Anda di halaman 1dari 13

Konsep Dasar Manajemen Risiko

Dosen :
Mufidah Said., S.E.,M.M

Kelompok 1 :
Aulia Putri Pangestu 193402416185 (smt5)
Desvita Alicia Ramadhanti 193402416177 (smt5)
Topan Ramdhani 193402416208 (smt5)
Nadila 193402416468 (smt 4 )
Nuralfina Noviyanty J 193402416467 (smt 4 )
Elizabeth Tio L M 203402446097 (smt4 )
BAB I

LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata “Resiko” dan


sudah biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang. Resiko
merupakan bagian dari kehidupan kerja individual maupun organisasi. Berbagai
macam resiko, seperti resiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain di jalan, resiko
terkena banjir di musim hujan dan sebagainya, dapat menyebabkan kita
menanggung kerugian jika resiko-resiko tersebut tidak kita antisipasi dari awal.
Resiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat
mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Sebagaimana kita pahami
dan sepakati bersama bahwa tujuan berwirausaha adalah membangun dan
memperluas keuntungan kompetitif dalam organisasi.

Aktivitas suatu badan usaha atau perusahaan pada dasarnya tidak dapat
dilepaskan dari aktivitas mengelola resiko. Operasi suatu badan usaha atau
perusahaan biasanya berhadapan dengan resiko usaha dan resiko non usaha. Imam
Ghazali dalam Kasidy, Manajemen Resiko (2010) menyatakan bahwa, resiko
usaha adalah resiko yang berkaitan dengan usaha perusahaan untuk menciptakan
keunggulan bersaing dan memberikan nilai bagi pemegang saham. Sedangkan
resiko non usaha adalah resiko lainnya yang tidak dapat dikendalikan oleh
perusahaan.

Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi karena kurang atau


tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang
tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Menurut
Wideman, ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan
dikenal dengan istilah peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang
menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan istilah resiko (risk). Dalam
beberapa tahun terakhir, manajemen resiko menjadi trend utama baik dalam
perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja. Hal ini secara konkret
menunjukkan pentingnya manajemen resiko dalam bisnis pada masa kini.
Secara umum resiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi
seseorang atau perusahaan di mana terdapat kemungkinan yang merugikan.
Bagaimana jika kemungkinan yang dihadapi dapat memberikan keuntungan yang
sangat besar, dan walaupun mengalami kerugian sangat kecil sekali. Misalnya
membeli lotere. Jika beruntung maka akan mendapat hadiah yang sangat besar,
tetapi jika tidak beruntung uang yang digunakan membeli lotere relatif kecil.
Apakah ini juga tergolong resiko? Jawabannya adalah hal ini juga tergolong
resiko. Selama mengalami kerugian walau sekecil apapun hal itu dianggap resiko.

Mengapa resiko harus dikelola? Jawabannya tidak sulit ditebak, yaitu


karena resiko mengandung biaya yang tidak sedikit. Bayangkan suatu kejadian di
mana suatu perusahaan sepatu yang mengalami kebakaran. Kerugian langsung
dari peristiwa tersebut adalah kerugian finansial akibat asset yang terbakar
(misalnya gedung, material, sepatu setengah jadi, maupun sepatu yang siap untuk
dijual). Namun juga dilihat kerugian tidak langsungnya, seperti tidak bisa
beroperasinya perusahaan selama beberapa bulan sehingga menghentikan arus
kas. Akibat lainnya adalah macetnya pembayaran hutang kepada supplier dan
kreditor karena terhentinya arus kas yang akhirnya akan menurunkan kredibilitas
dan hubungan baik perusahaan dengan partner bisnis tersebut.

Resiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui manajemen


resiko. Peran dari manajemen resiko diharapkan dapat mengantisipasi lingkungan
cepat berubah, mengembangkan corporate governance, mengoptimalkan strategic
management, mengamankan sumber daya dan asset yang dimiliki organisasi, dan
mengurangi reactive decision making dari manajemen puncak.
BAB II

PEMBAHASAN

A. RESIKO

Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat
sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Dalam
bidang asuransi, risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan ketidakpastian, di
mana jika terjadi suatu keadaan yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu
kerugian.

Pengertian Risiko Menurut Para Ahli

Berikut ini adalah definisi dari risiko menurut ahlinya.

1. Arthur Williams dan Richard, M.H

Pengertian risiko menurut Arthur Williams dan Richard, M.H adalah suatu variasi
dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu.

2. A. Abas Salim

Pengertian risiko menurut A.Abas Salim adalah ketidakpastian (uncertainly) yang


mungkin melahirkan peristiwa kerugian.

3. Soekarno

Pengertian risiko menurut Soekarno adalah ketidapastian atas terjadinya suatu


peristiwa

Bentuk-bentuk risiko antara lain risiko murni, risiko spekulatif, risiko partikular
dan risiko fundamental.

 Risiko murni adalah risiko yang akibatnya hanya ada 2 macam: rugi atau
break even, contohnya pencurian, kecelakaan atau kebakaran.

 Risiko spekulatif adalah risiko yang akibatnya ada 3 macam: rugi, untung
atau break even, contohnya judi.
 Risiko partikular adalah risiko yang berasal dari individu dan dampaknya
lokal, contohnya pesawat jatuh, tabrakan mobil dan kapal kandas.
Sedangkan risiko fundamental adalah risiko yang bukan berasal dari
individu dan dampaknya luas, contohnya angin topan, gempa bumi dan
banjir.

B. MANAJEMENT RESIKO

Menurut Wikipedia bahasa Indonesia menyebutkan bahwa manajemen


resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia
termasuk penilaian resiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan
mitigasi resiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumber daya.
Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan resiko kepada pihak
lain, menghindari resiko, mengurangi efek negatif resiko, dan menampung
sebagian atau semua konsekuensi resiko tertentu. Manajemen resiko tradisional
terfokus pada resiko- resiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti
bencana alam atau kebakaran, kematian, dan tuntutan hukum).

Manajemen resiko adalah bagian penting dari strategi manajemen semua


wirausaha. Proses di mana suatu organisasi yang sesuai metodenya dapat
menunjukkan resiko yang terjadi pada suatu aktivitas menuju keberhasilan di
dalam masing-masing aktivitas dari semua aktivitas. Fokus dari manajemen
resiko yang baik adalah identifikasi dan cara mengatasi resiko. Sasarannya untuk
menambah nilai maksimum berkesinambungan (sustainable) organisasi. Tujuan
utama untuk memahami potensi upside dan downside dari semua faktor yang
dapat memberikan dampak bagi organisasi. Manajemen resiko meningkatkan
kemungkinan sukses, mengurangi kemungkinan kegagalan dan ketidakpastian
dalam memimpin keseluruhan sasaran organisasi.

Manajemen resiko seharusnya bersifat berkelanjutan dan mengembangkan


proses yang bekerja dalam keseluruhan strategi organisasi dan strategi dalam
mengimplementasikan. Manajemen resiko seharusnya ditujukan untuk
menanggulangi suatu permasalahan sesuai dengan metode yang digunakan dalam
melaksanakan aktifitas dalam suatu organisasi di masa lalu, masa kini dan masa
depan.

Manajemen resiko harus diintegrasikan dalam budaya organisasi dengan


kebijaksanaan yang efektif dan diprogram untuk dipimpin beberapa manajemen
senior. Manajemen resiko harus diterjemahkan sebagai suatu strategi dalam teknis
dan sasaran operasional, pemberian tugas dan tanggung jawab serta kemampuan
merespon secara menyeluruh pada suatu organisasi, di mana setiap manajer dan
pekerja memandang manajemen resiko sebagai bagian dari deskripsi
kerja.Manajemen resiko mendukung akuntabilitas (keterbukaan), kinerja
pengukuran dan reward, mempromosikan efisiensi operasional dari semua
tingkatan.

C. RISIKO DAN KETIDAKPASTIAN

Istilah ketidakpastian dan risiko sering dianggap dua istilah yang sama.
Namun kedua istilah tersebut sebenarnya berbeda. Ketidakpastian mengacu pada
pengertian risiko yang tidak diperkirakan (unexpected risk), sedangkan istilah
risiko itu sendiri mengacu kepada risiko yang diperkirakan (expected risk).

Hampir semua aktivitas kita menghadapi banyak ketidakpastian di dunia


ini. Ketidakpastian ini nantinya akan memunculkan risiko. Karena selalu ingin
hidup aman dan tenteram maka kebanyakan orang takut menanggung risiko.
Namun, semua tahap kehidupan mengandung risiko. Kemana pun mengelak dari
risiko maka disitu pun akan ditemukan risiko yang lainnyakarena risiko
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan. Bahkan dikatakan
bahwa tidak ada hidup tanpa adanya risiko. Jadi, dengan demikian, setiap hari
manusia menghadapi risiko, baik sebagai perorangan maupun sebagai perusahaan.
Orang berusaha untuk melindungi diri dari risiko, demikian pula badan usaha pun
harus berusaha melindungi usahanya dari risiko.

Risiko muncul karena ada kondisi ketidakpastian. Investasi bisa


mendatangkan keuntungan, bisa juga menyebabkan kerugian. Ketidakpastian
tersebut menyebabkan munculnya risiko. Dengan demikian, pembicaraan
mengenai ketidakpastian berarti berbicara mengenai risiko. Risiko itu sendiri
merupakan buah dari ketidakpastian. Usaha yang dilakukan oleh manusia,
tentunya akan selalu berhadapan dengan sejumlah ketidakpastian dan risiko
karena risiko dan ketidakpastian ada di mana-mana, dan memang seperti itu
karakter dari suatu usaha. Dalam masalah investasi, investor akan selalu
berhadapan pada sejumlah kemungkinan seperti kemungkinan untuk untung, rugi
atau tidak rugi, dan juga tidak untung (impas).

Masalah ketidakpastian dan risiko ini menjadi penting dalam pembicaraan


masalah keuangan karena sangat berpengaruh terhadap bentuk kebijakan yang
diambil berkaitan dengan investasi. Selama ini, usaha-usaha yang dilakukan oleh
kalangan ekonomi konvensional untuk menghadapi ketidakpastian tersebut,
dilakukan dengan mengubah kondisi yang tidak pasti tersebut menjadi kondisi
yang pasti dalam hubungannya dengan return, misalnya dengan menerapkan suku
bunga atas sejumlah modal yang telah diinvestasikan. Kondisi ini bisa saja dan
tentunya akan membawa kepada kerugian salah satu pihak.

D. SUMBER DAN JENIS RESIKO

Sumber-Sumber Risiko

Sumber-sumber risiko Menurut Godfrey (1996) terdapat sumber risiko yang harus
diketahui dan diidentifikasi sebagai langkah permulaan menangani risiko, yaitu:

 Politik (Political)

Contoh: Kebijaksanaan pemerintah, opini publik, berubahnya ideologi, peraturan,


kekacauan perang, terorisme, kerusuhan

 Lingkungan (Environment)

Contoh: Pencemaran, kebisingan, perizinan, opini publik, kebijakan didalam


perusahaan, perundangan yang berhubungan dengan lingkungan, dampak
lingkungan
 Perencanaan (Planning)

Contoh: Syarat-syarat perizinan, kebijakan dan praktik, tata guna lahan, dampak
sosial dan ekonomi, pendapat publik.

 Pemasaran (Market)

Contoh: Permintaan (perkiraan), persaingan, keusangan, kepuasan konsumen,


mode

 Ekonomi (Economic)

Contoh: Kebijakan keuangan, perpajakan, inflasi, suku bunga, nilai tukar

 Keuangan (Financial)

Contoh: Kebangkrutan, keuntungan, asuransi, risk share

 Alami (Natural)

Contoh: Kondisi tanah tidak seperti dugaan, cuaca, gempa, kebakaran dan
ledakan, temuan situs arkeologi

 Proyek (Project)

Contoh: Definisi, strategi, pengadaan, persyaratan untuk kerja, standar


kepemimpinan, organisasi kedewasaan, komitmen, kompetensi dan pengalaman,
perencanaan dan pengendalian kualitas, rencana kerja, tenaga kerja dan sumber
daya, komunikasi dan budaya.

 Teknis (Technic)

Contoh: Kelengkapan desian, efisiensi operasional, keandalan

 Manusia (Human)

Contoh: Kesalahan, tidak kompeten, kelalaian, kelelahan, kemampuan


berkomunikasi, budaya, bekerja dalam kondisi gelap atau malam hari
 Kriminal (Criminal)

Contoh: Kurang aman, perusakan, pencurian, penipuan, korupsi, pemalakan

 Keselamatan (Safety)

Contoh: Peraturan kesehatan dan keselamatan kerja, zat berbahaya, bertabrakan,


keruntuhan, kebanjiran, kebakaran dan ledakan.

Jenis-Jenis Risiko

Ada dua jenis risiko secara umum yang dikemukakan oleh Hanafi (2006:6)

 Risiko Murni (Pure Risk)

Risiko murni yaitu ketidakpastian terjadi sebuah kerugian atau dengan bahasa lain
hanga ada suatu peluang merugi dan bukan suatu peluang keuntungan. Risiko
murni merupakan suatu risiko yang dimana jika terjadi akan mengakibatkan
kerugian dan jika tidak terjadi maka tidak memunculkan kerugian tetapi juga tidak
menimbulkan keuntungan. Risiko ini mengakibatkan hanya terdapat dua mcam
yaitu rugi atau break event, contohnya seperti pencurian, kecelakaan atau
kebakaran.

 Risiko Spekulasi (Speculative Risk)

Risiko spekulasi yaitu risiko yang berhubungan dengan kejadian dua


kemungkinan yakni peluang mengalami kerugian finansial atau mendapatkan
keuntungan. Risiko ini mengakibatkan terdapat tiga macam: rugi, untung atau
break event. Misalnya adalah investasi saham pada bursa efek, membeli undian
dan lain sebagainya.

Fungsi-fungsi manajemen risiko dalam bisnis

Melindungi perusahaan dari risiko signifikan yang dapat menghambat


pencapaian tujuan perusahaan. Memberikan kerangka kerja manajemen risiko
yang konsisten atas risiko yang ada pada proses bisnis dan fungsi-fungsi dalam
perusahaan. Fungsi manajemen risiko sering diterjemahkan dalam tiga langkah,
yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian:

a. Perencanaan

Perencanaan manajemen risiko dapat dimulai dengan menetapkan visi, misi,


tujuan yang berkaitan dengan manajemen risiko. Kemudian, perencanaan
manajemen risiko dapat dilanjutkan dengan penetapan target, kebijakan dan
prosedur yang berkaitan dengan manajemen risiko. Akan lebih baik lagi jika visi,
misi, kebijakan, dan prosedur tersebut dituangkan secara tertulis untuk
memudahkan pengarahan, sekaligus menegaskan dukungan manajemen terhadap
program manajemen risiko.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan manajemen risiko meliputi aktivitas operasional yang berkaitan


dengan manajemen risiko .Proses identifikasi dan pengukuran risiko diteruskan
dengan manajemen (pengelolaan) risiko yang merupakan aktivitas operasional
yang utama dari manajemen risiko.

1) Identifikasi risiko

Dilkakukan untuk mengidentifikasi risiko-risiko yang dihadapi oleh organisasi.

2) Evaluasi dan pengukuran risiko

Tujuan evaluasi risiko adalah memahami karakteristik risiko dengan lebih baik.

3) Pengelolaan Risiko

Risiko harus dikelola karena jika organisasi gagal mengelola konsekuensi yang
diterima cukup besar. Berbagai cara pengelolaan risiko adalah sebagai berikut:

 Penghindaran

Cara paling mudah dan aman untuk mengelola risiko adalah menghindar. Akan
tetapi, cara semacam itu tidak optimal.

 Ditahan (Retention)
Dalam beberapa situasi, lebih baik jika kita menghadapi sendiri risiko tersebut

 Diversifikasi

Berarti menyebar eksposur yang kita miliki sehingga tidak terkonsentrasi pada
satu atau dua eksposur saja.

 Transfer Risiko

Yaitu keputusan mengalihkan risiko dengan cara mengalihkan risiko yang


diterima tersebut ke tempat lain sebagian. Jika tidak ingin menanggung risiko
tertentu, kita dapat mentransfer risiko tersebut kepada pihak lain yang lebih
mampu menghadapi risiko tersebut.

 Pengendalian Risiko

Yaitu upaya mencegah atau menurunkan probabilitas terjadinya risiko atau


kejadian yang tidak kita inginkan. Keputusan mengontrol risiko adalah dengan
cara melakukan kebijakan antisipasi terhadap timbulnya risiko sebelum risiko itu
terjadi.

 Pendanaan Risiko

Yaitu upaya untuk “mendanai” kerugian yang terjadi jika suatu risiko muncul.
Keputusan pendanaan risiko menyangkut penyediaan sejumlah dana sebagai
cadangan untuk mengantisipasi timbulnya risiko pada kemudian hari, seperti
perubahan nilai tukar dolar terhadap mata uang domestik dipasaran.

c. Pengendalian

Meliputi evaluasi secara periodik pelaksanaan manajemen risiko, outputpelaporan


yang dihasilkan oleh manajemen risiko dan umpan balik
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen resiko adalah


suatu proses mengidentifikasi, mengukur resiko, serta membentuk strategi untuk
mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia.

Manajemen resiko adalah bagian penting dari strategi manajemen semua


wirausaha. Proses di mana suatu organisasi yang sesuai metodenya dapat
menunjukkan resiko yang terjadi pada suatu aktivitas menuju keberhasilan di
dalam masing-masing aktivitas dari semua aktivitas. Fokus dari manajemen
resiko yang baik adalah identifikasi dan cara mengatasi resiko
DAFTAR PUSTAKA

http://wikipedia.org

http://jiscinfonet.ac.uk/infokits/risk-management

http://vibiznews.com

AS/NZS 4360:2004, Australian/New Zealand Standard Risk Management, Joint


Technical Committee OB-007 Risk Management, 31 Agustus 2004.

Committee of Sponsoring Organization (COSO) of the Treadway Commission.


What is COSO: Background and Events Leading to Internal Control-Integrated
Framework. 1992

Simmons, Mark. COSO Based Auditing. The Internal Auditor, December 1997
The Institute of Internal Auditors. Internal C

Vaughan, Emmet. Fundamental of Risk and Insurance. 2nd, John Willey, 1978

http://www.spexotics.com/2012/09/pengertian-manajemen-risiko.

Ahira, Anne. Manajemen Resiko. 2012. http://www.anneahira.com/manajemen-


resiko.htm

Darmawi, Herman. Manajemen Risiko. Bumi Aksara, 2005.

Anda mungkin juga menyukai