan cara menghindari resiko sehingga hal tersebut dapat kita waspadai sejak dini
dan usaha yang kita jalankan akan tetap berkembang dan bertahan dengan adanya pesaing-
pesaing baru.
14
DAFTAR PUSTAKA
15