Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH GEOGRAFI

” MODEL PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA”

Disusun guna memenuhi salah satu tugas Mata Pelajaran Geografi

Guru Mata Pelajaran :


Fitria Kurni Hastuty, S.Si

Disusun Oleh :
Hanifatun Nafisa
Putri Asri Aningsih
Kelas : X IPS (A)

MADRASAH ALIYAH
YAYASAN PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN
MATHLAUL HUDA AMBARAWA
TAHUN PELAJARAN
2021/2022
LEMBARA PENGESAHAN

Penelian ini berjudul :


“MODEL PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “

Yang dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata Pelajaran Geografi :

Telah Disetujui Pada :


Hari : ...................................
Tanggal : ...................................

Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Pembimbing

MAD TOYIB, S.Pd. FITRIA KURNI HASTUTY, S.Si

ii
KATA PENGATAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelasaikan karya ilmiah
ini tanpa ada suatu halangan apapun.
Penelitian ilmiah ini di susun dengan metode dan kajian pustaka tentang
lingkungan hidup dan sumber – sumber yang lain. Dengan demikian, semua pihak
secara aktif mengembangkan ide – idenya dari hasil kajian.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Mad Toyib, S.Pd selaku Kepala MA YPPTQMH AMBARAWA.
2. Ibu Fitria Kurni Hastuty, S.Si selaku guru Mata Pelajaran Geografi dan
pembimbing dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
3. Bapak dan Ibu guru serta karyawan karyawati MA YPPTQMH AMBARAWA
4. Ayah dan Ibu tercinta di rumah yang selalu memberi dukungan dan do’a
sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan.
5. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ini.
Namun, penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan demi peningkatan karya tulis ilmiah ini.
Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.

Ambarawa, ……………...2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 2
A. Pengertian Kebijakan............................................................................ 2
B. Pembagian Desa Berdasarkan Tahap Pembangunannya ...................... 3
C. Upaya Meningkatkan Kualitas Perencanaan Pembangunan
di Tingkat Desa ..................................................................................... 4
D. Sasaran Pembangunan Desa ................................................................. 5
E. Masalah-masalah Dalam Pembangunan ............................................... 6
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 9
A. Kesimpulan ........................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 10

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Desa adalah kesatuan masyarakathukum yang memiliki batas-
batasWilayah yang berwenang untukmengatur dan mengurus
kepetinganmasyarakat setempat, berdasarkanasal-usul dan adat istiadat yang
diakuidan dihormati dalam sistemPemerintahan Negara Kesatuan
RepublikIndonesia.
Kegiatan Pembangunan Pedesaan di IndonesiaMemiliki beberapa
karakteristik seperti:1) Masyarakat terlibat secara penuh dalam perencanaan
dan pelaksanaan;2) Keterbukaan dalam pengambilan keputusan dan
pengeloaan keuangannya cukup kuat;3) Tidak sepenuhnya mengikuti
mekanisme dan prosedur yang telah ada;4) Penguatan kelembagaan
masyarakat dan pemerintah lokalnya cukup menonjol dengan bantuan teknis
dari konsultan;5) Belum ada keterpaduan dengan program pembangunan
nasional, baik dalam hal program, lokasi, dana, waktu, dan mekanisme
pengelolaan.
Pembangunan Masyarakat Desa pada dasarnya adalah bertujuan untuk
mencapai suatu keadaan pertumbuhan dan peningkatan untuk jangka panjang
dan sifat peningkatan akan lebih bersifat kualitatif terhadap pola hidup warga
masyarakat, yaitu pola yang dapat mempengaruhi perkembangan aspek
mental (jiwa), fisik (raga), intelegensia (kecerdasan) dan kesadaran
bermasyarakat dan bernegara. Akan tetapi pencapaian objektif dan target
pembangunan desa pada dasarnya banyak ditentukan oleh mekanisme dan
struktur yang dipakai sebagai sistem pembangunan desa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kebijakan?
2. Bagaimana cara pembagian desa berdasarkan tahap pembangunannya ?
3. Bagaimana upaya meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan di tingkat
desa ?
4. Apa sasaran pembangunan desa
5. Apa saja masalah-masalah dalam pembangunan ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebijakan
Kebijakan adalah pedoman-pedoman dan ketentuan-ketentuan yang
dianut atau dipilih dalam melaksanakan (memanage) suatu program untuk
mencapai tujuan tertentu. Perencanaan adalah semua kegiatan (planning)
yang dilakukan sebelum melakukan suatu kegiatan, dari suatu program
proyek, yakni menentukan tujuan objective, tujuan antara, kebijakan,
prosedur dan program. Sukirno (1985) mengemukakan pendapatnya tentang
konsep pembangunan, mempunyai 3 sifat penting, yaitu : proses terjadinya
perubahan secara terus menerus, adanya usaha untuk menaikkan pendapatan
perkapita masyarakat dan kenaikan pendapatan masyarakat yang terjadi
dalam jangka waktu yang panjang.
Menurut Todaro (1998) pembangunan bukan hanya fenomena semata,
namun pada akhirnya pembangunan tersebut harus melampaui sisi materi dan
keuangan dari kehidupan manusia. Dengan demikian pembangunan idealnya
dipahami sebagai suatu proses yang berdimensi jamak, yang melibatkan
masalah pengorganisasian dan peninjauan kembali keseluruhan sistem
ekonomi dan sosial Berdimensi jamak dalam hal ini artinya membahas
komponen-komponen ekonomi maupun non ekonomi.
Todaro (1998) menambahkan bahwa pembangunan ekonomi telah
digariskan kembali dengan dasar mengurangi atau menghapuskan
kemiskinan, ketimpangan dan pengangguran dalam kontenks pertumbuhan
ekonomi atau ekonomi negara yang sedang berkembang.
Akhirnya disadari bahwa pengertian pembangunan itu sangat luas
bukan hanya sekedar bagaimana menaikkan pendapatan nasional saja.
Pembangunan ekonomi itu tidak bisa diartikan sebagai kegiatan-kegiatan
yang dilakukan negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf
hidup masyarakatnya. Berbagai sudut pandang dapat digunakan untuk
menelaah pembangunan pedesaan.

2
B. Pembagian Desa Berdasarkan Tahap Pembangunannya
Sebelum mengetahui kebijakan yang harus dibuat dalam
pembangunan sebuah desa maka harus dikenali terlebih dahulu jenis desanya.
Oleh karena itu, akan dipaparkan desa berdasarkan tahap pembangunannya
sebagai berikut:
1. Desa Primitif Belum mengalami sentuhan perubahan kebudayaan
(sivilisasi) manusia. Contoh: desa-desa di Irian Jaya, penduduknya masih
menggunakan koteka, desa-desa masyarakat tertinggal di Riau dan Jambi
(Orang Sakai), Desa-desa orang baduy di Jawa Barat dan desa-desa
masyarakat Dayak di Kalimantan dengan cara bertani berpindah-pindah.
Ciri-cirinya antara lain: Masyarakat terisoler, belum bersentuhan dengan
kehidupan modern atau sangat sedikit bersentuhan Cara bertani sangat
primitif, menanam ubi, berburu, bakar hutan, pertanian berpindah- pindah
Belum ada yang bersekolah atau baru mulai satu-satu. Kebanyakan masih
memakai alat-alat primitive buatan tangan Keper cayaan umumnya belum
agama, tetapi masih berupa aliran kepercayaan
2. Desa tradisonal Beberapa ciri-cirinya; Sudah mengalami sentuhan dengan
kehidupan modern, tetapi adopsi kebudayaan baru lambat, umumnya
terisolir Tingkat kemajuan lambat, masih tahap prakapitalis Pertumbuhan
produksi hamper nol atau stagnan Masih kuat memegang tradisi lamat,
adat istiadat, ritual yang berakar dalam Kehidupan kelompok cukup kuat;
masih ada hubungan patron clien alam kepemimpinan desaatau pemimpin
marga, tokoh adat atau pedagang desa dan tuan tanah desa. Sudah ada
kepala desa diangkat pemerintah atau dipilih maasyrakat, namun kalu tidak
sesuai pola hubungan patron klien kurang berhasil. Pendidikan lemah dan
adopsi tegnologi baru dan hubungan dengan dunia luar lemah. Sebagian
besar desa tradisional masyarakatnya bersifat subsistem atau produksi
untuk pasaar belum berkembang. Penggunaan uang masih terbatas. Alat
menabung masih fisik, seperti ternak atau emas. Juga berkeinginan
menabung masih rendah.
3. Desa Transisonal Ciri-cirnya adalah: Kontak dengan dunia luar sudah
cukup besar, seperti ke pasar, ke sekolah bekerja ke kota/ tempat lain atau

3
melalui perpindahan penduduk, termasuk urbanisasi. Banyak mengadopsi
tegnologi baru, siap menerima pembaharuan, penyuluhan dan pendidikan
Produktivitas kegiatan ekonomi, seperti pertanian, peternakan mengalami
peningkatan Proses produksi sedang mengalami perubahan cukup berat,
melalui adopsi tegnologi Komersialisasi sudah cukup tinggi, pasar
digunakan untuk menjual hasil dan membeli input produksi Penggunaan
tenaga kerja luar dan adanya pasar upah tenaga kerja mulai berkembang
Tabungan berkembang dan sebagian dalam bentuk ruang
4. Desa Maju/Modern Ciri-cirinya: Memanfaatkan tegnlogi baru Produksi
berorientasi pasar. Sebagian besar dijual untuk pasar sehingga jenis
komoditi yang diproduksi selalu disesuaikan dengan keadaan harga pasar.
Tujuan produksi adalah untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya.
Mulai menerapkan sistem Agribisnis Paradigma Pertanian berubah
menjadi Agribisnis dan Agroindustri dan perdagangan berkembang.
Masyarakat sangat menghargai pedidikan, bersedia melakukan human
investment Masyarakat sudah mengadopsi kehidupan di kota.
Perbedaannya kegiatan ekonominya adalah berbasis pedesaan seperti
pertanian, industry desa, pertambangan, pariwisata dan lain-lain.

C. Upaya Meningkatkan Kualitas Perencanaan Pembangunan di Tingkat


Desa
Paradigma lama pembangunan perdesaan pada masa sebelum era
otonomi adalah bagaimana melaksanakan program-program pemerintah yang
datang dari atas. Program pembangunan desa lebih banyak dalam bentuk
proyek dari atas, dan sangat kurang memperhatikan aspek keberlanjutan
pembangunan desa dan partisipasi masyarakat. Sebagian besar kebijakan
Pemerintah bernuansa “top-down”, dominasi Pemerintah sangat tinggi,
akibatnya antara lain banyak terjadi pembangunan yang tidak sesuai dengan
aspirasi masyarakat, tidak sesuai dengan potensi dan keunggulan desa, dan
tidak banyak mempertimbangkan keunggulan dan kebutuhan lokal. Kurang
terakomodirnya perencanaan dari bawah dan masih dominannya perencanaan

4
dari atas, menurut Asmara, H., (2001) adalah karena kualitas dan hasil
perencanaan dari bawah lemah, yang disebabkan beberapa faktor antara lain:
1. Lemahnya kapasitas lembaga-lembaga yang secara fungsional menangani
perencanaan;
2. Kelemahan identifikasi masalah pembangunan;
3. Dukungan data dan informasi perencanaan yang lemah;
4. Kualitas sumberdaya manusia khususnya di desa yang lemah;
5. Lemahnya dukungan pendampingan dalam kegiatan perencanaan, dan
6. Lemahnya dukungan pendanaan dalam pelaksanaan kegiatan perencanaan
khususnya di tingkat desa dan kecamatan.

D. Sasaran Pembangunan Desa


Pembangunan desa hendaknya mempunyai sasaran yang tepat,
sehingga sumber daya yang terbatas dapat dimanfaatkan secara efektif dan
efisien. Beberapa sasaran yang dapat dikembangkan atau dicapai dalam suatu
pembangunan desa adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan Ekonomi Kerakyatan. Pembangunan ekonomi kerakyatan
pada intinya adalah mengelola seluruh potensi ekonomi yang menguasi
hajat hidup orang banyak dengan menerapkan prinsip atau asas ekonomi
kerakyatan.
Program-program pembangunan ekonomi kerakyatan yang dapat
dikembangkan di desa adalah:
 Program Pemberdayaan Usaha Kecil Perdesaan dengan kegiatan
berupa penyediaan kredit tanpa bunga.
 Pembangunan pertanian dalam arti luas dalam rangka meningkatkan
ketersediaan pangan dan meningkatkan pendapatan petani, nelayan
dan peternak
 Pengembangan dan pemberdayaan koperasi serta pengusaha mikro
kecil dan menengah melalui pembinaan pengusaha kecil,
pengembangan industri kecil dan pembangunan prasarana dan sarana
ekonomi desa.

5
 Pengembangan potensi dan pemanfaatan teknologi tepat guna dalam
rangka menunjang industri kecil perdesaan.
 Pengembangan Sumberdaya Manusia yang handal Sumber Daya
Manusia memegang peranan penting dalam proses pembangunan
desa. Semakin tinggi kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) maka
semakin mendorong kemajuan suatu desa.
2. Program-program yang dapat dikembangkan diantaranya:
 Program pengembangan pendidikan
 Program peningkatan pelayanan kesehatan
 Pembinaan generasi muda, seni budaya, pemuda dan olah raga
 Program perluasan lapangan kerja dan kesempatan kerja.
 Pembinaan kehidupan beragama
 Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan masyarakat
3. Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Pembangunan infrastruktur
diharapkan mampu mendukung prioritas pembangunan lainnya, khususnya
pengembangan ekonomi kerakayatan dan peningkatan kualitas SDM.
Program pembangunan infrastruktur pada dasarnya adalah pembangunan
sarana dan prasarana yang mampu memberikan pelayanan guna
mendukung kegiatan ekonomi produktif, pelayanan sosial, kegiatan sosial
kemasyarakatan dan meningkatkan aksesibilitas untuk menciptakan
keterkaitan ekonomi antar wilayah. Beberapa program yang dapat
dikembangkan dalam membangun infrastruktur pedesaan adalah:
Membuka isolasi daerah-daerah yang terisolasi dengan pembangunan
jalan-jalan perdesaan. Pembangunan prasarana perekonomian dan
pertanian Pembangunan prasarana pemerintahan desa/kelurahan

E. Masalah-masalah Dalam Pembangunan


Masalah yang dikemukakan oleh Chayanov dan boeke, terutama
didasarkan atas sistem sosial atau kebudayaan yang berakar dalam yang
membuat Teori Ekonomi Modern seolah-olah tidak dapat diterapkan di desa-
desa atau masyarakat seperti ini. Tetapi selain masalah yang berasal dari
sistem sosial atau kebudayaan, sebenarnya banyak masalah lain yang

6
menyebabkan timbulnya masalah pembangunan desa pada desa-desa
tradisional, masalah- masalah tersebut terutama adalah:
1. Masalah pertumbuhan penduduk penduduk yang berat, sehingga pemilikan
tanah semakin berkurang, terutama pada wilayah yang terbatas lahannya
(Sumber Daya Alam)
2. Tingkat Pendidikan rendah yang menyebabkan adopsi tegnologi rendah
dan stagnansi produk juga masalah lain yang bisa timbul dengan serius
seperti masalah kesehatan, rendahnya produktivitas kerja dan masalah
kepemimpinan desa.
3. Keterisolasian desa yang membuat hubungan dengan dunia luar sulit dan
lambat dan tidak dapat memanfaatkan keuntungan dengan dunia luar
Masalah-masalah yang terjadi di desa Transisional adalah:
 Masalah pertumbuhan penduduk yang cepat (sama dengan desa
Tradisional)
 Masalah pertanahan timbul, karena hubungan dengan dunia luar
 Tingkat pendidikan rendah (Sama dengan desa tradisional)
 Tingkat adopsi tegnologi yang mudah dan tidak tersedianya tegnologi
spesifik local
 Keterisolasian desa dan lambatnya pembangunan prasarana jalan
 Masalah pembangunan prasarana lain seperti irigasi, drainase
 Masalah pemasaran hasil-hasil pertanian 8
 Masalah pengadaan modal untuk pembaharuan usaha-usaha pertanian
(perkreditan dan akumulasi modal) Masalah ini perlu dimengerti
keadaannya, baik pada desa tradisional maupun pada desa transisional
agar kebijakan dan perencanaan pembangunan desa dapat dibuat
dengan cukup lebih baik.
Pemerintahan Desa dalam menyelenggarakan kewenangannya
dibidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan untuk
mewujudkan kemandirian serta kesejahteraan masyarakat belum dapat
optimal karena terdapat berbagai permasalahan, seperti;
1. Terlalu cepatnya perubahan berbagai peraturan perundang-undangan
sehingga menimbulkan kebingungan ditingkat pelaksana dan terkadang

7
peraturan perundang- undangan yang dibutuhkan kurang lengkap dan
memadai;
2. Fasilitasi oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah masih sering terlambat;
3. Terbatasnya tingkat kesejahteraan para penyelenggaran pemerintahan
desa;
4. Sebagian kualitas aparat pemerintahan desa masih terbatas dalam
menggalang partisipasi masyarakat, menumbuhkan keswadayaan dan
kemandirian dalam membangun, memanfaatkan, memelihara serta
mengembangkan hasil-hasil pembangunan;
5. Sangat terbatasnya sarana dan prasarana pemerintahan desa
6. Belum terdapat kepastian mengenai kewenangan dan sumber pendapatan

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kebijakan perencanaan pembangunan desa merupakan suatu
pedoman-pedoman dan ketentuan-ketentuan yang dianut atau dipilih dalam
perencanaan pelaksanakan (memanage) pembangunan di desa yang
mencakup seluruh aspek kehidupan dan penghidupan masyarakat sehingga
dapat mencapai kesejahteraan bagi masyarakat.
Pembangunan Masyarakat Desa pada dasarnya adalah bertujuan
untuk mencapai suatu keadaan pertumbuhan dan peningkatan untuk jangka
panjang dan sifat peningkatan akan lebih bersifat kualitatif terhadap pola
hidup warga masyarakat, yaitu pola yang dapat mempengaruhi perkembangan
aspek mental(jiwa), fisik (raga), intelegensia (kecerdasan) dan kesadaran
bermasyarakat dan bernegara. Akan tetapi pencapaian objektif dan target
pembangunan desa pada dasarnya banyak ditentukan oleh mekanisme dan
struktur yang dipakai sebagai sistem pembangunan desa.
Pengertian pembangunan itu sangat luas bukan hanya sekedar
bagaimana menaikkan pendapatan nasional saja. Pembangunan ekonomi itu
tidak bisa diartikan sebagai kegiatan- kegiatan yang dilakukan negara untuk
mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup masyarakatnya.
Pembagian desa menurut tahap pembangunannya terbagi atas 3.
Kebijakan perencanaan pembangunan desa merupakan suatu
pedoman-pedoman dan ketentuan-ketentuan yang dianut atau dipilih dalam
perencanaan pelaksanakan (memanage) pembangunan di desa yang
mencakup seluruh aspek kehidupan dan penghidupan masyarakat sehingga
dapat mencapai kesejahteraan bagi masyarakat.
Pembangunan Masyarakat Desa pada dasarnya adalah bertujuan
untuk mencapai suatu keadaan pertumbuhan dan peningkatan untuk jangka
panjang dan sifat peningkatan akan lebih bersifat kualitatif terhadap pola
hidup warga masyarakat, yaitu pola yang dapat mempengaruhi perkembangan
aspek mental (jiwa),

9
DAFTAR PUSTAKA

Arief, Budiman, 1995. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Penerbit Gramedia


Pustaka Utama. Jakarta
Adjid, D.A. 1985. Pola Partisipasi Masyarakat Perdesaan dalam Pembangunan
Pertanian Berencana. Orba Shakti. Bandung

10

Anda mungkin juga menyukai