Anda di halaman 1dari 5

SATRIA FADLI (A31115746)

PROSES PENYUSUNAN ANGGRAN

A. Siklus Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)


Secara singkat tahapan dalam proses perencanaan dan penyusunan APBN dapat
dijelaskan sebagai berikut.
1.

Pertama, tahap penduluan. Tahap ini diawali dengan persiapan rancangan APBN oleh
pemerintah, antara lain :
Tahap Pendahuluan
a. Penyusunan Pagu Indikatif
i. meliputi penentuan asumsi dasar APBN
ii. Skala Prioritas dan Arah Kebijakan
iii. Perkiraan Kapasitas Fiskal
b. Penyusunan pagu Anggaran
i. Penyusunan Renja
ii. Pertemuan Tiga Pihak (Bappenas, Kementerian Keuangan dan
Kementerian Lembaga Bersangkutan)
iii. Penetapan Pagu Anggaran Kementerian
c. Alokasi Anggaran Kementerian lembaga
i. Penyusunan RKA-K/L
ii. Proses Penelaahan RKA-K/L
iii. Kementerian Keuangan Menghimpun Hasil Penelaahan dan Menyusun
2.

NK, RAPBN, RUU APBN


Kedua, tahap pengajuan, pembahasan, dan penetapan APBN
Tahapan dimulai dengan pidato presiden sebagai pengantar RUU APBN
dan Nota Keuangan. Selanjutnya akan dilakukan pembahasan baik antara menteri
keuangan dan Panitia Anggaran DPR, maupun antara komisi-komisi dengan

RMK AKUNTANSI MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK

departemen/lembaga teknis terkait. Hasil dari pembahasan ini adalah UU APBN,


yang di dalamnya memuat satuan anggaran (dulu satuan 3, sekarang analog
dengan anggaran satuan kerja di departemen dan lembaga) sebagai bagian tak
terpisahkan dari undang-undang tersebut. Satuan anggaran adalah dokumen
anggaran yang menetapkan alokasi dana per departemen/lembaga, sektor,
subsektor, program dan proyek/kegiatan.

Untuk membiayai tugas umum

pemerintah dan pembangunan, departemen/lembaga mengajukan Rencana Kerja


dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKAKL) kepada Depkeu dan Bappenas
untuk kemudian dibahas menjadi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan
diverifikasi sebelum proses pembayaran. Proses ini harus diselesaikan dari
Oktober sampai Desember. Dalam pelaksanaan APBN dibuat petunjuk berupa
keputusan presiden (kepres) sebagai Pedoman Pelaksanaan APBN. Dalam
melaksanakan pembayaran, kepala kantor/pemimpin proyek di masing-masing
kementerian dan lembaga mengajukan Surat Permintaan Pembayaran kepada
Kantor Wilayah Perbendaharaan Negara (KPPN).
B. Proses Penyusunan APBD
Penyusunan APBD Tahun Anggaran harus didasarkan prinsip sebagai berikut:
1. APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan daerah
2. APBD harus disusunsecara tepat waktu sesuai tahapan dan jadwal
3. Penyusunan APBD dilakukan secara transparan,dimana memudahkan masyarakat
untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-Iuasnya tentang APBD
4. Penyusunan APBD harus melibatkan partisipasi masyarakat
5. APBD harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan
6. Substansi APBD dilarang bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan yang
lebih tinggi dan peraturan daerah lainnya.
Penyusunan APBD berpedoman kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah dalam
rangka mewujudkan pelayanan kepada masyarakat untuk tercapainya tujuan bernegara.
Dalam menyusun APBD, penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya
kepastian atas tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup. Pendapatan, belanja
dan pembiayaan daerah yang dianggarkan dalam APBD harus berdasarkan pada
ketentuan peraturan perundang-undangan dan dianggarkan secara bruto dalam APBD.
1. Rencana Kerja Pemerintahan Daerah
Penyusunan APBD berpedoman kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah.
Karena itu kegiatan pertama dalam penyusunan APBD adalah penyusunan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).Pemerintah daerah menyusun RKPD
1

yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah


Daerah (RPJMD) dengan menggunakan bahan dari Renja SKPD untuk jangka
waktu 1 (satu) tahun yang mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah Pusat.
2. Kebijakan Umum APBD
Setelah Rencana Kerja Pemerintah Daerah ditetapkan, Pemerintah daerah
perlu menyusun Kebijakan Umum APBD (KUA) serta Prioritas dan Plafon
Anggaran Sementara (PPAS) yang menjadi acuan bagi Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) dalam menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD.
3. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara
Selanjutnya berdasarkan KUA yang telah disepakati, pemerintah daerah
menyusun rancangan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS).
Rancangan PPAS tersebut disusun dengan tahapan sebagai berikut :
a.

menentukan skala prioritas untuk urusan wajib dan urusan pilihan;

b. menentukan urutan program untuk masing-masing urusan; dan


c.

menyusun plafon anggaran sementara untuk masing-masing program.

4. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD


Berdasarkan nota kesepakatan yang berisi KUA dan PPAS, TAPD menyiapkan
rancangan surat edaran kepala daerah tentang pedoman penyusunan RKA SKPD
sebagai acuan kepala SKPD dalam menyusun RKA-SKPD. Rancangan surat
edaran kepala daerah tentang pedoman penyusunan RKA-SKPD mencakup:
a. PPAS yang dialokasikan untuk setiap program SKPD berikut rencana
b.

pendapatan dan pembiayaan


sinkronisasi program dan kegiatan antar SKPD dengan kinerja SKPD

c.
d.

berkenaan sesuai dengan standar pelayanan minimal yang ditetapkan;


batas waktu penyampaian RKA-SKPD kepada PPKD
hal-hal lainnya yang perlu mendapatkan perhatian dari SKPD terkait
dengan prinsip-prinsip peningkatan efisiensi, efektifitas, tranparansi dan
akuntabilitas penyusunan anggaran dalam rangka pencapaian prestasi

e.

kerja, dan
dokumen sebagai lampiran meliputi KUA, PPA, kode rekening APBD,

format RKASKPD, analisis standar belanja dan standar satuan harga.


5. Penyiapan Raperda APBD
Selanjutnya, berdasarkan RKA-SKPD yang telah disusun oleh SKPD
dilakukan pembahasan penyusunan Raperda oleh TAPD. Pembahasan oleh TAPD
dilakukan untuk menelaah kesesuaian antara RKA-SKPD dengan KUA, PPA,
prakiraan maju yang telah disetujui tahun anggaran sebelumnya, dan dokumen
2

perencanaan lainnya, serta capaian kinerja, indikator kinerja, kelompok sasaran


kegiatan, standar analisis belanja, standar satuan harga, standar pelayanan
minimal, serta sinkronisasi program dan kegiatan antar SKPD.
6. Penyampaian dan Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
Kepala daerah menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang APBD
beserta lampirannya kepada DPRD paling lambat pada minggu pertama bulan
Oktober tahun anggaran sebelumnya dari tahun yang direncanakan untuk
mendapatkan persetujuan bersama.Pengambilan keputusan bersama DPRD dan
kepala daerah terhadap rancangan peraturan daerah tentang APBD dilakukan
paling lama 1 (satu) bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan
dilaksanakan.
Penyampaian rancangan peraturan daerah tersebut disertai dengan nota
keuangan.Penetapan agenda pembahasan rancangan peraturan daerah tentang
APBD untuk mendapatkan persetujuan bersama, disesuaikan dengan tata tertib
DPRD masing-masing daerah.Pembahasan rancangan peraturan daerah tersebut
berpedoman pada KUA, serta PPA yang telah disepakati bersama antara
pemerintah daerah dan DPRD.Dalam hal DPRD memerlukan tambahan
penjelasan terkait dengan pembahasan program dan kegiatan tertentu, dapat
meminta RKA-SKPD berkenaan kepada kepala daerah.
Rancangan peraturan kepala daerah tentang APBD dapat dilaksanakan setelah
memperoleh pengesahan dari gubernur bagi provinsi.Sedangkan pengesahan
rancangan peraturan kepala daerah tentang APBD ditetapkan dengan keputusan
bupati/walikota bagi kabupaten/kota.
7. Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan Rancangan Peraturan
Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD
Rancangan peraturan daerah Kabupaten/Kota tentang APBD yang telah
disetujui bersama DPRD dan rancangan peraturan Bupati/Walikota tentang
penjabaran APBD sebelum ditetapkan oleh Bupati paling lama 3 (tiga) hari kerja
disampaikan terlebih dahulu kepada Gubernur untuk dievaluasi.
Evaluasi bertujuan untuk tercapainya keserasian antara kebijakan daerah dan
kebijakan nasional, keserasian antara kepentingan publik dan kepentingan
aparatur serta untuk meneliti sejauh mana APBD Kabupaten/Kota tidak
bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan yang lebih tinggi dan/atau
peraturan daerah lainnya yang ditetapkan oleh Kabupaten/Kota bersangkutan.

Untuk efektivitas pelaksanaan evaluasi, Gubernur dapat mengundang pejabat


pemerintah daerah Kabupaten/Kota yang terkait.
8. Penetapan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan Peraturan Kepala
Daerah tentang Penjabaran APBD
Rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan kepala
daerah tentang penjabaran APBD yang telah dievaluasi ditetapkan oleh kepala
daerah menjadi peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala daerah
tentang penjabaran APBD.Penetapan rancangan peraturan daerah tentang APBD
dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD tersebut dilakukan paling
lambat tanggal 31 Desember tahun anggaran sebelumnya.
9. Perubahan APBD
Penyesuaian APBD dengan perkembangan dan/atau perubahan keadaan,
dibahas bersama DPRD dengan pemerintah daerah dalam rangka penyusunan
prakiraan perubahan atas APBD tahun anggaran yang bersangkutan, apabila
terjadi:
a. perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi KUA
b. keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antar
unit organisasi, antar kegiatan, dan antar jenis belanja
c. keadaan yang menyebabkan saldo anggaran Iebih tahun sebelumnya harus
digunakan dalam tahun berjalan
d. keadaan darurat, dan
e. keadaan luar biasa.

Anda mungkin juga menyukai