Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ilmiah ESAI Volume 10, No.

1, Januari
2016 ISSN No. 1978-6034

Islamic Capital Asset Pricing Model: A comparative analysis

Islamic Capital Asset Pricing Model: Sebuah Analisis Perbandingan

Igo Febrianto 1) Artie Arditha Rachman 2)


1)
Staf Pengajar pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
2)
Lampung
Staf Pengajar pada Program Studi Akuntansi Jurusan Ekonomi dan Bisnis Politeknik
Negeri Lampung

Abstract
Moslem investors often find dilemma about asset pricing while having investments in
stock exchange. Conventional asset pricing model, such as Capital Asset Pricing
Model (CAPM), cannot accommodate the needs for asset pricing which is free from
riba and interest as one of the sharia requirements. The aim of the current research is
to compare the conventional model with others which are developed by using zakat
and inflation as a replacement component for risk free rate in CAPM, called Islamic
CAPM. Descriptive analysis result shows that moslem investors could use inflation as a
replacement component for risk free rate. The statistical evidence also shows that the
accuracy of this model is similar to the conventional asset pricing model.

Keywords: CAPM, Islamic CAPM, zakat, inflation

Pendahuluan

Menurut data Badan Pusat Statistik syariah. Hal ini sebenarnya sejalan dengan
tahun 2010, penduduk Indonesia yang Konsep investasi bermoral, beretika dan
memeluk agama Islam berjumlah bertanggungjawab yang sekarang sedang
207.176.162 jiwa dari total jumlah menjadi perhatian karena banyaknya kasus
penduduk 237.641.326 jiwa, atau sebesar skandal keuangan yang terjadi di dunia.
87,18%. Sebagai salah satu negara dengan Perkembangan konsep perbankan
jumlah penduduk mayoritas muslim Islam dan keuangan Islam dapat kita telusuri
terbesar di dunia, Indonesia merupakan p a sejak didirikannya Mit Ghamr Savings Bank
saryangsangatbesaruntuk di Mesir pada tahun 1963 (Sadaf and
pengembangan industri keuangan syariah Andleeb, 2014). Hingga saat ini, konsep
khususnya di pasar modal. keuangan Islami berkembang tidak hanya di
Sebagai muslim, seorang investor negara-negara muslim namun juga di
harus memperhatikan berbagai perintah dan negara-negara non-muslim seperti Inggris
larangan yang telah ditetapkan agama, agar dan Amerika Serikat. Sekarang investor
prosesdanhasilinvestasiyang muslim, dan juga investor non muslim di
Dilakukannya sesuai dengan ketentuan seluruh dunia, dapat memilih aset

14
Jurnal Ilmiah Esai Volume 10, No. 1, Januari 2016
investasi keuangan yang memiliki landasan Perkembangan dan pertumbuhan
syariah. Contohnya di pasar modal Amerika berbagai instrumen investasi dan pasar
Serikat terdapat Dow Jones Islamic Market modal yang berlandaskan syariah
Index (DJIMI) yang terdiri dari saham- merupakan kabar gembira bagi para
saham perusahaan Amerika Serikat yang investor, khususnya investor muslim,
memiliki aktivitas bisnis yang tidak karena sekarang mereka memiliki
melanggar koridor syariah Islam, alternatif investasi selain berinvestasi di
sedangkan di Inggris sudah sejak tahun aset dan pasar modal konvensional. Salah
2013 mengenal Islamic Index di Bursa satu permasalahan yang dihadapi oleh
Efek London. Pada Bursa Efek Indonesia setiap investor ketika berinvestasi di pasar
sendiri terdapat 2 indeks syariah yaitu modal adalah ketika melakukan penilaian
Jakarta Islamic Index (JII) dan Indeks aset. Saat berinvestasi pada suatu saham
Saham Syariah Indonesia (ISSI). maka seorang investor perlu mengetahui
JII telah dikembangkan sejak dan melakukan estimasi terhadap return
tanggal 3 Juli 2000. Pembentukan dan risiko dari saham yang dipilih. Salah
instrumen syariah ini untuk mendukung satu model estimasi penilaian saham yang
pembentukan Pasar Modal Syariah yang dapat digunakan investor adalah Capital
kemudian diluncurkan di Jakarta pada t a n Asset Pricing Model (CAPM).
g g a l 1 4 M a r e t 2 0 0 3 . Tu j u a n CAPM yang diperkenalkan oleh
pembentukan JII adalah untuk memandu Sharpe dan Lintner yang merupakan model
investor dalam berinvestasi saham dengan untuk menentukan harga suatu aset pada
tetap memperhatikan regulasi syariah. kondisi equilibrium. Pada keadaan
Selain itu, JII menjadi tolak ukur kinerja equilibrium tingkat keuntungan yang
(benchmark) dalam memilih portofolio disyaratkan oleh pemodal untuk suatu
saham. Saham yang masuk JII berjumlah saham akan dipengaruhi oleh risiko saham
30 (tiga puluh) saham yang dinilai tidak tersebut (Tandelilin, 2001). CAPM adalah
melanggar prinsip syariah dan dievaluasi model asset pricing yang paling umum
setiap enam bulan sekali. digunakan untuk memprediksi return dan
ISSI merupakan indeks saham yang mengetahu resiko pada tingkat return
mencerminkan keseluruhan saham syariah tertentu dan menjadi model regresi yang
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia paling sering digunakan karena proses
(BEI). Konstituen ISSI adalah keseluruhan penerapan yang sederhana dan mudah.
saham syariah tercatat di BEI dan terdaftar CAPM menjelaskan bahwa return adalah
dalam Daftar Efek Syariah (DES). Sampai fungsi linear dari risk free rate ditambah
dengan Juli 2014, saham konstituen ISSI beta yang dikalikan dengan risk premium,
tercatat berjumlah 307 perusahaan. dengan beta merupakan variabel yang
menghitung resiko sistematik.

Jurnal Ilmiah Esai Volume 10, No. 1, Januari 2016 15


Pada model CAPM, terdapat seluruh aset dapat dipasarkan secara likuid
asumsi-asumsi model CAPM yang sempurna atau secara cepat dengan harga
digunakandengantujuanuntuk yang berlaku, 8) Tidak diberlakukannya
menyederhanakan model CAPM, yaitu: 1) biaya transaksi sehingga penjualan atau
Seluruh investor memiliki cakrawala waktu pembelian aset tidak dikenai biaya transaksi,
satu periode yang sama. Kekayaan investor d 9) Tidak terjadi inflasi, 10) Tidak
apatdimaksimumkandengan diberlakukannya pajak pendapatan pribadi
memaksimumkan utility harapan dalam satu sehingga investor memiliki pilihan yang
periode waktu yang sama, 2) Seluruh sama untuk mendapatkan capital gain atau
investor mengambil keputusan investasi dividen, 11) Investor sebagai penerima
yang didasarkan atas pertimbangan antara harga (price-takers). Harga dari suatu asset
nilai return yang diharapkan dan deviasi tidak dapat dipengaruhi oleh investor
standar return dari portofolionya, 3) Seluruh individual dengan melakukan kegiatan
investor memiliki harapan yang seragam pembelian dan penjualan aset tersebut.
(homogeneous expectation) terhadap faktor- Harga dari aset ditentukan oleh investor
faktor input, seperti return yang diharapkan secara keseluruhan bukan investor secara
(expected return), varian dari return dan individual dan 12) Pasar modal dalam
kovarian antara return-return sekuritas yang kondisi seimbang (ekuilibrium). Implikasi
digunakan untuk keputusan portofolio.
dari asumsi ini ialah semua investor akan
Asumsi ini berimplikasi bahwa dengan
memilih portofolio pasar, yaitu portofolio
harga-harga sekuritas, tingkat bunga bebas
yang berisi dengan semua aset yang ada di
risiko tertentu dan dengan menggunakan
pasar dan portofolio pasar ini merupakan
input-input portofolio yang sama, maka
portofolio aset berisiko yang optimal, yaitu
setiap investor akan menghasilkan efficient
yang berada di efficient frontier menurut
frontier yang sama,
Markowitz (Hartono, 2010).
4) Seluruh investor diperbolehkan untuk
Model persamaan CAPM menjelas-
meminjamkan sejumlah dananya atau
kan bahwa return yang diharapkan adalah
meminjam sejumlah dana pada tingkat suku
risk free rate (tingkat pengembalian dari aset
bunga bebas risiko dalam jumlah yang tidak
investasi bebas resiko) ditambah beta dikali
terbatas, 5) Investor individual diijinkan
resiko premium. Secara matematika dapat
untuk melakukan penjualan pendek (short
dituliskan sebagai berikut :
sale) berapapun yang dikehendaki, 6)
Seluruh aset dapat dipecah-pecah menjadi E(Ri) = Rf +βi (E(Rm ) – Rf).

bagian yang lebih kecil tanpa batas. Investor Salah satu kendala bagi seorang investor
tetap dapat melakukan investasi dengan nilai muslim ketika menggunakan CAPM dalam
yang terkecil serta melakukan transaksi melakukan penilaian saham adalah variabel
penjualan dan pembelian aset dengan harga risk free rate (Rf) dalam persamaannya.
yang berlaku setiap saat, 7)
16
Jurnal Ilmiah Esai Volume 10, No. 1, Januari 2016
Pada koridor syariah tidak ada kurang tepat untuk risiko penilaian dalam
konsep keuntungan tetap atau pendapatan kerangka islami. Ketidaktepatan metode k
bebas resiko, karena hal tersebut berarti onvensionaltersebutkarena
bunga, dan bunga dilarang secara syariah. diperbolehkannya short-selling,
Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah sementara hal tersebut dilarang secara
pengembangan model CAPM yang dapat syariah. Penelitiannya menelaah kerangka
menjadi salah satu bahan rujukan bagi analitis untuk membentuk portofolio dan
investor muslim. pilihan alokasi aset berdasarkan sistem
Beberapa peneliti telah mencoba ekonomi islami.
untuk mengembangkan CAPM yang sesuai Selim (2008) membandingkan
dengan konsep syariah. Tomkins dan Karim Islamic risk and return dengan risiko
(1987) berpendapat karena bunga (risk free secara konvensional. Penelitian ini menguji
rate) dilarang secara syariah, oleh karena itu Penerapan pembiayaan islami, khusus
harus dikeluarkan dari persamaan CAPM, musyarakah, dibandingkan model penilaian
sehingga persamaannya menjadi Ke = βRm, aset secara konvensional. Salah satu hasil
dengan tingkat pengembalian saham yang penelitiannya menunjukkan bahwa tanpa
diharapkan sama dengan tingkat risiko pasar akuntansi untuk inflasi, dan secara kontras
saham. Ashker (1987) menggunakan terhadap tingkat bunga tetap yang
komponen zakat sebagai pengganti risk free ditentukan di muka, strategi memaksimum-
rate yang setara dengan 2,5%. Menurutnya kan return dengan risiko yang minimum d a
zakat adalah tingkat pengembalian minimal lampembiayaanmusyarakah
yang diharapkan agar para investor dapat mengimplikasi adanya optimum zero risk‐
menunaikan kewajiban agama terhadap aset free rate.
investasi yang mereka miliki. Hanif (2011) mengganti risk free
Hakim dan Rashidian (2002) me- rate dengan inflasi dengan alasan bahwa
pemerintah bertanggungjawab atas
review kinerja Dow Jones Islamic Market
kesejahteraan masyarakatnya dan ikut
Index (DJIMI). Mereka memperoleh hasil
menjamin serta melindungi tingkat daya
bahwa risiko yang lebih rendah dan rasio
beli masyarakat dari pengaruh inflasi.
Sharpe yang lebih tinggi dibandingkan
Oleh karena itu, faktor inflasi harus
Wilshire 5000. DJIMI secara khusus lebig
menjadi bagian dari persamaan CAPM.
restriktif dibandingkan indeks sosial
Penelitian ini bertujuan untuk
lainnya, hanya dengan sejumlah 700
membandingkan kinerja CAPM dengan
perusahaan dalam Wilshire 5000 yang
pengembangan CAPM yang disebut dengan
masuk dalam kualifikasi.
Islamic CAPM, dengan menghilangkan atau
Menurut Iqbal (2002), Capital
mengganti faktor risk free rate, yang
Market Line (CML) linier yang biasa
dilarang secara syariah, dengan berbagai
digunakan dalam sistem konvensional
proksi pengganti seperti zakat dan inflasi.

Jurnal Ilmiah Esai Volume 10, No. 1, Januari 2016 17


Metode Penelitian Estimasi harga saham dengan
menggunakan CAPM
Penelitian ini menggunakan metode Keterangan:
analisis deskriptif komparatif dengan cara E(Ri) = Return yang diharapkan dari
saham i yang mengandung
membandingkan hasil estimasi CAPM
risiko
dengan hasil estimasi dari pengembangan Rf = Tingkat investasi bebas
CAPM yang sesuai dengan konsep syariah. risiko
E(Rm) = Return yang diharapkan dari
Sampel dalam penelitian ini menggunakan portofolio pasar
perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta βi = Tingkat risiko pasar yang
Islamic Index (JII) selama satu tahun tidak bisa terdiversifikasi
dari surat berharga
periode pengamatan. Salah satu alasan
menggunakan JII adalah karena sebagai Langkah berikutnya adalah menghitung
indeks yang berisi perusahaan-perusahaan estimasi harga saham dengan menggunakan
yang sudah melewati screening syariah Islamic CAPM menurut Tomkins dan
oleh Dewan Syariah Nasional, maka besar Karim (1987):
kemungkinan setiap investor yang
Ke = βRm
menggunakan JII menjadikan konsep syariah
Keterangan:
sebagai salah satu bahan pertimbangan
investasinya. Ke = Return yang diharapkan dari
saham i yang mengandung risiko
Setelah mendapatkan sampel
β = Tingkat risiko pasar yang
sebanyak 25 perusahaan (yaitu perusahaan tidak bisa terdiversifikasi dari
yang bertahan selama Februari 2015 s.d surat berharga
Rm = Return yang diharapkan dari
Februari 2016 dalam JII), kemudian
portofolio pasar
menghitung return bulanan saham
individual masing-masing perusahaan Kami juga menghitung estimasi harga
dengan menggunakan rumus: saham dengan menggunakan persamaan
Ashker (1987), sebagai berikut:
Ri = (Pt – Pt-1 + Dt) / Pt-1

Keterangan: E(Ri) = Z +βi (E(Rm ) – Z)


Pt = harga saham i pada waktu t Keterangan:
P
t-1 = harga saham i pada waktu t-1
E(Ri) = Return yang diharapkan dari
Dt = dividen yang dibagikan pada
saham i yang mengandung
waktu t (jika ada)
risiko
Tingkat keuntungan pasar dihitung
Z = Tingkat Zakat
sebagai berikut:
E(Rm) = Return yang diharapkan dari
Rm = (IHSGt – IHSGt-1) / IHSGt-1
portofolio pasar.
Keterangan:
βi = Tingkat risiko pasar yang
IHSGt = indeks harga saham
tidak
gabungan pada waktu t
bisa terdiversifikasi dari
IHSGt-1 = indeks harga saham
surat berharga
gabungan pada waktu t

18
Jurnal Ilmiah Esai Volume 10, No. 1, Januari 2016
Langkah berikutnya adalah estimasi harga Model, kemudian akan dibandingkan
saham menurut persamaan Hanif (2011), hasilnya secara deskriptif. Sebagai langkah
sebagai berikut: akhir, kemudian dilakukan uji beda dengan

E(Ri) = I +βi (E(Rm ) – I)


menggunakan alat bantu statistik SPSS 18.0
atas hasil estimasi return saham untuk
Keterangan: melihat apakah ada perbedaan hasil antara
E(Ri) = Return yang diharapkan CAPM dengan Islamic CAPM.
dari saham i yang
mengandung risiko
I = Tingkat inflasi Hasil dan Pembahasan
E(Rm) = Return yang diharapkan
dari portofolio pasar. Hasil perhitungan return yang
βi = Tingkat risiko pasar yang tidak diharapkan model CAPM dan Islamic
bisa terdiversifikasi dari
surat berharga CAPM dari 25 perusahaan sampel yang
masuk ke dalam JII selama periode
Setelah mendapatkan hasil estimasi
pengamatan dapat dilihat pada tabel berikut.
return yang diharapkan dari masing-masing

Tabel 1. Perbandingan CAPM dan Islamic CAPM

Berdasarkan hasil perbandingan mengestimasi return saham, sebagaimana


pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa ICAPM halnya dengan CAPM.
dengan faktor inflasi memiliki pola yang s Hasil yang berbeda ditunjukkan
amadenganCAPM.Halini antara CAPM dengan ICAPM dengan faktor
mengindikasikan bahwa ICAPM dengan zakat dan tanpa faktor risk free rate. Secara
faktor inflasi sebagai pengganti faktor risk deskriptif, hasil estimasi dengan
free rate dapat digunakan untuk menggunakan CAPM dengan ICAPM

Jurnal Ilmiah Esai Volume 10, No. 1, Januari 2016 19


dengan faktor zakat meskipun memiliki pola Model yang menggantikan CAPM dalam
yang relatif sama namun memiliki rentang rangka mencari pengganti faktor risk free
nilai yang terlalu jauh. Sementara, CAPM rate.
dengan ICAPM tanpa faktor risk free rate, Hasil perbandingan selanjutnya
memperlihatkan hasil yang bahkan di diuji secara statistik. Pengujian statistik
beberapa perusahaan memiliki hasil yang dilakukan atas model CAPM dan ICAPM
berkebalikan. Dengan demikian, hal ini dengan faktor inflasi. Tabel hasil
menunjukkan bahwa kedua model ICAPM independent sample test disajikan berikut
ini tidak dapat digunakan sebagai ini.

Tabel 2. Hasil Uji Statistis

Levene’s t-test for Equality of Means


Test for
Equality 95% Confidence
of Sig. Mean Std Error Interval of the
Variances t df (2- Difference Difference Difference
tailed)
F Sig Lower Upper

Expected Equal 240 626 -.092 48 .927 -.0011414 .0124663 -.0262065 .0239238
Return Variances
Assummed

Equal -.092 47.387 .927 -.0011414 .0124663 -.0262149 .0239322


Variances Not
Assummed

Hasil uji statistik di atas menunjuk- Daftar Pustaka


kan bahwa tidak ada perbedaan yang El-Ashker, A. A. F. (1987). The Islamic
signifikan antara ICAPM yang mengguna- business enterprise. London: Croom
kan faktor inflasi dengan CAPM. Hal Helm.
tersebut ditunjukkan dengan nilai sig. 0,97. Hakim, S., & Rashidian, M. 2002. Risk
Hasil perbandingan secara deskriptif yang and return of Islamic stock market
indexes. In 9th Economic Research
telah dilakukan sebelumnya, dengan Forum Annual Conference in
demikian, diperkuat oleh hasil uji statistik Sharjah, UAE on October 26 (Vol.
28).129.
ini.
Dengan hasil ini, maka investor Hanif, M. 2011. Risk and Return under
muslim yang ingin menggunakan model Shari'a Framework: An Attempt to
Develop Shari'a Compliant Asset
CAPM namun tetap memperhatikan Pricing Model (SCAPM). Pakistan
pertimbangan syariah dapat menggunakan Journal of Commerce and Social
Sciences, 5(2).
faktor inflasi sebagai pengganti risk free
rate, dan mendapatkan hasil yang memiliki
pola yang sama dengan model CAPM
konvesional.
20
Jurnal Ilmiah Esai Volume 10, No. 1, Januari 2016
Hanif, M., & Dar, A. 2011. Comparative Selim, T. H. (2008). An Islamic capital
Testing of Capital Asset Pricing asset pricing model. Humanomics,
Model (CAPM) and Shari'a 24(2), 1 2 2 - 1 2 . E c o n o m i c s
Compliant Asset Pricing Model P r o j e c t Publication Co-
(SCAPM): Evidence from Karachi Sponsored by University of East.
Stock Exchange-Pakistan. Middle
Eastern Journal of Scientific Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis I n v
Research, Forthcoming. estasidanManajemenP
ortofolioEdisiPertama
Hartono, J. 2010. Teori Portofolio dan . Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Analisis Investasi. Edisi Keenam.
Yogyakarta: BPFE. Tomkins, C., & Karim, R. A. A. 1987.
The Shari'ah and Its Implications
Iqbal, Z. 2002. Portfolio Choices and Asset for Islamic Financial Analysis: An
Pricing in Islamic Framework. Opportunity to Study Interactions
Theoretical foundations of Islamic Among Society, Organization and
Economics, 167. Accounting. The American Journal
of Islamic Social Sciences, 4(1),
Sadaf, Rabeea dan Sumera Andleeb. 2014.
101-115.
Islamic Capital Asset Pricing Model
(ICAPM) Journal of Islamic Banking
and Finance, 2(1), 187-195

Jurnal Ilmiah Esai Volume 10, No. 1, Januari 2016 21


Rachmawati, Andri dan Triatmoko, Vafeas,Nikos.2005.AuditCommittees,Boar
Hanung. 2007. “Analisis Faktor-F a ds,andtheQualityofRep
ktoryangMempengaruhi ortedEamings.Contemp
KualitasLabadanNilai o r a r y AccountingResearchVol.
Perusahaan”. Simposium Nasional 22 No. 4. Hlm. 093-122
Akuntansi X Makassar, 26 - 28 Juli
2007 Wang,LiudanYun,Kenneth. 2011. Do S t a
teEnterprisesManage
Rosenfield,P..2000.WhatDrivesEarningsM EarningsMore than Privately O w n
anagement?JournalofAccountancy, edFi rm s? TheC as eof
Vol. 190, No. 4: Hlm. 106-109. China. JournalofBusinessFinance&
Accounting, 38(7)&(8),794812
Schipper,KdanVincent,L.2003.EarningQua
lity.AccountingHorizo Warfield,T.,Wild, J., Wild,K.,1995.
n , supplement2003. Hlm 97-110 Managerialownership,accounting
choices, and informativeness
Sivaramakrishnan,K danYu, Shaokun ofearnings Journal ofAccountingand
Carol.2008.Onthe Association Economics 20, 61-91.
between Corporate Governance and
EarningsQuality. KertasKerja . Yaghoobnezhad,Ahmad,dkk.2012.TheInve
(Http://www.search.proquest.com. stigationOfTheRelatio
Diakses 20 April 2011) nshipBetweenCorporat
eGovernanceAndEarnin
S k i n n e r, D o u g l a s J . Dan Solt
g s Quality.AfricanJournalOf
es,
Business Management Vol.
Eugene2009. What do dividends tell
6(11),Hal. 3898-3912
usabout earnings quality?. Review o
fAccountingStudies.
(Http://www.search.proquest.com.
Diakses 20 April 2011)

Jurnal Ilmiah Esai Volume 10, No. 1, Januari 2016 33

Anda mungkin juga menyukai