Anda di halaman 1dari 49

TUGAS MATA KULIAH

AKUNTANSI ENTITAS MIKRO KECIL DAN MENENGAH


“IDOLA” INTIP GORENG

Disusun oleh:
Bella Pramanthana F0316019
Nada Ulfa Firsya F0315074
Nevi Nur Rahmadhini F0315076

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata
kuliah Akuntansi Entitas Mikro Kecil dan Menengah dengan UMKM “Idola”
Intip Goreng.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Surakarta, 12 Januari 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PROFIL PERUSAHAAN
A. Gambaran Umum .............................................................................. 1
B. Produk ................................................................................................ 2
C. Penjualan ........................................................................................... 4
D. Proses Produksi .................................................................................. 4
E. Proses Akuntansi ............................................................................... 4
BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI
A. Kebijakan Akuntansi Aset ................................................................. 5
B. Kebijakan Akuntansi Liabilitas ....................................................... 10
C. Kebijakan Akuntansi Ekuitas ........................................................... 12
D. Kebijakan Akuntansi Pendapatan ..................................................... 14
D. Kebijakan Akuntansi Beban ............................................................. 15
BAB III BAGAN STANDAR AKUNTANSI
A. Daftar Akun ..................................................................................... 19
B. Jurnal ............................................................................................... 21
BAB IV Prosedur Sistem Akuntansi
A. Pembelian ........................................................................................ 25
B. Produksi ........................................................................................... 25
C. Penjualan ......................................................................................... 28
D. Penggajian ....................................................................................... 28
E. Flowchart ......................................................................................... 31
BAB V Rekomendasi ..................................................................................... 40
Dokumentasi .................................................................................................... 46

iii
BAB I

PROFIL PERUSAHAAN
A. GAMBARAN UMUM
UMKM INTIP IDOLA merupakan salah satu UMKM yang
bergerak di bidang manufaktur di daerah Mojosongo, Surakarta yang
memproduksi intip. Salah satu makanan khas dari Solo yang terbuat dari
beras yang dicetak kemudian digoreng hingga menyerupai kerupuk. Usaha
ini sudah turun temurun dari orang tua pemiliknya. Bapak Joko Setiono
merupakan pemilik INTIP IDOLA yang beralamat lengkap di Jl. Krakatau
2, Krajan RT/RW 01/01, Mojosongo, Surakarta.

Bapak Joko pada awalnya memulai karirnya dengan meneruskan


usaha milik orang tuanya sebagai produsen intip goreng. Semenjak
menikah beliau memutuskan untuk mendirikan sendiri dengan beberapa
inovasi baru intip. Maka, pada tahun 1999 didirikanlah INTIP IDOLA
yang masih berproduksi hingga kini. Usahanya tersebut tidak jauh berbeda
dengan milik orang tuanya, hanya saja ada beberapa produk yang sengaja
tidak diproduksi di INTIP IDOLA maupun milik orang tua Bapak Joko
tersebut. Namun, hal tersebut justru menjadi lahan kolaborasi antara
keduanya, karena dapat saling menjualkan produk yang mereka miliki.

Saat ini UMKM ini memiliki sekitar 10 pekerja ditambah dengan 2


orang sebagai pemilik sekaligus mengelola bagian keuangan dan
pengiriman. 10 pekerja tersebut terbagi dalam beberapa bagian yaitu 5
orang bagian produksi untuk memasak beras hingga memanggang. Satu
orang karyawan yang bertugas menggoreng intip mentah. Tiga orang
bagian penggemasan sekaligus memberikan cairan gula pada intip. Satu
orang bagian yang membantu pemilik di bagian pengiriman. Pekerja
tersebut dalam sehari mampu memproduksi kurang lebih 2300 buah intip
goreng. Apabila diestimasikan omset yang didapatkan dalam sebulan yaitu
sekitar Rp. 23.000.000 atau Rp 276.000.000 dalam setahun. Berdasarkan
UU No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah,
UMKM ini memenuhi kriteria sebagai usaha kecil yaitu dengan kekayaan

1
bersih paling banyak Rp 50.000.000 dan penjualan tidak lebih dari Rp
300.000.000. Selain itu, menurut BPS usaha ini juga memenuhi kriteria
sebagai usaha kecil yaitu usaha yang memiliki tenaga kerja 5 sampai
dengan 15 orang.

B. PRODUK
Beberapa produk intip yang dihasilkan oleh INTIP IDOLA adalah
sebagai berikut :
1. Intip Madu

2. Intip Susun

2
3. Intip Kendil

4. Aneka jenis oleh-oleh

Meskipun sebagai produsen intip, usaha ini juga menyediakan


beberapa jenis makanan khas sebagai oleh-oleh seperti dodol garut,
tape, dan berbagai snack ringan lainnya.

3
C. PENJUALAN
Hasil produksi INTIP IDOLA dapat dijual baik secara ecer maupun
grosir. Produk-produk tersebut dijual di toko yang sekaligus menjadi
rumah pemilik dan mayoritas di kirim ke luar kota. Khusus intip dapat
diproduksi sesuai pesanan, misalnya ada pesanan khusus intip madu tanpa
gula, maka akan di produksi khusus sejumlah pesanan dari pelanggan
tersebut. Daerah pemasarannya juga sudah mencapai ke beberapa kota di
luar Surakarta seperti Jogya, Wonogiri, bahkan sudah mencapai Jawa
Timur. Salah satu cara efektif yang diterapkan oleh pemilik INTIP IDOLA
saat mengirim barang ke salah satu daerah tersebut adalah dengan
membawa produk oleh-oleh yang dapat dijual di Solo.

D. PROSES PRODUKSI
Proses pembuatan intip melalui beberapa tahapan di bawah ini :

1. Diawali dengan menanak beras hingga menjadi nasi yang siap dicetak
sesuai ukuran yang diinginkan, ukuran intip madu adalah yang paling
kecil, sedangkan intip kendil berukuran paling besar.
2. Nasi yang telah dicetak tersebut dipanggang dua kali hingga menjadi
bahan setengah matang.
3. Kemudian bahan tersebut digoreng dan pada saat sebelum dikemas
dengan plastik diberi larutan gula merah.

Bahan baku yang dibutuhkan dalam sehari yaitu sekitar 40kg beras, 20kg
gula merah, garam, dan minyak secukupnya.

E. PROSES AKUNTANSI
Dalam menjalankan usaha intip goreng tersebut selama sekitar 9
tahun, tidak dilakukan pencatatan yang memadai. Pemilik yang sekaligus
mengurus bagian keuangan, hanya mencatat daftar pesanan ataupun
beberapa catatan penting lainnya seperti utang atau piutang yang
jumlahnya material. Maka berdasarkan hasil survei yang telah kami
laksanakan dalam 4 kali kunjungan selama bulan September sampai
dengan Desember, kami memberikan beberapa rekomendasi untuk proses
akuntansi di INTIP IDOLA.

4
BAB II

KEBIJAKAN AKUNTANSI
A. ASET
1. Pengertian
Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan yang dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh oleh entitas.
2. Pengakuan
Aset diakui jika manfaat ekonomik di masa depan dipastikan akan
mengalir ke dalam entitas dan dapat diukur dengan handal. Aset diakui
pada saat diterima atau kepemilikannya/kepenguasaannya berpindah.
3. Pengukuran dan Penilaian
Aset diukur sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan diukur pada
harga transaksi
4. Penyajian
Aset disajikan dalam laporan posisi keuangan ; pos aset lancar dan
tidak lancar disajikan secara terpisah
5. Klasifikasi Aset pada Idola Intip Goreng
a. Aset Lancar, adalah sumber daya yang dapat direalisasikan dalam
satu tahun atau dalam siklus operasi normal perusahaan. Aset lancar
pada Idola Intip Goreng terdiri dari:
1) Kas
a) Pengertian
Kas dalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan
untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.
b) Klasifikasi Kas
 Cash in hand, adalah kas yang dipegang untuk keperluan
operasional perusahaan sehari-hari.
 Kas Kecil, adalah kas yang digunakan untuk pengeluaran-
pengeluaran perusahaan yang jumlahnya relatif kecil.

5
 Cash in Bank, adalah kas perusahaan yang disimpan di
bank dalam bentuk rekening tabungan yang digunakan
untuk pembayaran yang jumlahnya besar.
c) Pengakuan
Kas diakui ketika kas tersebut diterima baik melalui
transfer ataupun secara tunai.

d) Pengukuran dan penilaian


Kas diukur sebesar nilai transaksi dan dinilai sesuai dengan
akumulasi jumlah selama satu periode.
e) Penyajian
Kas disajikan di laporan Posisi Keuangan di kelompok aset
lancar.
f) Pengungkapan
Pengungkapan kas dalam catatan atas laporan keuangan
meliputi pengungkapan kebijakan akuntansi yang menjelaskan
komponen dan klasifikasi kas ; informasi rincian kas yang
dimiliki perusahaan (cash in hand).
2) Piutang Dagang
a) Pengertian
Piutang dagang adalah jumlah yang terutang oleh
pelanggan untuk barang dan jasa yang telah diberikan sebagai
bagian dari operasi bisnis normal perusahaan.
b) Pengakuan
Piutang dagang diakui saat perusahaan mengakui
pendapatan ketika terjadinya transaksi penjualan kredit.
c) Pengukuran dan penilaian
Piutang dagang dicatat sebesar nilai bersihnya, yaitu jumlah
bruto dikurangi dengan cadangan kerugian piutang ; pencatatan
penghapusan piutang dagang perusahaan menggunakan metode
cadangan kerugian piutang ; cadangan kerugian piutang dagang
ditentukan sebesar 3% dari saldo piutang dagang akhir periode
pembuatan laporan keuangan.

6
d) Penyajian
Piutang dagang disajikan dalam kelompok aset lancar
dalam laporan posisi keuangan. Nilai piutang disajikan dalam
laporan posisi keuangan setelah dikurangi dengan cadangan
kerugian piutang.
e) Pengungkapan
Pengungkapan piutang dagang dalam catatan atas laporan
keungan meliputi kebijakan akuntansi dan pengungkapan rincian
jenis dan jumlah piutang
3) Persediaan Barang Dagang
a) Pengertian
Persediaan adalah persediaan barang dagangan yang
diperoleh untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan.
b) Pengakuan
Persediaan barang dagang diakui ketika diperoleh, yaitu
sebesar biaya perolehannya.
c) Pengukuran
Persediaan barang dagang diukur sebesar biaya
perolehannya yaitu mencakup seluruh biaya pembelian dan
biaya lainnya yang terjadi untuk membawa persediaan ke
kondisi dan lokasi yang siap digunakan.
d) Penilaian
Persediaan barang dagang dicatat menggunakan metode
perpetual dan dinilai dengan metode FIFO (masuk pertama
keluar pertama). Dalam metode ini, setiap terjadi penjualan
langsung ditetapkan harga pokok penjualannya dengan
melengkapi kartu persediaan untuk masing-masing jenis
barang.
e) Penyajian
Persediaan disajikan dalam kelompok aset lancar dalam
laporan posisi keuangan.

7
f) Pengungkapan
Pengungkapan persediaan dalam catatan atas laporan
keuangan meliputi kebijkan akuntansi dalam penilaian dan
pengukuran persediaan ; jumlah nilai tercatat persediaan untuk
dijual yang diakui sebagai beban periode dimana pendapatan
yang terkait diakui ; jumlah nilai tercatat persediaan yang
mengalami penurunan atau kerugian karena rusak atau usang
diakui sebagai beban pada periode terjadinya.

b. Aset Tidak Lancar adalah sumber daya yang dapat direalisasikan


dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Aset tidak lancar pada Idola
Intip Goreng terdiri dari aset tetap.
1) Pengertian
Aset Tetap, adalah aset yang dimiliki oleh entitas untuk
digunakan dalam kegiatan normal usahanya, dan diharapkan akan
digunakan entitas untuk lebih dari satu periode.
2) Klasifikasi
Aset Tetap Idola Intip Goreng antara lain:
 Peralatan, adalah aset perusahaan yang masa ekonomisnya
lebih dari satu tahun, digunakan untuk mendukung jalannya
kegiatan perusahaan (kompor, penggorengan, kendil, alat
panggang, telepon, etalase penjualan, tabung gas).
 Kendaraan, adalah aset perusahaan yang masa manfaatnya
lebih dari satu tahun digunakan sebagai pengangkutan barang
dagangan ke konsumen.
3) Penilaian
Aset tetap (peralatan/kendaraan) dinilai dengan biaya
perolehan atau nilai wajar pada saat aset tersebut diperoleh. Biaya
perolehan peralatan dan mesin menggambarkan jumlah
pengeluaran yang telah dilakukan untuk memperoleh peralatan dan
kendaraan tersebut sampai siap digunakan, yaitu meliputi biaya

8
pembelian, biaya pengangkutan, biaya instalasi, serta biaya
lainnya.
4) Pengakuan dan Pengukuran Awal
Aset tetap diakui jika manfaat ekonomik dapat dipastikan
mengalir ke dalam atau dari entitas; dan biaya dapat diukur dengan
andal. Aset tetap dicatat jika aset tetap tersebut dimiliki secara
hukum oleh entitas sebesar biaya perolehan. Pengakuan peralatan
dan kendaraan dapat dilakukan apabila terdapat bukti bahwa
hak/kepemilikan telah berpindah. Yaitu kendaraan yang
dilengkapai dengan bukti kepemilikan kendaraan.
5) Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Entitas mengukur seluruh aset tetap setelah pengakuan
awal, pada biaya perolehan aset tetap (peralatan/kendaraan)
dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Biaya pemeliharan dan
perbaikan aset tetap (pealatan dan kendaraan) diakuisebagai beban
saat terjadinya. Entitas tidak mengakui penurunan nilai atas aset
tetap yang dimiliki untuk untuk kenaikan nilai.
6) Penyusutan
Penyusutan atas aktiva tetap (peralatan dan kendaraan)
dilakukan dengan metode garis lurus dan nilai residunya ditaksir
10 % dari biaya perolehan. Pengakuan biaya depresiasi atas aktiva
tetap (peralatan dan kendaraan) mulai dihitung pada bulan
berikutnya setelah pengadaan aktiva tetap. Perhitungan dan
pencatatan penyusutan aset tetap (peralatan dan kendaraan)
dilakukan setiap akhir periode kecuali ada penghentian akiva tetap
selama periode berjalan (penyusutan dihentikan ketika aset tetap
dihentikan pengakuannya). Nilai penyusutan peralatan dan
kendaraan diakui sebagai beban penyusutan (diakui dalam laporan
laba rugi) dan dicatat pada akumulasi penyusutan aset tetap.
Umur manfaat ditentukan berdasarkan periode kegunaan
yang diperkirakan entitas. Umur manfaat aset tetap Idola Intip
Goreng ditaksir sebagai berikut :

9
Kendaraan : 10 tahun
Peralatan : 5 tahun
7) Penghentian Pengakuan
Penghentian pengakuan aset tetap dilakukan ketika aset
dilepaskan atau ketika tidak ada manfaat ekonomi masa depan
yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasan aset tetap
tersebut. Keuntungan atau kerugian atas penghentian pengakuan
diakui ketika aset tetap tersebut: dijual, diserahkan, atau
dimusnahkan
8) Penyajian
Aset tetap disajikan dalam kelompok aset dalam laporan
posisi keuangan.
9) Pengungkapan
Pengkungkapan aset tetap pada catatan atas laporan
keuangan meliputi kebijakan akuntansi terkait aset tetap ; dasar
penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat aset
tetap (peralatan dan kendaraan) ; informasi penyusutan peralatan
dan kendaraan (nilai penyusutan, metode penyusutan, masa
manfaat, akumulasi penyusutan).

B. LIABILITAS
1. Pengertian
Liabilitas keuangan adalah setiap liabilitas yang berupa kewajiban
kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas
lain.
2. Pengakuan
Liabilitas diakui saat terjadinya kontrak dengan pihak lain dan saat
sudah jatuh tempo.
3. Pengukuran
Liabilitas diukur sebesar jumah yang harus dibayar atau sebesar
nilai transaksi.
4. Penilaian

10
Liabilitas dinilai pada saat pengakuan/saat terjadinya kewajiban
sampai sampai pelunasan kewajiban ; liabilitas dihapus saat telah dilunasi.
5. Penyajian
Pos-pos dalam liabilitas akan disajikan pada Laporan Posisi
Keuangan.
6. Klasifikasi
a) Utang Lancar adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam jangka
waktu satu tahun.
1) Utang Dagang
 Pengertian
Utang dagang adalah kewajiban yang timbul karena perusahaan
melakukan pembelian barang dagangan secara kredit.
 Pengakuan
Utang dagang diakui pada saat perusaahan menerima hak atas
barang dagangan tetapi belum membayar/belum melunasi barang
yang telah diterima tersebut.
 Penilaian dan pengukuran
Penilaian utang dagang dilakukan berdasarkan jumlah barang
dagangan yang dipesan dan dicatat atas dasar net (nilai bersih),
yaitu apabila terdapat potongan pembelian, utang dagang diukur
sebesar harga beli netto setelah dikurangi dengan potongan
pembelian, dan apabila dalam pembelian terdapat PPN maka utang
dagang diukur sebesar harga beli termasuk nilai PPN.
 Penyajian
Utang dagang disajikan dalam kelompok liabilitas lancar dalam
laporan posisi keuangan.
 Pengungkapan
Pengungkapan utang dagang dalam catatan atas laporan
keuangan meliputi rincian utang dagang.
b) Utang Tidak Lancar
1) Utang Bank

11
 Pengertian
Utang bank adalah utang yang timbul dari transaksi pemberian
pinjaman modal dari bank kepada perusahaan untuk usaha.
 Pengakuan
Utang bank diakui pada nilai kontraknya dikurangi dengan
provisi biaya transaksi dari penarikan uang tersebut.
 Pengukuran
Utang bank diukur sebesar jumlah pokok pinjaman dalam
kontrak dikurangi dengan bunga yang dipotong/dibayarkan di
awal.
 Penilaian
Utang bank dinilai sebesar jumlah yang akan jatuh tempo.
 Penyajian
Utang bank disajikan dalam kelompok liabilitas lancar dalam
laporan posisi keuangan.
 Pengungkapan
Pengungkapan utang bank dalam catatan atas laporan keuangan
meliputi pengungkapan informasi rincian utang bank, suku
bunga bank dan tanggal jatuh tempo.

C. EKUITAS
1. Pengertian
Instrumen Ekuitas adalah hak residual atas aset suatu entitas
setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya.
2. Akun – Akun Ekuitas
a) Modal Pribadi merupakan modal yang diserahkan pemilik
kepada badan usaha. Biasanya laba yang diperoleh belum
dibagikan kepada pemilik, dengan sendirinya termasuk modal
sendiri.

b) Prive merupakan pengambilan sejumlah harta perusahaan oleh


pemilik modal atau pemilik perusahaan untuk keperluan pribadi.

12
c) Laba Ditahan merupakan laba yang tidak dibagi, yaitu sebagian
atau keseluruhan laba yang diperoleh entitas yang tidak dibagikan
oleh entitas kepada pemilik. Jumlah laba yang tidak dibagi ini
dapat digunakan oleh entitas untuk tambahan modal atau untuk
memperbesar modal perusahaan.

3. Pengakuan
Ekuitas diakui apabila instrumen tersebut telah disetorkan oleh
pemilik sepenuhnya pada entitas dan tidak memiliki kewajiban
kontraktual serta diakui berdasarkan selisih antara aset setelah
dikurangi seluruh liabilitasnya.
a) Modal pribadi : modal diakui saat pemodal mentransfer sumber
daya, biasanya kas kepada perusahaan sebagai imbalan bagian
kepemilikan perusahaan.
b) Prive : entitas mengakui prive ketika pemilik mengambil uang/kas
untuk kepentingan pribadi diluar kepentingan perusahaan.
c) Laba ditahan : entitas mengakui laba ditahan ketika entitas
memperoleh laba yang tidak dibagikan kepada pemilik yang
nantinya akan digunakan untuk mengembangkan perusahaan.
4. Pengukuran dan penilaian
Ekuitas tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif sehingga
pengukurannya menggunakan biaya perolehan.

a. Modal pribadi : entitas mengukur modal pribadi sebesai nilai


tercatat dari aset yang disetor oleh pemilik.
b. Prive : entitas mengukur prive sebesar nilai tercatat pada saat
pengambilan uang oleh pemilik.
c. Laba ditahan : entitas mengukur laba ditahan sebesar nilai tercatat
dari perolehan laba yang tidak dibagikan kepada pemilik.
5. Penyajian
Ekuitas disajikan setelah kewajian dalam laporan posisi keuangan.
(PSAK 21). Saldo laba menunjukkan akumulasi hasil usaha periodik
setelah memperhitungkan pembagian dividen dan koreksi laba rugi

13
periode lalu. Akun ini harus dinyatakan terpisah dari akun modal
saham. Seluruh saldo laba dianggap bebas untuk dibagikan sebagai
dividen, kecuali jika terdapat indikasi pembatasan terhadap saldo laba,
misalnya untuk perluasan pabrik. Saldo Laba timbul ketika akumulasi
penghasilan melebihi beban dan distribusi kepada pemilik pada suatu
periode. Ketika akumulasi penghasilan kurang dari beban dan
distribusi kepada pemlik pada suatu periode, maka entitas menyajikan
saldo laba negatif.
6. Pengungkapan
Entitas harus mengungkapkan transaksi penarikan dan penambahan
modal yang langsung dicatat dalam akun modal dan semua perubahan
tersebut diikhtisarkan dalam laporan perusahaan yang terpisah. Saldo
laba di laporan posisi keuangan harus sama dengan saldo laba di
laporan laba rugi. Akun tambahan modal disetor tidak boleh didebit
atau dikredit dengan pos laba/rugi. Tujuan dan penggunaan laba
ditahan bagi perusahaan harus dapat dipertanggungjawabkan.

D. PENDAPATAN
1. Pengertian
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomik
yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus
masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal
dari kontribusi penanam modal.
2. Akun- akun Pendapatan
Penjualan, pemasukan yang bersumber dari kegiatan utama
entitas yaitu penjualan barang dagang kepada pelanggan.
3. Pengakuan
Pendapatan diakui ketika terdapat hak atas pembayaran yang
diterima atau yang masih harus diterima baik pada masa sekarang atau
masa depan. Dalam kondisi jumlah arus kas yang masih harus diterima
tidak dapat diukur secara andal dan atau waktu penerimaan arus
kasnya tidak dapat dipastikan, maka pendapatan diakui pada saat kas
diterima dengan memperhatikan ketentuan dalam paragraf 14.4(a)

14
14.4(a) : Jika pembeli membayar sebelum barang atau jasa
tersebut diberikan, maka entitas mengakui penerimaan tersebut
sebagai liabilitas, yaitu pendapatan diterima dimuka.
14.4(b): Jika pembeli belum membayar ketika barang atau jasa
tersebut telah diberikan,maka entitas mengakui adanya aset
yaitu piutang usaha.
14.8: Entitas dapat mengakui pendapatan lain seperti
keuntungan dari penjualan aset ketika kepemilikan aset tersebut
telah beralih kepada pemilik baru. Keuntungan tersebut
merupakan hasil penjualan dikurangi jumlah tercatat aset
tersebut sebelum aset tersebut dijual.
4. Pengukuran
Diukur sebesar jumlah pendapatan yang diterima atau dapat
diterima.
5. Penilaian
Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima
atau dapat diterima dikurangi diskon.
6. Penyajian
Pendapatan penjualan disajikan dalam kelompok pendapatan
dalam laporan laba rugi.
7. Pengungkapan
Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui
selama periode tersebut, termasuk pendapatan yang berasal dari
penjualan barang dan jasa, bunga. Jumlah pendapatan yang berasal dari
pertukaran barang atau jasa yang tercakup dalam setiap kategori
signifikan dari pendapatan.

E. BEBAN
1. Pengertian
Penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi
dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya
kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
menyangkut pembagian kepada penanam modal.

15
2. Akun - Akun Beban
a) Beban penjualan adalah beban yang terjadi karena adanya
kegiatan penjualan dan pemasaran barang dagang.
 Beban angkut : biaya beban angkut yang terjadi karena
adanya pengangkutan barang ke pelanggan.
 HPP : Beban yang muncul karena adanya penjualan.
b) Beban administrasi dan umum adalah beban yang terjadi
karena kegiatan entitas secara keseluruhan dan bersifat umum
yang tidak diidentifikasi kedalam kegiatan spesifik.
 Beban gaji : beban yang harus dibayarkan perusahaan
kepada pihak lain atau jasa-jasa yang telah dilakukan oleh
pihak lain demi kepentingan perusahaan.
 Beban listrik, air, dan telepon : beban yang timbul karena
adanya penggunaan listrik, air, dan telepon.
 Beban Pemeliharaan dan Perawatan : biaya suku cadang,
biaya bahan baku habis pakai, dan harga perole jasa dari
pihak luar perusahaan untuk perbaikdan dan pemeliharaan
untuk keperluan pabrik.
3. Pengakuan
Beban diakui ketika ada arus kas keluar untuk memenuhi
kewajiban, atau ketika ada penurunan aktiva tetap yang digunakan.
a) Beban penjualan
 Beban angkut : beban angkut diakui ketika telah terjadi
pengiriman barang kepada pelanggan.
 HPP : diakui ketika terjadi penjualan barang sebagai dasar
untuk menentukan laba.
b) Beban administrasi dan umum
 Beban gaji : entitas mengakui beban gaji ketika karyawan
memberikan kontribusi kepada entitas selama periode
pelaporan.

16
 Beban listrik, air dan telepon : entitas mengakui beban
ketika entitas membayar listrik, air dan telepon untuk
kepentingan perusahaan.
 Beban Pemeliharaan dan Perawatan : entitas mengakui
beban pemeliharaan dan perawatan ketika terjadi perbaikan
peralatan.

4. Pengukuran
Beban diukur sebesar kas yang diperkirakan akan dikeluarkan
untuk membayar biaya.
a) Beban penjualan
 Beban angkut : entitas mengukur beban angkut sebesar biaya
yang dikeluarkan untuk melakukan pengiriman barang kepada
pelanggan.
 HPP : entitas mengukur HPP sebesar biaya perolehannya.
b) Beban administrasi dan umum
 Beban gaji : entitas mengukur beban gaji sebesar jumlah
karyawan dikali jumlah gaji masing-masing jabatan karyawan.
 Beban listrik, air dan telepon : entitas mengukur beban
sebesar jumlah biaya yang dikeluarkan untuk membayar listrik,
air dan telepon.
 Beban Pemeliharaan dan Perawatan : entitas mengukur beban
pemeliharaan dan perawatan sesuai dengan kerusakan yang ada
pada peralatan tersebut.
5. Penilaian
Beban dinilai sebesar nilai wajar sesuai kas yang dikeluarkan
selama operasional perusahaan atau sebesar nilai tercatat.
a) Beban penjualan
 Beban angkut : entitas menilai beban angkut sebesar nilai
tercatat dalam pengiriman barang.
 HPP : entitas menilai HPP sebesar nilai tercatat pada saat
pembelian barang.

17
b) Beban administrasi dan umum
 Beban gaji : entitas menilai beban gaji sebesar nilai tercatat atas
kontribusi yang telah diberikan karyawan kepada perusahaan
sesuai jabatan.
 Beban listrik, air dan telepon : entitas menilai beban sebsar
nilai tercatat atas biaya yang dikeluarkan untuk membayar
listrik, air dan telepon.
 Beban Pemeliharaan dan Perawatan : entitas menilai beban
tercatat atas biaya yang dikeluarkan pemeliharaan dan
perawatan.
6. Penyajian
Seluruh akun beban disajikan dalam kelompok beban dalam
laporan laba rugi.
7. Pengungkapan
Beban yang harus diungkapkan antara lain rincian beban
penjualan, beban administrasi dan umum. Di dalam laporan laba rugi,
jumlah/total biaya diakui sebagai beban selama periode yang
bersangkutan.

18
BAB III

BAGAN STANDAR AKUNTANSI


A. DAFTAR AKUN
1. ASET
1.1. Aset lancar
1.1.1. Kas
1.1.1.1.Kas kecil
1.1.1.2.Kas di bank
1.1.2. Piutang
1.1.2.1.Piutang Dagang
1.1.2.2.Cadangan Kerugian Piutang
1.1.3. Perlengkapan
1.1.3.1.Perlengkapan
1.1.4. Persediaan
1.1.4.1.Bahan Baku
1.1.4.2.Barang Dalam Proses
1.1.4.3.Barang Jadi
1.2.Aset tetap
1.2.1. Peralatan
1.2.1.1.Peralatan
1.2.1.2.Akumulasi penyusutan - peralatan
1.2.2. Kendaraan
1.2.2.1.Kendaraan
1.2.2.2.Akumulasi penyusutan – kendaraan
1.2.3. Bangunan
1.2.3.1.Bangunan
1.2.3.2.Akumulasi penyusutan - bangunan
1.2.4. Tanah
1.2.4.1.Tanah
2. KEWAJIBAN
2.1. Kewajiban Lancar
2.1.1. Utang Dagang

19
2.1.1.1.Utang Dagang
2.1.2. Pendapatan Diterima Dimuka
2.1.2.1. Pendapatan Diterima Dimuka
2.1.3. Utang Bunga
2.1.3.1. Utang Bunga
2.1.4. Utang Pajak
2.1.4.1.Utang Pajak (PPh 21)
2.2.Kewajiban Jangka Panjang
2.2.1. Utang Bank
2.2.1.1. Utang Bank
3. EKUITAS
3.1. Modal Sendiri
3.1.1. Modal Sendiri
3.1.1.1. Modal Sendiri
3.2. Laba Ditahan
3.2.1. Laba Ditahan
3.2.1.1. Laba Ditahan
3.3.Prive
3.3.1. Prive
3.3.1.1. Prive
4. PENDAPATAN
4.1. Penjualan
4.1.1. Penjualan barang dagang
4.1.1.1. Penjualan barang dagang
4.1.3. Potongan penjualan
4.1.3.1. Potongan penjualan
4.2.Pendapatan lain-lain
4.2.2. Pendapatan bunga
4.2.2.1. Pendapatan bunga
4.2.3. Pendapatan dari keuntungan pelepasan aset
4.2.3.1. Pendapatan dari keuntungan pelepasan aset

20
5. BEBAN
5.1. Harga Pokok Penjualan
5.1.1. Harga Pokok Penjualan
5.1.1.1. Harga Pokok Penjualan
5.1.1.2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
5.1.1.3. Biaya Overhead Pabrik
5.2. Beban Penjualan
5.2.1. Beban Gaji Penjualan dan Pemasaran
5.2.1.1. Beban Gaji Penjualan dan Pemasaran
5.2.2. Beban Bahan Bakar Kendaraan
5.2.2.1. Beban Bahan Bakar Kendaraan
5.2.3. Beban Depresiasi Kendaraan
5.2.3.1. Beban Depresiasi Kendaraan
5.3.Beban Administrasi dan Umum
5.3.1. Beban Gaji Administrasi dan Umum
5.3.1.1. Beban Gaji Administrasi dan Umum
5.3.2. Beban Listrik Air dan Telepon
5.3.2.1. Beban Listrik Air dan Telepon
5.3.3. Beban perlengkapan
5.3.3.1. Beban perlengkapan
5.3.4. Beban Bunga
5.3.4.1. Beban Bunga
5.3.5. Beban Depresiasi
5.3.5.1. Beban Depresiasi – Peralatan
5.3.5.2. Beban Depresiasi - Bangunan
5.3.6. Beban Kerugian Piutang
5.3.6.1. Beban Kerugian Piutang
5.4. Beban kerugian pelepasan aset
5.4.1. Beban kerugian pelepasan aset
5.4.1.1. Beban kerugian pelepasan aset
5.6. Beban gaji
5.6.1. Beban Gaji Produksi

21
5.6.1.1. Beban Gaji Produksi

B. JURNAL
Jurnal yang kami sarankan bagi UMKM ini adalah bentuk jurnal
umum, namun contoh jurnal di bawah ini kami kelompokkan sesuai
pengelompokkan jurnal khusus :

1. Jurnal Penerimaan Kas


a) Jurnal ketika ada setoran modal
Kas kecil atau Kas di Bank xxx
Modal xxx
b) Jurnal ketika ada pelunasan piutang
Kas kecil atau Kas di Bank xxx
Piutang Dagang xxx
c) Jurnal ketika terjadi penjualan tunai
Kas kecil atau Kas di Bank xxx
Penjualan xxx
d) Jurnal ketika mendapatkan pinjaman atau utang
Kas kecil atau Kas di Bank xxx
Utang Bank atau Utang usaha xxx
2. Jurnal Pengeluaran Kas
a) Jurnal saat membentuk dana kas kecil
Kas Kecil xxx
Kas di Bank xxx
b) Jurnal saat mengeluarkan kas kecil
Beban-beban atau aset lancar xxx
Kas Kecil xxx
c) Jurnal untuk mencatat pengisian kembali kas kecil
Kas Kecil xxx
Kas di Bank xxx
d) Jurnal melunasi utang dagang
Utang Dagang xxx
Kas kecil atau Kas di Bank xxx
e) Jurnal saat membayar angsuran utang bank dan bunganya

22
Utang Bank xxx
Beban Bunga xxx
Kas kecil atau Kas di Bank xxx
f) Jurnal saat membayar pajak
Beban Pajak xxx
Kas kecil atau Kas di Bank xxx
g) Jurnal ketika membeli bahan baku secara tunai
Persediaan Bahan Baku xxx
Kas kecil atau Kas di Bank xxx
h) Jurnal saat membeli aset
Aset (Perkap, peralatan, kendaraan, dll) xxx
Kas kecil atau Kas di Bank xxx
i) Jurnal ketika membayar beban-beban
Beban (Gaji, Listrik, Pajak, dll) xxx
Kas kecil xxx
j) Jurnal ketika ada pengambilan pribadi oleh pemilik
Prive xxx
Kas xxx
3. Jurnal Penjualan
a) Jurnal ketika menjual barang dagangan secara kredit
Piutang Dagang xxx
Penjualan xxx
Harga Pokok Penjualan xxx
Persediaan Barang Jadi xxx
4. Jurnal Pembelian
a) Jurnal ketika membeli bahan baku secara kredit
Persediaan Bahan Baku xxx
Utang Dagang xxx
b) Jurnal saat membeli persediaan barang dagang seperti makanan
khas oleh-oleh
Persediaan Barang Jadi xxx
Utang Dagang xxx

23
5. Jurnal Umum
a) Jurnal ketika ada retur penjualan
Retur Penjualan xxx
Piutang dagang xxx
Persediaan Barang Jadi xxx
Harga Pokok Penjualan xxx
b) Jurnal untuk transaksi retur pembelian
Utang Dagang xxx
Persediaan xxx
c) Jurnal pencatatan beban akumulasi aset tetap
Beban penyusutan xxx
Akumulasi penyusutan xxx
d) Jurnal alokasi ke persediaan
Persediaan Barang dalam Proses xxx
Persediaan Bahan Baku xxx
Persediaan Barang dalam Proses xxx
Beban-beban xxx
Persediaan Barang Jadi xxx
Persediaan Barang dalam Proses xxx

24
BAB IV

PROSEDUR SISTEM AKUNTANSI


A. PEMBELIAN
1. Bagian yang Terkait
a) Bagian Produksi
b) Bagian Pembelian
c) Bagian Keuangan/Akuntansi
2. Prosedur
a) Bagian produksi mengecek persediaan bahan baku dan perlengkapan.
b) Bagian produksi membuat dokumen Daftar Persediaan Harus Dibeli
kepada bagian pembelian.
c) Setelah dokumen Daftar Persediaan Harus Dibeli disetujui, bagian
pembelian melakukan proses pembelian ke pihak supplier atau pihak
vendor dan mendapatkan nota pembelian sebagai bukti transaksi.
d) Bagian Produksi menerima bahan baku atau perlengkapan yang
dikirim Supplier beserta bukti notanya kemudian mengecek antara
bukti nota dengan bahan baku yang diterima.
e) Bagian Produksi dapat menyimpan dan mencatatnya di Dokumen
Kartu Persediaan, dan dapat memberikan bukti nota kepada bagian
akuntansi/keuangan untuk mencatat transaksi tersebut.

B. PRODUKSI
1. Bagian yang terkait :
a) Bagian Produksi
b) Bagian Penjualan
2. Prosedur pada bagian produksi:
a) Bagian produksi mengecek kartu persediaan barang jadi, dan daftar
pesanan dari untuk memutuskan untuk memproduksi jenis intip yang
mana dalam memenuhi stok dan permintaan.
b) Melihat kebutuhan dari UMKM terkait, tidak menjadi masalah apabila
bagian gudang menjadi bagian dari produksi.

25
c) Bagian produksi mengecek persediaan bahan baku yang disimpan di
gudang berdasarkan permintaan produksi yang terjadi. Apabila ada,
maka proses produksi langsung dilakukan. Namun jika tidak ada, maka
bagian produksi harus meminta bagian pembelian untuk melakukan
pembelian bahan baku yang diperlukan dengan memberikan memo
permintaan bahan baku.
d) Setelah terjadi pembelian dan dilakukan pencatatan, bagian produksi
membuat stok update persediaan bahan baku yang disimpan di gudang
bahan baku.
e) Berdasarkan dokumen-dokumen daftar persediaan bahan baku, memo
permintaan bahan baku dan pemakaian bahan baku, bagian produksi
membuat laporan persediaan bahan baku setiap minggunya. Sebaiknya
dibuat dua rangkap, lembar pertama dikirim ke bagian akuntansi,
lembar kedua disimpan sebagai arsip.
f) Setelah mendapatkan bahan baku yang dibutuhkan bagian produksi
memproduksi bahan baku menjadi barang jadi, kemudian
menyimpannya di gudang yang merupakan bagian dari produksi.
g) Bagian produksi melakukan rekap persediaan barang jadi dan membuat
laporan persediaan barang jadi menjadi dua rangkap. Rangkap pertama
disimpan sebagai arsip bagian produksi, kemudian rangkap kedua
diberikan kepada bagian akuntansi untuk keperluan pencatatan.
Dalam proses pembuatan intip, melibatkan beberapa tahapan untuk
memproses bahan baku menjadi barang jadi. Selain itu-tahapan-tahapan
ini juga melibatkan sub bagian-bagian dari bagian produksi. Sub bagian
tersebut antara lain: 1) sub bagian gudang, 2) sub bagian pengolahan,
dan 3) sub bagian penggorengan dan pengemasan.
Tahapan-tahapan proses pembuatan intip antara lain sebagai berikut:
1) Sub Bagian Gudang
Sub bagian ini bertanggung jawab untuk memastikan stok
persediaan bahan baku dan stok persediaan barang jadi dan yang
melakukan permintaan baik permintaan bahan baku maupun
permintaan produksi barang jadi.

26
2) Sub Bagian Pengolahan
 Beras sebagai bahan baku diambil dari gudang dan dilakukan
pencucian beras.
 Setelah dicuci, beras ditanak seperti menanak nasi pada
umumnya sampai matang.
 Nasi yang diinginkan adalah nasi yang berada pada tingkat
kematangan yang pas sehingga mudah untuk dilakukan
pencetakan.
 Nasi yang sudah matang dicetak dengan cetakan yang sudah
disediakan. Cetakan ini terbuat dari kayu berbentuk lingkaran
untuk intip madu dan intip susun, dan dicetak pada kendil untuk
intip kendil.
 Setelah dilakukan pencetakan, intip-intip ini harus dikeringkan
dengan cara dipanggang di atas bara api sampai benar-benar
kering selama satu hari untuk setelahnya dilakukan proses
penggorengan.
3) Sub Bagian Penggorengan dan Pengemasan
 Intip yang sudah diolah dan dikeringkan pada hari sebelumnya,
maka selanjutnya adalah dilakukan proses penggorengan.
Penggorengan ini dilakukan dengan menggunakan wajan besar
dan minyak panas.
 Setelah digoreng, intip yang sudah matang dapat ditambahkan
gula merah kental sebagai pemanis apabila dibutuhkan sesuai
dengan permintaan lalu dilakukan pengemasan.
 Pengemasan dilakukan dengan plastik yang telah disediakan.
Untuk intip kendil satu plastik diisi dengan satu intip, untuk
intip susun diisi 6 intip dan intip madu diisi dengan 10 intip.
Setelah dikemas, intip-intip ini disimpan di dalam gudang
sampai intip dijual.

C. PENJUALAN
1. Bagian Terkait
a) Bagian Penjualan

27
b) Bagian Produksi
c) Bagian Akuntansi/Keuangan
2. Prosedur
a) Penjualan Barang Jadi
1) Pelanggan melihat dan memilih barang yang sudah dipamerkan
di etalase toko, dengan melihat barang yang masih ada.
2) Setelah pelanggan menentukan pilihannya, kasir pada bagian
penjualan membuatkan nota penjualan tunai, dikarenakan untuk
penjualan langsung di toko, Intip Idola tidak menerima kredit
pembayaran.
3) Nota penjualan rangkap digunakan sebagai dasar pencatatan
pada bagian akuntansi/keuangan.
b) Penjualan Berdasarkan Pesanan
1) Pelanggan dapat melakukan pesanan dengan datang ke toko
ataupun dengan melakukan telepon.
2) Bagian penjualan membuatkan nota pesanan sebanyak dua
rangkap :
 Rangkap pertama diberikan ke bagian produksi untuk
pengecekan brang dan keputusan produksi.
 Rangkap kedua untuk diberikan kepada pelanggan
3) Pelanggan yang membayar kredit, harus membayar DP terlebih
dahulu, DP tersebut dicatat pada nota pesanan yang diberikan
dan akan diteruskan ke bagian akuntansi untuk dilakukan
pencatatan.
4) Jika pelanggan membayar dengan tunai, maka akan dicatat lunas
di bagian akuntansi
5) Setelah intip jadi sudah siap, maka bagian produksi akan
memindahkan barang ke bagian penjualan dan barang akan
dikirimkan dengan menyiapkan surat jalan.
6) Untuk penjualan kredit, maka sisa pembayaran dapat dibayarkan
setelah barang dikirimkan. Setelahnya dilakukan pencatatan
pada bagian akuntansi/keuangan.

28
D. PENGGAJIAN
1. Bagian Terkait:
a) Bagian Akuntansi/Keuangan
b) Karyawan
2. Sistem Penggajian

a) Karyawan bagian Produksi


Karyawan bagian ini sistem penggajian berdasarkan hari orang
bersangkutan bekerja dibandingkan dengan jumlah barang yang
dihasilkan dalam waktu tersebut. Jika satu hari karyawan tidak bekerja,
maka karyawan tersebut tidak mendapatkan gaji atas hari tersebut. Gaji
dibayarkan setiap minggu pada akhir minggu.
b) Karyawan non bagian Produksi
Untuk karyawan non bagian produksi seperti bagian
akuntansi/keuangan, penjualan, pembelian, dan pengiriman penggajian
dapat dilakukan perminggu dengan sistem harian dan nominalnya
disesuaikan dengan UMR di Solo.
3. Prosedur Pembayaran Gaji dan Upah
a) Bagian Akuntansi/Keuangan dan pemilik mempunyai dokumen data
karyawan yang akan digunakan untuk membuat rekap presensi.
Kemudian rekap presensi dibuat dua rangkap. Rangkap 1 dijadikan
arsip pada setiap bagian, dan yang satu lagi sebagai dasar pencatatan
di bagian akuntansi atau keuangan.
b) Setelah itu bagian akuntansi/keuangan membuatkan bukti gaji
berdasarkan dokumen rekapan presensi bagian akuntansi membuat
dua rangkap dokumen bukti gaji dan diotorisasi oleh pimpinan. Dari
bukti gaji ini, satu rangkap dijadikan arsip, satu lagi diberikan
kepada karyawan.
c) Kemudian bagian akuntansi akan melakukan pembayaran kepada
karyawan secara langsung, dengan memberikan bukti gaji yang telah
diotorisasi pemilik beserta uang gajinya, dan karyawan
menandatangai daftar penerimaan gaji.

29
E. REKRUITMEN KARYAWAN
1. Bagian Terkait :
a) Bagian Akuntansi/Keuangan/Pemilik
2. Prosedur Rekruitmen
a) Mengidentifikasi dan menganalisis lowongan pekerjaan, berupa
mengumpulkan, memeriksa, dan menuliskan bidang/divisi yang
dibutuhkan untuk merekrut karyawan baru.
b) Bagian Akuntansi/keuangan beserta controller tiap bagian membuat
dokumen kebutuhan karyawan baru dan diberikan kepada pemilik
untuk disetujui.
c) Tim rekruitmen yang terdiri dari bagian akuntansi/keuangan dan
controller membuat daftar persyaratan rekrutmen karyawan baru.
d) Apabila mendapat persetujuan dari pemilik, maka tim rekruitmen
memproses lebih lanjut.
e) Membuka lowongan pekerjaan.
f) Tim rekruitmen menerima daftar calon karyawan dan mengecek
persyaratan administrasi dan kelengkapan pelamar untuk kemudian
diseleksi dan dipanggil untuk wawancara.
g) Tim rekruitmen melakukan evaluasi dan membuat rekap hasil
wawancara dan menentukan daftar calon karyawan yang diterima
menjadi karyawan.
h) Tim rekruitmen memberikan dokumen rekap hasil tes wawancara
kepada pemilik untuk dievaluasi dan untuk memberikan keputusan
persetujuan.
i) Tim rekruitmen membuat data karyawan baru yang diterima dan
diumumkan.
3. Prosedur Controlling dan Pengembangan Karyawan
a) Pengecekan dokumen daftar karyawan setiap bulan.
b) Pengklasifikasian dan rotasi karyawan
c) Melakukan pelatihan-pelatihan dan training untuk meningkatkan
skill karyawan
d) Kemudian akan dilakukan penilaian oleh controller dan pemilik.

30
e) Persetujuan menjadi karyawan oleh pemilik dan controller
berdasarkan penilaian.

F. FLOWCHART
Pembelian

Siklus Pembelian Kredit


Produksi Pembelian

Start

Cek
persediaan

Daftar Daftar
persediaan persediaan
harus dibeli harus dibeli

Proses
pembeli B
an

Daftar n
persediaan
harus dibeli
Nota Pembelian

Pencatatan

n
Nota Pembelian

selesai

31
Produksi

Siklus Produksi
Penjualan Produksi

Mulai

Cek
Pesanan
dan
Cek Persediaan
Pesanan

Kartu
Persediaan

Kartu Pesanan Kartu Pesanan

Siklus
Pembelian
pembelian
bahan baku

Proses
Produksi

Laporan
Persediaan
Laporan Barang Jadi
Persediaan
Barang Jadi
n
Kartu Pesanan

Pencatatan
persediaan
terjual

Laporan
Persediaan
Barang Jadi

selesai

32
Penjualan

a. Penjualan Kredit

Siklus Penjualan Kredit


Produksi Penjualan

Start

A Memprose
s pesanan

Membuat
nota
pesanan

Nota pesanan Nota pesanan

n
Nota Pesanan Nota Pesanan

Menyiap
kan Nota pesanan
pesanan

Menyiap
kan
surat
jalan

Nota Pesanan

Surat Jalan

Surat Jalan
Pencatatan
(jurnal)

Nota Pesanan
A

Surat Jalan
n
Surat Jalan

selesai

33
b. Penjualan Tunai

Siklus Penjualan Tunai


Produksi Penjualan

Start

A Memprose
s pesanan

Menyiap
kan Nota penjualan
pesanan

Nota Penjualan

Pencatatan
(jurnal)

Nota Penjualan A

n
Nota Penjualan

selesai

34
Penggajian

Siklus Penggajian
Pembelian/Penjualan/Produksi Akuntansi/Keuangan

Start

Cek
Rekap
Presensi
Cek
Rekap
Presensi

Rekap Presensi

Rekap Presensi

Pembuatan
Rekap Presensi bukti gaji
dan tanda
terima gaji

Bukti Gaji

Bukti Gaji

Tanda Terima
Gaji
n
Rekap Presensi

Proses
Penggajian

Bukti Gaji

Bukti Gaji A

Tanda Terima
Gaji

Catatan
Penggajian

Bukti Gaji

n Tanda Terima
Gaji

Selesai

35
Rekruitmen Karyawan

Siklus Rekruitmen
Akuntansi/Keuangan/Pemilik

Mulai

Mengavaluasi
kebutuhan
karyawan

Daftar
Kebutuhan
Karyawan

Rekrutmen

Daftar Karyawan
DIterima
Daftar
n Kebutuhan
Karyawan

Selesai

36
G. DOKUMEN TERKAIT
1. Kartu Persediaan

2. Nota penjualan

37
3. Rekap Penjualan Harian

4. Presensi Karyawan

38
5. Buku Kas Umum

6. Buku Pembantu Hutang

39
BAB V

REKOMENDASI

Salah satu hal yang menjadi kendala bagi pengelola INTIP IDOLA dalam
mengadakan pencatatan akuntansi yang memadai yaitu karena kurangnya SDM
yang dapat membantu proses akuntansi sesuai dengan standar yang berlaku.
Selain itu, pemilik juga menyatakan bahwa siklus akuntansi mulai dari jurnal
hingga menyusun laporan keuangan sangat membutuhkan perhatian khusus dan
waktu yang cukup lama, karena harus dikerjakan secara manual di kertas. Maka
dari itu, kami menyarankan kepada pemilik yang sekaligus sebagai pengelola
INTIP IDOLA untuk menggunakan aplikasi Laporan Akuntansi Usaha Mikro
(LAMIKRO). Aplikasi ini dikembangkan langsung oleh Kementrian Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah bidang pengembangan sumber daya manusia. LAMIKRO
telah sesuai dengan SAK EMKM dan dirilis pada tahun 2017. Berikut ini adalah
tampilan dan langkah-langkah pengaplikasian LAMIKRO :

1. Membuka aplikasi LAMIKRO melalui PC maupun smartphone, apabila


melalui PC maka dengan membuka browser terlebih dahulu dan mencari
LAMIKRO. Apabila melalui smartphone maka dapat mengunduhnya
terlebih dahulu. Tampilan awal dari LAMIKRO adalah berikut ini :

40
2. Mengisi biodata tersebut sesuai dengan informasi dari UMKM INTIP IDOLA
lalu klik “daftar”. Tampilan selanjutnya adalah seperti berikut :

3. Pada gambar di atas terdapat beberapa menu yang dapat di pillih, untuk menu
“nama akun” tampilan seperti di bawah ini :

41
4. Proses membuat jurnal juga sangat mudah dan sederhana, hanya dengan klik
menu “Entry Jurnal” dan data dimasukkan sesuai kebutuhan, seperti contoh
ini:

42
5. Kemudian hasil dari jurnal yang telah dibuat dapat dilihat di menu “Daftar
Jurnal” dengan tampilan seperti gambar ini :

43
6. Laporan laba rugi dan posisi keuangan akan otomatis tersusun setelah
memasukkan jurnal seperti pada gambar berikut :

44
Setelah kami menyarankan berbagai rekomendasi di atas, pemilik UMKM
INTIP IDOLA menyatakan bahwa untuk saat ini belum dapat menerapkan sistem
akuntansi yang sesuai standar dikarenakan belum terlalu membutuhkan.

45
DOKUMENTASI

Kunjungan ke-1 Kunjungan Ke-2


Bersama Mbak Dewi Bersama Mbak Dewi
Jumat, 21 September 2018 Jumat, 28 September 2018

Kunjungan ke-3 Kunjungan ke-4


Bersama Karyawan Bersama Bu Joko
Jumat, 5 Oktober 2018 Jumat, 26 Oktober 2018

46

Anda mungkin juga menyukai