PERENCANAAN PEMERINTAHAN
DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI
Dosen Pengampu
Herni Ramayanti M.Si
Disusun Oleh
Nama: Niken Selli Dwi Putri
Npm : 1952057
UNIVERSITAS BATURAJA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
TAHUN AJARAN
2021/2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………………………………….....………….…………………………………I
KATA PENGANTAR….…………………………………...………………………………...II
Bab I. PENDAHULUAN………………………….……...…………………………………...
A. Latar Belakang…………………………...……………………………………...….
B. Rumusan Masalah………………………......…………………………...………….
C. Tujuan Penelitian………………………………...…………………………………
D. Manfaat Penelitian………………………………………………………………….
A. Kesimpulan………………………………………..……………………………….
B. Saran………………………………………………………………………………..
Daftar Pustaka…………………………………………………...…………………………….
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini .Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan
kepada junjungan kita,
Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta semua umatnya hingga kini. Dan semoga
kita termasuk dari golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya makalah ini.
Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu
rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman,
sehingga nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik
lagi. Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan, baik dari
aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang dipaparkan. Semua ini murni
didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab itu, kami membutuhkan kritik dan
saran kepada segenap pembaca yang bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas
di kemudian hari.
Baturaja, 08 Maret 2022
Penulis
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Perencanaan menurut Abe (2001, 43) tidak lain dari susunan (rumusan) sistematik
mengenai langkah (tindakan-tindakan) yang akan dilakukan di masa depan, dengan
didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang seksama atas potensi, faktor-faktor
eksternal dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu.
Sedangkan, proses perencanaan merupakan sebuah proses yang dilakukan dalam rangka
mencapai sebuah kestabilan. Sehingga setiap aktivitas yang ada di dalamnya merupakan
usaha yang dilakukan memiliki titik fokus untuk mencapai satu kondisi keseimbangan dalam
konteks problem solving, future oriented dan resource allocation. Sistem perencanaan
nasional dirancang untuk menjangkau seluruh wilayah Indonesia dan mengikat semua
tingkatan pemerintahan. Namun, masing-masing rencana memiliki cakupan dana berbeda-
beda. Dilihat dari tingkatan pemerintahan, sistem perencanaan pembangunan nasional
memuat : (1) Perencanaan Pusat; dan (2) Perencanaan Daerah. Di dalam era otonomi, campur
tangan pemerintah pusat semakin berkurang dan daerah diberikan kewenangan yang lebih
besar untuk mengelola pembangunan di daerahnya masing-masing, maka sistem perencanaan
pembangunan daerah yang semula lebih bersifat sektoral berubah menjadi lebih bersifat
regional. Perencanaan pembangunan daerah sekarang lebih banyak memperhatikan potensi
dan karakteristik khusus daerah. Sedangkan perencanaan nasional lebih banyak bersifat
makro dan hanya akan memberikan arah dan sasaran umum agar pembangunan daerah dapat
dikoordinasikan dengan baik dan efisien.
Bab III
PEMBAHASAN
Belum ada kata sepakat di antara para ahli ekonomi mengenai pengertian istilah
perencanaan ekonomi (pembangunan). Di kepustakaan ekonomi istilah tersebut sangat lentur.
Perencanaan sering disamakan dengan sistem politik suatu negara seperti kapitalis, sosialis,
dan campuran. Setiap bentuk campur tangan pemerintah dalam masalah ekonomi diartikan
juga sebagai perencanaan. Perencanaan dapat dikatakan sebagai: Teknik atau cara untuk
mencapai tujuan dan sasaran tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya serta telah
dirumuskan oleh badan perencana pusat. Menurut Mochamad Hatta, tujuan perencanaan
adalah mengadakan suatu perekonomian nasional yang diatur, yang direncanakan tujuannya
dan jalannya. Sedangkan menurut Widjojo Nitisastro, perencanaan pada asasnya berkisar
pada dua hal : pertama adalah penentuan pilihan secara sadar mengenai tujuan kongkrit yang
hendak dicapai dalam jangka waktu tertentu atas dasar nilai yang dimiliki masyarakat yang
bersangkutan. Yang kedua ialah pilihan-pilihan di antara cara-cara alternatif yang efisien
serta rasional guna mencapai tujuan-tujuan tersebut. Baik untuk penentuan tujuan yang
meliputi jangka waktu tertentu maupun bagi pemilihan cara-cara tersebut diperlukan ukuran-
ukuran atau kriteria kriteria tertentu yang terlebih dahulu harus dipilih pula. Namun
demikian, walaupun tidak ada kesepakatan pendapat di antara para ahli ekonomi, mereka
tetap sependapat bahwa perencanaan ekonomi mengandung arti pengendalian dan pengaturan
perekonomian dengan sengaja oleh suatu penguasa pusat untuk mencapai suatu sasaran dan
tujuan tertentu di dalam jangka waktu tertentu pula. Perencanaan pembangunan ditandai
dengan adanya usaha untuk memenuhi berbagai ciri-ciri tertentu serta adanya tujuan yang
bersifat pembangunan ter-tentu. Inilah yang membedakan perencanaan pembangunan dengan
perencanaan-perencanaan yang lain.
Ciri-ciri dari suatu perencanaan pembangunan :
a) Usaha yang dicerminkan dalam rencana untuk mencapai perkembangan sosial
ekonomi yang mantap (steady social economic growth). Hal ini dicerminkan dalam
usaha pertumbuhan ekonomi yang positif.
b) Usaha yang dicerminkan dalam rencana untuk meningkatkan pendapatan per kapita.
c) Usaha untuk mengadakan perubahan struktur ekonomi. Hal ini seringkali disebut
sebagai usaha diversifikasi ekonomi.
d) Usaha perluasan kesempatan kerja.
e) Usaha pemerataan pembangunan sering disebut sebagai distributive justice.
f) Usaha pembinaan lembaga-lembaga ekonomi masyarakat yang lebih menunjang
kegiatan-kegiatan pembangunan.
g) Usaha secara terus menerus menjaga stabilitas ekonomi.
B. Unsur-Unsur Perencanaan Pembangunan Ekonomi
Setiap perencanaan pembangunan harus mengandung unsur-unsur pokok sebagai berikut :
a) Kebijaksanaan dasar atau strategi dasar rencana pembangunan. Unsur ini merupakan
dasar dari seluruh rencana, yang kemudian dituangkan dalam unsur-unsur pokok
perencanaan pembangunan lainnya.
b) Adanya kerangka rencana makro. Dalam kerangka ini dihubungkan berbagai variabel-
variabel pembangunan serta implikasi hubungan tersebut.
c) Perkiraan sumber-sumber pembangunan khususnya sumber-sumber pembiayaan
pembangunan. Sumber-sumber pembiayaan pembangunan merupakan keterbatasan
yang strategis, sehingga perlu diperkirakan dengan seksama.
d) Uraian tentang kerangka kebijaksanaan yang konsisten seperti misalnya
kebijaksanaan fiskal, penganggaran, moneter, harga serta kebijaksanaan sektoral
lainnya. Berbagai kebijaksanaan itu perlu dirumuskan dan kemudian dilaksanakan.
e) Perencanaan pembangunan adalah program investasi yang dilakukan secara sektoral.
Penyusunan program investasi secara sektoral ini dilakukan bersama-sama dengan
penyusunan rencana-rencana sasaran.
f) Perencanaan pembangunan adalah administrasi pembangunan yang mendukung usaha
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan tersebut.
C. Fungsi Perencanaan Pembangunan Ekonomi
Sementara itu, fungsi-fungsi perencanaan adalah sebagai berikut :
a) Dengan perencanaan diharapkan terdapatnya suatu pengarahan kegiatan, adanya
pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian
tujuan pembangunan.
b) Dengan perencanaan dapat dilakukan suatu perkiraan potensi-potensi, prospek-
prospek perkembangan, hambatan serta resiko yang mungkin dihadapi pada masa
yang akan datang.
c) Perencanaan memberikan kesempatan untuk mengadakan pilihan yang terbaik.
d) Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas dari segi pentingnya
tujuan.
e) Perencanaan sebagai alat untuk mengukur atau standar untuk mengadakan
pengawasan evaluasi.
Sedangkan dari sudut pandang ekonomi alasan perlunya perencanaan adalah :
a) Agar penggunaan alokasi sumber-sumber pembangunan yang terbatas bisa lebih
efisien dan efektif sehingga dapat dihindari adanya pemborosan-pemborosan.
b) Agar perkembangan ekonomi atau pertumbuhan ekonomi menjadi lebih mantap.
c) Agar tercapai stabilitas ekonomi dalam menghadapi siklus konjungtur.
D. Aspek Legal Perencanaan Pembangunan
Reformasi yang dimulai pada tahun 1998 telah memberikan pengaruh pada
pergeseran nilai, pembangunan di seluruh wilayah Indonesia. Perubahan nilai yang terjadi
setelah reformasi meliputi pergeseran dari sentralistik menjadi desentralistik, dari pendekatan
top down menjadi bottom up sudah jelas dampak langsungnya adalah diberikannya
kewenangan yang lebih besar kepada daerah untuk mengurus rumah tangganya sendiri.
Kewenangan tersebut dijamin dengan lahirnya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah, yang diikuti oleh Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999
tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah. Selanjutnya kedua Undang-undang
tersebut disempurnakan menjadi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah dan diikuti Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah.
Pemerintah memiliki wadah yang sangat luas dalam pembangunan. Dengan adanya
keterbukaan dalam proses penyelenggaraan negara maka pemerintah mendorong masyarakat
untuk berpartisifasi aktif dalam pemerintahan atau dalam pelaksanaan pembangunan,
mendorong masyarakat untuk melakukan kontrol sosial terhadap setiap kebijaksanaan
pemerintah, sehingga akan terhindar terjadinya KKN dalam pemerintahan.
Menurut Growth (1960) teori pertumbuhan ekonomi dapat dikemukakan menjadi beberapa
tahap yaitu:
Masyarakat menciptakan produksi yang amat rendah sehingga pendapatan per kapita
yang kurang pemerataan, di bidang pertanian sumber tenaga mesin sangat kurang maka
masyarakat atau pemerintah bahan memperbaiki kondisi ekonomi sosial dan budaya berbagai
komunitas menginvestasikan ke dalam kehidupan bangsa, menciptakan kemampuan
menjalankan bangsa. Tahap
b. Masyarakat Dewasa
Tahap masyarakat dewasa dalam arti masyarakat yang mampu memilih dan memberi
respon terhadap perubahan dan mampu mengendalikan masa depannya sehingga tidak
bergantung kepada pihak lain.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perencanaan adalah suatu rangkaian persiapan tindakan untuk mencapai tujuan. Perencanaan
merupakan pedoman, garis-garis besar atau petunjuk-petunjuk yang harus dituruti jika
menginginkan hasil yang baik sebagaimana direncanakan. Dalam perencanaan sangat
didampingi dengan peganggaran karena tanpa penganggaran suatu kegiatan itu tidak dapat
dijalankan. Anggaran adalah suatu alat untuk perencanaan dan pengawasan operasi
keuntungan dalam suatu organisasi laba dimana tingkat formalitas suatu budget tergantung
besar kecilnya organisasi. Untuk melaksanakan tugas di atas, tentu saja diperlukan rencana
yang matang. Dengan demikian dari gambaran tersebut dapat terasa pentingnya suatu
perencanaan dan pengawasan. Setelah adanya penganggaran pemerintah daerah dapat
melakukan kegiatan pembangunan. Pembangungan adalah adalah kemajuan ekonomi yang
dapat diwujudkan dengan cara mengubah struktur ekonomi yang terdahulu dan berusaha
untuk meningkatkan pendapatan perkapita. Jadi perencanaan pembangunan adalah suatu
proses sistem perencanaan dengan tujuan menjamin adanya keterkaitan dan kosistensi antara
perencanaan pelaksanaan dan pengawasan. Perencanaan pembangunan di BAPEEDA
Kabupaten Pasaman disusun berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2005 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional bertanggung jawab dalampenyusunan rencana,
penetapan rencana, pengendalian pelaksanan perencanaan dan evaluasi pelaksanaan rencana
pembangunan pada tingkat daerah.
Perencanaan pembangunan memiliki ciri khusus yang bersifat usaha pencapaian tujuan
pembangunan tertentu. Adapun ciri dimaksud antara lain:
1. Perencanaan yang isinya upaya-upaya untuk mencapai perkembangan ekonomi yang kuat
dapat tercermin dengan terjadinya pertumbuhan ekonomi positif.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas penulis memberikan beberapa saran dalam mengatasi masalah
yang dihadapi dalam proses perencanaan dan penganggaran kegiatan pembangunan:
2. Bappeda mestinya dapat menerima aspirasi masyarakat yang akan dikembangkan menjadi
suatu perencanaan agar pembangunan sesuai keinginan rakyat.
Abe, Alexader, 2002, Perencanaan daerah partisipatif, Penerbit Pondok Edukasi, Solo
Abdul Gafar S, 2013, Jurnal Pembangunan Daerah Vol. I Edisi, CDR Potensi yang terbaik
dalam Pembangunan Daerah, Kegiatan membangun sekitar areal kerja Perusahaan atau
Community Development Responsibility (CDR.
Tri Pranadji, 2011, Jurnal Pembangunan Daerah Vol.XV/EDISI 03/2011 Pertanian dalam
perspektif perencanan pembangunan nasional.