TATA CARA
PENYUSUNAN
RPJMD PROVINSI
DAFTAR
ISI
Bab I Dasar Hukum
Regulasi penyusunan RPJMD di tingkat pusat dan daerah
2
b. Teknokratik: Dilaksanakan dengan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh
lembaga fungsional yang bertugas
c. Partisipatif: Melibatkan semua pihak yang berkepentingan terhadap
pembangunan
d. Atas-Bawah (top-down): Perencanaan dilaksanakan sesuai jenjang pemerintahan
e. Bawah-Atas (bottom-up): Rencana diseleraskan melalui musyawarah tingkat
Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan Desa
a. RPJP Daerah
Memuat visi, misi, dan arah pembangunan Daerah yang mengacu pada RPJP
Nasional
b. RPJM Daerah
Merupakan penjabaran visi, misi, program Kepala Daerah yang mengacu RPJP
Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional. Muatan RPJM Daerah meliputi:
1. kebijakan keuangan Daerah,
2. strategi pembangunan Daerah,
3. kebijakan umum,
4. program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat
Daerah,
5. program kewilayahan
6. rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang
bersifat indikatif.
c. RKPD memuat penjabaran RPJM Daerah yang mengacu pada RKP. Muatan
RKPD meliputi:
3
- Rancangan kerangka ekonomi Daerah
- Prioritas pembangunan daerah
- Rencana kerja dan pendanannya
a. Penyusunan rencana
Dilaksanakan untuk menghasilkan rancangan lengkap suatu rencana yang siap
untuk ditetapkan yang terdiri dari 4 (empat) langkah, yakni:
1) Penyiapan rancangan rencana pembangunan yang bersifat teknokratik,
menyeluruh, dan terukur.
2) Penyiapan rancangan rencana kerja oleh masing-masing instansi pemerintah
dengan berpedoman pada rancangan rencana pembangunan yang telah
disiapkan.
3) Pelibatan masyarakat (stakeholders) untuk menyelaraskan rencana
pembangunan yang dihasilkan masing-masing jenjang pemerintahan
melalui musyawarah perencanaan pembangunan.
4) Penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan.
b. Penetapan rencana
Rencana pembangunan ditetapkan menjadi produk hukum agar mengikat
semua pihak untuk melaksanakannya. Menurut Undang-Undang ini, RPJP
Nasional/Daerah ditetapkan sebagai Undang-Undang/Peraturan Daerah, RPJM
Nasional/Daerah ditetapkan sebagai Peraturan Presiden/Kepala Daerah, dan
RKP Nasional/Daerah ditetapkan sebagai Peraturan Presiden/Kepala Daerah.
c. Pengendalian pelaksanaan rencana
Dilaksanakan untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan
yang tertuang dalam rencana melalui kegiatan-kegiatan koreksi dan
penyesuaian selama pelaksanaan rencana tersebut oleh pimpinan
Kementerian/Lembaga/SKPD. Selanjutnya, Menteri/Kepala Bappeda
menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan pelaksanaan rencana
pembangunan dari masing-masing pimpinan Kementerian/Lembaga/SKPD
sesuai dengan tugas dan kewenangannya.
d. Evaluasi pelaksanaan rencana
Dilaksanakan dengan mengumpulkan dan menganalisis data dan informasi
untuk menilai pencapaian sasaran, tujuan dan kinerja pembangunan
berdasarkan indikator dan sasaran kinerja yang tercantum dalam dokumen
rencana pembangunan. Indikator dan sasaran kinerja mencakup masukan
(input), keluaran (output), hasil (result), manfaat (benefit) dan dampak (impact).
4
Evaluasi harus mengikuti pedoman dan petunjuk pelaksanaan evaluasi kinerja
untuk menjamin keseragaman metode, materi, dan ukuran yang sesuai untuk
masing-masing jangka waktu sebuah rencana.
5
PERATURAN PRESIDEN NO. 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA
PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA
PEMBANGUNAN DAERAH
Dalam PP ini, tahapan penyusunan RPJMD dijelaskan dengan lebih detail sebagai
berikut:
6
Sistematika penulisan RPJMD, paling sedikit mencakup:
a. pendahuluan;
b. gambaran umum kondisi daerah;
c. gambaran pengelolaan keuangan daerah serta kerangka pendanaan;
d. analisis isu-isu strategis;
e. visi, misi, tujuan dan sasaran;
f. strategi dan arah kebijakan;
g. kebijakan umum dan program pembangunan daerah;
h. indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan;
i. penetapan indikator kinerja daerah; dan
j. pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan.
7
3) Perumusan masalah pembangunan daerah
Mencakup tantangan, ancaman, dan kelemahan yang dihadapi dalam
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah yang dilengkapi
dengan anggaran prakiraan maju, pencapaian sasaran kinerja, dan arah
kebijakan ke depan.
4) Penyusunan program, kegiatan, alokasi dana indikatif, dan sumber
pendanaan
Program, kegiatan dan pendanaan disusun untuk tahun yang direncanakan
disertai prakiraan maju sebagai implikasi kebutuhan dana berdasarkan:
a) pendekatan kinerja, kerangka pengeluaran jangka menengah serta
perencanaan dan penganggaran terpadu;
b) kerangka pendanaan dan pagu indikatif;
c) program prioritas urusan wajib dan urusan pilihan yang mengacu pada
standar pelayanan minimal sesuai dengan kondisi nyata daerah dan
kebutuhan masyarakat.
5) Penyusunan rancangan kebijakan pembangunan daerah
Rancangan kebijakan dibahas dalam forum konsultasi publik yang diikuti
oleh masyarakat dan pemangku kepentingan sebagai dasar perumusan
rancangan awal.
8
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NO. 86 TAHUN 2017 TENTANG TATA
CARA PERENCANAAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PEMBANGUNAN
DAERAH, TATA CARA EVALUASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH DAN RENCANA
PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH, SERTA TATA CARA
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH DAN
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH, DAN RENCANA
KERJA PEMERINTAH DAERAH
RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang
memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan, pembangunan Daerah dan
keuangan Daerah, serta program Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah
yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5
tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPD, RTRW dan RPJMN. RPJMD
disusun oleh Bappeda melalui koordinasi, sinergi dan harmonisasi dengan
Perangkat Daerah dan pemangku kepentingan. Penyusunan RPJMD dilakukan
berbasis pada e-planning.
RPJMD disusun dengan tahapan sebagai berikut yang dijelaskan lebih lanjut
pada Bab II:
a. persiapan penyusunan
b. penyusunan rancangan awal
c. penyusunan rancangan
d. pelaksanaan Musrenbang
e. perumusan rancangan akhir
f. penetapan
9
PERATURAN DI TINGKAT DAERAH
10
- Rancangan awal disusun oleh Kepala Bappeda dan dikonsultasikan dengan
publik melalui forum dengar pendapat dan penjaringan aspirasi dari
Anggota DPRD dan pemangku kepentingan pembangunan untuk
memperoleh masukan penyempurnaan.
- Gubernur mengajukan rancangan awal kepada DPRD paling lama 10 minggu
setelah dilantik. Kesepakatan rancangan awal paling lama 2 minggu sejak
diajukan.
- Rancangan awal RPJMD disusun paling lama akhir bulan kedua sejak dilantik.
b. penyusunan rancangan RPJMD;
- Rancangan RPJMD disusun berdasarkan verifikasi rancangan Renstra SKPD.
- Bappeda menyampaikan rancangan awal kepada Kepala SKPD sebagai dasar
merumuskan rancangan Renstra SKPD. Rancangan Renstra SKPD
disampaikan kepada Kepala Bappeda paling lama 14 hari.
- Bappeda memverifikasi rancangan Renstra SKPD untuk mengintegrasikan
dan menjamin keselarasan rancangan Renstra SKPD dengan rancangan awal
RPJMD menjadi rancangan RPJMD.
- Rancangan RPJMD disusun paling lama minggu pertama bulan keempat
sejak dilantik.
c. pelaksanaan Musrenbang RPJMD;
- Musrenbang RPJMD dilaksanakan oleh Bappeda untuk penajaman,
penyelarasan, klarifikasi dan kesepakatan terhadap rancangan RPJMD.
- Pimpinan dan anggota DPRD, Pejabat dari kementerian/lembaga tingkat
pusat atau dari unsur lain terkait, diundang menjadi narasumber dalam
Musrenbang RPJMD.
- Musrenbang RPJMD diselenggarakan paling lama pada minggu ketiga bulan
keempat setelah Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih dilantik.
d. perumusan rancangan akhir RPJMD; dan
- Berita acara kesepakatan hasil Musrenbang RPJMD menjadi bahan masukan
perumusan rancangan akhir RPJMD.
- Rancangan akhir RPJMD dibahas oleh seluruh Kepala SKPD untuk
memastikan program pembangunan jangka menengah telah tertampung
dalam rancangan akhir paling lambat akhir bulan keempat sejak dilantik.
- Rancangan akhir RPJMD dikonsultasikan kepada Menteri Dalam Negeri.
e. penetapan RPJMD
- Gubernur menyampaikan rancangan Peraturan Daerah tentang RPJMD
kepada DPRD untuk memperoleh persetujuan bersama paling lama 5 (lima)
bulan sejak dilantik.
- Peraturan Daerah tentang RPJMD ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan
setelah Gubernur terpilih dilantik.
11
RPJMD yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah menjadi pedoman
penetapan Renstra SKPD dan penyusunan RKPD serta digunakan sebagai instrumen
evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah. Program prioritas yang telah
ditetapkan dalam RPJMD selama 5 (lima) tahun menjadi acuan dalam penyusunan
program prioritas rencana pembangunan tahunan mengacu pada daftar program
dan kegiatan prioritas yang ditetapkan dalam Peraturan Gubernur.
12
PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DKI JAKARTA NO 73 TAHUN 2017
TENTANG TAHAPAN DAN TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA
PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH, RENCANA PEMBANGUNAN
JANGKA MENENGAH DAERAH, RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA
PERANGKAT DAERAH, RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH, DAN RENCANA
KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH/UNIT KERJA PERANGKAT
DAERAH
13
Merupakan program pembangunan daerah untuk terciptanya keterpaduan,
keserasian, keseimbangan laju pertumbuhan dan keberlanjutan pembangunan
antar wilayah/antar kawasan dalam kecamatan di wilayah Kabupaten/Kota atau
antar Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi atau dengan Provinsi lainnya
berdasarkan RTRW.
h. Rencana kerja dalarn kerangka regulasi yang bersifat indikatif
Merupakan dasar hukum landasan perumusan dan pelaksanaan program
pembangunan daerah.
i. Rencana kerja dalam kerangka pendanaan yang bersifat indikatif
Merupakan tahapan dan jadwal pelaksanaan program, dengan dilengkapi
jumlah pagu indikatif berdasarkan prakiraan maju dan sumber pendanaannya,
untuk mencapai target dan sasaran yang ditetapkan.
14
BAB II
TATA CARA
PENYUSUNAN RPJMD
Tata cara penyusunan RPJMD di tingkat nasional secara rinci diatur melalui
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 86 Tahun 2017, sedangkan di tingkat daerah
tata cara penyusunan RPJMD dijelaskan secara detail melalui Peraturan Gubernur
Provinsi DKI Jakarta No 73 Tahun 2017. Penyusunan RPJMD terdiri atas enam
tahapan yang masing-masing tahapannya diatur mengenai batas pelaksanaan.
Berikut tata cara penyusunan RPJMD:
15
1) Menginventarisasi data dan informasi yang dibutuhkan bagi penyusunan
dokumen rencana pembangunan daerah dan disajikan dalam bentuk
matrik untuk memudahkan analisis;
2) Mengumpulkan data dan informasi yang akurat dari sumber-sumber
yang dapat dipertanggungjawabkan; dan
3) Menyiapkan tabel-tabel/matrik kompilasi data yang sesuai dengan
kebutuhan analisis.
Data dan informasi yang perlu dikumpulkan antara lain:
1) Peraturan perundangan terkait
2) Kebijakan-kebijakan nasional yang terkait
3) Dokumen-dokumen sekurang-kurangnya terdiri dari RPJMN, RPJPD
Provinsi, RTRW provinsi, RPPLH Provinsi, dan memperhatikan RPJMD
tetangga untuk penyusunan RPJMD provinsi
4) Hasil evaluasi RPJMD periode lalu
5) Data statistik minimal 5 tahun terakhir
6) Data penyelenggaraan pemerintahan daerah paling sedikit 5 tahun
terakhir
e. Penyusunan rancangan teknokratik RPJMD
Penyusunan rancangan teknokratik mencakup:
1) Pengolahan data dan informasi
Data dan informasi yang telah dikumpulkan dianalisa dan diolah untuk
mengidentifikasi permasalahan pembangunan 5 tahun ke depan
2) Penelaahan RPJPD dan RTRW
Penelaahan RPJPD dilakukan dengan menelaah tujuan dan prioritas
pembangunan periode RPJMD berkenaan, sedangkan penelaahan RTRW
dilakukan dengan menelaah pemanfaatan struktur dan pola ruang serta
indikasi program pembangunan periode RPJMD berkenaan.
3) Penelaahan RPJMD provinsi, kota/kabupaten yang berbatasan
Bertujuan untuk mendapatkan butir-butir kebijakan Provinsi,
Kota/Kabupaten yang berbatasan yang terpenting, berhubungan, dan
berpengaruh langsung dengan Daerah diantaranya adanya:
a) persamaan kepentingan/tujuan atau upaya-upaya strategis yang
harus disinergikan
b) persamaan permasalahan pembangunan yang memerlukan upaya
pemecahan bersama
c) agenda pembangunan kewilayahan yang menentukan kewenangan
bersama, utamanya daerah-daerah yang letaknya berdekatan
d) kebijakan pemerintah yang menetapkan suatu daerah sebagai bagian
dari kesatuan wilayah/kawasan pembangunan
16
4) Penelaahan RTRW provinsi, kota/kabupaten yang berbatasan
Bertujuan untuk menjamin agar arah kebijakan dan sasaran pokok dalam
RPJMD selaras dengan RTRW Provinsi, Kota/Kabupaten yang berbatasan
5) Analisis gambaran umum kondisi daerah
- Bertujuan untuk memberikan informasi keberhasilan pembangunan
daerah yang telah dilakukan dan identifikasi faktor-faktor dan
berbagai aspek yang nantinya perlu ditingkatkan dalam optimalisasi
pencapaian keberhasilan pembangunan daerah.
- Analisis paling sedikit memuat kondisi geografi dan demografi,
kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah.
- Analisis dilakukan dengan mekanisme pengumpulan data dan
informasi melalui forum koordinasi yang melibatkan SKPD
6) Analisis pengelolaan keuangan daerah serta kerangka pendanaan
Analisis paling sedikit mencakup:
a) gambaran kinerja keuangan masa lalu
b) gambaran kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu
c) gambaran kerangka pendanaan APBD dan sumber pendanaan
lainnya yang sah dan hasil analisis yang terdiri dari analisis
pengeluaran periodik wajib dan mengikat serta prioritas utama,
kapasitas riil kemampuan keuangan daerah untuk mendanai
pembangunan daerah dan rencana penggunaan kapasitas riil
kemampuan keuangan daerah.
7) Perumusan permasalahan pembangunan daerah
Perumusan permasalahan pembangunan daerah pada tiap
penyelenggaraan pemerintah daerah dilakukan dengan memperhatikan
capaian indikator kinerja pembangunan tiap penyelenggaraan urusan
pemerintah daerah guna mendapatkan rumusan permasalahan pada
masing-masing urusan.
8) Analisis isu-isu strategis pembangunan jangka menengah
Identifikasi isu dilakukan melalui pengumpulan dan analisis informasi dari
berbagai sumber termasuk analisis kebijakan pemerintah pusat. Isu
strategis paling sedikit memuat kriteria:
a) memiliki pengaruh yang besar/ signifikan terhadap pencapaian
sasaran pembangunan nasional
b) merupakan tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah
c) memiliki dampak yang ditimbulkannya terhadap daerah dan
masyarakat;
d) memiliki daya ungkit yang signifikan pembangunan daerah
e) kemungkinan atau kemudahannya untuk ditangani
17
Rancangan teknokratik disusun dengan ketentuan sebagai berikut:
- Diselesaikan paling lambat sebelum penetapan Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah, yang memuat:
1) analisis gambaran umum kondisi Daerah;
2) perumusan gambaran keuangan Daerah;
3) perumusan permasalahan pembangunan Daerah;
4) penelaahan dokumen perencanaan lainnya; dan
5) perumusan isu strategis Daerah.
- Sistematika hasil rancangan teknokratik paling sedikit memuat:
1) pendahuluan;
2) gambaran umum kondisi Daerah;
3) gambaran keuangan Daerah; dan
4) permasalahan dan isu strategis Daerah.
- Rancangan teknokratik RPJMD dibahas tim penyusun bersama dengan
Perangkat Daerah untuk memperoleh masukan dan saran yang
dirumuskan dalam berita acara kesepakatan dan ditandatangani oleh
Kepala Bappeda dan Kepala Perangkat Daerah sebagai dasar
penyempurnaan rancangan
- Apabila terdapat jeda waktu lebih dari 6 bulan antara pemilihan Kepala
Daerah dengan pelantikan, rancangan teknokratik dapat disempurnakan
dengan visi, misi, dan program dengan sistematika sebagai berikut:
1) pendahuluan;
2) gambaran umum kondisi Daerah;
3) gambaran keuangan Daerah;
4) permasalahan dan isu strategis Daerah;
5) visi, misi, tujuan dan sasaran;
6) strategi, arah kebijakan dan program pembangunan Daerah;
7) kerangka pendanaan pembangunan dan program Perangkat Daerah;
8) kinerja penyelenggaraan pemerintahan Daerah; dan
9) penutup.
18
b. Penyempurnaan analisis gambaran umum kondisi daerah melalui forum
koordinasi SKPD
c. Penyempurnaan analisis pengelolaan keuangan daerah serta kerangka
pendanaan dengan koordinasi ulang kerangka keuangan daerah melalui
forum penyempurnaan kerangka keuangan daerah
d. Penyempurnaan rumusan permasalahan pembangunan daerah
e. Penyempurnaan rumusan isu-isu strategis pembangunan jangka menengah
melalui analisis terhadap daftar panjang isu dalam dokumen KLHS
f. Perumusan penjelasan visi dan misi sesuai prinsip perencanaan
pembangunan daerah dengan kriteria:
- Menyelaraskan muatan visi dan misi dengan memperhatikan sasaran
pokok dan arah kebijakan RPJPD periode berkenaan
- Menerjemahkan pernyataan visi dan misi ke dalam butir-butir penjelasan
yang mudah dipahami dan tidak bias
- Menjelaskan visi dan misi dalam kriteria yang memudahkan
penerjemahannya ke dalam tujuan dan sasaran yang terukur.
g. Perumusan tujuan dan sasaran dengan kriteria:
- Tujuan diturunkan secara lebih operasional dari masing-masing misi
yang telah ditetapkan dengan memperhatikan visi. Sasaran dirumuskan
untuk menjelaskan tujuan.
- Mewujudkan misi dapat dicapai melalui beberapa tujuan dan untuk
mencapai satu tujuan dapat dicapai melalui beberapa sasaran.
- Disusun dengan memperhatikan isu-isu strategis daerah
h. Perumusan strategi dan arah kebijakan melalui:
- Identifikasi sasaran yang diturunkan dari masing-masing misi untuk
selanjutnya dirumuskan sebagai strategi
- Rumusan strategi yang merupakan pernyataan yang menjelaskan
bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai dari tahun ke tahun selama
5 tahun dipandu dan dijelaskan dengan arah kebijakan
i. Perumusan kebijakan umum dan program pembangunan daerah dengan
kriteria:
- Menjelaskan strategi lebih spesifik, konkrit, operasional dan fokus
- Program dipilih dengan tepat dan rasional berdasarkan strategi yang
dipilih
- Pemilihan program tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan dan kepentingan umum
- Penyusunan program harus melibatkan Kepala Perangkat Daerah
- Indikator kinerja program dalam bentuk hasil (outcome) bukan keluaran
(output)
19
j. Perumusan indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan
pendanaan
- Menentukan rencana penggunaan kapasitas riil anggaran berupa alokasi
belanja langsung dan belanja tidak langsung
- Menghitung alokasi pagu anggaran indikatif untuk setiap program
berdasarkan prinsip money follow priority program
- Menghitung alokasi pagu anggaran indikatif berdasarkan program
Perangkat Daerah.
k. Penetapan indikator kinerja daerah dengan mengambil indikator dari
program prioritas yang telah ditetapkan (outcome) atau kompositnya
(impact)
Rancangan awal RPJMD disusun paling lama akhir bulan kedua sejak
Gubernur dilantik. Rancangan awal RPJMD disusun dengan :
a. Memuat visi, misi dan program Gubernur terpilih
b. Berpedoman pada RPJPD dan RTRW
- Menyelaraskan visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi dan program
pembangunan jangka menengah daerah dengan visi, misi, arah dan
kebijakan pembangunan jangka panjang daerah
- Menyelaraskan visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi dan program
pembangunan jangka menengah daerah dengan rencana pola dan
struktur ruang daerah
c. Memperhatikan RPJMN, RTRWN serta RPJMD dan RTRW Provinsi,
Kota/Kabupaten yang berbatasan.
- Menyelaraskan pencapaian visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi
dan program pembangunan jangka menengah daerah provinsi dengan
arah, kebijakan umum, serta prioritas pembangunan nasional, arah
kebijakan dan prioritas untuk bidang-bidang pembangunan dan
pembangunan kewilayahan sesuai dengan kewenangan, kondisi dan
karakteristik daerah serta rencana pola dan struktur ruang nasional.
- Menyelaraskan rencana pembangunan jangka menengah daerah dan
rencana pola dan struktur ruang daerah lain sekitarnya
20
f. strategi, arah kebijakan dan program pembangunan Daerah;
g. kerangka pendanaan pembangunan dan program Perangkat Daerah;
h. kinerja penyelenggaraan pemerintahan Daerah; dan
i. penutup.
21
- Bappeda menyampaikan surat edaran Gubernur kepada Kepala
Perangkat Daerah dengan melampirkan rancangan awal RPJMD sebagai
dasar penyempurnaan rancangan awal Renstra-PD.
- Kebijakan umum, program pembangunan, dan indikasi rencana program
prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan menjadi acuan kepala
Perangkat Daerah merumuskan kegiatan dalam rancangan Renstra-PD.
- Rancangan awal Renstra Perangkat Daerah dibahas dengan pemangku
kepentingan dalam forum Perangkat Daerah/lintas Perangkat Daerah
untuk memperoleh saran dan pertimbangan sebagai dasar
penyempurnaan rancangan awal Renstra-PD.
- Kepala Perangkat Daerah menyampaikan rancangan awal Renstra-PD
kepada Bappeda paling lama 14 hari sejak surat edaran Gubernur
diterima untuk memastikan kesesuaian rancangan awal Renstra-PD
dengan rancangan awal RPJMD.
22
f. komitmen bersama antara pemangku kepentingan untuk mempedomani
RPJMD dalam melaksanakan pembangunan daerah
g. sinergi dengan RPJMN dan RPJMD daerah lainnya.
Musrenbang RPJMD dikoordinasikan oleh Bappeda dan dihadiri oleh
seluruh pemangku kepentingan serta dilaksanakan paling lambat 75 hari
setelah dilantik. Musrenbang dilaksanakan melalui mekanisme sidang pleno
dan dilanjutkan dengan sidang kelompok. Sidang kelompok dilaksanakan sesuai
bidang yang dipimpin oleh Asisten Sekretaris Daerah. Pejabat
kementerian/lembaga tingkat pusat, anggota DPRD, dan unsur lain terkait dapat
diundang menjadi narasumber. Hasil Musrenbang dirumuskan dalam berita
acara kesepakatan dan ditandatangani oleh perwakilan pemangku kepentingan
yang hadir.
23
- Rancangan Perda RPJMD memuat rancangan Perda dan rancangan akhir
RPJMD.
6. PENETAPAN RPJMD
Gubernur menetapkan rancangan Perda RPJMD Provinsi yang telah
dievaluasi oleh Menteri menjadi Perda Provinsi tentang RPJMD Provinsi paling
lambat 6 bulan setelah dilantik. Evaluasi oleh Menteri paling lambat 5 bulan
setelah dilantik. Apabila tidak ditetapkan dalam 6 bulan setelah dilantik, Anggota
DPRD dan Gubernur dikenai sanksi administratif berupa tidak dibayarkan hak
keuangannya selama 3 bulan. RPJMD yang telah ditetapkan menjadi instrumen
evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah.
24
Tahapan penyusunan RPJMD disajikan melalui bagan sebagai berikut:
25
26
27
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan telaahan peraturan perundang-undangan di tingkat nasional, yakni
Undang-Undang No 23 Tahun 2004, Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2008,
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 86 Tahun 2017, serta peraturan di tingkat
daerah yakni Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No 14 Tahun 2011, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
28