Anda di halaman 1dari 10

A.

Kertas dan Ukuran


Kertas yang dipergunakan dalam penulisan skripsi meliputi (1) kertas
untuk naskah dan (2) kertas untuk sampul. Ketentuan mengenai kedua kertas
itu adalah sebagai berikut.
1. Kertas untuk Naskah
Kertas yang dipergunakan untuk mengetik naskah adalah kertas HVS
dengan ukuran kuarto, berat 80 gram, dan berwarna putih. Jika dalam
penulisan naskah terdapat lembaran yang harus menggunakann kertas lain
(misalnya kertas millimeter atau kertas kalkir), kertas tersebut harus dilipat
berukuran kuarto.
2. Kertas untuk Sampul
Kertas yang dipergunakan untuk sampul adalah kertas kuarto dijilid model
hardcover. Kertas untuk sampul tersebut pada dasarnya memiliki ukuran
yang sama dengan kertas untuk naskah. Adapun warnanya diatur sesuai
warna prodi masing-masing.1
Standar Jenis dan ukuran kertas yang digunakan dalam karya ilmiah
terutama penulisan Skripsi dan makalah biasanya menggunakan kertas HVS
putih, dengan berat 80 gram, dengan ukuran A4 (lebar 21 cm serta panjang
29,7 cm)

B. Jenis Huruf
1. Jenis huruf memakai Times New Roman dan digunakan secara konsisten.
2. Isi skripsi menggunakan font adalah 12 untuk teks dan 10 untuk catatan
kaki.
3. Sampul/cover semua teks menggunakan tebal/bold dengan font berbeda-
beda:
- 16 untuk judul skripsi. (ditulis dengan huruf Kapital)
- 12 untuk nama dan Nim. (ditulis dengan huruf Kapital)
- 10 untuk keterangan penulisan skripsi. (ditulis dengan huruf kecil)

1
J.S. Suriasumantri, Pedoman Penulisan Ilmiah, (Jakarta: Fakultas Pascasarjana IKIP
Jakarta, 1986), hlm. 23

1
- 14 untuk nama lembaga, kota dan tahun. (ditulis dengan huruf Kapital)

C. Mengatur Kertas
Margin diatur sebagai berikut:
1. margin kiri: dari tepi kertas sebelah kiri ke teks naskah 4 cm,
2. margin kanan: dari tepi kertas sebelah kanan ke teks naskah 3 cm,
3. dari tepi kertas bagian atas ke teks naskah berjarak 4 cm, dan
4. dari tepi kertas bagian bawah ke teks naskah berjarak 3 cm.

D. Mengatur Spasi
1. Jarak antara nama nomor bab (misalnya BAB II) dengan tajuk atau judul
bab (misalnya Kerangka Teoriris) adalah satu spasi.
2. Jarak antara tajuk atau judul bab dengan baris teks yang pertama atau
dengan judul anak bab (sub bab) adalah empat spasi.
3. Jarak antara anak bab dengan baris pertama teks adalah setengah spasi atau
baris pertama alinea teks diketik menjorok ke dalam satu tab computer
(enam kali ketukan).
4. Jarak antara baris akhir teks dengan judul anak bab berikutnya adalah tiga
spasi
5. Jarak antara teks (baris terakhir teks) dengan tabel (judul tabel), gambar,
grafik, diagram adalah tiga spasi.
6. Alinea baru diketik menjorok ke dalam sub tab komputer dari margin kiri
teks jarak antar alinea adalah satu setengah spasi.
7. Nama nomor bab dan tajuk bab ditempatkan pada halaman muka baru

E. Indensi/Tabulasi
1. Penulisan skripsi memakai spasi ganda (2), awal paragraph memakai
indensi 1,27 cm/0,5 inci, jarak paragraf ke sub judul level 1 dan 2 (tertulis
rata tengah) memakai 4 spasi, namun jarak antar sub judul ke paragraf tetap
2 spasi.

2
2. Penulisan kutipan dalam paragraf apabila dengan panjang 3 baris atau
kurang memakai 2 spasi seperti teks lainnya dalam paragraf itu namun
diawali tanda petik () dan harus ditutup dengan tanda petik () dan diikuti
nomor kutipan.
3. Penulisan kutipan blok apabila dengan panjang 4 baris atau lebih dengan
memakai 1 spasi diikuti nomor kutipan setelah tanda titik (.) dan indensi
1,27 cm/0,5 inci..
4. Penulisan catatan kaki memakai 1 spasi dengan indensi 1,27 cm/0,5 inci.
5. Penulisan bibliografi memakai 1 spasi, dengan indensi gantung 1,27 cm/0,5
inci.2

F. Penomoran
Penomoran dalam penulisan skripsi ini meliputi penomoran halaman,
penomoran bab, dan penomoran matematis.
1. Penomoran Halaman
Penomoran halaman pada halaman judul, halaman persetujuan pembimbing,
halaman pengesahan, halaman pernyataan, halaman persembahan, halaman
motto, halaman kata pengantar, halaman daftar isi, halaman daftar tabel,
halaman daftar gambar, dan halaman abstrak menggunakan angka romawi
kecil, ditulis di tengah bawah. Mulai dari bab pendahuluan, penomoran
halaman menggunakan angka arab, ditulis di sudut kanan atas, kecuali dapa
halaman bab. Nomor halaman pada bab ditulis di tengah bawah, berjarak
dua spasi dari baris terakhir.
2. Penomoran Bab
Semua bab harus diberi nomor dengan menggunakan angka romawi besar,
diletakkan di tengah-tengah margin atas. Kemudian disusul dengan judul
bab di bawahnya, dengan jarak tiga spasi.
3. Penomoran Matematis
Jika dalam penyusunan skripsi terdapat sejumlah persamaan matematis
dalam bidang fisika, kimia, mekanika, matematika, aljabar, dan sebagainya

2
Ibid, hlm. 25

3
penomoran dilakukan dengan angka arab yang ditempatkan di dekat batas
tepi kanan di antara dua tanda kurung.3

G. Penulisan Bilangan
Lambang bilangan yang penyebutannya dalam teks terdiri atas satu kata,
ditulis dengan huruf. Lambang bilangan yang penyebutannya lebih dari satu
kata ditulis dengan angka. Bilangan yang menunjukan jumlah ditulis dengan
tanda titik untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya. Adapun
lambing bilangan atau angka pada awal kalimat ditulis dengan huruf.4

H. Penyajian Tabel dan Gambar


Penyajian tabel dan gambar dalam penulisan skripsi diatur dengan
ketentuan sebagai berikut.5
1. Penyajian Tabel
Penyajian tabel mengikuti ketentuan berikut.
a. Penyajian tabel harus dilakukan secara sistematis, oleh karena itu judul
tabel perlu mendapatkan penomoran. Sistem penomoran ini dimulai
secara berturut-turut sejak bab I sampai dengan bab V.
b. Penomoran tabel menggunakan angka arab.
c. Tabel dibedakan menjadi dua macam, yaitu tabel dalam teks dan tabel
dalam lampiran. Tabel dalam lampiran menggunakan urutan penomoran
sendiri, jadi tidak menyambung nomor tabel dan teks.
d. Penyajian tabel sedapat mungkin dalam satu halaman.
e. Pembuatan kolom dan baris harus jelas. Setiap kolom dan baris harus
diberi nama untuk penjelasan.
f. Format judul tabel ditulis di tengah dan simetris di atas tabel yang
bersangkutan, di bawah kata Tabel. Kata-kata dalam judul tabel ditulis
sebagai berikut.

3
Ibid, hlm. 27
4
N. Sujana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah Makalah-Skripsi-Tesis-Disertasi,
(Bandung: Penerbit Sinar Baru, 1988), hlm. 32
5
Ibid, hlm. 34

4
1. Kata-kata isi diawali dengan huruf capital.
2. Kata-kata fungsi ditulis dengan huruf kecll.

2. Penyajian Gambar
Pengertian gambar di sini mencakup foto, grafik, diagram, peta, bagan,
skema, lukisan, dan yang sejenis. Ketentuan penyajiannya adalah sebagai
berikut.
a. Gambar diberi judul dan nomor.
b. Nomor gambar menggunakan angka romawi.
c. Sistem penomoran ini dimulai secara berturut-turut sejak bab I sampai
bab V.
d. Nomor dan judul gambar diletakkan di bawah gambar yang
bersangkutan.
e. Gambar tidak boleh dipotong atau dipenggal
f. Penulisan judul gambar mengikuti ketentuan pada judul tabel (judul
gambar tabel ditulis di bawah gambar dengan penomoran urut sejak bab
awal sampai dengan bab akhir).
g. Gambar harus dibuat sejelas mungkin sehingga mudah dimengerti.6

I. Sistematika Penomoran Isi Skripsi


Sistematika penomoran isi skripsi ada dua macam, yakni (1) Tipografi
Angka-Huruf dan (2) Tipografi Kesatuan Desimal. Untuk penulisan skripsi di
lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad
Dahlan, tipografi yang dipergunakan adalah Tipografi Angka-Huruf. Contoh
Tipografi Angka-Huruf adalah: BAB I , A., 1., a., 1)., a), (1), (a) dst.7

6
Ibid, hlm. 36
7
Mien A. Rivai, Pegangan Gaya Penulisan Penyuntingan dan Penerbitan. (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2004), hlm. 55

5
J. Teknik Penulisan Sumber Acuan dan Pengutipan
Bahan penulisan skripsi harus dikumpulkan sebelum penulisan dimulai.
Bahan-bahan yang diperoleh dan dijadikan acuan/kutipan wajib ditunjukkan
sebagai bukti pada saat ujian pendadaran. Jumlah referensi minimal yang
dijadikan acuan/kutipan 15 referensi dari berbagai sumber. Bahan-bahan yang
diperoleh dari berbagai sumber ketika digunakan dalam penulisan skripsi
ketentuan- ketentuan berikut harus ditaati.8
1. Kutipan diawali dengan tanda kutip (). Kutipan barbahasa Indonesia yang
terdiri atas tiga baris atau kurang disajikan langsung dalam teks. Tanda titik
yang mengakhiri kalimat kuipan dicantumkan sebelum tanda petik akhir.
2. Kutipan yang berasal dari bahasa asing atau bahasa daerah yan terdiri atas
tiga baris atau kurang disajikan langsung di dalam teks. Kutipan ini
didahului dan diakhiri oleh tanda petik. Di samping itu, kata demi kata pada
seluruh kalimat kutipan itu ditulis dengan huruf miring.
3. Kutipan yang berasal dari bahasa Indonesia yang terdiri atas empat baris
atau lebih diketik di luar teks. Kutipan ini dibedakan dari teks utama, yakni
menjorok ke dalam sebanyak 10 ketuk dari margin kiri dan kira-kira 5 ketuk
dari margin kanan. Jarak antar baris teks adalah satu spasi, tidak diawali dan
diakhiri dengan tanda petik.
4. Kutipan yang berasal dari bahasa asing atau bahasa daerah yang terdiri atas
empat baris atau lebih disajikan di luar teks, tidak ditulis dengan huruf
miring, dan tidak diawali maupun diakhiri dengan tanda petik.
5. Jika yang dikutip ada bagian yang dihilangkan, penulis harus membubuhkan
tanda titik tiga buah (). Apabila bagian yang dihilangkan tersebut
mengakhiri sebuah kalimat, maka perlu dibubuhkan empat titik (.).
6. Penyebutan sumber kutipan dilakukan dengan menyebutkan nama
pengarang, tahun penerbitan, dan halaman yang dikutip, langsung di dalam
teks. Contoh:
(Susilo, 2010: 23)
Menurut Ishafit (2009:53)

8
K. Kasbolah, dkk, Pedoman Penyusunan Skripsi, (Malang: OPF IKIP Malang, 1990),
hlm. 64

6
Susilo dan Triwahyuningsih (2011:67) berpendapat________________
Rahayu, dkk. (2010:10-15).
7. Jika pengarangnya orang asing, sebutkan nama keluarganya saja. Contnh:
Derek Heater menjadi: (Heater, 1999: 39).
8. Jika kutipan itu berasal dari terjemahan, nama penterjemah harus disebutkan
juga. Contoh: (Anderson terjemahan Suhardian: 1980: 54).
Jika yang digunakan untuk menulis skripsi itu disajikan dalam bentuk
paraphrase atau ringkasan, maka pada akhir kalimat harus juga disebutkan
sumbernya, sama seperti halnya pada kutipan.9

K. Penulisan Simbol
Simbol-simbol statistik harus ditulis sesuai dengan aslinya. Jika symbol-
simbol tersebut tidak dapat ditulis dengan mesin ketik manual maupun
komputer, maka symbol-simbol yang bersangkutan harus ditulis dengan tinta
hitam dengan rapi dan jelas.10

L.Pembetulan Kesalahan
Kesalahan tulis yang tidak melebihi 15% dari jumlah halaman dalam
setiap bab dapat dibetulkan dengan ralat. Untuk setiap halaman kasalahan tidak
diperkenankan memiliki lebih dari tiga kesalahan. Kesalahan dalam
menuliskan nama orang tidak boleh diralat, tetapi harus dibetulkan dengan alat
korektor atau diganti. Usahakan pembetulan dilakukann tanpa harus
mengurangi kerapian dan keindahan tulisan.11

M.Abstrak
1. Unsur abstrak
Abstrak adalah ringkasan dari dokumen, bukan dokumen sendiri. Sebuah
abstrak untuk konferensi harus lengkap, berdiri sendiri, memberi gambaran

9
Ibid, hlm. 65
10
Mien A. Rivai, Pegangan Gaya Penulisan Penyuntingan dan Penerbitan. (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2004), hlm. 74
11
Ibid, hlm. 75

7
yang jelas mengenai apa yang dilakukan, tantangan yang dihadapi, dan
dampaknya pada orang lain.
Setiap konferensi mempunyai bentuk berbeda. Perhatikan bahwa abstrak
untuk konferensi yang kita ingin ikuti mungkin berbeda dengan pedoman ini.
Namun selalu penting kita tidak sekadar melaporkan kesuksesan;
pembaca/peserta belajar lebih banyak dari kegagalan atau ketidakberhasilan,
agar tidak melakukan kesalahan dalam proyek serupa.12
Untuk ICAAP ke-9, bentuk berikut ditentukan oleh panitia untuk abstrak
umum (kecuali yang membahas penelitian ilmiah):
a. Masalah (Issues): pernyataan singkat yang merangkum masalah yang
dihadapi oleh abstrak
b. Proyek (Project): gambaran singkat mengenai proyek, pengalaman, layanan,
penelitian dan/atau advokasi
c. Hasil (Results): gambaran singkat mengenai hasil proyek
d. Pelajaran yang Diambil (Lessons Learned): (tidak lebih dari 5 baris teks)
ringkasan mengenai pelajaran yang diambil dan implikasinya
Biasanya ada batas jumlah kata yang dapat dipakai, sering 200 atau 250;
memang pada ICAAP ke-9 batasnya adalah 200 kata, tidak termasuk judul dan
subjudul. Keterbatasan tersebut berarti kita harus singkat. Namun kita harus
menghindari singkatan atau akronim yang tidak baku. Bila dipakai, jelaskan
artinya pada waktu pertama kali dipakai. Hindari kalimat yang panjang.
Pastikan setiap bagian seimbang, dan saling sesuai dengan hubungan yang
logis.
2. Abstrak yang baik
a. Fisik:
1) Singkat
2) Indah
b. Isi:
1) Clear (Jelas)
2) Complete (Lengkap)

12
K. Kasbolah, dkk, Pedoman Penyusunan Skripsi, (Malang: OPF IKIP Malang, 1990),
hlm. 88

8
3) Concise (Singkat)
4) Cohesive (Logis/Saling sesuai)

3. Langkah membuat abstrak


a. Imajinasi: Bayangkan kita sedang mempresentasikan abstrak pada
konferensi, untuk membagi prestasi kita. Cara ini dapat memberi
motivasi dan mendorong kita. Bila kita tidak dapat membayangkan kita
di sana, tidak mungkin kita akan ke sana!
b. Buat jadwal: Sediakan waktu untuk merevisi abstrak sedikitnya lima kali.
Jangan baru mulai satu hari sebelum abstrak harus diajukan. Dan jangan
lupa kita mungkin akan membutuhkan bantuan untuk membuatnya dalam
bahasa Inggris juga!
c. Tinjau pekerjaan: Cari informasi yang lengkap mengenai proyek yang
akan dilaporkan. Baca laporan, wawancarai pelaku, sasaran, dll.
d. Pilih titik utama: Pasti akan tersedia terlalu banyak informasi! Informasi
ini harus disaring beberapa kali. Pilih titik yang paling penting, dan
buang yang hanya menarik. Secara khusus, cari unsur utama: masalah,
metode, hasil, kesimpulan, dan usulan/dampak.
e. Buat draf: Buat naskah, sebaiknya tanpa baca laporan atau catatan.
Jangan sekadar mengambil kalimat kunci dari laporan; jangan sekadar
memakai bentuk laporan; hanya memberi informasi satu kali; hindari
singkatan/bahasa LSM; coba membuatnya persis dan jelas.
f. Uji coba: Baca draf di depan teman, rekan atau keluarga.
g. Draf ulang: Memperbaiki draf berulang kali, sedikitnya 2-3 kali. Minta
komentar dari rekan kerja. Setelah itu: perbaiki kelemahan dalam bentuk;
perbaiki hubungan logis antara bagian; hilangkan informasi yang tidak
dibutuhkan; tambah informasi baru yang dibutuhkan; hapuskan yang
bertele tele. Coba tidak melebihi jumlah kata dalam bahasa Indonesia;
bahasa Inggris biasanya sedikit lebih singkat.
h. Terjemahan: Setelah sudah baik dalam bahasa Indonesia, terjemahkannya
(dengan bantuan bila dibutuhkan). Jangan membiarkan penerjemah
mengubah artinya.

9
i. Periksa kembali: Cetak versi akhir, cek kembali sebelum dikirim.

4. Kesalahan umum
Membuat abstrak bukan pekerjaan yang mudah. Tetapi ada beberapa tips
yang dapat membantu kita untuk hindari kesalahan umum.
a. Semua bagian harus seimbang. Jangan satu aspek terlalu ditekankan
sedangkan yang lain diabaikan, mis. banyak informasi mengenai metode,
tetapi sedikit mengenai hasil
b. Pastikan informasi mengenai siapa, apa, kapan, di mana, bagaimana dan
mengapa semuanya lengkap
c. Harus ada hubungan logis antara unsurnya. Misalnya isi abstrak harus
sesuai dengan judul. Harus ada benang merah
d. Kesimpulan atau usulan harus didukung oleh bagian lain. Bila usulan
tidak sesuai dengan apa yang digambarkan sebelumnya, pembaca akan
kehilangan kepercayaan
e. Hindari curhat/bercerita tentang masalah pribadi yang tidak
berhubungan dengan abstrak. Contoh: tentang awal mengetahui status
HIV, dll.13

13
Ibid, hlm. 91

10

Anda mungkin juga menyukai