Anda di halaman 1dari 4

Ella Silvana Ginting, SE, M.Si ellaginting86@gmail.

com Prodi Manajemen STIE Mikroskil

PENGUKURAN RISIKO
Pengukuran resiko adalah usaha untuk mengetahui besar atau kecilnya resiko yang akan terjadi.
Hal ini dilakukan untuk melihat tinggi rendahnya resiko yang dihadapi perusahaan, kemudian bisa
melihat dampak dari resiko terhadap kinerja perusahaan sekaligus bisa melakukan prioritisasi
resiko, resiko mana yang relevan.

MANFAAT PENGUKURAN RISIKO


1. Untuk menentukan kepentingan relatif dari suatu risiko yang dihadapi.
2. Untuk mendapatkan informasi yang sangat diperlukan oleh Manajer Risiko dalam upaya
menentukan cara dan kombinasi ara-cara yang paling dapat diterima/paling baik dalam
penggunaan sarana penanggulangan risiko.

DIMENSI YANG DIUKUR


 Frekuensi atau jumlah kejadian yang akan terjadi
Besarnya kemungkinan kejadian artinya berapa besar kemungkinan suatu peril (Suatu
peristiwa (event) yang kejadiannya menimbulkan LOSS atau penyebab langsung kerugian) yang
dapat menimbulkan risiko dapat terjadi dalam suatu periode.
 Keparahan dari kerugian
Besarnya kerugian bila suatu risiko terjadi, artinya berapa besar kerugian yang diderita bila
suatu risiko terjadi. Jadi dalam hal ini tingkat kegawatan (reverity) atau keparahan dari kerugian-
kerugian tersebut, sampai seberapa besar pengaruhnya terhadap kondisi perusahaan, terutama
kondisi finansialnya

Dari hasil pengukuran yang mencakup dua dimensi tersebut paling tidak dapat diketahui:
1. Nilai rata-rata dari kerugian selama suatu periode anggaran.
2. Variasi nilai kerugian dari satu periode anggaran ke periode anggaran yang lain naik-
turunnya nilai kerugian dari waktu ke waktu.
3. Dampak keseluruhan dari kerugian-kerugian tersebut, terutama kerugian yang ditanggung
sendiri (diretensi), jadi tidak hanya nilai rupiahnya saja.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan dimensi pengukuran tersebut, antara lain:
1. Orang umumnya memandang bahwa dimensi kegawatan dari suatu kerugian potensial
lebih penting dari pada frekuensinya.
2. Dalam menentukan kegawatan dari suatu kerugian potensial seorang Manajer Risiko harus
secara cermat memperhitungkan semua tipe kerugian yang dapat terjadi, terutama dalam
kaitannya dengan pengaruhnya terhadap situasi finansial perusahaan.
3. Dalam pengukuran kerugian Manajer Risiko juga harus memperhatikan orang, harta
kekayaan atau exposures yang lain, yang tidak terkena peril.
Ella Silvana Ginting, SE, M.Si ellaginting86@gmail.com Prodi Manajemen STIE Mikroskil

4. Kadang-kadang akibat akhir dari peril terhadap kondisi finansial perusahaan lebih parah
dari pada yang diperhitungkan, antara lain akibat tidak diketahuinya atau tidak
diperhitungkannya kerugian-kerugian tidak langsung.
5. Dalam mengestimasi kegawatan dari suatu kerugian penting pula diperhatikan jangka
waktu dari suatu kerugian, di samping nilai rupiahnya.

TEKNIK PENGUKURAN RESIKO

Pengukuran resiko dengan distribusi probabilitas


Digunakan sebagai gambaran kualitatif dari peluang atau frekuensi. Kemungkinan dari
kejadian atau hasil yang spesifik, diukur dengan rasio dari kejadian atau hasil yang
spesifik terhadap jumlah kemungkinan kejadian atau hasil. Probabilitas dilambangkan
dengan angka dari 0 dan 1, dengan 0 menandakan kejadian atau hasil yang tidak
mungkin dan 1 menandakan kejadian atau hasil yang pasti.

Konsep probabilitas
Dalam menjelaskan konsep mengenai konsep probabilitas kita awali dengan konsep
mengenai “sample space” (lingkup kejadian) dan event suatu kejadian atau peristiwa.
Bayangkanlah sutu set, S dari kemunkinan kejadian atau hasil dari kejadian tertentu.
Set, S tersebut munkin saja berupa daftar dari jumlah tabrakan kendaraan disuatu
wilayah tertentu, tahun tertentu. Set seperti inilah yang kita sebut dengan sample space.
Untuk mengetahui besar kemunkinan terjadinya suatu perisiwa, maka kita bisa
menggunakan rumus :
W(E)
P(E) = dimana S = peristiwa yang diamati.
W(S) E = Sub set
W(S) = Jumlah keseluruhan bobot S
W(E) = Jumlah keseluruhan bobot dalam subset E.

DUA MACAM TAFSIRAN TENTANG PROBABILITAS.


Bila seorang manajer risiko menyatakan, bahwa probabilitas akan terbakarnya suatu gudang
tertentu adalah , maka ia menunjukkan kemungkinan relative akan terjadinya peristiwa itu. Oleh
karena probabilitas bervariasi antara 0 dan 1, maka timbul daua penafsiran tentang
probabilitas ini.
1) Bahwa dari seluruh gudang yang menghadapi risiko yang sama diseluruh dunia
diperkirakan akan terbakar. Penafsiran ini didasarkan pada hukum bilanagna besar (the law of
large number)
2) Jika gudang tersebut dihadapkan pada kerugian kebakaran selam suatu jangka waktu
panjang, maka kebakaran akan terjadi kira – kira dalam dari jumlah tahun exposure.
Ella Silvana Ginting, SE, M.Si ellaginting86@gmail.com Prodi Manajemen STIE Mikroskil

Manajer resiko harus mempelajari pengalaman kerugian dari gudang tertentu semenjak gudang itu
dibangun, tetapi pengalaman ini barangkali terlalu terbatas. Penafsiran yang didasarkan atas
tinjuan seperti itu sudah barang tentu diperlunak oleh kenyatan bahwa :
1) Gudang yang diktakan serupa itu pada kenyataannya tidak pernah persis serupa, misalnya
walaupun sama tetapi berbeda lokasi, konstruksinya dan perawatanya.
2) Kondisi bisa berubah peninjauan pengalaman masa lalu itu menyediakan sebagian dasar
untuk suatu penaksiran probabilitas kerugian. Selanjutnya persoalan ini kan dibahas lebih lanjut
dalam seksi distribusi probabilitas.
Kedua penafsiran sangat berfaedah dalam menetapkan tindakan apa yang akan diambil berkenaan
dengan exposure tersebut.
1. Peristiwa yang saling pilah (mutually exclusive event)
Dua peristiwa dikatakan saling pilah apabila terjadinya peristiwa yang satu menyebabkan tidak
terjadinya peristiwa yang lain. Jika A dan B merupakan dua peristiwa yang mutually exclusive,
maka probabilitas terjadinya A atau B dinyatakan sebagai berikut:
P(A atau B) =P(A) + P(B)
Contoh:
Total kerugian timbul akibat suatu tuntutan berkisar pada jumlah Rp. 0 Rp. 10.000.-, Rp. 100.000.-
, Rp. 500.000 atau Rp. 1.000.000.-, jika misalnya probabilitas kerugian Rp. 100.000.-, adalah dan
probabilitas terjadinya kerugian Rp. 500.000.-, adalah , maka probabilitas akan terjadinya kerugian
Rp. 100.000.- atau Rp. 500.000.- adalah = . Jumlah probabilitas dan semua peristiwa yang
mungkin dalam suatu seri peristiwa yang mutually exclusive harus sama dengan 1, sebab salah
satu peristiwa tersebut pasti akan terjadi.

2. Compound events
Suatu compound events dalah terjadinya dua atau lebih peristiwa terpisah selama jangka waktu
yang sama.
Metode untuk menentukan probabilitas suatu compound outcomes tergantung atas apakah
outcomes yang perpisah itu merupakan peristiwa bebas. Dua peristiwa (outcomes) adalah bebas
terhadap lain, jika terjadinya peristiwa tidak mempengaruhi probabilitas terjadinya peristiwa
lainnya misalnya suatu perusahaan mempunyai dua gudang yaitu A dan B berlokasi di padang,
dan yang B berlokasi di Jakarta. Probabilitas kerugian terbakarnya gudang A tidak dipengaruhi
oleh kerugian kebakaran gudang B.
Jika dua atau lebih peristiwa adalah bebas, maka probabilitas terjadinya peristiwa itu serentak
dalam waktu yang sama adalah sama dengan hasil perkalian probabilitas masing – masing
peristiwa itu.
Contoh jika kita misalkan probabilitas terbakarnya gudang A adalah 1/2 maka probabilitas
terbakarnya gudang B adalah 1/4.
Theorem tentang compound probability dapat digabungkan dengan theorem tentang mutually
exclusive probability dalam rangka menghitung probabilitas dari ketiga kemungkinan lain dalam
1 set compound outcomes tersebut sebagai berikut :
Ella Silvana Ginting, SE, M.Si ellaginting86@gmail.com Prodi Manajemen STIE Mikroskil

Terbakarnya gudang A, tidak terbakar gudang B : (1/2) (1 – 1/4 ) = 3/8


Terbakarnya gudang B, tidak terbakarnya gudang A : (1/4 ) (1-1/2 ) = 1/8
Tidak terjadi kebakaran baik A maupun B : (1 – 1/2 ) (1 – 1/4 ) = 3/8
Kedua gedung itu akan terbakar adalah sama dengan = (1/2) x (1/4)
Jumlah probabilitas untuk keempat peristiwa = 3/8 + 1/8 + 3/8 + 1/8 = 1

3. Peristiwa bersyarat (conditional outcomes)


Bagaiman jika dua peristiwa yang terpisah itu tidak bebas maka perhitungan compound probability
lebih rumit. Misalnya peristiwa A menyatakan perusahaan telah menggunakan sejumlah uang
untuk keperluan iklan bagi semacam produk, dan peristiwa b menyatakan kemajuan penjualan
produk itu setelah dilakukan pemasangan iklan. Peristiwa seperti itu dinamakan peristiwa
bersyarat (conditional outcomes) yaitu peristiwa B terjadi, bila peristiwa A telah terjadi
probabilitas terjadinya A dan B dihitung dengan rumus :
P(A dan B) = P(A) x P(B/A) atau P(B dan A= P(A) x P(A/B). P(A/B) merupakan notasi untuk
probabilitas bersyarat, yang berarti terjadinya peristiwa B setelah peristiwa A terjadi. Jika kita
misalkan probabilitas terjadinya A atau P(A) adalah dan P(B) adalah dan P(A/B) adalah .
Peristiwa A merupakan terbakarnya gudang A dan peristiwa B merupakan peristiwa B terbakarnya
gudang B. kedua peristiwa ini merupakan peristiwa bersyarat.

Anda mungkin juga menyukai