Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Information System, Organizations, and Strategy


Pada PT Blue Bird, Tbk Indonesia

Oleh:
Kelompok 2

Anggota:
Tasya Ridho Ananda 2110526003
Rohadatul Engracia 2110526005
Sherly Cecilia 2110526007
Dia Alenda 2110526008

Dosen Pengampu : Dr. Eri Besra, SE, MM

PROGRAM STUDI S1 INTAKE MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................................ i

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah.......................................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................................................. 3

2.1. Organisasi dan Sistem Informasi ............................................................................................ 3

2.2. Bagaimana Dampak Sistem Informasi Pada Organisasi Dan Perusahaan Bisnis .................. 5

2.3. Menggunakan Sistem Informasi Untuk Mencapai Keunggulan Kompetitif ........................... 8

2.4. Menggunakan Sistem Untuk Keunggulan Kompetitif : Masalah Manajemen...................... 12

BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 14

3.1. Organisasi Dan Sistem Informasi Pada PT Blue Bird, Tbk .................................................. 14

3.2. Dampak Sistem Informasi Pada Perusahaan PT Blue Bird, Tbk. ......................................... 16

3.3. PT Blue Bird, Tbk Menggunakan Sistem Informasi Untuk Keunggulan Kompetitif ........... 19

3.4. PT Blue Bird, Tbk Menggunakan Sistem Informasi Untuk Keuntungan Manajemen ......... 21

BAB IV PENUTUP ............................................................................................................................. 25

4.1 Kesimpulan ........................................................................................................................... 25

4.2 Saran ..................................................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 26

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Seiring perkembangan zaman. perkembangan sistem teknologi informasi dapat
memudahkan manusia untuk beraktifitas melihat berita dan mencari berbagai informasi
yang beredar di dunia maya. Dengan kemajuannya ini, semua ruang lingkup kehidupan
memanfaatkannya untuk kebutuhan dan juga keuntungan organisasi. Terdapat juga
dampak positif dan negatif yang akan terjadi dalam proses adaptasi ini.
Salah satu adaptasi pada ruang lingkup kehidupan yang akan dibahas sistem
informasinya dalam makalah ini adalah organisasi. Sistem informasi dan organisasi
saling mempengaruhi. Organisasi yang ingin terus bertahan dan medapat keuntungan
harus cepat menyesuaikan diri. Perubahan lingkungan bisnis yang kompetitif
menimbulkan persaingan tajam. Keadaan ini akan mempengaruhi organisasi secara
langsung dan tidak langsung pada kelangsungan hidup usaha organisasi.
Peran sistem informasi dalam suatu organisasi sangat diperlukan untuk mendukung
strategi bersaing suatu bisnis. Pemanfaatan tekonologi informasi yang optimal dapat
direncanakan dalam baik dalam suatu perencanaan strategis. Sistem informasi telah
berubah menjadi alat stratejik dalam perusahaan untuk meningkatkan kemampuan
bersaing. Penyusunan dan pengembangan strategi informasi merupakan upaya
peningkatan peranan fungsi dan nilai sistem informasi setiap unit kegiatan manajemen
dan operasional perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan saat ini dan masa akan
datang. Dewasa ini, organisasi usaha di Indonesia semakin gencar-gencarnya
memanfaatkan teknoligi untuk memberikan kemudahan pada pelanggan sehingga
meningkatkan keuntungan. Banyak usaha yang dulunya terkesan konvensional dalam hal
sistem, sekarang memberikan alternatif kemudahan untuk konsumen.
Merebaknya pandemi Covid-19 sejak awal tahun 2020 mebuat banyak sektor usaha
mengalami kerugian, salah satunya sektor transportasi di Indonesia yang mengalami
dampak yang signifikan. Hal ini disebabkan karena pandemi tersebut mempengaruhi
secara langsung aktifitas kegiatan dan mobilitas masyarakat melalui pembatasan-
pembatasan kegiatan bisnis maupun sosial yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat
maupun Pemerintah Daerah dalam upaya untuk menekan laju penyebaran virus Covid-
19. Sebagai konsekuensinya, sektor transportasi mengalami tekanan yang cukup berat
karena permintaan pasar yang menurun secara drastis selama tahun 2020 ini.

1
Seiring meningkatnya aktivitas dan mobilitas masyarakat di bawah aturan pembatasan
sosial yang masif, sektor transportasi perlahan-lahan merangkak naik. Manajemen
Perseroan melakukan berbagai macam langkah efisiensi untuk mengendalikan biaya
dengan merampingkan postur biaya Perseroan. Akibatnya perseroan masih mampu untuk
menjaga posisi likuiditasnya dengan baik meskipun masih berada di bawah tekanan
Pandemi.
Salah satunya adalah dari organisasi transportasi Indonesia yang sudah berdiri dari
tahun 1972, yaitu PT Blue Bird, Tbk. Perseroan terbatas ini banyak mengubah fitur-fitur
organisasi menjadi lebih digital dalam mengikuti perkembangan zaman. Blue Bird
sebgaai perusahaan old company yang telah mendapatkan kepercayaan masyarakat lebih
dulu dari organisasi transportasi baru lainnya terus meningkatkan performa mereka
dalam keunggulan kompetitif organisasi di zaman digital seperti saat ini. Untuk itu kami
kelompok penyaji tertarik untuk membahas tentang strategi informasi pada manajemen
PT Blue Bird, Tbk dalam mempertahankan keunggulan kompetitif organisasi.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana organisasi dan sistem informasi pada PT Blue Bird, Tbk. ?
2. Bagaimana dampak sistem informasi pada perusahaan PT Blue Bird, Tbk. ?
3. Bagaimana PT Blue Bird, Tbk menggunakan sistem informasi untuk keunggulan
kompetitif?
4. Bagaimana PT Blue Bird, Tbk menggunakan sistem informasi untuk keuntungan
manajemen?

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Organisasi dan Sistem Informasi


Sistem informasi dan organisasi saling mempengaruhi. Sistem informasi dibangun
oleh manajer untuk melayani kepentingan perusahaan bisnis. Pada saat yang sama,
organisasi harus menyadari dan terbuka terhadap pengaruh sistem informasi untuk
mendapatkan keuntungan dari teknologi baru. Interaksi antara teknologi informasi dan
organisasi adalah kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor mediasi, termasuk
struktur organisasi, proses bisnis, politik, budaya, lingkungan sekitar, dan keputusan
manajemen. Dalam definisi mikroekonomi organisasi, modal dan tenaga kerja (faktor
produksi utama yang disediakan oleh lingkungan) ditransformasikan oleh perusahaan
melalui proses produksi menjadi produk dan jasa (output ke lingkungan). Produk dan
jasa dikonsumsi oleh lingkungan, yang memasok modal dan tenaga kerja tambahan
sebagai input dalam lingkaran umpan balik.
1. Apa Itu Organisasi?
Organisasi adalah struktur sosial formal yang stabil yang mengambil sumber
daya dari lingkungan dan memprosesnya untuk menghasilkan keluaran . Definisi
teknis ini berfokus pada tiga elemen organisasi. Modal dan tenaga kerja adalah faktor
produksi utama yang disediakan oleh lingkungan. Organisasi (perusahaan) mengubah
input ini menjadi produk dan jasa dalam fungsi produksi. Dalam pandangan perilaku
perusahaan ini, orang-orang yang bekerja dalam organisasi mengembangkan cara
kerja yang biasa; mereka mendapatkan keterikatan pada hubungan yang ada; dan
mereka membuat pengaturan dengan bawahan dan atasan tentang bagaimana
pekerjaan akan dilakukan, jumlah pekerjaan yang akan dilakukan, dan di bawahondisi
kerja apa yang akan dilakukan. Pandangan teknis organisasi mendorong kita untuk
fokus pada bagaimana input digabungkan untuk menciptakan output ketika perubahan
teknologi diperkenalkan ke dalam perusahaan. Perusahaan terlihat sangat mudah
dibentuk, dengan modal dan tenaga kerja yang saling menggantikan dengan mudah
2. Fitur Organisasi
Politik Organisasi Orang-orang dalam organisasi menempati posisi yang
berbeda dengan spesialisasi, perhatian, dan perspektif yang berbeda. Akibatnya,
mereka secara alami memiliki sudut pandang yang berbeda tentang bagaimana sumber
daya, penghargaan, dan hukuman harus didistribusikan. Perbedaan ini penting bagi

3
manajer dan karyawan, dan mereka menghasilkan perjuangan politik untuk sumber
daya, persaingan, dan konflik dalam setiap organisasi. Resistensi politik adalah salah
satu kesulitan besar dalam membawa perubahan organisasi—khususnya
pengembangan sistem informasi baru. Hampir semua investasi sistem informasi besar
oleh perusahaan yang membawa perubahan signifikan dalam strategi, tujuan bisnis,
proses bisnis, dan prosedur menjadi peristiwa bermuatan politik. Manajer yang tahu
bagaimana bekerja dengan politik organisasi akan lebih berhasil daripada manajer
yang kurang terampil dalam menerapkan sistem informasi baru. Budaya Organisasi
Semua organisasi memiliki asumsi dasar, tak tergoyahkan, tidak dipertanyakan (oleh
anggota) yang menentukan tujuan dan produk mereka. Budaya organisasi mencakup
serangkaian asumsi tentang produk apa yang harus dihasilkan organisasi, bagaimana
seharusnya memproduksinya, di mana, dan untuk siapa.
Semua organisasi modern memiliki karakteristik tertentu. Mereka adalah
birokrasi dengan pembagian kerja dan spesialisasi yang jelas. Organisasi mengatur
spesialis dalam hierarki otoritas di mana setiap orang bertanggung jawab kepada
seseorang dan otoritas terbatas pada tindakan spesifik yang diatur oleh aturan atau
prosedur abstrak. Aturan-aturan ini menciptakan sistem pengambilan keputusan yang
tidak memihak dan universal. Organisasi mencoba merekrut dan mempromosikan
karyawan berdasarkan kualifikasi teknis dan profesionalisme (bukan koneksi pribadi).
Organisasi ini mengabdikan diri pada prinsip efisiensi: memaksimalkan output
dengan menggunakan input yang terbatas. Fitur lain dari organisasi termasuk proses
bisnis mereka, budaya organisasi, politik organisasi, lingkungan sekitar, struktur,
tujuan, konstituen, dan gaya kepemimpinan. Semua fitur ini mempengaruhi jenis
sistem informasi yang digunakan oleh organisasi.
 Rutinitas dan Proses Bisnis
Semua organisasi, termasuk perusahaan bisnis, menjadi sangat efisien dari
waktu ke waktu karena individu dalam perusahaan mengembangkan rutinitas untuk
memproduksi barang dan jasa. Rutinitas —kadang-kadang disebut prosedur operasi
standar—adalah aturan, prosedur, dan praktik yang tepat yang telah dikembangkan
untuk mengatasi hampir semua situasi yang diharapkan.
 Politik Organisasi
Orang-orang dalam organisasi menempati posisi yang berbeda dengan
spesialisasi, perhatian, dan perspektif yang berbeda. Akibatnya, mereka secara

4
alami memiliki sudut pandang yang berbeda tentang bagaimana sumber daya,
penghargaan, dan hukuman harus didistribusikan. Perbedaan ini penting bagi
manajer dan karyawan, dan mereka menghasilkan perjuangan politik untuk sumber
daya, persaingan, dan konflik dalam setiap organisasi.
 Budaya Organisasi
Semua organisasi memiliki asumsi dasar, tak tergoyahkan, tidak dipertanyakan
(oleh anggota) yang menentukan tujuan dan produk mereka. Budaya organisasi
mencakup serangkaian asumsi tentang produk apa yang harus dihasilkan
organisasi, bagaimana seharusnya memproduksinya, di mana, dan untuk siapa.
 Lingkungan Organisasi
Organisasi berada di lingkungan dari mana mereka menarik sumber daya dan
yang mereka suplai barang dan jasa. Organisasi dan lingkungan memiliki
hubungan timbal balik. Di satu sisi, organisasi terbuka untuk, dan bergantung pada,
lingkungan sosial dan fisik yang mengelilinginya. Lingkungan umumnya berubah
jauh lebih cepat daripada organisasi. Teknologi baru, produk baru, dan perubahan
selera dan nilai publik (banyak di antaranya menghasilkan peraturan pemerintah
yang baru) membebani budaya, politik, dan orang-orang organisasi mana pun.
 Struktur organisasi
Semua organisasi memiliki struktur atau bentuk. Jenis sistem informasi yang
Anda temukan di perusahaan bisnis dan sifatnya masalah dengan sistem
iniseringkali mencerminkan jenis organisasi struktur.
 Fitur Organisasi Lainnya
Organisasi memiliki tujuan dan menggunakan cara yang berbeda untuk
mencapainya. Beberapa organisasi memiliki tujuan koersif, tujuan utilitarian, dan
tujuan normatif.

2.2. Bagaimana Dampak Sistem Informasi Pada Organisasi Dan Perusahaan Bisnis
Sistem informasi telah menjadi alat integral, online, interaktif yang sangat
terlibat dalam operasi menit ke menit dan pengambilan keputusan organisasi besar.
Selama dekade terakhir, sistem informasi secara fundamental telah mengubah ekonomi
organisasi dan sangat meningkatkan kemungkinan untuk mengatur pekerjaan. Teori dan
konsep dari ekonomi dan sosiologi membantu kita memahami perubahan yang dibawa
oleh TI.
1. Dampak Ekonomi

5
Dari sudut pandang ekonomi, TI mengubah biaya relatif modal dan biaya
informasi. Teknologi sistem informasi dapat dipandang sebagai faktor produksi yang
dapat menggantikan modal dan tenaga kerja tradisional. Ketika biaya teknologi
informasi menurun, itu menggantikan tenaga kerja, yang secara historis merupakan
biaya yang meningkat. Ketika biaya teknologi informasi menurun, itu juga
menggantikan bentuk modal lain seperti bangunan dan mesin, yang tetap relatif
mahal. Oleh karena itu, dari waktu ke waktu kita harus mengharapkan manajer untuk
meningkatkan investasi mereka di TI karena penurunan biaya relatif terhadap
investasi modal lainnya.
Teknologi informasi, terutama penggunaan jaringan, dapat membantu perusahaan
menurunkan biaya partisipasi pasar (biaya transaksi), sehingga menguntungkan
perusahaan untuk membuat kontrak dengan pemasok eksternal daripada
menggunakan sumber internal. Akibatnya, perusahaan dapat menyusut dalam ukuran
(jumlah karyawan) karena jauh lebih murah untuk mengalihdayakan pekerjaan ke
pasar yang kompetitif daripada mempekerjakan karyawan.
2. Dampak Organisasi Dan Perilaku
 TI Meratakan Organisasi
Organisasi birokrasi yang besar, yang terutama dikembangkan sebelum era
komputer, seringkali tidak efisien, lambat berubah, dan kurang kompetitif
dibandingkan organisasi yang baru dibuat. Beberapa organisasi besar ini telah
dirampingkan, mengurangi jumlah karyawan dan jumlah level dalam hierarki
organisasi mereka. TI mendorong hak pengambilan keputusan lebih rendah dalam
organisasi karena karyawan tingkat bawah menerima informasi yang mereka
butuhkan untuk membuat keputusan tanpa pengawasan. (Pemberdayaan ini juga
dimungkinkan karena tingkat pendidikan yang lebih tinggi di antara angkatan
kerja, yang memberi karyawan kemampuan untuk membuat keputusan yang
cerdas.) Karena manajer sekarang menerima informasi yang jauh lebih akurat tepat
waktu, mereka menjadi lebih cepat dalam membuat keputusan, sehingga lebih
sedikit manajer yang diperlukan. Biaya manajemen menurun sebagai persentase
dari pendapatan, dan hierarki menjadi jauh lebih efisien.
 Memahami Ketahanan Organisasi terhadap Perubahan
Sistem informasi tak terhindarkan menjadi terikat dalam politik organisasi
karena mempengaruhi akses ke sumber daya utama—yaitu, informasi. Menerapkan

6
sistem informasi memiliki konsekuensi untuk pengaturan tugas, struktur, dan
orang. Menurut model ini, untuk melaksanakan perubahan, keempat komponen
tersebut harus diubah secara bersamaan. Sumber: Leavitt (1965). Sistem informasi
dapat mempengaruhi siapa melakukan apa kepada siapa, kapan, di mana, dan
bagaimana dalam suatu organisasi. Banyak sistem informasi baru memerlukan
perubahan pribadi, rutinitas individu yang dapat menyakitkan bagi mereka yang
terlibat dan memerlukan pelatihan ulang dan upaya tambahan yang mungkin atau
mungkin tidak dikompensasi. Karena sistem informasi berpotensi mengubah
struktur, budaya, proses bisnis, dan strategi organisasi, seringkali ada penolakan
yang cukup besar terhadap mereka ketika diperkenalkan.
3. Internet Dan Organisasi
Internet, khususnya World Wide Web, memiliki dampak penting pada
hubungan antara banyak perusahaan dan entitas eksternal, dan bahkan padaorganisasi
proses bisnis di dalam perusahaan. Internet meningkatkan aksesibilitas, penyimpanan,
dan distribusi informasi dan pengetahuan untuk organisasi. Bisnis dengan cepat
membangun kembali beberapa proses bisnis utama mereka berdasarkan teknologi
Internet dan menjadikan teknologi ini sebagai komponen kunci dari infrastruktur TI
mereka. Jika jaringan sebelumnya adalah panduan apa pun, satu hasilnya adalah
proses bisnis yang lebih sederhana, lebih sedikit karyawan, dan organisasi yang jauh
lebih datar daripada di masa lalu.
4. Implikasi Untuk Desain Dan Pemahaman Sistem Informasi
Untuk memberikan manfaat yang nyata, sistem informasi harus dibangun
dengan pemahaman yang jelas tentang organisasi di mana mereka akan digunakan.
Dalam pengalaman kami, faktor organisasi pusat yang perlu dipertimbangkan ketika
merencanakan sistem baru adalah sebagai berikut:
 Lingkungan di mana organisasi harus berfungsi
 Struktur organisasi: hierarki, spesialisasi, rutinitas, dan proses bisnis sistem
dirancang untuk membantu
 Budaya dan politik organisasi
 Jenis organisasi dan gaya kepemimpinannya
 Kelompok kepentingan utama dipengaruhi oleh sistem dan sikap pekerja yang akan
menggunakan sistem

7
 Jenis tugas, keputusan, dan proses bisnis yang informasinya sistem dirancang
untuk membantu

2.3. Menggunakan Sistem Informasi Untuk Mencapai Keunggulan Kompetitif


Perusahaan yang "melakukan lebih baik" daripada yang lain dikatakan memiliki
keunggulan kompetitif atas yang lain: Mereka memiliki akses ke sumber daya khusus
yang tidak dimiliki orang lain, atau mereka dapat menggunakan sumber daya yang
tersedia secara umum dengan lebih efisien—biasanya karena pengetahuan yang unggul
dan aset informasi. Bagaimanapun, mereka melakukan yang lebih baik dalam hal
pertumbuhan pendapatan, profitabilitas, atau pertumbuhan produktivitas (efisiensi), yang
semuanya pada akhirnya dalam jangka panjang diterjemahkan ke dalam penilaian pasar
saham yang lebih tinggi daripada pesaing mereka.
1. Model Kekuatan Kompetitif Porter
Model Porter adalah tentang lingkungan bisnis umum perusahaan. Dalam
model ini, lima kekuatan kompetitif membentuk nasib perusahaan.
 Pesaing Tradisional
Semua perusahaan berbagi ruang pasar dengan pesaing lain yang terus
menerus merancang cara baru yang lebih efisien untuk berproduksi dengan
memperkenalkan produk dan layanan baru, dan berusaha menarik pelanggan
dengan mengembangkan merek mereka dan membebankan biaya peralihan pada
pelanggan mereka.
 Pendatang Baru Pasar
Dalam ekonomi bebas dengan tenaga kerja mobile dan sumber daya keuangan,
perusahaan baru selalu memasuki pasar. Di beberapa industri, ada hambatan masuk
yang sangat rendah, sedangkan di industri lain, sangat sulit untuk masuk.
 Produk dan Layanan Pengganti
Di hampir setiap industri, ada produk pengganti yang mungkin digunakan
pelanggan Anda jika harga Anda menjadi terlalu tinggi. Teknologi baru
menciptakan pengganti baru setiap saat. Semakin banyak produk dan layanan
pengganti di industri Anda, semakin sedikit dapat mengontrol harga dan semakin
rendah margin keuntungan.
 Pelanggan
Sebuah perusahaan yang menguntungkan sebagian besar bergantung pada
kemampuannya untuk menarik dan mempertahankan pelanggan (sambil menolak

8
mereka dari pesaing), dan membebankan harga yang tinggi Kekuatan pelanggan
tumbuh jika mereka dapat dengan mudah beralih ke produk dan layanan pesaing,
atau jika mereka dapat memaksa bisnis dan pesaingnya untuk bersaing hanya pada
harga di pasar yang transparan di mana hanya ada sedikit diferensiasi produk, dan
semua harga diketahui secara instan.
 Pemasok
Kekuatan pasar pemasok dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap
laba perusahaan, terutama ketika perusahaan tidak dapat menaikkan harga secepat
pemasok. Semakin banyak pemasok berbeda yang dimiliki suatu perusahaan,
semakin besar kontrol yang dapat dilakukan perusahaan terhadap pemasok dalam
hal harga, kualitas, dan jadwal pengiriman.
2. Strategi Sistem Informasi Untuk Dealing Dengan Kekuatan Kompetitif
Ada empat strategi generik, yang masing-masing sering diaktifkan dengan
menggunakan teknologi dan sistem informasi: kepemimpinan berbiaya rendah,
diferensiasi produk, fokus pada ceruk pasar, dan memperkuat keintiman pelanggan
dan pemasok.
 Kepemimpinan Biaya Rendah
Gunakan sistem informasi untuk mencapai biaya operasional terendah dan
harga terendah.
 Diferensiasi Produk
Gunakan sistem informasi untuk memungkinkan produk dan layanan baru,
atau sangat mengubah kenyamanan pelanggan dalam menggunakan produk dan
layanan Anda yang sudah ada.
 Fokus pada Ceruk Pasar
Gunakan sistem informasi untuk mengaktifkan fokus pasar tertentu, dan layani
ini pasar sasaran yang sempit lebih baik dari pesaing. Dukungan sistem informasi
strategi ini dengan memproduksi dan menganalisis data untuk penjualan dan teknik
pemasaran. Sistem informasi memungkinkan perusahaan untuk menganalisis pola
pembelian, selera, dan preferensi pelanggan secara dekat sehingga mereka promosi
iklan dan pemasaran secara efisien ke yang lebih kecil dan lebih kecil target pasar.
Data berasal dari berbagai sumber—transaksi kartu kredit, data demo grafis, dan
data pembelian.
 Perkuat Keintiman Pelanggan dan Pemasok

9
Gunakan sistem informasi untuk mempererat hubungan dengan pemasok dan
mengembangkan keintiman dengan pelanggan
3. Dampak Internet Terhadap Kompetitif Keuntungan
Karena Internet, kekuatan kompetitif tradisional masih bekerja, tetapi
persaingan kompetitif telah menjadi jauh lebih intens (Porter, 2001).Internet teknologi
didasarkan pada standar universal yang dapat digunakan oleh perusahaan mana pun,
membuat mudah bagi pesaing untuk bersaing pada harga saja dan bagi pesaing baru
untuk memasuki pasar. Karena informasi tersedia untuk semua orang, Internet
meningkatkan daya tawar pelanggan, yang dapat dengan cepat menemukan penyedia
dengan biaya terendah di web. Internet telah hampir menghancurkan beberapa industri
dan telah mengancam lebih banyak lagi. Misalnya, industri ensiklopedia cetak dan
industri biro perjalanan hampir hancur oleh ketersediaan pengganti melalui Internet.
Demikian pula, Internet memiliki dampak yang signifikan pada industri ritel,
musik, buku, pialang ritel, perangkat lunak, telekomunikasi, dan surat kabar. Namun,
Internet juga telah menciptakan pasar yang sama sekali baru, membentuk dasar bagi
ribuan produk, layanan, dan model bisnis baru, dan memberikan peluang baru untuk
membangun merek dengan basis pelanggan yang sangat besar dan loyal. Amazon,
eBay, iTunes, YouTube, Facebook, Travelocity, dan Google adalah contohnya.
Dalam pengertian ini, Internet "mengubah" seluruh industri, memaksa perusahaan
untuk mengubah cara mereka melakukan bisnis.
4. Model Rantai Nilai Bisnis
Meskipun model Porter sangat membantu untuk mengidentifikasi kekuatan
kompetitif dan menyarankan strategi generik, model ini tidak terlalu spesifik tentang
apa yang harus dilakukan, dan tidak menyediakan metodologi untuk diikuti untuk
mencapai keunggulan kompetitif. Model rantai nilai menyoroti aktivitas spesifik
dalam bisnis di mana strategi kompetitif dapat diterapkan dengan baik (Porter, 1985)
dan di mana sistem informasi paling mungkin memiliki dampak strategis. Model ini
mengidentifikasi titik-titik leverage yang spesifik dan kritis di mana perusahaan dapat
menggunakan teknologi informasi secara paling efektif untuk meningkatkan posisi
kompetitifnya. Model rantai nilai memandang perusahaan sebagai rangkaian atau
rantai aktivitas dasar yang menambah margin nilai pada produk atau layanan
perusahaan.
Aktivitas utama paling berhubungan langsung dengan produksi dan distribusi produk
dan jasa perusahaan, yang menciptakan nilai bagi pelanggan. Internet telah hampir

10
menghancurkan beberapa industri dan telah mengancam lebih banyak lagi. Misalnya,
industri ensiklopedia cetak dan industri biro perjalanan hampir hancur oleh
ketersediaan pengganti melalui Internet. Demikian pula, Internet memiliki dampak
yang signifikan pada industri ritel, musik, buku, pialang ritel, perangkat lunak,
telekomunikasi, dan surat kabar. Kegiatan utama meliputi logistik masuk,
operasi, logistik keluar, penjualan dan pemasaran, dan layanan. Logistik masuk
mencakup penerimaan dan penyimpanan bahan untuk distribusi ke produksi. Operasi
mengubah input menjadi produk jadi. Logistik keluar memerlukan penyimpanan dan
pendistribusian produk jadi. Penjualan dan pemasaran termasuk mempromosikan dan
menjual produk perusahaan. Aktivitas jasa meliputi pemeliharaan dan perbaikan
barang dan jasa perusahaan. Aktivitas pendukung memungkinkan terlaksananya
aktivitas utama dan terdiri dari infrastruktur organisasi (administrasi dan manajemen),
sumber daya manusia (perekrutan karyawan, perekrutan, dan pelatihan), teknologi
(peningkatan produk dan proses produksi), dan pengadaan (pembelian input) .
 Memperluas Rantai Nilai: Web Nilai
Melihat rantai nilai industri mendorong untuk berpikir tentang bagaimana
menggunakan sistem informasi untuk terhubung secara lebih efisien dengan
pemasok, mitra strategis, dan pelanggan Anda. Keunggulan strategis berasal dari
kemampuan Anda untuk menghubungkan rantai nilai Anda dengan rantai nilai
mitra lain dalam proses tersebut. Teknologi internet telah memungkinkan
terciptanya rantai nilai industri yang sangat tersinkronisasi yang disebut jaring
nilai. Sebuah jaringan nilai adalah kumpulan perusahaan independen yang
menggunakan teknologi informasi untuk mengkoordinasikan rantai nilai mereka
untuk menghasilkan produk atau layanan untuk pasar secara kolektif. Ini lebih
didorong oleh pelanggan dan beroperasi dengan cara yang kurang linier daripada
rantai nilai tradisional. Hubungan dapat digabungkan atau tidak digabungkan
sebagai respons terhadap perubahan kondisi pasar. Perusahaan akan mempercepat
waktu ke pasar dan ke pelanggan dengan mengoptimalkan hubungan web nilai
mereka untuk membuat keputusan cepat tentang siapa yang dapat memberikan
produk atau layanan yang dibutuhkan dengan harga dan lokasi yang tepat.
5. Sinergi, Kompetensi Inti, Dan Jaringan Strategi Berdasar
Sebuah perusahaan besar biasanya kumpulan bisnis. Seringkali, perusahaan
diatur secara finansial sebagai kumpulan unit bisnis strategis dan pengembalian ke
perusahaan terkait langsung dengan kinerja semua unit bisnis strategis. Sistem
11
informasi dapat meningkatkan kinerja keseluruhan unit bisnis ini dengan
mengedepankan sinergi dan kompetensi inti.
 Sinergi
Ide sinergi adalah ketika output dari beberapa unit dapat digunakan sebagai input
untuk unit lain, atau dua organisasi menyatukan pasar dan keahlian, hubungan ini
menurunkan biaya dan menghasilkan keuntungan.
 Meningkatkan Kompetensi Inti
Cara lain untuk menggunakan sistem informasi untuk keunggulan kompetitif
adalah dengan memikirkan cara sistem dapat meningkatkan kompetensi inti.
Argumennya adalah bahwa kinerja semua unit bisnis akan meningkat sejauh unit
bisnis ini mengembangkan, atau menciptakan, inti kompetensi inti. Kompetensi inti
adalah aktivitas di mana perusahaan menjadi pemimpin kelas dunia. Kompetensi
inti mungkin melibatkan menjadi perancang suku cadang miniatur terbaik di dunia,
layanan pengiriman paket terbaik, atau produsen film tipis terbaik.
 Strategi Berbasis Jaringan
Ketersediaan Internet dan teknologi jaringan telah mengilhami strategi yang
memanfaatkan kemampuan perusahaan untuk menciptakan jaringan atau jaringan
satu sama lain. Strategi berbasis jaringan termasuk penggunaan ekonomi jaringan,
model perusahaan virtual, dan ekosistem bisnis.

2.4. Menggunakan Sistem Untuk Keunggulan Kompetitif : Masalah Manajemen


Sistem informasi strategis sering mengubah organisasi serta produk, layanan, dan
prosedur operasinya, mendorong organisasi ke dalam pola perilaku baru. Berhasil
menggunakan sistem informasi untuk mencapai keunggulan kompetitif itu menantang
dan membutuhkan koordinasi yang tepat dari teknologi, organisasi, dan manajemen.
1. Keuntungan Kompetitif Yang Berkelanjutan
Keunggulan kompetitif yang diberikan sistem strategis tidak selalu bertahan
cukup lama untuk memastikan profitabilitas jangka panjang. Karena pesaing dapat
membalas dan meniru sistem strategis, keunggulan kompetitif tidak selalu
berkelanjutan. Pasar, harapan pelanggan, dan perubahan teknologi; globalisasi telah
membuat perubahan ini semakin cepat dan tidak terduga. Internet dapat membuat
keunggulan kompetitif menghilang dengan sangat cepat karena hampir semua
perusahaan dapat menggunakan teknologi ini pemimpin e-commerce tetapi sekarang
menghadapi persaingan dari eBay, Yahoo, dan Google. Sistem informasi saja tidak

12
dapat memberikan keuntungan bisnis yang bertahan lama. Sistem awalnya
dimaksudkan untuk menjadi strategis sering menjadi alat untuk bertahan hidup,
dibutuhkan oleh setiap perusahaan untuk bertahan dalam bisnis, atau mereka dapat
menghambat organisasi dari membuat perubahan strategis penting untuk masa depan.
2. Menyelaraskannya Dengan Tujuan Bisnis
Penelitian tentang TI dan kinerja bisnis telah menemukan bahwa (a) semakin
berhasil perusahaan dapat menyelaraskan teknologi informasi dengan tujuan
bisnisnya, semakin menguntungkannya, dan (b) hanya seperempat perusahaan yang
mencapai keselarasan TI dengan bisnis. Alih-alih pelaku bisnis mengambil peran aktif
dalam membentuk TI untuk perusahaan, mereka mengabaikannya, mengklaim tidak
memahami TI, dan mentolerir kegagalan di bidang TI hanya sebagai gangguan untuk
diselesaikan. Perusahaan semacam itu membayar harga yang mahal dalam kinerja
yang buruk. Perusahaan dan manajer yang sukses memahami apa yang dapat
dilakukan TI dan cara kerjanya, mengambil peran aktif dalam membentuk
penggunaannya, dan mengukur dampaknya terhadap pendapatan dan laba.
3. Mengelola Transisi Strategis
Perubahan sosioteknik ini, yang mempengaruhi elemen sosial dan teknis
organisasi, dapat dianggap strategis transisi— gerakan antara tingkat sistem
sosioteknik. Perubahan seperti itu sering kali menyebabkan kaburnya batas-batas
organisasi, baik eksternal dan internal. Pemasok dan pelanggan harus menjadi terkait
erat dan dapat berbagi tanggung jawab satu sama lain. Manajer perlu merancang
bisnis baru proses untuk mengoordinasikan aktivitas perusahaan mereka dengan
aktivitas pelanggan, pemasok, dan organisasi lain.

13
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Organisasi Dan Sistem Informasi Pada PT Blue Bird, Tbk


Blue Bird Group merupakan market leader dalam bisnis transportasi. Blue Bird sudah
menjadi brand yang kuat dan dikenal luas oleh masyarakat. Diawali dengan armada 25
taksi pada tahun 1972, kini setelah lebih dari 30 tahun mendalami bisnis jasa
transportasi, Blue Bird telah berkembang pesat dengan sekitar 12000 armada-nya yang
tersebar di seluruh penjuru Jakarta. Kesuksesan yang diraih oleh Blue Bird ini tak lepas
dari upaya dalam memanfaatkan teknologi.
Berawal sekitar tahun 1972, Blue Bird yang mengimplementasikan pertama kali di
Indonesia sistem komunikasi radio serta penggunaan argometer yang ketat untuk
armada-armadanya. Beberapa tahun terakhir ini Blue Bird sudah menggunakan teknologi
GPS (Global Positioning System). Selain digunakan untuk melacak posisi armada-
armadanya, GPS ini juga digunakan sarana berkomunikasi antara armada taksi dengan
Call Center. Berbeda dengan teknologi komunikasi radio yang terbatas pada komunikasi
suara yang sudah umum digunakan oleh operator-operator taksi, teknologi GPS
mempermudah operator dalam menentukan posisi konsumen dan armada mana yang
dapat menjangkaunya,sehingga pelayanan bisa dilakukan lebih cepat dan mengurangi
antrean pemesanan.
Blue Bird berhasil mengimplemantasikan solusi Business Intelligent (BI), yakni SAP
NetWeaver Business Intelligent (SAP NetWeaver BI). Ini merupakan suatu solusi yang
mengolah data mentah menjadi informasi pendukung pengambilan keputusan
perusahaan dan proses bisnis sehingga mampu memberikan gambaran lengkap dari
bisnis untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda dari para pengguna, professional TI dan
manajemen senior. Solusi ini disediakan melalui teknologi portal enterprise dan
menyediakan kepada para penggunanya suatu infrastruktur andal, peralatan yang
komprehensif, kemampuan untuk melakukan perencanaan dan simulasi, serta
fungsionalitas data-ware housing.

14
Blue Bird Group mengimplementasikan SAP Netweaver BI untuk modul-modul
Financial Accounting (FI), Controlling (CO), CO Profitability Analysis (CO PA), Plant
Maintenance (PM), dan modul yang dirancang khusus yang dinamakan “Taximeter
System”dari legacy VB sistem perusahaan. Pada fase pertama, SAP NetWeaver BI “GO
Live”. Mengingat pertumbuhan bisnis yang kian kompleks, Blue Bird Group
mengimplementasikan SAP Business Suite, yang membantu perusahaan
mengonsolidasikan operasional yang terdiri dari 28 cabang perusahaan, lebih dari 70
pool. Setelah itu, Blue Bird Group membutuhkan suatu sistem yang mampu mengelola
laporan-laporan yang dihasilkan SAP Business Suite guna menjadi informasi akurat
yang dapat diakses secara cepat dan tepat untuk proses pembuatan keputusan.
Blue Bird selanjutnya menginstal SAP NetWeaver BI sebagai suatu solusi yang
membantu perusahaan untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari sistem SAP-nya.
Melalui implementasi solusi tersebut, Blue Bird berkeinginan memiliki suatu solusi BI
yang memberikan fungsionalitas menyeluruh dan terbaik, serta di saat yang bersamaan
juga menyediakan fitur-fitur bagi kebutuhan spesifik industri. Disamping itu, solusi harus
mampu mengintegrasikan data dari berbagai perusahaan dan mentransformasikan ke
dalam bentuk yang dapat dipraktekan, informasi bisnis yang tepat waktu untuk
mendorong proses pembuatan keputusan, serta menghasilkan tindakan-tindakan yang
strategis dan bisnis yang solid. Kelompok usaha Blue Bird telah mengumumkan
rampungnya pengimplementasian solusi peranti lunak SAP dalam sistem Teknologi
Informasi mereka.
Sebagai perusahaan transportasi yang armadanya mencapai lebih dari 15.000
kendaraan, Blue Bird memerlukan solusi TI yang handal untuk memantau banyak hal
dalam operasionalnya sehari-harinya, Order pelanggan, kendaraan yang beroperasi dan
yang dalam perawatan, sampai konsumsi bahan bakar, perlu terdata dengan baik.
Dengan tujuan integrasi dan akurasi data, solusi MySAPBusiness Suite dimanfaatkan
Blue Bird untuk menangani semua itu. MySAP Business Suite merupakan solusi
perangkat lunak dengan fungsi luas. Dengannya, Blue Bird dapat memonitor banyak
informasi penting secara mudah dan tepat waktu. Data tersebut akan tersedia sesuai
dengan informasi yang diperlukan oleh jajaran management untuk membuat keputusan
secara cepat. Ini tentu meningkatkan efisiensi perusahaan. Implementasi mySAPBusiness
Suite tersebut meliputi fungsi keuangan, controlling, sales & distribution, material
management dan fleet management. Di samping itu, SAP secara khusus mengembangkan
dua fungsi lain untuk Blue Bird, yakni Driver Management dan Operation & Reservation

15
Management agar bisa disatukan dengan sistem mereka yang berbasiskan Visual Basic.
Implementasi SAP dapat membawa perubahan besar bagi perusahaan ini. Dapat
dibayangkan hanya dengan mengklik sebuah tombol, maka dapat melihat visibilitas di
seluruh operasional perusahaan.
Blue Bird Group merintis penggunaan MDT(Mobile Data Transfer) dan GPS sebagai
instrument pelengkap di taksinya. MDT mirip seperti pager, dimana setiap informasi
yang terkait dengan pengemudi akan tampil dilayarnya. MDT juga merupakan alat
penangkap order dalam radius 3-4 km untuk setiap order yang dilelang via data
komputer, sehingga tidak ada istilah lagi pengemudi berebut order atau spekulasi posisi
taksi yang terlalu jauh dari tempat jemput konsumen. Pada saat ini 50% lebih mobil-
mobil Blue Bird sudah dilengkapi dengan teknologi global positioning system (GPS)
yang dapat memantau keberadaan mobil di jalan raya. Dengan alat ini mobil dapat
dilacak di manapun keberadaannya. Selain memudahkan para pengemudi, penumpang
juga merasa lebih terlindungi jika menggunakan Blue Bird.

3.2. Dampak Sistem Informasi Pada Perusahaan PT Blue Bird, Tbk.


1. Dampak Ekonomi
Dikutip dalam portal finance.detik.com, di 2016 laporan keuangan semester
Blue Bird mengalami penurunan, dan di 2017 mengalami penuruan 15,74% dari
tahun sebeumnya akibat maraknya taksi online. Pada waktu itu, Blue Bird masih
dengan sistem konvensionalnya merasa mengalami kesulitan dengan keberadaan
taksi online yang menghadirkan kemudahan dengan tarif yang lebih murah akibat
tidak adanya biaya maintance kendaraan. Untuk itu, dikutip dalam laporan keuangan
tahunan 2020, karena adanya pandemi Covid-19, membuat Blue Bird melakukan
inisiatif dan efisiensi yang ketat untuk menjamin keamanan dan kenyamanan
pelanggan. Blue Bird terus berinovasi mengembangkan fungsi digital untuk
memberikan nilai tambah bagi pelanggan.
Ekspansi Perseroan dari sisi teknologi dengan diluncurkannya MyBlueBird dan
juga kolaborasi dengan berbagai platform lain untuk booking channel dan payment
channel taksi Perseroan memberikan fleksibilitas lebih bagi customer dalam
melakukan pemesanan dan pembayaran.
Demi meningkatkan keunggulan kompetitif, Perseroan telah menyediakan
aplikasi pemesanan taksi online, yaitu My Bluebird. Aplikasi My Bluebird dapat
digunakan untuk melihat ketersediaan taksi di sekitar lokasi, melakukan pemesanan,

16
melakukan penilaian pengemudi serta advance booking. Aplikasi ini dapat
memudahkan pelanggan untuk melakukan pembayaran secara nontunai, melalui
kartu debit, kartu kredit, atau e-voucher Bluebird serta e-wallet seperti LinkAja,
DANA dan i-Saku. Saat ini Aplikasi My Bluebird dapat di akses di seluruh wilayah
operasional Perseroan di Indonesia
Efektifitas operasional pengemudi juga menjadi perhatian Blue Bird. Seiring
dengan peremajaan aplikasi pemesanan, Blue Bird juga memperbarui aplikasi
pengemudi. Blue Bird menyadari pengemudi sebagai garda terdepan juga harus
dibekali fasilitas yang mumpuni. Oleh sebab itu Blue Bird menghadirkan 17 fitur
baru dalam aplikasi pengemudi kami untuk memudahkan proses administrasi kerja
serta operasional sehari-hari.
2. Dampak organisasi dan perilaku internet
Teknologi Informasi (TI) merupakan salah satu solusi bagi Perseroan dalam
menghadapi pesatnya pertumbuhan usaha dan meningkatnya daya saing di industri
transportasi. Terkait hal ini, Perseroan berkomitmen untuk senantiasa menyelaraskan
TI dengan bidang usaha yang dikelola saat ini. Selain itu, dalam rangka menjaga
keberlangsungan usaha jangka panjang, Perseroan telah melengkapi kebutuhan
software dan hardware untuk sistem TI dan menjamin data yang dimiliki bersifat
real time, akurat, serta terjaga keamanannya. Sistem TI ini digunakan untuk
memberikan informasi kepada pelanggan berupa proses pemesanan, pengontrolan
dan pembayaran taksi setiap unit armada.
Blue Bird mengimplentasikan solusi Business Intelligent (BI), yakni NetWeaver
Business Intelligent (SAP Netweaver BI), yang merupakan solusi pengolah data
mentah menjadi informasi pendukung pengambilan keputusan perusahaan dan
proses bisnis sehingga mampu memberikan gambaran lengkap dari bisnis untuk
memenuhi kebutuhan yang berbeda dari para pengguna, profesional TI, dan
manajemen senior.
Adapun penerapan sistem informasi ditunjukkan dalam prestasi yang diraih oleh
Blue Bird dan jalinan kerjasama dengan pihak lain, berikut rangkuman untuk tahun
2020:
 Jasa marga menggandeng Blue Bird sebagai mitra srategis dalam penerapan
sistem Single-Lane Free Flow di tol Bali Mandara

17
 Adanya program-program sosial seperti #LoveLifeHeroes, #TetapTerjaga dan
#BirdbagiMasker (selama pandemi), yang menguatkan interaksi Blue Bird di
sosial media dengan masyarakat umum meggunakan perkembangan teknologi.
 Bekerjasama dengan QRIS Gopay untuk kemudahan dan keamanan transaksi
pelanggan. Dan juga menggandeng i.saku (produk Indomaret Group) untuk
alternatif pembayaran nontunai.
 Meraih penghargaan “Digital Transformer” pada IDC Digital Transformation
Award 2020 sebagai apresiasi untuk Blue Bird dalam menata ulang bisnis ke
aspek teknologi seiring dengan konsep new normal.
 Dan lain sebaginya yang bisa dilihat secara lengkap di laporan keuangan tahunan
Blue Bird 2020.
Transformasi digital Blue Bird bermuara pada penyediaan solusi mobilitas
melalui tiga pilar: Multi-Channel untuk meningkatkan aksesibilitas, Multi-Payment
untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam transaksi, serta Multi-
Product, guna memberikan pilihan layanan yang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan. Langkah tersebut Blue Bird rangkum dalam pembaruan aplikasi
pemesanan MyBlueBird dengan 20 fitur baru, yang merupakan jawaban dari
kebutuhan serta masukan pengguna setia Bluebird Group.
Armada Blue Bird juga dilengkapi perangkat Internet of Things (IoT) dalam
rangka memberikan efektifitas dan kenyamanan pengemudi maupun pengguna.
Teknologi IoT tersebut merangkum argometer digital, Global Positioning System
(GPS), sistem komunikasi dengan operator pusat, sistem pembayaran non-tunai,
serta sistem yang dapat memberikan informasi mengenai kondisi-kondisi vital
armada, termasuk di dalamnya alarm batas kecepatan pengemudi Blue Bird.
3. Organisasi implikasi untuk desain dan pemahaman sistem informasi
Perseroan senantiasa memantau kondisi sistem TI yang digunakan agar
terhindar dari berbagai kendala atas gangguan yang mungkin terjadi dalam
penerapan sistem tersebut. Oleh karena itu, Perseroan berupaya meminimalisir
kendala tersebut melalui proses pengelolaan berikut:
 Skalabilitas – Fleksibilitas – Redundansi
Memastikan infrastruktur TI dapat digunakan untuk mendorong
pertumbuhan jumlah pengguna maupun transaksi. Terkait hal ini, ketersediaan
dan kesiapan infrastruktur yang fleksibel diperlukan guna mendukung dinamika
dan pertumbuhan usaha, serta perubahan yang optimal. Selain itu, infrastruktur

18
juga dikembangkan menggunakan prinsip ketersediaan yang tinggi dan
redundant untuk menghindari kemungkinan gangguan gangguan fisik.
 Pengelolaan Infrastruktur TI
Pengelolaan kapasitas ketersediaan layanan TI dilakukan dengan
menerapkan monitoring utilisasi secara berkala guna memastikan kualitas
layanan terjaga mutunya.
 Pengelolaan Keamanan
Sistem TI Menjaga ketersediaan layanan sistem TI serta memastikan
tidak terjadinya gangguan sistem akibat peretasan, malware, maupun gangguan
lainnya terkait keamanan TI.
 Pengelolaan Risiko
Disediakannya Disaster Recovery Center (DRC) dan sistem back up
terpadu guna meminimalisir risiko yang timbul akibat kecelakaan ataupun
bencana alam.

Kode etik dan budaya perusahaan merupakan serangkaian prinsip-prinsip dan


etika yang harus diterapkan oleh seluruh insan Perseroan, mulai dari Dewan
Komisaris, Direksi dan seluruh karyawan, untuk melindungi kepentingan jangka
pendek dan jangka panjang Perseroan, Pemegang Saham, karyawan, pelanggan dan
mitra bisnis. Prinsip-prinsip dan etika yang dijunjung tinggi tersebut meliputi
Kejujuran, Integritas, Keadilan, dan Transparansi.
Prinsip-prinsip dan etika tersebut telah dijabarkan dalam Kode Etik Perseroan
yang disusun sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 33/POJK.04/2014
tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik. Untuk
memastikan penerapannya, Kode Etik tersebut disosialisasikan secara berkala dalam
berbagai kegiatan kebersamaan dengan karyawan Perseroan maupun pada sesi
pendidikan dan pelatihan.

3.3. PT Blue Bird, Tbk Menggunakan Sistem Informasi Untuk Keunggulan


Kompetitif
Persaingan usaha di industri transportasi semakinkompleks dan kompetitif sehingga
mendorong Perseroan untuk terus berupaya meningkatkan kepercayaan dari para
pemangku kepentingan. Terkait hal tersebut, Perseroan berkomitmen untuk konsisten
menerapkan tata kelola yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) di setiap lini

19
bisnis yang dijalankan karena dianggap dapat membantu mengelola Perseroan secara
baik dan benar.
Teknologi Informasi (TI) merupakan salah satu solusi bagi Perseroan dalam
menghadapi pesatnya pertumbuhan usaha dan meningkatnya daya saing di industry
transportasi. Terkait hal ini, Perseroan berkomitmen untuk senantiasa menyelaraskan TI
dengan bidang usaha yang dikelola saat ini. Selain itu, dalam rangka menjaga
keberlangsungan usaha jangka panjang, Perseroan telah melengkapi kebutuhan software
dan hardware untuk sistem TI dan menjamin data yang dimiliki bersifat real time, akurat,
serta terjaga keamanannya. Sistem TI ini digunakan untuk memberikan informasi kepada
pelanggan berupa proses pemesanan, pengontrolan dan pembayaran taksi setiap unit
armada. Demi meningkatkan keunggulan kompetitif, Perseroan telah menyediakan
aplikasi pemesanan taksi online, yaitu My Bluebird. Aplikasi My Bluebird dapat
digunakan untuk melihat ketersediaan taksi di sekitar lokasi, melakukan pemesanan,
melakukan penilaian pengemudi serta advance booking. Aplikasi ini dapat memudahkan
pelanggan untuk melakukan pembayaran secara non- tunai, melalui kartu debit, kartu
kredit, atau e-voucher Bluebird serta e-wallet seperti LinkAja, DANA dan i-Saku. Saat
ini Aplikasi My Bluebird dapat di akses di seluruh wilayah operasional Perseroan di
Indonesia. Aplikasi My Bluebird memiliki fitur Easy Ride dan Call Driver. Fitur Easy
Ride dapat memudahkan pelanggan melakukan pemberhentian taksi di jalan dengan
melakukan pembayaran non-tunai melalui aplikasi My Bluebird. Sedangkan fitur Call
Driver merupakan fitur yang digunakan untuk menelepon pengemudi tanpa adanya
pencantuman nomor telepon pelanggan demimenjaga privasi para pelanggan. Selain itu
kami juga telah menambahkan satu layanan baru di aplikasi My Bluebird yaitu
BirdKirim untuk mengakomodir pesatnyapermintaan untuk penghantaran barang
Dikutip dari jawapos Direktur PT Blue Bird Tbk Sigit Djokosoetono mengungkapkan,
saat ini taksi konvensional seperti Blue Bird dapat terus hidup dan bersaing karena
beberapa faktor. Keamanan dan kenyamanan misalnya. “Dari sisi keamanan, kami dari
Blue Bird jelas mengedepankan hal itu. Dari mulai seleksi driver, kontrol terhadap
kendaraan terus dipantau, dan berbagai service lainnya,” ujarnya dalam sebuah
kesempatan di Jakarta, Kamis (2/8).“Setiap driver tercatat posisinya di mana, historinya
bagaimana, tamunya bagaimana, jemput dan turun di mana tercatat melalui sistem GPS
kami. Itu yang diharapkan menjadi faktor pembantu dalam meningkatkan layanan
terhadap pelanggan kami,” sambung Sigit Djokosoetono.Menurut dia, kini konsumen
juga mulai belajar bahwa pelayanan memang menjadi faktor utama. Termasuk keamanan

20
dan harga. “Konsumen bisa memilih, harga murah tapi pelayanan jelek atau sedikit
mahal tapi jelas aman dan nyaman,” katanya.

3.4. PT Blue Bird, Tbk Menggunakan Sistem Informasi Untuk Keuntungan


Manajemen
Keunggulan kompetitif akan diperoleh oleh organisasi yang memiliki aset atau
kemampuan khusus. Profitabilitas perusahaan ditentukan oleh jenis, jumlah, sumber
daya, dan kemampuan yang telah ada. Namun demikian, mengelola secara strategis
didasarkan pada sumber daya yang melibatkan bagaimana mengembangkan dan
menggunakan sumber daya dan kemampuan khusus untuk membentuk kompetensi inti
yang menjadi dasar keunggulan kompetitif perusahaan untuk memperoleh pengembalian
di atas rata-rata. Blue Bird Group memberikan penekanan melalui ketentuan-ketentuan
khusus yang harus oleh armadanya apabila akan turun ke jalan serta penggunaan
teknologi GPS yang mempercepat tahap pemesanan taksi merupakan bentuk nyata dari
service quality yang disajikan oleh Blue Bird Group untuk mendapatkan benefit jangka
panjang, kepuasan terutama loyalitas pelanggan. Mempertahankan standar kualitas
pelayanan prima secara berkelanjutan adalah kunci dari reputasi dan keberhasilan Blue
Bird Group. Dengan motto layanan ANDAL, yang artinya Aman, Nyaman, Mudah dan
Personalise. Banyak manfaat yang diperoleh dalam penggunaan sistem informasi
manajemen terutama dalam penggunaan teknologi pada Blue Bird seperti:
 Mempermudah operator dalam menentukan posisi konsumen dan armada mana yang
dapat menjangkaunya
 Mempermudah order konsumen sehingga mengurangi antrean pemesanan sehingga
pelayanan lebih cepat.
 Meningkatkan integrasi dan akurasi data melalui solusi MySAP Business Suite
 Penumpang merasa lebih aman dan terlindungi karena Blue Bird menggunakan GPS
 Taksi voucher memberikan keefektifan dalam penggunaan uang tunai dan juga
untuk menghemat waktu yang berharga pada saat masuk dan keluar kendaraan.

Dilihat dari tujuan bisnisnya Blue Bird berusaha menjadi perusahaan yang mampu
bertahan dan mengedepankan kualitas untuk memastikan kesejahteraan yang
berkelanjutan bagi para stakeholder dengan Tujuan untuk tercapainya kepuasan
pelanggan, dan mengembangkan serta mempertahankan diri sebagai pemimpin pasar di
setiap kategori yang kita masuki. Dalam transportasi darat, kita menyediakan layanan

21
yang handal, dan berkualitas tinggi dengan penggunaan sumber daya yang efisien dan
kita melakukannya sebagai satu tim yang utuh. Dengan terus melayani jutaan penumpang
setiap bulannya, Blue Bird Group telah memperluas jenis layanannya, mulai dari regular
taxis (Blue Bird & Pusaka) sampai dengan executive taxi (Silver Bird), limousine & car
rental (Golden Bird), charter bus (Big Bird), Logistic (Iron Bird Logistic), Industry
(Restu Ibu Pusaka-Bus Body Manufacturing & Pusaka Niaga Indonesia), Property
(Holiday Resort Lombok & Pusaka Bumi Mutiara), IT & Supporting Services (Hermis
Consulting-IT SAP, Pusaka Integrasi Mandiri-EDC, Pusaka GPS, Pusaka Buana Utama-
Petrol Station, Pusaka Bersatu-Lubricant, Pusaka Sukucadang Indonesia-Spare Part) dan
Heavy Equipment (Pusaka Andalan Perkasa & Pusaka Bumi Transportasi). Pengalaman
panjang mengelola bisnis transportasi mendukung upaya perusahaan mengembangkan
teknologi baru dan mengelola sumber daya manusia, agar tetap unggul.
Dari kantor pusatnya di Jakarta, perusahaan telah berkembang pesat merambah bisnis
lainnya dengan tetap memperhatikan layanan pelanggan sebagai pedoman. Blue Bird
berkomitmen untuk terus menjaga kualitas pelayanan dalam setiap bisnis yang kami
jalani. Misalnya, strategi penempatan armada serta kemudahan mendapatkannya, telah
membuat salah satu anak perusahan kami, PT Blue Bird Tbk meraih predikat sebagai
mitra transportasi yang handal dan terpercaya. Kini layanan Blue Bird Group dapat
dinikmati termasuk Jakarta dan sekitarnya, Bali, Bandung, Banten, Batam, Lombok,
Manado, Medan, Padang, Pekanbaru, Palembang, Semarang, Solo, Surabaya dan
Yogyakarta. Perusahaan transportasi Blue Bird berhasil mengimplemantasikan
solusi Business Intelligent (BI), yakni SAP NetWeaver Business Intelligent (SAP
NetWeaver BI). Ini merupakan suatu solusi yang mengolah data mentah menjadi
informasi pendukung pengambilan keputusan perusahaan dan proses bisnis sehingga
mampu memberikan gambaran lengkap dari bisnis untuk memenuhi kebutuhan yang
berbeda dari para pengguna, professional TI dan manajemen senior. Solusi ini
disediakan melalui teknologi portal enterprise dan menyediakan kepada para
penggunanya suatu infrastruktur andal, peralatan yang komprehensif, kemampuan untuk
melakukan perencanaan dan simulasi, serta fungsionalitas data-warehousing.
Proses implementasi secara hirarki dan dengan dukungan tenaga-tenaga konsultan
yang professional dan berkualitas juga menjadi faktor penting dalam keberhasilan proses
implementasi. Konsultan yang andal memahami bahwa pendekatan dari bottom up
untuk mengimplementasikan business intelligent akan membutuhkan waktu yang
panjang. Sedangkan metode top down merupakan metode yang tepat

22
untuk mengimplementasikan Business Intelligent. Blue Bird Group
mengimplementasikan SAP Netweaver BI untuk modul-modul Financial Accounting
(FI), Controlling (CO), CO Profitability Analysis (CO PA) Plant Maintenance (PM), dan
modul yang dirancang khusus yang dinamakan “Taximeter System” dari legacy VB
sistem perusahaan. Proses implementasi dilakukan oleh Hermis consulting. Pada fase
pertama, SAP NetWeaver BI “GO Live”.
Blue Bird selanjutnya menginstal SAP NetWeaver BI sebagai suatu solusi yang
membantu perusahaan untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari sistem SAP-
nya. Melalui implementasi solusi tersebut, Blue Bird berkeinginan memiliki suatu solusi
BI yang memberikan fungsionalitas menyeluruh dan terbaik, serta di saat yang
bersamaan juga menyediakan fitur-fitur bagi kebutuhan spesifik industri. Dengan tujuan
integrasi dan akurasi data, solusi MySAP Business Suite dimanfaatkan Blue Bird untuk
menangani semua itu. MySAP Business Suite merupakan solusi peranti lunak dengan
fungsi luas. Dengannya, Blue Bird dapat memonitor banyak informasi penting secara
mudah dan tepat waktu. Data tersebut akan tersedia sesuai dengan informasi yang
diperlukan oleh jajaran management untuk membuat keputusan secara cepat. Ini tentu
meningkatkan efisiensi perusahaan. Implementasi mySAP Business Suite tersebut
meliputi fungsi keuangan, controlling, sales & distribution, material management dan
fleet management. Di samping itu, SAP secara khusus mengembangkan dua fungsi lain
untuk Blue Bird, yakni Driver Management dan Operation & Reservation Management
agar bisa disatukan dengan sistem mereka yang berbasiskan Visual Basic. Implementasi
SAP dapat membawa perubahan besar bagi perusahaan ini. Dapat dibayangkan hanya
dengan mengklik sebuah tombol, maka dapat melihat visibilitas di seluruh operasional
perusahaan. Blue Bird Group merintis penggunaan MDT (Mobile Data Transfer) dan
GPS sebagai instrument pelengkap di taksinya.
Pada saat ini Blue Bird memiliki pelanggan korporat lebih dari 650 perusahaan.
Selama ini banyak masyarakat yang mengenal Blue Bird memang bukan karena tarifnya
yang murah, melainkan karena nyaman, aman, berkualitas dan lain sebagainya. Salah
satu strategi yang digunakan Blue Bird didalam memelihara loyalitas pelanggannya
ialah dengan menyediakan credit voucher yang tidak hanya untuk korporat saja, namun
juga untuk perorangan. Pihaknya juga hendak menyediakan tabel diskon tertentu.
Sebagai langkah akhir, yang dapat dilakukan Blue Bird untuk mempertahankan
adalah dengan meningkatkan kualitas layanan yang aman dan nyaman. Untuk menjamin
hal tersebut, pihak Blue Bird sering menggunakan mistery shopper atau penumpang

23
yang diminta untuk menguji sopir. Seiring dengan itu, pelatihan bagi para pengemudi
mengenai pentingnya layanan pun terus digencarkan guna memberikan yang terbaik
bagi pelanggan. Basis usaha Blue Bird terletak pada jasa transportasi, khususnya adalah
taksi dan alat angkutan/kendaraan. Secara langsung yang menjadi penggerak utama
usaha ini adalah para pengemudi-nya. Selain berfungsi utama sebagai driver, pengemudi
juga menjalankan fungsi sebagai customer service dan sales force, karena mau tidak
mau, para pengemudi inilah yang akan berhadapan langsung dengan penumpang /
customer. Para pengemudi di Blue Bird dilatih secara khusus dalam berbagai tahapan
training. Dari para pengemudi inilah image Blue Bird dibangun. Sehingga tidak heran
bila masyarakat mengenal Blue Bird karena para pengemudinya yang baik dan jujur.

24
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Sistem Informasi yang diterapkan di Blue Bird telah disetting sesuai dengan visi
perusahaan yaitu mengedepankan kualitas dan mampu menjadi perusahaan bertahan.
Untuk itu maka diperlukan adanya sistem informasi manajemen yang baik. Sehingga
setiap konsumen melakukan order, tidak terjadi antrean pemesanan dan tidak pula terjadi
rebutan order bagi pengemudi yang dapat mempengaruhi kualitas dari pelayanan Blue
Bird. Blue Bird dengan tipe sistem informasi tersebut dapat bersaing dengan kompetitor-
kompetitor lain karena keunggulan strategic yang dimiliki oleh Blue Bird dapat
dipertahankan dan juga dapat mengarah pada pengembangan inovasi lain yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada pelanggan.

4.2 Saran
Blue Bird sebagai market leader harus selalu berinovasi dalam menjaga kualitas
pelayanannya. Siejauh ini sistem informasi yang digunakan sudah cukup memberikan
peningkatan kualitas layanan Blue Bird. SIM dapat membantu perusahaan untuk
meningkatkan efisiensi operasional, memperkenalkan inovasi dalam bisnis, dan juga
membangun sumber-sumber informasi strategis.

25
DAFTAR PUSTAKA

Laudon, K. C., & Laudon, J. P. (2011). Management Information System: Managing Digital
Firm (12th ed.).
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2010-1-00758-si%20bab%201.pdf
https://www.academia.edu/7622283/MAKALAH_SISTEM_INFORMASI_ORGANISASI_
MANAJEMEN_DAN_STRATEGI
https://idcloudhost.com/bagaimana-perkembangan-teknologi-informasi-saat-ini/
https://id.scribd.com/doc/312319236/SISTEM-INFORMASI-MANAJEMEN-BLUE-BIRD-
GROUP-docx
https://selular.id/2021/10/ramuan-mujarab-transformasi-digital-ala-bluebird/
http://januarpriatmojo.blogspot.com/2017/11/sistem-manajemen-pt-blue-bird.html

26

Anda mungkin juga menyukai