Anda di halaman 1dari 15

Manajemen Risiko (Risk Management) - Manajemen Risiko merupakan bagian terintegrasi dari

manajemen yang diakui sangat baik dalam menunjang keberhasilan proses manajemen, manajemen risiko
sendiri terdiri dari beberapa langkah yang bila dilakukan secara berurutan akan dapat memungkinkan
perbaikan yang berkesinambungan (Continuous Improvement). risk management Manajemen risiko
adalah istilah yang digunakan untuk metode logis dan sistematis untuk membangun suatu konteks,
mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, memperlakukan, memantauan dan mengkomunikasikan
risiko yang terdapat dalam suatu aktivitas, fungsi atau suatu proses. Langkah-langkah dalam manajemen
risiko akan memungkinkan organisasi untuk meminimalkan kerugian dan memaksimalkan peluang .
Bagian-bagian penting dalam proses manajemen risiko diantaranya adalah: Menetapkan konteks
(Establish the context) Pada langkah awal dalam proses manajemen risiko harus ditetapkan strategi apa
yang akan dilakukan, konteks organisasi, dan juga matriks risiko yang akan digunakan dalam menentukan
level risiko. Identifikasi Risiko (Identify Risk) manajemen risiko, risk management, hira, Ibpr
Mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana hal-hal yang bisa menimbulkan kerugian dapat terjadi
sebagai dasar untuk analisis lebih lanjut. Analisa Risiko (Analyse Risk) Melakukan analisa terhadap
risiko-risiko yang ada dengan menghitung seberapa besar nilai risiko tersebut melalui perkalian
Kemungkinan (likelihood) dan konsekuensi (consequence), atau juga bisa dengan Frekuensi, probability,
dan severity. Melakukan Evaluasi Risiko (Evaluate Risk) Bandingan nilai risiko dari hasil analisa dengan
matriks risiko yang telah ditetapkan sebelumnya, dalam hal ini biasanya akan ada pengkodean risiko atau
penentuan level risiko seperti low, medium, high, extrem. Hal ini bertujuan untuk menentukan tingkat
prioritas dalam melakukan perbaikan. Pada langkah evaluasi risiko akan ditentukan risiko-risiko mana
saja yang dapat diterima (acceptable) atau yang tidak dapat diterima (unacceptable). Pengendalian Risiko
(Treat Risk) Melakukan pengendalian atau kontrol terhadap risiko-risiko yang memiliki nilai risiko tinggi
agar menjadi rendah dan dapat diterima, dan melakukan pemantauan dan peninjauan ulang terhdap risiko-
risiko yang sudah dapat diterima (acceptable) Pemantauan dan Tinjau ulang (Monitor and Review)
Pemantauan dan peninjauan ulang harus tetap dilakukan walaupun risiko-risiko yang ada sudah dapat
diterima, pemantauan dan peninjauan ulang ini untuk mengantisipasi adanya perubahan-perubahan
metode atau kontrol yang ada sudah tidak efektif yang dapat mempengaruhi nilai risiko. Komunikasi dan
Konsultasi (Communicate and Consult) Lakukan komunikasi dan konsultasi kepada semua orang yang
terlibat dalam aktivitas (stakeholder), baik yang terlibat langsung maupun yang secara tidak langsung
pada setiap tahapan proses manajemen agar tidak ada potensi risiko yang terlewatkan. Elemen-elemen
penting dalam proses menajemen risiko di atas harus dilakukan secara berurutan, dan perlu terus ditinjau
ulang agar dapat dilakukan perbaikan secara terus menerus. Referensi: AS/NZS 4360:1999 Risk
Management

Original Artikel Di: http://www.darmawansaputra.com/2015/12/elemen-utama-dalam-risk-


management.html

ELEMEN MANAJEMEN RISIKO ORGANISASI


1. Prasarana Manajemen risiko

Dalam pelaksanaan Manajemen risiko hal utama yang harus dilakukan adalah mempersiapakan segala
prasarana, yaitu prasarana lunak dan keras.
a. Prasarana Lunak
Ada beberapa isu yang berkaiatan dengan penyiapan prasarana lunak untuk manajemen risiko yaitu :
1. Mengembangkan budaya sadar risiko.
Tujuan dari mengembangkan budaya sadar risiko adalah untuk menumbuhkan kepekaan anggota
organisasi terhadap adanya risiko, sehinga mereka lebih berhati-hati dalam mengambil setiap keputusan.
Setiap manajer selalu mempertimbangkan tiga aspek dalam mengambil setiap keputusan yaitu : aspek
Strategis, aspek Operasi dan aspek Risiko, dengan melontarkan beberapa pertanyaan seperti berikut ini :
- Aspek Strategis : Apakah produk ini bisa memenuhi kebutuhan konsumen?
Apakah produk ini bisa membantu pencapaian tujuan perusahaan?
-Aspek Operasi : Bagaimana memproduksi produk ini?, Apakah perusahaan mempunyai
kemampuan memproduksi produk ini?, Bagaimana memasarkan dan mengembangkan
jaringan distribusi untuk produk ini?.
-Aspek Risiko : Risiko apa yang bisa timpul berkaitan dengan adanya peluncuran produk ini?, Bagaimana
perusahaan dapat mengendalikan risiko-risiko tersebut?
2. Dukungan Manajemen.
Dukungan manajemen sangat penting dan sangat di butuhkan untuk sebuah organisasi dalam
melaksanakan setiap operasi khususnya dukungan dari manajemen puncak. Bentuk dukungan bisa
eksplisit maupun implisit. Dukungan manajemen puncak dapat dituangkan dalam bentuk tulisan, misal
manajemen puncak mendukung dan ikut merumuskan/menyetujui misi dan visi, prosedur dan kebijakan,
yang berkaitan dengan manajemen risiko. Dukungan manajemen juga dapat ditunjukkan melalui
partisipasi manajemen pada program-program manajemen risiko.

b. Prasarana keras

Prasarana keras meliputi peralatan fisik seperti : Gedung perkantoran, Komputer, dan sarana sarana fisik
lainnya yang mendukung proses manajemen risiko.

2.Proses Manajemen Risiko.

Proses manajemen risiko sering diterjemahkan kedalam tiga langkah yaitu : Perencanaan, Pelaksanaan,
dan pengendalian.

. Perncanaan
Perencanaan manajemen risiko bisa dimulai dengan menetapkan visi, misi, dan tujuan yang berkaitan
dengan manajemen risiko. Kemudian perencanaan manajemen risiko bisa diteruskan dengan penetapan
Target, Kebijakan, dan Prosedur yang berkaitan dengan manajemen risiko. Akan lebihbaik lagi jika visi,
Misi, kebijakan dan prosedur tersebut di rancang secara tertulis, sehinga memiliki dokumentasi, dokumen
tertulis semacam itu akan memudahkan dalam pengarahan serta menegaskan dukungan manajemen
terhadap program manajemen risiko.

.Pelaksanaan
Pelaksanaan manajemen risiko meliputi aktivitas operasional yang berkaitan dengan manajemen risiko
yaitu Proses identifikasi dan pengukuran risiko, kemudian dilanjutkan dengan manajemen (pengelolaan)
risiko. Ketiga hal diatas merupakan aktivitas operasional utama dalam proses manajemen risiko.
Dalam pelaksanaan pekerjaan manajemen risiko, dibutuhkan adanya organisasi (Struktur Organisasi) dan
staffing (Personel), strurktur organisasi sangat bervariasi dari satu organisasi ke organisasi lainnya
berikutadalah contoh struktur organisasi manajemen risiko :
Dalam gambar di atas , unit manajemen risiko bertanggung jawab ke manajer risiko yang disebut Chif
Risk Officer (CRO). CRO kemudian bertangung jawab langsung pada direktur utama, pemisahan unit
manajemen risiko menjadi bagian sendiri diharapkan mampu menjaga independensi unit manajemen
risiko. Unit manajemen risiko memiliki kedudukan yang sama dengan unit lini (pemasaran, keuangan,
produksi). Status sebagai unit lini memungkinkan kekuatan yang cukup dalam organisasi untuk
mendorong praktek manajemen risiko yang baik dalam suatu organisasi. Unit lini berkomunikasi dengan
unit manajemen risiko (seperti ditunjukkan gambar panah dua arah) . Komunikasi semacam itu penting
agar unit manajemen risiko memperoleh gambaran yang lengkap mengenai risiko yang dihadapi
perusahaan.
Aspek prilaku dari struktur organisasi manajemen risiko juga perlu diperhatikan. Pekerjaan manajemen
risiko cenderung bertentangan dengan pekerjaan manajemen lini. Manajemen lini (misal pemasaran)
ingin berjalan cepat tanpa memperhitungkan risiko. Manajemen risiko cenderung menahan keinginan
semacam itu dengan mengingatkan risiko-risiko yang memungkin muncul.

.Pengendalian
Tahap berikutnya adalah pengendalian yang meliputi evaluasi secara periodik pelaksanaan menajemen
risiko, output pelaporan yang dihasilkan oleh manajemen risiko, dan umpan balik. Format pelaporan
manajemen risiko bervariasi dari satu organisasi dengan organisasi lainnya , dari satu kegiatan kekegiatan
lainnya. Contoh format pelaporan kegiatan manajemen risiko. Gambar 1.1 menunjukkan laporan kerugian
atau keuntungan, gambar 1.2 menunjukkan laporan mengenai kejadia kejadian penting yang
menyebabkan perusahaan mengalami kerugian, hampir rugi, eksposur perusahaan terhadap kejadian
tersebut, dan respon yang dilakukan organisasi. Sebagai contoh, perusahaan barangkali melaporkan
kejadian naiknya tingkat bunga sebesar 1% (cukup tinggi). Kemudian perusahaan melaporkan eksposur
yatiu posisi obligasi dengan nilai $ 10 Juta (sepuluh juta dolar) . Jika tingkat bunga naik, maka nilai
obligasi akan turun (yang mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian). Berikutnya gambar 1.3
menyajikan respon yang dilakukan perusahaan dalam situasi tersebut (misal melakukan hedging)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata Resiko dan sudah biasa dipakai dalam
percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang. Resiko merupakan bagian dari kehidupan kerja individual
maupun organisasi. Berbagai macam resiko, seperti resiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain di jalan,
resiko terkena banjir di musim hujan dan sebagainya, dapat menyebabkan kita menanggung kerugian jika
resiko-resiko tersebut tidak kita antisipasi dari awal. Resiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau
keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Sebagaimana kita pahami dan
sepakati bersama bahwa tujuan perusahaan adalah membangun dan memperluas keuntungan kompetitif
organisasi.

Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi karena kurang atau tidak tersedianya cukup
informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat
menguntungkan atau merugikan. Menurut Wideman, ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan
menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang
menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan istilah resiko (risk). Dalam beberapa tahun terakhir,
manajemen resiko menjadi trend utama baik dalam perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja. Hal
ini secara konkret menunjukkan pentingnya manajemen resiko dalam bisnis pada masa kini.

Secara umum resiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan di
mana terdapat kemungkinan yang merugikan. Bagaimana jika kemungkinan yang dihadapi dapat
memberikan keuntungan yang sangat besar, dan walaupun mengalami kerugian sangat kecil sekali.
Misalnya membeli lotere. Jika beruntung maka akan mendapat hadiah yang sangat besar, tetapi jika tidak
beruntung uang yang digunakan membeli lotere relatif kecil. Apakah ini juga tergolong resiko?
Jawabannya adalah hal ini juga tergolong resiko. Selama mengalami kerugian walau sekecil apapun hal
itu dianggap resiko.

Mengapa resiko harus dikelola? Jawabannya tidak sulit ditebak, yaitu karena resiko mengandung biaya
yang tidak sedikit. Bayangkan suatu kejadian di mana suatu perusahaan sepatu yang mengalami
kebakaran. Kerugian langsung dari peristiwa tersebut adalah kerugian finansial akibat asset yang terbakar
(misalnya gedung, material, sepatu setengah jadi, maupun sepatu yang siap untuk dijual). Namun juga
dilihat kerugian tidak langsungnya, seperti tidak bisa beroperasinya perusahaan selama beberapa bulan
sehingga menghentikan arus kas. Akibat lainnya adalah macetnya pembayaran hutang kepada supplier
dan kreditor karena terhentinya arus kas yang akhirnya akan menurunkan kredibilitas dan hubungan baik
perusahaan dengan partner bisnis tersebut.

Resiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui manajemen resiko. Peran dari manajemen resiko
diharapkan dapat mengantisipasi lingkungan cepat berubah, mengembangkan corporate governance,
mengoptimalkan strategic management, mengamankan sumber daya dan asset yang dimiliki organisasi,
dan mengurangi reactive decision making dari manajemen puncak.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Manajemen Resiko

Menurut Wikipedia bahasa Indonesia menyebutkan bahwa manajemen resiko adalah suatu pendekatan
terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian
aktivitas manusia termasuk: penilaian resiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi
resiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumber daya. Strategi yang dapat diambil antara
lain adalah memindahkan resiko kepada pihak lain, menghindari resiko, mengurangi efek negatif resiko,
dan menampung sebagian atau semua konsekuensi resiko tertentu. Manajemen resiko tradisional terfokus
pada resiko- resiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran,
kematian, dan tuntutan hukum).

Menurut Vibiznews.com, manajemen resiko adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur resiko, serta
membentuk strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia. Strategi yang dapat
digunakan antara lain mentransfer resiko pada pihak lain, menghindari resiko, mengurangi efek buruk
dari resiko dan menerima sebagian maupun seluruh konsekuensi dari resiko tertentu.

Sedangkan menurut COSO, manajemen resiko (risk management) dapat diartikan sebagai a process,
effected by an entitys board of directors, management and other personnel, applied in strategy setting and
across the enterprise, designed to identify potential events that may affect the entity, manage risk to be
within its risk appetite, and provide reasonable assurance regarding the achievement of entity objectives.

Manajemen resiko adalah bagian penting dari strategi manajemen semua perusahaan. Proses di mana
suatu organisasi yang sesuai metodenya dapat menunjukkan resiko yang terjadi pada suatu aktivitas
menuju keberhasilan di dalam masing-masing aktivitas dari semua aktivitas. Fokus dari manajemen
resiko yang baik adalah identifikasi dan cara mengatasi resiko. Sasarannya untuk menambah nilai
maksimum berkesinambungan (sustainable) organisasi. Tujuan utama untuk memahami potensi upside
dan downside dari semua faktor yang dapat memberikan dampak bagi organisasi. Manajemen resiko
meningkatkan kemungkinan sukses, mengurangi kemungkinan kegagalan dan ketidakpastian dalam
memimpin keseluruhan sasaran organisasi.

Manajemen resiko seharusnya bersifat berkelanjutan dan mengembangkan proses yang bekerja dalam
keseluruhan strategi organisasi dan strategi dalam mengimplementasikan. Manajemen resiko seharusnya
ditujukan untuk menanggulangi suatu permasalahan sesuai dengan metode yang digunakan dalam
melaksanakan aktifitas dalam suatu organisasi di masa lalu, masa kini dan masa depan.

Manajemen resiko harus diintegrasikan dalam budaya organisasi dengan kebijaksanaan yang efektif dan
diprogram untuk dipimpin beberapa manajemen senior. Manajemen resiko harus diterjemahkan sebagai
suatu strategi dalam teknis dan sasaran operasional, pemberian tugas dan tanggung jawab serta
kemampuan merespon secara menyeluruh pada suatu organisasi, di mana setiap manajer dan pekerja
memandang manajemen resiko sebagai bagian dari deskripsi kerja. Manajemen resiko mendukung
akuntabilitas (keterbukaan), kinerja pengukuran dan reward, mempromosikan efisiensi operasional dari
semua tingkatan.

Definisi manajemen resiko (risk management) di atas dapat dijabarkan lebih lanjut berdasarkan kata kunci
sebagai berikut:

1. On going process
Manajemen resiko dilaksanakan secara terus menerus dan dimonitor secara berkala. Manajemen resiko
bukanlah suatu kegiatan yang dilakukan sesekali (one time event).

2. Effected by people
Manajemen resiko ditentukan oleh pihak-pihak yang berada di lingkungan organisasi. Untuk lingkungan
instansi pemerintah, manajemen resiko dirumuskan oleh pimpinan dan pegawai institusi/departemen yang
bersangkutan.

3. Applied in strategy setting


Manajemen resiko telah disusun sejak dari perumusan strategi organisasi oleh manajemen puncak
organisasi. Dengan penggunaan manajemen resiko, strategi yang disiapkan disesuaikan dengan resiko
yang dihadapi oleh masing-masing bagian/unit dari organisasi.

4. Applied across the enterprised


Strategi yang telah dipilih berdasarkan manajemen resiko diaplikasikan dalam kegiatan operasional, dan
mencakup seluruh bagian/unit pada organisasi. Mengingat resiko masing-masing bagian berbeda, maka
penerapan manajemen resiko berdasarkan penentuan resiko oleh masing-masing bagian.

5. Designed to identify potential events


Manajemen resiko dirancang untuk mengidentifikasi kejadian atau keadaan yang secara potensial
menyebabkan terganggunya pencapaian tujuan organisasi.

6. Provide reasonable assurance


Resiko yang dikelola dengan tepat dan wajar akan menyediakan jaminan bahwa kegiatan dan pelayanan
oleh organisasi dapat berlangsung secara optimal.

7. Geared to achieve objectives


Manajemen resiko diharapkan dapat menjadi pedoman bagi organisasi dalam mencapai tujuan yang telah
ditentukan.

Sasaran dari pelaksanaan manajemen resiko adalah untuk mengurangi resiko yang berbeda-beda yang
berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini
dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi,
dan politik. Di sisi lain, pelaksanaan manajemen resiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi
manusia, khususnya entitas manajemen resiko (manusia, staff, organisasi).

Dalam perkembangannya resiko-resiko yang dibahas dalam manajemen resiko dapat diklasifikasi
menjadi:

Resiko Operasional
Resiko Hazard
Resiko Finansial
Resiko Strategis

Hal ini menimbulkan ide untuk menerapkan pelaksanaan manajemen resiko terintegrasi korporasi
(enterprise risk management). Manajemen resiko dimulai dari proses identifikasi resiko, penilaian resiko,
mitigasi, monitoring dan evaluasi.

a. Mengidentifikasi resiko

Proses ini meliputi identifikasi resiko yang mungkin terjadi dalam suatu aktivitas usaha. Identifikasi
resiko secara akurat dan kompleks sangatlah vital dalam manajemen resiko. Salah satu aspek penting
dalam identifikasi resiko adalah mendaftar resiko yang mungkin terjadi sebanyak mungkin. Teknik-teknik
yang dapat digunakan dalam identifikasi resiko antara lain:

1. Brainstorming
2. Survey
3. Wawancara
4. Informasi historis
5. Kelompok kerja

b. Menganalisa resiko

Setelah melakukan identifikasi resiko, maka tahap berikutnya adalah pengukuran resiko dengan cara
melihat seberapa besar potensi terjadinya kerusakan (severity) dan probabilitas terjadinya resiko tersebut.
Penentuan probabilitas terjadinya suatu event sangatlah subjektif dan lebih berdasarkan nalar dan
pengalaman. Beberapa resiko memang mudah untuk diukur, namun sangatlah sulit untuk memastikan
probabilitas suatu kejadian yang sangat jarang terjadi. Sehingga, pada tahap ini sangatlah penting untuk
menentukan dugaan yang terbaik supaya nantinya kita dapat memprioritaskan dengan baik dalam
implementasi perencanaan manajemen resiko.

Kesulitan dalam pengukuran resiko adalah menentukan kemungkinan terjadi suatu resiko karena
informasi statistik tidak selalu tersedia untuk beberapa resiko tertentu. Selain itu, mengevaluasi dampak
kerusakan (severity) sering kali cukup sulit untuk asset immaterial.

3. Monitoring resiko

Mengidentifikasi, menganalisa dan merencanakan suatu resiko merupakan bagian penting dalam
perencanaan suatu proyek. Namun, manajemen resiko tidaklah berhenti sampai di sini saja. Praktek,
pengalaman, dan terjadinya kerugian akan membutuhkan suatu perubahan dalam rencana dan keputusan
mengenai penanganan suatu resiko. Sangatlah penting untuk selalu memonitor proses dari awal mulai dari
identifikasi resiko dan pengukuran resiko untuk mengetahui keefektifan respon yang telah dipilih dan
untuk mengidentifikasi adanya resiko yang baru maupun berubah. Sehingga, ketika suatu resiko terjadi
maka respon yang dipilih akan sesuai dan diimplementasikan secara efektif.

2.2 Konsep Resiko

Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya cukup
informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat
menguntungkan atau merugikan. Istilah resiko memiliki beberapa definisi. Resiko dikaitkan dengan
kemungkinan kejadian, atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
Menurut Vaughan (1978) mengemukakan beberapa definisi resiko sebagai berikut:

Risk is the chance of loss (resiko adalah kans kerugian)

Chance of loss berhubungan dengan suatu exposure (keterbukaan) terhadap kemungkinan kerugian.
Dalam ilmu statistik, chance dipergunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya
situasi tertentu. Dalam hal chance of loss 100%, berarti kerugian adalah pasti sehingga resiko tidak ada.

- Risk is the possibility of loss (resiko adalah kemungkinan kerugian).

Istilah possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada di antara nol dan satu. Namun,
definisi ini kurang cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.

- Risk is uncertainty (resiko adalah ketidakpastian).

Uncertainty dapat bersifat subjective dan objective. Subjective uncertainty merupakan penilaian individu
terhadap situasi resiko yang didasarkan pada pengetahuan dan sikap individu yang bersangkutan.
Objective uncertainty akan dijelaskan pada dua definisi resiko berikut.

- Risk is the dispersion of actual from expected results (resiko merupakan penyebaran hasil aktual dari
hasil yang diharapkan).

Ahli statistik mendefinisikan resiko sebagai derajat penyimpangan sesuatu nilai di sekitar suatu posisi
sentral atau di sekitar titik rata-rata.

- Risk is the probability of any outcome different from the one expected (resiko adalah probabilitas
sesuatu outcome berbeda dengan outcome yang diharapkan)

Menurut definisi di atas, resiko bukan probabilitas dari suatu kejadian tunggal, tetapi probabilitas dari
beberapa outcome yang berbeda dari yang diharapkan. Dari berbagai definisi di atas, resiko dihubungkan
dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tidak diinginkan, atau tidak terduga.
Dengan kata lain, kemungkinan itu sudah menunjukkan adanya ketidakpastian.

Konsep lain yang berkaitan dengan resiko adalah peril dan hazard. Peril merupakan suatu peristiwa yang
dapat menimbulkan terjadinya suatu kerugian. Sedangkan hazard merupakan keadaan dan kondisi yang
dapat memperbesar kemungkinan terjadinya peril.

Hazard terdiri dari beberapa tipe, yaitu:

1. Physical hazard merupakan suatu kondisi yang bersumber pada karakteristik secara fisik dari objek
yang dapat memperbesar terjadinya kerugian.
2. Moral hazard merupakan suatu kondisi yang bersumber dari orang yang berkaitan dengan sikap mental,
pandangan hidup dan kebiasaan yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya peril.

3. Morale hazard merupakan suatu kondisi dari orang yang merasa sudah memperoleh jaminan dan
menimbulkan kecerobohan sehingga memungkinkan timbulnya peril.

4. Legal hazard merupakan suatu kondisi pengabaian atas suatu peraturan atau perundang-undangan yang
bertujuan melindungi masyarakat sehingga memperbesar terjadinya peril.

Resiko dapat terjadi pada pelayanan, kinerja, dan reputasi dari institusi yang bersangkutan. Resiko yang
terjadi dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain kejadian alam, operasional, manusia, politik,
teknologi, pegawai, keuangan, hukum, dan manajemen dari organisasi.

Suatu resiko yang terjadi dapat berasal dari resiko lainnya, dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor.
Resiko rendahnya kinerja suatu instansi berasal dari resiko rendahnya mutu pelayanan kepada publik.
Resiko terakhir disebabkan oleh faktor-faktor sumber daya manusia yang dimiliki organisasi dan
operasional seperti keterbatasan fasilitas kantor. Resiko yang terjadi akan berdampak pada tidak
tercapainya misi dan tujuan dari instansi tersebut, dan timbulnya ketidakpercayaan dari publik.

Resiko diyakini tidak dapat dihindari. Berkenaan dengan sektor publik yang menuntut transparansi dan
peningkatan kinerja dengan dana yang terbatas, resiko yang dihadapi instansi Pemerintah akan semakin
bertambah dan meningkat. Oleh karena itu, pemahaman terhadap resiko menjadi keniscayaan untuk dapat
menentukan prioritas strategi dan program dalam pencapaian tujuan organisasi.

2.2.1 Kategori Resiko

Resiko dapat dikategorikan ke dalam dua bentuk :

1. Resiko spekulatif

2. Resiko murni

Resiko spekulatif

Resiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat memberikan keuntungan
dan juga dapat memberikan kerugian. Resiko spekulatif kadang-kadang dikenal dengan istilah resiko
bisnis (business risk). Seseorang yang menginvestasikan dananya di suatu tempat menghadapi dua
kemungkinan. Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau malah investasinya merugikan.
Resiko yang dihadapi seperti ini adalah resiko spekulatif.

Resiko murni

Resiko murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa
dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu contoh adalah kebakaran, apabila perusahaan menderita
kebakaran, maka perusahaan tersebut akan menderita kerugian. Kemungkinan yang lain adalah tidak
terjadi kebakaran. Dengan demikian kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan
keuntungan kecuali ada kesengajaan untuk membakar dengan maksud-maksud tertentu. Resiko murni
adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin
menguntungkan. Salah satu cara menghindarkan resiko murni adalah dengan asuransi. Dengan demikian
besarnya kerugian dapat diminimalkan. itu sebabnya resiko murni kadang dikenal dengan istilah resiko
yang dapat diasuransikan ( insurable risk ). Perbedaan utama antara resiko spekulatif dengan resiko murni
adalah kemungkinan untung ada atau tidak, untuk resiko spekulatif masih terdapat kemungkinan untung
sedangkan untuk resiko murni tidak dapat kemungkinan untung.

Kejadian sesungguhnya terkadang menyimpang dari perkiraan. Artinya ada kemungkinan penyimpangan
yang menguntungkan maupun merugikan. Jika kedua kemungkinan itu ada, maka dikatakan resiko itu
bersifat spekulatif. Sebaliknya, lawan dari risiko spekulatif adalah resiko murni, yaitu hanya ada
kemungkinan kerugian dan tidak mempunyai kemungkinan keuntungan. Manajer resiko tugas utamanya
menangani risiko murni dan tidak menangani risiko spekulatif, kecuali jika adanya resiko spekulatif
memaksanya untuk menghadapi resiko murni tersebut.

Menentukan sumber resiko adalah penting karena mempengaruhi cara penanganannya. Sumber resiko
dapat diklasifikasikan sebagai resiko sosial, resiko fisik, dan resiko ekonomi.

Biaya-biaya yang ditimbulkan karena menanggung resiko atau ketidakpastian dapat dibagi sebagai
berikut:

1. Biaya-biaya dari kerugian yang tidak diharapkan

2. Biaya-biaya dari ketidakpastian itu sendiri

2.3 Mengidentifikasi resiko

Pengidentifikasian resiko merupakan proses analisa untuk menemukan secara sistematis dan
berkesinambungan atas resiko (kerugian yang potensial) yang dihadapi perusahaan. Oleh karena itu,
diperlukan checklist untuk pendekatan yang sistematis dalam menentukan kerugian potensial. Salah satu
alternatif sistem pengklasifikasian kerugian dalam suatu checklist adalah; kerugian hak milik (property
losses), kewajiban mengganti kerugian orang lain (liability losses) dan kerugian personalia (personnel
losses). Checklist yang dibangun sebelumnya untuk menemukan resiko dan menjelaskan jenis-jenis
kerugian yang dihadapi oleh suatu perusahaan.

Perusahaan yang sifat operasinya kompleks, berdiversifikasi dan dinamis, maka diperlukan metode yang
lebih sistematis untuk mengeksplorasi semua segi. Metode yang dianjurkan adalah sebagai berikut:

1. Questioner analisis resiko (risk analysis questionnaire)

2. Metode laporan Keuangan (financial statement method)

3. Metode peta aliran (flow-chart)

4. Inspeksi langsung pada objek

5. Interaksi yang terencana dengan bagian-bagian perusahaan

6. Catatan statistik dari kerugian masa lalu

7. Analisis lingkungan

Dengan mengamati langsung jalannya operasi, bekerjanya mesin, peralatan, lingkungan kerja, kebiasaan
pegawai dan seterusnya, manajer resiko dapat mempelajari kemungkinan tentang hazard. Oleh karena itu,
keberhasilannya dalam mengidentifikasi resiko tergantung pada kerja sama yang erat dengan bagian-
bagian lain yang terkait dalam perusahaan.
Manajer resiko dapat menggunakan tenaga pihak luar untuk proses mengidentifikasikan resiko, yaitu agen
asuransi, broker, atau konsultan manajemen resiko. Hal ini tentunya memiliki kelemahan, di mana mereka
membatasi proses hanya pada resiko yang diasuransikan saja. Dalam hal ini diperlukan strategi
manajemen untuk menentukan metode atau kombinasi metode yang cocok dengan situasi yang dihadapi.

DAFTAR PUSTAKA

http://bppk.depkeu.go.id
http://wikipedia.org
http://acc.dau.mil
http://ahds.ac.uk
http://jiscinfonet.ac.uk/infokits/risk-management
http://vibiznews.com

AS/NZS 4360:2004, Australian/New Zealand Standard Risk Management, Joint Technical Committee
OB-007 Risk Management, 31 Agustus 2004.

Artikel Landasan Teori Asset Manajemen, Website Manajemen Asset, 2007.

Artikel Lifecycle Asset Management Website Manajemen Asset, 2007.

Artikel Risk Based Enterprise Asset Management, Capgemini, Website 2007.

Artikel Sumber Daya Air, Website Bappenas.

Artikel Sumbang Pikir dalam PDAM Rescue, Kepala Bidang Rencana dan Evaluasi Pusat
Pengembangan Investasi BAPEKIN, Website 2007.

Artikel Water Infrastucture, Website GAO, Maret 2004.

Slide Pengantar Pengelolaan Asset (Infrastruktur), Gary Mc Lay, Website, 2 Juni 2006.

Darmawi, Herman. Manajemen Resiko. Bumi Aksara, 2005.

Chapman, Christy. Bringing ERM into Focus. Internal Auditor, June 2003

Committee of Sponsoring Organization (COSO) of the Treadway Commission. What is COSO:


Background and Events Leading to Internal Control-Integrated Framework. 1992

Simmons, Mark. COSO Based Auditing. The Internal Auditor, December 1997 The Institute of Internal
Auditors. Internal C

Vaughan, Emmet. Fundamental of Risk and Insurance. 2nd, John Willey, 1978
Pengertian Risiko Keuangan

Risiko keuangan (financial risk) adalah sejauh mana perusahaan bergantung


pada pembiayaan external (termasuk pasar modal dan bank) untuk mendukung
operasi yang sedang berlangsung. Risiko keuangan tercermin dalam faktor-faktor
seperti leverage neraca, transaksi off-balance sheet, kewajiban kontrak, jatuh
tempo pembayaran utang, likuiditas, dan hal lainnya yang mengurangi fleksibilitas
keuangan. Perusahaan yang mengandalkan pada pihak eksternal
untuk pembiayaan berisiko lebih besar daripada yang menggunakan dana sendiri
yang dihasilkan secara internal.

2.2. Tujuan Manajemen Risiko Keuangan

Tujuan utama manajemen resiko keuangan adalah untuk meminimalkan


potensi kerugian yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang,
kredit, komoditas dan equitas. Resiko volatilitas harga yang dihadapi ini dikenal
sebagai resiko pasar. Resiko pasar terdapat dalam berbagai bentuk. Meskipun fokus
terhadap volatilitas harga atau tingkat, akuntan manajemen perlu
mempertimbangkan resiko lainnya seperti :
1. Resiko liquiditas timbul karena tidak semua produk manajemen resiko keuangan
dapat diperdagangkan secara bebas.
2. Diskontinuitas pasar mengacu pada resiko bahwa pasar tidak selalu menimbulkan
perubahan harga secara bertahap.
3. Resiko kredit merupakan kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak
manajemen resikotidak dapat memenuhi kewajibannya.
4. Resiko regulasi adalah risiko yang timbul karena pihak otoritas publik melarang
penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan tertentu.
5. Resiko pajak merupakan resiko bahwa transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat
memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan.
6. Resiko akuntansi adalah peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak dapat
dicatat sebagai bagian dari transaksi yang hendak dilindungi nilai.

Pertumbuhan jasa manajemen resiko yang cepat menunjukan bahwa


manajemen dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengendalikan resiko
keuangan. Jika perusahaan menyamai nilai kini arus kas masa depannya,
manajemen potensi resiko yang aktif dapat dibenarkan dalam beberapa alasan.
Laba yang stabil mengurangi kemungkinan resiko gagal bayar dan kebangkrutan
atau resiko bahwa laba mungkin tidak dapat menutupi layanan jasa utang
kontraktual.

2.3 Peranan Akuntansi


Akuntansi manajemen memainkan peran yang penting dalam proses risiko
manajemen. Mereka membantu dalam mengidentifikasikan eksposur pasar,
mengkuantifikasi keseimbangan yang terkait dengan strategi respons risiko
alternative, mengukur potensi yang dihadapi perusahaan terhadap risiko tertentu,
mencatat produk lindung nilai tertentu dan mengevaluasi program lindung nilai.

Kerangka dasar yang bermanfaat untuk mengidentifikasi berbagai jenis


risiko market berpotensi dapat disebut sebagai pemetaan risiko. Kerangka ini
diawali dengan pengamatan atas hubungan berbagai risiko pasar terhadap pemicu
nilai suatu perusahaan dan pesaingnya. Pemicu nilai mengacu pada kondisi
keuangan dan pos-pos kinerja operasi keuangan utama yang mempengaruhi nilai
suatu perusahaan. Risiko pasar mencakup risiko kurs valuta asing dan suku bunga,
serta risiko harga komoditas dan ekuitas. Mata uang Negara sumber pembelian
mengalami penurunan nilai relative terhadap mata uang Negara domnestik, maka
perubahan ini dapat menyebabkan pesaing domestic mampu menjual dengan harga
yang lebih rendah, ini disebut sebagai risiko kompetitif mata uang yang dihadapi.
Akuntan manajemen harus memasukkan suatu fungsi demikian probabilitas yang
terkait dengan serangkaian hasil keluaran masing-masing pemicu nilai. Peran lain
yang dimainkan oleh para akuntan dalam proses manajemen resiko meliputi proses
kuantifikasi penyeimbangan yang berkaitan dengan alternative strategi respon
risiko. Risiko kurs valuta asing adalah salah satu bentuk risiko yang paling umum
dan akan dihadapi oleh perusahaan multinasional. Di dalam dunia kurs
mengambang, manajemen risiko mencakup: (1) antisipasi pergerakan kurs, (2)
pengukuran risiko kurs valuta asing yang dihadapi perusahaan, (3) perancangan
strategi perlindungan yang memadai, dan (4) pembuatan pengendalian manajemen
risiko internal. Manajer keuangan harus memiliki informasi mengenai kemungkinan
arah, waktu, dan magnitude perubahan kurs dan dapat menyusun ukuran-ukuran
defensive memadai dengan lebih efisien dan efektif.

2.4 Potensi Risiko Transaksi

Potensi terhadap risiko valas timbul apabila perubahan kurs valas juga
mengubah nilai aktiva bersih, laba, dan arus kas suatu perusahaan. Pengukuran
akuntansi tradisional terhadap potensi risiko valas ini berpusat pada dua jenis
potensi risiko: translasi dan transaksi.

Potensi risiko translasi mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai
ekuivalen mata uang domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing
yang dimiliki oleh perusahaan. Karena jumlah dalam mata uang asing umumnya
ditranslasikan ke dalam nilai ekuivalen mata uang domestik untuk tujuan
pengawasan manajemen atau pelaporan keuangan eksternal, pengaruh translasi itu
menimbulkan dampak langsung terhadap laba yang diinginkan. Kelebihan antara
aktiva terpapar resiko dengan kewajiban terpapar (yaitu pos-pos dalam mata uang
asing yang ditranslasikan berdasarkan kurs kini) menyebabkan timbulnya posisi
aktiva terpapar bersih. Posisi ini sering disebut potensi risiko positif. Devaluasi mata
uang asing relatif terhadap mata uang pelaporan menimbulkan kerugian translasi.
Revaluasi mata uang asing menghasilkan keuntungan translasi. Sebaliknya, jika
perusahaan memiliki posisi kewajiban terpapar bersih atau potensi risiko negatif
apabila kewajiban terpapar melebihi aktiva terpapar. Dalam kasus ini, devaluasi
mata uang asing menyebabkan timbulnya keuntungan translasi. Revalusi mata
uang asing menyebabkan kerugian translasi.

Strategi Perlindungan Sekali potensi risiko kurs yang dihadapi dapat


diidentifikasikan, langkah berikutnya adalah merancang strategi lindung nilai untuk
meminimalkan atau menghilangkan potensi risiko tersebut.

Strategi ini mencakup :

Lindung Nilai Neraca


Dapat mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan dengan menyesuaikan
tingkatan dan nilai denominasi moneter aktiva dan kewajiban perusahaan yang
terpapar. Metode lindung nilai potensi risiko perusahaan positif lainnya dalam
sebuah anak perusahaan yang berlokasi di negara yang rentan terhdap devaluasi
meliputi :

1. Mempertahankan saldo kas dalam mata uang lokal sebesar tingkat minimum
yang diperlukan untuk mendukung operasi yang berjalan.

2. Mengembalikan laba yang di atas jumlah yang diperlukan untuk ekspansi modal
kepada induk perusahaan.

3. Mempercepat (memastikan-leading) penerimaan dan piutang dagang yang


beredar dalam mata uang lokal.

4. Menunda (memperlambat-lagging) pembayaran utang dalam mata uang lokal.

5. Mempercepat pembayaran utang dalam mata uang asing.

6. Menginvestasikan kelebihan utang tunai ke dalam persediaan dan aktiva lainnya


dalam mata uang lokal yang tidak terlalu terpengaruh oleh kerugian devaluasi.

7. Berinvestasi dalam aktiva di luar negeri dengan mata uang yang kuat.

Lindung Nilai Operasional Bentuk perlindungan risiko ini berfokus pada variabel
variabel yang mempengaruhi pendapat dan beban dalam mata uang asing.
Pengendalian biaya yang lebih ketat memungkinkan margin keselamatan yang lebih
besar terhadap potensi kerugian mata uang.

Lindung Nilai Struktural Lindung nilai ini mencakup relokasi tempat manufaktur
untuk mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan atau mengubah negara
yang menjadi sumber bahan mentah atau komponen manufaktur.

Lindung Nilai Kontraktual, Berbagai instrumen lindung nilai kontraktual telah


dikembangkan untuk memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada para
manajer dalam mengelola potensi risiko valuta asing yang dihadapi.

Kebanyakan instrumen keuangan ini adalah derivatif , dan bukan merupakan


instrumen dasar. Instrumen keuangan dasar, seperti perjanjian pembelian kembali
(piutang), obligasi, dan modal saham, memenuhi definisi akuntansi konvensional
untuk aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik. Instrumen derivatif merupakan
perjanjian kontraktual yang memberikan hak atau kewajiban khusus dan
memperoleh nilainya dan instrumen keuangan atau komoditas lainnya. Banyak di
antaranya didasarkan pada peristiwa yang bersifat kontijensi.

Akuntansi untuk Produk Lindung Nilai Merupakan kontrak atau instrumen keuangan
yang memungkinkan penggunaanya

untuk meminimalkan, menghilangkan, atau paling tidak mengalihkan risiko pasar


pada pundak pihak lain. Produk ini mencakup antara lain kontrak forward, future,
swap, opsi, dan gabungan dari ketiganya. Untuk memahami pentingnya akuntansi
lindung nilai, dicontohkan beberapa praktik akuntansi lindung nilai yang dasar.
Komponen dasar laporan

keuangan (tanpa pajak)

Referensi:

http://kamusbisnis.com/arti/risiko-keuangan/

http://elsyasitler.blogspot.com/2013/05/bab-10-manajemen-resiko-keuangan.html

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/05/manajemen-resiko-keuangan/

http://animo-antolog.blogspot.com/2011/05/manajemen-resiko-keuangan.html

Anda mungkin juga menyukai