Disusun Oleh :
Hanifatun Nafisa
Putri Asri Aningsih
Kelas : X IPS (A)
MADRASAH ALIYAH
YAYASAN PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN
MATHLAUL HUDA AMBARAWA
TAHUN PELAJARAN
2021/2022
LEMBARA PENGESAHAN
Yang dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata Pelajaran Geografi :
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Pembimbing
ii
KATA PENGATAR
Ambarawa, ……………...2022
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Desa adalah kesatuan masyarakathukum yang memiliki batas-
batasWilayah yang berwenang untukmengatur dan mengurus
kepetinganmasyarakat setempat, berdasarkanasal-usul dan adat istiadat yang
diakuidan dihormati dalam sistemPemerintahan Negara Kesatuan
RepublikIndonesia.
Kegiatan Pembangunan Pedesaan di IndonesiaMemiliki beberapa
karakteristik seperti:1) Masyarakat terlibat secara penuh dalam perencanaan
dan pelaksanaan;2) Keterbukaan dalam pengambilan keputusan dan
pengeloaan keuangannya cukup kuat;3) Tidak sepenuhnya mengikuti
mekanisme dan prosedur yang telah ada;4) Penguatan kelembagaan
masyarakat dan pemerintah lokalnya cukup menonjol dengan bantuan teknis
dari konsultan;5) Belum ada keterpaduan dengan program pembangunan
nasional, baik dalam hal program, lokasi, dana, waktu, dan mekanisme
pengelolaan.
Pembangunan Masyarakat Desa pada dasarnya adalah bertujuan untuk
mencapai suatu keadaan pertumbuhan dan peningkatan untuk jangka panjang
dan sifat peningkatan akan lebih bersifat kualitatif terhadap pola hidup warga
masyarakat, yaitu pola yang dapat mempengaruhi perkembangan aspek
mental (jiwa), fisik (raga), intelegensia (kecerdasan) dan kesadaran
bermasyarakat dan bernegara. Akan tetapi pencapaian objektif dan target
pembangunan desa pada dasarnya banyak ditentukan oleh mekanisme dan
struktur yang dipakai sebagai sistem pembangunan desa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kebijakan?
2. Bagaimana cara pembagian desa berdasarkan tahap pembangunannya ?
3. Bagaimana upaya meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan di tingkat
desa ?
4. Apa sasaran pembangunan desa
5. Apa saja masalah-masalah dalam pembangunan ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebijakan
Kebijakan adalah pedoman-pedoman dan ketentuan-ketentuan yang
dianut atau dipilih dalam melaksanakan (memanage) suatu program untuk
mencapai tujuan tertentu. Perencanaan adalah semua kegiatan (planning)
yang dilakukan sebelum melakukan suatu kegiatan, dari suatu program
proyek, yakni menentukan tujuan objective, tujuan antara, kebijakan,
prosedur dan program. Sukirno (1985) mengemukakan pendapatnya tentang
konsep pembangunan, mempunyai 3 sifat penting, yaitu : proses terjadinya
perubahan secara terus menerus, adanya usaha untuk menaikkan pendapatan
perkapita masyarakat dan kenaikan pendapatan masyarakat yang terjadi
dalam jangka waktu yang panjang.
Menurut Todaro (1998) pembangunan bukan hanya fenomena semata,
namun pada akhirnya pembangunan tersebut harus melampaui sisi materi dan
keuangan dari kehidupan manusia. Dengan demikian pembangunan idealnya
dipahami sebagai suatu proses yang berdimensi jamak, yang melibatkan
masalah pengorganisasian dan peninjauan kembali keseluruhan sistem
ekonomi dan sosial Berdimensi jamak dalam hal ini artinya membahas
komponen-komponen ekonomi maupun non ekonomi.
Todaro (1998) menambahkan bahwa pembangunan ekonomi telah
digariskan kembali dengan dasar mengurangi atau menghapuskan
kemiskinan, ketimpangan dan pengangguran dalam kontenks pertumbuhan
ekonomi atau ekonomi negara yang sedang berkembang.
Akhirnya disadari bahwa pengertian pembangunan itu sangat luas
bukan hanya sekedar bagaimana menaikkan pendapatan nasional saja.
Pembangunan ekonomi itu tidak bisa diartikan sebagai kegiatan-kegiatan
yang dilakukan negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf
hidup masyarakatnya. Berbagai sudut pandang dapat digunakan untuk
menelaah pembangunan pedesaan.
2
B. Pembagian Desa Berdasarkan Tahap Pembangunannya
Sebelum mengetahui kebijakan yang harus dibuat dalam
pembangunan sebuah desa maka harus dikenali terlebih dahulu jenis desanya.
Oleh karena itu, akan dipaparkan desa berdasarkan tahap pembangunannya
sebagai berikut:
1. Desa Primitif Belum mengalami sentuhan perubahan kebudayaan
(sivilisasi) manusia. Contoh: desa-desa di Irian Jaya, penduduknya masih
menggunakan koteka, desa-desa masyarakat tertinggal di Riau dan Jambi
(Orang Sakai), Desa-desa orang baduy di Jawa Barat dan desa-desa
masyarakat Dayak di Kalimantan dengan cara bertani berpindah-pindah.
Ciri-cirinya antara lain: Masyarakat terisoler, belum bersentuhan dengan
kehidupan modern atau sangat sedikit bersentuhan Cara bertani sangat
primitif, menanam ubi, berburu, bakar hutan, pertanian berpindah- pindah
Belum ada yang bersekolah atau baru mulai satu-satu. Kebanyakan masih
memakai alat-alat primitive buatan tangan Keper cayaan umumnya belum
agama, tetapi masih berupa aliran kepercayaan
2. Desa tradisonal Beberapa ciri-cirinya; Sudah mengalami sentuhan dengan
kehidupan modern, tetapi adopsi kebudayaan baru lambat, umumnya
terisolir Tingkat kemajuan lambat, masih tahap prakapitalis Pertumbuhan
produksi hamper nol atau stagnan Masih kuat memegang tradisi lamat,
adat istiadat, ritual yang berakar dalam Kehidupan kelompok cukup kuat;
masih ada hubungan patron clien alam kepemimpinan desaatau pemimpin
marga, tokoh adat atau pedagang desa dan tuan tanah desa. Sudah ada
kepala desa diangkat pemerintah atau dipilih maasyrakat, namun kalu tidak
sesuai pola hubungan patron klien kurang berhasil. Pendidikan lemah dan
adopsi tegnologi baru dan hubungan dengan dunia luar lemah. Sebagian
besar desa tradisional masyarakatnya bersifat subsistem atau produksi
untuk pasaar belum berkembang. Penggunaan uang masih terbatas. Alat
menabung masih fisik, seperti ternak atau emas. Juga berkeinginan
menabung masih rendah.
3. Desa Transisonal Ciri-cirnya adalah: Kontak dengan dunia luar sudah
cukup besar, seperti ke pasar, ke sekolah bekerja ke kota/ tempat lain atau
3
melalui perpindahan penduduk, termasuk urbanisasi. Banyak mengadopsi
tegnologi baru, siap menerima pembaharuan, penyuluhan dan pendidikan
Produktivitas kegiatan ekonomi, seperti pertanian, peternakan mengalami
peningkatan Proses produksi sedang mengalami perubahan cukup berat,
melalui adopsi tegnologi Komersialisasi sudah cukup tinggi, pasar
digunakan untuk menjual hasil dan membeli input produksi Penggunaan
tenaga kerja luar dan adanya pasar upah tenaga kerja mulai berkembang
Tabungan berkembang dan sebagian dalam bentuk ruang
4. Desa Maju/Modern Ciri-cirinya: Memanfaatkan tegnlogi baru Produksi
berorientasi pasar. Sebagian besar dijual untuk pasar sehingga jenis
komoditi yang diproduksi selalu disesuaikan dengan keadaan harga pasar.
Tujuan produksi adalah untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya.
Mulai menerapkan sistem Agribisnis Paradigma Pertanian berubah
menjadi Agribisnis dan Agroindustri dan perdagangan berkembang.
Masyarakat sangat menghargai pedidikan, bersedia melakukan human
investment Masyarakat sudah mengadopsi kehidupan di kota.
Perbedaannya kegiatan ekonominya adalah berbasis pedesaan seperti
pertanian, industry desa, pertambangan, pariwisata dan lain-lain.
4
dari atas, menurut Asmara, H., (2001) adalah karena kualitas dan hasil
perencanaan dari bawah lemah, yang disebabkan beberapa faktor antara lain:
1. Lemahnya kapasitas lembaga-lembaga yang secara fungsional menangani
perencanaan;
2. Kelemahan identifikasi masalah pembangunan;
3. Dukungan data dan informasi perencanaan yang lemah;
4. Kualitas sumberdaya manusia khususnya di desa yang lemah;
5. Lemahnya dukungan pendampingan dalam kegiatan perencanaan, dan
6. Lemahnya dukungan pendanaan dalam pelaksanaan kegiatan perencanaan
khususnya di tingkat desa dan kecamatan.
5
Pengembangan potensi dan pemanfaatan teknologi tepat guna dalam
rangka menunjang industri kecil perdesaan.
Pengembangan Sumberdaya Manusia yang handal Sumber Daya
Manusia memegang peranan penting dalam proses pembangunan
desa. Semakin tinggi kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) maka
semakin mendorong kemajuan suatu desa.
2. Program-program yang dapat dikembangkan diantaranya:
Program pengembangan pendidikan
Program peningkatan pelayanan kesehatan
Pembinaan generasi muda, seni budaya, pemuda dan olah raga
Program perluasan lapangan kerja dan kesempatan kerja.
Pembinaan kehidupan beragama
Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan masyarakat
3. Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Pembangunan infrastruktur
diharapkan mampu mendukung prioritas pembangunan lainnya, khususnya
pengembangan ekonomi kerakayatan dan peningkatan kualitas SDM.
Program pembangunan infrastruktur pada dasarnya adalah pembangunan
sarana dan prasarana yang mampu memberikan pelayanan guna
mendukung kegiatan ekonomi produktif, pelayanan sosial, kegiatan sosial
kemasyarakatan dan meningkatkan aksesibilitas untuk menciptakan
keterkaitan ekonomi antar wilayah. Beberapa program yang dapat
dikembangkan dalam membangun infrastruktur pedesaan adalah:
Membuka isolasi daerah-daerah yang terisolasi dengan pembangunan
jalan-jalan perdesaan. Pembangunan prasarana perekonomian dan
pertanian Pembangunan prasarana pemerintahan desa/kelurahan
6
menyebabkan timbulnya masalah pembangunan desa pada desa-desa
tradisional, masalah- masalah tersebut terutama adalah:
1. Masalah pertumbuhan penduduk penduduk yang berat, sehingga pemilikan
tanah semakin berkurang, terutama pada wilayah yang terbatas lahannya
(Sumber Daya Alam)
2. Tingkat Pendidikan rendah yang menyebabkan adopsi tegnologi rendah
dan stagnansi produk juga masalah lain yang bisa timbul dengan serius
seperti masalah kesehatan, rendahnya produktivitas kerja dan masalah
kepemimpinan desa.
3. Keterisolasian desa yang membuat hubungan dengan dunia luar sulit dan
lambat dan tidak dapat memanfaatkan keuntungan dengan dunia luar
Masalah-masalah yang terjadi di desa Transisional adalah:
Masalah pertumbuhan penduduk yang cepat (sama dengan desa
Tradisional)
Masalah pertanahan timbul, karena hubungan dengan dunia luar
Tingkat pendidikan rendah (Sama dengan desa tradisional)
Tingkat adopsi tegnologi yang mudah dan tidak tersedianya tegnologi
spesifik local
Keterisolasian desa dan lambatnya pembangunan prasarana jalan
Masalah pembangunan prasarana lain seperti irigasi, drainase
Masalah pemasaran hasil-hasil pertanian 8
Masalah pengadaan modal untuk pembaharuan usaha-usaha pertanian
(perkreditan dan akumulasi modal) Masalah ini perlu dimengerti
keadaannya, baik pada desa tradisional maupun pada desa transisional
agar kebijakan dan perencanaan pembangunan desa dapat dibuat
dengan cukup lebih baik.
Pemerintahan Desa dalam menyelenggarakan kewenangannya
dibidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan untuk
mewujudkan kemandirian serta kesejahteraan masyarakat belum dapat
optimal karena terdapat berbagai permasalahan, seperti;
1. Terlalu cepatnya perubahan berbagai peraturan perundang-undangan
sehingga menimbulkan kebingungan ditingkat pelaksana dan terkadang
7
peraturan perundang- undangan yang dibutuhkan kurang lengkap dan
memadai;
2. Fasilitasi oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah masih sering terlambat;
3. Terbatasnya tingkat kesejahteraan para penyelenggaran pemerintahan
desa;
4. Sebagian kualitas aparat pemerintahan desa masih terbatas dalam
menggalang partisipasi masyarakat, menumbuhkan keswadayaan dan
kemandirian dalam membangun, memanfaatkan, memelihara serta
mengembangkan hasil-hasil pembangunan;
5. Sangat terbatasnya sarana dan prasarana pemerintahan desa
6. Belum terdapat kepastian mengenai kewenangan dan sumber pendapatan
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebijakan perencanaan pembangunan desa merupakan suatu
pedoman-pedoman dan ketentuan-ketentuan yang dianut atau dipilih dalam
perencanaan pelaksanakan (memanage) pembangunan di desa yang
mencakup seluruh aspek kehidupan dan penghidupan masyarakat sehingga
dapat mencapai kesejahteraan bagi masyarakat.
Pembangunan Masyarakat Desa pada dasarnya adalah bertujuan
untuk mencapai suatu keadaan pertumbuhan dan peningkatan untuk jangka
panjang dan sifat peningkatan akan lebih bersifat kualitatif terhadap pola
hidup warga masyarakat, yaitu pola yang dapat mempengaruhi perkembangan
aspek mental(jiwa), fisik (raga), intelegensia (kecerdasan) dan kesadaran
bermasyarakat dan bernegara. Akan tetapi pencapaian objektif dan target
pembangunan desa pada dasarnya banyak ditentukan oleh mekanisme dan
struktur yang dipakai sebagai sistem pembangunan desa.
Pengertian pembangunan itu sangat luas bukan hanya sekedar
bagaimana menaikkan pendapatan nasional saja. Pembangunan ekonomi itu
tidak bisa diartikan sebagai kegiatan- kegiatan yang dilakukan negara untuk
mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup masyarakatnya.
Pembagian desa menurut tahap pembangunannya terbagi atas 3.
Kebijakan perencanaan pembangunan desa merupakan suatu
pedoman-pedoman dan ketentuan-ketentuan yang dianut atau dipilih dalam
perencanaan pelaksanakan (memanage) pembangunan di desa yang
mencakup seluruh aspek kehidupan dan penghidupan masyarakat sehingga
dapat mencapai kesejahteraan bagi masyarakat.
Pembangunan Masyarakat Desa pada dasarnya adalah bertujuan
untuk mencapai suatu keadaan pertumbuhan dan peningkatan untuk jangka
panjang dan sifat peningkatan akan lebih bersifat kualitatif terhadap pola
hidup warga masyarakat, yaitu pola yang dapat mempengaruhi perkembangan
aspek mental (jiwa),
9
DAFTAR PUSTAKA
10