Anda di halaman 1dari 32

RINGKASAN

TATA CARA
PENYUSUNAN
RPJMD PROVINSI
DAFTAR
ISI
Bab I Dasar Hukum
Regulasi penyusunan RPJMD di tingkat pusat dan daerah

Bab II Tata Cara Penyusunan RPJMD


Alur penyusunan RPJMD berdasarkan Peraturan Menteri
Dalam Negeri No 86 Tahun 2017

Bab III Kesimpulan


Kesimpulan tata cara penyusunan RPJMD
BAB I
DASAR HUKUM
PENYUSUNAN RPJMD
PERATURAN DI TINGKAT NASIONAL

UNDANG-UNDANG NO. 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN


PEMBANGUNAN NASIONAL

Perencanaan adalah proses menentukan tindakan masa depan yang tepat,


melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen
bangsa untuk mencapai tujuan bernegara. Pembangunan Nasional
diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan prinsip-prinsip kebersamaan,
berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta kemandirian dengan
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan Nasional. Perencanaan
Pembangunan Nasional disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh,
dan tanggap terhadap perubahan.

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional merupakan kesatuan tata cara


perencanaan pembangunan, mulai dari jangka panjang, jangka menengah, hingga
tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di
tingkat Pusat dan Daerah. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
diselenggarakan berdasarkan Asas Umum Penyelenggaraan Negara, yakni Asas
Kepastian Hukum, Tertib Penyelenggaraan Negara, Kepentingan Umum,
Keterbukaan, Proporsionalitas, Profesionalitas, dan Akuntabilitas. Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional bertujuan untuk:

a. mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan;


b. menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antarDaerah,
antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara Pusat dan
Daerah;
c. menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan;
d. mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan
e. menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan, dan berkelanjutan.

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional harus mencakup lima pendekatan,


yakni:

a. Politik: Penjabaran agenda pembangunan yang ditawarkan Presiden/Kepala


Daerah saat kampanye dalam RPJM

2
b. Teknokratik: Dilaksanakan dengan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh
lembaga fungsional yang bertugas
c. Partisipatif: Melibatkan semua pihak yang berkepentingan terhadap
pembangunan
d. Atas-Bawah (top-down): Perencanaan dilaksanakan sesuai jenjang pemerintahan
e. Bawah-Atas (bottom-up): Rencana diseleraskan melalui musyawarah tingkat
Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan Desa

Perencanaan Pembangunan Nasional mencakup penyelenggaraan


perencanaan makro semua fungsi pemerintahan dalam Wilayah Negara Republik
Indonesia. Perencanaan Pembangunan Nasional disusun secara terpadu oleh
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah. Perencanaan Pembangunan
Nasional menghasilkan:

a. Rencana Pembangunan Jangka Panjang untuk periode 20 tahun, yakni RPJP


b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah untuk periode 5 tahun meliputi
RPJM, Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra-KL), dan Rencana
Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD)
c. Rencana Pembangunan Tahunan untuk periode satu tahun meliputi Rencana
Kerja Pemerintah (RKP), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana
Kerja Kementerian/Lembaga (Renja-KL), dan Rencana Kerja SKPD (Renja-SKPD)

Berdasarkan Undang-Undang ini, dokumen perencanaan di tingkat daerah


adalah sebagai berikut:

a. RPJP Daerah
Memuat visi, misi, dan arah pembangunan Daerah yang mengacu pada RPJP
Nasional
b. RPJM Daerah
Merupakan penjabaran visi, misi, program Kepala Daerah yang mengacu RPJP
Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional. Muatan RPJM Daerah meliputi:
1. kebijakan keuangan Daerah,
2. strategi pembangunan Daerah,
3. kebijakan umum,
4. program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat
Daerah,
5. program kewilayahan
6. rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang
bersifat indikatif.
c. RKPD memuat penjabaran RPJM Daerah yang mengacu pada RKP. Muatan
RKPD meliputi:

3
- Rancangan kerangka ekonomi Daerah
- Prioritas pembangunan daerah
- Rencana kerja dan pendanannya

Perencanaan pembangunan nasional terdiri dari 4 tahapan yang


diselenggarakan secara berkelanjutan sehingga membentuk satu siklus
perencanaan yang utuh. Tahapan perencanaan pembangunan terdiri dari:

a. Penyusunan rencana
Dilaksanakan untuk menghasilkan rancangan lengkap suatu rencana yang siap
untuk ditetapkan yang terdiri dari 4 (empat) langkah, yakni:
1) Penyiapan rancangan rencana pembangunan yang bersifat teknokratik,
menyeluruh, dan terukur.
2) Penyiapan rancangan rencana kerja oleh masing-masing instansi pemerintah
dengan berpedoman pada rancangan rencana pembangunan yang telah
disiapkan.
3) Pelibatan masyarakat (stakeholders) untuk menyelaraskan rencana
pembangunan yang dihasilkan masing-masing jenjang pemerintahan
melalui musyawarah perencanaan pembangunan.
4) Penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan.
b. Penetapan rencana
Rencana pembangunan ditetapkan menjadi produk hukum agar mengikat
semua pihak untuk melaksanakannya. Menurut Undang-Undang ini, RPJP
Nasional/Daerah ditetapkan sebagai Undang-Undang/Peraturan Daerah, RPJM
Nasional/Daerah ditetapkan sebagai Peraturan Presiden/Kepala Daerah, dan
RKP Nasional/Daerah ditetapkan sebagai Peraturan Presiden/Kepala Daerah.
c. Pengendalian pelaksanaan rencana
Dilaksanakan untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan
yang tertuang dalam rencana melalui kegiatan-kegiatan koreksi dan
penyesuaian selama pelaksanaan rencana tersebut oleh pimpinan
Kementerian/Lembaga/SKPD. Selanjutnya, Menteri/Kepala Bappeda
menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan pelaksanaan rencana
pembangunan dari masing-masing pimpinan Kementerian/Lembaga/SKPD
sesuai dengan tugas dan kewenangannya.
d. Evaluasi pelaksanaan rencana
Dilaksanakan dengan mengumpulkan dan menganalisis data dan informasi
untuk menilai pencapaian sasaran, tujuan dan kinerja pembangunan
berdasarkan indikator dan sasaran kinerja yang tercantum dalam dokumen
rencana pembangunan. Indikator dan sasaran kinerja mencakup masukan
(input), keluaran (output), hasil (result), manfaat (benefit) dan dampak (impact).

4
Evaluasi harus mengikuti pedoman dan petunjuk pelaksanaan evaluasi kinerja
untuk menjamin keseragaman metode, materi, dan ukuran yang sesuai untuk
masing-masing jangka waktu sebuah rencana.

Undang-undang No 25 Tahun 2004 juga mengatur tahapan penyusunan RPJM


Daerah sebagai berikut:

a. Kepala Bappeda menyiapkan rancangan awal RPJM Daerah sebagai penjabaran


dari visi, misi, dan program Kepala Daerah ke dalam strategi pembangunan
Daerah, kebijakan umum, program prioritas Kepala Daerah, dan arah kebijakan
keuangan Daerah.
b. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah menyiapkan rancangan Renstra-SKPD
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dengan berpedoman pada
rancangan awal RPJM Daerah.
c. Kepala Bappeda menyusun rancangan RPJM Daerah dengan menggunakan
rancangan Renstra-SKPD
d. Rancangan RPJM menjadi bahan Musrenbang Jangka Menengah yang akan
diselenggarakan oleh Kepala Bappeda paling lambat dua bulan setelah dilantik
e. Kepala Bappeda menyusun rancangan akhir RPJM Daerah berdasarkan hasil
Musrenbang Jangka Menengah Daerah
f. RPJM Daerah ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah paling lambat 3 (tiga)
bulan setelah Kepala Daerah dilantik
g. Renstra-SKPD ditetapkan dengan peraturan pimpinan Satuan Kerja Perangkat
Daerah setelah disesuaikan dengan RPJM Daerah

5
PERATURAN PRESIDEN NO. 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA
PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA
PEMBANGUNAN DAERAH

Perencanaan pembangunan daerah dilakukan dengan prinsip:

a. Satu kesatuan dengan perencanaan pembangunan nasional


b. Dilakukan oleh pemerintah daerah dengan pemangku kepentingan sesuai peran
c. Integrasi rencana tata ruang dengan rencana pembangunan daerah
d. Dilaksanakan sesuai kondisi dan potensi daerah serta dinamika perkembangan
daerah dan nasional

Dalam PP ini, tahapan penyusunan RPJMD dijelaskan dengan lebih detail sebagai
berikut:

a. Penyusunan Rancangan Awal


- Bappeda menyusun rancangan awal RPJMD dengan berpedoman pada
RPJPD dan memperhatikan RPJM Nasional, kondisi lingkungan strategis di
daerah, serta hasil evaluasi terhadap pelaksanaan RPJMD periode
sebelumnya.
- Kepala SKPD menyusun Rancangan Renstra-SKPD sesuai dengan rancangan
awal RPJMD dan menyampaikan kepada Bappeda.
- Bappeda menyempurnakan rancangan awal RPJMD menjadi rancangan
RPJMD dengan menggunakan rancangan Renstra-SKPD sebagai masukan.
b. Pelaksanaan Musrenbang
- Musrenbang dilaksanakan oleh Bappeda dengan mengikutsertakan
pemangku kepentingan.
- Musrenbang dilaksanakan dengan rangkaian kegiatan penyampaian,
pembahasan, dan penyepakatan rancangan RPJMD.
- Pelaksanaan Musrenbang ditetapkan oleh kepala daerah.
c. Perumusan Rancangan Akhir
- Rancangan akhir RPJMD dirumuskan oleh Bappeda berdasarkan hasil
Musrenbang.
- Pembahasan rumusan rancangan akhir RPJMD dipimpin oleh Kepala Daerah.
d. Penetapan
- RPJMD ditetapkan dengan Peraturan Daerah setelah berkonsultasi dengan
Menteri paling lambat 6 bulan setelah kepala daerah dilantik.
- Peraturan Daerah tentang RPJMD Provinsi disampaikan kepada Menteri.
- Gubernur menyebarluaskan Peraturan Daerah tentang RPJMD Provinsi
kepada masyarakat.

6
Sistematika penulisan RPJMD, paling sedikit mencakup:
a. pendahuluan;
b. gambaran umum kondisi daerah;
c. gambaran pengelolaan keuangan daerah serta kerangka pendanaan;
d. analisis isu-isu strategis;
e. visi, misi, tujuan dan sasaran;
f. strategi dan arah kebijakan;
g. kebijakan umum dan program pembangunan daerah;
h. indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan;
i. penetapan indikator kinerja daerah; dan
j. pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan.

Tata cara penyusunan dokumen rencana pembangunan daerah:


a. Dokumen rencana pembangunan daerah disusun dengan rencana tata ruang
serta data dan informasi, meliputi:
1) penyelenggaraan pemerintah daerah;
2) organisasi dan tatalaksana pemerintahan daerah;
3) kepala daerah, DPRD, perangkat daerah, dan pegawai negeri sipil daerah;
4) keuangan daerah;
5) potensi sumber daya daerah;
6) produk hukum daerah;
7) kependudukan;
8) informasi dasar kewilayahan; dan
9) informasi lain terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan daerah.
b. Daerah perlu membangun sistem informasi perencanaan pembangunan daerah
yang utuh sesuai standar yang ditentukan oleh Menteri.
c. Rencana tata ruang merupakan syarat dan acuan utama penyusunan dokumen
rencana pembangunan daerah sesuai peraturan perundang-undangan.
d. Pengolahan sumber data melalui proses:
1) Analisis daerah
Dilakukan oleh Bappeda mencakup evaluasi pelaksanaan rencana
pembangunan periode sebelumnya, kondisi pembangunan saat ini, dan
keadaan luar biasa. Bappeda menyusun kerangka studi dan instrumen
analisis serta penelitian lapangan.
2) Identifikasi kebijakan nasional yang berdampak pada daerah
Merupakan upaya sinkronisasi pelaksanaan kebijakan dan program prioritas
nasional dalm pembangunan daerah dengan melihat kesesuaian terhadap
keberlanjutan program, dampak yang diinginkan dari pencapaian atrget,
tingkat keterdesakan, dan kemampuan anggaran

7
3) Perumusan masalah pembangunan daerah
Mencakup tantangan, ancaman, dan kelemahan yang dihadapi dalam
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah yang dilengkapi
dengan anggaran prakiraan maju, pencapaian sasaran kinerja, dan arah
kebijakan ke depan.
4) Penyusunan program, kegiatan, alokasi dana indikatif, dan sumber
pendanaan
Program, kegiatan dan pendanaan disusun untuk tahun yang direncanakan
disertai prakiraan maju sebagai implikasi kebutuhan dana berdasarkan:
a) pendekatan kinerja, kerangka pengeluaran jangka menengah serta
perencanaan dan penganggaran terpadu;
b) kerangka pendanaan dan pagu indikatif;
c) program prioritas urusan wajib dan urusan pilihan yang mengacu pada
standar pelayanan minimal sesuai dengan kondisi nyata daerah dan
kebutuhan masyarakat.
5) Penyusunan rancangan kebijakan pembangunan daerah
Rancangan kebijakan dibahas dalam forum konsultasi publik yang diikuti
oleh masyarakat dan pemangku kepentingan sebagai dasar perumusan
rancangan awal.

8
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NO. 86 TAHUN 2017 TENTANG TATA
CARA PERENCANAAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PEMBANGUNAN
DAERAH, TATA CARA EVALUASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH DAN RENCANA
PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH, SERTA TATA CARA
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH DAN
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH, DAN RENCANA
KERJA PEMERINTAH DAERAH

Perencanaan pembangunan daerah yang berorientasi pada proses


menggunakan pendekatan teknokratis, partisipatif, politis, atas-bawah, dan bawah-
atas. Selain itu, perencanaan juga berorientasi pada substansi dengan pendekatan
holistik-tematik, integratif, dan spasial.

RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang
memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan, pembangunan Daerah dan
keuangan Daerah, serta program Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah
yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5
tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPD, RTRW dan RPJMN. RPJMD
disusun oleh Bappeda melalui koordinasi, sinergi dan harmonisasi dengan
Perangkat Daerah dan pemangku kepentingan. Penyusunan RPJMD dilakukan
berbasis pada e-planning.

RPJMD disusun dengan tahapan sebagai berikut yang dijelaskan lebih lanjut
pada Bab II:
a. persiapan penyusunan
b. penyusunan rancangan awal
c. penyusunan rancangan
d. pelaksanaan Musrenbang
e. perumusan rancangan akhir
f. penetapan

9
PERATURAN DI TINGKAT DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA NO 14 TAHUN 2011 TENTANG


SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNGAN DAN PENGANGGARAN TERPADU

Sistem perencanaan pembangunan dan penganggaran terpadu menjadi


landasan hukum dalam menyusun, menetapkan, melaksanakan perencanaan,
menganggarkan dan mengendalikan serta mengevaluasi pelaksanaan rencana
pembangunan daerah. Sistem tersebut berguna dalam meningkatkan disiplin fiskal
dan menjamin kebijakan pembangunan yang berkelanjutan, transparan dan
partisipatif serta membentuk siklus perencanaan pembangunan dan penganggaran
yang utuh. Prinsip-prinsip perencanaan dan penganggaran terpadu terdiri atas:
a. merupakan satu kesatuan antara prinsip perencanaan pembangunan dengan
sistem penganggaran daerah;
b. perencanaan pembangunan daerah mengintegrasikan rencana tata ruang
dengan rencana pembangunan daerah;
c. adanya keterkaitan antara kebijakan perencanaan pembangunan dengan sistem
penganggaran untuk menjamin ketersedian pendanaan;
d. mengalokasikan APBD sebesar-besarnya bagi pembangunan daerah;
e. adanya konsistensi penggunaan program, kegiatan dan indikator dan target
kinerja dalam perencanaan pembangunan dengan dokumen penganggaran;
dan
f. dilakukan pemerintah daerah bersama para pemangku kepentingan
berdasarkan peran dan kewenangan masing-masing.

Kewenangan penyusunan dokumen perencanaan dilakukan oleh:


a. Bappeda menyusun rancangan RPJPD, RPJMD dan RKPD;
b. SKPD menyusun rancangan Renstra SKPD dan Renja SKPD; dan
c. UKPD menyusun rancangan Renja UKPD

RPJMD merupakan penjabaran visi, misi, dan program Gubernur yang


berpedoman pada RPJPD dan memperhatikan RPJMN, memuat arah kebijakan
keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum dan program
SKPD, lintas SKPD dan program kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam
kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. RPJMD disusun
dengan tahapan sebagai berikut:
a. penyusunan rancangan awal RPJMD;
- Rancangan awal berpedoman pada RPJPD dan RTRW, memperhatikan
RPJMN, dan memperhatikan RPJMD dan RTRW daerah lain.

10
- Rancangan awal disusun oleh Kepala Bappeda dan dikonsultasikan dengan
publik melalui forum dengar pendapat dan penjaringan aspirasi dari
Anggota DPRD dan pemangku kepentingan pembangunan untuk
memperoleh masukan penyempurnaan.
- Gubernur mengajukan rancangan awal kepada DPRD paling lama 10 minggu
setelah dilantik. Kesepakatan rancangan awal paling lama 2 minggu sejak
diajukan.
- Rancangan awal RPJMD disusun paling lama akhir bulan kedua sejak dilantik.
b. penyusunan rancangan RPJMD;
- Rancangan RPJMD disusun berdasarkan verifikasi rancangan Renstra SKPD.
- Bappeda menyampaikan rancangan awal kepada Kepala SKPD sebagai dasar
merumuskan rancangan Renstra SKPD. Rancangan Renstra SKPD
disampaikan kepada Kepala Bappeda paling lama 14 hari.
- Bappeda memverifikasi rancangan Renstra SKPD untuk mengintegrasikan
dan menjamin keselarasan rancangan Renstra SKPD dengan rancangan awal
RPJMD menjadi rancangan RPJMD.
- Rancangan RPJMD disusun paling lama minggu pertama bulan keempat
sejak dilantik.
c. pelaksanaan Musrenbang RPJMD;
- Musrenbang RPJMD dilaksanakan oleh Bappeda untuk penajaman,
penyelarasan, klarifikasi dan kesepakatan terhadap rancangan RPJMD.
- Pimpinan dan anggota DPRD, Pejabat dari kementerian/lembaga tingkat
pusat atau dari unsur lain terkait, diundang menjadi narasumber dalam
Musrenbang RPJMD.
- Musrenbang RPJMD diselenggarakan paling lama pada minggu ketiga bulan
keempat setelah Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih dilantik.
d. perumusan rancangan akhir RPJMD; dan
- Berita acara kesepakatan hasil Musrenbang RPJMD menjadi bahan masukan
perumusan rancangan akhir RPJMD.
- Rancangan akhir RPJMD dibahas oleh seluruh Kepala SKPD untuk
memastikan program pembangunan jangka menengah telah tertampung
dalam rancangan akhir paling lambat akhir bulan keempat sejak dilantik.
- Rancangan akhir RPJMD dikonsultasikan kepada Menteri Dalam Negeri.
e. penetapan RPJMD
- Gubernur menyampaikan rancangan Peraturan Daerah tentang RPJMD
kepada DPRD untuk memperoleh persetujuan bersama paling lama 5 (lima)
bulan sejak dilantik.
- Peraturan Daerah tentang RPJMD ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan
setelah Gubernur terpilih dilantik.

11
RPJMD yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah menjadi pedoman
penetapan Renstra SKPD dan penyusunan RKPD serta digunakan sebagai instrumen
evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah. Program prioritas yang telah
ditetapkan dalam RPJMD selama 5 (lima) tahun menjadi acuan dalam penyusunan
program prioritas rencana pembangunan tahunan mengacu pada daftar program
dan kegiatan prioritas yang ditetapkan dalam Peraturan Gubernur.

12
PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DKI JAKARTA NO 73 TAHUN 2017
TENTANG TAHAPAN DAN TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA
PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH, RENCANA PEMBANGUNAN
JANGKA MENENGAH DAERAH, RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA
PERANGKAT DAERAH, RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH, DAN RENCANA
KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH/UNIT KERJA PERANGKAT
DAERAH

RPJMD merupakan dokumen perencanaan 5 tahunan yang disusun oleh Bappeda


dan memuat:
a. Visi, misi dan program Gubernur
merupakan keadaan masa depan yang diharapkan dan berbagai upaya yang
akan dilakukan melalui program-program pembangunan yang ditawarkan oleh
Gubernur terpilih.
b. Arah kebijakan keuangan daerah
Merupakan pedoman dan gambaran dari pelaksanaan hak dan kewajiban
daerah dalam rangka penyelenggaraan bidang urusan pemerintahan daerah
yang dapat dinilai dengan uang.
c. Strategi pembangunan daerah
Merupakan langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk
mewujudkan visi dan misi dalam rangka pemanfaatan sumber daya yang
dimiliki, untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata baik dalam
aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap
pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks
pembangunan manusia.
d. Kebijakan umum
Memberikan arah perumusan rencana program prioritas pembangunan yang
disertai kerangka pengeluaran jangka menengah daerah dan menjadi pedoman
bagi Perangkat Daerah dalam menyusun program dan kegiatan Renstra
Perangkat Daerah.
e. Program Perangkat Daerah
Merupakan program yang dirumuskan berdasarkan tugas dan fungsi Perangkat
Daerah yang memuat indikator kinerja, lokasi program, tahun pelaksanaan dan
sumber daya yang diperlukan.
f. Program lintas Perangkat Daerah
Merupakan program yang melibatkan lebih dari satu Perangkat Daerah untuk
mencapai sasaran pembangunan yang ditetapkan termasuk indikator kinerja,
lokasi program, tahun pelaksanaan dan sumber daya yang diperlukan.
g. Program kewilayahan

13
Merupakan program pembangunan daerah untuk terciptanya keterpaduan,
keserasian, keseimbangan laju pertumbuhan dan keberlanjutan pembangunan
antar wilayah/antar kawasan dalam kecamatan di wilayah Kabupaten/Kota atau
antar Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi atau dengan Provinsi lainnya
berdasarkan RTRW.
h. Rencana kerja dalarn kerangka regulasi yang bersifat indikatif
Merupakan dasar hukum landasan perumusan dan pelaksanaan program
pembangunan daerah.
i. Rencana kerja dalam kerangka pendanaan yang bersifat indikatif
Merupakan tahapan dan jadwal pelaksanaan program, dengan dilengkapi
jumlah pagu indikatif berdasarkan prakiraan maju dan sumber pendanaannya,
untuk mencapai target dan sasaran yang ditetapkan.

Dalam Pergub ini, tahapan penyusunan RPJMD adalah sebagai berikut:


1. Persiapan penyusunan RPJMD
2. Penyusunan rancangan awal RPJMD
3. Penyusunan rancangan RPJMD
4. Pelaksanaan Musrenbang RPJMD
5. Penyusunan rancangan akhir RPJMD
6. Penetapan RPJMD

14
BAB II
TATA CARA
PENYUSUNAN RPJMD
Tata cara penyusunan RPJMD di tingkat nasional secara rinci diatur melalui
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 86 Tahun 2017, sedangkan di tingkat daerah
tata cara penyusunan RPJMD dijelaskan secara detail melalui Peraturan Gubernur
Provinsi DKI Jakarta No 73 Tahun 2017. Penyusunan RPJMD terdiri atas enam
tahapan yang masing-masing tahapannya diatur mengenai batas pelaksanaan.
Berikut tata cara penyusunan RPJMD:

1. PERSIAPAN PENYUSUNAN RPJMD


Tahapan persiapan penyusunan dokumen RPJMD dilakukan melalui beberapa
tahapan sebagai berikut:
a. Penyusunan rancangan keputusan Kepala Daerah tentang pembentukan tim
penyusun RPJMD
- Bappeda selaku koordinator perencanaan daerah, membentuk tim
penyusun dokumen RPJMD dimulai dari penyiapan surat keputusan
kepala daerah tentang pembentukan tim penyusun RPJMD provinsi dan
diusulkan kepada Kepala Daerah untuk ditetapkan dengan keputusan
kepala daerah.
- Tim penyusun dokumen rencana pembangunan daerah dibagi ke dalam
beberapa kelompok kerja (pokja) berdasarkan urusan atau gabungan
beberapa urusan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang menjadi
kewenangan provinsi.
b. Orientasi mengenai RPJMD
Bertujuan untuk menyamakan persepsi dan memberikan pemahaman
terhadap berbagai peraturan perundang-undangan berkaitan dengan
perencanaan pembangunan nasional dan daerah, keterkaitannya dengan
dokumen perencanaan lainnya, teknis penyusunan dokumen, dan
menganalisis serta menginterpretasikan data dan informasi perencanaan
pembangunan daerah yang diperlukan dalam menyusun dokumen
perencanaan pembangunan daerah.
c. Penyusunan agenda kerja tim penyusun RPJMD
Agenda kerja dijadikan sebagai panduan kerja mulai dari persiapan hingga
ditetapkannya rancangan peraturan daerah. Penyusunan agenda kerja
dokumen RPJMD dimulai paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum pemilihan
kepala daerah dan jangka waktu penetapan Perda RPJMD paling lambat 6
(enam) bulan setelah kepala daerah terpilih dilantik.
d. Penyiapan data dan informasi perencanaan pembangunan Daerah
berdasarkan SIPD

15
1) Menginventarisasi data dan informasi yang dibutuhkan bagi penyusunan
dokumen rencana pembangunan daerah dan disajikan dalam bentuk
matrik untuk memudahkan analisis;
2) Mengumpulkan data dan informasi yang akurat dari sumber-sumber
yang dapat dipertanggungjawabkan; dan
3) Menyiapkan tabel-tabel/matrik kompilasi data yang sesuai dengan
kebutuhan analisis.
Data dan informasi yang perlu dikumpulkan antara lain:
1) Peraturan perundangan terkait
2) Kebijakan-kebijakan nasional yang terkait
3) Dokumen-dokumen sekurang-kurangnya terdiri dari RPJMN, RPJPD
Provinsi, RTRW provinsi, RPPLH Provinsi, dan memperhatikan RPJMD
tetangga untuk penyusunan RPJMD provinsi
4) Hasil evaluasi RPJMD periode lalu
5) Data statistik minimal 5 tahun terakhir
6) Data penyelenggaraan pemerintahan daerah paling sedikit 5 tahun
terakhir
e. Penyusunan rancangan teknokratik RPJMD
Penyusunan rancangan teknokratik mencakup:
1) Pengolahan data dan informasi
Data dan informasi yang telah dikumpulkan dianalisa dan diolah untuk
mengidentifikasi permasalahan pembangunan 5 tahun ke depan
2) Penelaahan RPJPD dan RTRW
Penelaahan RPJPD dilakukan dengan menelaah tujuan dan prioritas
pembangunan periode RPJMD berkenaan, sedangkan penelaahan RTRW
dilakukan dengan menelaah pemanfaatan struktur dan pola ruang serta
indikasi program pembangunan periode RPJMD berkenaan.
3) Penelaahan RPJMD provinsi, kota/kabupaten yang berbatasan
Bertujuan untuk mendapatkan butir-butir kebijakan Provinsi,
Kota/Kabupaten yang berbatasan yang terpenting, berhubungan, dan
berpengaruh langsung dengan Daerah diantaranya adanya:
a) persamaan kepentingan/tujuan atau upaya-upaya strategis yang
harus disinergikan
b) persamaan permasalahan pembangunan yang memerlukan upaya
pemecahan bersama
c) agenda pembangunan kewilayahan yang menentukan kewenangan
bersama, utamanya daerah-daerah yang letaknya berdekatan
d) kebijakan pemerintah yang menetapkan suatu daerah sebagai bagian
dari kesatuan wilayah/kawasan pembangunan

16
4) Penelaahan RTRW provinsi, kota/kabupaten yang berbatasan
Bertujuan untuk menjamin agar arah kebijakan dan sasaran pokok dalam
RPJMD selaras dengan RTRW Provinsi, Kota/Kabupaten yang berbatasan
5) Analisis gambaran umum kondisi daerah
- Bertujuan untuk memberikan informasi keberhasilan pembangunan
daerah yang telah dilakukan dan identifikasi faktor-faktor dan
berbagai aspek yang nantinya perlu ditingkatkan dalam optimalisasi
pencapaian keberhasilan pembangunan daerah.
- Analisis paling sedikit memuat kondisi geografi dan demografi,
kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah.
- Analisis dilakukan dengan mekanisme pengumpulan data dan
informasi melalui forum koordinasi yang melibatkan SKPD
6) Analisis pengelolaan keuangan daerah serta kerangka pendanaan
Analisis paling sedikit mencakup:
a) gambaran kinerja keuangan masa lalu
b) gambaran kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu
c) gambaran kerangka pendanaan APBD dan sumber pendanaan
lainnya yang sah dan hasil analisis yang terdiri dari analisis
pengeluaran periodik wajib dan mengikat serta prioritas utama,
kapasitas riil kemampuan keuangan daerah untuk mendanai
pembangunan daerah dan rencana penggunaan kapasitas riil
kemampuan keuangan daerah.
7) Perumusan permasalahan pembangunan daerah
Perumusan permasalahan pembangunan daerah pada tiap
penyelenggaraan pemerintah daerah dilakukan dengan memperhatikan
capaian indikator kinerja pembangunan tiap penyelenggaraan urusan
pemerintah daerah guna mendapatkan rumusan permasalahan pada
masing-masing urusan.
8) Analisis isu-isu strategis pembangunan jangka menengah
Identifikasi isu dilakukan melalui pengumpulan dan analisis informasi dari
berbagai sumber termasuk analisis kebijakan pemerintah pusat. Isu
strategis paling sedikit memuat kriteria:
a) memiliki pengaruh yang besar/ signifikan terhadap pencapaian
sasaran pembangunan nasional
b) merupakan tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah
c) memiliki dampak yang ditimbulkannya terhadap daerah dan
masyarakat;
d) memiliki daya ungkit yang signifikan pembangunan daerah
e) kemungkinan atau kemudahannya untuk ditangani

17
Rancangan teknokratik disusun dengan ketentuan sebagai berikut:
- Diselesaikan paling lambat sebelum penetapan Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah, yang memuat:
1) analisis gambaran umum kondisi Daerah;
2) perumusan gambaran keuangan Daerah;
3) perumusan permasalahan pembangunan Daerah;
4) penelaahan dokumen perencanaan lainnya; dan
5) perumusan isu strategis Daerah.
- Sistematika hasil rancangan teknokratik paling sedikit memuat:
1) pendahuluan;
2) gambaran umum kondisi Daerah;
3) gambaran keuangan Daerah; dan
4) permasalahan dan isu strategis Daerah.
- Rancangan teknokratik RPJMD dibahas tim penyusun bersama dengan
Perangkat Daerah untuk memperoleh masukan dan saran yang
dirumuskan dalam berita acara kesepakatan dan ditandatangani oleh
Kepala Bappeda dan Kepala Perangkat Daerah sebagai dasar
penyempurnaan rancangan
- Apabila terdapat jeda waktu lebih dari 6 bulan antara pemilihan Kepala
Daerah dengan pelantikan, rancangan teknokratik dapat disempurnakan
dengan visi, misi, dan program dengan sistematika sebagai berikut:
1) pendahuluan;
2) gambaran umum kondisi Daerah;
3) gambaran keuangan Daerah;
4) permasalahan dan isu strategis Daerah;
5) visi, misi, tujuan dan sasaran;
6) strategi, arah kebijakan dan program pembangunan Daerah;
7) kerangka pendanaan pembangunan dan program Perangkat Daerah;
8) kinerja penyelenggaraan pemerintahan Daerah; dan
9) penutup.

2. PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RPJMD


Rancangan awal merupakan penyempurnaan rancangan teknokratik dengan
berpedoman pada visi, misi, dan program Kepala Daerah yang disusun sejak
Kepala Daerah dilantik yang mencakup:
a. Penyempurnaan data dan informasi yang telah dikumpulkan saat
penyusunan rancangan teknokratik

18
b. Penyempurnaan analisis gambaran umum kondisi daerah melalui forum
koordinasi SKPD
c. Penyempurnaan analisis pengelolaan keuangan daerah serta kerangka
pendanaan dengan koordinasi ulang kerangka keuangan daerah melalui
forum penyempurnaan kerangka keuangan daerah
d. Penyempurnaan rumusan permasalahan pembangunan daerah
e. Penyempurnaan rumusan isu-isu strategis pembangunan jangka menengah
melalui analisis terhadap daftar panjang isu dalam dokumen KLHS
f. Perumusan penjelasan visi dan misi sesuai prinsip perencanaan
pembangunan daerah dengan kriteria:
- Menyelaraskan muatan visi dan misi dengan memperhatikan sasaran
pokok dan arah kebijakan RPJPD periode berkenaan
- Menerjemahkan pernyataan visi dan misi ke dalam butir-butir penjelasan
yang mudah dipahami dan tidak bias
- Menjelaskan visi dan misi dalam kriteria yang memudahkan
penerjemahannya ke dalam tujuan dan sasaran yang terukur.
g. Perumusan tujuan dan sasaran dengan kriteria:
- Tujuan diturunkan secara lebih operasional dari masing-masing misi
yang telah ditetapkan dengan memperhatikan visi. Sasaran dirumuskan
untuk menjelaskan tujuan.
- Mewujudkan misi dapat dicapai melalui beberapa tujuan dan untuk
mencapai satu tujuan dapat dicapai melalui beberapa sasaran.
- Disusun dengan memperhatikan isu-isu strategis daerah
h. Perumusan strategi dan arah kebijakan melalui:
- Identifikasi sasaran yang diturunkan dari masing-masing misi untuk
selanjutnya dirumuskan sebagai strategi
- Rumusan strategi yang merupakan pernyataan yang menjelaskan
bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai dari tahun ke tahun selama
5 tahun dipandu dan dijelaskan dengan arah kebijakan
i. Perumusan kebijakan umum dan program pembangunan daerah dengan
kriteria:
- Menjelaskan strategi lebih spesifik, konkrit, operasional dan fokus
- Program dipilih dengan tepat dan rasional berdasarkan strategi yang
dipilih
- Pemilihan program tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan dan kepentingan umum
- Penyusunan program harus melibatkan Kepala Perangkat Daerah
- Indikator kinerja program dalam bentuk hasil (outcome) bukan keluaran
(output)

19
j. Perumusan indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan
pendanaan
- Menentukan rencana penggunaan kapasitas riil anggaran berupa alokasi
belanja langsung dan belanja tidak langsung
- Menghitung alokasi pagu anggaran indikatif untuk setiap program
berdasarkan prinsip money follow priority program
- Menghitung alokasi pagu anggaran indikatif berdasarkan program
Perangkat Daerah.
k. Penetapan indikator kinerja daerah dengan mengambil indikator dari
program prioritas yang telah ditetapkan (outcome) atau kompositnya
(impact)

Rancangan awal RPJMD disusun paling lama akhir bulan kedua sejak
Gubernur dilantik. Rancangan awal RPJMD disusun dengan :
a. Memuat visi, misi dan program Gubernur terpilih
b. Berpedoman pada RPJPD dan RTRW
- Menyelaraskan visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi dan program
pembangunan jangka menengah daerah dengan visi, misi, arah dan
kebijakan pembangunan jangka panjang daerah
- Menyelaraskan visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi dan program
pembangunan jangka menengah daerah dengan rencana pola dan
struktur ruang daerah
c. Memperhatikan RPJMN, RTRWN serta RPJMD dan RTRW Provinsi,
Kota/Kabupaten yang berbatasan.
- Menyelaraskan pencapaian visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi
dan program pembangunan jangka menengah daerah provinsi dengan
arah, kebijakan umum, serta prioritas pembangunan nasional, arah
kebijakan dan prioritas untuk bidang-bidang pembangunan dan
pembangunan kewilayahan sesuai dengan kewenangan, kondisi dan
karakteristik daerah serta rencana pola dan struktur ruang nasional.
- Menyelaraskan rencana pembangunan jangka menengah daerah dan
rencana pola dan struktur ruang daerah lain sekitarnya

Rancangan awal disusun dengan sistematika sebagai berikut:


a. pendahuluan;
b. gambaran umum kondisi Daerah;
c. gambaran keuangan Daerah;
d. permasalahan dan isu srategis Daerah;
e. visi, misi, tujuan dan sasaran;

20
f. strategi, arah kebijakan dan program pembangunan Daerah;
g. kerangka pendanaan pembangunan dan program Perangkat Daerah;
h. kinerja penyelenggaraan pemerintahan Daerah; dan
i. penutup.

Tahapan penyusunan rancangan awal dijelaskan sebagai berikut:


a. Penyempurnaan rancangan awal melalui forum konsultasi publik
Rancangan awal RPJMD dibahas dengan Bappeda Kabupaten/Kota,
Perangkat Daerah provinsi, dan pemangku kepentingan melalui forum
konsultasi publik paling lambat 30 hari setelah rancangan awal
disusun. Forum tersebut bertujuan untuk memperoleh masukan
penyempurnaan rancangan awal. Hasil konsultasi publik dirumuskan dalam
berita acara kesepakatan yang ditandatangani oleh Bappeda
Kabupaten/Kota, Perangkat Daerah provinsi, dan pemangku kepentingan.
b. Penyampaian rancangan awal kepada Kepala Daerah dan DPRD
Bappeda menyampaikan rancangan awal kepada Kepala Daerah
paling lambat 40 hari sejak Kepala Daerah dilantik untuk dibahas
dengan DPRD dan memperoleh kesepakatan. Pembahasan dan kesepakatan
tersebut dilakukan paling lambat 10 hari sejak diterima oleh ketua DPRD dan
dirumuskan dalam nota kesepakatan yang ditandatangani Kepala Daerah
dan ketua DPRD. Apabila tidak tercapai kesepakatan maka Kepala Daerah
dapat melanjutkan tahapan berikutnya.
c. Konsultasi rancangan awal dengan Menteri
Gubernur mengkonsultasikan rancangan awal kepada Menteri melalui
Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah untuk memperoleh masukan
paling lambat 50 hari sejak dilantik. Konsultasi dikoordinasikan oleh
Bappeda dengan melibatkan Perangkat Daerah paling lambat 5 hari sejak
dokumen lengkap diterima oleh Menteri. Menteri menyampaikan saran
penyempurnaan rancangan awal RPJMD Provinsi paling lambat 5 hari sejak
konsultasi dalam bentuk surat Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah.
d. Penyempurnaan Rancangan Awal
Gubernur menyempurnakan rancangan awal berdasarkan saran
penyempurnaan dari Menteri. Bappeda mengajukan rancangan awal kepada
Gubernur sebagai dasar penyusunan surat edaran Gubernur kepada Kepala
Perangkat Daerah tentang penyusungan rancangan Renstra Perangkat
Daerah (Renstra-PD).
e. Penyempurnaan Renstra

21
- Bappeda menyampaikan surat edaran Gubernur kepada Kepala
Perangkat Daerah dengan melampirkan rancangan awal RPJMD sebagai
dasar penyempurnaan rancangan awal Renstra-PD.
- Kebijakan umum, program pembangunan, dan indikasi rencana program
prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan menjadi acuan kepala
Perangkat Daerah merumuskan kegiatan dalam rancangan Renstra-PD.
- Rancangan awal Renstra Perangkat Daerah dibahas dengan pemangku
kepentingan dalam forum Perangkat Daerah/lintas Perangkat Daerah
untuk memperoleh saran dan pertimbangan sebagai dasar
penyempurnaan rancangan awal Renstra-PD.
- Kepala Perangkat Daerah menyampaikan rancangan awal Renstra-PD
kepada Bappeda paling lama 14 hari sejak surat edaran Gubernur
diterima untuk memastikan kesesuaian rancangan awal Renstra-PD
dengan rancangan awal RPJMD.

3. PENYUSUNAN RANCANGAN RPJMD


Penyusunan rancangan RPJMD merupakan penyempurnaan rancangan awal
RPJMD provinsi dan rancangan Renstra PD yang telah diverifikasi. Rancangan
RPJMD diselesaikan paling lama minggu kedua bulan keempat setelah Gubernur
dilantik dengan sistematika seperti sistematika Rancangan Awal RPJMD.
Bappeda mengajukan rancangan RPJMD kepada Gubernur melalui
Sekretaris Daerah untuk memperoleh persetujuan Musrenbang RPJMD paling
lambat 70 hari setelah dilantik.

4. PELAKSANAAN MUSRENBANG RPJMD


Musrenbang RPJMD bertujuan untuk penajaman, penyelarasan, klarifikasi
dan kesepakatan terhadap tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan, dan program
pembangunan Daerah yang telah dirumuskan dalam rancangan awal RPJMD.
Berikut cakupan penajaman, penyelarasan, klarifikasi, dan kesepakatan yang
dilakukan:
a. sasaran pembangunan jangka menengah daerah
b. strategi dan sinkronisasi arah kebijakan pembangunan jangka menengah
daerah dengan pendekatan atas-bawah dan bawah-atas
c. kebijakan umum dan program pembangunan jangka menengah daerah
dengan visi, misi dan program Gubernur
d. indikasi rencana program prioritas pembangunan jangka menengah daerah
yang disesuaikan dengan kemampuan pendanaan
e. capaian indikator kinerja daerah pada kondisi saat ini dan pada akhir periode
RPJMD

22
f. komitmen bersama antara pemangku kepentingan untuk mempedomani
RPJMD dalam melaksanakan pembangunan daerah
g. sinergi dengan RPJMN dan RPJMD daerah lainnya.
Musrenbang RPJMD dikoordinasikan oleh Bappeda dan dihadiri oleh
seluruh pemangku kepentingan serta dilaksanakan paling lambat 75 hari
setelah dilantik. Musrenbang dilaksanakan melalui mekanisme sidang pleno
dan dilanjutkan dengan sidang kelompok. Sidang kelompok dilaksanakan sesuai
bidang yang dipimpin oleh Asisten Sekretaris Daerah. Pejabat
kementerian/lembaga tingkat pusat, anggota DPRD, dan unsur lain terkait dapat
diundang menjadi narasumber. Hasil Musrenbang dirumuskan dalam berita
acara kesepakatan dan ditandatangani oleh perwakilan pemangku kepentingan
yang hadir.

5. PERUMUSAN RANCANGAN AKHIR RPJMD


Merupakan proses penyempurnaan rancangan RPJMD menjadi Rancangan
Akhir berdasarkan berita acara kesepakatan hasil musrenbang. Rancangan akhir
dibahas dengan seluruh Kepala Perangkat Daerah untuk memastikan
perencanaan pembangunan sesuai dengan tugas fungsi masing-masing.
Pembahasan tersebut dikoordinasikan oleh Para Asisten Sekretaris Daerah.
Rancangan akhir kemudian dikonsultasikan kepada Menteri Dalam Negeri.
Sistematika Rancangan Akhir RPJMD seperti sistematika Rancangan Awal
RPJMD. Berikut tahapan perumusan rancangan akhir RPJMD:
- Setelah Menteri menyampaikan hasil konsultasi, Bappeda menyampaikan
Rancangan Akhir RPJMD yang dimuat dalam Rancangan Peraturan Daerah
tentang RPJMD kepada Sekretaris Daerah melalui Perangkat Daerah yang
membidangi hukum paling lambat 5 hari setelah pelaksanaan Musrenbang
RPJMD.
- Sekretaris Daerah menugaskan Perangkat Daerah yang membidangi hukum
untuk pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan rancangan Perda
tentang RPJMD.
- Sekretaris Daerah melalui Perangkat Daerah menyampaikan rancangan
Peraturan Daerah kepada Bappeda untuk mendapatkan paraf persetujuan
pada setiap halaman rancangan Perda RPJMD.
- Kepala Bappeda menyampaikan rancangan Perda RPJMD yang telah
dibubuhi paraf persetujuan dan memaparkannya kepada Kepala Daerah.
- Kepala Daerah menyampaikan rancangan Perda RPJMD kepada DPRD
untuk memperoleh persetujuan bersama paling lambat 90 hari setelah
dilantik.

23
- Rancangan Perda RPJMD memuat rancangan Perda dan rancangan akhir
RPJMD.

6. PENETAPAN RPJMD
Gubernur menetapkan rancangan Perda RPJMD Provinsi yang telah
dievaluasi oleh Menteri menjadi Perda Provinsi tentang RPJMD Provinsi paling
lambat 6 bulan setelah dilantik. Evaluasi oleh Menteri paling lambat 5 bulan
setelah dilantik. Apabila tidak ditetapkan dalam 6 bulan setelah dilantik, Anggota
DPRD dan Gubernur dikenai sanksi administratif berupa tidak dibayarkan hak
keuangannya selama 3 bulan. RPJMD yang telah ditetapkan menjadi instrumen
evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Tahapan penyusunan RPJMD mulai dari Persiapan Penyusunan RPJMD hingga


Penetapan RPJMD tersebut berlaku mutatis mutandis terhadap tahapan
penyusunan perubahan RPJMD. Perubahan RPJMD dapat dilakukan apabila sisa
masa berlaku RPJMD lebih dari 3 tahun karena kondisi sebagai berikut:
a. hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa proses perumusan tidak
sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan rencana pembangunan
Daerah
b. hasil pengendalian dan evaluasi menunjukan bahwa substansi yang dirumuskan
tidak sesuai dengan Peraturan Menteri
c. terjadi perubahan yang mendasar, mencakup terjadinya bencana alam,
goncangan politik, krisis ekonomi, konflik sosial budaya, gangguan keamanan,
pemekaran Daerah, atau perubahan kebijakan nasional

24
Tahapan penyusunan RPJMD disajikan melalui bagan sebagai berikut:

25
26
27
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan telaahan peraturan perundang-undangan di tingkat nasional, yakni
Undang-Undang No 23 Tahun 2004, Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2008,
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 86 Tahun 2017, serta peraturan di tingkat
daerah yakni Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No 14 Tahun 2011, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:

1. RPJMD merupakan penjabaran visi, misi, dan program Gubernur yang


berpedoman pada RPJPD dan memperhatikan RPJMN, memuat arah kebijakan
keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum dan program
SKPD, lintas SKPD dan program kewilayahan disertai dengan rencana kerja
dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
2. Secara garis besar, penyusunan RPJMD terdiri dari 6 tahapan, yakni tahapan
persiapan penyusunan RPJMD, penyusunan rancangan awal RPJMD,
penyusunan rancangan RPJMD, pelaksanaan musrenbang RPJMD, perumusan
rancangan akhir RPJMD, dan penetapan RPJMD oleh Kepala Daerah.
3. Tahapan persiapan penyusunan RPJMD harus diselesaikan sebelum pelantikan
Kepala Daerah, sedangkan tahapan penyusunan rancangan awal hingga
penetapan RPJMD harus diselesaikan dalam waktu 6 bulan setelah dilantik.
4. Terdapat dualisme peraturan terkait penetapan RPJMD, dimana UU No 25
Tahun 2004 mengatur bahwa RPJMD Provinsi ditetapkan melalui Peraturan
Kepala Daerah dalam kurun waktu 3 bulan sedangkan PP No 8 Tahun 2008
mengatur bahwa RPJMD Provinsi ditetapkan melalui Peraturan Daerah dalam
kurun waktu 6 bulan. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 86 Tahun 2017
mengatur RPJMD Provinsi ditetapkan melalui Peraturan Daerah dalam kurun
waktu 6 bulan.
5. RPJMD yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah menjadi pedoman
penetapan Renstra SKPD dan penyusunan RKPD serta digunakan sebagai
instrumen evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah. Program prioritas
yang telah ditetapkan dalam RPJMD selama 5 (lima) tahun menjadi acuan dalam
penyusunan program prioritas rencana pembangunan tahunan mengacu pada
daftar program dan kegiatan prioritas yang ditetapkan dalam Peraturan
Gubernur.

28

Anda mungkin juga menyukai