Anda di halaman 1dari 8

Nama : Novia Aisah Asriati

Nim : 1189210063

Prodi/Kls/Semester : Akuntansi Syariah/B/IV

Hari/Tgl/Thn : Jum’at 20 Maret 2020

Mata Kuliah : Kewirausahaan

Dosen Pengampu : Dini Mardiani.,S.E.,MBA.,M.M.

TUGAS INDIVIDU

MENTAL WIRAUSAHA SYARIAH

A. DEFINISI MENTAL

Secara etimologi kata “mental” berasal dari bahasa Yunani, yang mempunyai arti sama
dengan psyche, artinya psikis, jiwa atau kejiwaan. James Draver memaknai mental yaitu
‘revering to the mind” maksudnya dalah sesuatu yang berhubungan dengan pikiran atau pikiran
itu sendiri. Secara sederhana mental dapat dipahami sebagai sesuatu yang berhubungan dengan
batin dan watak atau karakter, tidak bersifat jasmani (badan).

Kata mental diambil dari bahasa Latin yaitu dari kata mens atau metis yang memiliki arti
jiwa, nyawa, sukma, roh, semangat. Dengan demikian mental ialah hal-hal yang berkaitan
dengan psycho atau kejiwaan yang dapat mempengaruhi perilaku individu. Setiap perilaku dan
ekspresi gerak-gerik individu merupakan doronga dan cerminan dari kondisi (suasana) mental.

Sedangkan secara terminologi para ahli kejiwaan maupun ahli psikologi ada perbedaan
dalam mendefinisikan “mental”. Salah satunya sebagaimana dikemukakan oleh Al-Quusy (1970)
yang dikutip oleh Hasan Langgulung, mendefinisikan mental adalah paduan secara menyeluruh
antara berbagai fungsi-fungsi psikologis dengan kemampuan menghadapi krisis-krisis psiologis
yang menimpa manusia yang dapat berpengaruh terhadap emosi dan dari emosi ini akan
mempengaruhi pada kondisis mental.

Dapat disimpulkan bahwa mental itu terkait dengan akal (pikiran/rasio), jiwa, hati (qalbu),
dan etika (moral) serta tingkah laku. Satu kesatuan tersebut yang membentuk mentalitas atau
kepribadian (citra diri). Citra diri baik dan jelek tergantung pada mentalitas yang dibuatnya.
B. SIKAP DAN MENTAL WIRAUSAHA

Sikap mental wirausaha merupakan unsure penting sebagai dasar dan titik tolak mencapai
hasil dalam perjuangan hidup. Pembinaan mental da keprivadian ini dapat dikatakan lebih
menitik beratkan membedah pada “tenaga dalam”, seperti kejujuran, ketekunan, keuletan,
kemauan, tanggung jawab, percaya diri, rajin berdaya upaya, tidak lekas putus asa, pemikiran
dari diri endiri, tidak mengharap belas kasihan, lebih banyak berfikir dan berbuat kreatif.

Kepribadian adalah keseluruhan dari sifat-sifat jasmani, pikiran, jiwa dan watak seseorang
sehingga membedakan seseorang dari yang lain. Suatu kepribadian yang baik adalah suatu
kekuatan yang dapat menciptakan sesuatu yang menakjubkan. Kepribadian merupakan nilai
tertinggi bagi wirausaha yang sukses karena itu bila ingin mencapai sukses sebagai wirausaha
maka harus memiliki kepribadian yang baik.

Karena itu perlu selalu diusahakan :


1. Mengembangkan persahabatan dengan siapapun.
Supaya mempunyai sikap tekun, teguh sehingga menjadi pendorong yang ampuh
dalam mencapai sasaran.
2. Pergaulan yang bermanfaat.
Bersikap wajar, membiasakan diri, perbuatan yang baik, bersikap hangat dan
menghormati orang lain.
3. Perlu selalu dibina kepribadian yang menarik dan menyenangkan. Kembangkan sikap
yang membuat orang percaya kepada diri anda.

Adapun karakteristik wirausahayang sangat menonjol dan yang harus dimiliki oleh
pebisnis atau wirausahawan adalah sebagai berikut:

1. Proaktif
Proaktif adalah suka mencari informasi yang ada berhubungan dengan usaha yang
digeluti. Misalnya adalah ada pesaing baru yang memasarkan produk yang
sejenis, jadi agar dapat membuat strategi untuk menghadapi persaingan maka ia
perlu tahu lebih dahulu apa saja kelebihan dan kekurangan produk baru itu.
Dengan bahan informasi yang ia dapatkan maka ia akan tahu bagaimana
menyusun strategi untuk menghadapi persaingan pasar.

2. Produktif
Salah satu kunci untuk suskses adalah selalu ingin mengeluarkan uang untuk hal-
hal yang produkif. Tidak sembarang mengeluarkan uang, teliti, cermat, dan penuh
dengan perhitungan dalam memutuskan pengeluaran. Dan mementingkan
mengeluarkan uang untuk hal yang produktif daripada yang produktif daripada
yang bersifa konsumtif. Dengan cara demikian, tidak mustahil bagi seorang
wirausaha jika sumber penghasilannya tidak hanya dari satu pintu, tetapi bisa dari
berbagai pintu (multi income)

3. Pemberdaya
Seorang wirausaha adalah pemberdaya atau memberdayakan orang lain. Seorang
wirausaha sejati biasanya sangat mengerti manajemen bagaimana menangani
pekerjaan dengan membagi habis dan memperdayakn orang lain yang ada dalam
pembinaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan demikian, disis lain
tujuan bisnis tercapai, disisi lai karyawannya juga mendapatkan pengalaman.

4. Tangan di Atas
Sebagai entrepreneur yang berbasis syariah umumnya memiliki karakter tangan
diatas (suka member). Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan
memperbanyak sedekah.
Seperti yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. dalam salah sau haditsnya
“Tangan di atas lebih mlai dari tangan di bawah.”
Dan banyak sekali di Al-Quran yang menyebutkan perintah berdekah atau
berinfak.
Salah satunya adalah Q.S Al-Baqarah ayat 274:
Artinya: “Orang-orang yang meninfakkan hartanya di waktu malam dan siang
secara sembunyi dan terang-terangan maka mereka mendapat pahala dari
Tuhannya. Maka tidak ada ketakutan atas mereka dan tidak ada berduka cita bagi
mereka.”

5. Takwa
Seorang muslim dalam berbisnis harus selalu mengingat Allah dalam aktifitas
mereka. Memiliki kesadaran penuh untuk dapat responsive terhadap prioritas-
prioritas yang telah ditentukan oleh Sang Maha Kuasa. Kesadaran akan Allah ini
hendaklah menjadi sebuah kekuatan pemicu dalam segala tindakan. Semua
kegiatan transaksi bisnis hendaklah ditujukan untuk hidup yang lebih mulia.
Dalam hal bisnis, nilai religious hadir di kala melakukan transaksi bisnis, selalu
mengingat kebesaran Allah dan menyadari bahwa apapun eberhasilan yang diiliki
merupakan ada kekuatan Allah yang membantunya. Dan dapat terbebas dari sifat-
sifat kecurangan, kebohongan, kesombongan, kelicikan, dan penipuan. Sehingga
tidak seperti karun yang membanggakan diri dan mengaku semua kekayaan yang
dimilikinya adalah hasil kerja keras dan kecerdasannya. Yang djelaskan di dalam
Q.S Al-Baqarah ayat 78:
Artinya: “Dia (Karun) berkata, “Sesungguhnya aku diberi harta itu, semata-mata
karena ilmu yang ada padaku.”Tidaklah dia tahu, bahwa Allah telah
membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuar daripadanya dan lebih
banyak mengumpulkan harta? Dan orang-orang yang berdosa itu tidak perlu
ditanya tentang dosa-dosa mereka.”
6. Amanah
Amanah adalah dapat dipercaya dan bertanggung jawab. Dalam menjalankan roda
bisnis, setiap pebinis harus bertanggung jawab atas usaha dan pekerjaan atau
jabatan yang telah dipilihnya. Tanggung jawab yang dimaksud adalah mau dan
mampu menjaga amanah (kepercayaan) masyarakat.
Nilai transaksi yang penting dalam bisnis adalah al-amanah (kejujuran). Kejujruan
merupakan puncak moralitas iman dari orang yang beriman, bahkan kejujuran
merupakan karakteristik para nabi. Oleh karena itu, sifat terpenting yang diridhai
Allah kejujuran.

7. Keadilan
Salah satu prinsip dalam bisnis yang harus diterapkan adalah sikap adil.
Implementasi sikap adil dalam bisnis merupakan hal yang berat.
Yang dimaksud keadilan dalam wirausaha adalah kebijakan upah bagi karyawan.
Tujuan utama pemberian upah adalah agar para pegawai mampu memenuhi
segala kebtuhan pokok hidup mereka. Sehingga mereka tidak terdorong untuk
melakukan tindakan yang tidak dibenarkan untuk sekedar memenuhi nafkah diri
dan keluarganya (tidak korupsi)

Dalam kewirausahaan berbasis syariah, Allah menghendaki manusia bersikap cerdas


dalam menyikapi kehidupan. Allah telah menyediakan dan memudahkan ala mini bagi manusia.
Allah juga telah menganugerahi manusia potensi berupa berbagai emampuan mengelola dan
mengatur alam. Manusia cerdas adalah manusia yang pandai memanfaatkan alam untuk
memenuhi kebutuhan fsik dan psikisnya seraya tetap mengharapkan Ridha Allah SWT. Allah
berfirman dalam Q.S Yunus (100): Artinya : ”Dan tidak seorang pun akan beriman kecuali
dengan izin Allah. Dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak
mempergunakan akalnya.”

Allah SWT menginginkan manusia hidup dalam kemaslahatan dan kebaikan. Bahkan
Allah telah berjanji, bagi manusia yang hidupnya dipenuhi dengan prestasi-prestasi kebaikan.
Tuhan telah menyiapkan baginya kehidupan yang baik bagaimana dinyatakan dalam Q.S An-
Nahl (97): “Artinya: “Barangsiapa yang mengajarkan amal shaleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka sesngguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan
yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih
baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”

Artinya dalam berwirausaha sifat fathanah adalah bahwa semua kegiatan-kegiatan dalam
suatu perusahaan harus dilakukan degan kecerdasan, dngan memanfaatkan potensi akan dan
pikiran yang ada untuk mencapai tujuan. Memiliki sifat jujur, benar, dan bertanggung jawab
tidak cukup dalam mengelola bisnis secara professional. Para pelak wirausaha juga harus
memiliki sifat fathanah, yaitu sifat cerdas, cerdik, dan bijasana agar usahanya lebih efektif dan
efisien.

Wirausaha cerdas harus selalu melatih diri dalam mengasah kecerdasan karena wirausaha
diperlukan visi, kreativitas, ketekunan, inovasi dan kreativitas agar barang atau produk diterima
oleh masyarakan sebagai pembeli karena sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sedangkan
menurut Soesarsono dikutip berwirausaha ada beberpa ada beberapa unsure-unsur penting yang
harus dimiliki dalam berwirausaha. Salah satunya yaitu, Unsur Sikap Mental Maju (Afektif)

Untuk seorang muslim, sikap mental pada hakikatnya merupakan konsekuensi dari tauhid
dan bah dari kemuslimannya dalam seluruh aktivitas kesehariannya. Identitas it tampak pada
kepribadian seorang musim, yakni pada pola berpikir (aqliyah) dan pola bersikapnya (nafsiyyah)
yang dilandaskan pada aqiqah Islam. Sikap mental dibutuhkan sebagai pola piker untuk
mendorong produktivitas secara islami. Sikap mental maju di dorong oleh pola piker yang
islami, sigap, cekatan, langsung dikerjakan. Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-fussilat (33):
Artinya: “Siapakah yang lebih baik perkataanya daripada oang yang menyeru kepada Allah,
mengerjaan amal yang saleh dan berkata: “sesungguhnya aku termasuk orang-oang yang
menyerah diri.”

C. SIKAP MEMBANGUN MENTAL WIRAUSAHA SYARIAH

Membangun keinginan (azam) dan etos kerja yang kuat :

1. Percaya diri
Percaya diri merupakan mental yang sangat fundamental untuk dimiliki oleh setiap
entrepreneur. Rasa percaya diri seorang entrepreneur dalam sudut pandang SBE tumbuh
karena keyakinan yang kuat bahwa Allah tidak akan membiarkan dirinya berjuang sendiri
menghadapi tantangan kehidupan. Setiap entrepreneur yang berbasis Shariah meyakini
bahwa Allah senantiasa ada bersamanya, menolong, mendukung dan membelanya. Setiap
entrepreneur wajib menyandarkan diri dengan segala upaya maksimalnya kepada Allah.

2. Berjiwa istiqomah dan konsisten


Para entrepreneur yang menyandarkan diri dan upaya maksimalnya kepada Allah, harus
tetap mempertahankan keyakinannya tersebut secara istiqomah dan konsisten. Dalam
berwirausaha jiwa yang istiqomah dan konsisten akan melahirkan optimisme bahwa
usaha yang dijalankan bakal sukses, kesediaan mengambil risiko dan tidak gampang
menyerah menghadapi tantangan.

3. Berfikiran positif
Islam mendorong setiap orang untuk senantiasa mengembangkan pola fikir positif
(husnuzhon). Tuntunan untuk berfikir positif bisa difahami karena 1) boleh jadi sesuatu
yang kita fikirkan pada kenyataannya tidak seperti yang kita bayangkan, 2) boleh jadi
sesuatu itu memang sulit jika difikirkan, tapi begitu dijalani malah Tuhan memudahkan
jalan bagi kita, 3) hati dan fikiran menjadi tenang karena seluruh energi di bawa ke arah
positif.
4. Mampu memanfaatkan waktu
Pemanfaatan waktu secara positif akan meningkatkan kualitas kehidupan. Sebaliknya,
orang yang memanfaatkan waktunya secara sia-sia, bermalas malasan dan membuang-
buang kesempatan yang ada akan menjauhkan orang dari kesuksesan dan menurunkan
kualitas kehidupan seseorang. Bagi entrepreneur, waktu adalah peluang. Memanfaatkan
tiap peluang yang ada merupakan jembatan menuju kesuksesan. Bahkan, seorang
entrepreneur akan memiliki nilai lebih jika dia mampu menciptakan peluangnya sendiri.

ada 6 mental sikap wirausaha yang harus dimiliki

a. Mental ulet, tegar dan optimis


Ini salah satu modal utama dari sikap mental wirausaha jika ingin membangun
bisnis yang sukses. Rasa optimisme tinggi, keuletan, dan ketegaran merupakan
pondasi yang harus dibangun kali pertama.

b. Inovatif dan kreatif


Mental ini sangat dibutuhkan agar bisnis Anda bisa sustain untuk jangka panjang.
Mental ini terletak pada kemampuan ekspresi, eksplorasi, imajinasi, dalam
dirinya.

c. Multi tasking
Menjadi enterpreuner harus mampu melihat sesuatu dari perspektif berbeda dan
dalam melihat itu diperlukan multi tasking (skil mengerjakan beberapa hal
sekaligus)

d. Pekerja keras
Sikap mental wirausaha yang satu ini sudah pasti wajib ada pada diri Anda jika
ingin sukses membangun usaha. Bagi entrepreneur tidak ada istilah working hours
(jam kerja).

e. Hemat dan cermat


Biasakan untuk cermat dan hemat dalam penggunaan uang dalam usaha Anda
tersebut. Keteledoran seseorang dalam hal keuangan, akan perlahan menjatuhkan
usaha yang akan dibangunnya.
f. Berani mengambil resiko
Kesempatan / peluang besar bahkan bersembunyi dibalik risiko yang besar pula.
Jika hanya ingin main aman, tentu peluang mendapatkan keuntungan lebih besar
akan mengecil.
Sumber :

1. http://hakamabbas.blogspot.com/2014/01/pengertian-mental.html?m=1
2. Yuniastuti, Dyah Nur “Sikap Mental Wirausaha”(Surakarta: 2017) hal 7-8.
3. Diakses dari eprints.walisongo.ac.id/7149/3/BABII.pdf pada tanggal 5 April 2020
4. Bahri, “Kewirausahawan Islam: Penerapan Konsep Berwirausaha dan Bertransaksi
Syariáh dengan Metode Dimensi Vertikal (Hablumminallah) dan Dimensi Horizontal
(Hablumminannas).” Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis, Vol.1 No. 2 2 November 2018.
Hal 60.
5. Andri Soemitra,kewirausahaan berbasis syari’ah(UIN sumatera utara:cv manhaji),tahun
2015, hal 39-53.
6. Diakses dari https://www.portalinvestasi.com/sikap-mental-wirausaha/ pada tanggal 5
April 2020.

Anda mungkin juga menyukai