Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

Aktivitas suatu badan usaha atau perusahaan pada dasarnya tidak dapat
dilepaskan dari aktivitas mengelolah risiko. Operasi suatu badan usaha atau perusahaan
biasanya berhadapan dengan risiko usaha dan risiko non usaha.
Dalam kehidupan sehari hari kita sering mendengar kata risiko dan sudah sering
digunakan dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang. Secara umum risiko
diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana
terdapat kemungkinan yang merugikan. Berbagai macam risiko,seperti resiko
kebakaran, resiko terkena banjir dan sebagainya, dapat menyebabkan kita menanggung
kerugian jika resiko resiko tersebut tidak kita antisipasi dari awal resiko dikaitkan
dengan kemungkinan kejadian atau kedaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan
dan sasaran organisasi. Sebagaimana diketahui bahwa tujuan perusahaan adalah
membangun dan memperluas keuntungan kompotitif organisasi.
Oleh karena itu, kita perlu mempelajari tentang Resiko Dan Solusi Pada Berbagai
Sektor Bisnis agar kita bisa mengantisipasi berbagai resiko yang akan terjadi ketika
ingin membangangun suatu usaha

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perlindungan Usaha


Salah satu yang menjadi momok bagi pengusaha adalah resiko kerugian terhadap
jiwa dan hartanya. Kerugian ini sering terjadi tanpa diduga sebelumnya. Risiko
kerugian dapat terjadi dan mengancam jiwa seseorang, misalnya menyebabkan
kematian atau cacat seumur hidup. Selain itu risiko kerugian juga dapat mengancam
harta benda pengusaha tersebut, seperti resiko kehilangan, kerusakan, kebakaran dan
kerugian lainnya. Risiko-risiko ini pada akhirnya akan menelan biaya besar dan
membuat kehidupan usaha tersebut menjadi bangkrut.
Seperti yang telah kita ketahui, bahwa dalam melakukan usaha selalu ada risiko
kerugian. Jadi, hal ini sebenarnya tidak perlu ditakutkan selama kita mampu
meminimalkan risiko tersebut. Sulit memang untuk menghilangkan segala resiko yang
timbul seperti di atas. Akan tetapi yang penting bagaimana risiko dapat kita minimalkan
dengan berbagai cara. Agar risiko yang kalaupun terjadi tidak sebesar dengan yang
sesungguhnya jika dikelola dengan baik. Artinya risiko yang akan terjadi dapat
diminimakan atau bahkan dihilangkan.
Pengusaha yang baru atau pengusaha yang dikategorikan tidak terlalu besar
omsetnya, kadang-kadang menghadapi masalah dengan ketidaktahuan akan arti risiko
atau sebagian memandang enteng terhadap risiko yang bakal dihadapi. Padahal
terjadinya risiko kerugian ini tidak memandang sasaran, siapapun orangnya dapat saja
mengalami, misalnya risiko kebakaran, kerusakan atau kehilangan. 1
Dalam praktiknya risiko dapat terjadi karena dua hal, yaitu:
1. Karena ada unsur sengaja yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu, misalnya oleh
karyawan atau pihak-pihak yang tidak suka kepada perusahaan kita seperti
masyarakat umum atau pesaing.
2. Risiko karena tidak sengaja, seperti terjadi kebakaran, kehilangan, kerusakan atau
kejadian alam. Untuk risiko yang tidak sengaja memang agak sulit untuk
dikendalikan karena terjadinya tidak dapat kita prediksi sebelumnya. 2

1
Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2013), hal. 64
2
Ibid, hal. 65

2
Agar segala resiko diatas dapat dihindarkan dan kerugian dapat diminimalkan,
usaha yang kita jalankan, baik jiwa maupun harta yang terkandung di dalamnya, perlu
diberikan payung perlindungan. Payung ini akan mampu mengganti secara maksimal
atas resiko kerugian yang akan diderita. Tampa payung perlindungan, kita tidak akan
mendapat penggantian apapun atau dengan kata lain benar-benar rugi total.
Payung untuk melindungi usaha dapat dilakukan dengan berbagai cara berikut.
1. Menetapkan prosedur dan tatatertip kerja
Dengan mematuhi dan melaksanakan semua prosedur dan tatatertip kerja secara
disiplin oleh seluruh karyawan, kemungkinan terjadi kesalahan dapat diperkecil. Hal
ini dapat meminimalkan resiko kerugian.
2. Menyediakan Alat Pengamanan
Perusahaan hendaknya menyiapkan alat bantu bagi seluruh karyawan agar bia terjadi
sesuatu, fungsi alat ini dapat melindungi karyawan dan harta perusahaan dari sesiko
kerugian, misalnya perusahaan perlu menyediakan alatpemadam kebakaran.
3. Meminta pertanggungan Perusahaan Asuransi
Perusahaan hendaknya mengasuransikan karyawan, harta, dan seluruh kegiatan
perusahaan kepada pihak asuransi tertentu.3
Faktor yang juga menjadi penyebab Timbulnya Risiko :
1. Perubahan
2. Kesalahan strategi dan perencanaan
3. Keputusan yang tidak tepat menimbulkan kejadian di luar rencana
4. Persiapan yang kurang matang
5. Kelengahan pribadi atau penanggung jawab.4

B. Jenis-Jenis Risiko Kerugian


Dalam menjalankan suatu usaha ada berbagai jenis risiko yang akan dihadapi oleh
perusahaan. Masing-masing risiko memiliki tingkat kerugian tersendiri. Besar kecil
risiko yang akan dihadapi diukur dari tingkat kerusakan dari harta benda yang dimiliki.
Hanya saja, kepastian terjadi atau tidaknya risiko tersebut sulit diukur.
Dalam kenyataannya risiko yang akan dihadapi oleh seorang pengusaha adalah
sebagai berikut:
3
Ibid, hal. 69
4
Ibid, hal. 71

3
1. Risiko jiwa
Risiko jiwa artinya jiwa pengusaha dan seluruh karyawannya akan terancam pada
saat mereka melakukan pekerjaan. Resiko jiwa yang dapat terjadi antaralain
kecelakaan dalam menjalankan tugas akibat penggunaan mesin, tersengat listrik,
ketrabrak kendaraan dijalan atau menabrak orang atau benda pada saat membawa
kendaraan; terbakar tergelam, dan risiko jiwa lainnya. Risiko jiwa inidapat
menyebabkan seseorang menjadi cacat sementara, cacat seumur hidup, atau
menyebabkan kematian. 5
2. Risiko kehilangan harta
Risiko kehilanagan harta perusahaan maksudnya kemungkinan harta milik
perusahaan hilang karena kecurian, tergelam, terbakar, atau kelainan lainnya. Faktor
kecurian kecuria dapat terjadi pada peralatan, hasil produksi, sarana trasportasi
seperti mobi, atau kehilangan bahan muatan karena tenggelam, kehilangan
sejumplah harta karena terbakar, dan berbagai bentukkehilangan lainnyaseperti
kesalahan dalam penyetoran,pembayaran, atau akibat kesalahan pencatatan
keuwangan.
3. Risiko kerusakan harta
Risiko kerusakan harta juga dapatdisebabkan oleh berbagaihal sehingga merugikan
perusahaan. Kerusakan harta dapat terjadi karena kebakaran atau kebanjiran yang
menyebabkan kerusakan kualitas atau nilai harta tersebut. Risiko kerusakan harta
lainnya dapat pula terjadi akibat pengangkutan atau kelalaian karyawan dalam
proses produksi. Semakin banyak kerusakan, semakin besar pula tingkat kerugian
yang diderita perusahaan
4. Risiko penggantian kepada pihak lain
Risiko penggantian kepada pihak lain merupakan risiko yang disebabkan oleh
kesalahan perusahaan. Dalamhal ini karyawan yang menyebabkan pihak lain
menderita kerugian. Misalnya, karyawan perusahaan (sopir) menabrak orang lain
yang menyebabkan kerugian dipihak lain, baik jiwa maupun harta benda. Risiko ini
dapattimbul karena terlambat melakukan pengiriman barang kepada pihak pelanggan
(tidaktepat waktu). Orang atau benda yang mengalami kerugian patut dan wajib
mendapatkan ganti rugi dari perusahaan.

5
Hendro, Dasar-dasar Kewirausahaan, (Jakarta. PT. Erlangga, 2011), hal. 37

4
5. Risiko lainnya
Pihak asuransi biasanya mengklasifikasikan suatu risiko ke dalam tiga jenis
berikut :
a. Risiko murni
Risiko murni adalah ketidakpastian terjadinya sesuatu kerugian atau ada peluang
merugi atas harta atau jiwa perusahaan. Risiko seperti ini misalnya rumah terbakar,
mobil tertabrak, muatan kapal tenggelam, atau risiko murni lainnya.
b. Risiko spekulatif
Risiko spekulatif terjadi atas dua kemungkinan ya itu adanya peluang untuk
memperoleh keuntungan dan adanya peluang untuk menderita kerugian.
c. Risiko individu
Risiko individu adalah risiko yang ditanggung oleh pribadi seseorang. Risiko jenis
ini terdiri dari tiga jenis yaitu sebagai berikut :
1. Risiko pribadi
Misalnya menderita sakit sehingga memerlukan biaya pengobatan, risiko
kehilangan pekerjaan akibat kelalaian pegawai tersebut, akibat perusahaan
bangkrut atau karyawan tersebut meninggal dunia.
2. Risiko harta
Misalnya kehilangan harta benda karena dicuri atau risiko rusaknya harta tersebut
sehingga mengurangi atau bahkan menghilangkan nilai harta tersebut.
3. Risiko tanggung gugat
Adalah risiko menanggung kerugian seseorang. Sebagai contoh kelalaian
karyawan dalam mengendarai kendaraan di jalan sehingga menyebabkan orang
tertabrak. Karena kesalahan karyawan tersebut, mau tak mau perusahaan atau
pribadi harus mengganti kerusakan atau kerugian pihak yang tertabrak.6

C. Cara Melindungi Usaha


Agar segala risiko dapat dihindarkan dan kerugian dapat diminimalkan, usaha kita
jalankan baik jiwa maupun harta yang terkandung di dalamnya perlu diberikan paying
perlindungan. Payung ini akan mamapu mengganti secara maksimal atas risiko

6
Ibid, hal. 43

5
kerugian yang akan di derita. Tanpa paying perlindungan, kita tidak akan dapat
penggantian apapun atau dengan kata lain benar-benar rugi total.
Payung untuk melindungi usaha dapat dilakukan dengan berbagi cara berikut:7
1. MenetapkanProsedurdan Tata TertibKerja
Dengan mematuhi dan melaksanakan semua prosedur dan tata tertib kerja secara
disiplin oleh seluruh karyawan, kemungkinan terjadi kesalahan dapat diperkecil. Hal
ini berarti dapat meminimalkan risiko kerugian.
2. MenyediakanAlatpengamanan
Perusahaan hendaknya menyiapkan alat bantu bagi seluruh karyawan agar bila
terjadi sesuatu, fungsi alat ini dapat melindungi karyawan dan harta perusahaan dari
risiko kerugian,
3. Meminta pertanggungan Perusahaan Asuransi
Perusahaan hendaknya mengasuransikan karwayan, harta dan seluruh kegiatan
perusahaan kepada pihak asuransi tertentu.
Risiko yang akan dihadapi perusahaan dapat terjadi setiap saat, baik risiko yang
dapat diprediksi (diramalkan) maupun yang belum. Agar perusahaan tidak mengalami
kerugian yang besar, risiko ini perlu memperoleh perlindungan. Perlindungan untuk
kasus penggantian terhadap risiko yang mungkin timbul dapat dilakukan dengan
mengasuransikannya kepada pihak asuransi. Dengan memberikan perlindungan
terhadap risiko besarnya risiko kerugian dapat diminimalkan.
Asuransi yang berasal dari bahasa inggris insurance adalah menanggung sesuatu
yang mungkin atau tidak mungkin terjadi; sedangkan kata assurance berarti
menanggung sesuatu yang pasti terjadi.
Sementara itu, pengertian menurut Undang-Undang No.1 Tahun 1992 yang
dimaksud asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih
dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan
menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepeda tertanggung karena
kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharaokan atau tanggungjawab
hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari
suatu peristiwa yang tidaak pasti atau untuk memberikan sesuatu pembayaran yang
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

7
Ibid, hal. 48

6
Kegiatan pertanggungan ini akan menyebabkan tetanggung (nasabah) untuk
membayar sejumplah premi kepada pihak asuransi (penanggung). Besarnya premi biaya
tertanggung ditaksir lebih duluatau diperhitungkan dengan nilai resiko yang akan
dihadapi, semakin besar resiko yang akan dihadapi semakin besar pula premi yang di
bayar dan demikian pula sebaliknya.
Setiap perjanjian asuransi akan tertuang dalam polis asuransi di dalam polis
tersebut dimuat, syarat-syarat, hak, dan kewajiban masing-masing pihak. Selain itu,
jugadimuat jumlah uang yang dipertanggungkan, jangka waktu asuransi, dan
ditandatangani oleh kedua belah pihak.
Dalam praktiknya terdapat berbagai jenis asuransiyang dapat dipilih oleh
perusahaan. Pemilihan jenis asuransi tergantung dari jenis pertanggungan yang
diinginkan.
Berikut ini jenis-jenis asuransi yang ada di Indonesia. 8
1. Dilihat dari segi fungsinya
a. Asuransi kerugian (non life insurance)
1) Asuransi kebakaran, meliputi kebakaran, peledakan, petir, kecelakaan pesawat
terbang.
2) Asuransi pengangkutan.
3) Asuransi aneka, termasuk asuransi kebakaran dan pengangkutan, kendaraan
bermontor, kecelakaan, pencurian, dan lainnya.
b. Asuransi Jiwa (life insurence)
1) Asuransi berjangka
2) Asuransi tabungan
3) Asuransi seumur hidup
c. Reasuransi (reinsurance)
2. Dilihat dari segi kepemilikan
a. Milik pemerintah
b. Milik swasta nasional
c. Milikasing
d. Milik campuran

8
Kasmir, Kewirausahaan, hal. 81

7
Ada beberapa tujuan atau keuntungan yang dapat dinikmati dari mengasuransikan
karyawan dan harta milik seluruh perusahaan. Tujuan utamanya adalah melindungi
karyawan dan harta perusahaan dari resiko kerugian dan menjaga masa depan
perusahaan.
Adapu tujuan yang diinginkan perusahaan asuransi kepada para klien adalah
sebagai berikut.
1. Memberikan rasa aman.
2. Memberiikan rasa ketenangan berusaha
3. Merupakan simpana padasaat jatuh tempo dapat diambil
4. Terhindar dari resiko kerugian
5. Terhindar dari risiko kehilangan
6. Memperoleh penghasilan dimasa yang akan datang
7. Memperoleh penggantian akibat kerusakan dan kehilangan milik sendiri ataupun
milik orang lain. 9

D. Cara Menghindari Risiko Kerugian


Risiko kerugian selalu ada dan relatif sulit untuk dihindari, namun bukan berati
tidak dapat dihindari sama sekali. Seperti dijelaskan bahwa risiko terjadi karena dua
sebab. Pertama karena unsur kesengajaan dan keduaunsur ketidaksengajaan. Selalu ada
celah untuk menghindari terjadinya unsur risikotersebut.
Banyak cara untuk menghindari risiko kerugian.berikut ini ada beberapa cara
sebagaipayung untuk melindungi usaha dri risiko kerugian, yaitu dengan cara:
1. Menyediakan alat pengamanan
2. Menerapkan prosedur dan tata tertib kerja
3. Meminta pertanggungan asuransi. 10
Penetapan prosedur dan tata tertib kerja berarti aturan atau langkah-langkah
dalam bekerja harus benar-benar dibuat sedemikian rupa. Para karyawan yang
melakukan pekerjaan tersebut diharuskan mematuhi prosedur dan tata tertib kerja secara
disiplin.
Kemudian dibentuk pula pengawas yang akan memeriksa dan akan mengawasi
para karyawan yang menjalankan pekerjaannya agar tidak melanggar aturan dan
9
Ibid, hal. 83
10
Ibid, hal. 85

8
tatatertib yang telah dibuat. Dengan demikian, diharapkan kecelakaan, terjadinya
penyimpangan, atau kehilangan dapat diminimalkan.
Menyediakan alat pengamanan damaksutkan untuk memberikan peringatan
kepada seluruh pekerja bila terjadi sesuatu. Disamping berfungsi sebaga alat peringatan
(seperti sirine/ atau alat pengawas), alat pengamanan juga berfungsi untuk memberikan
pertolongan, seperti membantu memadamkan api atau memberi oksigen. Pengamanan
dalampengangkutan udara atau air dapat dilakukan dengan memberi baju pelampung,
kapal penyelamat, atau sinyal kepada pihak-pihak tertentu sehingga dapatmembantu
menyelsmstksn dari kejadian yang didak diinginkan.
Meminta pertanggungan asuransi bertujuan untuk menanggung kerugian yang di
derita perusahaan. Dalam mendirikan jasa pertanggungan, pihak asuransi juga meminta
perusahaan untuk menyediakan prosedur dan tatatertip kerja serta alat pengamanan
yang setandar karena perusahaan asuransi pun tidak mau menderita kerugian seperti
perusahaan yang ditanggungnya. 11

11
http://laksito-minggir.blogspot.co.id/2015/12/cara-melindungi-usaha-dari-resiko.html

9
BAB III
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari makalah ini antara lain :


1. Ada dua hal yang memicu terjadinya resiko yaitu ; a). Karena ada unsur sengaja
yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu, misalnya oleh karyawan atau pihak-pihak
yang tidak suka kepada perusahaan kita seperti masyarakat umum atau pesaing. b).
Risiko karena tidak sengaja, seperti terjadi kebakaran, kehilangan, kerusakan atau
kejadian alam. Untuk risiko yang tidak sengaja memang agak sulit untuk
dikendalikan karena terjadinya tidak dapat kita prediksi sebelumnya.
2. Adapun jenis jenis resiko adalah
a. Risiko jiwa
b. Risiko kehilangan harta
c. Risiko kerusakan harta
d. Risiko penggantian kepada pihak lain, dan Risiko lainnya
3. Adapun hal halyang perlu dilakukan untuk melindungi usaha
a. Menetapkan Prosedur dan Tata Tertib Kerja
b. Menyediakan Alat pengamanan
c. Meminta pertanggungan Perusahaan Asuransi

10
DAFTAR PUSTAKA

Hendro, Dasar-dasar Kewirausahaan, Jakarta. PT. Erlangga, 2011


http://laksito-minggir.blogspot.co.id/2015/12/cara-melindungi-usaha-dari-resiko.html
Kasmir, Kewirausahaan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2013

11

Anda mungkin juga menyukai