1. Pengendalian risiko merupakan suatu tindakan perusahaan setelah dilakukan identifikasi, pengukuran, dan koreksi atas semua kejadian yang berpotensi menghasilkan kerugian dalam rangka memastikan bahwa tujuan dan rencana perusahaan dapat terlaksana dengan baik. Pengendalian risiko ini dilakukan dengan tujuan mengurangi probabilitas munculnya kejadian dan/atau mengurangi tingkat keseriusan (severity). Dengan begitu, jika pengendalian risiko tinggi, maka probabilitas munculnya kejadian dan/atau severity-nya kecil, sehingga perusahaan hanya mengeluarkan sedikit biaya untuk membayar premi asuransi atau bahkan tidak perlu menggunakan asuransi dan pendanaan risiko pun menurun. Contoh: Perusahaan X merupakan perusahaan angkutan umum yang memiliki 50 kendaraan, 50 sopir utama dan 20 sopir cadangan. Perusahaan tersebut selalu memastikan apakah kendaraan siap dan layak digunakan dan sopir siap untuk berkendara sebelum operasi dilaksanakan. Perusahaan X bekerja sama dengan perusahaan asuransi Z, namun karena perusahaan X telah melakukan pengendalian risiko dengan baik, maka risiko terjadinya kecelakaan pun kecil sehingga biaya premi yang dibayarkan relatif rendah. Dengan begitu, dana untuk membiayai risiko tidak besar. 2. Teori domino menjelaskan bahwa munculnya kecelakaan bisa dilihat sebagai urutan lima tahap domino sebagai berikut. a. Lingkungan sosial dan factor bawaan yang menyebabkan perilaku tertentu. b. Personal fault (Kesalahan individu). c. Tindakan yang berbahaya atau kondisi fisik yang berbahaya. d. Kecelakaan. e. Cedera. Jika satu kartu domino terjatuh, maka akan mendorong kartu kedua jatuh dan seterusnya hingga kartu domino terakhir terjatuh. Contoh: Saat SMA dulu, saya biasa pulang tepat setelah kbm selesai atau waktu masih sore hari, sehingga jika saya pulang melewati waktu itu seperti waktu menjelang maghrib, saya merasa ingin cepat sampai di rumah dan menambah kecepatan berkendara saya. Suatu hari, ada kegiatan yang menyebabkan saya pulang saat menjelang maghrib. Otomatis saya memacu kendaraan saya dengan cepat dan saat hampir tiba di suatu perempatan, saya melakukan kesalahan yaitu tidak menurunkan kecepatan kendaraan saya. Dan tiba-tiba ada orang bersepeda menyeberang ketika saya sudah sangat dekat dengan perempatan itu. Alhasil, saya menabrak pesepeda tersebut dan baik saya maupun pesepeda itu mengalami cedera yang cukup serius. 3. Beberapa alternatif pendanaan risiko diantaranya: a. Dana Cadangan Dana cadangan merupakan pengalokasian atau penyisihan dana tertentu (dapat dari keuntungan perusahaan atau yang lain) secara periodik dengan tujuan untuk pembiayaan kerugian yang mungkin. Kelebihan - Mudah cair dan bisa diambil kapan saja. - Terhindar dari hutang. Kekurangan - Bisa saja dikorupsi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab karena tidak ada jaminan keamanan. b. Self-Insurance Self-insurance dilakukan dengan cara menyisingkan atau membayarkan sejumlah dana tertentu (berdasarkan hasil perhitungan) kepada pihak didalam perusahaan yang ditugaskan untuk mengelola risiko. Kelebihan - Anggaran premi lebih rendah karena tidak ada unsur biaya komisi dan profit - Bila kejadian tidak terjadi maka tidak menimbulkan biaya tambahan. Kekurangan - Jumlah eksposurnya harus tinggi c. Captive Insurance Perusahaan mendirikan anak perusahaan asuransi yang menjadi bagian dari perusahaan sehingga risiko dalam perusahaan bisa diasuransikan ke anak perusahaan tersebut. Kelebihan - Pajak yang dibayarkan lebih kecil karena merupakan bagian dari perusahaan. - Kontrak asuransi menjadi lebih fleksibel karena praktis berurusan dengan internal. - Premi yang dibayarkan bisa lebih rendah dibanding dengan perusahaan asuransi lain. Kekurangan - Membutuhkan tenaga kerja baru, sehingga menambah biaya. - Manajer captive insurance seringkali merangkap sebagai manajer risiko perusahaan sehingga beban yang ditanggung mungkin saja berlebihan dan menyebabkan manajemen risiko kurang optimal. 4. Untuk risiko-risiko berikut ini, alternatif manajemen risiko yang lebih baik yaitu: a. Transfer risiko untuk individu yang menghadapi kecelakaan mobil. Biaya yang dikeluarkan karena kecelakaan mobil terlalu besar untuk ditanggung individu, sehingga lebih baik jika individu mentransfer risiko tersebut ke pihak yang lebih mampu untuk menghadapi risiko tersebut seperti menggunakan jasa perusahaan asuransi. b. Hedging untuk importir Indonesia yang harus membayar $1 juta tiga bulan mendatang. Dalam hal ini, perubahan kurs mata uang asing terhadap rupiah dapat menimbulkan kerugian yang besar bagi importir tersebut. Pada kondisi ini importir yang melakukan hedging dengan kepemilikan atau opsi membeli dollar dimasa depan akan sangat tertolong mengingat sesuai dengan perjanjian forward atau future yang bersangkutan tidak harus membeli pada kurs yang akan datang tetapi berdasarkan kesepakatan yang berlaku dalam kontrak. c. Diversifikasi untuk manajer investasi yang menghadapi risiko perubahan harga sekuritas dalam portofolionya. Ketika berinvestasi saham, harga sekuritas sangat sering berubah. Perubahan tersebut bisa saja menguntungkan, namun bisa juga merugikan. Oleh karena itu, manajer investasi sebaiknya menyebar eksposur dengan membeli saham dari perusahaan yang berbeda yang memiliki prospek cerah ke depannya. Dengan begitu, jika salah satu sekuritas menyebabkan kerugian pada portofolio, maka ada sekuritas lain yang dapat menutupi kerugian tersebut. d. Retensi (penahanan) untuk risiko ban bocor dengan kerangka severity/probabilitas. Risiko ban bocor memiliki probabilitas tinggi, namun severity-nya rendah sehingga akan lebih optimal jika rsiko tersebut ditahan.