Anda di halaman 1dari 14

Tugas Kelompok

PEMBELANJAAN RISIKO
(RISK FINANCING)

OLEH :

Kelompok 2 (407 Siang)

Dwi Wahyunengsih
Brilliant Mentari
Andi Restu Nur Islami

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


NOBEL INDONESIA MAKASSAR
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
2017
PEMBELANJAAN RISIKO

(RISK FINANCING)

A. Risk Financing

Pada pembahasan materi sebelumnya telah dibahas metode pengendalian

risiko yang berupa mengurangi kerugian potensial dan mengusahakan agar

kerugian – kerugian itu dapat lebih diramalkan.

Pada pembahasan, akan dijelaskan pembelanjaan (pembiayaan) yang

berhubungan dengan cara-cara pengadaan dana untuk memulihkan kerugian.

Cara ini terdiri dari :

1. Risk financing transfer (memindahkan risiko disertai dengan

pembiayaan)

2. Risk retention (risiko ditangani sendiri oleh perusahaan yang

bersangkutan).

B. Risk Financing Transfer

Pemindahan risiko melalui cara pengendalian risiko, tidak memerlukan

pengarahan dana karena dijalankan dengan :

1. Memindahkan harta atau kegiatan yang bersangkutan kepada pihak

lain.

2. Memindahkan tanggung jawab kepada transferee dengan maksud

menghilangkan atau mengurangi tangung jawab transferor terhadap

kerugian yang bersangkutan.

3. Menganggap kerugian yang bersangkutan dipikul pihak lain.


Tetapi memindahkan risiko melalui risk financing berarti transferor

mencari dana eksternal yang akan membayar kerugian yang bersangkutan, jika

kerugian itu nanti sungguh terjadi. Risk financing transfer dapat dilakukan

dengan cara :

a. Transfer Risiko Kepada Perusahaan Asuransi

Asuransi adalah salah satu cara dalam menghadapi risiko, dengan

mentransfer risiko ke perusahaan asuransi, dengan membayar premi

yang jauh lebih kecil atau minim bila dibandingkan dengan risiko

kerugian finansial bila terjadi musibah. Asuransi adalah 1 Pilar Utama

dalam merencanakan keuangan masa depan. Jadi bila Anda menata

dan merencanakan masa depan, jangan lupa berasuransi dengan

"smart" dan "wise".

b. Transfer Risiko Kepada Perusahaan Lain Yang Bukan

Perusahaan Asuransi

Kebanyakan pemindahan risiko kepada pihak non asuransi ini

dilakukan melalui kontrak – kontrak bisnis biasa, dan melalui kontrak

khusus untuk pemindahan risiko. Banyak isi kontrak ini berkenaan

dengan pemindahan tanggung jawab keuangan atas:

1) Harta

2) Kerugian atas net income

3) Kerugian personil

4) Tanggung-gugat ( liabilities ) kepada pihak ke tiga


Pemindahan ini dapat dibeda – bedakan berdasarkan tanggung

jawab yang dipindahkan. Noninsurance transfer ini mempunyai

beberapa keterbatasan yang harus diperhatikan oleh manajer risiko.

a) Kontrak itu mungkin hanya memindahkan sebagian risiko

daripada risiko yang menurut pendapat manajer telah

dipindahkan kepada pihak luar. Oleh karena itu manajer harus

mempelajari isi kontak itu dengan hati – hati.

b) Bahasa yang tertulis didalamnya adalah bahasa “Hukum” yang

sangat sukar dipahami, karena itu bisa salah mengerti.

c) Surat kontrak bisa dibatalkan oleh pengadilan, jika isinya

bertentangan dengan undang – undang atau peraturan

pemerintah atau tidak wajar bagi transferee.

Contoh nonisurance risk financing transfer yaitu:

1. Melalui suatu perjanjian leasing, lessor bisa memindahakan kepada

penyewa tanggung jawab keuangan untuk kerusakan harta atau

kecelakaan badan bagi pihak ketiga. Sebelum di tanda tangani

perjanjian itu, tanggung jawab seperti itu ada pada lessor.

2. Melalui suatu perjanjian leasing, lessee (=penyewa=) juga bisa

menggeserkan kerugian potensialnya kepada lessor, tergantung atas

bagaimana bunyi perjanjian itu. Dengan melakukan leasing, berarti

lessee bebas dari risiko turunnya harga barang yang disewa, atau

risiko keusangan ekonomis. Maupun keuangan teknologi logis,

dibandingkan jika barang itu miliknya sendiri.


3. Pemindahan risiko juga terjadi pada kotrak pengiriman barang,

kontrak penyimpanan barang, kontrak pembuatan suatu bangunan

dan sebagainya, di aman dalam kontrak dicantumkan adanya

pembayaran premi risiko.

4. Surety bond

Dalam kontrak yang disebut surety bond terlibat 3 pihak, yaitu

pihak surety (penjamin), pihak oblige (yang dijamin) dan pihak

principal.

5. Neutralization

Neutralization merupakan proes menyeimbangkan kans

kerugian atas kans keuntungan. contohnya yang paling popular

dalam dunia perdagangan adalah hedging. Hedging ini dilakukan

dengan jalan misalnya bersamaan dengan pembuatan kontrak

penjualan, maka penjual mengadakan kontrak pembelian dengan

pedagang lain untuk barang yang sama jenisnya. Dengan demikian

dapat ditutup risiko kenaikan harga, risko putusnya persediaan dan

sebagainya.

C. Risk Retention

Retensi berarti bahwa perusahaan mempertahankan sebagian atau seluruh

kerugian yang dapat berakibat bagi kerugian yang diberikan. Tidak semua

resiko usaha harus diasuransikan, sehingga resiko-resiko yang relatif tidak

begitu berpengaruh terhadap operasi usaha atau perusahaan, biasanya akan

ditangani oleh perusahaan itu sendiri. Sumber pendanaan untuk menangani


resiko semacam ini berasal dari dalam perusahaan. Penaggungan sendiri ini

dapat bersifat pasif (tidak direncanakan) dan dapat pula bersifat aktif

(direncanakan).

Dikatakan pasif, bila manajer resiko tidak memperhatikan tentang adanya

exposure, oleh karena itu manajer resiko tidak melakukan usaha sedikitpun

untuk menanganinya.Sedikit sekali perusahaan yang telah mengidentifikasikan

semua exposure terhadap kerugian harta benda, kerugian tanggung gugat dan

kerugian personal.Sebagai akibatnya, penanggungan resiko yang tidak

terencana merupakan hal yang umum dijumpai. Kadang-kadang dijumpai

perusahaan yang telah mengidentifikasi resiko, tetapi menaksir terlalu rendah

terhadap kerugian potensial yang mungkin dapat terjadi.

Pada keadaan lain dijumpai pula, bahwa manjer resiko memang peka

terhadap exposure, tetapi terus menerus menunda mengambil keputusan

tentang bagaimana menanganinya. Unplannedz retention secara kebetulan

dapat dijadikan sebagai pendekatan yang terbaik bagi eksposur tertentu tetapi

tidak pernah menjadi cara yang rasional.

Retention disebut aktif jika manajer mempertimbangkan metode-metode

lagi untuk menangani resiko, kemudian memutuskan secara sadar untuk tidak

memindahkan resiko potensial itu. Suatu planned retention dikatakan rasional

atau tidak, tergantung pada keadaan yang melingkupi pengambilan keputusan

untuk menanggung sendiri resiko itu. Kadang-kadang ditemui bahwa resiko

yang menurut pertimbangan orang banyak seharusnya tidak ditanggung

sendiri, ternyata di tanggung sendiri oleh perusahaan yang bersangkutan.


Sebaliknya, resiko yang harusnya ditanggung sendiri ternyata justru

diasuransikan.

Alasan perusahaan melakukan retension yaitu:

Jika dikaji lebih lanjut, alasan perusahaan melakukan retention dapat

digolongkan kedalam salah satu kategori berikut :

1. Keharusan, karena tidak tersedia alternatif lain

Keharusan (default) menaggung sendiri resiko disebabkan

perusahaan tidak mungkin memindahkan suatu resiko. Misalnya,

resiko tanggung jawab untuk tindakan kriminal, atau keusangan harta.

Belum ada perusahaan asuransi yang bersedia untuk menangani kedua

resiko tersebut.

2. Biaya

Jika perusahaan memindahkan resiko kepada perusahaan asuransi

maka perusahaan memiliki kewajiban untuk membayar premi yang

dikategorikan sebagai berikut :

a) Loss allowance, yaitu perkiraan pihak asuransi tentang

kerugian harapan pihak tertanggung.

b) Loading yang meliputi biaya profit margin dan perkiraan

pengeluaran tak terduga. Loading dapat mencapai 30% sampai

40% dari premi. Jika perusahaan bermaksud menaggung

sendiri resiko, maka harus dipertimbangkan, apakah lebih

murah diasuransikan dibandingkan diasuransikan dengan

penghematan pembayaran premi tersebut


3. Kerugian harapan

Jika perusahaan percaya bahwa kerugian harapan yang dihitungnya

lebih rendah dari perkiraan pihak asuransi, maka perusahaan dalam

jangka panjang dapat menghemat pengeluaran sebesar selisih kedua

perhitungan itu. Bahkan, jika kerugian harapan sama dengan

perhitungan pihak asuransi, maka pilihan yang tepat masih pada

retention.

Disamping perkiraan kerugian harapan, harus pula

dipertimbangkan perkiraan penyebaran kerugian harapan. Jika

perusahaan menghadapi kerugian yang mungkin tahun berikutnya

lebih besar dari yang sanggup ditanggungkan, maka perusahaan harus

sanggup membayar premi asuransi lebih besar dari kerugian harapan,

dengan maksud menghilangkan ketidak pastian dalam jangka

pendek.Jumlah ekstra yang ingin dibayar itu tergantung atas keparahan

kerugian potensial, kemampuan untuk menanggung kerugian, resiko

yang diperkirakan (variasi kerugian potensial) serrta tujuan manajemen

resiko perusahaan yang bersangkutan. Misalnya, jika tujuan manjemen

resiko adalah menciptakan ketenangan berpikir dan menstabilkan

pendapat, maka perusahaan akan menaruh perhatian pada variasi

kerugian tersebut. Namun, jika tujuan perusahaan adalah survival,

maka variasi kerugian itu akan diabaikan.


Pihak tertanggung yang akan menaggung resiko dalam batas

tertentu, tetapi ingin mendapatkan perlindungan terhadap kerugian

yang melebihi batas tersebut dapat menggabungkan retention dan

asuransi melalui axcess insurance atau deductibles. Hal tersebut,

biasanya melindungi tertanggung atas kerugian perunit atau

perkejadian diatas suatu jumlah tertentu, tetapi kadang-kadang asuransi

ini melindungi kerugian diatas jumlah kerugian pertahun.

4. Opportunity cost

Opportunity cost menyangkut timing pembayaran premi

dibandingkan dengan pengeluaran untuk kerugian. Jika premium akan

sama atau lebih kecil dari kerugian dan pengeluaran alternatif, serta

jarak dan waktu antara pembayaran premi dan pembayaran kerugian

dan pengeluaran alternatif itu akan memberikan keuntungan lebih

besar atas hasil investasi dana cadangan untuk pembayran kerugian itu,

maka perusahaan mungkin lebih memilih retention.

Misalnya, premium itu Rp 115.000.000,00 yang dibayar pada

permulaan jangka waktu polis. Pembayaran harapan untuk kerugian

dan pengeluaran alternatif Rp 40.000.000,00 dibayar segera dan Rp

40.000.000,00 dibayar pada akhir bulan ke-6 serta Rp 40.000.000,00

dibayar pada akhir bulan ke-8. Pembayaran alternatif itu berjumlah Rp

120.000.000,00, tingkat suku bunga yang berlaku 12% pertahun, maka

present value-nya adalah Rp 40.000.000,00 + Rp 37.740.000,00 + Rp


33.690.000,00 = Rp 111.430.000,00. Jadi, jika risiko ditanggung

sendiri, maka akan ada keuntungan sebagai berikut:

Rp 115.000.000,00 – Rp 111.430.000,00 = Rp 3.570.000,00

Pengembalian investasi yang tinggi, panjang jarak waktu sebelum

kerugian dan pengeluaran, maka akan semakin penting

mempertimbangkan aliran kas tersebut. Semakin panjang time log

(jarak waktu) sehubungan denga kerugian tanggung gugat,

menyebabkan faktor ini menjadi alasan lebih penting untuk

menaggung sendiri risiko tanggung gugat dari pada risiko harta.

5. Kualitas pertanggungan

Sebagian pengusaha percaya, bahwa pelayanan yang disediakan

oleh penaggung (pihak asuransi) dapat dilaksanakan lebih baik oleh

suatu perusahaan lain atau oleh suatu biro jasa. Pihak asuransi

meragukan bahwa perusahaan akan menyelenggarakan service

pertanggungan lebih baik dari pada yang disedikan perusahaan

asuransi, karena perusahaan kurang berpengalaman dan kekurangan

tenaga profesional.

D. Cara Penyediaan Dana

Penyediaan dana untuk program retention dapat dilakukan dengan salah

satu cara dari cara-cara berikut :

1. Tanpa penyediaan dana sebelumnya

Resiko yang ditanggung perusahaan pada suatu waktu dapat

menimbulkan kerugian. Dengan cara seperti ini, maka kerugian


perusahaan akan ditutup dengan dana yang kebetulan tersedia atau

dibebankan pada pendapatan ditahun yang bersangkutan. Pendekatan

semacam ini mengandung bahaya jika kerugian sedemikian besar,

sehingga tidak dapat ditutup oleh laba pada tahun yang bersangkutan.

Dalam keadaan seperti ini, perusahaan terpaksa mencari dana yang

mungkin diperoleh dengan biaya mahal atau dengan menjual murah

aset perusahaan untuk menutup kerugian yang dihadapi.

2. Membentuk dana dan cadangan

Dengan cara ini, dana untuk menutup resiko dapat diperoleh dari

dana cadangan yang setiap tahun dikredit dengan laba yang disisihkan.

Banyaknya dana yang disisihkan itu adalah sejumlah kerugian yang

diperkirakan pertahun. Ada perusahaan yang membentuk cadangan

umum saja, ada pula yang membentuk cadangan khusus.Misalnya,

cadangan piutang tak tertagih, cadangan biaya pengobatan, cadangan

biaya kecelakaan kerja dan sebagainya.

Beberapa kelemahan dengan cara ini adalah sebagai berikut :

a) Cadangan adalah pemindah bukuan secara accounting yang

setiap hari belum tentu tersedia uang tunai sebanyak yang

tercatat dalam rekening cadangan yang bersangkutan,

sehingga perusahaan akan mengalami kesulitan

memperoleh uang tunai untuk menutupi resiko.

b) Penaksiran expected loss jarang sekali tepat.


c) Berkaitan dengan pajak, belum tentu cara seperti ini

diizinkan oleh pemerintah, karena kan mengurangi

pendapatan kena pajak.

3. Self insurance

Untuk mengatasi kelemahan pengelolaan dana seperti yang

disebutkan diatas, perusahaan yang memisahkan pengelolaan dana

cadangan itu dari pengelolaan dana perusahaan. Self-insurance adalah

bagian dalam organisasi suatu perusahaan yang berwenang mengelola

dana yang dicadangkan. Self insurance dapat menginvestasikan dana

cadangan perusahaan dalam kegiatan yang produktif, selama dana

tersebut belum terpakai dengan catatan dana tersebut dapat ditarik

sewaktu-waktu jika perusahaan menderita kerugian karena suatu

peristiwa secara tiba-tiba.

4. Captive insurer

Ada perusahaan yang mengorganisasikan sebuah perusahaan

asuransi yang sebagian besar nasabahnya adalah orang perusahaan itu

sendiri.Asuransi seperti itu disebut captive insurer.Keuntungan yang

mendorong perusahaan mendirikan captive insurer karena captive

insurer dapat membeli perlindungan dari perusahaan re-asuransi yang

lebih flexible dan tidak begitu banyak pembatasan, sedangkan self

insurer tidak dapat memperoleh perlindungan dari re-asuransi.Oleh

karena itu, perusahaan melalui captive insurer-nya dapat membeli


perlindungan untuk resiko yang luar biasa atau untuk resiko yang tidak

sanggup ditanggung oleh perusahaan asuransi biasa.


DAFTAR PUSTAKA

Darmawi, Herman. 2006. Jakarta. Manajemen Risiko Edisi 2. Bumi Aksara.

http://memey7894.blogspot.co.id

https://evgust.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai