Mata kuliah : Penyusunan anggaran pemerintah (EDK-223)
Nama : sherly Cecilia No BP :1800542002 Jurusan :keungan Negara Kelas : KN 4.2 Materi-12 PENYUSUNAN KUA, PPAS PEMDA DAN RKA-SKPD 1. PENDAHULUAN Perencanaan pembangunan daerah disusun secara berjangka, meliputi : 1) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP-D) untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun, yang memuat ; visi, misi dan arah pembangunan daerah yang mengacu kepada RPJP Nasional.
2) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM-D) untuk
jangka waktu 5 (lima) tahun, merupakan penjabaran dari visi, misi dan program kerja kepala daerah yang penyusunannya mengacu kepada RPJP Daerah dengan memperhatikan RPJM Nasional. 3) RPJM Daerah antara lain memuat : a) Arah kebijakan keuangan daerah. b) Strategi pembangunan daerah. 4) Perencanaan pembangunan terdiri dari 4 (empat) tahapan, yakni : a) penyusunan rencana; b) penetapan rencana; c) pengendalian pelaksanaan rencana; dan d) evaluasi pelaksanaan rencana. .
5) Data dan Informasi (Pasal-31 UU No. 25 Tahun 2004)
Perencanaan pembangunan didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
6) Perencanaan pembangunan daerah (Pasal-33 UU No. 25 Tahun 2004),
menegaskan bahwa : a) Kepala Daerah menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas perencanaan pembangunan daerah di daerahnya; b) Dalam menyelenggarakan perencanaan pembangunan Daerah, Kepala Daerah dibantu oleh : (1) Kepala Bappeda; (2) Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (P-SKPD) menyeleng- garakan perencanaan pembangunan Daerah sesuai dengan tugas dan kewenangannya;
2. PROSES PENYUSUNAN RKPD
1) Landasan Hukum Landasan hukum penyusunan RKPD adalah : a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; b. UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; c. UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
2) RKPD dan RENJA SKPD
a. RKPD dan RENJA SKPD adalah perencanaan tahunan dan merupakan jabaran RPJM dan Renstra SKPD; b. Untuk menjaga konsistensi, RKPD disusun dengan menggunakan Renja SKPD dan dikoordinasikan melalui Forum RKPD; 3) Keterkaitan antara RKPD dan RENJA SKPD a. RKPD merupakan jabaran lebih konkrit dan operasional dari RPJMD untuk tahun bersangkutan; b. Renja SKPD merupakan jabaran lebih konkrit dan operasional dari Renstra SKPD untuk tahun bersangkutan;
4) Peranan Rencana Kerja Tahunan
a. Rencana Tahunan, baik RKPD maupun RENJA SKPD berfungsi untuk menjamin operasionalisasi, keterpaduan dan fleksibilitas suatu perencanaan; b. Begitu pentingnya peranan Rencana Tahunan, UU No. 25 Tahun 2004 merubah namanya menjadi Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD); 5) Proses Penyusunan RKPD a. Bappeda menyiapkan rancangan awal RKPD; b. Bappeda mengkoordinasikan penyusunan RKPD dengan menggunakan Renja SKPD untuk tahuan bersangkutan. c. Rancangan awal RKPD tersebut selanjutnya dibahas dalam Musrenbang untuk mendapatkan masukan dari SKPD dan tokoh masyarakat setempat; d. Bappeda menyiapkan rancangan akhir RKPD setelah memasukkan hasil Musrenbang; e. RKPD ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.
6) Tahapan Penyusunan RKPD dan RENJA SKPD
a. Pelajari Visi dan misi, kebijakan dan program prioritas dalam RPJMD dan RENSTRA SKPD; b. Lakukan evaluasi mendalam tentang kondisi kondisi daerah menggu nakan analisis SWOT; c. Berdasarkan hasil tersebut rumuskan kebijakan dan program pembangunan yang diperlukan untuk tahun bersangkutan; d. Tentukan program dan kegiatan prioritas ber-dasarkan kemampuan bersinergi serta manfaat program serta kemampuan keuangan daerah pada tahun bersangkutan.
7) Keterkaitan antara RKPD dan KUA
a. KUA pada dasarnya merupakan dokumen untuk memilah program dan kegiatan dalam RKPD sesuai dengan kewenangan /urusan daerah bersangkutan; b. KUA menjadi penting karena dalam era otonomi kewenangan/urusan berbeda pada setiap tingkatan pemerintahan sehingga sebuah program dan kegiatan dapat dilaksanakan oleh beberapa tingkat pemerintahan; c. Program dan kegiatan yang dapat dibiayai APBD seyogyanya sesuai dengan kewenangan dan urusan daerah bersangkutan
3. PROSES PENYUSUNAN KUA
1) Kebijakan Umum APBD (KUA) a) Merupakan dokumen yang memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk periode 1 (satu) tahun. b) Rancangan KUA memuat : (1) Target pencapaian kinerja yang terukur; (2) Proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja daerah, sumber dan penggunaan pembiayaan; (3) Asumsi yang mendasarinya 2) Tujuan dan Sasaran Penyusunan KUA a) Sasaran utama penyusunan KUA memilah program dan kegiatan sesuai kewenangan dan urusan daerah (Lihat lampiran-1 Permendagri No. 13 Tahun 2006 untuk kode dan klasifikasi urusan daerah); b) Melakukan proyeksi pendapatan dan alokasi belanja daerah untuk satu tahun kedepan; c) Menyusun Kerangka Ekonomi Makro sebagai dasar proyeksi pendapatan dan alokasi belanja. 3) Proses Penyusunan KUA a) Rancangan KUA disusun oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPA) bersama pejabat perencana daerah;
b) Rancangan KUA disusunberdasarkan RKPD dan pedoman
penyusunan APBD yang ditetapkan Mendagri; c) Rancangan KUA disampaikan kepada DPRD selambat- lambatnya pertengahan Juni tahun anggaran berjalan untuk disepakati (melalui Nota Kesepakatan antara pemerintah Daerah dan DPRD). 4) Kewenagan dan Urusan Daerah a) Undang-Undang No. 2 Tahun 2015 menentukan urusan yang menjadi kewenangan daerah; b) Urusan daerah terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan; c) Urusan wajib meliputi kegiatan; pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, perumahan rakyat, penataan ruang, perencanaan pembangunan dllnya; dan d) Urusan pilihan meliputi: pertanian, kehutanan, Energi dan Sumberdaya Moineral, Periwisata dan lain-lain.
RINCIAN URUSAN DAERAH
A. URUSAN WAJIB B.URUSAN PILIHAN 1) Pendidikan; 1) Pertanian; 2) Kesehatan; 2) Kehutanan; 3) Pekerjaan Umum; 3) Energi dan SD mineral; 4) Perumahan Rakyat; 4) Priwisata; 5) Penataan Ruang; 5) Kelautan dan Perikanan; 6) Perencanaan Pembangunan; 6) Perdagangan; 7) Perhubungan; 7) Perindustrian; 8) Lingkungan Hidup; dan 8) Transmigrasi; dan 9) Lain-lain. 9) Lain-lain.
5) Perkembangan / Kerangka Ekonomi Makro
a) Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Daerah (PDRB harga konstan); b) Proyeksi Tingkat Pendapatan Perkapita; 6) Sumber Pembiayaan Pembangunan A. Sumber Pembiayaan Pembangunan 1) Pendapatan Pemerintah Nasional; 2) Pendapatan Pemerintah Daerah; 3) Investasi Swasta; 4) Investasi Masyarakat. B. Kebutuhan Investasi Untuk menjamin tercapainya sasaran pembangunan daerah, kebutuhan investasi perlu diselaraskan dengan sumber pembiayaan pembangunan.
7) Sumber Pendapatan Daerah
a) Pendapatan Asli Daerah (PAD); b) Dana Perimbangan yang meliputi : (1) Dana Bagi Hasil Pajak dan SDA; (2) Dana Alokasi Umum (DAU); (3) Dana Alokasi Khusus (DAK); dan c) Pendapatan Lain-lain yang syah.
8) Teknik Proyeksi Pendapatan Daerah
a) Metoda Trend linear atau Non Linear yang menaksir pendapatan berdasarkan tendensi masa lalu;
b) Metoda Causal yang menaksir pendapatan berdasarkan
perubahan faktor penentu, misalnya untuk PAD adalah Nilai Tambah Sektor Perdagangan; dan
c) Metoda Moving Average berdasarkan nilai rata-rata yang
digerakkan.
9) Keterkaitan Antara KUA dan PPAS
a) UU No. 17 Tahun 2003, PP. 58 Tahun 2005 dan Permendagri No. 13 Tahun 2006 menentukan bahwa PPAS disusun setelah KUA disetujui DPRD;
b) PPAS disusun dengan tahapan berikut:
(1) Menentukan skala prioritas urusan wajib; (2) Menentukan program setiap urusan; (3) Menyusun Plafond Anggaran Sementara; c) Kepala daerah menyampaikan rancangan PPAS ke DPRD pertengahan bulan Juli untuk dibahas dan disepakati yang dituangkan dalam Nota Kesepakatan;
4. PENENTUAN PRIORITAS PLAFOND ANGGARAN SEMENTARA
(PPAS) 1) Penentuan prioritas plafond anggaran sementara (PPAS) sebaiknya dimulai secara makro melalui penggunaan ICOR agar terkait dengan target pembangunan;
2) Setelah itu dilakukan penentuan anggaran secara mikro
mengguna-kan Indikator Kinerja (IK) dan Standar Anggaran Belanja (SAB).
5. PROSES PENYUSUNAN RKA-SKPD
1) Kebijakan Umum APBD a) Kepala daerah menyusun rancangan KUA berdasarkan : (1) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD); (2) Pedoman penyusunan APBD yang ditetapkan Menteri Dalam Negeri setiap tahun. b) Pedoman penyusunan APBD memuat antara lain : (1) pokok-pokok kebijakan yang memuat sinkronisasi kebijakan pemerintah dengan pemerintah; c) Rancangan KUA memuat target pencapaian kinerja yang terukur dari program-program yang akan dilaksanakan oleh Pemda, disertai dengan : (1) proyeksi pendapatan daerah; (2) alokasi belanja daerah; \
d) Penyusunan Program diselaraskan dengan prioritas
pembangunan yang ditetapkan oleh pemerintah;
2) Dasar Penyusunan RKA-SKPD
a) KUA dan PPAS yang telah disepakati dituangkan dalam Nota Kesepakatan yang ditandatangani oleh Kepala Daerah dan Pimpinan DPRD.
b) Jika Kepala Daerah berhalangan, yang bersangkutan dapat
menunjuk pejabat yang diberi wewenang untuk menandatangani Nota Kesekapatan KUA dan PPA.
c) Dalam hal Kepala Daerah berhalangan tetap, penandatanganan
nota kesepakatan KUA dan PPA dilakukan oleh penjabat yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang.
3) Proses Penyusunan RKA-SKPD
a) RKA-SKPD disusun dengan menggunakan pendekatan : (1) kerangka pengeluaran jangka menengah daerah; (2) penganggaran dilaksanakan secara terpadu; dan (3) penganggaran berdasarkan prestasi kerja. b) Pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah dilaksanakan dengan menyusun prakiraan maju. c) Prakiraan maju berisi perkiraan kebutuhan anggaran untuk program dan kegiatan yang direncanakan dalam tahun anggaran berikutnya dari tahun anggaran yang direncanakan. d) Pendekatan penganggaran terpadu dilakukan dengan memadukan seluruh proses perencanaan dan penganggaran pendapatan, belanja, dan pembiayaan di lingkungan SKPD. e) Pendekatan penganggaran berdasarkan prestasi kerja dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara : (1) pendanaan dengan keluaran yang diharapkan dari kegiatan dan hasil; (2) manfaat yang diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut. f) Kepala SKPD mengevaluasi hasil pelaksanaan program dan kegiatan bertujuan untuk menilai program dan kegiatan yang belum dapat dilaksanakan. g) Penyusunan RKA-SKPD berdasarkan prestasi kerja adalah berdasarkan pada : (1) indikator kinerja; (2) capaian atau target kinerja; (3) analisis standar belanja; (4) standar satuan harga; dan (5) standar pelayanan minimal.
1. Tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundangan- undangan yang lebih tinggi; 2. Tidak bertentangan dengan kepentingan umum; 3. Tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah lainnya.