Disusun oleh:
Bella Pramanthana F0316019
Nada Ulfa Firsya F0315074
Nevi Nur Rahmadhini F0315076
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2019
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PROFIL PERUSAHAAN
A. GAMBARAN UMUM
UMKM INTIP IDOLA merupakan salah satu UMKM yang
bergerak di bidang manufaktur di daerah Mojosongo, Surakarta yang
memproduksi intip. Salah satu makanan khas dari Solo yang terbuat dari
beras yang dicetak kemudian digoreng hingga menyerupai kerupuk. Usaha
ini sudah turun temurun dari orang tua pemiliknya. Bapak Joko Setiono
merupakan pemilik INTIP IDOLA yang beralamat lengkap di Jl. Krakatau
2, Krajan RT/RW 01/01, Mojosongo, Surakarta.
1
bersih paling banyak Rp 50.000.000 dan penjualan tidak lebih dari Rp
300.000.000. Selain itu, menurut BPS usaha ini juga memenuhi kriteria
sebagai usaha kecil yaitu usaha yang memiliki tenaga kerja 5 sampai
dengan 15 orang.
B. PRODUK
Beberapa produk intip yang dihasilkan oleh INTIP IDOLA adalah
sebagai berikut :
1. Intip Madu
2. Intip Susun
2
3. Intip Kendil
3
C. PENJUALAN
Hasil produksi INTIP IDOLA dapat dijual baik secara ecer maupun
grosir. Produk-produk tersebut dijual di toko yang sekaligus menjadi
rumah pemilik dan mayoritas di kirim ke luar kota. Khusus intip dapat
diproduksi sesuai pesanan, misalnya ada pesanan khusus intip madu tanpa
gula, maka akan di produksi khusus sejumlah pesanan dari pelanggan
tersebut. Daerah pemasarannya juga sudah mencapai ke beberapa kota di
luar Surakarta seperti Jogya, Wonogiri, bahkan sudah mencapai Jawa
Timur. Salah satu cara efektif yang diterapkan oleh pemilik INTIP IDOLA
saat mengirim barang ke salah satu daerah tersebut adalah dengan
membawa produk oleh-oleh yang dapat dijual di Solo.
D. PROSES PRODUKSI
Proses pembuatan intip melalui beberapa tahapan di bawah ini :
1. Diawali dengan menanak beras hingga menjadi nasi yang siap dicetak
sesuai ukuran yang diinginkan, ukuran intip madu adalah yang paling
kecil, sedangkan intip kendil berukuran paling besar.
2. Nasi yang telah dicetak tersebut dipanggang dua kali hingga menjadi
bahan setengah matang.
3. Kemudian bahan tersebut digoreng dan pada saat sebelum dikemas
dengan plastik diberi larutan gula merah.
Bahan baku yang dibutuhkan dalam sehari yaitu sekitar 40kg beras, 20kg
gula merah, garam, dan minyak secukupnya.
E. PROSES AKUNTANSI
Dalam menjalankan usaha intip goreng tersebut selama sekitar 9
tahun, tidak dilakukan pencatatan yang memadai. Pemilik yang sekaligus
mengurus bagian keuangan, hanya mencatat daftar pesanan ataupun
beberapa catatan penting lainnya seperti utang atau piutang yang
jumlahnya material. Maka berdasarkan hasil survei yang telah kami
laksanakan dalam 4 kali kunjungan selama bulan September sampai
dengan Desember, kami memberikan beberapa rekomendasi untuk proses
akuntansi di INTIP IDOLA.
4
BAB II
KEBIJAKAN AKUNTANSI
A. ASET
1. Pengertian
Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan yang dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh oleh entitas.
2. Pengakuan
Aset diakui jika manfaat ekonomik di masa depan dipastikan akan
mengalir ke dalam entitas dan dapat diukur dengan handal. Aset diakui
pada saat diterima atau kepemilikannya/kepenguasaannya berpindah.
3. Pengukuran dan Penilaian
Aset diukur sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan diukur pada
harga transaksi
4. Penyajian
Aset disajikan dalam laporan posisi keuangan ; pos aset lancar dan
tidak lancar disajikan secara terpisah
5. Klasifikasi Aset pada Idola Intip Goreng
a. Aset Lancar, adalah sumber daya yang dapat direalisasikan dalam
satu tahun atau dalam siklus operasi normal perusahaan. Aset lancar
pada Idola Intip Goreng terdiri dari:
1) Kas
a) Pengertian
Kas dalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan
untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.
b) Klasifikasi Kas
Cash in hand, adalah kas yang dipegang untuk keperluan
operasional perusahaan sehari-hari.
Kas Kecil, adalah kas yang digunakan untuk pengeluaran-
pengeluaran perusahaan yang jumlahnya relatif kecil.
5
Cash in Bank, adalah kas perusahaan yang disimpan di
bank dalam bentuk rekening tabungan yang digunakan
untuk pembayaran yang jumlahnya besar.
c) Pengakuan
Kas diakui ketika kas tersebut diterima baik melalui
transfer ataupun secara tunai.
6
d) Penyajian
Piutang dagang disajikan dalam kelompok aset lancar
dalam laporan posisi keuangan. Nilai piutang disajikan dalam
laporan posisi keuangan setelah dikurangi dengan cadangan
kerugian piutang.
e) Pengungkapan
Pengungkapan piutang dagang dalam catatan atas laporan
keungan meliputi kebijakan akuntansi dan pengungkapan rincian
jenis dan jumlah piutang
3) Persediaan Barang Dagang
a) Pengertian
Persediaan adalah persediaan barang dagangan yang
diperoleh untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan.
b) Pengakuan
Persediaan barang dagang diakui ketika diperoleh, yaitu
sebesar biaya perolehannya.
c) Pengukuran
Persediaan barang dagang diukur sebesar biaya
perolehannya yaitu mencakup seluruh biaya pembelian dan
biaya lainnya yang terjadi untuk membawa persediaan ke
kondisi dan lokasi yang siap digunakan.
d) Penilaian
Persediaan barang dagang dicatat menggunakan metode
perpetual dan dinilai dengan metode FIFO (masuk pertama
keluar pertama). Dalam metode ini, setiap terjadi penjualan
langsung ditetapkan harga pokok penjualannya dengan
melengkapi kartu persediaan untuk masing-masing jenis
barang.
e) Penyajian
Persediaan disajikan dalam kelompok aset lancar dalam
laporan posisi keuangan.
7
f) Pengungkapan
Pengungkapan persediaan dalam catatan atas laporan
keuangan meliputi kebijkan akuntansi dalam penilaian dan
pengukuran persediaan ; jumlah nilai tercatat persediaan untuk
dijual yang diakui sebagai beban periode dimana pendapatan
yang terkait diakui ; jumlah nilai tercatat persediaan yang
mengalami penurunan atau kerugian karena rusak atau usang
diakui sebagai beban pada periode terjadinya.
8
pembelian, biaya pengangkutan, biaya instalasi, serta biaya
lainnya.
4) Pengakuan dan Pengukuran Awal
Aset tetap diakui jika manfaat ekonomik dapat dipastikan
mengalir ke dalam atau dari entitas; dan biaya dapat diukur dengan
andal. Aset tetap dicatat jika aset tetap tersebut dimiliki secara
hukum oleh entitas sebesar biaya perolehan. Pengakuan peralatan
dan kendaraan dapat dilakukan apabila terdapat bukti bahwa
hak/kepemilikan telah berpindah. Yaitu kendaraan yang
dilengkapai dengan bukti kepemilikan kendaraan.
5) Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Entitas mengukur seluruh aset tetap setelah pengakuan
awal, pada biaya perolehan aset tetap (peralatan/kendaraan)
dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Biaya pemeliharan dan
perbaikan aset tetap (pealatan dan kendaraan) diakuisebagai beban
saat terjadinya. Entitas tidak mengakui penurunan nilai atas aset
tetap yang dimiliki untuk untuk kenaikan nilai.
6) Penyusutan
Penyusutan atas aktiva tetap (peralatan dan kendaraan)
dilakukan dengan metode garis lurus dan nilai residunya ditaksir
10 % dari biaya perolehan. Pengakuan biaya depresiasi atas aktiva
tetap (peralatan dan kendaraan) mulai dihitung pada bulan
berikutnya setelah pengadaan aktiva tetap. Perhitungan dan
pencatatan penyusutan aset tetap (peralatan dan kendaraan)
dilakukan setiap akhir periode kecuali ada penghentian akiva tetap
selama periode berjalan (penyusutan dihentikan ketika aset tetap
dihentikan pengakuannya). Nilai penyusutan peralatan dan
kendaraan diakui sebagai beban penyusutan (diakui dalam laporan
laba rugi) dan dicatat pada akumulasi penyusutan aset tetap.
Umur manfaat ditentukan berdasarkan periode kegunaan
yang diperkirakan entitas. Umur manfaat aset tetap Idola Intip
Goreng ditaksir sebagai berikut :
9
Kendaraan : 10 tahun
Peralatan : 5 tahun
7) Penghentian Pengakuan
Penghentian pengakuan aset tetap dilakukan ketika aset
dilepaskan atau ketika tidak ada manfaat ekonomi masa depan
yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasan aset tetap
tersebut. Keuntungan atau kerugian atas penghentian pengakuan
diakui ketika aset tetap tersebut: dijual, diserahkan, atau
dimusnahkan
8) Penyajian
Aset tetap disajikan dalam kelompok aset dalam laporan
posisi keuangan.
9) Pengungkapan
Pengkungkapan aset tetap pada catatan atas laporan
keuangan meliputi kebijakan akuntansi terkait aset tetap ; dasar
penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat aset
tetap (peralatan dan kendaraan) ; informasi penyusutan peralatan
dan kendaraan (nilai penyusutan, metode penyusutan, masa
manfaat, akumulasi penyusutan).
B. LIABILITAS
1. Pengertian
Liabilitas keuangan adalah setiap liabilitas yang berupa kewajiban
kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas
lain.
2. Pengakuan
Liabilitas diakui saat terjadinya kontrak dengan pihak lain dan saat
sudah jatuh tempo.
3. Pengukuran
Liabilitas diukur sebesar jumah yang harus dibayar atau sebesar
nilai transaksi.
4. Penilaian
10
Liabilitas dinilai pada saat pengakuan/saat terjadinya kewajiban
sampai sampai pelunasan kewajiban ; liabilitas dihapus saat telah dilunasi.
5. Penyajian
Pos-pos dalam liabilitas akan disajikan pada Laporan Posisi
Keuangan.
6. Klasifikasi
a) Utang Lancar adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam jangka
waktu satu tahun.
1) Utang Dagang
Pengertian
Utang dagang adalah kewajiban yang timbul karena perusahaan
melakukan pembelian barang dagangan secara kredit.
Pengakuan
Utang dagang diakui pada saat perusaahan menerima hak atas
barang dagangan tetapi belum membayar/belum melunasi barang
yang telah diterima tersebut.
Penilaian dan pengukuran
Penilaian utang dagang dilakukan berdasarkan jumlah barang
dagangan yang dipesan dan dicatat atas dasar net (nilai bersih),
yaitu apabila terdapat potongan pembelian, utang dagang diukur
sebesar harga beli netto setelah dikurangi dengan potongan
pembelian, dan apabila dalam pembelian terdapat PPN maka utang
dagang diukur sebesar harga beli termasuk nilai PPN.
Penyajian
Utang dagang disajikan dalam kelompok liabilitas lancar dalam
laporan posisi keuangan.
Pengungkapan
Pengungkapan utang dagang dalam catatan atas laporan
keuangan meliputi rincian utang dagang.
b) Utang Tidak Lancar
1) Utang Bank
11
Pengertian
Utang bank adalah utang yang timbul dari transaksi pemberian
pinjaman modal dari bank kepada perusahaan untuk usaha.
Pengakuan
Utang bank diakui pada nilai kontraknya dikurangi dengan
provisi biaya transaksi dari penarikan uang tersebut.
Pengukuran
Utang bank diukur sebesar jumlah pokok pinjaman dalam
kontrak dikurangi dengan bunga yang dipotong/dibayarkan di
awal.
Penilaian
Utang bank dinilai sebesar jumlah yang akan jatuh tempo.
Penyajian
Utang bank disajikan dalam kelompok liabilitas lancar dalam
laporan posisi keuangan.
Pengungkapan
Pengungkapan utang bank dalam catatan atas laporan keuangan
meliputi pengungkapan informasi rincian utang bank, suku
bunga bank dan tanggal jatuh tempo.
C. EKUITAS
1. Pengertian
Instrumen Ekuitas adalah hak residual atas aset suatu entitas
setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya.
2. Akun – Akun Ekuitas
a) Modal Pribadi merupakan modal yang diserahkan pemilik
kepada badan usaha. Biasanya laba yang diperoleh belum
dibagikan kepada pemilik, dengan sendirinya termasuk modal
sendiri.
12
c) Laba Ditahan merupakan laba yang tidak dibagi, yaitu sebagian
atau keseluruhan laba yang diperoleh entitas yang tidak dibagikan
oleh entitas kepada pemilik. Jumlah laba yang tidak dibagi ini
dapat digunakan oleh entitas untuk tambahan modal atau untuk
memperbesar modal perusahaan.
3. Pengakuan
Ekuitas diakui apabila instrumen tersebut telah disetorkan oleh
pemilik sepenuhnya pada entitas dan tidak memiliki kewajiban
kontraktual serta diakui berdasarkan selisih antara aset setelah
dikurangi seluruh liabilitasnya.
a) Modal pribadi : modal diakui saat pemodal mentransfer sumber
daya, biasanya kas kepada perusahaan sebagai imbalan bagian
kepemilikan perusahaan.
b) Prive : entitas mengakui prive ketika pemilik mengambil uang/kas
untuk kepentingan pribadi diluar kepentingan perusahaan.
c) Laba ditahan : entitas mengakui laba ditahan ketika entitas
memperoleh laba yang tidak dibagikan kepada pemilik yang
nantinya akan digunakan untuk mengembangkan perusahaan.
4. Pengukuran dan penilaian
Ekuitas tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif sehingga
pengukurannya menggunakan biaya perolehan.
13
periode lalu. Akun ini harus dinyatakan terpisah dari akun modal
saham. Seluruh saldo laba dianggap bebas untuk dibagikan sebagai
dividen, kecuali jika terdapat indikasi pembatasan terhadap saldo laba,
misalnya untuk perluasan pabrik. Saldo Laba timbul ketika akumulasi
penghasilan melebihi beban dan distribusi kepada pemilik pada suatu
periode. Ketika akumulasi penghasilan kurang dari beban dan
distribusi kepada pemlik pada suatu periode, maka entitas menyajikan
saldo laba negatif.
6. Pengungkapan
Entitas harus mengungkapkan transaksi penarikan dan penambahan
modal yang langsung dicatat dalam akun modal dan semua perubahan
tersebut diikhtisarkan dalam laporan perusahaan yang terpisah. Saldo
laba di laporan posisi keuangan harus sama dengan saldo laba di
laporan laba rugi. Akun tambahan modal disetor tidak boleh didebit
atau dikredit dengan pos laba/rugi. Tujuan dan penggunaan laba
ditahan bagi perusahaan harus dapat dipertanggungjawabkan.
D. PENDAPATAN
1. Pengertian
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomik
yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus
masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal
dari kontribusi penanam modal.
2. Akun- akun Pendapatan
Penjualan, pemasukan yang bersumber dari kegiatan utama
entitas yaitu penjualan barang dagang kepada pelanggan.
3. Pengakuan
Pendapatan diakui ketika terdapat hak atas pembayaran yang
diterima atau yang masih harus diterima baik pada masa sekarang atau
masa depan. Dalam kondisi jumlah arus kas yang masih harus diterima
tidak dapat diukur secara andal dan atau waktu penerimaan arus
kasnya tidak dapat dipastikan, maka pendapatan diakui pada saat kas
diterima dengan memperhatikan ketentuan dalam paragraf 14.4(a)
14
14.4(a) : Jika pembeli membayar sebelum barang atau jasa
tersebut diberikan, maka entitas mengakui penerimaan tersebut
sebagai liabilitas, yaitu pendapatan diterima dimuka.
14.4(b): Jika pembeli belum membayar ketika barang atau jasa
tersebut telah diberikan,maka entitas mengakui adanya aset
yaitu piutang usaha.
14.8: Entitas dapat mengakui pendapatan lain seperti
keuntungan dari penjualan aset ketika kepemilikan aset tersebut
telah beralih kepada pemilik baru. Keuntungan tersebut
merupakan hasil penjualan dikurangi jumlah tercatat aset
tersebut sebelum aset tersebut dijual.
4. Pengukuran
Diukur sebesar jumlah pendapatan yang diterima atau dapat
diterima.
5. Penilaian
Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima
atau dapat diterima dikurangi diskon.
6. Penyajian
Pendapatan penjualan disajikan dalam kelompok pendapatan
dalam laporan laba rugi.
7. Pengungkapan
Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui
selama periode tersebut, termasuk pendapatan yang berasal dari
penjualan barang dan jasa, bunga. Jumlah pendapatan yang berasal dari
pertukaran barang atau jasa yang tercakup dalam setiap kategori
signifikan dari pendapatan.
E. BEBAN
1. Pengertian
Penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi
dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya
kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
menyangkut pembagian kepada penanam modal.
15
2. Akun - Akun Beban
a) Beban penjualan adalah beban yang terjadi karena adanya
kegiatan penjualan dan pemasaran barang dagang.
Beban angkut : biaya beban angkut yang terjadi karena
adanya pengangkutan barang ke pelanggan.
HPP : Beban yang muncul karena adanya penjualan.
b) Beban administrasi dan umum adalah beban yang terjadi
karena kegiatan entitas secara keseluruhan dan bersifat umum
yang tidak diidentifikasi kedalam kegiatan spesifik.
Beban gaji : beban yang harus dibayarkan perusahaan
kepada pihak lain atau jasa-jasa yang telah dilakukan oleh
pihak lain demi kepentingan perusahaan.
Beban listrik, air, dan telepon : beban yang timbul karena
adanya penggunaan listrik, air, dan telepon.
Beban Pemeliharaan dan Perawatan : biaya suku cadang,
biaya bahan baku habis pakai, dan harga perole jasa dari
pihak luar perusahaan untuk perbaikdan dan pemeliharaan
untuk keperluan pabrik.
3. Pengakuan
Beban diakui ketika ada arus kas keluar untuk memenuhi
kewajiban, atau ketika ada penurunan aktiva tetap yang digunakan.
a) Beban penjualan
Beban angkut : beban angkut diakui ketika telah terjadi
pengiriman barang kepada pelanggan.
HPP : diakui ketika terjadi penjualan barang sebagai dasar
untuk menentukan laba.
b) Beban administrasi dan umum
Beban gaji : entitas mengakui beban gaji ketika karyawan
memberikan kontribusi kepada entitas selama periode
pelaporan.
16
Beban listrik, air dan telepon : entitas mengakui beban
ketika entitas membayar listrik, air dan telepon untuk
kepentingan perusahaan.
Beban Pemeliharaan dan Perawatan : entitas mengakui
beban pemeliharaan dan perawatan ketika terjadi perbaikan
peralatan.
4. Pengukuran
Beban diukur sebesar kas yang diperkirakan akan dikeluarkan
untuk membayar biaya.
a) Beban penjualan
Beban angkut : entitas mengukur beban angkut sebesar biaya
yang dikeluarkan untuk melakukan pengiriman barang kepada
pelanggan.
HPP : entitas mengukur HPP sebesar biaya perolehannya.
b) Beban administrasi dan umum
Beban gaji : entitas mengukur beban gaji sebesar jumlah
karyawan dikali jumlah gaji masing-masing jabatan karyawan.
Beban listrik, air dan telepon : entitas mengukur beban
sebesar jumlah biaya yang dikeluarkan untuk membayar listrik,
air dan telepon.
Beban Pemeliharaan dan Perawatan : entitas mengukur beban
pemeliharaan dan perawatan sesuai dengan kerusakan yang ada
pada peralatan tersebut.
5. Penilaian
Beban dinilai sebesar nilai wajar sesuai kas yang dikeluarkan
selama operasional perusahaan atau sebesar nilai tercatat.
a) Beban penjualan
Beban angkut : entitas menilai beban angkut sebesar nilai
tercatat dalam pengiriman barang.
HPP : entitas menilai HPP sebesar nilai tercatat pada saat
pembelian barang.
17
b) Beban administrasi dan umum
Beban gaji : entitas menilai beban gaji sebesar nilai tercatat atas
kontribusi yang telah diberikan karyawan kepada perusahaan
sesuai jabatan.
Beban listrik, air dan telepon : entitas menilai beban sebsar
nilai tercatat atas biaya yang dikeluarkan untuk membayar
listrik, air dan telepon.
Beban Pemeliharaan dan Perawatan : entitas menilai beban
tercatat atas biaya yang dikeluarkan pemeliharaan dan
perawatan.
6. Penyajian
Seluruh akun beban disajikan dalam kelompok beban dalam
laporan laba rugi.
7. Pengungkapan
Beban yang harus diungkapkan antara lain rincian beban
penjualan, beban administrasi dan umum. Di dalam laporan laba rugi,
jumlah/total biaya diakui sebagai beban selama periode yang
bersangkutan.
18
BAB III
19
2.1.1.1.Utang Dagang
2.1.2. Pendapatan Diterima Dimuka
2.1.2.1. Pendapatan Diterima Dimuka
2.1.3. Utang Bunga
2.1.3.1. Utang Bunga
2.1.4. Utang Pajak
2.1.4.1.Utang Pajak (PPh 21)
2.2.Kewajiban Jangka Panjang
2.2.1. Utang Bank
2.2.1.1. Utang Bank
3. EKUITAS
3.1. Modal Sendiri
3.1.1. Modal Sendiri
3.1.1.1. Modal Sendiri
3.2. Laba Ditahan
3.2.1. Laba Ditahan
3.2.1.1. Laba Ditahan
3.3.Prive
3.3.1. Prive
3.3.1.1. Prive
4. PENDAPATAN
4.1. Penjualan
4.1.1. Penjualan barang dagang
4.1.1.1. Penjualan barang dagang
4.1.3. Potongan penjualan
4.1.3.1. Potongan penjualan
4.2.Pendapatan lain-lain
4.2.2. Pendapatan bunga
4.2.2.1. Pendapatan bunga
4.2.3. Pendapatan dari keuntungan pelepasan aset
4.2.3.1. Pendapatan dari keuntungan pelepasan aset
20
5. BEBAN
5.1. Harga Pokok Penjualan
5.1.1. Harga Pokok Penjualan
5.1.1.1. Harga Pokok Penjualan
5.1.1.2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
5.1.1.3. Biaya Overhead Pabrik
5.2. Beban Penjualan
5.2.1. Beban Gaji Penjualan dan Pemasaran
5.2.1.1. Beban Gaji Penjualan dan Pemasaran
5.2.2. Beban Bahan Bakar Kendaraan
5.2.2.1. Beban Bahan Bakar Kendaraan
5.2.3. Beban Depresiasi Kendaraan
5.2.3.1. Beban Depresiasi Kendaraan
5.3.Beban Administrasi dan Umum
5.3.1. Beban Gaji Administrasi dan Umum
5.3.1.1. Beban Gaji Administrasi dan Umum
5.3.2. Beban Listrik Air dan Telepon
5.3.2.1. Beban Listrik Air dan Telepon
5.3.3. Beban perlengkapan
5.3.3.1. Beban perlengkapan
5.3.4. Beban Bunga
5.3.4.1. Beban Bunga
5.3.5. Beban Depresiasi
5.3.5.1. Beban Depresiasi – Peralatan
5.3.5.2. Beban Depresiasi - Bangunan
5.3.6. Beban Kerugian Piutang
5.3.6.1. Beban Kerugian Piutang
5.4. Beban kerugian pelepasan aset
5.4.1. Beban kerugian pelepasan aset
5.4.1.1. Beban kerugian pelepasan aset
5.6. Beban gaji
5.6.1. Beban Gaji Produksi
21
5.6.1.1. Beban Gaji Produksi
B. JURNAL
Jurnal yang kami sarankan bagi UMKM ini adalah bentuk jurnal
umum, namun contoh jurnal di bawah ini kami kelompokkan sesuai
pengelompokkan jurnal khusus :
22
Utang Bank xxx
Beban Bunga xxx
Kas kecil atau Kas di Bank xxx
f) Jurnal saat membayar pajak
Beban Pajak xxx
Kas kecil atau Kas di Bank xxx
g) Jurnal ketika membeli bahan baku secara tunai
Persediaan Bahan Baku xxx
Kas kecil atau Kas di Bank xxx
h) Jurnal saat membeli aset
Aset (Perkap, peralatan, kendaraan, dll) xxx
Kas kecil atau Kas di Bank xxx
i) Jurnal ketika membayar beban-beban
Beban (Gaji, Listrik, Pajak, dll) xxx
Kas kecil xxx
j) Jurnal ketika ada pengambilan pribadi oleh pemilik
Prive xxx
Kas xxx
3. Jurnal Penjualan
a) Jurnal ketika menjual barang dagangan secara kredit
Piutang Dagang xxx
Penjualan xxx
Harga Pokok Penjualan xxx
Persediaan Barang Jadi xxx
4. Jurnal Pembelian
a) Jurnal ketika membeli bahan baku secara kredit
Persediaan Bahan Baku xxx
Utang Dagang xxx
b) Jurnal saat membeli persediaan barang dagang seperti makanan
khas oleh-oleh
Persediaan Barang Jadi xxx
Utang Dagang xxx
23
5. Jurnal Umum
a) Jurnal ketika ada retur penjualan
Retur Penjualan xxx
Piutang dagang xxx
Persediaan Barang Jadi xxx
Harga Pokok Penjualan xxx
b) Jurnal untuk transaksi retur pembelian
Utang Dagang xxx
Persediaan xxx
c) Jurnal pencatatan beban akumulasi aset tetap
Beban penyusutan xxx
Akumulasi penyusutan xxx
d) Jurnal alokasi ke persediaan
Persediaan Barang dalam Proses xxx
Persediaan Bahan Baku xxx
Persediaan Barang dalam Proses xxx
Beban-beban xxx
Persediaan Barang Jadi xxx
Persediaan Barang dalam Proses xxx
24
BAB IV
B. PRODUKSI
1. Bagian yang terkait :
a) Bagian Produksi
b) Bagian Penjualan
2. Prosedur pada bagian produksi:
a) Bagian produksi mengecek kartu persediaan barang jadi, dan daftar
pesanan dari untuk memutuskan untuk memproduksi jenis intip yang
mana dalam memenuhi stok dan permintaan.
b) Melihat kebutuhan dari UMKM terkait, tidak menjadi masalah apabila
bagian gudang menjadi bagian dari produksi.
25
c) Bagian produksi mengecek persediaan bahan baku yang disimpan di
gudang berdasarkan permintaan produksi yang terjadi. Apabila ada,
maka proses produksi langsung dilakukan. Namun jika tidak ada, maka
bagian produksi harus meminta bagian pembelian untuk melakukan
pembelian bahan baku yang diperlukan dengan memberikan memo
permintaan bahan baku.
d) Setelah terjadi pembelian dan dilakukan pencatatan, bagian produksi
membuat stok update persediaan bahan baku yang disimpan di gudang
bahan baku.
e) Berdasarkan dokumen-dokumen daftar persediaan bahan baku, memo
permintaan bahan baku dan pemakaian bahan baku, bagian produksi
membuat laporan persediaan bahan baku setiap minggunya. Sebaiknya
dibuat dua rangkap, lembar pertama dikirim ke bagian akuntansi,
lembar kedua disimpan sebagai arsip.
f) Setelah mendapatkan bahan baku yang dibutuhkan bagian produksi
memproduksi bahan baku menjadi barang jadi, kemudian
menyimpannya di gudang yang merupakan bagian dari produksi.
g) Bagian produksi melakukan rekap persediaan barang jadi dan membuat
laporan persediaan barang jadi menjadi dua rangkap. Rangkap pertama
disimpan sebagai arsip bagian produksi, kemudian rangkap kedua
diberikan kepada bagian akuntansi untuk keperluan pencatatan.
Dalam proses pembuatan intip, melibatkan beberapa tahapan untuk
memproses bahan baku menjadi barang jadi. Selain itu-tahapan-tahapan
ini juga melibatkan sub bagian-bagian dari bagian produksi. Sub bagian
tersebut antara lain: 1) sub bagian gudang, 2) sub bagian pengolahan,
dan 3) sub bagian penggorengan dan pengemasan.
Tahapan-tahapan proses pembuatan intip antara lain sebagai berikut:
1) Sub Bagian Gudang
Sub bagian ini bertanggung jawab untuk memastikan stok
persediaan bahan baku dan stok persediaan barang jadi dan yang
melakukan permintaan baik permintaan bahan baku maupun
permintaan produksi barang jadi.
26
2) Sub Bagian Pengolahan
Beras sebagai bahan baku diambil dari gudang dan dilakukan
pencucian beras.
Setelah dicuci, beras ditanak seperti menanak nasi pada
umumnya sampai matang.
Nasi yang diinginkan adalah nasi yang berada pada tingkat
kematangan yang pas sehingga mudah untuk dilakukan
pencetakan.
Nasi yang sudah matang dicetak dengan cetakan yang sudah
disediakan. Cetakan ini terbuat dari kayu berbentuk lingkaran
untuk intip madu dan intip susun, dan dicetak pada kendil untuk
intip kendil.
Setelah dilakukan pencetakan, intip-intip ini harus dikeringkan
dengan cara dipanggang di atas bara api sampai benar-benar
kering selama satu hari untuk setelahnya dilakukan proses
penggorengan.
3) Sub Bagian Penggorengan dan Pengemasan
Intip yang sudah diolah dan dikeringkan pada hari sebelumnya,
maka selanjutnya adalah dilakukan proses penggorengan.
Penggorengan ini dilakukan dengan menggunakan wajan besar
dan minyak panas.
Setelah digoreng, intip yang sudah matang dapat ditambahkan
gula merah kental sebagai pemanis apabila dibutuhkan sesuai
dengan permintaan lalu dilakukan pengemasan.
Pengemasan dilakukan dengan plastik yang telah disediakan.
Untuk intip kendil satu plastik diisi dengan satu intip, untuk
intip susun diisi 6 intip dan intip madu diisi dengan 10 intip.
Setelah dikemas, intip-intip ini disimpan di dalam gudang
sampai intip dijual.
C. PENJUALAN
1. Bagian Terkait
a) Bagian Penjualan
27
b) Bagian Produksi
c) Bagian Akuntansi/Keuangan
2. Prosedur
a) Penjualan Barang Jadi
1) Pelanggan melihat dan memilih barang yang sudah dipamerkan
di etalase toko, dengan melihat barang yang masih ada.
2) Setelah pelanggan menentukan pilihannya, kasir pada bagian
penjualan membuatkan nota penjualan tunai, dikarenakan untuk
penjualan langsung di toko, Intip Idola tidak menerima kredit
pembayaran.
3) Nota penjualan rangkap digunakan sebagai dasar pencatatan
pada bagian akuntansi/keuangan.
b) Penjualan Berdasarkan Pesanan
1) Pelanggan dapat melakukan pesanan dengan datang ke toko
ataupun dengan melakukan telepon.
2) Bagian penjualan membuatkan nota pesanan sebanyak dua
rangkap :
Rangkap pertama diberikan ke bagian produksi untuk
pengecekan brang dan keputusan produksi.
Rangkap kedua untuk diberikan kepada pelanggan
3) Pelanggan yang membayar kredit, harus membayar DP terlebih
dahulu, DP tersebut dicatat pada nota pesanan yang diberikan
dan akan diteruskan ke bagian akuntansi untuk dilakukan
pencatatan.
4) Jika pelanggan membayar dengan tunai, maka akan dicatat lunas
di bagian akuntansi
5) Setelah intip jadi sudah siap, maka bagian produksi akan
memindahkan barang ke bagian penjualan dan barang akan
dikirimkan dengan menyiapkan surat jalan.
6) Untuk penjualan kredit, maka sisa pembayaran dapat dibayarkan
setelah barang dikirimkan. Setelahnya dilakukan pencatatan
pada bagian akuntansi/keuangan.
28
D. PENGGAJIAN
1. Bagian Terkait:
a) Bagian Akuntansi/Keuangan
b) Karyawan
2. Sistem Penggajian
29
E. REKRUITMEN KARYAWAN
1. Bagian Terkait :
a) Bagian Akuntansi/Keuangan/Pemilik
2. Prosedur Rekruitmen
a) Mengidentifikasi dan menganalisis lowongan pekerjaan, berupa
mengumpulkan, memeriksa, dan menuliskan bidang/divisi yang
dibutuhkan untuk merekrut karyawan baru.
b) Bagian Akuntansi/keuangan beserta controller tiap bagian membuat
dokumen kebutuhan karyawan baru dan diberikan kepada pemilik
untuk disetujui.
c) Tim rekruitmen yang terdiri dari bagian akuntansi/keuangan dan
controller membuat daftar persyaratan rekrutmen karyawan baru.
d) Apabila mendapat persetujuan dari pemilik, maka tim rekruitmen
memproses lebih lanjut.
e) Membuka lowongan pekerjaan.
f) Tim rekruitmen menerima daftar calon karyawan dan mengecek
persyaratan administrasi dan kelengkapan pelamar untuk kemudian
diseleksi dan dipanggil untuk wawancara.
g) Tim rekruitmen melakukan evaluasi dan membuat rekap hasil
wawancara dan menentukan daftar calon karyawan yang diterima
menjadi karyawan.
h) Tim rekruitmen memberikan dokumen rekap hasil tes wawancara
kepada pemilik untuk dievaluasi dan untuk memberikan keputusan
persetujuan.
i) Tim rekruitmen membuat data karyawan baru yang diterima dan
diumumkan.
3. Prosedur Controlling dan Pengembangan Karyawan
a) Pengecekan dokumen daftar karyawan setiap bulan.
b) Pengklasifikasian dan rotasi karyawan
c) Melakukan pelatihan-pelatihan dan training untuk meningkatkan
skill karyawan
d) Kemudian akan dilakukan penilaian oleh controller dan pemilik.
30
e) Persetujuan menjadi karyawan oleh pemilik dan controller
berdasarkan penilaian.
F. FLOWCHART
Pembelian
Start
Cek
persediaan
Daftar Daftar
persediaan persediaan
harus dibeli harus dibeli
Proses
pembeli B
an
Daftar n
persediaan
harus dibeli
Nota Pembelian
Pencatatan
n
Nota Pembelian
selesai
31
Produksi
Siklus Produksi
Penjualan Produksi
Mulai
Cek
Pesanan
dan
Cek Persediaan
Pesanan
Kartu
Persediaan
Siklus
Pembelian
pembelian
bahan baku
Proses
Produksi
Laporan
Persediaan
Laporan Barang Jadi
Persediaan
Barang Jadi
n
Kartu Pesanan
Pencatatan
persediaan
terjual
Laporan
Persediaan
Barang Jadi
selesai
32
Penjualan
a. Penjualan Kredit
Start
A Memprose
s pesanan
Membuat
nota
pesanan
n
Nota Pesanan Nota Pesanan
Menyiap
kan Nota pesanan
pesanan
Menyiap
kan
surat
jalan
Nota Pesanan
Surat Jalan
Surat Jalan
Pencatatan
(jurnal)
Nota Pesanan
A
Surat Jalan
n
Surat Jalan
selesai
33
b. Penjualan Tunai
Start
A Memprose
s pesanan
Menyiap
kan Nota penjualan
pesanan
Nota Penjualan
Pencatatan
(jurnal)
Nota Penjualan A
n
Nota Penjualan
selesai
34
Penggajian
Siklus Penggajian
Pembelian/Penjualan/Produksi Akuntansi/Keuangan
Start
Cek
Rekap
Presensi
Cek
Rekap
Presensi
Rekap Presensi
Rekap Presensi
Pembuatan
Rekap Presensi bukti gaji
dan tanda
terima gaji
Bukti Gaji
Bukti Gaji
Tanda Terima
Gaji
n
Rekap Presensi
Proses
Penggajian
Bukti Gaji
Bukti Gaji A
Tanda Terima
Gaji
Catatan
Penggajian
Bukti Gaji
n Tanda Terima
Gaji
Selesai
35
Rekruitmen Karyawan
Siklus Rekruitmen
Akuntansi/Keuangan/Pemilik
Mulai
Mengavaluasi
kebutuhan
karyawan
Daftar
Kebutuhan
Karyawan
Rekrutmen
Daftar Karyawan
DIterima
Daftar
n Kebutuhan
Karyawan
Selesai
36
G. DOKUMEN TERKAIT
1. Kartu Persediaan
2. Nota penjualan
37
3. Rekap Penjualan Harian
4. Presensi Karyawan
38
5. Buku Kas Umum
39
BAB V
REKOMENDASI
Salah satu hal yang menjadi kendala bagi pengelola INTIP IDOLA dalam
mengadakan pencatatan akuntansi yang memadai yaitu karena kurangnya SDM
yang dapat membantu proses akuntansi sesuai dengan standar yang berlaku.
Selain itu, pemilik juga menyatakan bahwa siklus akuntansi mulai dari jurnal
hingga menyusun laporan keuangan sangat membutuhkan perhatian khusus dan
waktu yang cukup lama, karena harus dikerjakan secara manual di kertas. Maka
dari itu, kami menyarankan kepada pemilik yang sekaligus sebagai pengelola
INTIP IDOLA untuk menggunakan aplikasi Laporan Akuntansi Usaha Mikro
(LAMIKRO). Aplikasi ini dikembangkan langsung oleh Kementrian Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah bidang pengembangan sumber daya manusia. LAMIKRO
telah sesuai dengan SAK EMKM dan dirilis pada tahun 2017. Berikut ini adalah
tampilan dan langkah-langkah pengaplikasian LAMIKRO :
40
2. Mengisi biodata tersebut sesuai dengan informasi dari UMKM INTIP IDOLA
lalu klik “daftar”. Tampilan selanjutnya adalah seperti berikut :
3. Pada gambar di atas terdapat beberapa menu yang dapat di pillih, untuk menu
“nama akun” tampilan seperti di bawah ini :
41
4. Proses membuat jurnal juga sangat mudah dan sederhana, hanya dengan klik
menu “Entry Jurnal” dan data dimasukkan sesuai kebutuhan, seperti contoh
ini:
42
5. Kemudian hasil dari jurnal yang telah dibuat dapat dilihat di menu “Daftar
Jurnal” dengan tampilan seperti gambar ini :
43
6. Laporan laba rugi dan posisi keuangan akan otomatis tersusun setelah
memasukkan jurnal seperti pada gambar berikut :
44
Setelah kami menyarankan berbagai rekomendasi di atas, pemilik UMKM
INTIP IDOLA menyatakan bahwa untuk saat ini belum dapat menerapkan sistem
akuntansi yang sesuai standar dikarenakan belum terlalu membutuhkan.
45
DOKUMENTASI
46