Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kondisi mayarakat Islam dapat dikatakan bahwa seluruh dunia sejak
awal abad ketujuh belas dalam dominasi kekuatan Barat. Baik itu dalam
bidang ekonomi, militer, politik, teknologi dan pendidikan. Situasi ini
kemudian menghilhami munculnya gerakan reformisme Islam
Internasional yang pada gilirannya kemudian, melalui kontak-kontak
intelektual, mempengaruhi sebagian masyarakat Islam Indonesi khususnya
untuk melakukan pembaruan pemikiran islam. Untuk itu, langkah awal
yang ditempuh adalah berusaha menghilankan pikiran-pikiran tradisional
yang tidak mendukung upaya umat Islam dalam melepaskan diri dari
kebodohan, kemiskinan, dan penjajahan.
Pada awal mulanya, gerakan pembaharuan yang dilakukan oleh
kelompok muslim modernis di Indonesia, timbul akibat pengaruh gerakan
pemurnian. Dengan mengemukakan pendapat bahwa ajaran-ajaran islam
sepenuhnya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan zaman,
kendatipun masing-masing bergerak pada berbagai bidang kehidupan
manusia.
Disinilah peran organisasi Islam untuk mengembalikan kembali
keaslian ajaran-ajaran Islam yang sesuai dengan apa yang telah Nabi
Muhammad SAW ajarkan kepada umat terdahulu, dan untuk tetap
menjaga kedamaian dalam berdakwah setiap organisasi harus menjaga
kesolidan dan keutuhan organisasi Islamnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari kesolidan dan keutuhan?
2. Bagaiman acara membangun kesolidan?
3. Seperti apa bentuk kesolidan dan keutuhan organisasi Islam?

1
BAB II

KESOLITAN DAN KEUTUHAN ORGANISASI ISLAM

A. Pengertian Kesolitan dan Keutuhan


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kesolidan berasal
dari kata solid yang artinya kuat, kukuh, berbobot. 1 Sedangkan kesolidan
itu sendiri artinya kekuatan atau kekukuhan. Sedangkan definisi dari solid
itu sendiri adalah, sesuatu hal yang sifatnya benar-benar keras dengan
bentuk dan tekstur yang padat dan kompak.
Kata solid sering kita gunakan untuk menyatakan kekomakan dan
kepedulian terhadap rekan yang berada dalam suatu hubungan pertemanan,
kelompok maupun komunitas. Istilah solid dapat kita gunakan dalam
berbagai bidang kehidupan. Contohnya seperti solid dalam hubungan
sosial, yang berarti hubungan yang kokoh atau kuat antar anggota
kelompokyang melahirkan kekompakan dan kepedulian.
Lalu, keutuhan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
berasal dari kata “utuh” yang berarti (dalam keadaan) sempurna
sebagaimana adanya atau sebagaimana semula yaitu tidak berubah, tidak
rusak, tidak berkurang, dan sebagainya. Jadi, keutuhan adalah suatu
keadaan yang sifatnya alami. Tidak adanya perubahan dalam suatu
keadaan, sehingga keasliannya masih benar-benar terjaga.
Jadi, jika kita kaitkan dengan organisasi islam dapat disimpulkan
bahwa kesolidan dan keutuhan adalah suatu kekuatan dan keaslian yang
dimiliki oleh sebuah organisasi islam sehingga tercapainya target dan
tujuan dari didirikannya organisasi islam tersebut.
B. Membangun Kesolitan
Ada beberapa cara untuk membangun kedolitan dalam sebuah
organisasi, yaitu diantaranya:
1. Punya Visi dan Misi yang Sama

1
https://kbbi.web.id/solid.html, diakses pada tanggal 07 Mei 2019

2
Sebuah tim tidak akan bisa bekerja dengan baik dan efektif
jika setiap anggotanya memiliki visi dan tujuan yang
berbeda. Karena itu, dari mulai pimpinan hingga anggota tim
harus memiliki visi dan misi yang sama. Sehingga dalam
setiap tindakan yang diambil merupakan penerapan dari visi
dan misi tim. Bukan visi dan misi individu.
2. Bangun Rasa Saling Percaya
Rasa saling percaya menjadi syarat mutlak untuk bisa
membangun kerja tim yang solid. Karena tidak akan ada
kerja tim yang sukses jika anggotanya tidak saling percaya.
Akhirnya seluruh anggota hanya bekerja masing-masing
secara individu.
Rasa percaya diri akan menimbulkan dalam setiap anggota
tim keyakinan bahwa tugas yang diembankan kepada rekan
satu tim akan terlaksana dengan baik dan sesuai
dkemampuan masing-masing.
3. Komunikasi Intensif
Ketika komunikasi sesama anggota tim macet,
akandipastikan bahwa kerja timnya akan berantakan. Karena
tidak semua orang mengerti apa yang harus dilakukan.
4. Adakan Kegiatan Bersama
Untuk membangun kerja sama tim yang solid, maka harus
diadakan kegiatan bersama guna untuk mempererat tali
persaudaraan agar saling menganal.
5. Buat Sistem Penghargaan
Pacu motivasi bekerja seluruh tim dengan membuat sistem
penghargaan. Inti dari pemberian penghargaan ini adalah
agar seluruh tim merasakan kerja keras mereka dihargai oleh
perusahaan. Selain itu, dengan sistem penghargaan tersebut
akan memacu anggota yang lainnya untuk bekerja lebih baik
lagi sehingga kelak dia yang mendapat penghargaan.

3
6. Pahami Peran dan Tanggung Jawab
Untuk membangun kerja tim yang kompak dan efektif pasti
butuh pemahaman tentang peran dan tanggung jawab.
Sehingga mereka bisa lebih fokus dalam menyelesaikan
tugasnya masing-masing.
7. Tingkatkan Kompetensi Tim
Seperti halnya peran dan tanggung jawab, tingkat kompetensi
yang dimiliki tim pun pasti berbeda. Jika ternyata tingkat
kompetensi antar anggota tim terlalu jauh perbedaannya,
saatnya untuk meningkatkannya melalui pelatihan. Pastk\ikan
kompetensi yang dimiliki setiap anggota tim memasang
sesuai dengan pekerjaan dan tugas yang menjadi tanggung
jawab mereka.
8. Saling Menghormati dan Menghargai
Perbedaan pendapat dan perselisihan adalah sebuah hal yang
jamak terjadi dalam sebuah tim. Menghargai dan
menghormati sudah tertanam menalam di dalam diri seluruh
anggota, maka kerja sama akan terjalin dengan baik.
9. Komitmen yang Kuat
Untuk membentuk sebuah kerja tim yang kompak dan solid
dibutuhkan komitmen yang kuat dari setiap anggota. Karena
setiap orang akan saling menopang kerja anggota yang lain.
Satu orang pincang, maka proses kerja pun tidak akan
maksimal.
10. Evaluasi Rutin
Kunci sukses sebuah kerja tim adalah evaluasi. Dari evaluasi
ini bisa dilihat mana yang sudah berjalan sesuai rencena,
mana yang harus mendapat suntikan motivasi, atau
kekurangan apa yang harus diperbaiki.

4
C. Bentuk Kesolitan dan Keutuhan Organisasi Islam

Jika kita membaca sejarah, Islam memiliki kedudukan penting dalam


memerdekakan negara Indonesia. Tak asing pula dengan 2 organisasi
terbesar di Indonesia yang sudah kita ketahui bersama yaitu,
Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama yang muncul akibat penjajahan
maupun akibat kungkungan tradisi dan telah menggugah kesadaran umat
untuk memperjuangkan bangsa ini melalui jalur pendidikan maupun
organisasi.
Berbicara tentang Muhammadiyah tidak terlepas dari sosok tokoh
pendiri organisasi yaitu Kiyai Haji Ahmad Dahlan, pada masa mudanya
beliau bernama Muhammad Darwis. Beliau berasal dari keluarga yang
sangat berpengaruh dan terkenal di lingkungan kesultanan Yogyakarta,
yang secara genealogis ditelusui akan sampai pada Maulana Malik
Ibrahim atau Mulana Maghribi. Muhammad Darwis dilahirkan dari
pernikahan Kiyai Haji Abu Bakar dengan Nyai Haji Abu Bakar, pada
tahun 1285 Hijriah (1868 M) di Kampung Kauman, Kota Yogyakarta.2
Organisasi Muhammadiyah berdiri pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330
H di Yogyakarta, atau pada tanggal 18November 1912 M. Organisasi ini
dipelopori oleh K.H Ahmad Dahlan atas saran murid-muridnya dan
beberapa orang anggota Budi Utomo untuk mendirikan lembaga
pendidikan yang bersifat permanen.3 Tujuan dari organisasi
Muhammadiyah ini yaitu menyebarkan pengajaran agama Nabi
Muhammad SAW kepada penduduk bumiputra di Jawa dan Madura serta
memajukan pengetahuan agama para anggotanya. Untuk itu maka
Muhammadiyah mendirikan lembaga-lembaga pendidikan, mengadakan
Tabligh, mendirikan masjid, menerbitkan buku-buku, surat-surat kabar dan
majalah. Pada saat itu pengurus intinya ada 9 orang yaitu K.H Ahmad

2
MT Arifin, Gagasan Pembaharuan Muhammadiyah dalam Pendidikan. (Jakarta: Dunia
Pustaka Jaya, 1987), h. 75
3
Ahmad Syaukani, Perkembangan Pemikiran Modern Di Dunia Islam. (Bandung: CV
Pustaka Setia, 2001), h. 119-120

5
Dahlan (ketua), Abdullah Sirat (sekretaris), Ahmad, Abdul Rahman,
Sarkawi, Muhammad, Jaelani, Akis dan Muhammad Fakih sebagai
anggota. Lalu, usaha-usaha pembaruan Muhammadiah meliputi:
1. Memurnikan ajarana islam dengan membersihkan praktek serta
pengaruh yang bukan ajaran Islam.
2. Reformasi ajaran dan pendidikan Islam.
3. Reformasi doktrin-doktrin dengan pandangan alam pikiran
modern.
4. Mempertahankan Islam dari pengaruh dan serangan dari luar
Islam.4
Sedangkan organisasi Nahdlatul Ulama yaitu organisasi kebangkitan
ulama merupakan salah satu organisasi sosial keagamaan di Indonesia.
Didirikan pada 16 Rajab 1344 H atau 31 Januari 1926 M di Surabaya atas
prakarsa K.H. Hasyim Asy’ari dan K.H. Abdul Wahab Hasbullah, yang
mana kita kenal organisasi ini dengan NU. NU berakidah Islam menurut
paham Ahlussunnah Wal Jama’ah dan menganut kepada keempat
madzhab yaitu Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali dan berasakan
pancasila.5
Menurut Muhammad Thaha Ma’ruf sebab dari lahirnya organisasi
NU ini yaitu pada saat umat Islam berada dalam suasana perdebatan akibat
munculnya beberapa aliran baru yang mengusung isu modernisme.6
Program kerja dari NU itu sendiri yaitu bidang diniyah (keagamaan),
bidang pendidikan dan kebudayaan, bidang dakwah, bidang mabarrat
(sosial), bidang perekonomian, bidang tenaga kerja, bidang pertanian dan
nelayan, bidang generasi muda, bidang kewanitaan, bidang pemberdayaan

4
Tim Majelis Pendidikan Tinggi dan Pengembangan, 1 Abad Muhammadiyah (Gagasan
Pembaruan Sosial Keagamaan). (Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2010), h. 26
5
Dewan Redaksi Ensiklopesia Islam, Ensiklopedia Islam. (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeva,
1997), h. 345
6
Moeh Thaha Ma’ruf, Pedoman Pemimpin Pergerakan. (Jakarta: PBNU. 1954), h. 103

6
sumber daya manusia, bidang penerbitan dan informasi, bidang
kependudukan, dan bidang lingkungan hidup.7
Dapat kita simpulkan dari salah satu organisasi islam yang
dipaparkan diatas, bahwa masing-masing organisasi memiliki tujuan yang
sama yaitu untuk memperbaiki pemikiran umat Islam, mengembalikan
kembali ajaran-ajaran islam yang sempat di pecahbelah oleh aliran-aliran
sesat yang jauh dari tuntunan ajaran Nabi Muhammad SAW.
Kesolidan organisasi islam dapat kita lihat dari segi bagaimana cara
organisasi tersebut dalam berdakwah memperjuangkan ajaran Islam yang
diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, dengan cara mendirikan lembaga
pendidikan dan juga dari cara organisasi islam ini mempertahankan
kemerdekaan Indonesia. Sedangkan keutuhan organisasi Islam juga dapat
kita lihat sampai saat ini masih memiliki tujuan yang sama yaitu
menyebarkan pengetahuan mengenai ajaran-ajaran Islam yang
sesungguhnya.

7
Dewan Redaksi Ensiklopedia, Op.Cit, h. 346

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesolidan dan keutuhan organisasi Islam adalah suatu kekuatan dan
keaslian yang dimiliki oleh sebuah organisasi islam sehingga tercapainya
target dan tujuan dari didirikannya organisasi islam tersebut yaitu
menyebarkan pengetahuan mengenai ajaran-ajaran Islam yang sesuai
dengan ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW.
Dengan adanya aliran-aliran sesat dan isu mederanisasi maka
terbentuklah organisai-organisasi Islam di Indonesia khususnya yang
bertujuan untuk mengembalikan kembali pengetahuan umat mengenai
ajaran-ajaran Islam yang di bawa oleh Nabi Muhammad SAW.
Walaupun organisasi-organisai Islam itu berbeda-beda namun
mereka tetap memiliki tujuan untuk menjaga keutuhan ajaran Islam, dan
organisasi-organisasi Islam berbeda namun tetap menjaga kesolidatannya.
Mereka hadi bukan untuk bersaing organisasi mana yang paling hebat,
namun hadir dengan saling melengkapi dengan perbedaan tersebut
tujuannya untuk memerkuat gerak organisasi-organisasi tersebut dalam
berdakwah.
Peran organiasi-organiasi Islam bisa dikatakan sangatlah luar biasa
baik itu dalam bidang ekonomi, pendidikan, politi, maupun dalam
mencapai kemerdekaan bagi negara Indonesia. Hal tersebut juga masih
kita rasakan sampai sekarang ini, dimana organisasi-organisasi Islam
tersebut banyak yang masih eksis dan benar-benar menjaga kestabilan
organisasinya di Indonesia terutama didalam sebuahpemerintahan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Arifin MT, Gagasan Pembaharuan Muhammadiyah dalam Pendidikan.


(Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1987)
https://kbbi.web.id/solid.html, diakses pada tanggal 07 Mei 2019
Redaksi Ensiklopesia Islam Dewan, Ensiklopedia Islam. (Jakarta: Ichtiar
Baru Van Hoeva, 1997)
Syaukani Ahmad, Perkembangan Pemikiran Modern Di Dunia Islam.
(Bandung: CV Pustaka Setia, 2001)
Thaha Ma’ruf Moeh, Pedoman Pemimpin Pergerakan. (Jakarta: PBNU.
1954)
Tim Majelis Pendidikan Tinggi dan Pengembangan, 1 Abad
Muhammadiyah (Gagasan Pembaruan Sosial Keagamaan). (Jakarta: PT. Kompas
Media Nusantara, 2010)

Anda mungkin juga menyukai