Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL

Dosen pengampu : Dr. Fifi Swandari, SE, M.Si

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

Manajemen Keuangan Internasional

Disusun oleh :

Ratnasari

1610312220041

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN

2019
Tugas 1: Contoh soal Multinational Capital Budgeting khususnya
perhitungan kelayakan investasi (capital budgeting) dengan metode NPV.

1. Investasi awal. Investasi awal diestimasikan 20 juta franc Swiss (SF), yang
meliputi dana untuk mendukung modal kerja. Berdasarkan kurs spot
berjalan sebesar $0,50 per franc Swiss, jumlah dolar dari investasi awal
perusahaan induk adalah $10 juta.
2. Usia proyek. Proyek diperkirakan akan berakhir setelah 4 tahun.
Pemerintah Swiss telah berjanji untuk mengakuisisi proyek Spartan Inc.
Setelah 4 tahun.
3. harga jual dan permintaan. Estimasi harha jual dan volume permintaan
selama 4 tahun yang akan datang ditunjukkan berikut ini:

Tahun Harga per Raket Permintaan di Swiss


1 SF350 60.000 unit
2 SF350 60.000 unit
3 SF360 100.000 unit
4 SF380 100.000 unit
4. biaya. Biaya variabel (bagi bahan baku, tenaga kerja dan sebagainya) per
unti telah diestimasikan dan dikonsolidasikan sebagai berikut:

Tahun Biaya Variabel (VC) per Raket


1 SF200
2 SF200
3 SF250
4 SF260
Biaya penyewaan ruang kantor adalah SF1 juta per tahun. Baiya-biaya
overhead tahunan lainnya juga diperkirakan SF1 juta per tahun.
5. Nilai tukar. Kurs spot franc Swiss adalah $0,50 saat ini. Kurs spot
digunakan oleh Spartan inc. Sebagai peramal nilai tukar yang akan muncul
di periode-periode mendatang. Jadi, estimasi nilai tukar untuk semua
periode yang akan datang adalah $0,50.
6. Pajak pemerintah tamu atas laba anak perusahaan. Pemerintah Swiss
akan membolehkan Spartan Inc. Untuk mendirikan anak perusahaan
disana dan akan menegnakan pajak 20% atas laba. Disamping itu,
pemerintah Swiss juga akan mengenakan witholding tax sebesar 10%atas
setiap dana yang akan dipulangkan ke perusahaan induk di AS.
7. Pajak pemerintah AS atas laba yang dipulangkan. pemerintah AS
menyediakan kredit pajak untuk pajak yang dibayarkan di Swiss, sehingga
laba yang dipulangkan ke induk tidak akan dipajaki lagi oleh pemerintah
AS.
8. Arus kas dari anak perusahaan ke induk. Anak perusahaan Spartan Inc.
Berencana mengirimkan semua arus kas neto yang diterima kembali ke
perusahaan induk pada akhir tahun. Pemerintah Swiss telah berjanji untuk
tidak mengenakan restriksi atas arus kas yang dipulangkan ke induk, tetapi
mengenakan witholding tax sebesar 10% atas setiap dana yang
dipulangkan ke AS, seperti yang telah disebutkan sebelumnya.
9. Penyusutan. Pemerintah Swiss membolehkan anak perusahaan Spartan
Inc. Untuk menyusutkan biaya dari pabrik dan peralatan dengan laju
maksimal SF2 juta per tahun, yang kemudian menjadi laju penyusutan
yang digunakan oleh anak perusahaan Spartan Inc.
10. Nilai sisa. Pemerintah Swiss akan membayar SF12 juta kepada perusahaan
induk Spartan Inc. Saat mengakuisisi pemilikan anak perusahaan pada
akhir tahun ke 4. Asumsikan tidak ada capital gain atau capital loss dari
penjualan anak perusahaan.
11. Required rate of return. Spartan Inc. Menginginkan tingkat penegmbalian
sebesar 15% dari proyek ini.
JAWABAN

Analisa Penganggaran Modal : Spartan Inc.

Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4


1. Permintaan - 60.000 60.000 100.000 100.000
2. Harga per unit - SF350 SF350 SF360 SF380
3. Pendapatan total - SF21.000.000 SF21.000.000 SF36.000.000 SF36.000.000
= (1) x (2)
4. Biaya variabel per - SF200 SF200 SF250 SF260
unit
5. Biaya variabel - SF12.000.000 SF12.000.000 SF25.000.000 SF26.000.000
total = (1) x (4)
6. Biaya Sewa - SF1.000.000 SF1.000.000 SF1.000.000 SF1.000.000
tahunan
7. Biaya tetap - SF1.000.000 SF1.000.000 SF1.000.000 SF1.000.000
tahunan lain
8. Beban non-kas - SF2.000.000 SF2.000.000 SF2.000.000 SF2.000.000
(penyusutan)
9. Beban total = (5) - SF16.000.000 SF16.000.000 SF29.000.000 SF30.000.000
+ (6) + (7) + (8)
10. Laba sebelum - SF5.000.000 SF5.000.000 SF7.000.000 SF8.000.000
pajak anak
perusahaan = (3) –
(9)
11. Pajak pemerintah - SF1.000.000 SF1.000.000 SF1.400.000 SF1.600.000
tamu (20%)
12. Laba setelah – - SF4.000.000 SF4.000.000 SF5.600.000 SF6.400.000
pajak anak
perusahaan
13. Arus kas neto bagi - SF6.000.000 SF6.000.000 SF7.600.000 SF8.400.000
anak perusahaan
( 12) + (8)
14. SF yang - SF6.000.000 SF6.000.000 SF7.600.000 SF8.400.000
dipulangkan oleh
anak perusahaan
(100% dari arus
kas)
15. Witholding tax - SF600.000 SF600.000 SF760.000 SF840.000
atas dana yang
dipulangkan
(10%)
16. SF yang - SF5.400.000 SF5.400.000 SF6.840.000 SF7.560.000
dipulangkan
setelah witholding
tax
17. Nilai sisa - SF12.000.000
18. Nilai tukar SF - $0,50 $0,50 $0,50 $0,50
19. Arus kas kepada - $2.700.000 $2.700.000 $3.420.000 $9.780.000
induk
20. PV dari arus kas - $2.347.826 $2.041.588 $2.248.706 $5.591.747
ke induk (dengan
suku bunga
diskonto 15%)
21. Investasi awal $10.000.00
oleh induk 0
22. NPV kumulatif - -$7.652.174 -$5.610.586 -$3.361.880 -$2.229.867

NPV = -IO + ∑ CFt + SVn


t=1
(1 + k)t (1 + k)n
di mana : IO = investasi awal
CFt = Arus kas dalam periode t
SVn = Nilai sisa
k = Required rate of return dari proyek
n = Usia proyek (jumlah periode)
present value (PV) dari arus kas tiap periode dihitung menggunakan suku bunga
diskonto 15% (baris 20). Suku bunga diskonto harus mencerminkan cost of
capital perusahaan induk dan disesuaikan dengan risiko dari proyek. Terakhir,
NPV kumulatif (baris 22) ditentukan dengan menjumlahkan aus kas yang telah
didiskontokan untuk tiap periode, dan kemudian dikurangkan dengan investasi
awal (baris 21). Sebagai contoh, pada akhir tahub 2 , NPV kumulatifnya adalah -
$5.610.586. angka ini ditentukan dengan menjumlahkan $2.347.826 dengan
$2.041.588 dari tahun 2, dan menguranginay dengan investasi aal sebesar
$10.000.000. nilai yang sangat penting pada baris 22 adalah nilai yang terdapat
pada periode terakhir, karena ini mencerminkan NPV dari proyek.
Dalam contoh kita, NPV kumulatif pada akhir periode yang terakhir
adalah $2.229.867. karena NPV kumulatif ini positif, MNC layak
mengimplementasikan proyek ini, jika suku bunga diskonto sebesar 15% telah
memperhitungkan risiko dari proyek secara penuh. Tetapi, jika required rate of
return belum memperhitungkan risiko dari proyek, keputusan yang dibuat
mungkin berbeda.
Tugas 2

Resume Multinational Restructuring

(Penganggaran Modal untuk Akuisisi dan Divestasi Internasional)

 Latar Belakang Restrukturisasi Multinasional


Perusahaan-perusahaan multinasional secara terus menerus
mengevaluasi apakah mereka perlu menyesuaikan volume bisnis
internasional mereka melalui akuisisi dan divestasi internasional.

 Akuisisi Internasional
Suatu gabungan proyek-proyek internasional yang meminta
investasi asal dan diharapkan menghasilkan arus kas yang present value-
nya melampui investasi awal.
Perusahaan2 multinasional dapat memandang akuisisi internasional
sebagai bentuk investasi asing langsung (DFI) yang lebih baik daripada
mendirikan anak perusahaan. Kedua bentuk DFI ini memiliki perbedaan:
1. Melalui akuisisi internasional, perusahaan dapat dengan segera
memperluas bisnis internasionalnya karena perusahaan target terah pada
tempatnya, dan keuntungan dari hubungan dengan konsumen yang sudah
ada. Sebaliknya, pendirian bisnis baru meminta waktu.
2. Perusahaan yg melakukan akuisisi internasional dapat mengambil
manfaat langsung dari basis konsumen yang telah ada.
Analisa penganggaran modal dapat digunakan untuk menentukan
apakah sebuah perusahaan layak diakuisisi. Net present value dari sebuah
perusahaan dari perspektif perusahaan pembeli (NPVa) adalah:

n
NPVa = ± IOa + ∑ CFa,t + SVa
t=1
(1 + k)t (1 + k)n
dimana:
IOa = investasi awal yg dibutuhkan untuk melakukan akuisisi
CFa,t = Arus kas yang akan dihasilkan perusahaan target utk perusahaan pembeli
k = Required rate of return dari perusahaan target
SVa = Nilai sisa dari perusahaan target ( perkiraan harga jual perusahaan target
pada suatu waktu di masa depan)
n = Waktu saat perusahaan target dijual kembali

 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Arus Kas Perusahaan Target


Beberapa faktor harus dipertimbangkan pada saat menilai akuisisi
internasional, yaitu:
Pergerakan nilai tukar. Persamaan ini memperlihatkan bagaimana kurs
spot berjalan dan kurs spot masa depan mempengaruhi NPV dari
perusahaan target:
 Semakin rendah kurs spot berjalan (S), semakin rendah harga yang
dibayarkan oleh perusahaan pembeli kepada perusahaan target
ceteris paribus.
 Semakin tinggi kurs spot masa depan pada akhir tiap periode (St),
semakin tinggi arus kas yang diterima oleh perusahaan pembeli
ceteris paribus
 Semakin tinggi kurs spot masa depan pada saat perusahaan target
dijual kembali (Sn), semakin tinggi nilai sisa yang akan diterima
perusahaan pembeli, ceteris paribus.
Pembahasan ini menyiratkan bahwa waktu yang ideal untuk
membeli perusahaan asing adalah pada saat kurs spot dari valuta
negara tempat perusahaan target berlokasi tengah mengalami
depresiasi dan diperkirakan akan menguat lagi kembali. Tentu saja,
estimasi nilai investasi awal, arus kas neto dan nilai sisa juga
mempengaruhi NPV dari perusahaan target. Faktor2 lain ini juga
relevan bagi calon pembeli yang berlokasi dalam negara yang sama
dengan perusahaan target.

Tingkat pengembalian yang diingikan dari perusahaan target. Faktor


lain yang mempengaruhi NPV dari perusahaan target adalah required rate
of return yg diminta oleh perusahaan pembeli.

Kemampuan untuk menggunakan ungkitan keuangan (financial


leverage). Perusahaan biasanya membiayai sebagian akuisisi internasional
memakai dana pinjaman.
 Akuntansi dan undang2 pajak
Prinsip2 akuntansi dan undang2 perpajakan memberikan keunggulan
kompetitif kepada perusahaan pembeli disejumlah negara.
 Restriksi2 dari pemerintah tamu
Restriksi eksplisit dan implisit yang dikenakan oleh pemerintah tamu
tidak menyediakan keunggulan bagi calon pembeli asing tertentu,
melainkan untuk mencegah atau mengurangi keinginan perusahaan
asing mengakuisisi perusahaan target.
 Macam Restrukturisasi Multinasional
 Akuisisi Perusahaan Terbatas
Perusahaan milik pemerintah dari banyak negera berkembang telah
dijual kepada individu2 atau korporasi. Banyak perusahaan
multinasional telah mengambil keuntungan dari gelombang
swastanisasi dengan membeli perusahaan yang tadinya dimiliki oleh
pemerintah. Perusahaan2 milik pemerintah mungkin menarik bagi
MNC karena umumnya mereka tidak efisien dan MNC memiliki
kemampuan untuk membuat mereka menjadi efisien. Tetapi, nilai dari
bisnis2 semacam ini sulit ditentukan karena alasan2 berikut:
1. Arus kas masa depan yang akan dihasilkan oleh bisnis bekas BUMN
tidak pasti karena perusahaan milik pemerintah sebelumnya beroperasi
dalam lingkungan persaingan yang rendah atau bahkan tanpa persaingan
sama sekali.
2. Nilai tukar dari valuta2 dari negara2 berkembang sangat fluktuatif
sehingga nilai dari laba anak perusahaan luar negeri yang dikonversikan
ke dalam valuta negara induk juga menjadi tidak pasti.
3. Sulit untuk mencari suku bunga diskonto yang tepat untuk mengukur
present value dari arus kas, karena biaya pembiayaan proyek di negara2
ini sangat tidak pasti. Suku bunga di negara2 yang tengah melakukan
swastanisasi belum ditentukan oleh kekuatan2 pasar, karena arus modal
masuk ke dan keluar dari negara2 ini sibatasi.
4. Ketiadaan pasar saham yang bisa diandalkan dalam negara2 berkembang
membuat perusahaan multinasional tidak mampu menentukan nilai
perusahaan terbatas (non publik) berbasis perusahaan publik yang
sebanding.
 Akuisisi Parsial di Luar Negeri
Perusahaan multinasional yang berencana melakukan ekspansi di
negara lain, tetapi belum mengenal perilaku bisnis di negara tersebut,
bisa melakukan akuisisi parsial. Tipe investasi ini biasanya
memungkinkan perusahaan target untuk terus beroperasi, dan tidak
selalu menimbulkan pergantian karyawan yang biasanya terjadi setelah
kepemilikan perusahaan target berubah. Tetapi dengan mengakuisisi
sebagian besar saham, MNC bisa mempengaruhi manajemen
perusahaan target, dan memiliki kemampuan untuk mengambilalih
seluruh kepemilikan di masa depan. Sejumlah MNC membeli saham
dlm perusahaan asing agar bisa mengontrol operasi-operasi mereka.
 Keputusan Restrukturisasi dengan Real Option
Real option dapat diklasifikasikan sebagai call option atau put option pada
aktiva.
1. Call Option pada Aset Riil
Call Option pada aktiva merupakan proyek usulan yang berisi
pilihan untuk mendapatkan proyek tambahan. Beberapa
kemungkinan restrukturisasi yang dilakukan perusahaan
multinasional mengandung opsi saham pada aset. Capital
budgeting multinasional dapat digunakan untuk menghitung opsi.
2. Put Option pada Aset Riil
Put option pada aset riil merupakan proyek usulan yang berisi opsi
untuk mendivestasi sebagian atau seluruh proyek. Seperti halnya
dengan call option pada aset riil, put option pada aset riil dapat
dijelaskan dengan capital budgeting multinasional
 Aliansi Internasional
Perusahaan multinasional umumnya terlibat dalam aliansi internasional
seperti joint ventures atau licensing dengan perusahaan-perusahaan
asing. Aliansi internasional berbeda dengan akuisisi internasional.
Investasi awal biasanya lebih kecil karena perusahaan multinasional
tidak mengakuisisi perusahaan tersebut, dan arus kas yang diterima
biasanya juga lebih kecil.
 Divestasi Internasional
1. Menilai apakah perlu mendivestasi kegiatan operasional di Asia
2. Penilaian proyek internasional yang terdivestasi
 Proses Akuisisi Lintas Batas
1. Pengidentifikasian dan penilaian
2. Penyelesaian transaksi
3. Manajemen pasca akuisisi
 Pendorong Akuisisi Lintas Batas
Respon strategis oleh MNC untuk mempertahankan dan meningkatkan
daya saing global didorong oleh sebagai berikut:
1. Memperoleh akses terhadap aset hak dan kekayaan intelektual – HAKI
( propiotary assets) strategis.
2. Memperoleh kekuatan dan dominasi pasar.
3. Mencapai sinergi dalam operasi lokal/ global dari antar industri yang
berbeda.
4. Menjadi lebih besar dan kemudian menggunakan manfaat dari ukuran
dalam persaingan dan negoisasi.
5. Mendiversifikasikan dan menyebarkan risiko merek dengan lebih luas.
6. Mengeksploitasi peluang finansial yang mungkin mereka miliki yang
diinginkan oleh orang lain

SUMBER

Madura, Jeff. 2001. Manajemen Keuangan Internasional. Terjemahan


oleh Emil Salim, Jakarta: Erlangga

Eiteman, David K., Stonehill, Arthur I., dan Moffet, Michael H. 2006.
Manajemen Keuangan Multinasional. Jakarta: Erlangga
Madura, internasional Financial Management, Abridged 8/e, Mason,
OH: Thomson South-Western , 2007

Manajemen, 2012, Manajemen Keuangan Internasional :


Restrukturisasi Multinasional, dilihat 23 April 2019

http://akutansi-akuntansimnj.blogspot.com/2012/02/manajemen-
keuangan-internasional.html?m=1

Tati, Putri Wahyu, 2015, Akuisisi Internasional, dilihat 23 April 2019

https://www.academia.edu/7330358/Akuisisi_Internasional

Anda mungkin juga menyukai