2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur bagi Allah SWT Yang Maha Penyang, Maha Pengasih
dan Maha Pemberi Pertolongan sehinggan penulis dapat menyelesaikan makalah
“Berkenalan dengan Pesantren, Madrasah, dan Sekolah” ini. Shalawat dan salam selalu
senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat-
sahabatnya serta orang orang yang mengikuti ajaranya.
Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Munirah, S.Pd., M.Ag. selaku dosen
pengampu mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam yang telah membantu kami baik secara
moral maupun materi.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna
menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat
untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Kelompok 7
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Pesantren.............................................................................................3
B. Madrasah.............................................................................................4
C. Sekolah...............................................................................................5
3. Sekolah ........................................................................................8
dan Sekolah.........................................................................................9
A. Kesimpulan.........................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
ingin mendalami agama Islam saja tanpa ilmu lain. Serta Madrasah diminati oleh
masyarakat yang mendambakan keterpaduan di antara dua ilmu tersebut.
B. Rumusan Masalah
2. Apa saja Karakteristik Pendidikan Agama Islam pada pesantren, madrasah, dan
sekolah?
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pesantren
Kata pesantren berasal dari kata dasar “santri,” sehingga bisa menjadi kata
pesantrian atau yang lebih dikenal dengan pesantren. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia kata pesantren berarti “asrama tempat santri atau tempat murid-murid
belajar mengaji” atau bisa diartikan sebagai “pondok.” Sedangkan kata pondok
punya arti pertama “bangunan untuk tempat sementara” (seperti yang didirikan di
ladang, di hutan), kedua “rumah (sebutan untuk merendahkan diri),” ketiga
bangunan tempat tinggal yang berpetak-petak dan berdinding bilik dan beratap
rumbai (tempat tinggal beberapa keluarga), empat “madrasah dan asrama (tempat
mengaji, belajar agama Islam).”
3
memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli
ilmu agama. Dari situ dapat dikatakan bahwa pesantren merupakan lembaga yang
menfungsikan diri sebagai lembaga yang hanya memfokusikan diri pada hal-hal
yang terkait dengan ajaran agama Islam. Artinya, pada pesantren bisa terndapat
pondok (asrama) untuk menginap santri atau bisa juga tidak ada sehingga santri
pulang pergi dari rumah.
B. Madrasah
Madrasah adalah sekolah atau perguruan yang didasarkan pada agama
Islam. Sedangkan jenjangnya ada Madrasah Ibtidaiyah yaitu sekolah agama Islam
tingkat dasar (SD), Madrasah Sanawiyah yaitu sekolah agama (Islam) pada tingkat
menengah pertama (SMP) , dan Madrasah Aliah yaitu sekolah agama (Islam) pada
tingkat menengah atas (SMA). Sedang bila ditinjau dari aspek sejarah, setidaknya
ada dua faktor penting yang melatarbelakangi kemunculan madrasah. Pertama,
adanya penggugatan atas sistem pendidikan Islam tradisional yang kurang bisa
memenuhi kebutuhan pragmatis masyarakat. Kedua, adanya kekhawatiran atas
cepatnya perkembangan lembaga “sekolah” yang dipelopori oleh Belanda, sehingga
bisa menimbulkan pemikiran yang sekuler di Masyarakat. Oleh karena itu, untuk
mengatasi masalah tersebut masyarakat Muslim (utamanya modernis) berusaha
melakukan reformasi melalui upaya pengembangan pendidikan dan pemberdayaan
madrasah.
4
Dapat disimpulkan madrasah adalah lembaga pendidikan yang diakui secara
hukum yang orientasi utamanya untuk mengadakan pembaharuan pendidikan
Islam. Baik dari segi keilmuan, manajemen, sistem pembelajaran, dan pasca
terbitnya SKB 3 Menteri 1975 yaitu untuk memenuhi formalitas (ijazah dll).
Dengan maksud bisa tercapainya generasi umat islam yang mampu menguasai ilmu
pengetahuan agama sekaligus ilmu pengetahuan umum secara seimbang. Madrasah
juga bisa dimaksudkan sebagai bentuk eksistensi sekaligus identitas kultur
keagamaan umat Islam dalam dunia pendidikan Modern. Artinya, dengan
memberikan label atau istilah “madrasah” pada lembaga pendidikan maka terkesan
memiliki nilai kelebihan sendiri.
C. Sekolah
Kata “sekolah” salah satunya memiliki arti “bangunan atau lembaga untuk
belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran.” Serta salah
satu dari beberapa arti lainnya yaitu “usaha menuntut kepandaian (ilmu
pengetahuan); pelajaran; pengajaran.” Sedangkan secara khusus sekolah agama
diartikan sebagai sekolah yang memberikan pendidikan dalam bidang keagamaan.
5
D. Karakteristik Pendidikan Agama Islam pada Pesantren, Madrasah, dan
Sekolah
1. Pesantren
6
fakta-kongkrit di masyarakat menunjukkan bahwa pesantren bisa memajukan
mutu pendidikan dengan cara mereka sendiri. Tentunya dengan kadar
kompetensi lulusan yang mereka bangun sendiri (sesuai dengan ciri khas
pesantren masing-masing). Kepatuhan lembaga pendidikan terhadap aturan dari
pemerintah mereka nilai berdampak pada fenomena pendidikan yang terkooptasi
oleh birokrasi. Dampaknya, visi dan misi yang dibangun sejak awal dapat
dihilangkan sehingga terjadi penumpulan pandangan pesantren dalam membaca
arah kebutuhan (bukan kemauan atau keinginan) masyarakat yang sebenarnya.
2. Madrasah
7
Sebagaimana yang telah banyak diketahui, bahwa Madrasah merupakan
lembaga pendidikan pembaharuan dari pola pendidikan pesantren. Walaupun
menurut Arief Furchan pembaharuan pada awalnya hanya sekedar mekanisme
dan tampilan saja. Sedangkan kurikulumnya 100% masih berisi pelajaran agama.
Perbedaannya dengan pesantren adalah di Madrasah terdapat bangku, papan
tulis, ulangan, ujian, dan adminstrasi lainnya. Akibatnya, karena kurikulumnya
berbeda maka lulusan atau siswa dari madrasah pada masa itu tidak dapat
melanjutkan atau pindah ke sekolah umum. Adapun orang tua yang ingin
anaknya mendapat ilmu agama sekaligus ilmu umum harus menyekolahkan
anaknya di dua tempat, di sekolah umum dan di madrasah. Dengan kata lain
madrasah seperti itu hakikatnya adalah pesantren tapi berlabel madrasah.
3. Sekolah
8
Sekolah dalam pendidikan Islam memiliki kewajiban untuk membimbing
peserta didiknya dalam mendalami Pendidikan Agama Islam. Di mana menurut
Haidar Putra Daulay, bahwa peran trilogi pendidikan yaitu keluarga, sekolah,
dan masyarakat. Di mana pendidikan agama Islam di sekolah hanya sebagian
dari upaya pendidikan. Oleh karena itu, penyelenggaraan pendidikan agama
harus ada jaringan kerja sama antar tiga wilayah tersebut. Setidaknya sejauh
mana hubungan antara sekolah dengan keluarga (rumah tangga).
9
Hal tersebut sesuai dengan pembahasan halaman sebelumnya, yaitu tentang
UUD 1945 amandemen ke-4 Pasal 31 ayat 3. Serta menurut amanat UU Sisdiknas
No. 20 Tahun 2003 bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
1. Menjadikan agama sebagai hal yang lebih penting dari pada sekolah. Kendati
terpaksa harus dimasukan pada sekolah umum, maka akan diselingi dengan
pendidikan agama di pesantren.
10
3. Menjadikan sekolah dan agama sebagai pilihan yang sama-sama penting. Orang
tua seperti ini sebisa mungkin akan menghindari sekolah yang berbasis non
muslim.
1. Visi dan misi lembaga; arah pendidikannya ke kultur mana, bidang apa, keahlian
apa, dan ingin dibentuk menjadi apa.
2. Kualitas pendidikan; biasanya ukuran yang digunakan adalah lulus UN, juara
lomba (sains), bisa diterima kampus favorit, dan memiliki keunggulan khusus
(nahwu saraf dan hafal al Quran).
3. Outcome; bisa ikut peran serta dalam kehidupan masyarakat, berkarir, bekerja,
dan berkarya.
5. Biaya non operasional; jarak jauh atau dekatnya (untuk biaya kost, transportasi,
dll), biaya tambahan dari sekolah, dan biaya lain.
6. Ijazah; bisa mendapatkan ijazah atau bisa bersekolah untuk martabat dan harga
diri.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
12
Sedangkan pilihan lainnya adalah konsep pendidikan berbentuk sekolah yang
berbasis pesantren. Yakni, pengintegrasian nilai-nilai luhur atau budaya (ciri khas)
pesantren serta nilai Islam disertai dengan mempelajari ilmu pengetahuan umum.
13
DAFTAR PUSTAKA
Hamid, Abdulloh dan Putu Sudira, “Penanaman Nilai-nilai Karakter Siswa SMK
Salafiyah Program Keahlian Tekni Komputer dan Jaringan (TKJ) Kajen,
14
Margoyoso, Pati, Jawa Tengah,” email: doelhamid07@gmail.com, file
didownload tanggal 25 Mei 2022.
Hanafy, Muh. Sain. “Paradigma Baru Pendidikan Islam dalam Upaya Menjawab
Tantangan Global,” Lentera Pendidikan, Vol. 12 No.2 (Desember, 2009), 174.
Haningsih, Sri. “Peran Strategis Pesantren, Madrasah, dan Sekolah Islam di Indonesia,”
el-Tarbawi Jurnal Pendidikan Islam No. 1 Vol. 1 2008, 27-39.
Sholeh, Agus. “Posisi Madrasah di Tengah Tuntutan Kualtas,” dalam Sejarah Sosial
Pendidikan Islam, ed. Suwito dan Fauzan. Jakarta: Kencana, 2005.
15