Anda di halaman 1dari 28

Menelusuri RPJMD di Desa Cileunyi Kulon Kecamatan Cileunyi

Kabupaten Bandung
Dibuat untuk Memenuhi Tugas UTS Kelompok Mata Kuliah Kebijakan
Perencanaan Pembangunan

Dosen Pengampu : Dr. H. Dadang Kuswana, M. Ag

Disusun Oleh :

Nurfitri Syahidah : 1174040098


Yusril Perdiansyah Nur : 1174040132
Riska Meilani : 1174040138

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM


FAKULTAS DAK WAN DAN KOMUNIKASI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, berkat rahmat
dan karuni-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Solawat serta salam tidak
lupa kami haturkan kepada jungjunan baginda alam Nabi Muhammad SAW yang
sangat kami harapkan syafaatnya kelak di akhir zaman.
Beribu terimakasih serta kata maaf kami sampaikan kepada dosen
pengampu mata kuliah Kebijakan Perencanaan Pembangunan yang senantiasa
membimbing kami atas terselesaikannnya makalah ini untuk memenuhi tugas
tentang “RPJMD Didesa Cileunyi Kulon Kecamatan Cileunyi Kabupaten
Bandung”.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini, hal ini disebabkan oleh keterbatasan, pengelaman,
dan kemampuan yang penulis miliki. Maka dari itu, kami mengharapkan berbagai
saran dan kritik yang diharapkan dapat membangun baik untuk kami sebagai
penulis, maupun pembaca pada umumnya. Dan tentunya, kami harapkan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam memahami apa itu RPJMD
Didesa Cileunyi Kulon Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.

Bandung, November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................4

A. Latar Belakang ...............................................................................................................4

B. Rumusan Masalah .........................................................................................................4

C. Tujuan rumusan masalah penelitian ........................................................................4

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................................................5

A. Perencanaan Pembangunan ........................................................................................5

B. Sistem Perencanaan Pembangunan ..........................................................................7

C. Rencana Pembangunan Panjang Daerah ................................................................7

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................................... 12

A. Metode Penelitian ...................................................................................................... 12

B. Data ................................................................................................................................ 12

BAB IV HASIL OBSERVASI ........................................................................................... 21

A. LAMPIRAN LAPORAN WAWANCARA ....................................................... 21

BAB V PENUTUP .................................................................................................................. 25

A. KESIMPULAN........................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 26

LAMPIRAN DOKUMENTASI........................................................................................... 27

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Desa merupakan tingkatan pemerintahan yang paling rendah, desa


dipimpin oleh kepala Desa yang dipilih langsung oleh masyarakat. Kepala Desa
mempunyai masa jabatan 6 tahun per/periodenya, tetapi bisa menjabat selama
3 periode berturut-turut jika ia masih dipecaya oleh masyarakat sekitar. Kepala
desa tidak bertanggungjawab kepada camat, tetapi desa tetap berada di bawah
koordinasi camat.

Dalam sebuah pemerintahan Desa ada yang namanya RPJM (Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) dan RKPDes (Rencana
Kerja Pemerintah Desa) atau Rencana Pembangunan Tahunan Desa. Jika RPJM
merupakan rencana pembangunan Desa dalam jangka 6 tahun, sedangkan
RKPDes merupakan penjabaran program RPJM di setiap tahunnya.

Dalam rangka penyusunan RPJM dan RKPDes merupakan keharusan


yang harus dilakukan oleh Pemerintah pada masa periode tersebut. Program
yang direncanakan harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan terdapat pada
UU No. 6 tahun 2014 sebagai acuannya. Untuk mengetahui lebih lanjut maka
penyusun melakukan observasi dan wawancara kepada sebuah Desa di Kota
Bandung yaitu Desa Cileunyi Kulon. Adapun Rumusan masalah yang disusun
yaitu pengertian perencanaan pembangunan, sistem perencanaan pembangunan
dan rencana pembangunan panjang daerah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perencanaan pembangunan?
2. Bagaimana sistem perencanaan pembangunan?
3. Bagaimana rencana pembangunan panjang daerah?

C. Tujuan rumusan masalah penelitian


1. Untuk mengetahui pengertian perencanaan pembangunan
2. Untuk mengetahui sistem perencanaan pembangunan
3. Untuk mengetahui bagaimana rencana pembangunan panjang daerah

4
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Perencanaan Pembangunan
1. Pengertian Perencanaan
Perencanaan adalah sebuah patokan untuk mempermudah tercapainya
suatu tujuan, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan
mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Menurut Alder dan
Rustiadi (2008:339) menyatakan bahwa perencanaan adalah, ”Suatu proses
menentukan apa yang ingin dicapai dimasa yang akan datang serta
menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya”.
Perencanaan adalah suatu proses yang menguraikan tujuan dari organisasi,
serta menentukan strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan
organisasi. Perencanaan merupakan prosesproses yang penting dari semua
fungsi manajemern sebab tanpa perencanaan (Planning) fungsi
pengorganisasian, pengontrolan maupun pengarahan tidak akan berjalan.1
Perencanaan dalam arti seluas-luasnya adalah suatu proses
mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Perencanaan adalah
suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya (maximum output)
dengan sumber-sumber yang ada agar lebih afisien dan efektif. Perencanaan
adalah penentuan tujuan yang akan dicapai dilakukan, bagaimana,
bilamana,dan oleh siapa. Albert waterston menyebutkan perencanaan
adalah melihat kedepan dengan mengambil pilihan berbagai alternatif dari
kegiatan untuk mencapai tujuan masa depan tersebut dengan terus
mengikuti agar supaya pelaksanaannya tidak menyimpang dari tujuan.
2. Pengertian Pembangunan

Berikut beberapa pengertian pembangunan menurut para ahli:

 Todaro : Pembangunan dibagi dalam tiga komponen dasar, sebagai


basis konseptual dan pedoman praktis dalam memahami pembangunan
yang paling hakiki yakni kecukupan yang mmemenuhi kebutuhan
pokok, meningkatkan rasa harga diri atau jati diri serta kebebasan
dalam memilih. Selanjutnya, Todaro mengemukakan bahwa

1
Muhammad, Mukmin (2017). Perencanaan Pembangunan. CV. Dua Bersaudara. hlm. 1-3. ISBN 978-
602-50829-0-0

5
pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang mencakup
berbagai hal yang mendasar atas struktur sosial sikap-sikap masyarakat,
dan institusi nasional, disamping tetap mengejar akselerasi
pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan
pendapatan,pengentasan kemiskinan.
 Ginanjar kartasmista : Pembangunan adalah suatu proses perubahan
kearah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana.
 Siagian : Pembangunan adalah rangkaian usaha mewujudkan
pertumbuhan dan perubahan secara terencana dan sadar yang ditempuh
oleh suatu negara atau bangsa yang menuju modernitas dalam rangka
pembinaan bangsa (nation building).
 Deddy T.Tikson : Pembangunan merupakan transformasi ekonomi,
strategi dan budaya yang secara sengaja melalui kebijakan dan juga
strategi menuju kearah yang diinginkan.
 Surkino : Pembangunan adalah suatu usaha proses yang menyebabkan
pandapatan perkapita masyarakat dapat meningkat dalam jangka
panjang. Jadi pembangunan adalah rangkaian usaha mewudkan
pertumbuhan dan perubahan kearah yang lebih baik melalui upaya
yang dilakukan secara terencana dengan menggunakan sumberdaya
untuk mencapai tujuan mewujudkan kesejahteraan rakyat yang
berkeadilan.
3. Pengertian Perencanaan Pembangunan

Perencanaan pembangunan akan menjadi bahan pedoman atau


acuan dasar bagi pelaksanaan pembangunan (action plan). Oleh karena itu,
perencanaan pembagunan hendaknya bersifat implementatif (dapat
dilaksanakan) dan aplikatif (dapat diterapkan). Pengertian perencanaan
pembangunan menurut undang-undang No. 25 tahun 2004 Tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional :

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) adalah suatu


kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan
rencana-rencana pembangunan jangka panjang, jangka menengah, dan
jangka tahunan, yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan
masyarakat ditingkat pusat dan daerah.

6
Penyusunan RPJP/RPJM Nasional dan Daerah (termasuk Rencana
Pembangunan Tahunan) harus berpedoman pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku, Dalam hal ini adalah:

Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional, dan; Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2004
tentang Rencana Kerja Pemerintah.

Perencanaan pembangunan oleh pemerintah pusat/daerah terdiri


dari:

 Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)


 Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Rencana
Pembangunan Tahunan.

B. Sistem Perencanaan Pembangunan


Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata
cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana
pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang
dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat
Pusat dan Daerah2. Sistem ini adalah pengganti dari Garis-Garis Besar
Haluan Negara (GBHN) dan mulai berlaku sejak tahun 20053.

C. Rencana Pembangunan Panjang Daerah


Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (disingkat RPJP
Daerah) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode
20 (dua puluh). RPJP Nasional untuk tahun 2005 sampai dengan 2025 diatur
dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007. RPJP Daerah yang memuat
visi, misi, dan arah Pembangunan Jangka Panjang Daerah disusun mengacu
kepada RPJP Nasional.

Rencana pembangunan jangka panjang disusun oleh pemerintah


pusat/ daerah yang selanjutnya disebut sebagai RPJP Nasional/Daerah.
RPJP Nasional adalah dokumen perencanaan pembangunan untuk periode

2
Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 2004
3
SOLOPOS.COM: Era Demokrasi Tanpa GBHN

7
20 tahun yang memuat visi, misi dan arah pembangunan nasional.
Pembangunan Daerah yang mengacu pada rencana pembangunan jangka
panjang nasional.

Penyusunan RPJP Nasional/Daerah dilakukan melalui urutan


kegiatan:

a. Penyiapan rancangan awal rencana pembangunan.


b. Musyawarah perencanaan pembangunan.
c. Penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan.

Untuk tingkat daerah, Bappeda menyiapkan rancangan awal RPJP


daerah. Rancangan awal RPJP yang disusun Bappeda tersebut akan
digunakan sebagai bahan pembahasan dalam musyawarah perencanaan
pembangunan.

Musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang),


diselenggarakan Bappeda yang diikuti oleh unsur-unsur penyelenggara
negara dengan mengikut sertakan masyarakat (antara lain LSM, asosiasi
profesi, pemuka agama, pemuka adat, perguruan tinggi serta kalangan
dunia usaha), dalam rangka menyerap aspirasi masyarakat. Berdasarkan
hasil musyawarah tersebut Bappeda menyusun rancangan akhir RPJP
Daerah. RPJP Daerah ditetapkan dengan Perda.

1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, (disingkat


RPJM Daerah) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah
untuk perioda 5 (lima) tahunan yang merupakan penjabaran dari visi,
misi, dan program kepala daerah dengan berpedoman pada RPJP
Daerah serta memerhatikan RPJM Nasional.

Rencana pembangunan jangka menengah yang disusun oleh


pemerintah pusat/ daerah, disebut rencana pembangunan jangka
menengah tingkat pusat/daerah yang disingkat menjadi RPJM
Nasional/RPJM Daerah. Dalam pasal 5 (2) Undang-Undang No. 25
Tahun 2004 menyatakan bahwa: RPJM daerah merupakan penjabaran
dari visi, misi, dan program pembangunan daerah yang penyusunannya
berpedoman pada RPJP daerah dengan memperhatikan RPJM
Nasional. RPJMD memuat arah kebijakan keuangan daerah, stratejik

8
pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program satuan kerja
perangkat daerah, lintas satuan kerja perangkat daerah, dan program
kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam rangka
regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah


(RPJMD) dilakukan melalui urutan kegiatan sebagai berikut:

 Penyiapan rancangan awal rencana pembangunan;


 Penyiapan rancangan rencana kerja;
 Musyawarah perencanaan pembangunan;
 Penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan.

Rancangan awal RPJM daerah disusun oleh Kepala Bappeda


yang merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah
ke dalam stratejik pembangunan daerah, kebijakan umum, program
prioritas kepala daerah dan arah kebijakan keuangan daerah.

Dengan berpedoman pada rancangan awal RPJM daerah yang


disiapkan oleh Kepala Bappeda, Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah,
menyiapkan rancangan rencana stratejik satuan kerja perangkat daerah
(Renstra-SKPD), sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang
memuat visi, misi, tujuan, stratejik, kebijakan, program dan kegiatan
pembangunan.

Rancangan Renstra-SKPD digunakan oleh Kepala Bappeda


untuk menyusun rancangan RPJM daerah yang akan digunakan sebagai
bahan penyelenggaraan musyawarah perencanaan pembangunan
(Musrenbang) jangka menengah.

Musrenbang jangka menengah daerah dalam rangka menyusun


RPJM daerah dilaksanakan paling lambat dua bulan setelah kepala
daerah dilantik dan diikuti oleh unsur-unsur penyelenggara negara dan
mengikutsertakan masyarakat.

Bappeda menyusun rancangan akhir RPJM daerah berdasarkan


hasil musrenbang jangka menengah daerah. RPJM daerah ditetapkan
dengan peraturan kepala daerah paling lambat tiga bulan setelah kepala
daerah dilantik. Setelah ditetapkannya RPJM daerah, satuan kerja
perangkat daerah segera menyesuaikan Renstranya dengan RPJM

9
daerah yang telah disahkan dan ditetapkan dengan peraturan pimpinan
satuan kerja perangkat daerah.

2. Rencana Pembangunan Tahunan

Rencana pembangunan tahunan daerah, yang selanjutnya


disebut rencana kerja pemerintah daerah (RKPD), adalah dokumen
perencanaan untuk periode satu tahun. RKPD merupakan penjabaran
dari RPJMD dan mengacu pada RPJPD yang memuat rancangan
kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana
kerja, dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh
pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong
partisipasi masyarakat.

Penyusunan RKPD melalui urutan kegiatan sebagai berikut:

 Penyiapan rancangan awal RKPD;


 Penyiapan rancangan rencana kerja;
 Musyawarah perencanaan pembangunan;
 Penyusunan rancangan akhir RKPD.

Sebagai langkah pertama dalam penyusunan RKPD, Kepala


Bappeda menyiapkan rancangan awal RKPD sebagai penjabaran dari
RPJM daerah. Selanjutnya Kepala Satuan Keja Perangkat Daerah
menyiapkan Renja-SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
dengan mengacu pada rancangan awal RKPD yang disusun oleh Kepala
Bappeda. Pada dasarnya Renja SKPD berisi tentang; Kebijakan Umum
SKPD, dan; Program/kegiatan Pembangunan dilingkungan SKPD, baik
yang dilaksanakan oleh SKPD maupun dengan mendorong partisipasi
masyarakat. Setelah itu Kepala Bappeda mengkoordinasikan
penyusunan rancangan RKPD dengan menggunakan dasar dari
RenjaSKPD tersebut.

Rancangan RKPD menjadi bahan dalam Musrenbang yang


diselenggarakan oleh Kepala Bappeda. Musrenbang diikuti oleh unsur-
unsur penyelenggara pemerintahan. Kepala Bappeda akhirnya
menyusun rancangan akhir RKPD berdasarkan hasil dari Musrenbang
tersebut. RKPD ditetapkan dengan peraturan kepala daerah dan menjadi
pedoman penyusunan RAPBD.

10
Secara ringkas bagan penyususnan RKPD Adalah sebagai berikut:

1. RANCANGAN AWAL RKPD 6. RKPD dijadikan pedoman


disiapkan oleh Kepala Bappeda Penyusunan APBD

5. RANCANGAN AKHIR RKPD


disiapkan Bappeda dan ditetapkan
2. RENSTRA & REN JA SKPD
disiapkan Kepala SKPD dengan Peraturan Kepala Daerah.
mengacu pada Rencana Awal
SKPD.

3. KOORDINASI RANCANGAN 4. MUSRENBANG KAB/KOTA


RKPD berdasarkan Renja SKPD diikuti semua unsur penyelenggara
( disiapkan oleh Kepala Bappeda) pemerintahan.

11
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dipakai pada observasi ini adalah Metode Penelitian
Kualitatif wawancara bersama narasumber KAUR Perencanaan Pembangunan
Desa Cileunyi Kulon, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung.

B. Data
Berikut merupakan data Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
RPJMD Tahun 2012-2018.

PERATURAN DESA CILEUNYIKULON

NOMOR : 02 Tahun 2013

Tentang

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH

( RPJM Des) DESA CILEUNYIKULON

TAHUN 2012 - 2018

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA

CILEUNYIKULON

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa perlu


disusun perencanaan pembangunan desa sebagai satu
kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan daerah
kabupaten.

b. Bahwa untuk perencanaan pembangunan desa jangka


menengah 5 (lima) tahunan, perlu disusun Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa Cileunyikulon.

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan pada butir a dan b diatas,


maka Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
Cileunyikulon dipandang perlu ditetapkan dengan peraturan
desa.

12
Mengingat 1. Undang - undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang
Pemerintahan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan
Propinsi Jawa Barat ( Berita Negara Tahun 1950);
2. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4389);
3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Repulik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaan
Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana
telah diubah dengan Undang- undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4844);
4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dengan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4587);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Atas
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 tahun 2006
tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 tahun 2006


tentang Pedoman Pembentukan dan Mekanisme
Penyusunan Peraturan Desa;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 6 Tahun 2004
tentang Transfaransi dan Partisipasi Dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan di Kabupaten Bandung (
Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2004 Nomor
29 Seri D);

13
13. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 7 Tahun 2006 tentang
Badan Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung
Tahun 2006 Nomor 7 Seri D);
14. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 11 Tahun 2007 tentang
Pedoman Organisasi Pemerintah Desa dan Perangkat Desa (Lembaran
Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2007 Nomor 11);
15. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Pedoman Pembentukan dan Mekanisme Penyusunan Peraturan Desa
(Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2007 Nomor 13);
16. Keputusan Bupati Bandung Nomor 8 Tahun 2004 tentang Pelimpahan
sebagian Kewenangan Bupati kepada Camat di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Bandung (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun
2004 Nomor 9 Seri D);
17. Peraturan Bupati Bandung Nomor 53 Tahun 2008 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Desa di Kabupaten Bandung (Berita Daerah
Kabupaten Bandung Tahun 2008 Nomor 53);
18. Keputusan Camat Cileunyi Nomor 141.1/SK.21-Pem/2012 tentang
Pengesahan Hasil Pemilihan Kepala Desa Cileunyikulon Kecamatan
Cileunyi Periode 2012-2018
19. Keputusan Camat Cileunyi Nomor 141.2/SK.04-Pem/2012 tentang
Pengesahan Anggota Badan Permusyawaratan Desa Cileunyikulon
Kecamatan Cileunyi Peroide 2012-2018

14
Dengan Persetujuan Bersama

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

Dan

KEPALA DESA CILEUNYIKULON

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH


DESA (RPJM-Des ) DESA CILEUNYIKULON TAHUN 2012-
2018.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

1. Daerah adalah Kabupaten Bandung


2. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggara
3. Pemerintahan Daerah
4. Bupati adalah Bupati Bandung
5. Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai Perangkat Daerah
Kabupaten Bandung
6. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat
yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia
7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan
adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia
8. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur
penyelengaraan pemerintahan Desa
9. Perangkat Desa adalah sekretaris Desa dan perangkat Desa lainnya yang
terdiri atas sekretariat Desa ( Kaur Keuangan dan Kaur Umum ) dan
pelaksana teknis lapangan ( kepala seksi sesuai dengan kebutuhan
maksimal 5 orang) serta unsur kewilayahan ( Kepala Dusun )
10. Sekretaris Desa adalah Perangkat Desa yang bertugas membantu Kepala
Desa dalam bidang tertib administrasi pemerintahan dan pembangunan
serta pelayanan dan pemberdayaan masyarakat
11. Badan Permusyawaratan Desa adalah lembaga yang merupakan
perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa;
12. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, yang selanjutnya
disingkat RPJM Desa, adalah Dokumen Perencanaan Pembangunan Desa
untuk Periode 5 ( lima ) tahun;
13. Rencana Pembangunan Tahunan Desa, yang selanjutnya disebut Rencana
Kerja Pemerintah Desa (RKP-Desa), adalah Dokumen perencanaan desa
15
untuk peroide 1 (satu) tahun;
14. Visi adalah Rumusan Umum mengenai keadaan yang diinginkan pada
akhir periode perencanaan;
15. Misi adalah Rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan Visi;
16. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif
untuk mewujudkan visi dan misi;
17. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah
Pusat/Daerah untuk mencapai tujuan;
18. Program adalah Instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan
yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah/ Lembaga untuk mencapai
sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan
masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah;
19. Kegiatan adalah tindakan nyata dalam waktu tertentu yang dilakukan oleh
Pemerintahan Desa sesuai dengan kebijakan dan program yang telah
ditetapkan dengan memanfaatkan yang ada untuk mencapai tujuan
tertentu;
20. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Jangka menengah Desa yang
selanjutnya disingkat Musrenbang Jangka menengah Desa adalah forum
antar pelaku dalam rangka menyusun rencana pembangunan desa untuk
jangka waktu 6 tahun yang akan datang;

16
BAB II

KEDUDUKAN DAN RUANG LINGKUP

Pasal 2

1. Kedudukan RPJMDes merupakan Dokumen Perencanaan bagi Pemerintah


Desa yang memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Program
untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.
2. Dokumen Perencanaan Pemerintah Desa yang memuat uraian kegiatan
untuk kurun waktu 1 (satu) tahun dituangkan dalam Rencana Kerja
Pembangunan Desa (RKP-Desa).

Pasal 3

Ruang Lingkup RPJMDes disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

BAB II VISI DAN MISI DESA


BAB III ANALISIS KEKUATAN
KELEMAHAN, PELUANG DAN
TANTANGAN

BAB IV TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN


DAN PROGRAM
BAB V PENUTUP

Pasal 4

Isi uraian sebagaimana dimaksud pada pasal 3, terdapat dalam naskah RPJMDes
yang menjadi bagian tak terpisahkan dari peraturan Desa ini.

Pasal 5

Penjabaran lebih lanjut RPJMDes dituangkan dalam RKP-Desa yang ditetapkan


dengan Peraturan Kepala Desa.

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 6

Hal-hal yang belum cukup di atur dalam Peraturan Desa ini, sepanjang teknis
pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Desa;

17
Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Desa ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bandung.

Ditetapkan di : Cileunyikulon

Pada Tanggal :
KEPALA DESA CILEUNYIKULON

A. Mulyadi

Diundangkan
Di : Cileunyi
Pada Tanggal :
SEKRETARIS DESA
CILEUNYIKULON

AYI KUSWAYA
NIP. 19680821200701.1.007

18
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

( BPD )
DESA CILEUNYIKULON KECAMATAN CILEUNYI
KABUPATEN BANDUNG
Sekeratriat: Jl. Cikalangkaler No. 25 Tlp.

BERITA ACARA

PERSETUJUAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA


CILEUNYIKULON TENTANG
PENGESAHAN SUSUNAN PROGRAM RENCANA PEMBANGUNAN
JANGKA MENENGAH DESA
Nomor : ................................
Tanggal : ................................
Pada hari ini .................. Tanggal ..................... Bulan .................... Tahun Dua
Ribu Tiga Belas, Badan Permusyawaratan Desa Cileunyikulon Kecamatan Cileunyi Kabupaten
Bandung, telah mengadakan rapat / musyawarah dalam rangka Pengesahan Susunan Program
Rancangan pembangunan Menengah Desa untuk tahun 2012 - 2018.

Hasil Kesepakatan pada rapat / musyawarah yang dihadiri oleh Kepala Desa,
Perangkat Desa Cileunyikulon (Sebagaimana Daftar terlampir), adalah sebagai berikut :

1. Menyetujui Visi dan Misi Desa Cileunyikulon


2. Menyetujui Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Program yang tertuang
didalam RPJM Desa Cileunyikulon.
3. Hal-hal yang bersifat teknis dan operasionalnya dapat diatur lebih
lanjut dalam Keputusan Kepala Desa Cileunyikulon Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.

Demikian Berita Acara hasil musyawarah ini dibuat untuk dipergunakan


sebagaimana mestinya dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perubahan / perbaikan sebagaimana mestinya.

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

1. Ketua : E. KUNAEPI (……………………………………….)

2. Wakil Ketua : Drs. H. ATUS LUDIN MUBAROK (……………………………………….)

3. Sekretaris : DEDE MUHIDIN RASTAFARI (……………………………………….)

4. Anggota : DUDUNG ARIFIN (……………………………………….)

5. Anggota : AMIRUDIN (……………………………………….)

6. Anggota : RAHMAT HIDAYAT (……………………………………….)

7. Anggota : Dra. NURAENI AMPERAWATI (……………………………………….)

8. Anggota : JAJANG FUAD, A.Md (……………………………………….)

9. Anggota : KARSOMA (……………………………………….)

10. Anggota : TUBAGUS WISNU ADJIE (……………………………………….)

11. Anggota : ABDUL ROHMAN (……………………………………….)

19
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN Halaman


1. Umum 1
2. Maksud, Tujuan dan kedudukan RPJM-Des 2
3. Dasar Hukum 3
4. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa 4
GAM BARAN UMUM KONDISI DESA
Sejarah Desa 9
Kondisi Geografis 10
Perekonomian Desa 11
Demografi/Kependudukan 11
Prasarana dan Sarana Desa 16

BAB II VISI DAN MISI DESA

1. Visi 21
2. Misi 21
3. Nilai-nilai Desa 21

BAB III ANALISIS KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG


DAN TANTANGAN

1. Analisis Lingkungan Internal 23


1. Kekuatan
2. Kelemahan
2. Analisi Lingkungan Eksternal 24
3. Asumsi-asumsi 24

BAB IV TUJUAN, SASARAN, PENDIDIKAN DAN PROGRA M

Strategi dan Kebijakan 25

BAB V PENUTUP 27

20
BAB IV
HASIL OBSERVASI

LAMPIRAN LAPORAN WA WANCARA

N : Narasumber

P : Penanya

RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa) pada tahun 2013 -2018, karena
untuk periode baru ini belum dirumuskan. Kades pada tahun 2019 terpilih lagi, yaitu
bapak Drs. Ahmad Mulyadi, M. M.

P : Bagaimana penyusunan RPJM itu diru muskan?

N : RPJM dirumuskan tiga bulan setelah pelantikan atau setelah SK turun dari Bupati
sesuai dengan aturan Mentri dalam Negeri No. 114 tahun 2014 tentang pedoman
pembangunan Desa. Jadi pemilihan kades tahun 2012 dan RPJM dirumuskan pada
tahun 2013.

P : Susunan perencanaan desa, setelah ada UU Desa apakah ada perbedaan dalam
RPJMnya? Apa perbedaan RPJM dengan RKPDes?

N : Perbedaannya dari sisi perbidangnya, sebelum ada UU Desa belum ada sifat
perbidangan dari penyelenggara atau pembangunan desa. Sekara ng ada empat bidang
dalam RPJM yaitu Penyelenggara pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa,
pembinaan kemasyarakatan desa dan pemberdayaan masyarakat desa. Sebelumnya
hanya UU Desa No. 6 tahun 2014 tentang kewenangan Desa, kemandirian Desa dan
Hak Otonomi Desa. Jadi kalau RPJM itu Rencanapembangunan untuk jangka waktu 6
tahun. Sedangkan RKPDes itu pejabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 tahun.

21
P : Dana untuk Desa itu 1 Milyar. Bagaimana proses pencairannya?

N : Jadi, sebenarnya pencairan dana 1 Milyar dari pusat itu dibutuhkan 3 tahap. Jadi, 3
tahap itu harus mempersiapkan 3 proposal dan 3 Laporan pertanggungjawaban dan
dilakukan secara bertahap. Tahap 1 itu 20%, pengajuan 20% ke Kabupaten. Di
Kabupaten diperiksa, ada RAP, ada foto, ada proposal kegiatan dan pernyaatan
diterimanya laporan usulan dari kecamatan. Setelah selesai tahap 1 kemudian
menyusun LPJ, ada nota, foto dan sebagainya. Kemudian disusun tahap 2 dengan
mengajukan proposal. Tahap 1 dilakukan kemudian akan ada monitoring dari ke amatan
dan kabupaten, begitupun pada tahap selanjutnya. Program pada tiap masa itu berbeda,
ada dana desa, bantuan provinsi (100 juta/ tahun) dan ADPP (Kabupaten). ADPP itu
dibagi 3 yaitu hasil retribusi, pajak dan advokasi dana desa. Selain itu, ada juga bantuan
keuangan program warga desa. Jadi, pertahun itu kita bisa membuat 7 proposal. Setelah
dana sudah cair harus segera dilaksanakan tidak boleh ditunda -tunda.

P : Dilihat dari program Desa tahun 2013-2018. Berapa persen program yang berjalan?

N : Tidak semua program berjalan dengan lancar. Ada juga program yang urgent yang
tidak terdapat di RPJM tetapi tetap terpacu pada RPJM. Sekarang RPJM itu harus rinci
atau detail sedangkan dulu hanya menentukan nama programnya saja. Sekarang ketika
menyusun RPJM harus mengkoordinir sampai akarnya seara rinci. Jadi, tiap tahun itu
ada rembuk warga untuk melihat ada atau tidak urgensi dari program yang disusun di
RPJM maupun yang tidak masuk di RPJM. Kemudian untuk disepakati dilaksanakan
atau tidak. Contohnya ada renana pembangunan rumah sehat, rutilahu ada 50 rumah di
Desa Cileunyi Kulon. Hal itu merupakan kegiatan yang paling prioritas dan berdampak
sangat banyak untuk masyarakat. Jadi misalnya 200 juta itu di renanakan untuk
pembangunan di daerah 2 RT dana tersebut harus dihabiskan tidak bisa misalkan 50
juta/1 Rtnya jadi bisa kebagian 4 RT, itu tidak bisa. Harus sesuai dan di selesaikan
dengan tuntas.

22
P : Jadi pembangunan di desa Cileunyi Kulon ini lebih memprioritaskan pembangunan
SDM ya pak?

N : Iya seperti visi misi kades kita tahun ini juga lebih ke pembangunan SDM. Jadi di
desa Cileunyi kulon ini sudah lumayan cukup untuk infrastruktur paling jalan kecil
gang gitu, air, dan tempat sarana publik (Kantor RW, posyandu, dll). Kan kalau
ngebangun sebuah bangunan seperti itu harusaman. Tanah yang digunakan harus tanah
atas nama desa. Jadi, misalnya tanah hasil hibah warga. Sedangkan kalau pembangunan
SDM itu programnya seperti membuat komunitas karena kan bisa membuat
perkembangan SDM lebih produktif, selain itu juga mendigitalisasiSDM untuk
berwirausaha. Dalam dana pusat ada untuk prosuk uggulan karena kan pasti setiap desa
mempunyai produk unggulan, kemudian sarana olahraga (Gor), BUMDES, Bendngan
Desa (kalau ini belum terealisasikan karena tanahnya kan belum ada). A dapun program
unggulannya berupa UMKM yaitu pelatihan dan BUMDES menjadi sejenis investor.
Karena kan desa Cileunyi kulon aksesnya bisa di bilang mudah kan ya ke kota dekat,
ke pasar dekat, jadi tinggal keterampilan pendidikan dan pelatihan SDMnya yang har us
dibangun.

P : Musyawarah di Desa Cileunyi Kulon ini biasa dilakukan berapa kali pak?

N : Sesuai kebutuhan. Jadi, misalnya mau membuat peraturan desa terus menentukan
program urgent atau tidaknya program tersebut. Musyawarah disini itu ada 2 yaitu
musyawarah desa dan musyawarah perencanaan desa. Musyawarah desa itu seperti
RPJM dan APBD. Kalau Musyawarah perencanaan desa itu satu forum yang isinya itu
perumusan yang dihasilkan dari musyawarah desa untuk dibawa ke Musyawarah
perencanaan desa, contohnya misalnya jalan di Baleendah rusak itu tidak bisa masuk
ke program rencana desa tetapi itu masuk ke rencana pembangunan kabupaten atau
biasa disebut DURKPD.

Kesimpulan :

23
Jadi di desa Cileunti Kulon ini kades yang terpilih yaitu bapak Drs. Ahmad
Mulyadi M.M. mempunyai visi misi yang terfokus kepada pembangunan SDM
daripada infrastruktur dikarenakan infrastruktur di desa ini sudah cukup baik walaupun
nanti akan ada pembangunan infrastruktur sedikit yang akan dilakukan.

Untuk membuat desa menjadi mandiri harus dibangun terlebih dahulu SD M


yang berkualitas, untuk menjadikan SDM yang berkualitas perlu adanya pelatihan atau
pengembangan potensi yang perlu digali dan diasah. Melalui teknik pemberdayaan hal
ini bisa didapatkan untuk mewujudkan hal tersebut. Karena ji ka infrastrukturnya baik
seperti ada gor tetapi SDMnya tidak bisa, sarana olahraga tersebut tidak akan berfungsi
sebagaimana semestinya.

24
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Perencanaan adalah sebuah patokan untuk mempermudah tercapainya


suatu tujuan, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan
rencana aktivitas kerja organisasi.
Perencanaan pembangunan oleh pemerintah pusat/daerah terdiri dari:
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) Rencana Pembangunan Tahunan.
Oleh karena itu dalam proses perencanaan pembangunan baik itu
pemerintah pusat maupun daerah perlulah adanya Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
yang sudah ditetapkan untuk meninjau dan menindak lanjuti sejauh mana
perkembangan pembangunan yang dilakukan pemerintahan apakah ada
kemajuan ataukah tidak.

25
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad, Mukmin (2017). Perencanaan Pembangunan. CV. Dua Bersaudara. hlm.


1-3. ISBN 978-602-50829-0-0

Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 2004

SOLOPOS.COM: Era Demokrasi Tanpa GBHN

26
LAMPIRAN DOKUM ENTASI

Gambar 1 proses wawancara

Gambar 2 proses wawancara

27
Gambar 3 proses wawancara

Gambar 4 selesai wawancara

28

Anda mungkin juga menyukai