Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MENUMBUHKAN JIWA DAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN


Diajukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah
Kewrirausahaan
Dosen Pengampu.
Dra. Lela Nurlaela, M.Ag

Disusun oleh:
Kelompok 2
Indah Hartini (1168030091)
Irma Fajriati Rahmi (1168030096)
Iyep Tahudin (1168030100)
Jaenap Luma (1168030101)
Khifni Kaifih Mufti (1168030107)
Lusi Agustianti (1168030111)

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Dengan menyebut nama Allah Subhanahu wata’ala yang Maha Pengasih lagi
Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga dapat
menyelesaikan Makalah Mata Kuliah Kewirausahaan dengan judul
“Menumbuhkan Jiwa dan Kompetensi Kewirausahaan”. Tak lupa serta sholawat
dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi
wa sallam beserta keluarganya, sahabatnya dan sampai kepada kita selaku
umatnya.
Makalah ini telah kami susun dengan bantuan dari berbagai pihak dan
berbagai sumber bacaan. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan para
pembaca dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu sangat diperlukan saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah-makalah selanjutnya.

Bandung, September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR··································································· i
DAFTAR ISI·············································································· ii
BAB I PENDAHULUAN······························································· 1
1.1 Latar Belakang Masalah······················································ 1
1.2 Rumusan Masalah····························································· 2
1.3 Tujuan Penulisan······························································ 2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 3
2.1 Sikap dan Cara Mengelola Mindset Berwirausaha................................3
2.2 Jiwa dan Sikap Kewirausahaan............................................................. 5
3.3 Menumbuhkan Jiwa dan Kompetensi Kewirausahaan..........................9
BAB III PENUTUP............................................................................................ 14
3.1 Kesimpulan...........................................................................................14
3.2 Saran..................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif
yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju
sukses. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa yang
menjadi sumber keuanggulan untuk dijadikan peluang. Jadi, kewirausahaan
merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui
proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda.
Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah
atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan
seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan mulai dikembangkan
baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan
masyarakat. Dengan tumbuhnya kewirausahaan baik pada level makro ataupun
mikro, maka peluang semakin tumbuhnya ekonomi masyarakat dapat terwujud.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.
Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai
cara berpikir yang berbeda dari orang lain pada umumnya. Mereka mempunyai
motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai-
nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul. Oleh karena itu, dalam makalah
ini akan dibahas lebih jauh tentang bagaimana jiwa keuwarusahaan dapat tumbuh
pada seseorang dan kompetensi apa saja diperlukan untuk menjadi seorang
wirausahawan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara untuk memiliki sikap dan mindeset sebagai seorang
pengusaha?
2. Bagaimana jiwa dan kompetensi seorang pengusaha?
3. Bagaimana cara menumbuhkan jiwa dan kompetensi dalam
kewirausahaan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui bagaimana sikap dan mindset seorang penguasaha
dapat terbentuk.
2. Untuk mengetahui bagaimana menumbuhkan jiwa kewirausahaan.
3. Untuk mengetahui sikap apa saja yang menumbuhkan jiwa kewirausahaan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sikap dan Cara Mengelola Mindset Berwirausaha


Geoffrey G. Meredith (1995:9) mengemukakan bahwa berwirausaha adalah
suatu gaya hidup dan prinsip-prinsip tertentu yang akan mempengaruhi strategi
karier anda. Oleh karena itu, berwirausaha merupakan sebuah pekerjaan atau
karier yang bersifat fleksibel dan imajinatif, mampu merencanakan, mengambil
resiko, mengambil keputusan-keputusan dan mengambil tindakan untuk mencapai
tujuan.1
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa seorang wirausaha itu wajib di
dalam dirinya itu tertanam dan memiliki paling tidak tiga hal berikut, yakni
Imajinasi (Imagination), fleksibel (Flexibility), dan bersedia menerima resiko
(Acceptance of Risks) agar dapat berpeluang “menjadi peserta sukses” aktivitas
berwirausaha. Menurut beberapa literatur, sikap positif pola pikir berwirausaha
(The Individual Entreprenerial Mindset Right Attitude) antara lain :2
1. Dapat bekerja tanpa supervisi (Able to work without supervision)
2. Dapat memotivasi diri sendiri (Able to selfmotivate)
3. Dapat membuat keputusan yang cepat (Able to make quick decisions)
4. Mampu menghendle stress (Able to handle stress)
5. Open-minded dan fleksible (Open-minded and flexible)
6. Berfokus pada bidang usahanya (Focused)
7. Gigih (Persistent)
8. Sabar (Patient)

1
Geofferey G. Meredith, et. Al, Kewirausahaan Teori dan Praktek. (Jakarta: Pustaka Binaman
Presindo,1996), h. 9.
2
Nur Fadilah, Menumbuhkan Jiwa Entrepreneurship Muslim Yang Sukses (Online), Volume 10.
No. 1, 2015 (https://ejournal.stiedewantara.ac.id/index.php/001/article/download/56/45, diakses 16
September 2019), h. 81.

3
Seseorang yang hendak menciptakan suatu kegiatan usaha wajib memiliki
dan mengelola “The Individual Entrepreneurial Mindset” nya sebagai berikut.3
1. Develop Insight Into The Customers Behavioral Context. Seorang
entrepreneur tidak harus memiliki produk yang revolusioner, yang lebih
dibutuhkan adalah pemikiran revolusioner ke dalam suatu konteks kehidupan
pelanggan, menciptakan ide yang mampu menjadi jawaban bagi masalah
utama pelanggan dalam konteks tersebut.
2. In An Individual Entrepreneurial Mindset, Everybody Plays. Tindakan
menyertakan orang lain dalam kegiatan entrepreneurial merupakan proses
yang penting. Ide beberapa orang yang dilebur menjadi satu akan
memberikan hasil yang lebih baik daripada pemikiran satu orang saja.
Seorang entrepreneur akan belajar banyak hal mengenai team building dan
leadership jika ide ini diterapkan.
3. Experiment Intelligently. Perumusan strategi bisnis yang dilakukan oleh
entrepreneur lebih berdasarkan eksperimen dan trial-error daripada analisis
dan forecasting. Eksperimen merupakan tindakan nyata untuk memilih dan
memulai proyek ide secara nyata namun dalam skala yang masih kecil,
berbeda dengan analisis dan forecasting yang hanya merupakan perencanaan.
4. Spend Imagination Instead of Money. Seorang entrepreneur secara rutin
menggunakan waktu-waktu tertentu untuk berimajinasi dan berkreasi supaya
ide-ide baru muncul. Ide tersebut tidak selalu mengenai pengembangan
produk, tetapi juga hal-hal yang berkaitan dengan operasional dan promosi
pemasaran. Untuk berhasil, entrepreneur lebih bergantung pada imajinasi
idenya daripada besaran nominal uang yang dimiliki.
5. Framing Is Crucial To The Entrepreneurial Leader. Tanpa kerangka kerja
yang jelas, semua orang akan terjebak dalam ketidakpastian. Seorang yang
memiliki entrepreneurial mindset mampu menyediakan kerangka sistem
pekerjaan yang jelas bagi semua orang yang bekerja bersamanya. Dengan
demikian, setiap orang akan mampu bekerja dengan efektif dan menghadapi
tantangan ke depan yang lebih pasti.

3
Ibid., h. 81-82.

4
6. Be Ruthless With Respect To Priorities. Seorang entrepreneur harus mampu
memilah tugas, mana yang perlu atau tidak untuk dilakukan, mana yang
sifatnya segera atau dapat ditunda.
7. Using Measures Early On is better than using precise ones too late. The
Individual Entrepreneurial mindset dapat terus dikembangkan dengan cara
menggunakan ukuran atau batasan untuk setiap persoalan. Beberapa standar
harus ditetapkan terlebih dulu oleh seorang entrepreneur untuk memastikan
kualitas pekerjaan dan produk yang dihasilkan.
8. Pay Attention To The Cost Of Failure. Dalam kondisi yang tidak menentu,
seorang entrepreneur hanya memiliki kontrol terbatas terhadap kemungkinan
terjadinya kegagalan. Bahkan kegagalan merupakan harga yang harus dibayar
untuk masuk kepeluang baru berikutnya. Biaya akan kegagalan (cost of
failure) tersebut yang masih dapat dikontrol, seorang entrepreneur harus
memiliki calculated risk taking mindset. Meminimalisasi biaya kegagalan,
bukan meminimalisasi jumlah kegagalan.

2.2 Jiwa dan Sikap Kewirausahaan


Seorang wirausahawan haruslah serorang yang mampu melihat ke depan.
Melihat dan berfikir dengan penuh perhitungan, mencari pilihan dari berbagai
alternatif masalah dan pemecahannya. Dari berbagai penelitian di Amerika Serikat,
untuk menjadi wirausahawan, seseorang harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
Meredith et al.. (2002), mengemukakan nilai hakiki penting dari wirausaha adalah
sebagai berikut.4
1. Percaya Diri (self confidence)
Merupakan paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas
atau pekerjaan, yang bersifat internal, sangat relatif dan dinamis dan banyak
ditentukan oleh kemampuannya untuk memulai, melaksanakan dan
menyelesaikan suatu pekerjaan. Kepercayaan diri akan mempengaruhi gagasan,
karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja, kegairahan
berkarya. Kunci keberhasilan dalam bisnis adalah untuk memahami diri sendiri.

4
Buchari Alma, Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan Umum, (Bandung: AlfaBeta 2008)., h. 52.

5
Oleh karena itu wirausaha yang sukses adalah wirausaha yang mandiri dan
percaya diri.
2. Berorientasi pada Tugas dan Hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil, adalah orang yang
selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba,
ketekunan dan kerja keras. Dalam kewirausahaan peluang hanya diperoleh apabila
ada inisiatif. Perilaku inisiatif biasanya diperoleh melalui pelatihan dan
pengalaman bertahun-tahun dan pengembangannya diperoleh dengan cara disiplin
diri, berpikir kritis, tanggap, bergairah dan semangat berprestasi.
3. Keberanian Mengambil Risiko
Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai hal yang lebih menantang
untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang
menantang. Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah karena tidak ada
tantangan dan menjauhi situasi risiko yang tinggi karena ingin berhasil. Pada
situasi ini ada dua alternatif yang harus dipilih yaitu alternatif yang mengandung
risiko dan alternatif yang konservatif. Pilihan terhadap risiko tergantung pada :
 Daya tarik setiap alternatif
 Kesediaan untuk rugi
 Kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal
Selanjutnya kemampuan untuk mengambil risiko tergantung dari :
 Keyakinan pada diri sendiri
 Kesediaan untuk menggunakan kemampuan dalam mencari peluang dan
kemungkinan untuk memperoleh keuntungan
 Kemampuan untuk menilai situasi risiko secara realitis

4. Kepemimpinan
Seorang wirausaha harus memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan dan
keteladanan. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda
sehingga ia menjadi pelopor baik dalam proses produksi maupun pemasaran. Dan
selalu memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai.

6
5. Berorientasi ke masa depan
Wirausaha harus memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan,
kuncinya dengan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
dari yang ada sekarang.
6. Keorisinilan
Sifat orisinil disini ialah ia tidak hanya mengekor pada orang lain, tetapi
memiliki pendapat sendiri, ada ide yang orisinil, ada kemampuan untuk
melaksanakan sesuatu.5
7. Kreativitas dan Inovasi
Modal utama wirausaha adalah kreatifitas, keuletan, semangat pantang
menyerah. Wirausaha sejati bukan spekulan, tetapi seorang yang memiliki
perhitungan cermat, mempertimbangkan segala fakta, informasi, dan data, ia
mampu memadukan apa yang ada dalam hati, pikiran dan kalkulasi bisnis.

Menurut Alma jalan menuju wirausaha sukses adalah sebagai berikut.6


1. Mau kerja keras. Kerja keras merupakan modal dasar untuk keberhasilan
seseorang. Sikap kerja keras harus dimiliki oleh seorang wirausawan.
Dalam hal ini, unsur disiplin memainkan peranan penting. Sebab,
bagaimana orang mau bekerja keras jika disiplin tidak ada.
2. Bekerjasama dengan Orang Lain (Getting Things Done With and Through
People). Perbanyaklah teman dengan orang-orang di bawah ataupun
dengan orang-orang diatas kita. Murah hati, banyak tersenyum kepada
bawahan dan patuh serta disiplin menghadapi atasan, dan hindarkan
permusuhan. Seorang pengusaha mudah bergaul, disenangi oleh
masyarakat. Dia tidak suka fitnah, sok hebat, arogan, tidak suka
menyingkut, menggunting dalam lipatan, menohok kawan sering, dan
sebagainya. Dia harus berperilaku yang menenangkan bagi semua orang,
sehingga memudahkannya bekerja sama dalam mencapai keberhasilan.

5
Ibid., h. 54.
6
Ibid., h. 107.

7
3. Penampilan yang baik (Good Appearance). Ini bukan berarti penampilan
body face/muka yang elok atau paras cantik. Akan tetapi lebih ditekankan
pada penampilan, perilaku jujur dan disiplin. Ingatlah pribadi yang baik
dan jujur akan disenangi orang dimana-mana dan akan sukses bekerja
sama dengan siapa saja.
4. Yakin (Self Confidence). Self confidence ini diimplementasikan dalam
tindakan sehari-hari, melangkah pasti, tekun, sabar, tidak ragu-ragu. Setiap
hari otaknya selalu berputar membantu rencana dan perhitungan-
perhitungan alternatif. Dia bisa saja menguji buah pikirannya dengan
teman-teman lain, baik yang pro maupun yang kontra dengan rencananya.
5. Pandai Membuat Keputusan (Making Sound Decision). Jika anda
dihadapkan pada alternatif, harus memilih, maka buatlah pertimbangan
yang matang. Kumpulkan berbagai informasi, boleh minta pendapat orang
lain, setelah itu ambil keputusan, jangan ragu-ragu. Dengan berbagai
alternatif yang ada dalam pikirannya ia akan dapat mengambil keputusan
terbaik.
6. Mau Menambah Ilmu Pengetahuan (Collage Education). Zaman sekarang
pendidikan adalah nomor satu. Tenaga tak terdidik harganya murah sekali.
Sebaliknya orang terdidik, memiliki ilmu dan keterampilan akan dibayar
mahal. Benarlah Rasulullah mewajibkan semua muslim menuntut Ilmu
dari ayunan sampai ke liang kubur. Pendidikan ini bukan berarti harus
masuk perguruan tinggi, melainkam pendidikan dalam bentuk kursus-
kursus, penataran di kantor, membaca buku, dan lain sebagainya.
7. Ambisi Untuk Maju (Ambition Drive). Orang-orang yang gigih dalam
menghadapi pekerjaan dan tantangan, biasanya banyak berhasil dalam
kehidupan. Apapun jenis pekerjaan yang dilakukan, profesi apapun yang
dihadapi, kita harus mampu melihat ke depan dan berjuang untuk
menanggapi apa yang diidam-idamkan.
8. Pandai Berkomunikasi (Ability to Comminicate). Pandai berkomunikasi
berarti pandai mengorganisasi buah pikiran ke dalam bentuk ucapan-
ucapan yang jelas, menggunakan tutur kata yang enak didenganr, mampu

8
menarik perhatian orang lain. Komunikasi baik, diikuti dengan perilaku
jujur, konsisten dalam pembicaraan akan sangat membantu seseorang
dalam mengembangkan karir masa depannya. Akhirnya dengan
keterampilan berkomunikasi itu seseorang dapat mencapai puncak karir
meraih kursi empuk yang menjadi idaman setiap orang.

3.3 Menumbuhkan Jiwa dan Kompetensi Kewirausahaan


Wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki
kompetensi yaitu seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan
kualitas individu yang meliputi sikap, motivasi, nilai serta tingkah laku yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan/kegiatan. Keterampilan yang harus
dimiliki yaitu sebagai berikut.7
 Managerial skill
 Conceptual skill
 Human skill (keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi dan berelasi)
 Decision making skill (keterampilan merumuskan masalah dan mengambil
keputusan)
 Time managerial skill ( keterampilan mengatur dan menggunakan waktu)

Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan


individu yang langsung berpengaruh pada kinerja, kinerja bagi wirausaha
merupakan tujuan yang ingin dicapai. Ada berbagai cara yang dilakukan dalam
menumbuhkan jiwa dan kompetensi seorang pengusaha, yaitu sebagai berikut.

1. Menumbuhkan Jiwa Wirausaha


Pertanyaannya, aspek-aspek kejiwaan apa saja yang mencirikan bahwa
seseorang dikatakan memiliki jiwa wirausaha ? Untuk membahas lebih lanjut

7
Suryana, Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses, (Jakarta: Salemba
Empat, 2003)., h.

9
mengenai pertanyaan tersebut, penulis akan mencoba membahas pendapat
Suryana bahwa orang-orang yang memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan yaitu :8
a. Percaya diri (yakin, optimis dan penuh komitmen). Percaya diri dalam
menentukan sesuatu, percaya diri dalam menjalankan sesuatu, percaya diri
bahwa kita dapat mengatasi berbagai resiko yang dihadapi merupakan faktor
yang mendasar yang harus dimiliki oleh wirausaha. Seseorang yang memiliki
jiwa wirausaha merasa yakin bahwa apa-apa yang diperbuatnya akan berhasil
walaupun akan menghadapi berbagai rintangan. Tidak selalu dihantui rasa
takut akan kegagalan sehingga membuat dirinya optimisuntuk terus maju.
b. Berinisiatif (energik dan percaya diri). Dalam menghadapi dinamisnya
kehidupan yang penuh dengan perubahan dan persoalan yang dihadapi,
seorang wirausaha akan selalu berusaha mencari jalan keluar. Mereka tidak
ingin hidupnya digantungkan pada lingkungan, sehingga akan terus berupaya
mencari jalan keluarnya.
c. Memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan berwawasan ke depan).
Berbagai target demi mencapai sukses dalam kehidupan biasanya selalu
dirancang oleh seorang wirausaha. Satu demi satu targetnya terus mereka raih.
Bila dihadapkan pada kondisi gagal, mereka akan terus berupaya kembali
memperbaiki kegagalan yang dialaminya. Keberhasilan demi keberhasilan
yang diraih oleh seseorang yang berjiwa entrepreneur menjadikannya pemicu
untuk terus meraih sukses dalam hidupnya. Bagi mereka masa depan adalah
kesuksesan adalah keindahan yang harus dicapai dalam hidupnya.
d. Memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil berbeda dan berani mengambil
resiko dengan penuh perhitungan). Leadership atau kepemimpinan
merupakan faktor kunci menjadi wirausahawan sukses. Berani tampil ke
depan menghadapi sesuatu yang baru walaupun penuh resiko. Keberanian ini
tentunya dilandasi perhitungan yang rasional. Seorang yang takut untuk
tampil memimpin dan selalu melemparkan tanggung jawab kepada orang lain,
akan sulit meraih sukses dalam berwirausaha. Sifat-sifat tidak percaya diri,
minder, malu yang berlebihan, takut salah dan merasa rendah diri adalah

8
Ibid., h.

10
sifat-sifat yang harus ditinggalkan dan dibuang jauh-jauh dari diri kita apabila
ingin meraih sukses dalam berwirausaha.
e. Suka tantangan. Berwirausaha ternyata menjadi pilihan sebagian besar
banyak orang yang sudah mapan bekerja sengaja keluar dari kemapanannya
di perusahaan. Mengapa “wirausaha ?” Ternyata begitu banyak variasi
pekerjaan dan perubahan yang sangat menantang dalam dunia wirausaha.

Menjadi wirausaha (entrepreneur) tentu saja merupakan hak azasi semua kita.
Jangan karena seseorang tidak punya turunan sebagai seorang pengusaha sehingga
menutup peluang untuk menjadi wirausaha. Langkah awal yang kita lakukan
apabila berminat terjun ke dunia wirausaha adalah menumbuhkan jiwa
kewirausahaan di diri kita. Banyak cara yang dapat dilakukan misalnya:
a. Melalui pendidikan formal. Kini berbagai lembaga pendidikan baik
menengah maupun tinggi menyajikan berbagai program atau paling tidak
mata kuliah kewirausahaan. Melalui seminar-seminar kewirausahaan.
Berbagai seminar kewirausahaan seringkali diselenggarakan dengan
mengundang pakar dan praktisi kewirausahaan sehingga melalui media ini
kita akan membangun jiwa kewirausahaan di diri kita
b. Melalui pelatihan. Berbagai simulasi usaha biasanya diberikan melalui
pelatihan baik yang dilakukan dalam ruangan (indoor) maupun di luar
ruangan (outdoor). Melalui pelatihan ini, keberanian dan ketanggapan kita
terhadap dinamika perubahan lingkungan akan diuji dan selalu diperbaiki dan
dikembabangkan
c. Otodidak. Melalui berbagai media kita bisa menumbuhkan semangat
berwirausaha. Misalnya melalui biografi pengusaha sukses (sucess story),
media televisi, radio majalah koran dan berbagai media yang dapat kita akses
untuk menumbuhkembangkan jiwa wirausaha yang ada di diri kita. Melalui
berbagai media tersebut ternyata setiap orang dapat mempelajari dan
menumbuhkan jiwa wirausaha.

11
2. Menumbuhkan Kompetensi Kewirausahaan
Wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki
kompetensi yaitu :
a. Managerial Skill
Managerial skill atau keterampilan manajerial merupakan bekal yang harus
dimiliki wirausaha. Seorang wirausahawan harus mampu menjalankan
fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan agar
usaha yang dijalankannya dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kemampuan
menganalisis dan mengembangkan pasar, kemampuan mengelola sumber daya
manusia, material, uang, fasilitas dan seluruh sumber daya perusahaan merupakan
syarat mutlak untuk menjadi wirausaha sukses. Secara garis besar ada dua cara
untuk menumbuhkan kemampuan manajerial, yaitu melalui jalur formal dan
informal. Jalur formal misalnya melalui jenjang lembaga pendidikan sekolah
menengah kejuruan bisnis dan manajemen atau melalui pendidikan tinggi
misalnya departemen administrasi niaga atau departemen manajemen yang
tersebar berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta.

b. Jalur informal
Misalnya melalui seminar, pelatihan dan otodidak serta melalui pengalaman.
Kemampuan untuk merumuskan tujuan, Kebijakan dan strategi usaha merupakan
landasan utama menuju wirausaha sukses. Tidak mudah memang mendapatkan
kemampuan ini. Kita harus akstra keras belajar dari berbagaisumber dan terus
belajar dari pengalaman sendiri dan pengalaman orang lain dalam berwirausaha.

c. Keterampilan Berkomunikasi
Mengerti, berkomunikasi dan berelasi supel, mudah bergaul, simpati dan
empati kepada orang lain adalah modal keterampilan yang sangat mendukung kita
menuju keberhasilan usaha. Dengan keterampilan seperti ini, kita akan memiliki
banyak peluang dalam merintis dan mengembangkan usaha. Upaya yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan ini misalnya denganmelatih diri

12
diberbagai organisasi, bergabung dengan klub-klub hobi dan mmelatih
kepribadian kita agar bertingkah laku mentenangkan bagi orang lain.

d. Keterampilan Merumuskan Masalah dan Mengambil Keputusan


Sebagai seorang wirausaha, kita seringkali dihadapkan pada kondisi
ketidakpastian. Berbagai permasalahan biasanya bermunculan pada situasi seperti
ini. Wirausaha dituntut untuk mampu menganalisis situasi dan merumuskan
berbagai masalah untuk dicarikan berbagai alternatif pemecahannya. Tidak mudah
memang memilih alternatif terbaik dari berbagai alternatif yang ada. Agar tidak
salah menentukan alternatif, sebelum mengambil keputusan, wirausaha harus
mampu mengelola informasi sebagai bahan dasar pengambilan keputusan.
Keterampilan memutuskan dapat kita pelajari dan kita bangun melalui berbagai
cara. Selain pendidikan formal, pendidikan informal melalui pelatihan, simulasi
dan berbagi pengalaman dapat kita peroleh. Ada tiga cara mengambil/membuat
9
keputusan.
 Berdasarkan Rasionalitas Penuh
 Berdasarkan Rasionalitas Terbatas
 Berdasarkan Intuisi

e. Keterampilan Mengatur dan Menggunakan Waktu


Para pakar psikologi mengatakan bahwa salah satu penyebab atau sumber
stress adalah ketidakmampuan seseorang dalam mengatur waktu dan pekerjaan.
Ketidakmampuan mengelola waktu membuat pekerjaan menjadi menumpuk atau
tak kunjung selesai sehingga membuat jiwanya gundah dan tidak tenang. Seorang
wirausaha harus terus belajar mengelola waktu. Keterampilan mengelola waktu
dapat memperlancar pelaksanaan pekerjaan dan rencana-rencana yang telah
digariskan.

9
Hery, Setiap Manajer Super Harus Baca Buku Ini, Jakarta: 2014, Grasindo., hal. 51-52

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Sikap positif pola pikir berwirausaha antara lain dapat bekerja tanpa supervisi,
dapat memotivasi diri sendiri, dapat membuat keputusan yang cepat, mampu
menghendle stress, open-minded dan fleksible, berfokus pada bidang
usahanya, gigih dan sabar.
2. Pada umumnya, seorang pengusaha memiliki jiwa dan kompetensi sebagai
berikut.
a. Percaya Diri (self confidence)
b. Berorientasi pada Tugas dan Hasil
c. Keberanian Mengambil Risiko
d. Kepemimpinan
e. Berorientasi ke masa depan
f. Keorisinilan
g. Kreativitas dan Inovasi
3. Cara menumbuhkan jiwa kewirausahaan bisa dilakukan dengan cara:
a. Melalui pendidikan formal
b. Melalui pelatihan.
c. Otodidak.
Sedangkan untuk meningkatkan kompetensi bisa dilakukan dengan cara:
a. Managerial skill
b. Jalur informal
c. Keterampilan memahami
d. Keterampilan merumuskan masalah dan mengambil keputusan
e. Keterampilan mengatur dan menggunakan waktu
3.2 Saran
Berwirausaha selain sebagai suatu bidang yang berhubungan dengan ekonomi,
namun juga memiliki fungsi sebagai wadah untuk melatih sikap dan kompetensi
seseorang. Sehingga, hendaknya jadikan kesempatan berwirausaha sebagai
aktualisasi diri.

14
DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchar. 2008. Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung:


AlfaBeta.

Hery. 2014. Setiap Manajer Super Harus Baca Buku Ini, Grasindo Jakarta.

Longenecker, Justin G., et al. 2000. Kewirausahaan: Manajemen Usaha Kecil.


Jakarta : Salemba Empat.

Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses.
Jakarta: Salemba Empat

Meredith, Geofferey G. et. A. 1996., Kewirausahaan Teori dan Praktek. Jakarta:


Pustaka Binaman Presindo.

Nur fadillah, Menumbuhkan Jiwa Enterpreneurship Muslim Yang Sukses, Sekolah


Tinggi Ilmu Syariah (STISFA) Faqih Asy’ari, Kediri (Online) Vol X No 1,
April2015.(https://ejournal.stiedewantara.ac.id/index.php/001/article/downl
oad/56/45, diakses 16 September 2019)

15

Anda mungkin juga menyukai