Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

DEVISI KARAKTERISTIK DAN KOMPONEN PENDIDIKAN PESANTREN


Di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Mata Kuliah pengantar pendidikan
Dosen pengampu : MUHAMAD KHAERUL HADI, M.Pd.

DI SUSUN OLEH

MELINA : 2302060081
RIYA YANI : 2302060108
HABIBURAHMAN :2302060183

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillah wasyukurillah, segala puji dan syukur kami
persembahkan kepada tuhan sang pencipta semesta, karena dengan limpahan
rahmat dan hidayahnya, kami senantiasa berada dalam genggamannya dengan
penuh kepasrahan. Sholawat serta salam tidak lupa kami haturkan kepada
sang pencerah alam semesta dengan cahaya keimanan. Yakni dengan
kehadiran baginda Nabi Muhammad SAW yang membawa cahaya dari langit
untuk bumi yang awalnya kelabu.

Terimakasih kami ucapkan kepada kedua orang tua kami yang selalu
memberikan semangat kepada kami dengan doa dan kasih kami. Tidak lupa
pula kami ucapkan terimaksih kepada dosen pengampu, Bapak Muhamad
Khaerul Hadi,M.Pd. yang telah bersedia membimbing kami, memotivasi kami
dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami sadar jika makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata
sempurna, maka dari itu kami mohon dengan sangat hormat kepada Bapak
Muhamad Khaerul Hadi,M.Pd. untuk bersedia mengoreksi makalah yang
kami susun ini.

Harapan Kami semoga makalah yang brjudul “alat pendidikan dan


fakor-paktor pendidikan” yang kami susun ini menjadi suatu ilmu yang
bermanfaat. Amin.

Wassalamualaikum Wr.Wb.
Bonder, 01 November 2023
Penulis,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .............................................................................................I


KATA PENGANTAR ..............................................................................................II
DAFTAR ISI .............................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang ...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................2
C. Tujuan Masalah ..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................3
A. Penegrtian Pondok Pesantren .........................................................................3
B. Karakteristik Pondok Pesantren .....................................................................5
C. Sistem Pendidikan Di Pesantren ....................................................................6
D. Tujuan Pesantren ............................................................................................7
E. Unsur-Unsur Pondok Pesantren .....................................................................8
F. Peran Pondok Pesantren Dalam Pengembangan Masyarakat .......................12

BAB III PENUTUP ..................................................................................................15


A. Kesimpulan ....................................................................................................15
B. Saran ...............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan islam dimana
didalamnya belajar ilmu agama. Seperti kitab-kitab kalasik, dan kitab-kitab
syariat lainnya. Dan pada perkembangannya pondok pesantren mengalami
kemajuan yang tidak hanya berkutat pada pengkajian agama atau kitab-kitab
klasik, Melaikan pengajaran tentang ilmu-ilmu pengetahuan umum modern
yang sudah diperkenalkan termasuk teknologi.

Adanya berbagai macam bidang kemajuan keilmuan yang diadopsi


oleh pesantren tetap menjadi perhatian dan pengawasan pesantren, karena hal
ini perlu dilakukan oleh pesantren untuk mengantisipasi adanya masalah,
utamanya dalam menyaring dampak negatif keilmuan-keilmuan modern yang
akan merusak citra pondok pesantren itu sendiri, sehingga
pemprogramannyapun dibatasi dan hanya sebagai kepentingan tertentu saja.

Sehubungan dengan hal tersebut pondok pesantren tidak hanya sebagai


wadah pengkajian ilmu agama islam melainkan juga sebagai wahana
pemberdaya umat. hal ini dikarenakan kemajuan pondok pesantren dari masa
ke masa, Seperti yang kita ketahui bersama bahwa visi dan misi pondok
pesantren bukanlah rahasia publik akan tetapi fungsi maupun peran pesantren
memanglah benar sebagai pemberdaya umat baik dari berbagai bidang seperti;
syi’ar keagamaan (dakwah) pengkajian kitab, sejarah, seni budaya, ilmu
pengatahuan alam, astronomi, teknologi, olahraga, politik, bidang ekonomi,
dan lain sebagainya.

Secara kasat mata ada timbal balik antara pondok pesantren dan
masyarakat (umat) tidak bisa dipisahkan karena keduanya adalah dua sisi
yang bersinambungan, olek karena itu penyusun akan menguraikan peran

1
pondok pesantren dalam pemberdayaan umat. Dengan latar belakang diatas
serta rumusan masalah yang diambil diharapkan menjadikan titik temu bukti
terhadap adanya judul makalah diatas.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan judul makalah yang kami susun ini , maka dalam
makalah ini kami akan membahas tentang pesantren dan pemberdaya umat
dengan rumusan masalah:

1. Apa pengertian pesantren?


2. Seperti apa karakteristik pondok pesantren?
3. Bagaimana Sistem pendidikan di pesantren?
4. Apa tujuan pesantren?
5. apa unsur-unsur pondok pesantren?
6. Apa peran pondok pesantren dalam pengembangan masyarakat ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian pesantren
2. Untuk mengetahui karakteristik pondok pesantren
3. Untuk megetahui system pendidikan di pesantren
4. Untuk mengetahui tujuan pesantren
5. untuk mengetahui unsur-unsur pondok pesntren
6. Untuk mengetahui Peran pondok pesantren dalam pengembangan
masyarakat

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pondok Pesantren
Sebagai bentuk perbandingan kami cantumkan beberapa pendapat
tentang pengertian pondok pesantren, antara lain sebagai Berikut:

1. pondok berasal dari Bahasa Arab funduuq (‫ )فندوق‬yang berarti


penginapan. asrama atau wisma sederhana, karena pondok memang
sebagai tempat penampungan sederhana dari para pelajar/santri yang
jauh dari tempat asalnya (Zamahsyari Dhofir, 1982: 18)
2. pesantren merupakan lembaga dan wahana agama sekaligus sebagai
komunitas santri yang “ngaji” ilmu agama islam. Pondok pesantren
sebagai lembaga tidak hanya identik dengan makna keislaman, tetapi
juga mengandung makna keaslian (indigenous) Indonesia, sebab
keberadaannya mulai dikenal pada periode abad ke 13-17 M, dan di
jawa pada abad ke 15-16 M.
3. Pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan yang mempunyai
kekhasan tersendiri dan berbeda dengan lembaga pendidikan lainnya.
Pendidikan di pesantren meliputi pendidikan islam, dakwah,
pengembangan kemasyarakatandan pendidikan lainnya yang sejenis.
Para peserta didik pada pesantren disebut santri yang umumnya
menetap di pesantren. Tempat dimana para santri menetap, di
lingkungan pesantren, disebut dengan istilah pondok. Dari snilah
timbul istilah pondok pesantren.
4. Pesantren merupakan subkultur pendidikan di Indonesia sehingga
dalam menghadapi pembaharuan akan memberikan warna yang unik.
Dari beberapa pendapat diatas tidak dijumpai perbedaan dengan kata
lain pandangan tokoh-tokoh terhadap pondol pesantren memiliki kesamaan

3
yang mana persamaan ini merujuk pada pendidikan agama islam yang berciri
khas pengajian kitab kuning, pengajian syariat islam, dan ilmu agama.

Dalam penjelasan lain disebutkan Pesantren adalah tempat para santri


belajar ilmu agama islam. Kata pesantren berasal dari kata “santri”
yang artinya murid yang belajar ilmu agama islam. Disebut pesantrian atau
pesantren karena seluruh murid yang belajar atau thalabul ilmi di pesantren
disebut dengan istilah santri. Tidak dikenal dengan sebutan siswa atau murid.
Sebutan santri merupakan konsep yang sudah baku, meskipun maknanya
sama dengan siswa, murid, atau anak didik.

Adapun dalam arti yang sempit, santri adalah seorang pelajar sekolah
agama. yang bermukim di suatu tempat yang disebut pondok atau pesantren.
Sedangkan dalam arti yang luas dan yang lebih umum, santri mengacu pada
identitas seseorang sebagai bagian dari bebagai komunitas penduduk jawa
yang menganut islam secara konsekuen yang sembahyang dan pergi ke masjid
jika hari jum’at dan sebagainnya.

Di indonesia pesantren merupakan lembaga pendidikan yang sudah


lama dikenal sejak zaman kolonial, umur pesantren sudah sangat tua dan tidak
pernah lekang diterpa oleh perubahan zaman. meskipun pada saat ini banyak
budaya dan tradisi yang masuk ke Indonesia khususnya di sector pendidikan
hal tersebut tidak menjadikan pesantren stagnaan terutama di Madura
yang eksistensi pondok pesantren tetap kokoh hal itu dikarenakan
masyarakat Madura memiliki doktrin keagamaan yang cukup besar, atau
diidentik dengan keagamaan (Agamis). Namun perubahan zaman sedikit
banyak berpengaruh terhadap penyelenggaraannya pendidikan pesantren.
Sehingga muncul istilah pondok pesantren modern Semakin lama, pesantren
mengalami kemodernan dan jumlahnyapun semakin banyak.

4
Modernisasi telah merambah ke berbagai bidang kehidupan umat
manusia termasuk pesantren. Modernisasi yang terjadi dan terlaksana di dunia
pesantren memiliki karakteristik tersendiri. Keunikan pesantren terletak pada
kealotan dan kuatnya proses tarik menarik antara sifat dasar tradisional
dengan potensi dasar modernisasi yang progresif dan senantiasa berubah.
Pesantren juga mempertahankan kesopanan (tatakrama) yang baik bagi para
santrinya dan menjadi hal yang paling utama dan sudah menjadi ciri khas di
berbagai pesantren yang ada di Indonesia khususnya di Madura.

B. Karakteristik Pondok Pesantren


Pondok pesantren memiliki karakteristik yang pada umumnya pondok
pesantren memiliki tempat-tempat belajar yang saling berdekatan sehingga
memudahkan para santri untuk melangsungkan proses pembelajaran, diantara
tempat itu berupa madrasah sebagai tempat pembelajaran, asrama sebagai
tempat tinggal santri yang mondok, masjid sebagai tempat ibadah para
penghuni pesantren dan juga sebagai pusat belajar para santri, perpustakaan
sebagai tempat peminjaman berbagai kitab dan buku-buku pelajaran, rumah
tempat tinggal kyai, ustadz dan ustadzah, dapur umum yang digunakan
sebagai tempat memasak untuk para santri, dan tempat pemandian para santri.

Ada beberapa karakteristik pesantren secara umum dapat dijelaskan


sebagai berikut:

1) Pondok pesantren tidak menggunakan batasan umur bagi santri-santri.


2) Sebagai sentral peribadatan dan pendidikan islam.
3) Pengajaran kitab-kitab islam klasik.
4) Santri sebagai peserta didik. Dan
5) Kyai sebagai pemimpin dan pengajar di pesantren.

5
C. Sistem Pendidikan di Pesantren
Sistem pendidikan pondok pesantren dapat diartikan serangkaian
komponen pendidikan dan pengajaran yang saling berkaitan yang menunjang
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh pondok pesantren.

Pondok pesantren tidak mempunyai rumusan yang baku tentang sistem


pendidikan yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi semua pendidikan di
pondok pesantren. Hal ini disebabkan karakteristik pondok pesantren sangat
bersifat personal dan sangat tergantung pada Kiai pendiri. Pondok pesantren
mempunyai tujuan keagamaan, sesuai dengan pribadi dari Kiai pendiri.
Sedangkan metode mengajar dan kitab yang diajarkan kepada santri
ditentukan sejauh mana kualitas ilmu pengetahuan Kiai dan dipraktekkan
sehari-hari dalam kehidupan. Kebiasaan mendirikan pondok pesantren
dipengaruhi oleh pengalaman pribadi Kiai semasa belajar di pondok
pesantren.

Amin Rais, mengemukakan bahwa dalam mekanisme kerjanya, sistem


yang ditampilkan pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan
dengan sistem yang diterapkan dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:

a. Memakai sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh


dibandingkan dengan sekolah modern, sehingga terjadi hubungan dua
arah antara santri dan Kiai.
b. Kehidupan di pesantren menampakkan semangat demokrasi karena
mereka praktis bekerja sama mengatasi problema nonkurikuler
mereka.
c. Para santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar
dan ijazah, karena sebagian besar pesantren tidak mengeluarkan
ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan hatinya untuk masuk
pesantren tanpa adanya ijazah tersebut.

6
d. Sistem pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme,
persaudaraan, persamaan, rasa percaya diri dan keberanian diri.
e. Alumni pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan
pemerintahan, sehingga mereka hampir tidak dapat dikuasai oleh
pemerintah.
D. Tujuan Pesantren
Eksistensi pesantren mutlak memiliki tujuan, tujuan pesantren tentu
tidak akan lepas dari kesinambungan visi dan misi pesantren itu sendiri,
karena adanya pesantrenpun didasari oleh tujuan. Sehubungan dengan hal itu
dapat dibedakan tujuan umum dan khusus didalam pesantren atau bisa
dikatakan tujuan pesantren yang secara luas dan sempit, tujuan pesantren
secara umum/ luas ini merupakan tujuan yang memang dimiliki oleh pluralitas
pesantren dalam suatu wilayah, sedangkan tujuan pesantren yang secara
sempit/khusus merupakan tujuan yang dimiliki oleh satu pesantren tertentu.

Tujuan institusional pesantren yang lebih luas dengan tetap


mempertahankan hakikatnya dan diharapkan menjadi tujuan pesantren secara
nasional pernah diputuskan dalam Musyawarah/Lokakarya Intensifikasi
Pengembangan Pondok Pesantren di Jakarta yang berlangsung pada 2 s/d 6
Mei 1978: “Tujuan umum pesantren adalah membina warga negara agar
berkepribadian Muslim sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam dan
menanamkan rasa keagamaan tersebut pada semua segi kehidupannya serta
menjadikannya sebagai orang yang berguna bagi agama, masyarakat, dan
negara”.

Adapun tujuan khusus pesantren adalah sebagai berikut.

1) Mendidik siswa/santri anggota masyarakat untuk menjadi seorang


Muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, memiliki

7
kecerdasan, keterampilan dan sehat lahir batin sebagai warga negara
yang berpancasila.
2) Mendidik siswa/santri untuk menjadikan manusia Muslim selaku
kader-kader ulama dan mubaligh yang berjiwa ikhlas, tabah, tangguh,
wiraswasta dalam mengamalkan sejarah Islam secara utuh dan
dinamis.
3) Mendidik siswa/santri untuk memperoleh kepribadian dan
mempertebal semangat kebangsaan aar dapat menumbuhkan manusia-
manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya dan
bertanggungjawab kepada pembangunan bangsa dan Negara
4) Mendidik tenaga-tenaga penyuluh pembangunan mikro (keluarga) dan
regional (pedesaan/masyarakat lingkungannya).
5) Mendidik siswa/santri agar menjadi tenaga-tenaga yang cakap dalam
berbagai sektor pembangunan, khususnya pembangunan mental-
spiritual.
6) Mendidik siswa/santri untuk membantu meningkatkan kesejahteraan
sosial masyarakat lingkungan dalam rangka usaha pembangunan
masyarakat bangsa.
E. Unsur-Unsur Pondok Pesantren
Gambaran umum tentang pendidikan pondok pesantren terfokus pada
dua persoalan pokok, yaitu unsur-unsur fisik yang membentuk pesantren dan
ciri-ciri pendidikannya. Menurut Prof. Dr. A. Mukti Ali, unsur-unsur fisik
pesantren terdiri dari Kyai yang mengajar dan mendidik, Santri yang belajar
dari kyai, Masjid, tempat untuk menyelenggarakan pendidikan, shalat
berjamaah dan sebagainya, dan pondok, tempat untuk tinggal para santri.

1. kyai
Posisi paling sentral dan esensial dari suatu pondok pesantren
di pegang Kyai. Oleh karena itu Kyai memiliki kewenangan dan

8
tanggung jawab penuh atas pertumbuhan dan perkembangan pondok
pesantrennya. Mengingat peranannya yang begitu besar ini maka
dapat dikatakan bahwa maju atau mundurnya pondok pesantren
tergantung pada kepribadian kyainya.
Peranan ustadz/Kyai terhadap santrinya sering berupa peranan
seorang ayah. Selain sebagai guru, kyai juga bertindak sebagai
pemimpin rohaniyah keagamaan serta bertanggung jawab atas
perkembangan kepribadian maupun kesejatan jasmaniah santri-
santrinya. Dalam kondisinya lebih maju kedudukan seorang Kyai
dalam pondok pesantren sebagai tokoh primer. Kyai sebagai
pemimpin, pemilik dan guru yang utama, kerja sangat berpengaruh
di pesantren tapi juga berpengaruh terhadap lingkungan
masyarakatnya bahkan terdengar keseluruhan penjuru nusantara.
2. santri
Istilah santri terdapat di pesantren sebagai pengejawentahan
adanya haus akan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang
yang memimpin sebuah pesantren. Pesantren yang lebih besar,
akibat struktur santri yang antar regional, memiliki suatu arti
nasional. Sedangkan pesantren yang lebih kecil biasannya
pengaruhnya bersifat regional karena santri-santrinya datang dari
lingkungan yang lebih dekat.

Dengan memasuki suatu pesantren, seorang santri muda


menghadapi suatu tatanan sosial yang pengaturannya lebih longgar,
tergantung kepada kemauan masing-masing untuk turut serta dalam
kehidupan keagaaman dan pelajaran-pelajaran di pesantren secara
intensif. Sedangkan berdasarkan tempat kediaman mereka, santri
dibedakan menjadi dua kelompok yaitu :

9
a. Santri Mukim, yaitu murid-murid yang berasal dari daerah
yang jauh dan menetapkan di dalam kompleks pesantren.
b. Santri kalong, yaitu murid-murid yang berasal dari desa-desa
di sekitar pesantren dan biasannya tidak menetap di dalam
kompleks pesantren.
Pada awal perkembangan pondok pesantren, tipe ideal dari
kegiatan menurut ilmu tercermin dalam “santri kelana” yang
berpindah-pindah dari satu pesantren kepesantren lainnya guna
memperdalam ilmu keagamaan pada kyai-kyai terkemuka. Dengan
masuknya sistem madrasah kedalam pondok pesantren dan
ketergantungan santri pada ijazah formal, nampaknya belakangan ini
tradisi santri semakin memudar.

3. masjid
Di dalam tradisi Islam, masjid tidak dapat dipisahkan dari
proses pendidikan, sejak masa Nabi Muhammad Saw menyebarkan
Agama Islam hingga sekarang masjid tetap menjadi tempat
diselenggarakannya pendidikan keagamaan.

Lembaga-lembaga pesantren, khusunya di pulau jawa,


memegang teguh tradisi ini. Ini dapat dilihat dari penyelenggaraan
pendidikan di pondok pesantren dimana kyai mengajar santri-
santrinya di masjid dan menjadikannya pusat pendidikan bagi
pondok pesantren.

Seorang kyai yang ingin membangun sebuah pesantren


langkah pertama yang dilakukannya biasanya adalah membangun
masjid didekat tempat tinggalnya. Di dalam masjid inilah kyai
tersebut menanamkan disiplin para santri dalam melaksanakan shalat

10
lima waktu, memperoleh pengetahuan Agama dan kewajiban Agama
lainya.

4. pondok
Pondok adalah tempat tinggal bersama atau (asrama) para
santri yang merupakan ciri khas pondok pesantren yang
membedakan dari model pendidikan lainya. Fungsi pondok pada
dasarnya adalah untuk menampung santri-santri yang datang dari
daerah yang jauh. Kecuali santri-santri yang berasal dari desa-desa
disekitar pondok pesantren, para santri tidak diperkenankan
bertempat tinggal di luar kompleks pesantren, dengan pengaturan
yang demikian, memungkinkan kyai untuk mengawasi para santri
secara intensif, tradisi dan transmisi keilmuan di lingkungan
pesantren membentu tiga pola sebagai fungsi pokok pesantren.
Sebagaimana telah disebutkan diatas, tugas dan peranan kyai bukan
hanya sebagai guru, melainkan juga sebagai pengganti ayah bagi
para santrinya dan bertanggung jawab penuh dalam membina
mereka.

Besar kecilnya pondok tergantung dari jumlah santri yang


datang dari daerah-daerah yang jauh, dan keadaan pondok pada
umumnya mencerminkan kemerdekaan dan persamaan derajat. Para
santri biasanya tidur di atas lantai tanpa kasur dengan papan-papan
yang terpasang di atas dinding sebagai tempat penyimpanan barang-
barang. Tanpa membedakan status sosial ekonomi santri, mereka
harus menerima dan puas dengan keadaan tersebut

5. Pengajaran Kitab-kitab Islam Klasik


Untuk masa yang cukup lama, pengajaran kitab-kitab Islam
klasik menandai pendidikan pesantren pada umumnya. Kitab-kitab

11
yang diajarkan terutama karangan-karangan ulama yang menganut
faham syafi’I. Nurcholis majid mengemukakan kitab-kitab klasik
yang menjadi konsentrasi keilmuwan di pesantren meliputi cabang
ilmu-ilmu:

a) Fiqih misalnya safinah al-Najah, fath al-Qarib Sulam al-


Taufiq, fathul al- wahab
b) Ilmu tauhid misalnya Aqqidah al-awam, bada’ula amal
dan sanusiah
c) Ilmu tasawuf misalnya Al-Irsyadu, al-Ibad, tanbih al-
ghafilin, alhikam
d) Ilmu nahu sharaf misal al-imriti, awamil, al-maqsud.
Dari keempat kelompok kitab-kitab tersebut di atas
dikelompokkan lagi menjadi tiga tingkatan yaitu :

a) Kitab-kitab dasar
b) Kitab-kitab tingkat menengah
c) Kitab-kitab besar.
Seperti yang telah diuraikan di muka sejak dibukanya
terusan suez yang melancarkan hubungan Islam dengan pusat
Islam–mekah dan madinah, perkembangan baru yang melanda
kalangan muda muslim, khususnya di jawa, banyak diantara mereka
yang menuntut ilmu dan bermukim disana untuk bertahun-tahun.
Sekembalinya mereka ketanah air, pada umumnya membawa kitab-
kitab islam. Hal ini mendorong terjadinya heterogenitas kitab-kitab
yang diajarkan dikalang pesantren hingga sekarang

F. Peran pondok pesantren dalam pengembangan masyarakat


Pada masa sekarang umat menghadapi tantangan berat dari pihak luar
yang berimplikasi terhadap kehidupan umat beragama. Tantangan itu mulai

12
dari kolonialisme dan imperialisme yang menghasilkan benturan keras antara
kebudayaan barat dan kebudayaan islam. Sebagai respon dari tantangan diatas
para pemikir intelektual muslim melancarkan upaya modernisasi yang muncul
dalam beragam dan karakteristiknya, modernisasi pendidikan islam adalah
suatu hal yang sangat penting dalam melahirkan peradaban islam yang
modern.

Pandangan Muchlis Sholichin diatas dalam bukunya benar-benar fakta


yang genting untuk dibahas dan dibenahi, dimana perputaran zaman terus
mengeser pola pikir masyarakat dan gaya hidup masyarakat khususnya dalam
dinamikan agama. Dikaitkan dengan masalah tersebut nampak pesantren
memiliki tugas atau peran yang turut membendung problematika zaman,
dengan kata lain pesantren memiliki peran aktif untuk pengembangan
masyarakat. Kembali pada permasalahan diatas bahwa adanya kemajuan
zaman mengeser pola pikir masyarakat dalam setiap bidang kehidupan
khususnya dalam beragama, masyarakat sudah mulai dimasuki berbagai
kecanggihan yang secara persentasenya berpengaruh besar terhadap seluruh
bidang kebutuhan masyarakat.

Akibatnya, jika tidak ada yang berperan dalam menyaring bidang


kemajuan tersebut maka masyarakat akan menjadi rusak. Tentu, ini
berimplikasi ke berbagai bidang yang dimiliki masyarakat utamanya dalam
beragama. Kekokohan beragama masyarakat akan merosot dan masalah umat
akan terus bermunculan, pertikaian, pertengkatan, permusuhan dan lain
sebagainya. Ada fakta yang sangat mendasar dalam problematika ini seperti
halnya: 1) merosotnya kekentalan masyarakat dalam beragama, 2) Ideal
masyarakat rendah, 3) Rendahnya minat pendidikan masyarakat, 4) Dan
lemahnya pengawasan masyarakat terhadap penyimpangan, 5) Hanya gemar
menjadi konsomen barang teknologi 6) Rendahnya kultur masyarakat dan
sebagainya.

13
Beberapa faktor diatas adalah pemicu merosotnya pola pikir
masyarakat utamanya dalam beragama. Sehingga kemudian untuk
mengantisipasi hal tersebut diatas keselurhannya adalah dengan
pengembangan pendidikan islam yang tentunya dapat memperdayakan umat
(masyarakat).

Kemudian dalam melakukan kegiatan pemberdayaan umat, peran


pesantren haruslah:

1. Menjadi sentral pengembangan pendidikan agama islam


2. Menjadi wadah pengembangan masyarakat
3. Menjadi pensosialisasi terhadap kemajuan zaman dan pengaruhnya
4. Mengabdi dan ikut serta dalam pembangunan masyarakat
5. Menyediakan bidang-bidang pengetahuan modern seperti : bahasa,
teknologi, sosial budaya, politik, olah raga, pertanian, ekonomi.
6. Mengembangkan potensi masyarakat
7. Menjadi pengawas terhadap penyimpangan masyarakat
8. Mengiring masyarakat menuju masyarakat madani.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pondok berasal dari Bahasa Arab funduuq (‫ )فندوق‬yang berarti
penginapan. asrama atau wisma sederhana, karena pondok memang sebagai
tempat penampungan sederhana dari para pelajar/santri yang jauh dari tempat
asalnya (Zamahsyari Dhofir, 1982: 18)

pesantren merupakan lembaga dan wahana agama sekaligus sebagai


komunitas santri yang “ngaji” ilmu agama islam. Pondok pesantren sebagai
lembaga tidak hanya identik dengan makna keislaman, tetapi juga
mengandung makna keaslian (indigenous) Indonesia, sebab keberadaannya
mulai dikenal pada periode abad kse 13-17 M, dan di jawa pada abad ke 15-
16.

Pemberdaya umat adalah upaya menjadikan umat (masyarakat) ideal


dari berbagai aspek kehidupan. Seperti yang diagrumentasikan diatas
pemberdayaan (Empowement) adalah salah satu strategi atau merupakan
paradigma pembangunan yang dilaksanakan dalam kegiatan pembangunan
masyarakat. Pembangunan masyarakat senantiasa dilakukan oleh pesantren
karena ini merupakan peran dari pesantren dalam membawa keberadaban
umat dibawah panduan agama islam.

B. Saran
Demikianlah isi makalah ini yang kami susun, dengan penuh
kesadaran kami yang hanya manusia biasa yang tak pernah luput dari salah
dan lupa, mohon maaf jika ada kekeliruan dari segi ketikan tulisan dan
argumen diatas. Dan yang paling penting adalah kami berpengharapan besar

15
kepada Bapak pengampu mata kuliah Sejarah Perdaban Islam di Indonesia
untuk terus mengakawal kami, memberi tinjauan pada makalah kami, dan
selanjutnya kepada sahabat-sahabat pembaca yang budiman kami mengaharap
kritikan dan saran sahabat-sahabat sekalian pada makalah kami ini yang
tentunya akan menambah/meningkatkan wawasan berpikir kami kedepannya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Mahmudi. Prinsip-Prinsip Kerja Participatory Action Research (PAR).


Yogyakarta.
Ahmad Mahmudi. Prinsip-Prinsip Kerja Participatory Action Research (PAR).
Yogyakarta.
Ali Anwar, Pembaharuan Pendidikan di Pesantren Lirboyo Kediri, (Yogyakarta:
PUSTAKA PELAJAR, 2011)

Ali Anwar, Pembaharuan Pendidikan Di Pesantren Lirboyo


Kediri, (Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR, 2011), hlm. 23-25
Departemen agama RI direktorat jenderal kelembagaan agama islam, Pondok
Pesantren dan Madrasah Diniyah (Jakarta: 2003)
Departemen agama RI direktorat jenderal kelembagaan agama islam, pondok
pesantren dan madrasah diniyah (Jakarta: 2003), hlm.1
Drs. Hasan Basri,M.Ag. Ilmu Pendidikan Islam (jilid II), (Bandung: ANGKASA,
2009)
Drs. Hasan Basri,M.Ag. ilmu pendidikan islam (jilid II), (Bandung: ANGKASA,
2009), hlm.76.
http://sibolang-lampung.blogspot.com/2011/04/sistem-pendidikan-pondok-
pesantren.html
http://sibolang-lampung.blogspot.com/2011/04/sistem-pendidikan-pondok-
pesantren.html
http://tsalmans.blogspot.com/2010/05/pengertian-pondok-pesantren.html
http://tsalmans.blogspot.com/2010/05/pengertian-pondok-pesantren.html
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren (Jakarta: INIS, 1994)
Mastuhu, dinamika sistem pendidikan pesantren (Jakarta: INIS, 1994), hlm.6.
Mohammad muchlis solichin, Masa Depan Pesantren, (Surabaya. SALSABILA.
2013)
Mohammad Muchlis Solichin, masa depan pesantren, Surabaya. SALSABILA.
2013. Hlm.35-3

17
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA, Kapita Selekta Pendidikan Islam (bandung:
ANGKASA, 2003),
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA, kapita selekta pendidikan islam (bandung:
ANGKASA, 2003), hlm.115.

18

Anda mungkin juga menyukai