Anda di halaman 1dari 7

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : Afwan Khunaifi

Nomor Induk Mahasiswa / NIM : 043465559

Kode / Nama Mata Kuliah : ADBI4211 / Manajemen Risiko Dan Asuransi

Kode / Nama UPBJJ : 71 / Surabaya

Masa Ujian : 2022/23.2 (2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
1.
Hazard atau bahaya dapat di definisikan sebagai keadaan yang dapat menimbulkan atau
meningkatkan terjadinya kerugian (chance of loss) dari suatu bencana yang terjadi. Hal-hal
seperti pemeliharaan rumah-tangga yang buruk, jalan raya yang rusak berlobang, mesin yang
tidak terawat, dan pekerjaan yang berbahaya adalah hazards, karena itu semua merupakan
keadaan yang dapat meningkatkan terjadinya kerugian.
1. Hazard Fisik (Physical Hazard)
Physical Hazards  adalah hazards yang berkenaan dengan aspek-aspek fisik dari risiko yang
dapat mempengaruhi timbulnya atau besarnya suatu kerugian, baik dari segi sering atau jarang
terjadinya (frequency) maupun dari segi tingkat keparahan dari kerugian/kerusakannya
(severity)
Untuk memperjelas pengertian dan memberikan gambaran yang lebih jelas, dibawah ini
adalah contoh-contoh physical hazard. 
1.1 Bangunan
(a) Dinding yang terbuat dari kayu
(b) Atap dari balian lemak dan mudah terbakar
(c) Gudang yang menyimpan barang-barang mudah terbakar, seperti; bahan-bahan kimia,
minyak tanah, dan lain sebagainya
(d) Dinding bangunan dari batu bata atau beton
Hazards pada item (a), (b) dan (c)  mengandung physical hazard tinggi yang dapat
memudahkan terjadinya kebakaran ataupun juga dapat memperbesar kerugian yang ada jika
terjadinya kebakaran. Sedangkan hazards pada item (d) mengandung physical hazards yang
rendah.
1.2 Kendaraan Bermotor
Pengendaraan di kota-kota sibuk dan padat lalu lintas
 Parkir di luar (tidak dalam garasi) pada waktu malam hari
 Penggunaan sebagai taksi (komersil)
 Parkir dalam garasi tertutup
1.3 Tanggung gugat
1. Penggunaan bahan-bahan kimia, minyak tanah atau bensin di tempat kerja.
2. Kegiatan kerja yang menimbulkan banyak debu di tempat kerja.
3. Upah karyawan/buruh yang terlalu rendah, atau kurangnya kesejahteraan dan
keselamatan kerja..
4. Penggunaan sistem pencegahan polusi di lingkungan ternpat kerja
Kondisi pada item (a), (b) dan (c) menunjukkan physical hazards yang bagus, sedangkan item
(d) adalah physical hazard yang rendah
2. Hazard Moral (Moral Hazards)
Moral Hazards adalah hazards yang berkenaan dengan sikap dan tingkah laku orang-orang
yang terkait dengan suatu risiko. Moral hazards ini sangat berpengaruh terhadap besarnya atau
tingkat keparahan kerugian. Contoh dari moral hazards adalah seseorang mempertanggungkan
rumah tinggalnya terhadap risiko kebakaran. Pada suatu hari rumah tersebut mengalami
kebakaran. Sebenarnya kebakaran tersebut dapat dicegah seandainya ia berusaha melakukan
pemadaman selagi api masih kecil. Namun hal itu tidak ia lakukan, sehingga api membesar
dan memusnahkan rumahnya. Dalam contoh ini tampak sikap mental seseorang yang dapat
memperbesar terjadinya kerugian.
Kadang-kadang Moral Hazards dapat timbul akibat hubungan yang buruk dari suatu
menajemen perusahaan yang salah (Bad or Mismanagement), seperti misalnya upah pekerja
yang rendah atau perlakuan yang tidak adil, dll. Hal-hal seperti ini akan mernicu timbulnya
suatu peluang risiko kerusuhan/pemogokan yang lebih tinggi dari normalnya.
Selain itu juga dalam hubungannya dengan moral hazard yang ada, perlu juga
dipertimbangkan faktor budaya dan kultur masyarakat (Social Culture), karena faktor tersebut
cukup berpengaruh terhadap tingkat risiko dan kejadian klaim yang mungkin muncul.
Misalnya dalam suatu kota yang mempunyai tingkat kemiskinan tinggi akan mengakibatkan
meningkatnya tingkat kejahatan yang ada dalam masyarakat kota tersebut, sehingga dapat
mempunyai hubungan dengan tingkat klaim terhadap risiko kehilangan atau kebongkaran.
3. Morale Hazards
Morale hazards adalah adanya peningkatan bahaya-bahaya kerugian karena risiko yang timbul
dari sikap berbeda tertanggung yang disebabkan sudah adanya jaminan asuransi. Contoh
adalah seseorang yang memiliki kendaraan dan telah ia asuransikan. Karena merasa mobilnya
telah diasuransikan, maka ia seringkali bersikap kurang hati-hati, misalnya dalam memarkir
kendaraan atau dalam mengendarainya dibandingkan dengan jika kendaraan tersebut tidak
diasuransikan. Sikap yang demikian adalah berbahaya dan dapat memperbesar terjadinya
bencana atau peril.
Perbedaan antara bahaya moral dan bahaya morale adalah bahaya moral timbul apabila
tertanggung menciptakan kerugian untuk mendapatkan keuntungan, sedangkan bahaya morale
timbul karena tertanggung tidak melindungi hartanya atau ia lalai karena merasa hartanya telah
diasuransikan.
4. Legal Hazard
Sering kali berdasarkan peraturan atau perundang-undangan yang bertujuan melindungi
masyarakat dalam kenyataan sehari-hari justru diabaikan atau tidak dihiraukan, sehingga
memperbesar terjadinya peril atau bencana.
Sebagai contoh adalah asuransi kecelakaan kerja yang bersifat wajib diselenggarakan oleh
pemberi kerja bagi kepentingan para pekerja. Kewajiban-kewajiban hukum lain seperti
pengadaan fasilitas keselamatan kerja, aturan jam bekerja, dan lain-lain sering diabaikan oleh
pihak pemberi kerja. Hal demikian disebut legal hazard karena dapat meningkatkan terjadinya
peril atau bencana yang merugikan.

2.
Risiko dalam dunia bisnis dapat diartikan sebagai suatu keadaan ketidakpastian, dimana jika
terjadi suatu keadaan yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian.
Pengertian Manajemen risiko menurut Emmaett J Vaughan dan Curtis Elliot (1978), Risiko
diartikan sebagai kans kerugian (the chance of loss), kemungkinan kerugian (the possibility of
loss), ketidakpastian (uncertainty), penyimpangan kenyataan dari hasil yang diharapkan (the
dispersion of actual from expected result), probabilitas bahwa suatu hasil berbeda dari yang
diharapkan (the probability of any outcome different from the expected).

Manfaat Manajemen Risiko Perusahaan

Meski punya tahapan panjang dan berkelanjutan, faktanya proses manajemen risiko adalah salah
satu komponen pengelolaan bisnis terpenting yang bisa melindungi perusahaan dari banyak
masalah.

Selengkapnya tentang manfaat manajemen risiko adalah sebagai berikut :


A. Membantu Perusahaan Mencapai Tujuan

Manfaat manajemen risiko perusahaan yang pertama adalah membantu perusahaan


mencapai tujuan bisnisnya. Dalam usaha untuk mencapai tujuan tersebut, banyak hal bisa
terjadi. Ada hal-hal yang bisa diantisipasi sebelumnya dan ada kemungkinan masa depan yang
penuh ketidakpastian. Visi dan Misi perusahaan dapat dicapai, oleh karena itu ketidakpastian
itulah yang menimbulkan risiko. Tujuan akan lebih mudah jika rintangan yang mungkin terjadi
itu telah dimitigasi sebelumnya.

B. Mencegah Perusahaan Mengalami Kebangkrutan

Manfaat kedua manajemen risiko adalah mencegah bisnis perusahaan mengalami


kebangkrutan. Ada banyak faktor yang bisa mengakibatkan bisnis perusahaan bangkrut, mulai
dari factor pengelolaan manajemen yang salah dan penyelewengan transaksi oleh manusia,
hingga factor ekternal yang sulit diprediksi. Perusahaan yang menerapkan manajemen risiko
dengan baik akan sanggup menangani berbagai kemungkinan kerugian yang akan terjadi pada
perusahaannya. Hal ini bisa meminimalkan kemungkinan kerugian dan eksistensi perusahaan
bisa dipertahankan.

C. Meningkatkan Produktivitas Perusahaan

Manajemen risiko dapat membuat perusahaan lebih berhati-hati dalam menjalankan


usahanya. Hal ini tentu akan membuat perusahaan terhindar dari risiko atau masalah yang
menghambat produktivitas. Dengan manajemen risiko, perusahaan bisa berfokus meningkatkan
produktivitasnya, baik itu produktivitas dari segi penciptaan produk maupun produktivitas
kinerja karyawan. Produktivitas perusahaan pun akhirnya akan memberi impak positif, berupa
keuntungan atau laba.

D. Memberikan Keamanan Pekerjaan


Pemimpin harus memiliki kemampuan memahami, menganalisa, dan menangani risiko.
Pemimpin yang dapat menangani risiko dengan baik dapat membantu menyelamatkan
perusahaan.
Perusahaan yang memiliki pemimpin yang memahami dan peka terhadap risiko-risiko yang
kemungkinan akan terjadi akan membawa perusahaan terhindar dari permasalahan dan kerugian
yang akan kemungkinan berdampak pada pemutusan hubungan kerja.
Manfaat manajemen risiko perusahaan yang terakhir adalah agar stakeholder terus mempercayai
Anda, sehingga reputasi bisnis Anda juga akan tetap terjaga. Jika perusahaan Anda terbukti
punya nama baik di mata stakeholder, akan lebih banyak lagi stakeholder datang pada Anda
untuk memulai kerjasama.

3.
Risiko pasar memiliki beberapa bentuk, yaitu:

3.1 Risiko suku bunga, yaitu risiko kerugian yang diakibatkan oleh kondisi perubahan
suku bunga. Bentuk risiko suku bunga paling dominan di perbankan Indonesia yaitu, banking
book yang meliputi arus kas, kurva imbal hasil, risiko dasar, dan opsi. Oleh karena itu, bank
harus mampu mengelola risiko harga yang diakibatkan oleh eksposur trading book.
Bedasarkan sifatnya risiko suku bunga termasuk risiko sistematis. Aktivitas mengukur risiko
suku bunga memiliki urgensi bagi negara berkembang dan berpengaruh terhadap sistem
keuangan dunia.

3.2 Risiko nilai tukar, yaitu risiko pasar yang disebabkan oleh perubahan nilai tukar
valuta asing, termasuk perubahan harga emas. Pengelolaan risiko nilai tukar mata uang asing,
perusahaan mengkonversikan utang mata uang asing ke dalam rupiah. Perusahaan memiliki
kewenangan untuk eksposur mata uang asing yang disebabkan oleh biaya operasional
perusahaannya. Risiko suku bunga dapat terjadi apabila terjadi masalah dengan pinjaman
bank, dan pengaruh eksposur perusahaan.

3.3 Risiko komoditas, yaitu jenis risiko pasar yang disebabkan oleh perubahan nilai
komoditas. Hal yang paling berpengaruh terhadap risiko komoditas yaitu pergerakan harga
minyak dunia. Pembelian harga bahan baku berpengaruh terhadap saldo utang, tidak ada
mekanisme khusus untuk memperkecil risiko komoditas ini.

3.4 Risiko Ekuitas, yaitu jenis risiko pasar yang disebabkan oleh perubahan nilai
ekuitas, yang mencakup seluruh posisi ekuitas pada kategori AFS (available for sale). Risiko
ekuitas terjadi karena penjualan berlebih yang dilakukan oleh investor di pasar saham.

Konsep perbankan syariah memiliki perbadaan, yang tidak mengenal risiko suku bunga
dalam risiko pasar. Risiko pasar yang dialami oleh perbankan syariah banyaknya dalam
pengelolaan perubahan nilai tukar. Risiko pasar bisa terjadi apabila perbankan tersebut tidak
mengambil posisi terbuka. Solusinya, harus membatasi nilai tukar valuta asing, sehingga
mampu membuat posisi kecil. Hal lain yang menyebabkan risiko pasar di perbankan syariah
yaitu perubahan surat berharga syariah, yang disebabkan oleh berubahnya harga instrumen
keuangan. Istilah untuk menggambarkan kondisi tersebut yaitu risiko benchmark rate.

Risiko pasar yang dihadapi oleh perbankan syariah, di antaranya:

Terjadinya peningkatan harga ketika dilaksanakan akad murabahah. Akad Murabahah


merupakan perjanjian perpindahan kepemilikan barang. Perolehan keuntungan (margin)
langsung disebutkan ketika proses transaksi dilakukan. Pihak perbankan dan nasabah
menyetujui hal tersebut pada saat pertama dengan akad. Hal yang menyebabkan risiko pasar,
karena perubahan harga yang tidak bisa diprediksi, dan bisa mengakibatkan kerugian bagi
perbankan.
Adanya jarak antara kesepakatan dan penyerahan aset bisa menimbulkan kerugian
karena perubahan harga sehingga menyebabkan risiko pasar.
Transaksi dengan menggunakan teknik ijarah mengakibatkan nilai aset berkurang pada
periode akhir masa penyewaan.

Anda mungkin juga menyukai