PONDOK PESANTREN
Disusun Oleh :
Azkiyatul Khusna
Aini Rohmah
Bunga Salsabila
Nur Syifa
Melan Vioni
Wilda Nurohmah
Salsa Bila
MADRASAH ALIYAH
YAYASAN PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN
MATHLAUL HUDA AMBARAWA
TAHUN PELAJARAN
2022/2023
LEMBARA PENGESAHAN
Yang dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata Pelajaran Geografi :
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Pembimbing
ii
MOTTO
“Waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak memanfaatkannya dengan baik, maka ia akan
memanfaatkanmu.”
(HR Muslim)
iii
PERSEMBAHAN
iv
KATA PENGATAR
Ambarawa, ……………...2023
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
MOTTO........................................................................................................... iii
PERSEMBAHAN........................................................................................... iv
KATA PENGANTAR.................................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
DAFTAR PUSTAKA
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai salah satu negara yang penduduknya mayoritas
beragama Islam, ternyata memiliki sebuah sistem pendidikan yang khas dan
unik bernama pesantren. Dikatakan khas karena pendidikan model pesantren
hanya berkembang pesat di Indonesia. Sementara di negara lain akan sulit
model pendidikan seperti ini. Selain khas dan unik, pesantren juga merupakan
pendidikan Islam asli produk Indonesia. Bahkan ada yang mngatakan bahwa
pesantren adalah “bapak” pendidikan Islam di Indonesia.
Oleh karena khas dan unik itulah maka sudah banyak ragam perpektif
yang mengkaji pesantren. Mulai dari yang bersifat general sampai spesifik.
Diantaranya, tentang sejarah, materi, dan lain sebagainya.
Berdasarkan uraian ini, maka pemakalah mencoba menguraikan
sedikit tentang pesantren dilihat dari aspek sejarah, tujuan, materi, metode
pendidikan serta hubungannya dengan kebudayaan Jawa.
B. Rumusan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan makalah ini, pemakalah susun
rumusan masalah sebagai berikut:
1) Pengertian dan sejarah pondok pesantren
2) Tujuan pendidikan dalam pondok pesantren
3) Karakteristik pondok pesantren
4) Materi pendidikan dalam pondok pesantren
5) Metode pendidikan dalam lingkungan pondok pesantren
6) Interelasi pendidikan dalam pondok pesantren dengan budaya Jawa
1
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah pondok pesantren di Jawa tidak lepas dari peran para Wali
Sembilan atau lebih dikenal dengan Walisongo yang menyebarkan Islam di
pulau Jawa pada khususnya. Pada masa Walisongo inilah istilah pondok
pesantren mulai dikenal di Indonesia. Ketika itu Sunan Ampel mendirikan
padepokan di Ampel Surabaya sebagai pusat pendidikan di Jawa. Para santri
yang berasal dari pulau Jawa datang untuk menuntut ilmu agam. Padepokan
Sunan Ampel inilah yang dianggap sebagai cikal bakal berdirinya pesantren-
pesantren yang tersebar di Indonesia.
2
Apabila diteliti mengenai silsilah ilmu para Walisongo, akan ditemukan
bahwa kebanyakan silsilahnya sampai pada Sunan Ampel. Misalnya, Sunan
Kalijaga, beliau adalah santri dari Sunan Bonang yang merupakan putra
Sunan Ampel. Begitu pula Sunan Kudus yang banyak menuntut ilmu dari
Sunan Kalijaga.
3
1) Tujuan-tujuan awal (wasail)
Rumusan wasail dapat dikenali dari rincian mata pelajaran yang
masing-masing menguatkan kompetensi santri di berbagai ilmu agama
dan penunjangnnya.
2) Tujuan-tujuan antara (ahdaf)
Paket pengalaman dan kesempatan pada masing-masing jenjang (ula,
wustha, ‘ulya) terlihat jelas dibanyak pesantren. Di jenjang dasar (ula)
pengalaman dan tanggung jawab terkait erat dengan tanggung jawab
sebagai pribadi. Di jenjang menengah (wustha) terkait dengan tanggung
jawab untuk mengurus sejawat santri dalam satu kamar atau beberapa
kamar asrama. Dan pada jenjang ketiga (‘ulya) tanggung jawab ini
sudah meluas sampai menjangkau kecakapan alam menyelenggarakan
musyawarah mata pelajaran, membantu pelaksanaan pengajaran, dan
menghadiri acara-acara di masyarakat sekitar pesantren guna mengajar
di kelompok pengajian masyarakat.
Lebih jauh lagi rumusan tujuan pendidikan dalam tingkat aplikasinya,
santri diberi skill untuk membentuk insan yang memiliki keahlian atau
kerampilan, seperti ketrampilan mengajar atau berdakwah.[12]
3) Tujuan-tujuan pokok (maqashid)
Tujuan pokok yang ingin dihasilkan dari proses pendidikan dilembaga
pesantren adalah lahirnya orang yang ahli dalam bidang ilmu agama
Islam. Setelah santri dapat bertanggung jawab dalam mengelola urusan
kepesantrenan dan terlihat kemapanan bidang garapannya, maka
dimulailah karir dirinya. Karir itu akan menjadi media bagi diri santri
untuk mengasaha lebih lanjut kompetensi dirinya sebagai lulusan
pesantren. Disinilah ia mengambil tempat dalam hidup, menekuni,
menumbuhkan, dan mengembangkannya.
4) Tujuan-tujuan akhir (ghayah)
Tujuan akhir adalah mencapai ridla Allah SWT. Itulah misteri
kahidupan yang terus memanggil dan yang membuat kesulitan terasa
sebagai rute-rute dan terminal-terminal manusiawi yang wajar untuk
dilalui.
4
c. Penyebaran ilmu
Penyebaran ilmu menjadi pilar utama bagi menyebarnya ajaran
Islam. Kalangan pesantren mengemas penyebaran ini dalam dakwah yang
memuat prinsip al-amru bi al-ma’ruf wa al-nahyu ‘an al-munkar. Perhatian
pesantren terhadap penyebaran ilmu ini tidak hanya dibuktikan denga
otoritasnya mencetak da’i, akan tetapi juga partisipasinya dalam
pemberdayaan masyarakat.
5
4. Pondok pesantren khalaf/modern: yaitu pesantren yang sudah lengkap
lembaga pendidikannya, antara lain adanya diniyah, perguruan tinggi,
bentuk koperasi, dan dilengkapi takhasus (bahasa arab dan inggris).
5. Pondok pesantren ideal: yaitu pesantren modern yang dilengkapi dengan
bidang ketrampilan meliputi pertanian, teknik, perikanan, perbankan.
Dengan harapan alumni pesantren benar-benar berpredikat khalifah fil
ardli.
6. Secara umum, pesantren dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yakni
pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern). Pembedaan ini
didasarkan atas dasar materi-materi yang disampaikan dalam pesantren.
Dalam sistem dan kultur pesantren dilakukan perubahan yang cukup
drastis:
a. Perubahan sistem pengajaran dari perorangan atau sorogan menjadi sistem
klasikal yang kemudian dikenal dengan istilah madrasah (sekolah).
b. Pemberian pengetahuan umum disamping masih mempertahankan
pengetahuan agama dan bahasa Arab.
c. Bertambahnya komponen pendidikan pondok pesantren, misalnya
ketrampilan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat sekitar,
kepramukaan untuk melatih kedisiplinan dan pendidikan agama, kesehatan
dan olahraga serta kesenian yang Islami.
d. Lulusan pondok pesantren diberikan syahadah (ijazah) sebagai tanda tamat
dari pesantren tersebut. Biasanya ijazah bernilai sama dengan ijazah
negeri.
e. Lembaga pendidikan tipe universitas sudah mulai didirikan di kalangan
pesantren.
Modernisasi dalam pendidikan Islam merupakan pembaharuan yang
terjadi dalam pondok pesantren. Setidak-tidaknya dapat menghapus image
sebagian masyarakat yang menganggap bahwa pondok pesantren hanyalah
sebagai lembaga pendidikan tradisional. Kini pesantren disamping
berkeinginan mencetak para ulama juga bercita-cita melahirkan para ilmuwan
sejati yang mampu mengayomi umat dan memajukan bangsa dan negara.
6
D. Materi Pendidikan dalam Pondok Pesantren
Materi pendidikan atau yang lebih dikenal dengan kurikulum
merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran dalam mencapai tujuan pendidikan. Materi pendidikan
pesantren ditentukan oleh pondok pesantren itu sendiri, oleh karenanya isi
dan tujuan materi pesantren ini harus dinamis, fleksibel, terbuka dan sesuai
dengan perkembangan zaman serta kebutuhan masyarakat.
Sebagai bagian dari pendidikan, pesantren mempunyai watak utama
yaitu sebagai lembaga pendidikan yang memiliki kekhasan tersendiri. Salah
satu ciri utama pesantren adalah adanya pengajaran kitab kuning sebagai
kurikulumnya. Kitab kuning dapat dikatakan menempati posisi yang istimewa
dalam tubuh kurikulum di pesantren.
Ditinjau dari segi materi, secara umum isi kitab kuning yang dijadikan
rujukan sebagai kurikulum pesantren dapat dikelompokkan menjadi dua.
Pertama, kelompok ajaran dasar sebagaimana terdapat pada al-Qur’an dan al-
Hadits serta ajaran dari penafsiran ulama terhadap keduanya. Kedua,
kelompok kitab kuning yang tidak termasuk dalam ajaran agama Islam akan
tetapi kajian yang masuk kedalam Islam sebagai hasil dari perkembangan
Islam dalam sejarah.
Bagi pesantren, kitab kuning sangatlah penting untuk menfasilitasi
proses pemahaman keagamaan yang mendalam sehingga mampu
merumuskan penjelasan yang segar tetapi tidak berlawanan dengan sejarah
mengenai ajaran Islam, al-Qur’an, dan Hadits Nabi. Kitab kuning yang
dijadikan referensi kurikulum begi kalangan pesantren adalah referensi yang
kandungannya sudah tidak perlu dipertanyakan lagi.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian pondok pesantren secara etimologis, adalah gabungan dari
pondok dan pesantren. Pondok, berasal dari bahasa Arab funduk yang berarti
hotel, yang dalam pesantren Indonesia lebih disamakan dengan lingkungan
padepokan yang dipetak-petak dalam bentuk kamar sebagai asrama bagi para
santri. Sedangkan pesatren merupakan gabungan dari kata pe-santri-an yang
berarti tempat santri. Menurut para ilmuwan dapat disimpulkan menjadi
lembaga keagamaan, yang memberikan pendidikan dan pengajaran serta
mengembangkan dan menyebarkan ilmu agama Islam.
Sejarah pondok pesantren memiliki kaitan erat dengan peran
Walisongo, yakni mengenai silsilah ilmu para Walisongo, bahwa kebanyakan
silsilahnya sampai pada Sunan Ampel. Misalnya, Sunan Kalijaga, beliau
adalah santri dari Sunan Bonang yang merupakan putra Sunan Ampel. Begitu
pula Sunan Kudus yang banyak menuntut ilmu dari Sunan Kalijaga.
Ciri-ciri secara umum pesantren ditandai dengan adanya: Kyai, Santri,
Asrama, Adanya pendidikan dan pengajaran agama melalui sistem pengajian.
Materi pelajaran di pesantren menggunakan acuan dari kitab kuning
dengan menggunakan metode pembelajaran bandhongan dan sorogan.
Pesantren memiliki hubungan yang erat dengan pendidikan pra-Islam,
mandala, dikarenakan memiki beberapa kesamaan. Namun dalam
penyampaian isi kajian pendidikannya sangat berbeda.
B. Saran
Demikianlah yang dapat pemakalah sampaikan, pemakalah sadar
sebagai manusia biasa, tentunya makalah ini tidak terlepas dari kesalahan dan
kekurangan. Oleh karenanya, saran dan kritik yang membangun dari pembaca
sekalian sangat pemakalah harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Dan
semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
8
DAFTAR PUSTAKA
Ali, HA. Mukti, Pondok Pesantren dalam Sistem Pendidikan Nasional: dalam
Pembangunan Pendidikan dalam Pandangan Islam, (Surabaya: IAIN sunan ampel,
1986).
Dhofier, zamakhsyari, Tradisi Pesantren Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai,
(Jakarta: LP3ES, 1982).
gembelite.blogspot.com/2011/10/makalah-perkembangan-pendidikan.html?m=1.
Diakses pada tanggal 27 Juni 2014 pukul 01.10 WIB.
Haedari, HM Amin, dkk, Masa Depan Pesantren dalam Tantangan Modernitas
dan Tantangan Kompleksitas Global, (Jakarta: IRD press, 2004).