KELOMPOK III :
1.ASMUL FAUZI :
2.IRMA PUTRI AULIA
3.NUR FADILAH RAHMAWATI
Puji syukur kita kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan hidayah-Nya.
Shalawat dan salam, semoga Allah SWT, melimpahkan kepada nabi Muhammad SAW, sebagai
Dalam makalah yang kami buat ini, merupakan salah satu tugas mahasiswa/i STIE
YAPIS Dompu semester V yang merupakan rangkaian dari tugas mata kuliah Perencanaan
Pembangunan Daerah.
Kami juga menyadari bahwa dalam keterbatasan dan pengetahuan yang kami miliki,
dalam makalah yang kami buat ini jika ada keasalahan dan kekurangan, kami mengharapkan
saran dan masukkan yang bersifat membangun guna memperbaiki makalah ini, agar menjadi
lebih baik sehingga dapat memberi manfaat bagi kami dan orang lain.
Akhirnya, semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................................4
B.Rumusan masalah....................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................6
B.Perencanaan Pembangunan....................................................................................................10
A.Kesimpulan............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B.Rumusan masalah
B.Perencanaan Pembangunan
Perencanaan adalah sebagai upaya untuk mengantisipasi ketidakseimbangan yang terjadi yang
bersifat akumulatif. Artinya perubahan pada suatu keseimbangan awal dapat mengakibatkan
perubahan pada sistem sosial yang akhirnya membawa sistem yang ada menjauhi keseimbangan
awal. Perencanaan sebagai bagian daripada fungsi manajemen yang bila ditempatkan pada
pembangunan daerah akan berperan sebagai arahan bagi proses pembangunan berjalan menuju
tujuan di samping itu menjadi tolok ukur keberhasilan proses pembangunan yang dilaksanakan.
Menurut Tjokroamidjojo (1992), perencanaan dalam arti seluas-luasnya tidak lain adalah
suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk
mencapai sesuatu tujuan tertentu. Perencanaan adalah suatu cara bagaimana mencapai tujuan
sebaik-baiknya dengan sumber-sumber yang ada supaya lebih efisien dan efektif. “Melihat ke
depan dengan mengambil pilihan berbagai alternative dari kegiatan untuk mencapai tujuan masa
depan tersebut dengan terus mengikuti supaya pelaksanaan tidak menyimpang tujuan”, Albert
Waterston mendefinisikan perencanaan pembangunan seperti demikian.
Berbagai ahli memberikan definisi perencanaan. Bahkan ada yang memberikan pengertian lebih
luas contohnya Prof. Jan Tinbergen mengemukakan lebih kepada kebijaksanaan pembangunan
(development policy) bukan hanya perencanaan (plans) semata.
Perencanaan dapat dilakukan dalam berbagai bidang. Namun tidak semua rencana
merupakan perencanaan pembangunan Terkait dengan kebijaksanaan pembangunan maka
pemerintah berperan sebagai pendorong pembangunan (agent of development), ini terkait dengan
definisi perencanaan yang merupakan upaya institusi public untuk membuat arah kebijakan
pembangunan yang harus dilakukan di sebuah wilayah baik negara maupun di daerah dengan
didasarkan keunggulan dan kelemahan yang dimiliki oleh wilayah tersebut.
Perencanaan pembangunan memiliki ciri khusus yang bersifat usaha pencapaian tujuan
pembangunan tertentu. Adapun ciri dimaksud antara lain:
Dalam prakteknya pelaksanaan pembangunaan akan menemui hambatan baik dari sisi
pelaksana, masyarakat yang menjadi obyek pembangunan maupun dari sisi luar semua itu. Lebih
rinci alasan diperlukannya perencanaan dalam proses pembangunan sebagai berikut:
Perencanaan yang baik seperti sebuah perjalanan yang sudah melewati separo jalan,
karena sisanya hanyalah tinggal melaksanakan dan mengendalikan. Apabila dalam
pelaksanaannya konsisten, pengendalian yang efektif, dan faktorfaktor pengganggu sedikit atau
tidak memberi pembiasan pelaksanaan pembangunan, maka pembangunan dapat dikatakan
tinggal menanti waktu untuk mencapai tujuan.
Negara besar sekalipun tetap menghadapi berbagai masalah pembangunan yang bertahap
harus diselesaikan. Ada berbagai alasan sebagai pendorong untuk melakukan perencanaan
seperti menonjolnya kemiskinan, adanya perbedaan kepentingan, keterbatasan sumber daya,
sistem ekonomi pasar dan adanya tujuan tertentu yang ditetapkan. Jadi Perencanaan
pembangunan menjadi prioritas utama. dalam pembanguna itu sendiri.
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) itu sendiri adalah satu kesatuan tata
cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam
jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara
negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah.
Sebagaimana telah disampaikan, dua landasan hukum yang menjadi dasar untuk
penyusunan perencanaan pembangunan pusat dan daerah adala Undang-undang No.25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-undang No.23
Tahun 2-14 tentang Pemerintahan Daerah.Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang SPPN
Bab II pasal 2 menjelaskan mengenai tujuan SPPN adala untuk menjamin terciptanya integrase,
sinkronisasi, dan sinergi baik antar daerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah
maupun antara pusat dan daerah. Ditegaskan kemudian pada pasal 5 yang berbunyi bahwa
RPJMD harus memperhatikan RPJP Daerah dan RPJMN.
Sedangkan Undang-undang no.23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah Pada bagian
Kedua mengenai Perencanaan Pembangunan Daerah di Pasal 263 menyatakan bahwa
Penyusunan RPJMD harus berpedoman pada RPJPD dan RPJMN. Disusul pasal 264
menyatakan tentang RPJMD dapat disesuaikan dengan terhadap kebijakan yang ditetapkan oleh
pemerintah pusat. Selanjutnya pasal 269 dan pasal 271 berbunyi tentang proses evaluasi RPJMD
Provinsi dan RPJMD Kabupaten/Kota yang dapat dilakukan uji kesesuaian dengan RPJMN atau
RPJMD Provinsi untuk Kabupaten.Melalui bahasan di atas, terlihat bahwa RPJMN dan RPJMD
adalah dua hal yang saling berhubungan dan harus sinkron satau sama lain
RPJM Nasional merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden yang
penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, yang memuat strategi pembangunan Nasional,
kebijakan umum, program Kementerian/Lembaga dan lintas Kementerian/Lembaga,
kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran
perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang
berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
RPJMD adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 5 (lima) tahun. Rencana
Pembangunan Tahunan Daerah yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang
selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
Pasal 263 ayat 2 UU No. 23 Tahun 2014 RPJPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
merupakan penjabaran dari visi, misi, arah kebijakan, dan sasaran pokok pembangunan Daerah
jangka panjang untuk 20 (dua puluh) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPN dan
rencana tata ruang wilayah. Pasal 263 ayat 3 UU No. 23 Tahun 2014 RPJMD merupakan
penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah
kebijakan, pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta program Perangkat Daerah dan
lintas Perangkat Daerah yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka
waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN.
RPJP Nasional digunakan selama 20 tahun dan diterjemahkan oleh kementerian atau
lembaga terkait hingga ketingkat daerah. RPJP kemudian dibagi menjadi RPJM baik nasional,
tingkat pusat/kemeterian atau lembaga, hingga ke daerah. RPJMN pada tingkat kementerian atau
lembaga juga diterjemahkan sebagai rencana strategis atau Renstra kementerian/ lembaga.
Renstra kementerian atau lembaga inilah yang pada tingkat daerah diterjemahkan masing-masing
oleh SKPD dalam bentuk renstra SKPD. Misi RPJPN Tahun 2005-2025 ada 8 butir,
yaitu:
daerah.
1. Lemahnya koordinasi dalam pengelolaan data dan informasi sehingga tidak tepat sasaran.
2. Lemahnya keterkaitan proses perencanaan, proses penganggaran dan proses politik dalam
menerjemahkan dokumen perencanaan menjadi dokumen anggaran.
3. Kurangnya keterlibatan masyarakat warga (civil society).
4. Lemahnya sistem pemantauan, evaluasi dan pengendalian (safeguarding).
5. Lemahnya koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
6. Ketergantungan pada sumberdana dari donor dan lembaga internasional.
1. Permasalahan yang terkait dengan struktur program dan kegiatan perencanaan dan
penganggaran antara lain adalah:
2. Permasalahan yang terkait dengan tidak sinerginya perencanaan pusat, perencanaan
sektoral dan daerah.
A.Kesimpulan
Perencanaan pembangunan memiliki ciri khusus yang bersifat usaha pencapaian tujuan
pembangunan tertentu. Adapun ciri dimaksud antara lain :
1. Perencanaan yang isinya upaya-upaya untuk mencapai perkembangan ekonomi yang kuat
dapat tercermin dengan terjadinya pertumbuhan ekonomi positif.
2. Ada upaya untuk meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat.
3. Berisi upaya melakukan struktur perekonomian
4. Mempunyai tujuan meningkatkan kesempatan kerja.
5. Adanya pemerataan pembangunan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/38008846/Makalah_Perencanaan_Pembangunan_Daerah
https://kebijakankesehatanindonesia.net/36-sinkronisasi/2586-sistem-perencanaan-
pembangunan-nasional
https://www.bappenas.go.id/id/data-dan-informasi-utama/dokumen-perencanaan-dan-
pelaksanaan/dokumen-rencana-pembangunan-nasional/rpjp-2005-2025/rpjpn-2005-2025/