Anda di halaman 1dari 19

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

SYSTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASONAL DAN DAERAH

KELOMPOK III :
1.ASMUL FAUZI :
2.IRMA PUTRI AULIA
3.NUR FADILAH RAHMAWATI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM DOMPU
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan hidayah-Nya.

Shalawat dan salam, semoga Allah SWT, melimpahkan kepada nabi Muhammad SAW, sebagai

pembawa syariat Islam.

Dalam makalah yang kami buat ini, merupakan salah satu tugas mahasiswa/i STIE

YAPIS Dompu semester V yang merupakan rangkaian dari tugas mata kuliah Perencanaan

Pembangunan Daerah.

Kami juga menyadari bahwa dalam keterbatasan dan pengetahuan yang kami miliki,

dalam makalah yang kami buat ini jika ada keasalahan dan kekurangan, kami mengharapkan

saran dan masukkan yang bersifat membangun guna memperbaiki makalah ini, agar menjadi

lebih baik sehingga dapat memberi manfaat bagi kami dan orang lain.

Akhirnya, semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Dompu, 18 November 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................4

A. Latar Belakang........................................................................................................................4

B.Rumusan masalah....................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................6

A.Perancanaan Pembangunan Nasional......................................................................................6

1) Asas dan Tujuan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional........................................6

2) Tahapan Perencanaan dan Kelembagaan dalam SPPN.....................................................7

B.Perencanaan Pembangunan....................................................................................................10

C. Aspek Legal Perencanaa Pembangunan...............................................................................12

D. Sistem Perencanaan Pembangunan.......................................................................................13

E. Permasalahan Perencanaan Pembangunan Di Indonesia......................................................14

BAB III PENUTUP......................................................................................................................16

A.Kesimpulan............................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Didalam melakukan pembangunan, setiap Pemerintaah Daerah memerlukan perencanaan


yang akurat serta diharapkan dapat melakukan evaluasi terhadap pembangunan yang
dilakukannya. Seiring dengan semakin pesatnya pembangunan bidang ekonomi, maka terjadi
peningkatan permintaan data dan indikator-indikator yang menghendaki ketersediaan data
sampai tingkat Kabupaten/ Kota. Data dan indikator-indikator pembangunan yang diperlukan
adalah yang sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.

Struktur perencanaan pembangunan di Indonesia berdasarkan hirarki dimensi waktunya


berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional dibagi menjadi perencanaan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek
(tahunan), sehingga dengan Undang-Undang ini kita mengenal satu bagian penting dari
perencanaan wilayah yaitu apa yang disebut sebagai rencana pembangunan daerah, yaitu
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP-D), Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJM-D) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) serta Rencana
Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) dan Rencana Kerja Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Renja-SKPD) sebagai kelengkapannya.

Perencanaan pembangunan daerah seperti diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 25


Tahun 2004 tentang SPPN, mewajibkan daerah untuk menyusun Rencana Pembangunan Jangka
Panjang yang berdurasi waktu 20 (dua puluh) tahun yang berisi tentang visi, misi dan arah
pembangunan daerah. Perencanaan ini kemudian dijabarkan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah yang berdurasi waktu 5 (lima) tahun, yang memuat kebijakan
keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, program SKPD dan lintas
SKPD, program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan
kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Selanjutnya RPJM Daerah dijabarkan dalam
perencanaan berdurasi tahunan yang disebut sebagai Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana
kerja, dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang
ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

B.Rumusan masalah

1. Apa itu SPPN?


2. Apa saja asas dan tujuan SSPN?
3. Apa saja tahapan Perencanaan Pembangunan Nasional/Daerah?
4. Apa saja Permasalahan Perencanaan Pembangunan Di Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN

A.Perancanaan Pembangunan Nasional

Pembangunan nasional adalah suatu rangkaian upaya pembangunan yang dilakukan


secara berkesinambungan dalam semua bidang kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk
mewujudkan tujuan nasional. Pembangunan nasional dilakukan dalam rangka merealisasikan
tujuan nasional seperti yang tertulis dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu
melindungi segenap bangsa dan segenap tumpah darah indonesia, meningkatkan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun


2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, adalah satu kesatuan tata cara
perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana- rencana pembangunan dalam jangka
panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan
masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah.

1) Asas dan Tujuan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

a. Asas Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional


1. Pembangunan nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan prinsip-
prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta
kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan nasional.
2. Perencanaan pembangunan nasional disusun secara sistematis, terarah, terpadu,
menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan.
3. SPPN diselenggarakan berdasarkan asas umum penyelenggaraan negara: Asas
kepastian hukum, Asas tertib penyelenggaraan negara, Asas kepentingan umum,
Asas keterbukaan, Asas proporsionalitas, Asas profesionalitas, dan Asas
akuntabilitas.
b. Tujuan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
1. Mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan.
2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar-Daerah, antar-
ruang, antar-waktu, antarfungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah
3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan.
4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat
5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan,
dan berkelanjutan

2) Tahapan Perencanaan dan - Penyusunan Rancangan Akhir


Kelembagaan dalam SPPN. Rencana Pembangunan.
b Penetapan Rencana
Tahapan Perencanaan Pembangunan
1. Penetapan Pembangunan Jangka
Nasional meliputi :
Panjang
a Penyusunan Rencana - RPJP Nasional ditetapkan dengan
1. Penyusunan RPJP dilakukan melalui Undang-undang.
urutan: - RPJP Daerah ditetapkan dengan
- Penyiapan rancangan awal rencana Peraturan Daerah.
pembangunan; 2. Penetapan Pembangunan Jangka
- Musyawarah perencanaan Menengah
pembangunan; dan - RPJM Nasional ditetapkan dengan
- Penyusunan rancangan akhir rencana Peraturan Presiden paling lambat 3
pembangunan. (tiga) bulan setelah Presiden dilantik.
2. Penyusunan RPJM Nasional/ Daerah - Renstra-KL ditetapkan dengan
dan RKP/RKPD dilakukan melalui peraturan pimpinan Kementerian
urutan kegiatan: /Lembaga setelah disesuaikan
- Penyiapan Rancangan Awal Rencana dengan RPJM Nasional.
Pembangunan; - RPJM Daerah ditetapkan dengan
- Penyiapan Rancangan Rencana Peraturan Kepala Daerah paling
Kerja; lambat 3 (tiga) bulan setelah Kepala
- Musyawarah Perencanaan Daerah dilantik.
Pembangunan ; Dan - Renstra-SKPD ditetapkan dengan
peraturan pimpinan Satuan Kerja
Perangkat Daerah setelah Satuan Kerja Perangkat Daerah
disesuaikan dengan RPJM Daerah. periode sebelumnya.
3. Penetapan Pembangunan Tahunan - Menteri/Kepala Bappeda menyusun
- RKP ditetapkan dengan Peraturan evaluasi rencana pembangunan
Presiden. berdasarkan hasil evaluasi pimpinan
- RKPD ditetapkan dengan Peraturan Kementerian /Lembaga dan evaluasi
Kepala Daerah. Satuan Kerja Perangkat Daerah.
c Pengendalian Pelaksanaan Rencana - Hasil evaluasi menjadi bahan bagi
- Pengendalian pelaksanaan rencana penyusunan rencana pembangunan
pembangunan dilakukan oleh Nasional/ Daerah untuk periode
masing-masing pimpinan berikutnya.
Kementerian/ Lembaga/ Satuan - Kelembagaan Sistem Perencanaan
Kerja Perangkat Daerah. Pembangunan Nasional meliputi :
- Menteri/ Kepala Bappeda - Presiden menyelenggarakan dan
menghimpun dan menganalisis hasil bertanggung jawab atas Perencanaan
pemantauan pelaksanaan rencana Pembangunan Nasional.
pembangunan dari masing-masing - Dalam menyelenggarakan
pimpinan Kementerian/ Lembaga/ Perencanaan Pembangunan
Satuan Kerja Perangkat Daerah Nasional, Presiden dibantu oleh
sesuai dengan tugas dan Menteri.
kewenangannya. - Pimpinan Kementerian/ Lembaga
d Evaluasi Pelaksanaan Rencana menyelenggarakan perencanaan
- Pimpinan Kementerian/ Lembaga pembangunan sesuai dengan tugas
melakukan evaluasi kinerja dan kewenangannya.
pelaksanaan rencana pembangunan - Gubernur selaku wakil Pemerintah
Kementerian/ Lembaga periode Pusat mengkoordinasikan
sebelumnya. pelaksanaan perencanaan tugas-tugas
- Kepala Satuan Kerja Perangkat Dekonsentrasi dan Tugas
Daerah melakukan evaluasi kinerja Pembantuan.
pelaksanaan rencana pembangunan
Pendekatan Proses Perencanaan Pembangunan dalam SPPN :

1. Pendekatan Politik Pemilihan Presiden/ Kepala Daerah menghasilkan rencana


pembangunan hasil proses politik (public choice theory of planning), khususnya
penjabaran Visi dan Misi dalam RPJM/D.
2. Proses Teknokratik Perencanaan yang dilakukan oleh perencana profesional, atau oleh
lembaga/unit organisasi yang secara fungsional melakukan perencanaan khususnya dalam
pemantapan peran, fungsi dan kompetensi lembaga perencana.
3. Partisipatif Perencanaan dilaksanakan dengan melibatkan seluruh stakeholders, antara
lain melalui pelaksanaan Musrenbang.
4. Proses top-down dan bottom-up Perencanaan yang aliran prosesnya (dilaksanakan
menurut jenjang pemerintahan) yaitu dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas dalam
hierarki pemerintahan.

B.Perencanaan Pembangunan

Menghadapi realitas kehidupan yang menunjukkan adanya kesenjangan kesejahteraan


mengakibatkan adanya pekerjaan berat kepada para ahli pembangunan termasuk di dalamnya
para pembuat kebijakan. Ini dimaksudkan untuk mengatasi berbagai persoalan yang muncul
akibat kesenjangan kesejahteraan, perlu dilakukan upaya pembangunan yang terencana.
Upaya pembangunan yang terencana dapat dilakukan untuk mencapai tujuan
pembangunan yang dilakukan. Lebih jauh lagi berarti perencanaan yang tepat sesuai dengan
kondisi di suatu wilayah menjadi syarat mutlak dilakukannya usaha pembangunan.

Perencanaan adalah sebagai upaya untuk mengantisipasi ketidakseimbangan yang terjadi yang
bersifat akumulatif. Artinya perubahan pada suatu keseimbangan awal dapat mengakibatkan
perubahan pada sistem sosial yang akhirnya membawa sistem yang ada menjauhi keseimbangan
awal. Perencanaan sebagai bagian daripada fungsi manajemen yang bila ditempatkan pada
pembangunan daerah akan berperan sebagai arahan bagi proses pembangunan berjalan menuju
tujuan di samping itu menjadi tolok ukur keberhasilan proses pembangunan yang dilaksanakan.

Menurut Tjokroamidjojo (1992), perencanaan dalam arti seluas-luasnya tidak lain adalah
suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk
mencapai sesuatu tujuan tertentu. Perencanaan adalah suatu cara bagaimana mencapai tujuan
sebaik-baiknya dengan sumber-sumber yang ada supaya lebih efisien dan efektif. “Melihat ke
depan dengan mengambil pilihan berbagai alternative dari kegiatan untuk mencapai tujuan masa
depan tersebut dengan terus mengikuti supaya pelaksanaan tidak menyimpang tujuan”, Albert
Waterston mendefinisikan perencanaan pembangunan seperti demikian.

Berbagai ahli memberikan definisi perencanaan. Bahkan ada yang memberikan pengertian lebih
luas contohnya Prof. Jan Tinbergen mengemukakan lebih kepada kebijaksanaan pembangunan
(development policy) bukan hanya perencanaan (plans) semata.

Perencanaan dapat dilakukan dalam berbagai bidang. Namun tidak semua rencana
merupakan perencanaan pembangunan Terkait dengan kebijaksanaan pembangunan maka
pemerintah berperan sebagai pendorong pembangunan (agent of development), ini terkait dengan
definisi perencanaan yang merupakan upaya institusi public untuk membuat arah kebijakan
pembangunan yang harus dilakukan di sebuah wilayah baik negara maupun di daerah dengan
didasarkan keunggulan dan kelemahan yang dimiliki oleh wilayah tersebut.

Perencanaan pembangunan memiliki ciri khusus yang bersifat usaha pencapaian tujuan
pembangunan tertentu. Adapun ciri dimaksud antara lain:

1. Perencanaan yang isinya upaya-upaya untuk mencapai perkembangan ekonomi yang


kuat dapat tercermin dengan terjadinya pertumbuhan ekonomi positif.
2. Ada upaya untuk meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat.
3. Berisi upaya melakukan struktur perekonomian
4. Mempunyai tujuan meningkatkan kesempatan kerja.
5. Adanya pemerataan pembangunan.

Dalam prakteknya pelaksanaan pembangunaan akan menemui hambatan baik dari sisi
pelaksana, masyarakat yang menjadi obyek pembangunan maupun dari sisi luar semua itu. Lebih
rinci alasan diperlukannya perencanaan dalam proses pembangunan sebagai berikut:

1. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan memberikan perubahan yang sangat


cepat dalam masyarakat.
2. Perencanaan merupakan tahap yang penting apabila dilihat dari dampak pembangunan
yang akan muncul setelah proses pembangunan selesai.
3. Proses pembangunan yang dilakukan tentu saja memiliki keterbatasan waktu
pelaksanaan, biaya serta ruang lingkup pelaksanaannya.
4. Perencanaan juga dapat berperan sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan
pembangunan sehingga proses pembangunan yang dilakukan dapat dimonitor oleh
pihak-pihak terkait tanpa terkecuali masyarakat.

Perencanaan yang baik seperti sebuah perjalanan yang sudah melewati separo jalan,
karena sisanya hanyalah tinggal melaksanakan dan mengendalikan. Apabila dalam
pelaksanaannya konsisten, pengendalian yang efektif, dan faktorfaktor pengganggu sedikit atau
tidak memberi pembiasan pelaksanaan pembangunan, maka pembangunan dapat dikatakan
tinggal menanti waktu untuk mencapai tujuan.

Negara besar sekalipun tetap menghadapi berbagai masalah pembangunan yang bertahap
harus diselesaikan. Ada berbagai alasan sebagai pendorong untuk melakukan perencanaan
seperti menonjolnya kemiskinan, adanya perbedaan kepentingan, keterbatasan sumber daya,
sistem ekonomi pasar dan adanya tujuan tertentu yang ditetapkan. Jadi Perencanaan
pembangunan menjadi prioritas utama. dalam pembanguna itu sendiri.

C. Aspek Legal Perencanaa Pembangunan

Implementasi otonomi daerah dan desentralisasi di Indonesia menuntut perubahan


paradigma perencanaan dan keuangan daerah yang bersifat komprehensif mengarah kepada
transparansi, akuntabilitas, demokratisasi, desentralisasi dan partisipasi masyarakat. Merujuk
pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional, perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat,
melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Pembangunan
dalam UU ini Pembangunan Nasional dimaksud upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen
bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara.

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) itu sendiri adalah satu kesatuan tata
cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam
jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara
negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah.

Tujuan perencanaan pembangunan nasional menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun


2004, antara lain:

1. Mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan


2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah, antar-ruang,
antar-waktu, antar-fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah
3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan
dan pengawasan Mengoptimalkan partisipasi masyarakat dan menjamin tercapainya
penggunaan sumberdaya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan

Sebagaimana telah disampaikan, dua landasan hukum yang menjadi dasar untuk
penyusunan perencanaan pembangunan pusat dan daerah adala Undang-undang No.25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-undang No.23
Tahun 2-14 tentang Pemerintahan Daerah.Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang SPPN
Bab II pasal 2 menjelaskan mengenai tujuan SPPN adala untuk menjamin terciptanya integrase,
sinkronisasi, dan sinergi baik antar daerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah
maupun antara pusat dan daerah. Ditegaskan kemudian pada pasal 5 yang berbunyi bahwa
RPJMD harus memperhatikan RPJP Daerah dan RPJMN.

Sedangkan Undang-undang no.23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah Pada bagian
Kedua mengenai Perencanaan Pembangunan Daerah di Pasal 263 menyatakan bahwa
Penyusunan RPJMD harus berpedoman pada RPJPD dan RPJMN. Disusul pasal 264
menyatakan tentang RPJMD dapat disesuaikan dengan terhadap kebijakan yang ditetapkan oleh
pemerintah pusat. Selanjutnya pasal 269 dan pasal 271 berbunyi tentang proses evaluasi RPJMD
Provinsi dan RPJMD Kabupaten/Kota yang dapat dilakukan uji kesesuaian dengan RPJMN atau
RPJMD Provinsi untuk Kabupaten.Melalui bahasan di atas, terlihat bahwa RPJMN dan RPJMD
adalah dua hal yang saling berhubungan dan harus sinkron satau sama lain

RPJM Nasional merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden yang
penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, yang memuat strategi pembangunan Nasional,
kebijakan umum, program Kementerian/Lembaga dan lintas Kementerian/Lembaga,
kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran
perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang
berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

RPJMD adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 5 (lima) tahun. Rencana
Pembangunan Tahunan Daerah yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang
selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
Pasal 263 ayat 2 UU No. 23 Tahun 2014 RPJPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
merupakan penjabaran dari visi, misi, arah kebijakan, dan sasaran pokok pembangunan Daerah
jangka panjang untuk 20 (dua puluh) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPN dan
rencana tata ruang wilayah. Pasal 263 ayat 3 UU No. 23 Tahun 2014 RPJMD merupakan
penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah
kebijakan, pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta program Perangkat Daerah dan
lintas Perangkat Daerah yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka
waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN.

RPJP Nasional digunakan selama 20 tahun dan diterjemahkan oleh kementerian atau
lembaga terkait hingga ketingkat daerah. RPJP kemudian dibagi menjadi RPJM baik nasional,
tingkat pusat/kemeterian atau lembaga, hingga ke daerah. RPJMN pada tingkat kementerian atau
lembaga juga diterjemahkan sebagai rencana strategis atau Renstra kementerian/ lembaga.
Renstra kementerian atau lembaga inilah yang pada tingkat daerah diterjemahkan masing-masing
oleh SKPD dalam bentuk renstra SKPD. Misi RPJPN Tahun 2005-2025 ada 8 butir,
yaitu:

1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab


berdasarkan falsafah Pancasila;
2. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing;
3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum;
4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu;
5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan;
6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari;
7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional;
8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional.

Penjabaran dan pelaksanaan RPJPN 2005–2025 dibagi dalam 4 periode, yaitu:

1. RPJM ke-1, 2005–2009;


2. RPJM ke-2, 2010–2014;
3. RPJM ke-3, 2015–2019;
4. RPJM ke-4, 2020–2024.
Berikut RPJPN Indonesia tahun 2005-2025 yang dibagi dalam 4 periode RPJMN
digunakan sebagai acuan pembangunan diseluruh kementerian atau lembaga maupun ditingkat

daerah.

D. Sistem Perencanaan Pembangunan


Reformasi yang dimulai pada tahun 1998 telah memberikan pengaruh pada pergeseran
nilai, pembangunan di seluruh wilayah Indonesia. Perubahan nilai yang terjadi setelah reformasi
meliputi pergeseran dari sentralistik menjadi desentralistik, dari pendekatan top down menjadi
bottom up sudah jelas dampak langsungnya adalah diberikannya kewenangan yang lebih besar
kepada daerah untuk mengurus rumah tangganya sendiri. Kewenangan tersebut dijamin dengan
lahirnya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, yang diikuti oleh
Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah.
Selanjutnya kedua Undang-undang tersebut disempurnakan menjadi Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan diikuti Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah.

Sejak diterbitkannya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, maka substansi dan esensi dari sistem perencanaan pembangunan di
tingkat nasional dan daerah menjadi semakin perlu untuk dimantapkan dan disempurnakan, guna
lebih menjamin penyelenggaraan pembangunan di pusat dan daerah yang lebih berhasil guna dan
berdayaguna.

Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional


mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara
sistematis, terarah, terpadu dan tanggap terhadap perubahan (Pasal 2 ayat 2), dengan jenjang
perencanaan jangka panjang (25 tahun), jangka menengah (5 tahun) maupun jangka pendek atau
tahunan (1 tahun). Setiap daerah (propinsi/ kabupaten/kota) harus menetapkan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

E. Permasalahan Perencanaan Pembangunan Di Indonesia


Terdapat kendala perencanaan dan penganggaran secara umum dan spesifik. Kendala umum,
yaitu:

1. Lemahnya koordinasi dalam pengelolaan data dan informasi sehingga tidak tepat sasaran.
2. Lemahnya keterkaitan proses perencanaan, proses penganggaran dan proses politik dalam
menerjemahkan dokumen perencanaan menjadi dokumen anggaran.
3. Kurangnya keterlibatan masyarakat warga (civil society).
4. Lemahnya sistem pemantauan, evaluasi dan pengendalian (safeguarding).
5. Lemahnya koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
6. Ketergantungan pada sumberdana dari donor dan lembaga internasional.

Permasalahan (Spesifik ) dalam perencanaan dan penganggaran, adalah:

1. Permasalahan yang terkait dengan struktur program dan kegiatan perencanaan dan
penganggaran antara lain adalah:

 Pelaksanaan (operasional) perencanaan yang diwujudkan dalam bentuk program,


cenderung disusun dengan pendekatan input based.
 Program digunakan oleh beberapa Kementerian Negara/Lembaga.
 Program memiliki tingkatan kinerja yang terlalu luas.
 Program memiliki tingkatan yang sama atau lebih rendah dibandingkan kegiatan. Masih
ditemui adanya beberapa keluaran yang tidak berkaitan dengan pencapaian kinerja.

2.    Permasalahan yang terkait dengan tidak sinerginya perencanaan pusat,   perencanaan
sektoral dan daerah.

 Pembangunan nasional (makro) semata-mata agregasi (gabungan) atas pembangunan-


pembangunan daerah/wilayah atau bahkan sekedar gabungan pembangunan antar
sektor semata.
 Pembangunan nasional adalah hasil sinergi berbagai bentuk keterkaitan (linkages),
baik keterkaitan spasial (spatial linkages atau regional linkages), keterkaitan sektoral
(sectoral linkages) dan keterkaitan institusional (institutional  linkages).
3.    Perubahan lingkungan strategis nasional dan internasional yang perlu diperhatikan antara
lain:

 Demokratisasi, Proses perencanaan pembangunan dituntut untuk disusun secara


terbuka dan melibatkan semakin banyak unsur masyarakat
 Otonomi Daerah, Perencanaan pembangunan dituntut untuk selalu sinkron dan sinergis
antara Pusat, Provinsi dan Kabupaten
 Globalisasi, Perencanaan pembangunan dituntut untuk mampu mengantisipasi
kepentingan nasional dalam kancah persaingan global
 Perkembangan Teknologi, Perencanaan pembangunan dituntut untuk selalu beradaptasi
dengan perubahan teknologi yang cepat

Pembangunan sangat dipengaruhi oleh para pelaksana pembangunan, yaitu pemerintah


dan warga masyarakat (berupa dukungan kepada kebijakan pemerintah). Komunikasi juga
menentukan berhasil tidaknya pembangunan, baik komunikasi melalui media massa maupun
secara langsung oleh para pemimpin setempat. Adanya kerjasama antara pemerintah dengan
masyarakat harus diciptakan agar pembangunan dapat berjalan dengan lancar dan mencapai hasil
yang maksimal. Saran Untuk mengatasi kegagalan pembangunan yang dialami oleh bangsa
Indonesia diperlukan evaluasi terhadap kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan, dengan tujuan
kedepannya agar lebih baik dan membawa manfaat bagi masyarakat luas. Kemudian memajukan
pendidikan nasional sedini mungkin agar muncul generasi-generasi muda yang berkualitas baik
secara moral dan pola pikir yang maju.
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

Didalam melakukan pembangunan, setiap Pemerintaah Daerah memerlukan perencanaan


yang akurat serta diharapkan dapat melakukan evaluasi terhadap pembangunan yang
dilakukannya. Seiring dengan semakin pesatnya pembangunan bidang ekonomi, maka terjadi
peningkatan permintaan data dan indikatorindikator yang menghendaki ketersediaan data sampai
tingkat Kabupaten/ Kota. Data dan indikator-indikator pembangunan yang diperlukan adalah
yang sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.

Menghadapi realitas kehidupan yang menunjukkan adanya kesenjangan kesejahteraan


mengakibatkan adanya pekerjaan berat kepada para ahli pembangunan termasuk di dalamnya
para pembuat kebijakan. Ini dimaksudkan untuk mengatasi berbagai persoalan yang muncul
akibat kesenjangan kesejahteraan, perlu dilakukan upaya pembangunan yang terencana.

Upaya pembangunan yang terencana dapat dilakukan untuk mencapai tujuan


pembangunan yang dilakukan. Lebih jauh lagi berarti perencanaan yang tepat sesuai dengan
kondisi di suatu wilayah menjadi syarat mutlak dilakukannya usaha pembangunan.

Perencanaan pembangunan memiliki ciri khusus yang bersifat usaha pencapaian tujuan
pembangunan tertentu. Adapun ciri dimaksud antara lain :

1. Perencanaan yang isinya upaya-upaya untuk mencapai perkembangan ekonomi yang kuat
dapat tercermin dengan terjadinya pertumbuhan ekonomi positif.
2. Ada upaya untuk meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat.
3. Berisi upaya melakukan struktur perekonomian
4. Mempunyai tujuan meningkatkan kesempatan kerja.
5. Adanya pemerataan pembangunan.
DAFTAR PUSTAKA

Mukmin Muhammad, 2018, Perencanaan Pembangunan, CV. Dua Bersaudara, Makassar

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

Lampiran Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka


Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025.

https://www.academia.edu/38008846/Makalah_Perencanaan_Pembangunan_Daerah

https://kebijakankesehatanindonesia.net/36-sinkronisasi/2586-sistem-perencanaan-
pembangunan-nasional

https://www.bappenas.go.id/id/data-dan-informasi-utama/dokumen-perencanaan-dan-
pelaksanaan/dokumen-rencana-pembangunan-nasional/rpjp-2005-2025/rpjpn-2005-2025/

Anda mungkin juga menyukai