Oleh :
PENDAHULUAN
Dalam dunia yang semakin berkembang ini, sudah pastinya kita sudah sering kali mendengar kata
resiko dalam kehidupan sehari-hari kita. Resiko merupakan bagian dari kehidupan kerja individual
maupun organisasi. Berbagai macam resiko, seperti resiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain di
jalan, resiko terkena banjir di musim hujan dan sebagainya, dapat menyebabkan kita menanggung
kerugian jika resiko - resiko tersebut tidak kita antisipasi dari awal. Resiko dikaitkan dengan
kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi. Sebagaimana kita pahami dan sepakati bersama bahwa tujuan perusahaan adalah
Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi karena kurang atau tidak tersedianya cukup
informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat
yang menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan istilah risiko (risk). Dalam beberapa tahun
terakhir, manajemen resiko menjadi trend utama baik dalam perbincangan, praktik, maupun pelatihan
kerja. Hal ini secara konkret menunjukkan pentingnya manajemen resiko dalam bisnis pada masa
kini.
Oleh sebab itu resiko sangat perlu diolah karena resiko mengandung biaya yang tidak sedikit.
Bayangkan suatu kejadian di mana suatu perusahaan sepatu yang mengalami kebakaran. Kerugian
langsung dari peristiwa tersebut adalah kerugian finansial akibat asset yang terbakar (misalnya
gedung, material, sepatu setengah jadi, maupun sepatu yang siap untuk dijual). Namun juga dilihat
kerugian tidak langsungnya, seperti tidak bisa beroperasinya perusahaan selama beberapa bulan
sehingga menghentikan arus kas. Akibat lainnya adalah macetnya pembayaran hutang kepada
supplier dan kreditor karena terhentinya arus kas yang akhirnya akan menurunkan kredibilitas dan
resiko diharapkan dapat mengantisipasi terjadinya resiko yang sangat berlebihan yang dapat membuat
perusahaan gulung tikar, oleh sebab itu kita perlu melakukan ha-hal yang lebih terarah, salah satunya
dengan mengukur dimensi resiko yang akan terjadi pada diri sendiri pada khususnya dan pada
TINJAUAN TEORITIS
PENANGGULANGAN RISIKO
Pada pokoknya manajer melakukan penanggulangan risiko yang terjadi di perusahaannya dengan dua
pendekatan yaitu Penanganan Risiko (risk control) dan Pembiayaan Risiko (risk financing).
Penanganan Risiko (risk control) adalah suatu tindakan untuk menyelamatkan perusahaan dari
kerugian. Ada beberapa hal yang dilakukan dalam penanganan risiko yaitu:
1. Menghindarinya
2. Mengendalikan
3. Memisahkan
5. Memindahkan
MENGHINDARI
Salah satu cara mengendalikan suatu risiko murni adalah menghindari harta, orang, atau
1. Menolak memiliki, menerima atau melaksanakan kegiatan itu walaupun hanya untuk
sementara.
Karakteristik Dasarnya
1. Boleh jadi tidak ada kemungkinan menghindari risiko, makin luas risiko yang
menghindari semua risiko tanggung jawab, maka semua kegiatan perlu dihentikan.
2. Faedah atau laba potensial yang bakal diterima dari sebab pemilikan suatu harta,
memperkerjakan pegawai tertentu, atau bertanggung jawab atas suatu kegiatan, akan
3. Makin sempit risiko yang dihadapi, maka akan semakin besar kemungkinan akan
tercipta risiko yang baru, misalnya menghindari risiko pengangkutan dengan kapal
dan menukarnya dengan pengankutan darat, akan timbul risiko yang berhubungan
penetapan semua harta, personil, atau kegiatan yang menghadapi risiko yang ingin
risiko seharusnya menganjurkan policy dan prosedur tertentu yang harus diikuti oleh
semua bagian perusahaan dan pegawai. Penghindaran risiko dikatakan berhasil jika
tidak ada terjadi kerugian yang disebabkan risiko yang ingin dhindarkan itu.
ternyata larangan larangan yang telah diinstruksikan itu ternyata dilanggar walau
Kedua tindakan itu dapat dicapai dengan berbagai cara, antara lain:
Klasifikasi ini telah dipergunakan juga sebagai kriteria untuk membedakan antara
pembuangan limbah yang tidak memenuhi ketentuan, konstruksi bangunan dan bahan
faktor manusia, seperti kelengahan, suka menghadang bahaya, sengaja tidak memakai
Tindakan pengendalian risiko dapat pula diklasifikasikan menurut lokasi daripada kondisi
dan keparahan kerugian dari kecelakaan lalu-lintas tergantung atas kondisi-kondisi dalam:
b. Kendaraan
2.Hazard yang menyebabkan sutau kerugian atau yang mungkin menyebabkannya di masa
mendatang.
Agar langkah tersebut dapat berhasil dengan baik, maka diperlukan adanya:
Untuk bisa mendapatkan informasi yang memadai atas kerugian, maka Manajer Risiko perlu
membangun suatu:
Analisis Kerugian
• Supervisor Lini :
Pemberi informasi yang utama adalah para supervisor lini yang bertanggung jawab terhadap
operasi dimana peril itu terjadi. Karena merekalah yang dapat menyediakan informasi rinci
mengenai peril yang telah terjadi dan dengan mengisi formulir pelaporan dengan sempurna
mereka akan lebih waspada terhadap apa yang menyebabkan terjadinya peril dan tentang
Informasi dari laporan supervisor lini mempunyai berbagai manfaat, antara lain:
2) Mengevaluasi operasi perusahaan, sehingga dapat menetapkan operasi mana yang perlu
dibetulkan.
4) Menyediakan informasi yang dapat dipergunakan untuk memotivasi manajer dan karyawan
• Data Statistik :
hari-jam terjadinya peril, karyawan/supervisor yang tersangkut, hazard atau peristiwa yang
karakteristik tersebut, terutama untuk selama periode yang paling akhir dan juga dapat
Analisis Hazard
Analisias hazard harus tidak dibatasi hanya pada hazard yang telah mengakibatkan terjadinya
peril diperusahaan saja. Perlu pula menyelidiki hazard yang mungkin akan muncul, hazard
dari pengalaman perusahaan lain atau pengalaman dari perusahaan asuransi. Alat-alat yang
1.Checklist
Dalam uapaya pencegahan terhadap segala risiko harus selalu ditinjau pula dari sudut
manfaat dan biayanya, artinya upaya yang digunakan harus economical feasible. Oleh
Kerugian yang timbul karena peril sering diperhitungkan/ dialokasikan lebih rendah
dari jumlah yang mungkin terjadi. Hal ini terjadi karena adanya kerugian-kerugian lain yang
tersembunyi, yang tidak terlihat secara langsung pada saat terjadinya peril( umumnya
a) Kerugian karena hilangnya waktu kerja dari karyawan yang cedera karena terjadinya
peril
b) Kerugian karena hilangnya waktu kerja bagi karyawan lain, yang menolong karyawan
c) Kerugian dari waktu yang terpakai supervisor untuk menyiapkan laporan peril dan
diakibatkan oleh peril. Contoh, mesin rusak, karena gardu listrik terkena peril
e) Kerugian berkenaan dengan pembayaran penuh upah/gaji karyawan yang telah pulih
Biaya pengadaan, pemasangan, dan perawatan peralatan pengendalian risiko dapat dibagi dalam tiga
kategori :
a) Pengeluaran modal/ investasi dan depresiasi untuk alat pencegah peril, seperti masker,
b) Biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk regu pemadam kebakaran, konsultan, dan
sebagainya
c) Biaya untuk menjalankan program pencegahan, seperti upah karyawan pelaksana pencegahan,
Besarnya kemungkinan kerugian dan biaya pengendalian itu yang biasanya digunakan untuk
membandingkan manfaat dari pengendalian risiko dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk
1. Karena manfaatnya biasanya tidak pasti, maka manfaat tersebut harus dikalikan dengan
2. Baik manfaat maupun biaya dapat disebarkan pada biaya untuk beberapa tahun, maka dalam
Usaha pengendalian risiko apakah bermanfaat atau tidak dapat dievaluasi dengan menetapkan:
1. Apakah kerugian akibat terjadinya peril dapat dikurangi dengan adanya upaya pengendalian
2. Apakah kebijakan keselamatan (safety policy dan prosedur yang dianjurkan oleh Manajer
Risiko dijalankan
3. Mengukur peubahan-perubahan dalam kerugian dan biaya untuk pencegahan, misalnya premi
asuransi, biaya-biaya karena peril, frekuensi peril, keparahan kerugian, yang harus dianalisis
PEMISAHAN
Yang dimaksud dengan pemisahan disini ialah menyebabkan harta yang menghadapi
risiko yang sama, menggantikan penempatan dalam satu lokasi. Misalnya jika banyak
beberapa pool yang berlainan, menempatkan barang persediaan tidak dalam satu gudang saja,
tapi dipisahkan dalam dua atau lebih. Maksud pemisahan ini adalah mengurangi jumlah
kerugian untuk satu peristiwa. Dengan menambah banyaknya independent exposure unit
Kombinasi atau pooling menambah banyaknya exposure unit dalam batas kendali
perusahaan yang bersangkutan, dengan tujuan agar kerugian yang akan dialami lebih dapat
diramalkan, sehingga risiko dikurangi. Salah satu cara perusahaan mengkombinasikan risiko
jumlah truknya ; satu perusahaan merger dengan perusahaan lain ; perusahaan asuransi
mengkombinasikan risiko murni dengan jalan menanggung risiko sejumlah besar orang atau
perusahaan.
PEMINDAHAN RISIKO
1. Harta milik atau kegiatan yang menghadapi risiko dapat dipindahkan kepada pihak lain,
baik dinyatakan dengan tegas, maupun berikut dengan transaksi atau kontrak.
Contoh:
Perusahaan yang menjual salah satu gedungnya, dengan sendirinya telah memindahkan
risiko yang berhubungan dengan pemilikan gedung itu kepada pemilik baru. Ada
tujuan untuk memindahkan segala risiko yang berhubungan dengan pekerjaan itu.
Contoh:
Dalam perjanjian sewa menyewa rumah, biasanya pemilik rumah memindahkan risiko
3. Suatu risk financing transfer menciptakan suatu loss exposure untuk transferee.
Pembatalan perjanjian itu oleh transferee dapat dipandang sebagai cara ketiga dalam risk
control transfer. Dengan pembatalan itu, transferee tidak bertanggung jawab secara
PEMBIAYAAN RISIKO
Penaggulangan risiko dapat pula dilakukan dengan menyediakan/ mengeluarkan dana yang
berhubungan dengan cara-cara pengadaan dana untuk menaggulangi kerugian. Cara-cara yang dapat
digunakan yaitu:
Pemindahan risiko melalui risk financing berarti transferoro/penaggung harus mencari dana eksternal
untuk membayar kerugian yang diderita oleh tertanggung, yang benar-benar terjadi, karena oleh peril
2. Transfer risiko kepada perusahaan yang bukan perusahaan asuransi (noninsurance transfer).
Insurance Transfer
adalah salah satu cara dalam menghadapi risiko, dengan mentransfer risiko ke perusahaan asuransi,
dengan membayar premi yang jauh lebih kecil atau minim bila dibandingkan dengan resiko kerugian
financial bila terjadi musibah. Asuransi adalah satu pilar utama dalam merencanakan keuangan masa
depan. Terdapat tiga aliran pemikiran mengenai asuransi. Aliran pertama memandang asuransi
merupakan hubungan tetanggung dengan penanggung sebagai alat pemindah risiko. Aliran kedua
mengabaikan hubungan ini dan memandang asuransi sebagai teknik atau mekanisme penaggungan.
Asuransi meratakan beban kerugian dengan memakai dana-dana yang disumbangkan oleh para
anggota kelompok untuk pembayarannya. Jadi, asuransi dapat dikatakan alat pemerataan kerugian.
Untuk mengurangi beban ekonomi para anggota kelompok, penaggung juga ikut serta dalam kegiatan
pencegahan kerugian. Akan tetapi tujuan pokok asuransi bukanlah pemerataan atau pencegahan
kontrak bisnis biasa dan melalui kontrak khusus untuk pemindahan resiko. Isi kontrak berkenaan
dengan pemindahan tanggungjawab keuangan atas harta, kerugian atas net income, kerugian personil
Pemindahan ini dapat dibedakan berdasarkan tanggungjawab yang dipindahkan. Pada keadaan yang
ekstrim, transfer hanya memindahkan tanggung jawab keuangan saja untuk tindakan yang tidak
disengaja oleh pihak transfree. Pada keadaan ekstrim yang lain pihak tramsfree akan menerima ganti
rugi berkenaan dengan yang disebutkan dalam kontrak, tidak memperhatikan apa penyebab kerugian
itu sendiri. Non-insurance mempunyai beberapa keterbatasan yang harus diperhatikan oleh manjer
1. Kontrak itu tidak mungkin hanya memindahkan sebagian resiko daripada resiko yang
menurut pendapat manajer telah dipindahtangankan kepada pihak lain. Oleh karena itu
2. Bahasa yang tertulis didalamnya adalah bahasa hukum yang sangat sukar dipahami oleh
orang yang tidak ahli hukum sehingga menyebabkan salah tafsir atau salah mengerti.
3. Surat kontrak dapat dibatalkan oleh pengadilan, jika isi kontrak bertentangan dengan undang-
undang peraturan pemerintah, kebijaksanaan pemerintah atau tidak wajar bagi transfree.
1. Melaui leasing, lessor dapat memindahkan kepada penyewa tanggung jawab keuangan
untuk kerusakan harta atau kecelakaan badan bagi pihak ketiga. Sebelum ditandatangaini,
2. Melalui perjanjian leasing, lesse juga dapat menggeser kerugian potensialnya kepada lessor,
3. Pemindahan resiko juga terjadi pada kontrak pembangunan suatu bangunan, dimana dalam
Meretensi artinya perusahaan menangung sendiri risiko finansial dari suatu peril dan ini
adalah bentuk penanggulangan risiko yang paling banyak/umum. Sumber dananya diusahakan sendiri
oleh perusahaan yang bersangkutan. Penaggulangan semacam ini dapat bersifat pasif atau tidak
direncanakan (unplanned terention) dapat pula bersifat sktif atau rirencanakan ( unplanned retention)
Retensi bersifat aktif bila Manajer Risiko telah mempertimbangkan metode-metode lain untuk
menangani risiko dan kemudian memutuskan secara sadar untuk tidak memindahkan kerugian
potensial tersebut, sehingga bila terjadi peril kerugiannya akan diperhitungkan sebagai biaya tidak
terduga.
Suatu perusahaan yang menanggung sendiri resiko, dapat digolongkan kedalam salah satu kategori
sebagai berikut:
Keharusan (default) menaggung sendiri resiko disebabkan perusahaan tidak mungkin memindahkan
suatu resiko. Misalnya, resiko tanggung jawab untuk tindakan kriminal, atau keusangan harta. Belum
ada perusahaan asuransi yang bersedia untuk menangani kedua resiko tersebut.
b) Berdasarkan pertimbangan biaya, dimana memindahkan risiko biayanya lebih mahal (loss
c) Kerugian harapan
Jika perusahaan percaya bahwa kerugian harapan yang dihitungnya lebih rendah dari perkiraan pihak
asuransi, maka perusahaan dalam jangka panjang dapat menghemat pengeluaran sebesar selisih kedua
perhitungan itu. Bahkan, jika kerugian harapan sama dengan perhitungan pihak asuransi, maka pilihan
d) Opportunity cost
Opportunity cost menyangkut timing pembayaran premi dibandingkan dengan pengeluaran untuk
kerugian. Disini juga Manajer risiko berpendapat bahwa penggunaan dana untuk kepentingan
e) Kualitas pertanggungan
kualitas pelayanan dari penanggung dianggap kurang memuaskan, dibandinngkan dengan bila risiko
Hal-hal yang mendorong Manajer risiko menggunakan retensi dalam Penanggulangan risiko antara
lain:
1. Jika biayanya lebih rendah dibandingkan dengan yang akan dibebankan oleh perusahaan
asuransi
2. Jika expected lossnya lebih rendah daripada yang diperkirakan perusahaan asuransi
3. Jika unit yang menghadapi risiko yang sama banyak jumlah, sehingga risikonya lehih rendah
4. Tujuan manajemen risiko menrima varisasi yang besar dalam kerugiaan tahunan
5. Jika pepmbiayaan untuk memindahkan kerugiann membengkak selama jangka waktu yang
6. Adanya peluang yang kuat untuk melalukan investasi, singga memperbesar oppurtunity cost
Kelemahan tindakan retention ada kemungkinan bahwa :
Ada beberapa hal yang menyebabkan penggunaan retensi kurang menarik untuk menangani risiko,
antara lain:
1. Biaya yang lebih besar daripada biaya yang dibebankan pihak asuransi
2. Kerugian harapan lebih besar dari pada kerugian yang diperkirakan perusahan asuransi
3. Ekspor unit sedikit, kemungkinan resiko tinggi dan perusahaan sukar untuk meramalkan
5. Tujuan manajemen resiko yang ditekankan kepada ketenangan pikiran dan variasi laba
6. Pembayaran kerugian dan expense membengkak selama jangka waktu yang pendek
Penyediaan dana untuk program retention dapat dilakukan dengan salah satu cara dari cara-
cara berikut :
Resiko yang ditanggung perusahaan pada suatu waktu dapat menimbulkan kerugian. Dengan
cara seperti ini, maka kerugian perusahaan akan ditutup dengan dana yang kebetulan tersedia
atau dibebankan pada pendapatan ditahun yang bersangkutan. Pendekatan semacam ini
mengandung bahaya jika kerugian sedemikian besar, sehingga tidak dapat ditutup oleh laba
pada tahun yang bersangkutan. Dalam keadaan seperti ini, perusahaan terpaksa mencari dana
yang mungkin diperoleh dengan biaya mahal atau dengan menjual murah aset perusahaan
tahun dikredit dengan laba yang disisihkan. Banyaknya dana yang disisihkan itu adalah
sejumlah kerugian yang diperkirakan pertahun. Ada perusahaan yang membentuk cadangan
umum saja, ada pula yang membentuk cadangan khusus. Misalnya, cadangan piutang tak
tertagih, cadangan biaya pengobatan, cadangan biaya kecelakaan kerja dan sebagainya.
Cadangan adalah pemindah bukuan secara accounting yang setiap hari belum tentu
tersedia uang tunai sebanyak yang tercatat dalam rekening cadangan yang
Berkaitan dengan pajak, belum tentu cara seperti ini diizinkan oleh pemerintah,
c) Self insurance
Untuk mengatasi kelemahan pengelolaan dana seperti yang disebutkan diatas, perusahaan
yang memisahkan pengelolaan dana cadangan itu dari pengelolaan dana perusahaan. Self-insurance
adalah bagian dalam organisasi suatu perusahaan yang berwenang mengelola dana yang dicadangkan.
Self insurance dapat menginvestasikan dana cadangan perusahaan dalam kegiatan yang produktif,
selama dana tersebut belum terpakai dengan catatan dana tersebut dapat ditarik sewaktu-waktu jika
d) Captive insurer
Ada perusahaan yang mengorganisasikan sebuah perusahaan asuransi yang sebagian besar
nasabahnya adalah orang perusahaan itu sendiri. Asuransi seperti itu disebut captive insurer.
Keuntungan yang mendorong perusahaan mendirikan captive insurer karena captive insurer dapat
membeli perlindungan dari perusahaan re-asuransi yang lebih flexible dan tidak begitu banyak
pembatasan, sedangkan self insurer tidak dapat memperoleh perlindungan dari re-asuransi. Oleh
karena itu, perusahaan melalui captive insurer-nya dapat membeli perlindungan untuk resiko yang
luar biasa atau untuk resiko yang tidak sanggup ditanggung oleh perusahaan asuransi biasa.
PENANGANAN RISIKO
Dalam menangani risiko, ada perbedaan penanganan antar kejadian. Itu sebabnya perlu untuk
diketahui mana kejadian yang sangat berisiko dan mana kejadian yang tidak terlalu berisiko.
Kejadian mana yang lebih berisiko tergantung pada dua hal yaitu:
Semakin besar kemungkinan terjadinya suatu kejadian, maka kejadian tersebut semakin
berisiko. Demikian halnya dengan akibat yang ditimbulkan, semakin besar akibat kerugian
Dengan menghubungkan kemungkinan dan akibat dapat diketuhui status dari risiko. Status
risiko menunjukkan kejadian-kejadian yang berisiko, status yang besar menunjuklkan risiko
Contoh Soal :
sedangkan akibat yang ditimbulkan sekiranya terbajar adalah Rp. 150.000.000. Selain itu ada
kemungkinan produk yang dihasilkan di luar standard kualitas sebesar 12% dengan perkiraan
kerugian sebesar Rp. 50.000.000 karena ditolak pelanggan. Manakah yang lebih berisiko?
Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa produksi barang dengan kualitas
rendah lebih berisiko daripada kebakaran. Perlu diingat nilai 4.500.000 dan 6.000.000 bukan
posisinya dalam peta risiko. Peta risiko adalah suatu grafik yang menggambarkan kedudukan
risiko di antasa dua sumbu dimana sumbu vertikal menggambarkan kemungkinan dan sumbu
Kemungkinan (%)
Sangat tinggi
Tinggi
Medium
Rendah
0 Akibat (Rp)
Rendah Medium Tinggi Sangat tinggi
akibatnya Rp 150 juta; dan produksi dengan kualitas rendah dimana kemungkinannya 12%
B (kualitas rendah)
10%
A (kebakaran)
0
Rp 100 jt Akibat (Rp)
BAB 19 – MENCEGAH TIMBULNYA RISIKO
Berikut beberapa macam strategi yang dapat dilakukan dalam menangani risiko:
1. Menghindar
a. Risiko yang dihadapi terlalu besar yaitu kemungkinan terjadinya besar dan
b. Risiko yang dihadapi tidak dapat dikendalikan oleh manajemen dan tidak
a. Menghindar dari suatu risiko namun menghadapi risiko yang lain yang
Jika sangat sulit atau tidak mungkin untuk menghindari risiko maka risiko tersebut
terpaksa harus dihadapi dan diterima. Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan
yaitu:
probabilitas terjadinya suatu kejadian yang merugikan (risiko) itu dapat dibuat
sekecil-kecilnya. Untuk menghilangkan sama sekali risiko itu tidak mungkin dan yang
mungkin dilakukan adalah membuat kemungkinan terjadnya risiko itu sekecil-
kecilnya.
X Y
X Y
Strategi Keterangan
Menghindar Tidak mengambil risiko
Mencegah Mencegah timbulnya risiko untuk meminimalkan
kemungkinan terjadinya
Mengurangi kerugian Mengurangi kerugian akibat risiko untuk
meminimalkan akibatnya
Mengalihkan Mengalihkan risiko ke pihak lain
Mendanai Mendanai risiko sekiranya terjadi
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya risiko dengan
2. Memperbaiki fasilitas,
Strategi Contoh
Memperbaiki sistem dan prosedur Sistem pengeluaran uang, sistem penerimaan
barang
Memperbaiki fasilitas Memasang smoke detector
Memperbaiki sumber daya manusia Pelatihan, magang, coaching
Membuat/memperbaiki aturan-aturan dan Kebijakan insentif, kebijakan promosi, dll
kebijakan
BAB 21 - MENGURANGI KERUGIAN AKIBAT RESIKO
Dalam hal untuk mengurangi kemungkinan terjadinya resiko, dapat dilakukan strategi pencegahan
resiko. Selain mengurangi kemungkinan terjadinya resiko, yang dapat dilakukan lagi adalah
mengurangi akibat dari resiko. Strategi yang dilakukan untuk mengurangi akibat dari resiko ini
dikenal dengan “Strategi Pengurangan Kerugian”. Apabila suatu kejadian yang merugikan telah
terjadi, diusahakan agar kerugian yang diderita akibat kejadian tersebut sekecil-kecilnya.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi kerugian akibat suatu kejadian yang
sekiranya kejadian tersebut terjadi. Strategi pengurangan kerugian ini dapat dilakukan dengan cara-
cara berikut :
1. Menyebar
Menyebar adalah suatu cara atau teknik menempatkan sumber daya yang dimiliki perusahaan
pada beberapa tempat. Tujuannya ialah mengurangi kerugian yang timbul sekiranya suatu
kejadian yang merugikan terjadi disuatu tempat. Strategi pengurangan kerugian dengan cara
a. Diversifikasi
Contohnya ialah :
Diversifikasi produk
produk atau jasa yang dihasilkan tidak laku, produk atau jasa lainnya
Diversifikasi Geografis
Yaitu perushaan memasuki lokasi baru dengan cara membuka pabrik atau
kantor penjualan. Hal ini dilakukan karena tidak diketahui pasti tempat mana
Yaitu menyebarkan investasi pada beberapa bentuk investasi atau dalam berbagai
macam surat berharga. Tujuannya ialah mengurangi resiko kerugian sekiranya salah
c. Back Up
2. Bergabung
Bergabung adalah strategi yang dilakukan untuk megurangi kerugian dengan cara
menyatukan beberapa sumber daya. Bergabung dilakukan pada umumnya untuk menghadapi
resiko kegagalan. Beberapa perusahaan melakukan merger, joint venture, alliance, atau cartel
Apabila suatu kejadian yang merugikan perusahaan telah terjadi, makan salah satu startegi
yang dapat dilakukan untuk mengurangi kerugian ialah memperbaiki fasilitas fisik.
Contohnya iala untuk mengurangi kerugian akibat kebakaran, perusahaan menyediakan alat-
alat pemdam kebakaran sehingga jika terjadi kebakaran, api dapat segera dipadamkan dan
Merupakan proses persiapan individu individu untuk memikul tangggung jawab yang di
dalam organisasi yang umumnya berkaitan dengan peningkatan kemampuan intelektual atau
emosional yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan yang lebih baik. Salah satu cara
Dalam menangani resiko baik dengan membuat pencegahan atau pengurangan kerugian, selalu akan
ada biaya. Memperbaiaki sistem dan prosedur, memperbaiki fasilitas, mengembangkan sumber daya
manusia itu membutuhkan biaya yang kadang-kadang tidak sedikit. Pencegahan resiko dan
pengurangan kerugian akibat resiko hanya efektif digunakan apabila biaya yang dikeluarkan lebih
Semakin besar usaha yang dilakukan manajemen untk mengelola resiko, akan semakin besar pula
biaya yang dikeluarakan untuk mengelola resiko tersebut, namun akan semakin kecil kerugian yang
ditimbulkan. Usaha-usaha pencegahan dan usaha-usaha pengurangan rsiko hanya dilakukan selama
biaya pengelolaan resiko lebih kecil dari kerugian resiko. Pada saat biaya pengelolaan resiko lebih
Strategi pencegahan atau pengurangan resiko juga perlu mempertimbangkan apakah kejadian yang
akan terjadi tersebut dapat dikendalikan (controllable) atau tidak dapat dikendalikan
(uncontrolloable). Kejadian yang dapat dikendalikan adalah kejadian-kejadian yang bisa dicegah dan
bisa dikurangi kerugiannya. Jika tidak dapat dicegah dan tidak dapat dikurangi kerugiannya, kejadian-
kejadian tersebut dikatakan tidak dapat dikendalikan. Pada umumnya kejadian-kejadian yang
disebabkan oleh faktor alam tidak dapat dikendalikan. Sedangkan kejadian-kejadian yang disebabkan
Risiko-risiko yang berada pada setiap kwadran dari peta risiko pada umumnya dapat
Hanya risiko-risiko yang dapat dikendalikan saja yang bisa ditangani dengan cara-
cara pencegahan atau pengurangan kerugian. Sedangkan risiko-risiko yang tidak dapat
dikendalikan dialihkan ke pihak lain. Namun, walaupun risiko-risiko yang dapat dikendalikan
telah ditangani dengan cara-cara pencegahan atau pengurangan kerugian, selama masih
memungkinkan terjadinya kejadian yang merugikan dan akibat yang ditimbulkan masih
besar, sebaiknya risiko-risiko tersebut dialihkan pula ke pihak lain. Hal ini dilakukan selama
manfaat yang diterima lebih besar dari biaya yang dikeluarkan, atau selama kerugian risiko
Jika ternyata risiko tidak dapat dialihkan ke pihak lain dan perusahaan tidak sanggup
menanggung kerugian yang diakibatkan oleh risiko tersebut maka cara yang terbaik adalah
menghindar. Jangan menghadapi risiko yang tidak dapat dikendalikan dan status risikonya
besar. Kalau terpaksa harus dihadapi maka itu akan menjadi tanggung jawab perusahaan
(dalam hal ini pemilik perusahaan) dan itu dianggap sebagai risiko bisnis.
Risiko-risiko dapat dialihkan ke pihak lain sehingga pihak lain yang menanggung
akibatnya. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengalihkan risiko ke pihak lain
diantaranya:
- Asuransi
- Hedging
- Leasing
- Factoring, dan
- Outsourcing
yang dimiliki, sekiranya terjadi kejadian yang merugikan pada SDM tersebut, pihak pemberi
asuransi yang akan menanggung kerugiannya. Besarnya tanggungan kerugian dan besarnya
premi yang dibayarkan tergantung kesepakatan antara perusahaan dan pihak asuransi.
Asuransi memperoleh dana dari para pemegang polis (pelanggannya) yang dikumpulkan dan
- memperoleh laba
Risiko yang dialihkan ke asuransi kemudian dapat diminmalkan oleh pihak asuransi
risikodan dari berbagai tempat. Dengan diversifikasi ini membuat pihak asuransi “tidak
menaruh semua telur didalam satu keranjang” sehingga risiko yang ditanggung pihak
bersepakat untuk mengumpulkan dana (dalam bentuk premi) yang dapat digunakan untuk
menanggung kerugian dalam jumlah besar yang bisa saja dialami oleh salah satu atau
Sebenarnya penangan risiko melalui Hedging ini khusus diperuntukkan bagi risiko-
risiko keuangan yaitu risiko-risiko yang disebabkan oleh perubahan harga, perubahan nilai
tukar, dan perubahan tingkat bunga. Walaupun demikian, ada baiknya mengetahui konsep
tentang hedging yang dalam prosesnya bisa saja menimbulkan risiko operasional. Misalnya
dalam proses hedging melibatkan manusia dan teknologi sehingga kejadian-kejadian yang
merugikan yang bisa ditimbulkan oleh manusia dan teknologi dalam proses hedging itu
Hedging adalah suatu proses membeli dan menjual barang dagangan di dua pasar
yang berbeda. Kerugian yang diderita di pasar yang satu dapat ditutupi oleh keuntungan yang
diperoleh di pasar yang lainnya. Misalnya seseorang yang bertaruh dengan menjagokan club
sepakbola A. Dia bisa menderita kerugian sekiranya club A kalah. Agar dia tidak rugi, yang
dapat dia lakukan adalah dengan mengadakan dua transaksi. Pertama, bertaruh dengan X
untuk menjagokan club A, dan kedua bertaruh dengan Y untuk menjagokan club B. jadi club
mana saja yang menang atau kalah, dia tidak akan rugi. Kerugian yang diderita karena
kekalahan di club yang satu akan ditutupi oleh keuntungan yang diperoleh dari kemenangan
club yang lain. Itu berarti dia tidak akan memperoleh keuntungan juga. Transaksi hedging
Misalnya, seorang pedagang tahu memesan 10.000 potong tahu ke pabrik tahu untuk
diambil bulan depan dan 10.000 potong tahu lagi untuk diambil dua bulan kedepan dengan
harga yang sudah disepakati saat ini. Pabrik tahu harus membeli kacang kedelai sebagai
bahan baku utama tahu. Pabrik tahu tidak bisa membeli sekaligus kacang kedelai untuk dua
pesanan tersebut dengan alasan tidak memiliki gudang untuk menyimpan. Pabrik kedelai
akan membeli kebutuhan kedelai untuk 10.000 potong tahu pertama bulan depan dan yang
kedua dua bulan depan dimana dia langsung membuat tahu dan menyerahkannya kepada
pedangan yang memesan. Untuk membuat 10.000 potong tahu misalnya dibutuhkan 6000kg
kacang kedelai.
Dalam contoh ini, pabrik tahu menghadapi risiko perubahan harga. Bagaimana jika
bulan depan dan dua bulan depan harga kacang kedelai berubah? Jika harga kacang kedelai
lebih murah, pabrik tahu akan memperoleh keuntungan. Tapi jika harga kedelai lebih mahal?
Pabrik tahu ini bisa menghilangkan risiko perubahan harga dengan melakukan hedging. Dia
dapat melakukan transaksi di dua tempat yaitu di spot market dan di future market.
Pada umumnya, pasar yang orang banyak ketahui adalah spot market. Dimana
transaksi beli dan bayar dilakukan secara bersamaan. Future market adalah pasar dimana
harga ditentukan saat ini namun transaksi dilakukan di waktu yang akan datang. Membeli
tahu goreng adalah transaksi spot market, tetapi membeli tiket pesawat terbang yang
harganya ditentukan saat ini namun penerbangannya dilakukan di waktu yang akan datang
Hedging untuk pabrik tahu diatas dapat dilakukan dengan cara mengadakan transaksi di
- pabrik tahu meminta broker untuk membeli 12.000 kg kacang kedelai dua bulan di
- pabrik tahu akan memberikan 1% komisi kepada broker. Selain itu, pabrik tahu harus
mendepositkan sejumlah uang kas kepada broker yang dikenal dengan sitilah margin.
- Bulan depan, pada saat pabrik tahu membutuhkan 6000 kg kacang kedelai, dia akan
membeli di spot market. Dalam eaktu yang bersamaan, dia meminta broker untuk
menjual 6000 kg kacang kedelai di future market. Dalam hal ini pembelian kacang
kedelai di spot market di hedge dengan penjualan di future market pada waktu yang
bersamaan. Tidak peduli apakah harga kacang kedelai akan naik atau akan turun,
pabrik tahu tidak akan menderita kerugian sebab pada saat yang bersamaan terjadi
Asumsi yang digunakan disini adalah bahwa pergerakan harga di spot market sama
dengan di future market. Sebenarnya tidak ada kondisi hedging yang sempurna. Sebab
walaupun pergerakan harga di spot dan future market sama yaitu jika harga naik di spot
market harga juga akan naik di future market dan sebaliknya, namun tidak lazim bagi mereka
Jika transaksi jual-beli ini terjadi pada dua atau lebih negara berbeda yang menggunakan
mata uang yang berbeda, akan menghadapi bukan saja risiko perubahan harga barang
dagangan tetapi juga perubahan nilai tukar mata uang. Untuk itu, perlu juga dilakukan
Leasing adalah suatu cara dimana barang dapat digunakan dengan membayar sejumlah
uang setiap suatu periode tertentu tanpa memilikinya. Barang tetap menjadi milik pemberi
leasing (lessor). Jika terjadi sesuatu pada barang tersebut, itu adalah tanggung jawab lessor
dan bukan penerima leasing (lessee). Karena tanggung jawab kerusakan, kehilangan, dan
pemeliharaan pada umumnya ada pada lessor, maka risiko-risiko ini menjadi tanggung jawab
lessor. Dalam hal ini, lessee telah mengalihkan risiko kepada pihak lessor.
Selain leasing dapat digunakan sebagai salah satu cara mengalihkan risiko, leasing juga
- Tidak membutuhkan dana yang besar untuk memperoleh asset. Asset dapat digunakan
dengan cara menyewa atau lease. Dengan demikian, ada cukup dana yang dapat
- Oleh karena setiap periode tertentu lessee harus membayar sejumlah uang kepada
lessor (biaya sewa) maka lessee memperoleh manfaat berupa pengurangan beban
- Asset dapat juga diperoleh misalnya dengan cara meminjam uang di bank. Melalui
uang pinjaman tersebut kemudia di belikan asset. Dengan adanya leasing, perusahaan
tidak perlu meminjam uang di bank sehingga hutang perusahaan kepada bank tidak
ada. Sekiranya sewaktu-waktu ada hal yang mendesak dimana perusahaan harus
meminjam uang, bank dapat memberikan pinjaman karena belum mimiliki pinjaman.
- Pada barang-barang yang mudah usang, leasing memberikan manfaat yang signifikan.
Lessee atau penyewa tidak perlu memiliki barang tersebut, cukup disewa saja oleh
karena dalam waktu yang tidak lama barang tersebut sudah usang.
Ada beberapa bentuk leasing:
1. Direct leasing
3. Leverage leasing
Direct leasing adalah suatu cara dimana pemilik barang (lessor) menyewakan barangnya
Sale and Leaseback adalah suatu cara dimana pemilik barang menjual barang nya kepada
lessor yang kemudian menyewakan kembali barang tersebut kepada yang menjualnya dengan
Leverage leasing adalah suatu cara dimana lessor meminjam uang dari kreditur untuk
membeli barang yang akan di lease atau disewakan. Barang tersebut beserta pendapatan
dicuri telah dikurangi dengan cara memasang alarm atau memasang kunci pada stir masih
saja ada kemungkinan kecurian. Risiko pada situasi seperti inidapat diminimalkan dengan
cara mengalihkan risiko kepada pihak lain, misalnya dengan asuransi atau leasing. Hal ini
dilakukan selama manfaat yang diterima dari pengurangan risiko lebih besar dari biaya yang
Leasing akan menjadi alternatif yang lebih menarik lagi apabila memiliki Net
Advantage of Leasing (NAL). Dikatakan memiliki NAL apabila NAL > 0. Selama NAL lebih
besar dari nol, leasing menjadi alternatif yang lebih menarik dibandingkan membeli.
Rumus:
𝑛−1 𝑛 𝑛
𝐿𝑡 𝐿𝑡 (𝑇) 𝐷𝑡 (𝑇) 𝑅𝑛 (1 − 𝑇)
𝑁𝐴𝐿 = 𝐶 − (∑ − {∑ + ∑ } + )
(1 + 𝑘)𝑡 (1 + 𝑘)𝑡 (1 + 𝑘)𝑡 (1 + 𝑘)𝑛
𝑡=0 𝑡=1 𝑡−1
Dimana:
C = harga barang
𝑘 = biaya modal
𝑇 = tingkat pajak
𝑅 = nilai residual dari barang tersebut (harga jual barang setelah masa sewa).
Persamaan NAL diatas sebenarnya menunjukkan perbedaan biaya antara membeli dan
meyewa (lease). Selama biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang tersebut lebih besar
dari biaya yang dikeluarkan untuk menyewa (lease) maka lebih menguntungkan menyewa.
NAL = Harga barang – [(pembayaran sewa pertama, present value dari pembayaran
sewa kedua, ketiga, dst) – (present value dari penghematan pajak karena penyusutan
Dalam memutuskan apakah lebih menguntungkan membeli atau leasing, gunakan alur
sebagai berikut:
Jika akan membeli aktiva atau barang, pertama-tama yang perlu diketahui adalah apakah
barang tersebut memberikan nilai net present value (NPV) yang positif. NPV yang positif
adalah apabila present value (PV) dari pendapatan atau cash flow (CF), yang diperoleh
dengan menggunakan batang tersebut melebihi harga barangnya (C). dengan kata lain;
NPV = PV – C
Dimana:
𝑛
𝐶𝐹1
𝑃𝑉 = ∑
(1 + 𝑘)𝑡
𝑡=1
Jika NPV positif yaitu sama dengan atau lebih besar dari nol kemudian diperiksa apakah
NAL nya juga positif. Jika NAL positif dan NPV positif, maka lebih menguntungkan lease
daripada membeli. Namun, jika NPV positif tapi NAL negatif, maka lebih menguntungkan
membeli. Jika NPV negatif maka investasi ditolak, namun walaupun NPV Negatif selama
NAL ditambah NPV lebih besar atau sama dengan nol, investasi bisa diterima dengan cara
Hitung NPV
Ya Tidak
NPV ≥ 0 ?
Hitung NAL Hitung NAL
Lease Tolak
BAB 24 - MENGALIHKAN RISIKO MELALUI FACTORING DAN OUTSOURCING
1. Factoring
Cara pengalihan risiko, dimana sebuah perusahaan (A) yang memiliki piutang, lalu menjual
piutangnya kepada pihak lain/perusahaan B. Dengan mengalihkan piutang ke pihak lain (B),
a. Notifications Basis
piutangnya telah dialihkan kepada factor B (pembeli piutang). Dalam hal ini, pelanggan C
Contoh:
Kartu kredit merupakan factor-nya , mereka yang membeli piutang tersebut. Biasanya,
factor membebankan komisi 0,25%-1,5%. Namun, untuk kartu kredit komisi bisa
tersebut.
4. Jika usulan disetujui oleh pihak factor, factor akan memberikan uang tunai kepada
perusahaan.
Perusahaan (A) yang memiliki piutang tidak memberitahukan kepada pelanggan (C) yang
berhutang bahwa utangnya sudah dijual kepada factor (B). Dengan demikian, pelanggan
(C) tetap membayar utangnya kepada perusahaan (A) kemudian setelah menerima
2. Outsourcing
Memberikan pekerjaan untuk dilakukan oleh pihak lain dimana perusahaan (pemberi
outsourcing) membeli barang atau jasa yang dihasilkan. Manfaat yang diperoleh dengan
b. Hasil yang diterima bisa lebih baik karena dilakukan oleh orang atau perusahaan yang
barang tersebut.
Factoring atau outsourcing dilakukan apabila manfaat yang diterima lebih besar dari biaya
yang dikeluarkan, atau kerugian risiko lebih besar dari biaya pengelolaan risiko.
BAB 25 - MENDANAI RISIKO
mempersiapkan dana untuk berjaga-jaga jika terjadi kejadian yang merugikan sehingga perusahaan
memiliki dana untuk membiayai kerugian tersebut dengan demikian operasional perusahaan daoat
terus berjalan. Berikut ini alasan mengapa perusahaan harus menyediakan pembiayaan terhadap
risikonya:
Kemungkinan jika risiko sangat kecil maka konsekuensinya juga kecil maka penanganan
Perusahaan akan menderita kerugian jika berusaha untuk menangani risiko karena
kerugiannya lebih kecil dari biaya yang dikeluarkan untuk menangani risiko.
Contoh:
Risiko kehilangan alat tulis kantor (pulpen), apabila perusahaan membuat strategi penanganan
kehilangan alat tulis kantor yang canggih akan lebih mahal dari pada harga pulpen yang
hilang.
3. Biaya mengalihkan risiko ke pihak lain sudah lebih mahal daripada menanggung sendiri
risiko tersebut.
Contoh:
Asuransi kendaraan mobil tapi karena mobil tersebut jarang digunakan maka risiko kerusakan
mobil lebih kecil dibandingkan dengan membayar premi asuransi tiap bulannya.
Jika kemungkinan terjadinya sangat kecil dan akibat yang ditimbulkan juga sangat kecil. Pada
umumnya perusahaan mempunyai kas kecil yang dipergunakan untuk kejadian-kejadian yang
dan dananya diambil dari laba yang seharusnya diberikam kepada pemilik.
Dana cadangan untuk kejadian-kejadian merugikan (risiko) tertentu yang sudah diantisipasi
sebelumnya.
Misalnya, menyediakan dana cadangan untuk piutang tak tertagih, dana cadangan untuk
3. Melakukan self-insurance
Perusahaan membuat satu unit atau bagian khusus didalam organisasi yang menangani
asuransi. Jika terjadi kejadian-kejadian yang merugikan, unit ini yang akan menanggung
kerugian tersebut.
Untuk menjamin kelangsungan unit ini, perusahaan secara rutin menyetor sejumlah dana.
Dana ini yang kemudian diinvestasikan dan pendapatan yang diperoleh dari investasi tersebut
Kelemahan self-insurance :
a. Tidak dapat memperoleh manfaat dari diversifikasi risiko karena hanya satu
b. Jika terjadi kerugian, perusahaan tidak mempunyai sumber lain yang dapat menutupi
kerugian tersebut.
mendapatkan nasabah dari pihak lain selain perusahaan yang merupakan nasabah yang
terbesar. Dengan cara ini, terjadi diversifikasi risiko dan perusahaan asuransi tersebut dapat
IMPLEMENTASI KASUS
Berikut identifikasi isu yang material pada perusahaan tersebut berdasarkan risiko perusahaan untuk
1. Stakeholder primer merupakan pihak yang tidak ikut berpartisipasi secara berkelanjutan,
b. Pemasok
c. Pemegang saham
d. Kreditor
e. Karyawan perusahaan
perusahaan, tetapi mereka tidak terlibat dalam transaksi dengan perusahaan dan tidak begitu
a. Pemerintah
b. Media massa
Biasanya dalam sebuah iklan ada yang banyak menggunakan kartun atau musik. Bobot iklannya tidak
terpusat pada sebuah penjelasan mengenai produk tersebut. Tapi iklan Oreo ini berbeda, bisa dilihat
perbedaannya pada iklan-iklan Oreo sebelumnya yang menceritakan aktifitas anak-anak dalam
menikmati Oreo, ada yang dijilat, kemudian dicelupkan kedalam susu, baru kemudian dimakan. Di
dalam iklan ini Oreo memilih Ferdi Hasan sebagai brand ambassador dalam iklannya. Ferdi Hasan
dapat mewakili kesan orangtua yang sayang keluarga terutama anak-anaknya, dan selama ini ia juga
diaggap sosok yang smart, friendly dan jauh dari gosip-gosip negatif yang banyak menimpa kalangan
artis.
Pada iklan Oreo versi terbarunya ini, jalan cerita iklan justru dititik beratkan pada penjelasan Ferdi
Hasan tentang bagaimana awalnya dia ragu, kemudian mendatangi pabrik pembuatan Oreo, sampai
kemudian yakin bahwa produk Oreo yang ada di Indonesia adalah produk yang di produksi di dalam
negeri, bukan dari Cina. Sepertinya Oreo ingin menggiring persepsi masyarakat bahwa Oreo yang ada
di Indonesia, bukan berasal dari Cina, tapi diproduksi dari dalam negeri, tidak mengandung melamin,
dan aman untuk dikonsumsi. Cukup menarik karena terlihat sekali Oreo berusaha keras
Dalam marketing komunikasi itu ada beberapa pertimbangan yang digunakan untuk melakukan
sebuah komunikasi pemasaran, dan menurut pendapat saya beberapa hal tersebut sudah dijalankan
Produk Oreo banyak dikonsumsi oleh anak-anak, namun kebanyakan yang menentukan pembelian
suatu produk yang baik untuk anak-anak adalah orang tua. Apalagi rata-rata anak-anak tidak paham
dengan kasus melamin yang terkandung dalam susu, sehingga untuk membersihkan image produknya
yang sempat tercemar, harus menggiring persepsi orang tua bahwa produk Oreo yang ada di Indonesia
itu sehat.
Iklan Oreo yang menampilkan Ferdi Hasan ini, tujuannya sangat jelas ingin menyampaikan kepada
audiens terutama orang tua, bahwa Oreo tetap aman untuk dikonsumsi dan tidak perlu khawatir,
karena Ferdi Hasan sendiri ikut memeriksa pabrik pembuatan Oreo dan memastikan kebersihan
3. Merancang pesan
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa iklan Oreo dulunya sangat kental dengan nuansa
yang menggambarkan cara enak makan Oreo. Tapi pada iklan kali ini, cara enak tersebut diletakkan di
bagian akhir iklan. Isi iklan dari awal lebih dititikberatkan pada pesan bahwa Oreo yang ada di
Indonesia itu tetap aman untuk dikonsumsi. Iklan ini memang tidak ditujukan untuk anak-anak yang
belum mengerti, karena audiens sasaran dari iklan Oreo versi ini adalah orang tua.
DAFTAR REFERENSI
Djojosoedarso, Soeisno. 2003. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi. Jakarta: Salemba
Empat.
http://liescholisoh.blogspot.co.id/2013/11/pembelanjaan-resiko.html