Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM


Makalah ini disusunt untuk memenuhi Tugas Kelompok pada Mata Kuliah
Manajemen Pengembangan Masyarakat Islam
Dosen Pengampu: Dr. Deden Sumpena, M. Ag.

Disusun oleh:

Noviyana (1174040096)
Nur Fitri Syahidah (1174040098)
Nurul Imamil Khoir (1174040101)
R. Naila Imtiyazi (1174040106)
Rizki Suryaditia (1174040113)
Silmisaniyah (1174040120)
Sovia Rahmawati (11740400122)
Winda Amalia (1184040128)

PMI/V/C

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
ridho-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Strategi
Dan Kebijakan Pengembangan Masyarakat Islam ”. Penulisan makalah ini sendiri
ditujukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Manajemen
Pengembangan Masyarakat Islam

Kami sebagai penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan


dalam penulisan makalah ini. Maka dari itu, kami mengharapkan berbagai saran
dan kritik yang diharapkan dapat membangun baik untuk kami sebagai penulis,
maupun pembaca pada umumnya. Dan tentunya, kami harapkan semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk lebih memahami tentang Strategi dan
Kebijakan Pengembangan Masyarakat Islam dalam Manajemen Pengembangan
Masyarakat Islam.

Atas terselesaikannya makalah ini kami mengucapkan banyak terima kasih


kepada seluruh pihak yang telah membantu. Semoga Allah SWT memberikan
balasan yang jauh lebih baik.

Bandung, November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... 3
A. Pengertian Kebijakan .............................................................................................. 3
B. Kebijakan Pengembangan Masyarakat Islam ......................................................... 6
C. Pengertian Strategi ................................................................................................. 9
D. Tingkatan Strategi ................................................................................................. 11
E. Strategi Pengembangan Masyarakat Islam........................................................... 12
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 15
Kesimpulan.................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengembangan masyarakat merupakan kegiatan yang dilakukan
bersama-sama untuk menghasilkan hasil yang sama dan karena ada tujuan
bersama juga. Ketika ada kegiatan, semuanya harus menyepakati bahwa ini
adalah program yang telah disepakati melalui sebuah forum atau rembuk
warga supaya masyarakat bisa ikut andil atau berpartisipasi dalam kegiatan
pengembangan masyarakat.

Dalam kegiatan pengembangan masyarakat pada dasarnya untuk


memperbaiki sesuatu yang telah ada yang awalnya belum ada menjadi ada,
dan awalnya yang ada tetapi belum baik menjadi lebih baik. Dalam
pengembangan masyarakat islam hal ini menjadikan masyarakat menjadi
masyarakat madani. Contoh dari masyarakat madani adalah ketika zaman
Nabi Muhammad saw. pada saat itu masyarakat berada di bawah kehidupan
yang sejahtera, karena beliau bijak dalam meimpin umatnya.

Rasulullah dalam memimpin umatnya sangat baik dan patut


dicontoh oleh pemimpin-pemimpin setelahnya. Dalam memimpin tentu
Rasulullah mempunyai strategi dan kebijakan pada masa memimpinnya.
Dalam memahami seperti apa kebijakan dan strategi dalam Pengembangan
Masyarakat Islam. Maka dari itu, penyusun membuat makalah dengan
rumusan sebagai berikut: pengertian kebijakan, bagaimana kebijakan dalam
PMI itu, pengertian strategi, bagaimana tingkatan dalam strategi dan
bagaimana strategi dalam PMI itu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kebijakan?
2. Bagaimana kebijakan Pengembangan Masyarakat Islam?
3. Apa pengertian strategi?
4. Bagaimana tingkatan strategi?

1
5. Bagaimana strategi Pengembangan Masyarakat Islam?

C. Tujuan Masalah
1. Apa pengertian kebijakan?
2. Bagaimana kebijakan Pengembangan Masyarakat Islam?
3. Apa pengertian strategi?
4. Bagaimana tingkatan strategi?
5. Bagaimana strategi Pengembangan Masyarakat Islam?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebijakan
Banyak definisi yang dibuat oleh para ahli untuk menjelaskan arti kebijakan. Dye
(dalam Abidin, 2012:5) menyebutkan kebijakan sebagai “pilihan pemerintah untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu (whatever governments choose to do or not to
do). Definisi ini dibuat dengan menghubungkan beberapa definisi lain dari David Easton,
Lasswell dan Kaplan. Easton (dalam Abidin, 2012:6) menyebutkan kebijakan pemerintah
sebagai “kekuasaan pengalokasian nilai-nilai untuk masyarakat secara keseluruhan”. Hal
ini mengandung konotasi tentang kewenangan pemerintah yang meliputi keseluruhan
kehidupan bermasyarakat. Tidak ada organisasi lain yang wewenangnya dapat mencakup
seluruh masyarakat kecuali pemerintah. Sementara itu, Lasswell dan Kaplan (dalam
Abidin, 2012:6) yang melihat kebijakan sebagai sarana untuk mencapai tujuan,
menyebutkan kebijakan sebagai “program yang diproyeksikan berkenaan dengan tujuan,
nilai, dan praktik.

Menurut Ealau dan Prewit (dalam Suharto, 2010:7), kebijakan adalah “sebuah
ketetapan yang berlaku yang dicirikan oleh perilaku yang kosisten dan berulang, baik dari
yang membuatnya maupun yang menaatinya”. Titmuss (dalam Suharto, 2010:7)
mendefinisikan kebijakan sebagai “prinsip-prinsip yang mengatur tindakan yang diarahkan
kepada tujuan-tujuan tertentu”. Kebijakan menurut Titmuss senantiasa berorientasi kepada
masalah (problem- oriented) dan berorientasi kepada tindakan (action-oriented). Dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa kebijakan adalah suatu ketetapan yang memuat prinsip-
prinsip untuk mengarahkan cara-cara bertindak yang dibuat secara terencana dan konsisten
dalam mencapai tujuan tertentu.

Agustino dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Kebijakan Publik mengutip


pendapat Carl Friedrich yang mengartikan kebijakan sebagai berikut: Kebijakan adalah
serangkaian tindakan/kegiatan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah
dalam suatu lingkungan tertentu di mana terdapat hambatan-hambatan (kesulitan-
kesulitan) dan kemungkinan-kemungkinan (kesempatan-kesempatan) di mana kebijakan

3
tersebut diusulkan agar berguna dalam mengatasinya untuk mencapai tujuan yang
dimaksud. (Friedrich dalam Agustino, 2012:7).

Definisi kebijakan yang diberikan Friedrich tersebut berhubungan dengan


penyelesaian beberapa maksud dan tujuan yang meskipun maksud atau tujuan dari kegiatan
pemerintah tidak selalu mudah untuk dilihat, tetapi ide bahwa kebijakan melibatkan
perilaku yang mempunyai maksud, merupakan bagian penting dari definisi kebijakan.

Selanjutnya Heglo (dalam Abidin, 2012:6) menyebutkan kebijakan sebagai “a


course of action intended to accomplish some end” atau sebagai suatu tindakan yang
bermaksud untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi Heglo ini selanjutnya diuraikan oleh
Jones (dalam Abidin, 2012:6) dalam kaitannya dengan beberapa isi dari kebijakan,
diantaranya:

1. Isi kebijakan yang pertama adalah tujuan. Yang dimaksud adalah tujuan
tertentu yang dikehendaki untuk dicapai (the desired ends to be achieved);
bukan sesuatu tujuan yang sekedar diingkan saja.
2. Rencana atau proposal yang merupakan alat atau cara tertentu untuk
mencapainya.
3. Program atau cara tertentu yang telah mendapat persetujuan dan
pengesahan untuk mencapai tujuan yang dimaksud.
4. Keputusan, yakni tindakan tertentu yang diambil untuk menentukan tujuan,
membuat dan menyesuaikan rencana, serta melaksanakan dan
mengevaluasi program.
5. Dampak (effect), yakni dampak yang timbul dari suatu program dalam
masyarakat.

Berkaitan dengan definisi-definisi tentang kebijakan di atas, maka dapat


disimpulkan beberapa karakteristik utama dari suatu definisi kebijakan menurut Agustino
(2012:8), yaitu :

1. Pada umumnya kebijakan perhatiannya ditujukan pada tindakan yang


mempunyai maksud atau tujuan tertentu daripada perilaku yang berubah
atau acak.

4
2. Kebijakan pada dasarnya mengandung bagian atau pola kegiatan yang
dilakukan oleh pejabat pemerintah daripada keputusan yang terpisah- pisah.
Misalnya, suatu kebijakan tidak hanya meliputi keputusan untuk
mengeluarkan peraturan tertentu tetapi juga keputusan untuk mengeluarkan
peraturan tertentu tetapi juga keputusan berikutnya yang berhubungan
dengan penerapan dan pelaksanaannya.
3. Kebijakan merupakan apa yang sesungguhnya dikerjakan oleh pemerintah
dalam mengatur perdagangan, mengontrol inflasi, atau menawarkan
perumahan rakyat, bukan apa maksud yang dikerjakan atau yang akan
dikerjakan.
4. Kebijakan dapat berbentuk positif maupun negatif. Secara positif, kebijakan
melibatkan beberapa tindakan pemerintah yang jelas dalam menangani
suatu permasalahan. Secara negatif, kebijakan publik dapat melibatkan
suatu keputusan pejabat pemerintah untuk tidak melakukan suatu tindakan
atau tidak mengerjakan apapun padahal dalam konteks tersebut keterlibatan
pemerintah amat diperlukan.
5. Kebijakan, paling tidak secara positif, didasarkan pada hukum dan
merupakan tindakan yang bersifat memerintah.

Berdasarkan penjelasan tentang konsep dari kebijakan, maka kebijakan dalam


penelitian ini dapat diartikan sebagai suatu lingkup tindakan/kegiatan aktor dan pelaku
pembuat kebijakan publik yang mempunyai maksud dan tujuan untuk mengatasi berbagai
masalah dan juga menciptakan kesempatan- kesempatan yang ditetapkan atau disahkan
oleh pemerintah dan dilaksanakan baik pemerintah sendiri atau kelompok lain untuk
mencapai maksud dan tujuan tersebut. Kebijakan yang dimaksud pada konteks penelitian
ini adalah kebijakan Komisi Pemilihan Umum yang termuat dalam PKPU Nomor 7 Tahun
2013 tentang pencalonan Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota yang
memberlakukan kuota 30 persen calon legislatif perempuan.

Dalam suatu pemerintahan kebijakan merupakan suatu hal yang penting, hal ini
karena kebijakan dapat memberikan dampak yang baik bagi kehidupan warga negara
Indonesia. Oleh karena itu dalam suatu pemerintahan kebijakan harus mampu berjalan

5
dengan baik. Jika kebijakan pemerintah dapat berjalan sesuai dengan harapan, maka
kehidupan masyarakat pun pasti akan terjamin. Dalam berbagai sistem politik, kebijakan
publik di implementasikan oleh badan-badan pemerintah. Badan-badan tersebut
melaksanakan tugas yang telah diberikan oleh pemerintah sesuai yang telah ditugaskan,
pelaksanaan tugas yang telah diberikan pun harus mampu dilakukan dengan baik dan juga
benar agar hal tersebut tidak merugikan pemerintahan.1

B. Kebijakan Pengembangan Masyarakat Islam


Kebijaksanaan pemberdayaan masyarakat secara umum dapat dipilih dalam 3 (tiga)
kelompok :

1. Kebijakan yang secara langsung mengarah pada sasaran tetapi memberikan dasar
tercapainya suasana yang mendukung kegiatan social ekonomi rakyat.
2. Kebijakan yang secara langsung mengarah kepada peningkatan kegiatan ekonomi
kelompok sasaran.
3. Kebijakan khusus yang menjangkau masyarakat miskin melalui upaya khusus.

Berkenaan dengan tugas-tugas pemberdayaan masyarakat tersebut diatas


merupakan tugas yang cukup berat maka kapasitas aparatur perlu ditingkatkan kualitas dan
kemampuannya sehingga program pemberdayaan masyarakat dapat tercapai secara
optimal.2

Sasaran yang ingin dicapai dalam Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Nagari dan
Kelurahan adalah berkurangnya jumlah penduduk miskin secara bertahap, terbentuknya
sistem dan kelembagaan penanggulangan kemiskinan pada masing-masing nagari, desa
dan kelurahan yang dapat menghimpun dan mengkoordinasikan semua sumber daya dan
program penanggulangan kemiskinan pada tingkat pemerintahannya. Tertatanya data
tipologi kemiskinan pada masing-masing nagari, desa dan kelurahan. Serta meningkatnya
kepedulian dan partisipasi keluarga tidak miskin dan perantau. Sasaran kebijakan
Pemberdayaan Masyarakat adalah3:

1
https://pengertiandefinisi.com/pengertian-kebijakan-dan-macam-macam-kebijakan/
2
https://sururudin.wordpress.com/2010/04/02/kebijakan-pemberdayaan-masyarakat/
3
http://www.sumbarprov.go.id/details/news/6960

6
1. Terlaksananya Menguatan Kelembagaan dan Pengembangan Partisipasi
Masyarakat

Sasaran yang ingin dicapai selama lima tahun mendatang untuk Penguatan
Kelembagaan dan Pengembangan Partisipasi Masyarakat adalah:

a. Penguatan peran kelembagaan masyarakat sebagai wadah partisipasi


masyarakat dalam pembangunan;
b. Pengembangan manajemen pembangunan partisipatif;
c. Pemantapan Sistem Pendataan Profil Nagari/Desa/Kelurahan;
d. Terciptanya rasa memiliki masyarakat dan perantau terhadap setiap
program pembangunan yang dilaksanakan di Nagari/Desa dan
Kelurahan
e. Meningkatnya peran dan fungsi lembaga yang dapat mewadahi
partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.
f. Meningkatnya partisipasi masyarakat perantau dalam memajukan
pembangunan ekonomi terutama dalam mengangkat perekonomian
masyarakat golongan ekonomi lemah.
2. Terlaksananya Pemberdayaan Kelembagaan Adat dan Pengembangan Kehidupan
Sosial Budaya

Sasaran dalam pemberdayaan Adat dan Pengembangan Kehidupan Sosial


Budaya adalah terdapatnya peran pemimpin Adat dan lembaga trasional yang
optimal dalam kehidupan social budaya masyarakat dan pengembangan kapasitas
SDM Masyarakat adat dalam menjabarkan Substansi dan esensi ABS-SBK
sehingga mudah dipahami, dihayati dan diamalkan dalam kehidupan nyata
dan meningkatkan peran dan funsi institusi/kelembagaan dan pelestarian nilai-nilai
adat budaya minangkabau serta meningkatkan pemahaman dan kepedulian Aparat
Pemerintah dan lembaga kemasyarakatan tentang pengembangan dan pelestarian
nilai-nilai adat budaya minangkabau, Pemantapan upaya kesehatan bersumber
masyarakat dengan meningkatkan peran kelembagaan dalam pelaksanaan program
Revitalisasi Posyandu, peningkatan pelaksanaan program PMT-AS serta
peningkatkan pengetahuan dan keterampilan Aparat dalam pengelolaan PMT-AS,

7
Meningkatkan Koordinasi dan kepedulian penangulangan DBD/HIV,
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perempuan untuk mewujudkan
keluarga sehat dan sejahtera serta meningkatkan SDM pengurus TP-PKK. Serta
meningkatkan usaha penigkatan pendapat keluarga UP2K-PKK di Nagari/Desa dan
Kelurahan dan Kelurahan .

3. Terlaksananya Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat


Sasaran yang ingin dicapai selama lima tahun mendatang dalam
memberdayakan usaha ekonomi masyarakat adalah tercapainya peningkatan
kesejahteraan masyarakat, berkurangnya jumlah KK miskin secara bertahap.
Meningkatnya kepedulian dan partisipasi keluarga tidak miskin dan perantau dalam
menanggulangi kemiskinan, serta penataan administrasi keuangan dan aset nagari.
Hal ini terukur dengan menurunnya jumlah Rumah Tangga Miskin penerima BLT
dari 10,9% menjadi 8.5%.
4. Terlaksananya Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam
dan Penggunaan Teknologi Tepat Guna

Sasaran dalam pemberdayaan masyarakat untuk pengelolaan sumberdaya


alam dan teknologi tepat guna adalah untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat
dengan memanfaatkan potensi yang ada antara lain :

a. Meningkatnya kemampuan dan keterampilan masyarakat dalam penguasaan


Teknologi Tepat Guna sehingga mampu menunjang penguatan ekonomi
masyarakat.
b. Teridentifikasi dan teriventarisasinya kebutuhan teknologi tepat guna bagi
masyarakat baik teknologi baru maupun modifikasi teknologi.
c. Meningkatnya pengetahuan aparat dan masyarakat dalam mendapatkan data-
data pengembangan wilayah pesisir pantai dan terpeliharanya fasilitas umum
yang telah dibangun oleh pemerintah baik sumber dana APBN/APBD/maupun
bantuan dari luar negeri.
d. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat dalam pemanfaatan prasarana dan
sarana air bersih perdesaan.

8
e. Meningkatnya Kesadaran masyarakat perdesaan akan pentingnya pelestarian
lingkungan dan sumber daya alam yang ada di sekitarnya.
f. Meningkatnya kualitas hidup masyarakat perdesaan/Nagari/Desa dan
Kelurahan dan Kelurahan dalam pengelolaan lingkungan hidup dan sumber
daya alam yang bekelanjutan.
g. Meningkatnya kerja sama serta memfasilitasi keterlibatan aktif pelaku
pembangunan dalam rangka mendorong pemanfaatan dan pengembangan
teknologi tepat guna.
h. Terlaksananya Penanggulangan kemiskinan berbasis Nagari/Desa dan
Kelurahan dan Kelurahan

Sasaran umum adalah untuk tercapainya efektifitas dan efisiensi


penanggulangan kemiskinan. Pencapaian sasaran program pemberdayaan
masyarakat desa/keluran dan nagari menggunakan indikator sbb;

a. Peningkatan Koordinasi, sinkronisasi dan sinergitas Program Penanggulangan


Kemiskinan antar SKPD di Propinsi, Kab/Kota dan Stakeholders;
b. Penguatan Kelembagaan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah
baik Propinsi Maupun Kab/Kota;
c. Peningkatan kualifikasi dan kompetensi tenaga muda terdidik sebagai
motivator dan mitra kerja pemerintah di Nagari/Desa dan Kelurahan dan
Kelurahan ;
d. Fasilitasi penguatan kemampuan kelembagaan usaha ekonomi Mikro dan kecil
di perdesaan;
e. Pendampingan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan;
f. Penguatan Kelembagaan Pemberdayaan Masyarakat sebagai sector pelaksana
penyaluran Program/Kegiatan penanggulangan

C. Pengertian Strategi
Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus
pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya
bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.

9
Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan
terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan
oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari
apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan
inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti.
Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.

Berikut ini merupakan pengertian dari para ahli:

1. Siagaan: Strategi adalah serangkaian keputusan sarta tindakan yang mendasar yang
dibuat oleh menejemen puncak dan diterapkan kesemua jajaran dalam organisasi untuk
pencapaian tujuan organisasi.
2. Craig dan Grant: Strategi adalah penetapan sasaran dan tujuan dalam jangka panjang.
3. Pearce: Strategi adalah suatu rencana dari suatu perusahaan, yang mencerminkan
kesadaran perusahaan mengenai kapan, dimana serta bagaimana harus bersaing dalam
menghadapi lawan dengan maksud dan tujuan tertentu.
4. Carl Von Clausewitz: Stategi adalah suatu pengetahuan terhadap penggunaan
pertempuran agar dapat memenangkan sebuah peperangan. Dan perang itu sendiriialah
kelanjutan dari politik.
5. Morrisey: Strategi merupakan suatu proses untuk menentukan arah yang harus dituju
oleh perusahaan agar bisa tercapai segala misinya.
6. Rangkuti: Strategi merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
7. Kaplan dan Norton: Strategi adalah seperangkat hipotesis dalam model hubungan cause
dan effect yaitu hubungan yang bisa diekspresikan dengan hubungan antara if dan then.
8. Scholes dan Johnson: Strategi merupakan arah dan ruang lingkup dari organisasi atau
lembaga dalam jangka panjang. Yang mencapai keuntungan melalui konfigurasi dari
sumber daya dalam lingkungan, untuk memenuhi kebutuhan pasar.
9. A.Halim: Strategi yakni cara dimana organisasi atau lembaga akan mencapai sebuah
tujuan yang sesuai dengan peluang dan ancaman lingkungan eksternal yang dihadapi
dan kemampuan internal serta sumber daya.
10. Syafrizal: Strategi merupakan suatu cara untuk dapat mencapai tujuan berdasarkan
analisa terhadap faktor internal dan eksternal.

10
11. Robinson: Strategi merupakan rencana dari perusahaan, yang mencerminkan kesadaran
suatu perusahaan tentang kapan, dimana serta bagaimana merka harus bersaing dalam
menghadapi lawan dengan tujuan dan maksud tertentu

D. Tingkatan Strategi
Dengan merujuk pada pandangan Dan Schendel dan Charles Hofer, Higgins (1985)
menjelaskan adanya empat tingkatan strategi. Keseluruhannya disebut Master Strategy,
yaitu:

1. Enterprise Strategy

Strategi ini berkaitan dengan respons masyarakat. Setiap organisasi mempunyai


hubungan dengan masyarakat. Masyarakat adalah kelompok yang berada di luar
organisasi yang tidak dapat dikontrol. Di dalam masyarakat yang tidak terkendali itu,
ada pemerintah dan berbagai kelompok lain seperti kelompok penekan, kelompok
politik dan kelompok sosial lainnya.

Jadi dalam strategi enterprise terlihat relasi antara organisasi dan masyarakat luar,
sejauh interaksi itu akan dilakukan sehingga dapat menguntungkan organisasi. Strategi
itu juga menampakkan bahwa organisasi sungguh-sungguh bekerja dan berusaha untuk
memberi pelayanan yang baik terhadap tuntutan dan kebutuhan masyarakat.

2. Corporate Strategy

Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering disebut Grand
Strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi.

3. Business Strategy

Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran di tengah


masyarakat. Bagaimana menempatkan organisasi di hati para penguasa, para
pengusaha, para investor dan sebagainya. Semua itu dimaksudkan untuk dapat
memperoleh keuntungan-keuntungan strategi yang sekaligus mampu menunjang
berkembangnya organisasi ke tingkat yang lebih baik.

11
4. Functional Strategy.

Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang suksesnya strategi
lain. Ada tiga jenis strategi functional yaitu:

a. Strategi functional ekonomi yaitu mencakup fungsi-fungsi yang


memungkinkan organisasi hidup sebagai satu kesatuan ekonomi yang sehat,
antara lain yang berkaitan dengan keuangan, pemasaran, sumber daya,
penelitian dan pengembangan.
b. Strategi functional manajemen, mencakup fungsi-fungsi manajemen yaitu
planning, organizing, implementating, controlling, staffing, leading,
motivating, communicating, decision making, representing, dan integrating.
c. Strategi isu stratejik, fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan, baik situasi
lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui atau
yang selalu berubah.

Tingkat-tingkat strategi itu merupakan kesatuan yang bulat dan menjadi isyarat
bagi setiap pengambil keputusan tertinggi bahwa mengelola organisasi tidak boleh dilihat
dari sudut kerapian administratif semata, tetapi juga hendaknya memperhitungkan soal
“kesehatan” organisasi dari sudut ekonomi (J. Salusu, p 104, 1996).

E. Strategi Pengembangan Masyarakat Islam


1. Strategi Empiris-Rasional
Strategi Empiris-Rasional didasarkan pada asumsi-asumsi sebagai berikut:
a. Manusia adalah Makhluk rasional, dengan demikian musuh utama rasionalitas
manusia adalah kebodohan dan tahyul.
b. Manusia akan mengikuti kepentingandirinya yang rasional.
c. Manusia akan menerima perubahan jika perubahan tersebut dapat diterima dan
dibenarkan secara rasional. Untuk agen perubahan harus dapat menunjukkan
manfaat perubahan bagi sasaran perubahan. Karena apabila melihat dari
perubahan itu tidak dapat mereka terima atau tidak dapat terbukti, maka mereka
tidak dapat meyakini perlunya perubahan bagi mereka. Tujuan yang ingin
dicapai adalah perubahan pengetahuan melalui informasi atau dasar pemikiran
intelektif.

12
2. Strategi Normatif-Reduktif
Strategi Normatif-reduktif didasarkan pada asumsi sebagai berikut:
a. Pola tindakan dan perilaku warga masyarakat didukung oleh
1) Norma-norma sosial-budaya, dan
2) Komitmen individu terhadap norma-norma.
b. Norma sosial-budaya didukung oleh sikap dan sistem nilai dari individu
(pandangan normatif yang memperkuat komitmen mereka)
c. Perubahan pola perilaku atau tindakan masyarakat hanya karena terjadi jika
orang dapat digerakkan hatinya untuk mengubah orientasi normatif terhadap
pola lama dan mengembangkan komitmen terhadap pola yang baru. Tujuan
yang ingin dicapai adalah perubahan sikap, perasaan, dan pola hubungan.
3. Strategi Power-Coercive
Strategi Power-coercive kepada asumsi:
a. Manusia akan mengikuti keinginan dari pihak lain yang dipandangkan memiliki
kekuasaan lebih besar. Terlebih lagi bila sebagian sumber pemenuhan
kebutuhan dan berada pada pihak tersebut.
b. Masyarakat yang memiliki tingkat pengetahuan yang rendah dan situasi
masyarakat yang anomi memnuntut peran yang lebih besar dari penguasa untuk
melakukan inisiatif dan pengaturan.
c. Manusia akan mengikuti perubahan yang terjadi ketika tidak memiliki daya-
daya tawar dan kemampuan untuk mengoreksi.
d. Unsur kekuasaan yang digunakan.
1) Kekuasaan Politik.
2) Kekuasaan Ekonomi.
3) Kekuasaan Moral.

Tujuan yang ingin dicapai perubahan orientasi dan kemauan mengikuti arah
perubahan. Sebagai strategi dasar, operasionalisasinya akan terkait dengan pendekatan dan
model pengembangan masyarakat yang digunakan. Untuk itu perlu diperhatikan
komponen-komponen yang perlu diperhatikan dalam menyusun strategi pengembangan
masyarakat.

13
Strategi memiliki kedudukan yang cukup sentral dalam proses pengembangan
masyarakat. Tanpa strategi dan komitmen dalam pengembangan masyarakat hanya akan
menjadi sebatas retorika yang tanpa makna. Aksi yang dilakukan tanpa menggunakan
strategi yang tepat tidak dapat menjamin tercapainya hasil yang diharapkan.

14
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa isi kebijakan yang pertama adalah tujuan. Yang
dimaksud adalah tujuan tertentu yang dikehendaki untuk dicapai (the desired ends to be
achieved); bukan sesuatu tujuan yang sekedar diingkan saja. Rencana atau proposal
yang merupakan alat atau cara tertentu untuk mencapainya. Program atau cara tertentu
yang telah mendapat persetujuan dan pengesahan untuk mencapai tujuan yang
dimaksud. Keputusan, yakni tindakan tertentu yang diambil untuk menentukan tujuan,
membuat dan menyesuaikan rencana, serta melaksanakan dan mengevaluasi program.
Dampak (effect), Adapun kebijakan pengembangan masyarakat islam diantaranya :
yakni dampak yang timbul dari suatu program dalam masyarakat. Kebijakan yang secara
langsung mengarah pada sasaran tetapi memberikan dasar tercapainya suasana yang
mendukung kegiatan social ekonomi rakyat. Kebijakan yang secara langsung mengarah
kepada peningkatan kegiatan ekonomi kelompok sasaran. Kebijakan khusus yang
menjangkau masyarakat miskin melalui upaya khusus.

Dan Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat)


dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang
diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu
dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya
kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi
inti. Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan. Adapun
strategi nya yaitu strategi empiris-rasional, strategi normative- redukatif, strategi power-
coercive

15
DAFTAR PUSTAKA

https://pengertiandefinisi.com/pengertian-kebijakan-dan-macam-macam-kebijakan/
https://sururudin.wordpress.com/2010/04/02/kebijakan-pemberdayaan-masyarakat/

http://www.sumbarprov.go.id/details/news/6960

W. Alexandrya Hening. 2013.Strategi Dan Pendekatan Dalam Pengembangan


Masyarakat. Universitas Lampung Fakultas Pertanian. Lampung

16

Anda mungkin juga menyukai